IDENTITAS MODUL
B. KOMPONEN MODUL
1. Judul Modul
MODUL V
KOLOM BERSPASI ATAU KOLOM TERSUSUN
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan merencanakan struktur kolom tersusun
atau kolom berspasi.
4. Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Pengertian kolom berspasi dan kolom tersusun
b. Syarat- syarat kolom berspasi dan syarat-syarat
penggunaan kelos
c. Cara merencanakan kolom berspasi atau kolom tersusun
48
5. Referensi
Inggar dan Awaludin Ali, Konstruksi Kayu, UGM Press, DI Yogyakarta.
SNI 7973-2013, 2013, Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu, BSN.
C. MATERI MODUL
1. Pengertian kolom berspasi
Kolom berspasi menurut SNI 7973-2013 pasal 3.6.2
adalah kolom yang dihubungkan dengan konector, terdiri
dari dua atau lebih komponen struktur individual dengan
sumbu longitudinal sejajar, dihubungkan dikedua ujung
dan titik-titik tengah dari panjangnya dengan
menggunakan kelos dan dihubungkan di ujung-ujungnya
dengan menggunakan konector cincin belah atau pelat
geser yang mampu mengembangkan tahanan geser yang
diperlukan.
Pada kolom berspasi ada dua sumbu utama yang
melalui titik berat penampang, yaitu sumbu bebas bahan
dan sumbu bahan. Sumbu bebas bahan adalah sumbu
yang arahnya sejajar muka yang berspasi (biasanya muka
yang lebih lebar) pada kolom, dan sumbu bahan adalah
sumbu yang arahnya tegak lurus arah sumbu bebas
bahan dan memotong kedua komponen struktur kolom.
(lihat Gambar 5.1.)
49
Gambar 5.1 Kolom berspasi dengan kelos
2. Syarat-syarat kolom berspasi
Pada kolom berspasi yang merupakan komponen
struktur tekan dari suatu rangka batang, titik tumpul yang
dikekang secara lateral dianggap sebagai ujung dari
kolom berspasi, dan elemen pengisi pada titik kumpul
tersebut dipandang sebagai kelos ujung/tumpuan. Kelos
ujung/tumpuan dengan ketebalan minimum sama dengan
ketebalan kolom tunggal harus diadakan pada atau dekat
ujung kolom berspasi. Kelos tumpuan harus mempunyai
lebar dan panjang yang memadai. Sedikitnya satu kelos
lapangan, kelos yang terletak diantara kelos-kelos
tumpuan, dengan lebar sama dengan lebar kelos tumpuan
harus dipasang ditengah atau didaerah tengah kolom
berspasi sedemikian sehingga l3 = 0,50 l1.
50
b) Pada bidang sumbu bahan l3/d1 tidak boleh melampaui
40
c) Pada bidang sumbu bahan l2/d2 tidak boleh melampaui
50.
Kolom berspasi yang tidak memenuhi ketentuan
tersebut tidak harus direncanakan dengan meninjau
masing-masing komponen struktur sebagai kolom
berpenampang masif yang terpisah.
51
3. Syarat kelos
Pada SNI 7973-2013 pasal 15.2.2, Apabila sebuah
kelos tunggal terletak di dalam 1/10 tengah panjang
kolom, l1, maka konector pelat geser atau cincin belah
tidak diperlukan untuk kelos ini. Jika ada dua atau lebih
kelos, maka konector cincin belah pelat atau pelat geser
harus ada dan jarak antara dua kelos yang berdekatan
tidak boleh melebihi ½ jarak antara pusat konector cincin
belah atau pelat geser dalam kelos akhir.
52
batang individu dikali dengan konstanta kelos akhir yang
sesuai Ks, yang ditentukan dari persamaan berikut :
Kelompok
Konstanta kelos ujung (Ks)
Spesies
l1
A K s =0,066 ( d1 )
−11 ≤ 2,082
l1
B K s =0,056 ( d1 )
−11 ≤ 1,775
l1
C K s =0,046 ( d1 )
−11 ≤ 1,468
l1
D K s =0,037 ( d1 )
−11 ≤ 1,161
53
F C∗¿
F CE
¿
¿
F C∗¿
F CE
¿
¿ ......(Pers. 5.1)
F CE
F ∗¿
1+¿2− C
c
¿
¿
1+¿
C p=¿
0,822 . K × . E min '
FcE = 2
l ......
( e)
d
(Pers. 5.2)
Dimana :
FC * : nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan
semua faktor koreksi kecuali Cp
Emin ' : modulus elastisitas acuan
COVE : koefisien variasi modulus elastisitas; 0,25 untuk kayu gergajian
yang dipilah secara visual; 0,15 kayu yang dievaluasi secara
mekanis; 0,1 kayu glulam struktural
K× : 2,5 untuk kondisi penjepitan “a”
: 3,0 untuk kondisi penjepitan “b”
c : 0,8 untuk kayu gergajian
: 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural
Apabila batang individual dari kolom berpsasi
terdiri dari spesies, mutu atau ketebalan yang berbeda,
maka nilai desain tekan sejajar serat terkoreksi, F c’, untuk
batang yang lebih lemah berlaku untuk semua batang.
54
5. Kolom tersusun
Kolom tersusun merupakan kolom laminasi
mekanis atau kolom yang disusun dari beberapa
penampang kayu sehingga membentuk satu kesatuan,
disambung dengan menggunakan baut maupun paku.
Kolom tersusun tidak dapat didesain seperti kolom solid
walaupun berpenampang seperti kolom solid.
55
e) Harus memenuhi persyaratan sambungan yang telah
ditetapkan.
Untuk kolom tersusun berpaku :
a) Paku yang berdekatan ditanam dari sisi yang
berlawanan dari kolom
b) Semua paku menembus setidaknya ¾ dari ketebalan
lamina terluar
c) 15D ≤ jarak ujung ≤ 18D
d) 20D ≤ spasi antar paku yang terdekat dalam suatu
baris ≤ 6 tmin
e) 10D ≤ spasi antara baris paku ≤ 20D
f) 5D ≤ jarak ujung ≤ 20D
g) 2 atau lebih baris longitudinal dari paku disediakan
apabila d > 3tmin
Dengan :
D = diameter paku
d = tinggi (lebar muka) dari setiap laminasi
tmin = ketebalan dari laminasi tertipis
56
Gambar 5.4 Jenis dan model sambungan paku untuk
kolom tersusun
Untuk kolom tersusun dengan baut
a) Pelat logam atau pelat ring disediakan diantara kayu
dan kepala baut, dan diantara kayu dan mur
b) Mur dikencangkan untuk memastikan bahwa muka
laminasi yang berdekatan saling bersentuhan
c) Untuk kayu berdaun jarum : 7D ≤ jarak akhir ≤ 8,4D,
untuk kayu berdaun lebar : 5D ≤ jarak akhir ≤ 6D
d) 4D ≤ jarak antara baut yang berdekatan dalam baris
yang sama ≤ 6 tmin
e) 1,5D ≤ spasi antara baris baut ≤ 10D
f) 1,5D ≤ jarak tepi ≤ 10D
g) 2 atau lebih baris baut longitudinal diperbolehkan
dengan d > 3tmin
Dengan :
D = diameter baut
d = tinggi (lebar muka) dari setiap laminasi
57
tmin = ketebalan dari laminasi tertipis
[ ]
F CE
F ∗¿
1 +¿ 2− C
c
¿
1+¿
¿
C p=K f ¿
0,822 . K × . E min '
FcE = 2
l ......
( e)
d
(Pers. 5.2)
Dimana :
58
FC * : nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan
semua faktor koreksi kecuali Cp
Emin ' : modulus elastisitas acuan
COVE : koefisien variasi modulus elastisitas; 0,25 untuk kayu gergajian
yang dipilah secara visual; 0,15 kayu yang dievaluasi secara
mekanis; 0,1 kayu glulam struktural
Kf : 0,6 untuk kolom tersusun, dengan l e2 /d 2 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dipaku
Kf : 0,75 untuk kolom tersusun, dengan l e2 /d 2 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dibaut
Kf : 1,0 untuk kolom tersusun, dengan l e1 /d 1 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dipaku atau dibaut.
K× : 2,5 untuk kondisi penjepitan “a”
: 3,0 untuk kondisi penjepitan “b”
c : 0,8 untuk kayu gergajian
: 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural
D.RANGKUMAN
1. Kolom berspasi adalah kolom yang dihubungkan dengan
konector, terdiri dari dua atau lebih komponen struktur
individual yang dihubungkan dikedua ujung dan titik-titik
tengah dari panjangnya dengan menggunakan kelos.
2. Pada kolom berspasi yang merupakan komponen struktur
tekan dari suatu rangka batang, harus mempunyai
minimal kelos ujung dan 1 kelos lapangan dengan
ketebalan minimum sama dengan tebal kolom tunggal
serta lebar dan panjang yang memadai.
59
Kolom tersusun tidak dapat didesain seperti kolom solid
walaupun berpenampang seperti kolom solid.
E. EVALUASI
1. Jelaskan menurut anda, apakah bisa merencanakan kolom
berspasi dengan mutu kayu yang berbeda ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi tahanan tekan kolom
tersusun ?
3. Mengapa kolom tersusun tidak dapat didesain seperti
batang solid atau batang tekan dengan profil tunggal ?
4. Rencanakan penampang yang mampu menahan beban tekan terfaktor
seperti pada Gambar 5.6 menjadi kolom tersusun dan kolom berspasi, jika
diketahui jenis kayu kode mutu E18 dan kelas mutu A, perletakkan jepit-
sendi, kondisi kering udara, temperatur normal serta kombinasi
pembebanan 1,4 D.
60
61