Anda di halaman 1dari 8

Pengawasan dan Pengendalian Waktu Pekerjaan (Time Control)

Pengawasan dan Pengendalian Waktu atau bisa kita sebut dengan penjadwalan
merupakan alat yang diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek
dengan beberapa kegiatan, tahap pelaksanaan umumnyadapat dibayangkan sehingga
penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada
proyek berskala besar dimana selain jumlah kegiatan yang sangat banyak dan rumitnya
ketergantungan antar kegiatan tidak mungkin lagi diolah dalam pikirran. Penjadwalan
dan pengontrolan menjadi rumit, jadi sangatlah penting agar kegiatan dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien.

Unsur utama dari penjadwalan adalah peramalan (forecasting), walaupun perlu disadari
bahwa perubhan-perubahan dapat saja terjadi dimasa mendatang dan akan
mempengaruhi pola rencananya sendiri.

Penjadwalan adalah berfikir secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan,


menguji jalur-jalur yang logis, menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan
suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan macam-macam kegiatan dalam kerangka yang
logis dan rangkaian waktu yang tepat.

Mengenai adanya perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan,


maka faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk membuat jadwal yang cukup efektif
yaitu:

1. Secara teknis jadwal tersebut dapat dipertanggungjawabkan

2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat dimana perkiraan waktu, sumber


daya, serta biaya dibandingkan dengan kegiatan pada proyek sebelumnya.

3. Sesui dengan sumber daya yang tersedia

4. Sesui dengan penjadwalan proyek lain, yang mempergunakan sumber daya yang
sama

5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahab, misalnya perubahan spesifikasi proyek.

6. Mendetail dipakai sebagai alat pengukur hasil yang di capai dan pengendalian
kemajuan proyek.

7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.


Teknis penjadwalan proyek juga dapat menggunakan bar chart. Mereka ini bertujuan
untuk mengidentifikasi unsure waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan,
terdiri dari waktu mulai, waktu selesai, dan dan pada saat pelaporan.

Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom tersusun urutan
kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menunjukkan periode waktu yang
dapat berupa hari, minggu, ataupun bulan. Selain metode bar chart dapat juga dipakai
metode kurva S yang merupakan hasil plot dari bar chart, bertujuan untuk
mempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka waktu
pengamatan progress pelaksanaan proyek.

Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada
suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan
sumbu y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek tersebut.
Cara membuat kurva S adalah:

1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.

2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi total
pekerjaan dikalikan 100%.

3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut
didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas.

4. Setelah jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah secara
komulatif.

5. Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y dalam grafik dan
waktu pada sumbu y.

6. Dengan menghubungkan semua titik-titik maka akan di dapat kurva S.

Grafik dari hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek tersebut mengalami
keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat instensitas pekerjaan.
Kemiringan curam menunjukkan pada saat itu pekerjaan besar (intensitas tinggi) dan
kemiringan andai menunjukkan pekerjaan pada saat itu sedikit.

Dari penjelasan diatas, maka sekitar kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap
waktu pekerjaan proyek dapat menjadi suatu tantangan bagi manajer proyek untuk
dapat mencapai sasaran proyek dengan baik.

Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pekerjaan (Quality Control)


Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standart dan dapat
dipertanggungjawabkan , maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan
tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian mutu
yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara pelaksanaan, perawatan, dan
pemeliharaannya.

Dalam pengendalian mutu bahan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
beton, besi,dan bata, serta campuran spesi, yang merupakan bagian terbesar dari
pekerjaan struktur dan finishing.

Dalan pengendalian mutu pekerjaan, penekanan yang diberikan adalah pada pekerjaan
beton bertulang untuk pekerjaan struktur dan untuk pekerjaan finishing arsitektur
pemakaian jenis-jenis material finishing sesuai spesifikasi teknis dan approval material
yang telah disetujui oleh pemilik, serta campuran spesi yang sesuai spesifikasi. Dan tidak
kalah pentingnya pengawasan terhadap gambar kerja.

Pengawasan Terhadap Gambar proyek

Pada proyek bangunan, gambar memegang peranan yang sangat penting. Ide dan
perencanaan semuanya dituangkan dalam sebuah gambar teknik. Dari gambar inilah
dipecahkan metode pelaksanaan pekerjaan hingga suatu bangunan dapat terelisasi.

Adapun beberapa jenis gambar teknik pada suatu proyek bangunan adalah sebagai
berikut:

1. Gambar Tender

Gambar tender adalah gambar yang dimiliki pemilik (owner) yang dibuat untuk
menganalisa dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada suatu proyek yang akan
dikerjakan.

2. Gambar For Construction

Gambar For Construction adalah gambar yang digunakan sebagai pedoman untuk
membuat gambar detail pelaksanaan konstruksi (shop drawing).

3. Gambar Shop Drawing

Gambar Shop Drawing adalah gambar yang dibuat oleh kontraktor dengan pedoman
gambar for construction yang digunakan sebagai pedoman atau dasar pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
4. Gambar As Built Drawing

Gambar As Built Drawing adalah gambar actual pelaksanaan setelah proses pekerjaan
lapangan selesai dikerjakan.

Pengawasan terhadap gambar memegang peranan yang tidak kalah pentingnya, dimana
setiap pekerjaan lapangan harus sesui dengan spesifikasi gambar. Setiap proses
pembuatan gambar juga harus melalui proses pemeriksaan. Pembuatan Shop drawing
dilakukan oleh kontraktor pelaksana, kemudian dilakukan pemeriksaan yang dilakukan
oleh konsultan pengawas. Pada pengawasan terhadap shop drawing ini terdapat tiga
parameter yang menyatukan status gambar, yaitu:

1. Approved

Artinya shop drawing disetujui untuk dijadikan pedoman pelaksanaan dilapangan.

2. Approved as note

Artinya shop drawing disetujui dengan catatan-catatan yang ada untuk dijadikan
pedoman pelaksanaan di lapangan.

3. Not Approved

Artinya gambar shop drawing tidak disetujui, maka kontraktor harus melakukan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan kesalahan dan catatan yang ada.

Pengawasan Pekerjaan Form Work / bekisting

Pengawasan pekerjaan form work adalah pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan


bekisting. Yang merupakan pelaksanaan pekerjaan form work adalah pengawasan
terhadap elevasi lantai, pinjaman as, dimensi bekisting, kekokohan scaffolding dan
support, pemeriksaan bahan bekisting yang memenuhi syarat, dan pelaksanaan
pengawasan pekerjaan lapangan.

Pentingnya pengawasan terhadap pekerjaan form work karena pekerjaan ini yang akan
memberikan bentuk pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton. Sehingga pekerjaan
from work harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi shop drawing.

Pengawasan Pekerjaan Pembesian

Setelah pengawasan pekerjaan form work, diisyaratkan pula untuk pemeriksaan mutu
besi beton yang digunakan, Besi beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi
persyaratan terhadap metode pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam-macam
mutu baja beton (yang luas penampang batang dalam mm telah eksak ditentukan)
sehingga batang mengalami putus.

Pengawasan Terhadap Mutu Beton

Selama masa pelaksanaan mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu diawasi dan
diperiksa secara continew dengan jalan membuat dan menerima benda uji yang diambil
dari campuran beton. Dimana bentuk dan ukuran dari benda uji yang akan dipergunakan
dapat mempengaruhi kekuatan tekan dari beton.

Penggunaan beton pada proyek ini adalah beton siap pakai (ready mix) karena melihat
factor efisiensi pembuatan beton tersebut. Sebelum dipergunakan, terlebih dahulu
diadakan pengetesan dengan pengujian kekentalan adukan beton ke dalam kubus atau
silinder untuk diperiksa kekuatan beton terhadap gaya tekan. Sebagai perbandingan
kekuatan tekan pada berbagai benda uji.

Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pasangan, Plesteran, dan Acian dinding

Selama masa pelaksanaan pekerjaan finishing arsitektur juga sangat perlu pengawasan
yang tinggi, seperti pada pekerjaan pasangan dinding mulai dari mutu adukan, air yang
digunakkan, kelurusan dan kerapihan pasangan, sebab apabila terjadi kesalahan akan
membuang waktu dan biaya. Selanjutnya pekerjaan plesteran dan acian, apabila
pekerjaan pasangan lurus dan rapi maka ketebalan plesteran menjadi efisien karena
ketebalan plesteran rata-rata sama.

Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pasangan Lantai ( Keramik)

Pekerjaan terhadap pekerjaan finishing lantai keramik juga sangat penting untuk
menjaga kualitas pemasangan dalam hal ini kerataan pemasangan dan adukan perekat
keramik agar apabila pasangan keramik sudah kering tidak keropas. Disisi lain kualitas
material keramik itu sendiri juga sangat berpengaruh dalam kerapian pemasangan lantai
keramik.

Pengawasan Terhadap Pekerjaan Pengecatan

Pengawasan pekerjaan ini perlu diperketat dalam hal pencampuran cat dengan
pengencer cat dan tentunya material cat itu sendiri jangan sampai berubah dari
spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk mengaplikasikannya biasanya cat harus
menutupi warna acian dinding hingga tidak ada bayangan warna acian yang ditimpa oleh
cat itu sendiri. Untuk pengecetan dinding luar dilapisi lagi dengan sealer alkali guna
melindungi cat dari panas dan hujan agar cat tidak mudah pudar.
Pengawasan terhadap Pekerjaan Finishing Lainnya

Seperti halnya pengawasan terhadap pekerjaan diatas, jadi semua pekerjaan seharusnya
memerlukan pengawwasan agar terkontrol, karena apabila terjadi kesalahan segera
terdeteksi. Dalam hal ini seperti pada pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen
pintu dan jendela, pemasangan asesoris lainnya, juga saluran air bersih dan kotor.

Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap
pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku
dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai sasaran.
Bertitik tolak pada definisi-definisi diatas, maka proses pengawasan dan pengendalian
proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standart dan criteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.
3. Merancang atau menyusun system informasi, pemantauan, dan laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria, dan sasaran
yang telah ditentukan.
Setelah mengetahui prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi unsur-unsur
pengawasan dan pengendalian yang juga merupakan sasaran proyek yaitu:
1. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek (cost control).
2. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek (quality control).
3. Pengawasan dan pengendalian waktu proyek (time control).

Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek (Cost Control)


Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang telah
ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa sebesar
anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang disusun
berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada beberapa
asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang dihadapi proyek
sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang
dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional (PO) haruslah
memuuat sifat:
1. Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan.
2. Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi
mengenai proyek selama masa kerja proyek.
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat
mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek
berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya setelah
proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya terutama terjadi karena
ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau dapat sama sekali tidak
menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sehubungan dengan
itu, program menghemat biaya proyek wajib menjadi bagian dari disiplin manajemen
proyek. Manajer proyek wajib mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat menekan
biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya pengawasan dan pengendalian biaya proyek
setidak-tidaknya perlu mencakup pengawasan dan pengendalian:
1. Jadwal pembiayaan (cash flow)
2. Besarnya keseluruhan biiaya proyek.
Manajer proyek perlu mengawasi dan mengendalikan para pegawainya yang
bertanggung jawab menimbulkan pengeluaran-pengeluaran. Pengawasan dan
pengendalian bukan hanya melalui prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun
perlu diperhatikan pula bagaimana jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-
hambatan dan perbedaan pendapat diantara mereka dan perbedaan pendapat dalam
unit kerjanya sendiri, kecepatan mereka mengambil keputusan terhadap masalah yang
dibawahnya, bagaimana mereka memberi petunjuk kepada bawahan dalam
memecahkan masalah, apakah mereka menyarankan cara kerja yang lebih baik, dan
apakah mereka berusaha menciptakan iklim atau lingkungan pengawasan dan
pengendalian menghargai pelaksanaan tugas yang baik dan memberikan kritik terhadap
pelaksanaan tugas yang tidak memuaskan.
Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya yang
sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang telah dicapai.
Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis menyajikan
beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap waktu pada
sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram yang menunjukkan
jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar chart. Jumlah biaya yang
dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan yang dicapai.
Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang dapat
diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar chart diuraikan
menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan tersebut. Lamanya waktu ini
diperkirakan data-data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan dibuat
secara parallel tanpa mengabaikan cash flow dari biaya. Bar chart dilengkapi dengan
kurva S untuk membandingkan antara lamanya suatu pekerjaan dengan bobot.
Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap biaya yang
telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan ini
dibandingkan dengan rencana anggaran biaya dan dicari prosentasenya. Dengan
mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat digambarkan kurva S actual
ke bar chart yang memuat kurva S rencana.
Dengan membandingkan kurva S actual dengan kurva S rencana dapat diketahui apakah
pembiayaan proyek berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Dari perbandingan kurva S actual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan:
Kurva S actual berada dibawah kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan
mengalami keterlambatan.
Kurva S actual berhimpit dengan kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan tepat sesuai dengan pekerjaan.
Kurva S actual berada diatas kurva S rencana, ini berarti pelaksanaan pekerjaan
lebih cepat dari rencana.

Anda mungkin juga menyukai