Anda di halaman 1dari 14

A.

IDENTITAS MODUL

Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Bengkalis Pertemuan ke :5&6


Jurusan/Program Studi : Teknik Sipil Modul ke :V
Kode Mata Kuliah : TSKB 3304 Jumlah Halaman : 11
Nama Mata Kuliah : Struktur Kayu Mulai Berlaku : 2016

B. KOMPONEN MODUL
1. Judul Modul
MODUL V
KOLOM BERSPASI ATAU KOLOM TERSUSUN

2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan merencanakan struktur kolom tersusun
atau kolom berspasi.

3. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian kolom berspasi
b. Syarat-syarat kolom berspasi
c. Syarat kelos
d. Perencanaan kolom berspasi
e. Kolom Tersusun

4. Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Pengertian kolom berspasi dan kolom tersusun
b. Syarat- syarat kolom berspasi dan syarat-syarat
penggunaan kelos
c. Cara merencanakan kolom berspasi atau kolom tersusun

48
5. Referensi
Inggar dan Awaludin Ali, Konstruksi Kayu, UGM Press, DI Yogyakarta.
SNI 7973-2013, 2013, Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu, BSN.

C. MATERI MODUL
1. Pengertian kolom berspasi
Kolom berspasi menurut SNI 7973-2013 pasal 3.6.2
adalah kolom yang dihubungkan dengan konector, terdiri
dari dua atau lebih komponen struktur individual dengan
sumbu longitudinal sejajar, dihubungkan dikedua ujung
dan titik-titik tengah dari panjangnya dengan
menggunakan kelos dan dihubungkan di ujung-ujungnya
dengan menggunakan konector cincin belah atau pelat
geser yang mampu mengembangkan tahanan geser yang
diperlukan.
Pada kolom berspasi ada dua sumbu utama yang
melalui titik berat penampang, yaitu sumbu bebas bahan
dan sumbu bahan. Sumbu bebas bahan adalah sumbu
yang arahnya sejajar muka yang berspasi (biasanya muka
yang lebih lebar) pada kolom, dan sumbu bahan adalah
sumbu yang arahnya tegak lurus arah sumbu bebas
bahan dan memotong kedua komponen struktur kolom.
(lihat Gambar 5.1.)

49
Gambar 5.1 Kolom berspasi dengan kelos
2. Syarat-syarat kolom berspasi
Pada kolom berspasi yang merupakan komponen
struktur tekan dari suatu rangka batang, titik tumpul yang
dikekang secara lateral dianggap sebagai ujung dari
kolom berspasi, dan elemen pengisi pada titik kumpul
tersebut dipandang sebagai kelos ujung/tumpuan. Kelos
ujung/tumpuan dengan ketebalan minimum sama dengan
ketebalan kolom tunggal harus diadakan pada atau dekat
ujung kolom berspasi. Kelos tumpuan harus mempunyai
lebar dan panjang yang memadai. Sedikitnya satu kelos
lapangan, kelos yang terletak diantara kelos-kelos
tumpuan, dengan lebar sama dengan lebar kelos tumpuan
harus dipasang ditengah atau didaerah tengah kolom
berspasi sedemikian sehingga l3 = 0,50 l1.

Perbandingan panjang terhadap lebar ditentukan sebagai


berikut :
a) Pada bidang sumbu bahan l1/d1 tidak boleh melampaui
80

50
b) Pada bidang sumbu bahan l3/d1 tidak boleh melampaui
40
c) Pada bidang sumbu bahan l2/d2 tidak boleh melampaui
50.
Kolom berspasi yang tidak memenuhi ketentuan
tersebut tidak harus direncanakan dengan meninjau
masing-masing komponen struktur sebagai kolom
berpenampang masif yang terpisah.

Gambar 5.2 Kolom berspasi tergabung dengan konector


cincin belah atau pelat geser
l1
Kondisi “a” : jarak ujung ≤
20
l 1 dan l 2 = jarak antara titik tumpuan lateral pada
bidang 1 dan 2, diukur dari jarak pusat titik tumpuan
lateral untuk kolom berspasi menerus dan diukur dari
ujung ke ujung untuk kolom berspasi sederhana (mm).
l 3 = jarak dari pusat kelos ke pusat berat konector
cincin belah atau pelat geser di kelos ujung, (mm).
d1 dan d2 = dimensi melintang komponen struktur tekan
persegi panjang individual di bidang tumpuan lateral,
(mm).
l1 l1
Kondisi “b” : < jarak ujung <
20 10

51
3. Syarat kelos
Pada SNI 7973-2013 pasal 15.2.2, Apabila sebuah
kelos tunggal terletak di dalam 1/10 tengah panjang
kolom, l1, maka konector pelat geser atau cincin belah
tidak diperlukan untuk kelos ini. Jika ada dua atau lebih
kelos, maka konector cincin belah pelat atau pelat geser
harus ada dan jarak antara dua kelos yang berdekatan
tidak boleh melebihi ½ jarak antara pusat konector cincin
belah atau pelat geser dalam kelos akhir.

Untuk kolom berspasi yang digunakan sebagai


batang tekan pada rangka batang, titik panel yang berada
pada arah lateral harus dianggap sebagai akhir dari kolom
berspasi dan bagian dari batang vertikal dan diagonal,
antara batang-batang individual yang membentuk kolom
berspasi dapat dianggap sebagai kelos akhir.

Tebal kelos dan kelos ujung tidak boleh kurang dari


komponen individual kolom berspasi dan juga tebal, lebar
dan panjang kelos dan kelos ujung tidak boleh kurang dari
persyaratan untuk konector cincin belah atau pelat geser
yang ukuran dan banyaknya mampu memikul beban yang
dihitung.

Untuk mendapatkan aksi kolom berspasi, konector


cincin belah atau pelat geser di masing-masing
permukaan yang terhubung pada kelos ujung dan
komponen individual pada setiap akhir kolom berspasi
harus mempunyai ukuran dan jumlah yang mencukupi
kapasitas beban dalam (N) sama dengan luas potongan
yang disyaratkan dalam satuan mm2 dari salah satu

52
batang individu dikali dengan konstanta kelos akhir yang
sesuai Ks, yang ditentukan dari persamaan berikut :

Tabel 5.1 Konstanta kelos ujung (K s) berdasarkan


kelompok spesiesnya

Kelompok
Konstanta kelos ujung (Ks)
Spesies
l1
A K s =0,066 ( d1 )
−11 ≤ 2,082

l1
B K s =0,056 ( d1 )
−11 ≤ 1,775

l1
C K s =0,046 ( d1 )
−11 ≤ 1,468

l1
D K s =0,037 ( d1 )
−11 ≤ 1,161

Jika kolom berspasi adalah bagian dari sistem


rangka batang atau rangka serupa lainnya, maka konector
cincin belah atau pelat geser harus memenuhi ketentuan
yang telah disyaratkan.

4. Perencanaan kolom berspasi

Untuk menentukan kapasitas tekan terkoreksi


kolom berspasi tidak berbeda dengan penentuan
kapasitas tekan terkoreksi batang tekan (P’) yaitu dengan
mengalikan kuat tekan sejajar serat terkoreksi (F c’) dengan luas
penampang bruto (Ag).
Perencanaan kolom berspasi bisa dihitung berdasarkan pada
Persamaan 4.5 sampai dengan Persamaan 4.7. dengan faktor stabilitas
kolom harus dihitung sebagai berikut :

53
F C∗¿
F CE
¿
¿
F C∗¿
F CE
¿
¿ ......(Pers. 5.1)
F CE
F ∗¿
1+¿2− C
c
¿
¿
1+¿
C p=¿
0,822 . K × . E min '
FcE = 2
l ......
( e)
d
(Pers. 5.2)

Emin ' =E [ 1−1,645. COV E ] ( 1,03


1,66 )
......(Pers. 5.3)

Dimana :
FC * : nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan
semua faktor koreksi kecuali Cp
Emin ' : modulus elastisitas acuan
COVE : koefisien variasi modulus elastisitas; 0,25 untuk kayu gergajian
yang dipilah secara visual; 0,15 kayu yang dievaluasi secara
mekanis; 0,1 kayu glulam struktural
K× : 2,5 untuk kondisi penjepitan “a”
: 3,0 untuk kondisi penjepitan “b”
c : 0,8 untuk kayu gergajian
: 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural
Apabila batang individual dari kolom berpsasi
terdiri dari spesies, mutu atau ketebalan yang berbeda,
maka nilai desain tekan sejajar serat terkoreksi, F c’, untuk
batang yang lebih lemah berlaku untuk semua batang.

54
5. Kolom tersusun
Kolom tersusun merupakan kolom laminasi
mekanis atau kolom yang disusun dari beberapa
penampang kayu sehingga membentuk satu kesatuan,
disambung dengan menggunakan baut maupun paku.
Kolom tersusun tidak dapat didesain seperti kolom solid
walaupun berpenampang seperti kolom solid.

Gambar 5.3 Kolom tersusun laminasi mekanis


Sumber : SNI 7973-2013
Untuk kolom tersusun yang dipaku atau dibaut
dengan 2 sampai 5 laminasi dengan :
a) Setiap laminasi memiliki penampang persegi panjang
dan setidaknya tebal 38 mm, (t ≥38 mm)
b) Semua laminasi memiliki tinggi yang sama (muka
lebar), d
c) Muka laminasi yang berdekatan saling bersentuhan
d) Semua laminasi mempunyai panjang sama dengan
panjang kolom

55
e) Harus memenuhi persyaratan sambungan yang telah
ditetapkan.
Untuk kolom tersusun berpaku :
a) Paku yang berdekatan ditanam dari sisi yang
berlawanan dari kolom
b) Semua paku menembus setidaknya ¾ dari ketebalan
lamina terluar
c) 15D ≤ jarak ujung ≤ 18D
d) 20D ≤ spasi antar paku yang terdekat dalam suatu
baris ≤ 6 tmin
e) 10D ≤ spasi antara baris paku ≤ 20D
f) 5D ≤ jarak ujung ≤ 20D
g) 2 atau lebih baris longitudinal dari paku disediakan
apabila d > 3tmin
Dengan :
D = diameter paku
d = tinggi (lebar muka) dari setiap laminasi
tmin = ketebalan dari laminasi tertipis

Apabila hanya diperlukan satu baris longitudinal


paku, maka paku yang berdekatan harus berselang-seling.
Apabila tiga atau lebih baris longitudinal paku digunakan,
maka paku dalam baris yang berdekatan harus berselang-
seling.

56
Gambar 5.4 Jenis dan model sambungan paku untuk
kolom tersusun
Untuk kolom tersusun dengan baut
a) Pelat logam atau pelat ring disediakan diantara kayu
dan kepala baut, dan diantara kayu dan mur
b) Mur dikencangkan untuk memastikan bahwa muka
laminasi yang berdekatan saling bersentuhan
c) Untuk kayu berdaun jarum : 7D ≤ jarak akhir ≤ 8,4D,
untuk kayu berdaun lebar : 5D ≤ jarak akhir ≤ 6D
d) 4D ≤ jarak antara baut yang berdekatan dalam baris
yang sama ≤ 6 tmin
e) 1,5D ≤ spasi antara baris baut ≤ 10D
f) 1,5D ≤ jarak tepi ≤ 10D
g) 2 atau lebih baris baut longitudinal diperbolehkan
dengan d > 3tmin
Dengan :
D = diameter baut
d = tinggi (lebar muka) dari setiap laminasi

57
tmin = ketebalan dari laminasi tertipis

Gambar 5.5 Model pemasangan baut untuk kolom


tersusun

Faktor stabilitas kolom tersusun harus dihitung


dengan persamaan berikut :
FC ∗¿
FCE
¿
¿
FC ∗¿
FCE
¿
¿ ......(Pers. 5.1)

[ ]
F CE
F ∗¿
1 +¿ 2− C
c
¿
1+¿
¿
C p=K f ¿
0,822 . K × . E min '
FcE = 2
l ......
( e)
d
(Pers. 5.2)

Emin ' =E [ 1−1,645. COV E ] ( 1,03


1,66 )
......(Pers. 5.3)

Dimana :

58
FC * : nilai desain tekan acuan sejajar serat dikalikan dengan
semua faktor koreksi kecuali Cp
Emin ' : modulus elastisitas acuan
COVE : koefisien variasi modulus elastisitas; 0,25 untuk kayu gergajian
yang dipilah secara visual; 0,15 kayu yang dievaluasi secara
mekanis; 0,1 kayu glulam struktural
Kf : 0,6 untuk kolom tersusun, dengan l e2 /d 2 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dipaku
Kf : 0,75 untuk kolom tersusun, dengan l e2 /d 2 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dibaut
Kf : 1,0 untuk kolom tersusun, dengan l e1 /d 1 digunakan untuk
menghitung FcE dan kolom tersusun tersebut dipaku atau dibaut.
K× : 2,5 untuk kondisi penjepitan “a”
: 3,0 untuk kondisi penjepitan “b”
c : 0,8 untuk kayu gergajian
: 0,9 untuk glulam struktural atau kayu komposit struktural

D.RANGKUMAN
1. Kolom berspasi adalah kolom yang dihubungkan dengan
konector, terdiri dari dua atau lebih komponen struktur
individual yang dihubungkan dikedua ujung dan titik-titik
tengah dari panjangnya dengan menggunakan kelos.
2. Pada kolom berspasi yang merupakan komponen struktur
tekan dari suatu rangka batang, harus mempunyai
minimal kelos ujung dan 1 kelos lapangan dengan
ketebalan minimum sama dengan tebal kolom tunggal
serta lebar dan panjang yang memadai.

3. Kolom tersusun merupakan kolom laminasi mekanis yang


disambung dengan menggunakan baut maupun paku.

59
Kolom tersusun tidak dapat didesain seperti kolom solid
walaupun berpenampang seperti kolom solid.

E. EVALUASI
1. Jelaskan menurut anda, apakah bisa merencanakan kolom
berspasi dengan mutu kayu yang berbeda ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi tahanan tekan kolom
tersusun ?
3. Mengapa kolom tersusun tidak dapat didesain seperti
batang solid atau batang tekan dengan profil tunggal ?
4. Rencanakan penampang yang mampu menahan beban tekan terfaktor
seperti pada Gambar 5.6 menjadi kolom tersusun dan kolom berspasi, jika
diketahui jenis kayu kode mutu E18 dan kelas mutu A, perletakkan jepit-
sendi, kondisi kering udara, temperatur normal serta kombinasi
pembebanan 1,4 D.

Gambar 5.6 Sketsa batang tekan

60
61

Anda mungkin juga menyukai