Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK

1.1 Evaluasi Manajement Proyek


Bentuk organisanasi dari pelaksanaan pembangunan Gedung Medan Focal
Point ditinjau dari hubungan fungsional dan hubungan formalnya adalah bentuk
Konsultan Manajemen Proyek Konstruksi (Contruction Manajement).
Sistem ini digunakan biasanya pada proyek skala relatif sangat besar, dengan
sub-sub proyek yang mempekerjakan banyak perusahaan jasa konsultan didalamnya.
Dalam sistem ini, owner menggunakan jasa konsultan manajemen proyek untuk
membantu mengendalikan pelaksanaan program owner proyek, dan disini MK
bertindak sebagai manejer proyek (Project Manager). Tugas Konsultan Manajemen
Proyek adalah mmemberikan saran dan rekomendasi kepada owner dalam
menganalisa laporan dan rencana kerja dari masing-masing perusahaan CM
(Construction Manajement) yang menangani bagian-bagian dari kegiatan proyek
tersebut. Bentuk struktur organisasi Konsultan Manajemen Proyek apat ditunjukkan
dalam diagram berikut :

Gambar 4.1 Struktur organisasi Konsultan Manajemen Proyek


Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem ini, owner proyek sama
sekali tidak ikut dan terlibat secara langsung didalam mwngambill keputusan
kebijaksanaan yang diambil oleh Konsultan Manajemen Proyek. Dalam hal ini,
Project Manajer bertanggung jawab didalam mengelola manajemen dan pengawasan
terhadap perusahaan-perusahaan manajemen konstuksi (CM) yang menangani bagian-
bagian dari proyek tersebut dan memberikan saran frekomendasi kepada owner
proyek dalam hal memberikan keputusan/kebijaksanaan yang telah diambil oleh
owner proyek kepada perusahaan CM (Consultant Manajement) ataupun kepada
kontraktor-kontraktor yang menangani proyek tersebut.
Perananan project manajer dalam hal ini tergantung dari kemampuannya
membuat keputusan dan langsung melaksanakannya menjadi kenyaraaan dilapangan.
Untuk dapat mewujudkannya, Project Manajer harus memiliki wewenang yang
sepadan dengan tanggungjawab yang diterima. Oleh karena tugas dan tanggung jawab
Project Manajer ini menangani banyak pihak, pemberian wewenang ini harus jelas
dimengerti oleh semua pihak yang terlibat agar dalam penerapannya, pelaksanaan
proyek bias berjalan dengan lancar. Ada beberapa faktor yang menjadi acuan,
seberapa besar lingkup wewenang Konsultan Manajemen Proyek (sebagai Project
Manajer), faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Basar dan lamanya proyek
2. Pengalaman organisasi
3. Keuangan/finansial perusahaan
4. Tenaga ahli yang dimiliki
5. Kekhususan dan kepentingan proyek (tingkat kesulitan yang berhubungan
dengan aspek teknologi, keuangan dan regulasi)
6. Kuantitas proyek
7. Tingkatan kontrol yang diharapkan (biaya dan jadwal waktu)

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi


manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu
proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar
tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik
konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang
akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya
20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya
dan waktu proyek. Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan
dan pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti
dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan.
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan.
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang
baikuntuk menganalisis performa dilapangan.
Sedangkan Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi
manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang
digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu
diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya
( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ). Penerapan
konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun
dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut
sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan
teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan atau
keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi,
yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan


proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak mulai dari tahap
disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam


penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan


melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan
pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Metode Konsultan Manajemen Konstruksi adalah suatu metode yang dapat


memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek konstruksi owner/pemilik. Metode ini
menyatukan perencanaan, desain, dan tahap konstruksi sebagai suatu pekerjaan
terpadu. Pekerjaan ini dilakukan oleh suatu tim yang disebut dengan tim Konsultan
Manajemen Proyek. Didalam tim ini, termasuk didalamnya semua pihak yang terlibat
di dalam pelaksanaan proyek, yaitu owner/pemilik (PT. Palarudhibi Teguh Makmur),
Manajemen Kostruksi (PT. Etelier Enam), Perencana/Arsitek/Engineer (PT. Urbane),
dan juga Pelaksana/Kontraktor (PT. Acset Indonusa) termasuk main contractor dan
sub contractor). Tim ini kemudian akan bekerja secara bersama-sama, dari mulai
tahap pra rencana sampai dengan proyek selesai. Tugas dari tim ini adalah
merencanakan dan menganalisa desain, biaya konstruksi, dampak lingkungan,
kualitas pekerjaan, jadwal waktu penyelesaian, termasuk pula didalamnya masalah
dan hambatan yang mungkin terjadi selama proyek dilaksanakan. Item-item tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi keinginan pemilik dengan tanpa
mengurangi kualitas, biaya yang minim dan masuk akal serta waktu pelaksanaan yang
seoptimal mungkin. Manajemen konstuksi sendiri adalah sebuah badan hukum yang
atau organisasi yang menspesialisasikan diri dibidang Professional Contruction
Manajenent (PCM) atau sebagai/merupakann anggota tim Konsultan Manajemen
Proyek. Sesuai pengamatan dilapangan, tugas dari Manajemen Konstruksi ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Bekerjasama dengan owner proyek dan perencana mulai dari tahap pra
rencana hingga selesai proyek, bertugas sebagai pimpinan tim. Pada tahap
design, MK membuat rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan desain,
teknologi konstruksi yang diperlukan, penjadwalan dan bagaimana
membuat kontruksi yang efisien dan efektif.
2. Mengajukan beberapa alternatif hasil desain dan rencana konstruksi
termasuk analisa dampak-dampaknya terhadap waktu dan biaya, untuk
dibicarakan bersama-sama didalam tim Konsultan Manajemen Proyek.
3. Setelah budget konstruksi, penjadwalan, dan spesifikasi pekerjaan sudaj
disepakati untuk dilaksanakan, Manajemen Konstruksi mengawasi
pelaksanaan dari keputusan yang telah dilaksanakan bersama tersebut agar
tidak melampaui budget atau schedule yang telah direncanakan. Apabila
masalah-masalah tersebut tidak dapat dihindari, maka tugasnya
memberitahukan ownwr/pemilik dapat mengetahuinya sedini mungkin
untuk dapat menentukan keputusan apa yang akan diambil selanjutnya.
4. Memberikasn advis dan mengkoordinir kontraktor dilapangan dalam hal
pengadaan material dan peralatan, memperhatikan penjadwwaln
pelaksanaan pekerjaan kontraktor agar tidak terlambat, memonitor
kontraktor agar tidak terlambat dalam hal pembayaran, pekerjaan
tambah/kurang, meneliti hasil kualitas pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan spesifikasi yang diminta, melaporkan biaya yang telah dikeluarkan
termasuk perencanaan biaya yang diperlukan kepada owner/pemilik, dan
pekerjaan lain yang diperlukan owner/pemilik.
Oleh karena tugas-tugas manajemen konstruksi adalah sebagai pemberi advis
dan berkepentingan sebagai wakil pemilik dan perantara antara pemilik dengan
desainer dan pelaksana, maka tidak dibenarkan Manajemen Konstruksi turut dalam
kegiatan desain atau memborong sebagian pekerjaan didalam proyek tersebut untuk
menjaga hubungan baik dengan tim Konsultan Manajemen Proyek dan juga dengan
pelaksana.
Dalam pembangunan Gedung Medan Focal point, Manajemen Konstruksi
(MK) bertanggung jawab mengkoordinasi seluruh kegiatan/aktifitas proyek. Kegiatan
dan aktifitas tersebut dari mulai konsep desain sampai kepada terwujudnya bangunan
tersebut. Dengan kata lain, PT. Etelier Enam bertindak sebagai pemilik (owner) untuk
seluruh aktifitas manajemen konstruksi.
Perusahaan yang bergerak dibidang Konsultan Manajemen Proyek, dalam hal
ini PT. Etelier Enam menyediakan pelayanan manajemen selama proses pradesain,
desain, dan tahap pelaksanaan konstruksi. Mereka juga memberikan pelayanan dalam
pengontrolan waktu dan biaya dalam pembanguna Gedung Medan Focal Point.
Dengan demikian manajer konstruksi atau perusahaan manajemen konstruksi tersebut
mewakili pemilik dalam hal mengatur dan melaksanakan segala fungsi manajemen
termasuk dalam hal pengontrolan waktu, biaya dan kualitas dalam proyek yang akan
dilaksanakan tersebut. Pada diagram berikut ditampilkan struktur organisasi proyek,
dari mulai proyek tersebut masih dalam proses peren canaan sampai pada
terwujudnya proyek tersebut dilaksanakan :

Gambar 4.2 Struktur organisasi pembangunan Gedung Medan Focal Point


Dari struktur organisasi proyek tersebut (skema 4.1), terlihat bahwa posisi dari
perusahaan manajemen konstruksi (MK) adalah sebagai perantara/penghubung
anatara pemilik/owner dengan pelaksana kontraktor, dan juga sebagai penghubung
antara pemilik/owner (PT. Palarudhibi Teguh Makmur) dengan perencana (PT.
Urbane). Yang dimaksud dengan fungsi penghubung disini adalah memberi advis atau
rekomendasi kepada pemilik (owner) mengenai langkah-langkah terbaik apa yang
akan harus diambil dalam memberikan keputusan terhadap arsitek/engineer.
Sedangkan pada tahap pelaksanaan, penghubung berarti memberikan rekomendasi
kepada pemilik terhadap masalah-masalah desain arsitek/engineer maupun masalah
pekerjaan.

1.2 Evaluasi Proses Pelelangan


Proses pengadaan barang/jasa dalam proyek konstruksi yang menggunakan
pelelangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pelelangan umum dan
pelelangan terbatas. Pada prinsipnya kedua macam pelelangan tersebut sama, hanya
saja ada sedikit perbedaan dalam memenuhi syarat dapat ikut dalam pelelangan,
sedangkan dalam pelelangan terbatas yang diizinkan ikut adalah penyedia barang/jasa
yang diundang oleh pengguna jasa. Pemilihan macam pelelangan pada umumnya
tergantung pada besar-kecilnya bangunan; tingkat kompleksitas bangunan;
besar/kecilnya biaya bangunan; jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.

Pada proyek pembangunan Gedung Medan Focal Point ini dilakukan dengan
Pelelangan terbatas, dimana pada pelelangan ini hnya diikuti oleh rekanan yang
terdaftar dan tercatat dan terdaftar sebagai daftar rekanan yang mampu pada instansi
pemilik proyek.

Berdasarkan karakteristik dari kedua macam pelelangan tersebut, masing-


masing memiliki kelebihan dan kekurangan (baik bagi pengguna jasa maupun
penyedia jasa) seperti yang dicantumkan pada Tabel 1.1 dibawah :
Tabel 1.1 Komparasi pelelangan umum dengan pelelangan terbatas
PELELANGAN
DESKRIPSI PELELANGAN UMUM
TERBATAS
Jumlah peserta Jumlah peserta lelang Relatif lebih sedikit karena
relatif lebih banyak. penyedia jasa yang boleh
ikut adalah mereka yang
diundang oleh pengguna
jasa.
Kemampuan peserta Tidak semua peserta lelang Setiap peserta lelang
lelang diketahui kemampuannya. diketahui dengan pasti
kemampuannya.
Penetapan pemenang Relatif lebih sulit karena Relatif lebih mudah karena
lelang jumlah pesertanya lebih telah diketahui
banyak. kemampuan seluruh
peserta lelang.
Kekurangannya Tidak diketahui dengan Ada kecendrungan
pasti kemampuan setiap terjadinya praktek
peserta lelang. kecurangan dalam
pelelangan, misalnya
terjadi bid shopping.
Kelebihannya Pengguna jasa lebih Kemampuan peserta telah
leluasa dalam memilih diketahui dengan pasti.
penyedia jasa dikarenakan
jumlah yang cukup untuk
menetapkan pemenang
yang kompetitif.

Pekerjaan pembangunan gedung medan focal point ini dilakukan dengan


melibatkan sub-kontraktor yaitu pada saat pekerjaan ditahap pertama (pekerjaan
dinding diagfram wall dan pondasi bored pile) dilaksanakan oleh PT. Acset Indonusa.
Sementara untuk tahap kedua (pekerjaan struktur) masih dalam tahap pelelangan
(Tender). Struktur organisasi PT. Acset Indonusa dapat dilihat pada diagaram berikut:
1.3.1. Manajemen Pelaksanaan Konstruksi
Proyek adalah sekumpulan aktifitas yang saling berhubungan dariawal
hingga akhir untuk suatu hasil tertentu. Proyek merupakan aktivitassementara dari
personil, material ataupun sarana untuk mewujudkansasaran-sasaran dalam kurun
waktu tertentu yang kemudian akan berakhir.Seluruh kegiatan yang mendukung
pelaksanaan proyek memerlukan suatumanajemen yang biasanya disebut Manajemen
Proyek.Manajemen proyek adalah suatu usaha untuk mengelola dan meng-
organisasikan beragam sumber daya selama masa pelaksanaan proyek,dengan tujuan
untuk mewujudkan sasaran proyek yang meliputi kualitas,waktu dan biaya sesuai
yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Elemen utama dalam manajemen proyek :
1. Manajer proyek, dengan tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. Menetapkan dan menjelaskan cara mencapai sasaran, sertamenentukan
personil yang tepat sesuai kewenangannya
b. Menunjukkan kepemimpinan (leadership) serta memberi motivasikepada
seluruh staf
c. Melakukan evaluasi atas kemajuan pelaksanaan dan mengambiltindakan yang
tepat bila terjadi penyimpangan-penyimpangan
d. Bertanggung jawab mengintegrasikan kegiatan dari berbagai fungsiuntuk
mencapai sasaran yang spesifik.
2. Tim Proyek adalah sekelompok orang dari berbagai fungsi organisasi,disiplin ilmu
dan keahlian yang dipimpin oleh manajer proyek. Tim akan memilih dan
menunjuk sumber daya yang akan digunakan, meliputi: sub-kontraktor, mandor,
dan supplier material, alat dan jasa. Tim akan berperan aktif dalam menjalankan
proyek untuk memenuhi target mutu,waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
3. Sistem Manajemen Proyek yang terdiri dari struktur organisasi dan sistem
informasi. Organisasi yang ditetapkan umumnya bersifatfungsional yang berarti
struktur organisasi dikelompokan menurut fungsi-fungsi yang spesifik. Sistem ini
juga menyediakan sistem untuk mengintegrasikan perencanaan dengan
pengendalian atau kontrol sertaakumulasi informasi berupa pelaporan yang
berkaitan dengan hasil ataukinerja, biaya, sumber daya yang digunakan, jadwal,
dan biaya untuk menyelesaikan proyek.
Berikut hasil tinjauan kami yang terlaksana dilapangan mengenai hak dan
kewajiban masing-masing pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek Medan
Focal Point tersbut, antara lain :
1. Pemilik (owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek.
Ditinjau dari hak dan kewajiban pemilik (PT. Palarudhibi Teguh Makmur),
yang terlaksana dilapangan adalah :
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
c. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi ( MK ).
d. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
e. Palarudhibi Teguh Makmur, telah menunjuk penyedia jasa, yaitu
konsultan/perencana dari PT. Urbane baik dalam disain arsitektur, maupun
strukturnya.
f. PT. Palarudhibi Teguh Makmur, sebagai pemilik proyek tidak pernah meminta
laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan
oleh kontraktor, karena dilapngan sering terjadi perubahan atau penambahan
pekerjaan secara tiba-tiba dari yang telah direncanakan dan mengakibatkan
banyak biaya yan g tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
g. Pemilik proyek tidak memberikan fasilitas berupa saran maupun prasarana
yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan,
melainkan disediakan oleh kontraktor.
h. Pemilik proyek menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan yaitu
berlokasi di Jalan Ring Road Tasbih 2 tanjung sari, Medan.
i. Pemilik proyek menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tahap I.

j. Dalam hal ini, pemilik proyek ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan
yang diharapkan dengan cara menempatkan atau menunjuk wakil pemberi
tugas dari PT. Palarudhibi Teguh Makmur untuk bertindak atas nama pemilik.
Sedangkan wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :
a. Membuat surat perintah kerja ( SPK )
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
c. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

2. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan
usaha baik swasta maupun pemerintah. Dalam proyek pembangunan gedung ini,
konsultan perencana yang ditunjuk adalah PT. Urbane.
Ditinjau dari hak dan kewajiban konsultan perencana, yang terlaksana
dilapangan adalah :

a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan.


b. Membuat gambar kerja pelaksanaan.
c. Membuat Rencana kerja dan syarat sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS )
sebagai pedoman pelaksanaan.
d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
e. Memproyeksikan keinginan keinginan atau ide ide pemilik ke dalam desain
bangunan.
f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan.
g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan
konstruksi, kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan
pengawas.
Wewenang konsultan perencana adalah :
Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana

3. Kontraktor
Dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi dibutuhkan
pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik. Ditinjau dari hak dan
kewajiban kontraktor, yang terlaksana dilapangan adalah :
a. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan dilapangan.
b. Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
c. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
d. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan.
e. Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
f. Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
g. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses
berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
i. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
j. Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
di lapangan.
k. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan dilapangan.
l. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
m. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai
dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
n. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

Ditinjau dari hubungan kerja pada pelakasanaan pembangunan Gedung Medan


Focal point, hubungan antara semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan berjalan
dengan baik.
Pada proyek pembangunan Gedung Medan Focal point tim proyek yang
terlibat antara lain :
1. Project Manager (1 orang)
2. Site Manager (2 orang)
3. Superintendent (1 orang)
4. Site engineer (2 orang)
5. Surveyor (1 orang)
6. Mechanical dan Electical (5 orang)
7. Bentonite (6 orang)
8. Logistik ADM (3 orang)
9. Safety (1 orang)
10. Supervisor DW dan BP (6 orang)
Pada bagian ini dibagi lagi beberapa bagian pekerjaaan antara lain :
Dewatering/Cleaning, BP/DW, Concrete DW dan BP, Operator DW dan
BP, Welder DW dan BP, serta Fabriksi Mesin.

Anda mungkin juga menyukai