Anda di halaman 1dari 98

Bab I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan proyek apartemen Sentraland Cengkareng ini merupakan milik

Perumnas yang dibangun dengan 23 lantai dikerjakan oleh kontraktor PT.Brantas

Abipraya dengan desain lantai tower apartemen dibuat typikal. Untuk pekerjaan struktur

bangunan tersebut kontraktor memakai sistem bekisting table form PCH (Perth

Construction Hire), sistem ini digunakan agar perencanaan serta metode kerja bekisting

menjadi harapan inovasi dalam mengefesiensikan biaya yang dikeluarkan.

Akan tetapi seiring dengan pelaksanaan berlangsung dalam menggunakan sistem

bekisting yang telah digunakan. Hasil yang sudah adapun menjadi permasalahan dalam

hasil pekerjaan bekisting masih mengeluarkan biaya yang besar dimana ini menjadi

pertanyaan apakah ada alternatif metode lain .

Biaya yang dikeluarkan untuk pengunaan metode bekisting semi sistem ini memerlukan

biaya sebesar Rp.20.750.000.00 dimana harga dari rencana biaya ini dari segi

Oprasional harus didapat keuntungan, (Dokumen Proyek X, 2017). Tentunya hal ini

menjadi suatu pembahasan untuk melakukan percobaan apakah dengan memakai sistem

bekisting konvensional bisa juga mengefesiensikan suatu biaya pekerjaan bekisting di

proyek apartemen Sentraland Cengkareng. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka

dalam tugas akhir ini akan dicoba untuk membuat analisa perbandingan biaya yang

dikeluarkan masing-masing dalam pekerjaan bekisting. Untuk pekerjaan yang akan

diambil untuk memfokuskan pada analisa perbandingan biaya tersebut, penulis memilih

pada pekerjaan bekisting balok. I-1

I-1
Bab I

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam bidang kontsruksi banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas kerja, baik struktur maupun manajemen konstruksi agar dapat menciptakan

cara kerja yang lebih efisien dari segi biaya, Maka diperlukan pemilihan sistem kerja

yang tepat. Oleh karena itu pada proyek Sentraland Cengkareng ini dapat bias diteliti

sebagaimana metode kerja yang akan dipakai pada pekerjaan bekistin.

1. Metode pelaksanaan bekisting konvensional di Proyek Sentraland Cengkareng.

2. Metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth Construction

Hire) di proyek Sentraland Cengkareng.

3. Perbandingan biaya antara bekisting konvensional dan semi sistem table form

PCH (Perth Construction Hire) di proyek Sentraland Cengkareng.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah ini adalah:

1. Bagaimana metode pelaksanaan bekisting konvensional pekerjaan balok di Proyek

Apartemen Sentraland Cengkareng ?

2. Bagaimana metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth

Construction Hire) pekerjaan balok di Proyek Apartemen Sentraland Cengkareng

3. Berapa perbandingan biaya yang dikeluarkan antara bekisting konvensional dan

semi sistem table form PCH (Perth Construction Hire) pekerjaan balok di Proyek

Sentraland Cengkareng ?

1.4 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui metode pelaksanaan bekisting konvensional pekerjaan proyek di

Proyek Apartemen Sentraland Cengkareng.


I
Bab I

2. Mengetahui metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth

Construction Hire) pekerjaan balok di Proyek Apartemen Sentraland Cengkareng.

3. Mengetahui perbandingan biaya yang dikeluarkan antara bekisting konvensional

dan semi sistem table form PCH (Perth Construction Hire) pekerjaan balok di

Proyek Sentraland Cengkareng.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan konstribusi, antara lain:

1. Bagi owner maupun kontraktor penelitian ini akan berguna memberikan gambaran

tentang perbandingan biaya yang dikeluarkan dalam pemakaian metode-motede

bekisting yang ada, sehingga owner dan kontraktor bisa memilih dalam penerapan

sistem metode pekerjaan bekisting yang akan digunakan pada proyek selanjutnya.

2. Untuk akedemis diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menambah jurnal

hasil karya ilmiah mahasiswa Teknik Sipil terutama dalam memperhitungkan soal

biaya menegenai pekerjaan bekisting, sehingga dapat menjadi literatur dan

refrensi.

3. Bagi masyarakat umum dapat memberikan pemahaman tentang biaya pemasangan

bekisting yang efesien, cepat dalam pelaksanaan tanpa mengabaikan mutu

pekerjaan.

1.6 Batasan Penelitian

Dalam penulisan laporan ini penulis untuk menghindari adanya penyimpangan

pembahasan dalam penyelesaian tugas akhir ini maka dibuat batasan masalah sebagai

berikut :

1. Metode pelaksanaan bekisting konvensional pekerjaan balok menggunakan


I
Bab I

Scaffolding dan Plywood di Proyek Sentraland Cengkareng.

I
Bab I

2. Metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH pekerjaan balok

(Perth Construction Hire) di Proyek Sentraland Cengkareng.

3. Perbandingan biaya antara bekisting konvensional dan semi sistem table form

PCH (Perth Construction Hire) pada pekerjaan balok di Proyek Sentraland

Cengkareng.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir disusun dalam 5 bab yang berisikan tentang

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menyajikan latar belakang untuk pemilihan masalah yang mendasari

penulisan skripsi, perumusan masalah yang menjelaskan permasalahan yang akan dicari

pemecahannya, tujuan penelitian berisikan tentang yang ingin dicapai dari rumusan

masalah, batasan peneilitian yang membatasi ruang lingkup, manfaat penelitian untuk

refrensi karya ilmiah, dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini diuraikan mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan oleh

penulis sebagai landasan dalam penulisan. Skripsi yang berhubungan dengan penelitian

yang akan dilakukan dan teori tersebut disesuaikan dengan pemecahan masalah untuk

mencapai tujuan yang didapat dari studi literature dan internet.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini memberikan penjelasan secara singkat metode penelitian yang

digunakan oleh penulis dalam melakukan kegiatan penelitian mulai dari hal-hal yang

berhubungan dengan desain penelitian, metode pengumpulan data, metode analisa data

dan pengolahan data serta kerangka kerja penelitian.

I
Bab I

BAB IV : ANALISIS DATA DAN HASIL

Pada bagian ini berisi tentang pemaparan data yang telah dikumpulkan serta beberapa

analisa yang dilakukan untuk mengolah data tersebut sesuai dengan dibutuhkan dalam

mencapai menyelesaikan masalah.

BAB V : PENUTUP

Bagian ini merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir. Bagian ini berisi

kesimpulan dari seluruh kajian yang telah dilakukan, kesimpulan yang akan disarankan

oleh penulis terkait dengan permasalahan yang ada dan tercapainya tujuan dari

penelitian penulis dan merupakan penutup dari tugas akhir ini.

I
Bab I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi Gedung

Proyek konstruksi adalah terdiri dari urutan rangkaian kegiatan panjang dan di mulai

sejak dituangkannya gagasan, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-

benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaanya. Jadi proyek konstruksi

gedung juga bisa disebut suatu proses dari gabungan rangkaian aktivitas-aktivitas

sementara yang mempunyai titik awal dan titik akhir, yang melibatkan berbagai sumber

daya yang bersifat terbatas atau tertentu untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan (Wohon, et.all, 2015)

Menurut Donald S.Barrie dalam Ismael dan Junaidi,2014, mengatakan ada enam (6)

tahapan yang memberikan sumbangan dalam pengembangan suatu proyek

(siklus hidup proyek), mulai dari gagasan sampai selesainya proyek konstruksi, adalah

sebagai berikut :

1. Konsep dan studi kelayakan

2. Rekayasa dan disain

3. Pengadaan

4. Konstruksi

5. Memulai dan penerapan

6. Operasi dan perawatan

II
Bab IIBab
Tinjauan
I

2.2 Balok

Balok adalah suatu elemen struktur bangunan yang berfungsi sebagai penahan beban

pelat lantai ataupun sebagai pengaku struktur kolom. Pada pekerjaan pembuatan

strukturnya balok ini dibuat setelah pekerjaan kolom selesai dan dikerjakan bersamaan

dengan struktur pelat lantai.

2.3 Bekisting

Beksiting adalah suatu konstruksi sementara dimana fungsi konstruksi ini untuk

mencetak beton dari kondisi cair hingga beton itu sendiri menjadi keras. Pada

pembuatan struktur beton ini pekerjaan bekisting juga harus dibuat dengan mudah

dibongkar dikarenakan konstruksi bekisting ini hanya sementara, tetapi harus kuat dan

stabil terhadap beban yang bekerja.

2.3.1 Tata Cara Pembuatan Bekisting

Dalam menerapkan pekerjaan bekisting harus ada tat cara dalam membuat bekisting yang

sesuai menurut SNI 03-2847-2000 pasal 8.1 yaitu :

1. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi pada gambar rencan

dan spesifikasi.

2. Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.

3. Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi

dan bentuknya.

4. Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sedemikian hingga tidak merusak

struktur yang dipasang sebelumnya.

5. Perencanaan cetakan harus menyertakan pertimbangan faktor-faktor dari

kecepatan metode saat pengecoran, beban selama konstruksi beban vertikal dan

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I
horizontal.

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

6. Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus dirancang dan dibuat

sedemikian hingga elemen struktur dapat bergerak tanpa menimbulkan kerusakan

pada saat gaya prategang diaplikasikan.

2.4 Bekisting Konvensional

Bekisting konvensional adalah suatu cetakan beton yang dimana material cetakan beton

ini tersusun dari komponen kayu papan sebagai cetakan acuan bekistingnya, dan untuk

perkuatan penopang menggunakan kayu balok, bambu, ataupun perancah scaffolding.

(Hario, et.all, 2012)

Untuk bekisting konvensional ini masih seringkali dipakai pada proyek-proyek

perumahan dan ruko. Adapun material yang digunakan pada bekisting konvensional ini

hampir semuanya kayu, bekisting ini sangatlah gampang dicari namun material ini tidak

bisa dipai berulang-ulang.

2.4.1 Metode Bekisting Konvensional Perancah Scaffolding

Metode bekisting untuk balok-pelat yang menggunakan kayu dan perancah scaffolding,

sebagai berikut :

1. Sistem Perancah Konvensional

a. Main Frame 1.2 x 1.9

b. Cross Brace 2.20

c. Jack Base

d. U-Head

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

Bekisting Konvensional Perancah Scaffolding

Gambar 2.1 Detail Potongan Sistem Bekisting Prancah Scaffolding


( Sumber : Data Proyek )

2. Acuan Bekisting Kayu

Gambar 2.2 Model Bekisting Prancah Scaffolding


( Sumber : Data Proyek )

a. Papan/Multiplek 12 mm

b. Kayu Kaso 5/7

c. Kayu Balok 7/12


II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

2.4.2 Flow Chart Pekerjaan Bekisting Konvensional Perancah Scaffolding

Flow chart untuk metode bekisting konvensional pekerjaan balok dengan menggunakan

scaffolding berdasarkan (Dokumen Metode PT.PP;2015)

START
Pasang U-Head

Survey Perbaiki

Inspeksi
TIDAK
YA
Pendatangan material Scaffolding
Pasang
Kembalikan Gelagar dan Suri-Suri

Inspeksi
TIDAK Pasang Acuan
YA
Bodeman &
Tembereng
Pasang Jack Base

FINISH
Pasang Main Frame

Pasang Cross Brace

Gambar 2.3 Flow Chart Metode Bekisting Konvensional


( Sumber : Dokumen Metode PT.PP,2015 )

2.4.3 Urutan Pekerjaan Beksiting Konvensional Perancah Scaffolding

Berikut urutan untuk mengerjakan bekisting konvensional yang menggunakan kayu dan

perancah scaffolding pada pekerjaan balok.

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

Urutan Pekerjaan Beksiting Konvensional Perancah Scaffolding

1 2

3 4

5 6

Gambar 2.4 Simulasi Metode Bekisting Konvensional


( Sumber : Dokumen Metode PT.PP,2015 )

1. Langkah pertama untuk mengerjakan bekisting adalah survey membuat garis

marking untuk level ketinggian struktur dan dilakukan penentuan titik penempatan

scaffolding, dilaksanakan sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga dapat juga

ditentukan jarak antar scaffolding.

2. Mendatangkan scaffolding untuk di tempatkan diarea pekerjaan.

3. Pasang Jack Base dipasang dengan menyesuaikan dan memperbaiki ketinggian.

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

4. Pasang Main Frame diatas Jack Base lalu pastikan Main Frame terpasang dengan

benar.

5. Sambungkan antar Main Frame dengan menggunakan Cross Brace.

6. Pasang U-Head dan sesuaikan ketinggiannya diatas Main Frame.

7. Selanjutnya pasang gelagar horizontal dengan material Kayu Balok 7/12 dan agar

posisi tidak berubah gelagar dipaku ke U-Head.

8. Diakhiri dengan membuat acuan bagian acuan sisi bawah (plat form) dan sisi

samping (side form) dengan menggunakn material kayu kaso 5/7 untuk surisuri

dan acuan menggunakan multiplek 13 mm.

2.5 Bekisting Semi Sistem

Bekisting semi sistem adalah bekisting yang dasarnya disesuaikan dengan konstruksi

beton, sehingga penulangannya dapat dilakukan lebih banyak apabila konstruksi beton

itu sendiri tidak terjadi perubahan bentuk maupun ukuran (Muis dan Trijeti, 2013).

Pertimbangan penggunaan bekisting semi sistem adalah pada konstruksi yang cukup

tinggi pada struktur bangunannya suatu pekerjaan cetakan sistem ini terbuat dari

material kayu lapis untuk bagaian acuannya, sedangkan penopang atau yang disebut

perancahnya menggunakan material yang terbuat dari pipa baja galvanis yang sudah di

modifikasi di pabrik.

Bekisting dengan metode semi sistem ini merupakan perkembangan dari bekisting

konvensional, metode semi sistem itu sendiri ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas

dari cetakan bekisting konvensional dimana terletak kegunaan bekisting semi sistem ini

bisa digunakan berulang-ulang tidak halnya sama seperti bekisting konvensional.

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

2.5.1 Metode Bekisting Sistem PCH (Perth Construction Hire)

Metode bekisting semi sistem ini adalah yang digunakan pada proyek Apartemen

Sentraland Cengkareng untuk pekerjaan bekisting struktur balok menggunakan sistem

table form PCH (Perth Construction Hire), Metode ini dikembang di Perth, Australia

sejak tahun 1985. Perusahaan ini telah mempunyai sertifikat (AS/NZ4801 certification

of its safety sistem).

Material PCH :

1. Speedshore Standart Vertikal

2. Speedshore Horizontal Ledger Trigger Brace open-end

3. Adjustable Jack Base

4. U-Head

5. Main Beam 2 UNP

6. Besi Siku dan Tie Rode Untuk Penahan Tembereng sisi samping

7. Tembereng Suri-Suri Holow 50x50 mm

8. Bodeman Suri-Suri Holow 50x50 mm

9. Gealagar Hollow 50x100 mm

10. Plywood 13 mm

11. Suri-suri Hollow 50x50 mm

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

Bekisting Sistem PCH (Perth Construction Hire)

Gambar 2.5 Detail Potongan Sistem Bekisting PCH


( Sumber : Data Proyek, 2018 )

Gambar 2.6 Model Bekisting PCH (Perth Construction Hire)


( Sumber : Data Proyek )

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

2.5.2 Urutan Pekerjaan Beksiting Sistem PCH

Berikut simulasi dan urutan metode sistem table form PCH sebagai berikut :

1 2

3 4

5 6

7 8

Gambar 2.7 Simulasi Metode Bekisting PCH (Perth Construction Hire)


( Sumber : Dokumen Metode PT.PP,2015 )

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

1. Karena sistem ini adalah perkembangan dari sistem konvensional untuk langkah

pertama dari metode ini tidaklah jauh beda dengan metode bekisting konvensional

sistem perancah scaffolding, yaitu dengan diawali survey.

2. Meletakan Jack Base dengan sudah sesuai ketinggian yang dibuat.

3. Memasang Speedshore Vertikal.

4. Memasang Speedshore Horizontal Ledger Trigger Brace open-end material ini

dipasang sebagai bracing pengaku Speedshore Vertikal.

5. Pasang U-Head yang sudah distel untuk ketinggiannya.

6. Meletakan Main Beam atau disebut gelagar utama yang terbuat dari double canal

C di atas U-Head.

7. Setelah itu buat suri-suri bagian bawah (plat form) dengan material hollow 5x5

mm dan acuan bekisting menggunakan Plywood 16 mm.

8. Dilanjutkan dengan membuat cetakan bagian samping kanan dan kiri (side form)

dengan material yang sama yaitu Hollow 5x5 mm sebagai suri-suri dan acuan

bekisting memakai Plywood 16 mm.

9. Agar bagian sisi samping (side form) kuat diberi pengaku dengan material siku

yang diikat dengan Tie Rode perhatiakn juga dengan kesikuan dari bagian

perimeter balok.

2.6 Biaya Pelaksanaan Proyek

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi diperlukan perencanaan yang matang,

pengendalian yang baik, pelaksanaan yang teliti dan baik, serta pemanfaatan suatu

proyek agar dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dimana kondisihnya dipengaruhi

oleh salah satu faktor yaitu dengan menerapkan suatu metode kerja yang akan

digunakan. Akan tetapi dari factor tersebut. Jika suatu proyek mengalami masalah dalam

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I
menerapkan

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

sistem kerja yang tidak tepat, maka akan berdampak pada biaya pelaksanaan proyek

tersebut. Bila biaya pelaksanaan proyek tersebut mengalami pemborosan berarti juga

gagalnya tercapai tujuan yang diharapkan.

2.6.1 Biaya Langsung dan Tak Langsung

Komponen utama biaya kontruksi dalam pekerjaan konstruksi biaya ada 2 pembagian

(Wohon, et.all, 2015)

1. Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk mendapatkan

sumbedaya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek. Unsur-unsur yang

termasuk dalam biaya langsung adalah :

a. Biaya Material

b. Biaya Upah Pekerja

c. Biaya Peralatan

d. Biaya Sub Kontraktor

2. Biaya Tak Langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pengawasan,

pengarahan kerja dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, biaya ini disebut

juga biaya overhead. Biaya ini bergantung pada jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan. Yang termasuk dalam biaya tidak langsung ini adalah gaji pegawai,

sewa gedung, rekening listrik dan air, pajak, asuransi dan lain-lain

2.6.2 Biaya Pekerjaan Bekisting

Menurut Edward G Nawy dalam kutipan Esti Legstyana, Biaya beksiting biasanya

berkisar antara 35% sampai 60% atau lebih dari pada keseluruhan biaya konstruksi

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

struktur beton menyadari pengaruh harga pekerjaan bekisting terhadap biaya

keseluruhan adalah kritis bagian dari struktur untuk memfasilitasi ekonomi bagi

bekisting tidak hanya ekonomi sebagai material beton ada beberapa pertimbangan yang

dijadikan acuan dalam penentuan konstruksi bekisting yang ekonomis.

Biaya langsung kerja bekisting merupakan pemikul biaya yang paling penting dari kerja

beton. Dengan demikian meskipun bekisting hanya merupakan suatu alat bantu yang

bersifat sangat sementara pilihan atas metode bekisting dapat berpengaruh besar

terhadap kerja beton. (F.Wigbout Ing,1992)

2.7 Memilih Sebuah Sistem Bekisting

(F.Wigbout Ing,1992)

2.7.1 Tolak Ukur

Jika kita akan mengadakan sebuah pilihan dari sistem yang berbeda-beda hendaknya kita

melakukan beberapa penilaian

Tolak ukur yang menyangkut segi-segi finansial antara lain adalah

1. Peningkatan produktivitas yang diharapkan atau penghematan kerja dan

penghematan upah kerja yang berhubungan dengan itu

2. Menguntungkan tidaknya uang yang diinvestasikan

3. Berbagai resiko ekonomis yang berhubungan dengan penginvestasian

Tolak ukur yang menyangkut segi-segi organisasi antara lain adalah :

1. Bersifat risiko yang berhubungan dengan penggunaan sebuah sistem tertentu.

2. Sifat-sifat teknis dari sistem bersangkutan kemungkinan menguntungkan

setidaknya

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

3. Upaya-upaya penanggulangan tambahan yang perlu diadakan untuk perusahaan

seperti perluasan staf proses hubungan dengan penjualan hasil produksi yang

ditingkatkan perubahan sikap mental di tempat pembangunan.

2.7.2 Memilih Panel Besar Atau Panel Kecil

Dalam kaitan dengan ukuran panel-panel perlu kiranya dikemukakan hal-hal berikut

1. Panel-panel besar mempunyai lebih sedikit celah permukaan beton tidak

memerlukan banyak perapian kekakuan panel-panel bisa lebih besar sehingga

beton bisa lebih rata.

2. Elemen-elemen besar sukar dapat diperbaiki dan bentuknya pun kurang lentur.

3. Karena kemungkinan pemasangan pada objek objek lain terbukti lebih besar pada

anak kecil mempunyai risiko yang lebih kecil dalam penginvestasiannya.

2.7.3 Membuat Sendiri Ataukah Membeli Panel-Panel

Konstruksi Sebuah panel yang direncanakan dengan baik akan sangat berpengaruh

terhadap kebergunaannya. Para produksi panel mempunyai pengalaman yang luas dan

Jika pilihan jatuh pada panel panel dinding yang besar orang pun tidak akan ragu untuk

membelinya hal yang sama berlaku pula bagi bekisting terowongan. Bekisting lantai

yang dapat kita buat sendiri dengan mudah sebagai meja lantai terdiri dari plat bekisting

dan pipa-pipa steger baja apabila meja-meja lantai yang hanya akan kita gunakan berupa

kali saja kayu merupakan materi yang tepat untuk ini

2.8 Kerangka Berpikir

Banyaknya sistem bekisting saat ini maka sangatlah penting untuk dipelajari mengenai

pemilihan sistem yang akan diterapkan pada proyek. Karena dalam proses pelaksanaan

ekerjaan bekisting juga memberikan pengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan dengan

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

pemilihan sistem bekisting yg digunakan, contoh pada proyek Apartemen Sentraland

Cengkareng pada pekerjaan bekisting di proyek ini memerlukan biaya sebesar hampir

40% dari biaya struktur dan 5% dari biaya total keseluruhan konstruksi gedung. (Data

Proyek;2017). Dengan biaya tersebut sistem yang digunakan adalah sistem bekisting

table form PCH untuk pekerjaan struktur Balok, akan tetapi pada penggunaan sistem

bekisting ini masih menambahkan jumlah biaya untuk perbaikan sebesar 1 % dari biaya

kontrak. Hal tersebut menjadikan pembahasan dalam Tugas Akhir ini dimana penulis

akan mencoba menggunkan sistem bekisting konvensional dengan material kayu dan

scaffolding. Untuk itu penulis akan menganalisa biaya masing-masing terhadap kedua

metode bekisting tersebut dengan studi literatur dan menjawab dari rumusan

permasalahan tersebut. Hingga penulisan tugas akhir ini menjadi pembahasan yang

sangat berguna, hususnya dalam dunia konstruksi untuk menetapkan alternatif

penggunaan sistem-sistem kerja yang akan dipakai pada perusahaan dalam pekerjaan

bekisting.

II-
Bab IIBab
Tinjauan
I

2.9 Flow Chart Kerangka Berpikir

Latar Belakang
Hal tersebut menjadikan pembahasan dalam Tugas Akhir ini dimana penul

Rumusan Masalah Tinjauan Pustaka


1. Bagaimana Konvensional
MetodeSistemBekisting 1. ProyekApartemen Cengkarengpekerjaan
Sentraland struktur pelaksaan
di Proyek Apartemen
Sentraland Cengkareng? balok dan pelat dalam pembuatan Bekisting
Bagaimana Metode Semi Sistem Bekisting Table Form PCH di Proyek Apartemen Sentraland Cengkaren
2. MetodeKerjaBekisting
Perbandingan Biaya antara bekisting Konvensional dan sistem bekisting PCH? Konvensional dan Se

Metode Penelitian
Menghitung Biaya Pekerjaan Bekisting Struktur Balok-Plat lantai 6 sampai 10 (Typikal L
Berdasarkan SNI
AHSP proyek Apartemen Sentraland Cengkareng

Gambar 2.8 Flow Chart Kerangka Berpikir


( Sumber : Olahan Penulis )

Manfaat Penelitian
Sebagai pengetahuan dalam dunia konstruksi
khususnya pada pekerjaan bekisting dalam menetapkan
penggunaan metode kerja yang bisa menguntungkan
pengeluaran biaya proyek

II-
Bab II Tinjauan

2.10 Penelitian Terdahulu

Nama Tahun &


Judul Tujuan Variabel Metode Kesimpulan
Penulis Tempat
1. ANALISIS Abdul 2013, 1. Mengetahui 1. KuantitasPekerja 1. Analisa Harga 1. Biaya antara
BEKISTING Muis Universitas biaya yang lebih an bekisting satuan pekerjaan
METODE SEMI Muhamma mahal antara Balok pekerjaan bekisting
SISTEM DAN diyah metode 2. Kuantitas waktu bekisting lebih mahal
METODE SISTEM Jakarta pekerjaan bekisting Pelat semi sistem dibandingkan
PADA beksiting semi Lantai dan sistem dengan
KONSTRUKSI sistem dan pada bekisting
GEDUNG sistem di pekerjaan metode
konstruksi balok dan sistem.
gedung. pelat lantai. 2. Waktu
2. Mengetahui 2. Analisa Waktu pekerjaan
durasi waktu pelaksanaan bekisting
masing-masing pekerjaan metode
dalam bekisting semi sistem lebih
pengerjaan sistem dan cepat
bekisting semi sistem pada penyelesaian
sistem dan pekerjaan balok nya
sistem. dan pelat lantai dibandingkan
metode semi
sistem. Jadi
bekisting
metode
sistem
dipakai atau
dipilih

II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


apabila
proyek
konstruksi
dituntut
untuk lebih
cepat dan
perusahaan
mendapatkan
proyek yang
sama /
berulang-
ulang.

2. METODE Budi 2014, Melakukan analisa 1. Perhitungan 1. Penyusunan Perbandingan


PELAKSANAAN Rohmad Universitas perbandingan dua RAB BarChart kedua metode
DAN ANALISA Wijayant Diponogor metode pekerjaan jadwal pelaksanaan
BIAYA BEKISTING o, o bekisting plat pada bekisting pekerjaan
PADA PEKERJAAN M.Yudi tiap lantai untuk pelat dari struktur yang
STRUKTUR (STUDI Purnawa mendapatkan masing- telah dilakukan
KASUS : n, metode yang lebih masing sebelumnya
PEMBANGUNAN Sukamta, layak metode didapatkan
GEDUNG ASTA Arif diaplikasikan pada 2. Analisa metode kedua
HONDA MOTOR Hidayat proyek.Analisa perbandinga lebih layak
SEMARANG) perbandingan n 2 metode diaplikasikan.
metode pekerjaan Penentuan
pelaksanaan bekisting kelayakan
dilakukan berdasarkan metode
berdasarkan waktu dan pekerjaan
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


perbedaan jarak biaya berdasarkan
waktu pelepasan proyek. durasi dan
bekisting plat dan biaya dari
balok setelah pekerjaan
pengecoran serta struktur durasi
perbedaan total pekerjaan
biaya dari masing- kedua metode
masing metode. yang diperoleh
dari Bar Chart
pelaksanaan,
terdapat selisih
5 hari
pekerjaan yang
lebih singkat
untuk metode
pertama biaya
pekerjaan
kedua metode
yang diperoleh
yakni pada
metode
pertama
melakukan
biaya tambah
material
bekisting
sebesar Rp
349.298.026
sedangkan
metode kedua
memerlukan
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


biaya
tambahan
untuk biaya
langsung dan
tak langsung
dan terjadi
dalam 5 hari
pekerjaan
sebesar Rp
720.009.249
dengan
demikian dari
metode
tersebut
walaupun
metode kedua
lebih lama 5
hari daripada
metode
pertama namun
selisih biaya
yang
dikeluarkan
adalah biaya
rendah sebesar
Rp 277.2
88.777 untuk
metode kedua.

II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut

3. ANALISA Hario 2017, Mengetahui 1. Proyek World 1.Analisa Biaya Berdasarkan


PERBANDINGAN Surya Univeritas penggunaan Trade Center 3, dan Waktu hasil penelitian
PENGGUNAAN Pratama, Diponogor bekisting pada Jakarta pada sistem ini, ditinjau
2.Proyek Ruko bekisting di
BEKISTING Rosaria o setiap proyek- dari segi biaya
Grand Kota masing-
KONVENSIONAL, Kristi proyek yang masing dan waktu,
Bintang,Bekasi
SEMI SISTEM, DAN Anggraen ditinjau terutam proyek yang 1.Proyek
3.Proyek Ruko
SISTEM (PERI) i, Arif dalam waktu dan Gaja Mada, ditinjau World Trade
PADA KOLOM Hidayat, biaya pelaksanaan Semarang dengan Center 3,
GEDUNG Riqi membuat Jakarta jika
BERTINGKAT Radian scenario mengutamak
Khasani kombinasi an segi biaya
besting semi pekerjaan
sistem, bekisting
konvensional, lebih teapt
sistem
menggunaka
(PERI) semi
sistem. n bekisting
semi sistem.
Jika
mengutamak
an segi
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


waktu,
Pekerjaan
bekisting
sudah tepat
menggunakn
Peri Up
karena
bekisting ini
durasi
pelaksanaann
ya paling
cepat diantar
bekisting
lainnya.
4. ANALISA Fransisko Universitas Tujuan yang ingin `
PENGARUH Yeremia Sam dicapai dalam
PERCEPATAN Wohon, Ratulangi penelitian ini
DURASI PADA Robert Manado, adalah untuk
BIAYA PROYEK J.M 2015 menghasilkan
MENGGUNAKAN Mandagi, durasi dan Biaya
MIQROSOFT Pingkan percepatn yang
PROJECT 2013 (Studi A.K. efesien
Kasus : Pembangunan Pratasis
Gereja GMIM Syalom
Karambosan)

5. NUZUL Universiti Menurut


BUILDING COST AZAM Teknologi beberapa
COMPARISON HARON, Malaysia, alasan yang
BETWEEN SALIHU 2005 diberikan oleh
CONVENTIONAL DDIN para responden
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


AND FORMWORK HASSIM , untuk bahan
SYSTEM , pada sistem
MOHD. konvensional
RAZALI lebih
penghematan
ABD. biaya sebagai
KADIR dibandingkan
& dengan sistem
MOHD formwork ( ibs
SALEH ) an sejak
JAAFAR jaman
menyediakan
peluang
negosiasi yang
lebih baik agar
memperoleh
paling
kompetitif
yang harga
tender sesuai
dengan
pengembang.

6. KOMPARASI ESTY 2012, 1. Mengetahui Tahap I Dari hasil


BIAYA LEGSTY UNIVERSI biaya terhemat .Merumuskan analisa data
PELAKSANAAN ANA TAS antara bekisting masalah dan
PENGUNAAN SEBELAS konvensional penelitian pembahasan
BEKISTING MARET atau bekisting ,tujuan bahwa
KONVENSIONAL system PERI penelitian dan bekisting
DAN BEKISTING 2. Mengetahui menentukan system PERI
SISTEM PERI factor apa saja metode yang biaya pelat
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


dalam memilih digunakan permeter
bekisting menggali persegi
konvensional kepestukaan. sebesar
atau bekisting Tahap II Rp.90.000.00
system PERI 1.Mengidentifi dengan
untuk kasi proyek selisih
konstruksi yang akan Rp.20.471.00
gedung diteliti sekitar 18.5%
2.Melakukan lebih murah
prosos dan untuk
perijinan perhitungan
kepada instansi biaya
proyek menggunaka
3 Menentukan n system
Objek perancah
penelitian kayu sebesar
Tahap III Rp.110.471.6
Mengumpulkan 6
data proyek
spserti gambar
kerja,data-data
anggaran biaya
bekisting
AHSP, serta
wanwancara
dan observasi
Tahap IV
Menghitung
jarak antar
balok dengan
analisa
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


kekuatan dan
kekakuan
Menghitung
biaya
kebutuhan
material dan
tenaga kerja
Membandingka
n nalisi biaya
bekisting
bekisting
konvenional
dengan system
PERI
Tahap V
Membahas
hasil penelitian
perbandingan
penggunaan
bekisting
konvensional
dan bekisting
system PERI
7. 2018, 1.Mendapatkan a.Merumuskan a. Perhitungan
ANALISIS Sony UNIVERSI selisih biaya masalah biaya
PERBANDINGAN Prakoso TASISLA antara bekisting penelitian dan bekisting
BIAYA BEKISTING Nugroho M menggunakan menentukan untuk
ANATARA INDONESI multiplek dan tujuan pekerjaan
BEKISTING A bekisting penelitian struktur
MULTIPLEK DAN menggunakan b.Melakukan kolom
BEKISTING tegofilm survey ke pembanguna
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


TEGOFILM UNTUK 2.Pemilihan lapangan n Rumah
KOLOM GEDUNG material yang untuk Sakit JIH
BERTINGKAT tepat untuk melakukan Solo
bekisting kolom pengumpulan menggunaka
gedung bertingkat data primer n material
dan data multiplek
skunder sebesar Rp
c.Studi literatur 2.056.169.92
yang dengan 8,10 dan
permasalahan menggunaka
yang akan n material
dibahas. tegofilm
d.Mnghitung sebesar Rp
dan 2.197.607.37
membandingk 4,73 dengan
an biaya selisih biaya
kebutuhan sebesar Rp
bekisting 141.437.446,
multiplek dan 63 atau 7%
tegofilm lebih murah
menggunakan material
bekisting multiplek
konvensional dibandingkan
material
tegofilm.
b. Dengan
selisih biaya
sebesar 7%,
penggunaan
material
tegofilm
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


menjadi salah
satu material
alternatif
untuk
pekerjaan
bekisting
kolom karena
permukaan
beton
menjadi lebih
halus,
memiliki
tekstur yang
baik, dan
menghemat
waktu
terutama
pada kolom
expose yang
tidak
membutuhka
n pekerjaan
plester dan
pekerjaan
acia

II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


a. Menganalisis Metode pada Dari analisis
8. OPTIMALISASI Yusron 2010,Unive model yang penelitian ini dan
WAKTU DAN Abdul rsitas optimal pada adalah perbandingan
BIAYA PEKERJAAN Nashir Indonesia pembagian zona mengumpulkan hasil yang
BEKISTING pekerjaan dan semua data diperoleh,
MELALUI SISTEM siklus pemakaian primer dan maka suatu
SIKLUS bekisting dalam skunder, kesimpulan
PEMAKAIAN DAN pelaksanaan menjabarkan bahwa untuk
SISTEM ZONING pekerjaan semua metode bentuk struktur
PADA GEDUNG bekisting pada pekerjaan seperti Gedung
BERTINGKAT gedung bekisting, dan Universitas
(STUDI bertingkat membuat Gajah Mada
KASUS:PROYEK dengan waktu analisa harga Kampus
UNIVERSITAS pelaksanaan dan satuan Jakarta metode
GAJAH MADA biaya yang pekerjaan dan pelaksanaan
KAMPUS dikeluarkan pada terhadap bekisting untuk
JAKARTA) pekerjaan produktifitas balok, plat,
bekisting balok, waktu kolom, dan
plat lantai, shearwall yang
kolom, shearwall paling
serta retaining ekonomis
wall. dengan 2 Zona
b. Melakukan dengan
validasi pakar pembagian
bekisting dari area pkerjaan
alternative dan waktu
system zoning pelaksnaan per
dan system lantai 7 hari
siklus pemakaian (Penyedian
bekisting material dan
serta lama
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


sewa per
elemen
bekisting balok
bottom 2.5
lantai 17 hari
pakai, balok
side serta pelat
lantai 1.5 lantai
8 hari pakai,
kolom dan
shearwall 0.5
hari lantai 2
kali pakai)

9. ANALISIS Anggrain 2015, 1.1 Mengetahu Jenis Penelitian Untuk analisis


PERBANDINGAN i Utami Universitas i pengaruh yang digunakan biaya
ZONING DAN Putri Mercu pembagian zone adalah perbedaan
SIKLUS BEKISTING Buana dan siklus penelitian harga terdapat
TABLE FORM terhadap biaya kuantitatif pada sewa alat.
SYSTEM PADA dan waktu. Untuk dengan metode Yang mana
PROYEK mengetahui experimen. dipengaruhi
PEMBANGUNAN perbandingan Model oleh jumlah
PRIMA ORCHARD biaya bekisting experiment dari pengadaan
APARTEMENT semi modern penelitian ini yang berbeda-
dengan berupa variasi beda tiap zone.
konvensional model bentang Sedangkan
II-
Bab II Tinjauan

Tabel 2.1 Penelitian Lanjut


sesuai dengan bangunan , luas pada bahan dan
RKS bekisting total upah juga
2.1 Membandi dan klasifikasi terjadi
ngkan beberapa jumlah lantai perbedaan
alternatif , bangunan karena
sehingga didapat Metode analisa pengadaan
sistem mana yang data dengan material dan
lebih murah dan menganalisa upah antar
cepat tanpa data pada studi zone juga
mengabaikan kasus berbeda.
mutu pekerjaan 1.Menghitung Dengan ini
dan nantinya akan Volume dan dapat diketahui
menjadikan tolak luas bahwa zoning
ukur pada proyek permukaan dan siklus
– proyek sejenis 2.Mebuat sangat
selanjutnya. rincian alat berpengaruh
dan bahan terhadap
3.Menentukan pengadaan alat,
alternatif pengadaan
4.Mengevaluas material, dan
i biaya penggunaan
pekerjaan material yang
5.Mengevaluas berimbas pada
i waktu biaya
pekerjaan pelaksanaan
proyek

II-
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Studi ini bersifat deskriftif, yaitu menjelaskan bagaimana perbandingan bekisting

konvensional yang menggunakan material scaffolding dan plywood dengan sistem table

form PCH dari segi metode kerja dan biaya yang dikeluarkan masing-masing. Nantinya

bisa dilihat perbandingan antara biaya kedua tipe bekisting tersebut yang efesien,

sehingga metode sistem tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk acuan dalam

penerapan di proyek-proyek konstruksi selanjutnya.

3.2 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan alur dari pemikiran yang ditempuh dalam membuat

tahapan proses analisa penelitian. Untuk mendapat data di dalam penelitian ini

digunakan teknik pengamatan langsung, wawancara dan meminta data-data dari proyek.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem bekisting yang

ada di konstruksi gedung terutama dalam biaya.

Untuk menghindari pekerjaan yang berulang-ulang maka dibuatlah bagan alir

penelitian. Adapun bagan alir penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

III-
Bab I
Bab III Metodelogi

Mulai

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Studi Pusataka

Pengumpulan Data

Data Primer :
Data Skunder :
 Data Proyek • RAB  Wawancara dan survey
 Buku Literatur • AHSP lapangan
 Metode Kerja • Jurnal

Validasi Pakar Tidak


(Tahap 1)

Analisa Data

Biaya Bekisting Konvensional Biaya Bekisting Semi Sistem Table Form PCH

Perbandingan Biaya Antara Kedua Tipe Bekisting

Validasi Pakar (Tahap 2)Tidak


Ya

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


(Sumber : Pengolahan oleh Penulis, 2018)

III-
Bab I
Bab III Metodelogi

3.3 Teknik Pengambilan Data

Pada kegiatan identifikasi kebutuhan data, dilakukan penyusunan data-data apa saja

yang dibutuhkan serta pendataan kontraktor yang dapat dijadikan sumber data. Data-

data yang dibutuhkan ada yang berupa data primer dan data sekunder.

1. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari pengamatan di

lapangan. Dari pengamatan ini dapat diketahui keadaan kondisi proyek Apartemen

Sentraland Cengkareng

Data sekunder yang diperoleh antara lain :

a. Wawancara, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung terhadap pihak-pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan proyek Apartemen Sentraland Cengkareng

b. Observasi lapangan, yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan yang

berkaitan dengan pekerjaan bekisting proyek Apartemen Sentraland Cengkareng

di Jakarta Barat.

2. Data Primer adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari dokumen

teknik di kantor proyek tersebut. Data ini diperoleh dari Site Operasi Manajemen

dan Engineering dari PT. Brantas Abipraya (Persero) selaku kontraktor utama.

Data sekunder yang digunakan antara lain yaitu RAB, AHSP , Gambar Kerja

(Shop Drawing).

3.4 Pengumpulan Data

Untuk dapat melakukan analisa yang baik memerlukan data-data/informasi yang

lengkap dan akurat dan disertai teori dasar yang relevan. Dalam rangka pengumpulan

data harus melalui dua tahapan penting yaitu :

III-
Bab I
Bab III Metodelogi

3.4.1 Tahapan Persiapan

Tahapan persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan

pengolahan data. Tahap ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat

gambaran umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di

lapangan. Tahap persiapan ini meliputi , Studi pustaka terhadap materi, menentukan

kebutuhan data, mendata terkait yang dapat dijadikan sumber data.

3.4.2 Tahapan Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses

pelaksanaan yang sangat penting. Karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan

rangkaian penentuan alternatif pemecahan masalah yang akan diambil.

3.5 Analisa Data

Untuk tahap ini setelah dilakukan pengumpulan data yang ada, analisa yang dilakukan

untuk menjawab dari rumusan masalah penulis melakukan analisa data dengan

melakukan pengamatan langsung, observasi lapangan terhadap pekerjaan bekisting

balok, mengolah perhitungan biaya menurut hasil dari data metode kedua bekisting,

yaitu bekisting table form PCH dan bekisting konvensional yang mamakai scaffolding-

kayu.

3.6 Tahap Validasi Pakar

Tahap validasi pakar ini bertujuan untuk membahas contoh sampel dari object penelitian

kepada pakar-pakar yang memahami atau mengusai dari objek penelitian tersebut agar

penelitian bisa menjadi pembahasan yang valid sesuai dengan yang dikerjakan sehingga

III-
Bab I
Bab III Metodelogi
penulis bisa menyimpulakan hasil penelitian tersebut. Validasi akan dilakukan 2 (dua)

III-
Bab I
Bab III Metodelogi

tahap, tahap pertama setelah dilakukannya pengumpulan data teknis dan variabel, tahap

kedua dilakukan setelah melakukan analisa data sehingga didapat kesimpulan.

3.7 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

3.7.1 Tempat Penelitian

Gambar 3.2 Desain Bangunan Apartemen Sentralan Cengkareng


(Sumber : Pengolahan oleh Penulis, 2018)

Tabel 3.1 Data Umum Proyek


Data Umum Keterangan
Nama Pekerjaan Proyek Pembangunan Rusunami Blok A8 Grand
Sentraland Cengkareng, (Tower Bunaken)
Lokasi Proyek JL. Kamal Raya Dalam, Perumhan Bumi Citra
Idaman; Rt 04, Rw 14, Kel Cengkarenhg Timur Kec
Cengkareng Jakarta Barat
Tahun Anggaran 2017 – 2018
Pemberi Tugas Perum Perumnas
Penyedia Jasa PT . Brantas Abipraya (Persero)
Konsultan MK PT. Ultimate CM
Quanty Surveyor PT. Gapssary Mitra Kreasi
Nilai Kontrak 280.000.000.000 (Include PPN)
Kontrak DIRPROD/604/62/III/207 ; TANGGAL 22
MARET 2017
(Sumber : Data Proyek, 2017)

III-
Bab I
Bab III Metodelogi

Tabel 3.2 Data Teknis Proyek


Data Teknis Keterangan
Luas Lahan 13.414 M2
Luas Bangunan 68.124,22 M2
Jumlah Unit 1319 UNIT
Jumlah Lantai 23 + ATAP
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Struktur, Arsitektur dan MEP
Pembagian Tower Tower Podium dan Tower Hunian
Waktu Pelaksanaan 420 ( Empat Ratus Dua Puluh) Hari Kalender
Waktu Pemeliharaan 180 ( Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender

(Sumber : Data Proyek, 2017)

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017 yang

dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama yaitu melakukan observasi dan wawancara

yang bertempatan di lokasi proyek pembangunan. Dan tahap kedua yaitu tahap

pelaksanaan yang meliputi pengolahan data yang dilakukan di Perpustakaan Universitas

Mercu Buana.

3.8 Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Mei

2017. Rincian kegiatan terdapat dalam tabel 3.4

III-
Bab III Metodelogi Penelitian
Bab I

Tabel 3.3 Jadwal penelitian

Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan
a. Penyusunan Dokumen Proposal
b. Seminar Proposal

2 Tahap Pelaksanaan Penelitian


a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan data dan analisa data

3 Tahap Penyelesaian
a. Penyusunan Tugas Akhir
b. Sidang Tugas Akhir
c. Perbaikan (Revisi)
(Sumber : Data Proyek, 2017)

III-
Bab I

BAB IV

ANALISIS DATA DAN HASIL

4.1 Data Penelitian

Pada bab ini akan membahas mengenai analisa perbandingan biaya pekerjaan bekisting,

antara bekisting konvensional dengan penggunaan bekisting semi sistem PCH. Untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan maka dilakukan perhitungan biaya pekerjaan bekisting

dengan data-data sebagai berikut

1. Spesifikasi Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Rusunami Blok A8 Grand Sentraland

Cengkareng Lokasi : JL. Kamal Raya Dalam, Cengkareng Jakarta Barat

Fungsi Bangunan : Apartemen

Jumlah Lantai : 19 Lantai + 4 Podium

Luas Total Bangunan : 68.124 m2

2. Data Primer

Tabel 4.1 Resume Elemen Balok Lt.7 – Lt.10

Dimensi (mm)
No. Tipe
B H
1 G-4 400 500
2 G-5 400 500
3 G-7 400 500
4 G-8 400 500
5 G-9 400 500
6 G-10 250 200
7 G-11 400 500
8 Ba-1 250 450
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-34 IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Gambar 4.1 Denah Balok Lt.7-Lt.10


( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

Gambar 4.2 Detail Balok Lt.7-Lt.10


( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )
3. Data Skunder

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

A. Durasi Metode Pekerjaan Bekisting Konvensional

Untuk pekerjaan pemasangan bekisting balok dengan luas pekerjaan 36 m2 menggunakan

metode bekisting konvensional dengan scaffolding dan plywood berikut breakdown durasi

pekerjaan berdasarkan analisa pengamatan dilapangan

No. Gambar Pekerjaan Kegiatan Durasi


(menit)
1. Pemasangan Jack Base 30

KODE : A

2. Pemasangan Main Frame 60

Scaffolding dan pemasangan

Cross Brace

KODE : B

3. Pemasangan Plat Form terdiri 75

dari pasang U-Head, dan Main

Beam yang tebuat dari kayu

balok 8/12 (diluar pemotongan

kayu + setting elevasi


KODE : C
ketinggian U-Head)

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

4. Pemasangan Side Form, 120

pekerjaan ini terdiri dari

pemasangan acuan bagian

bawah dengan material kayu

5/7 dan acuan plywood 13 mm

KODE : D

5. Pemasangan pembesian balok 120

KODE : E

6. Setelah pembesian terpasang, 75

dilanjutkan dengan

pemasangan acuan bagian

samping / Side Form dan

ditambahkan dengan memberi


KODE : F
perkuatan dengan Tie Rode

Durasi dibutuhkan = A + B + C + D + E + F 480


= 30+60+75+120+120+75 = (menit)

1. Analisa Perhitungan Durasi Pekerjaan

a. Pemasangan Jack Base

Dalam 36 m2 diperlukan material

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

 Jack Base sebanyak 34 pcs = 17 set

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan material Jack Base 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 50

pcs = 25 set

 25 set / 0.125 = 200 set dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 17 set / ( 200 x 4 pekerja ) = 0.0212 hari = 30 menit........................A

b. Pemasangan Main Frame Scaffolding dan Cross Brace

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Main Frame Scaffolding = 17 pcs

 Cross Brace = 24 pcs

Maka jumlah material = 41 pcs

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan material Main Frame Scaffolding dan Cross Brace 1 orang pekerja

dalam 1 hari mampu memasang 125 pcs

 125 pcs / 0.125 = 1000 pcs dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 41 pcs / ( 1000 x 4 pekerja ) = 0.041 hari = 60 menit........................B

c. Pemasangan Plat Form terdiri dari pasang U-Head dan Main Beam Gelagar

Kayu Dalam 36 m2 diperlukan material

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan
 U-Head = 34 pcs

 Main Beam = 17 pcs

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Maka jumlah material = 51 pcs

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan material U-Head dan Main Beam 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu

memasang 30 pcs

 30 pcs / 0.125 = 240 pcs dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 51 pcs / ( 240 x 4 pekerja ) = 0.053 hari = 75 menit....................C

d. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood dan Kayu

Kaso Dalam 36 m2 diperlukan material

 Side Form = 9.6 m2

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 3.5 m2

 3.5 m2 / 0.125 = 28 m2 dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 9.6 m2 / ( 28 m2 x 4 pekerja ) = 0.085 hari = 120 menit................D

e. Pemasangan Tulangan Besi

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Tulangan Besi = 1523 kg

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan
 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan Tulangan 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 550 kg

 550 kg / 0.125 = 4400 kg dalam 1 hari

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Durasi Pekerjaan = 1523 m2 / ( 4400 kg x 4 pekerja ) = 0.085 hari = 120 menit............E

f. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood, Kayu Kaso, Tie Rode

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Side Form = 25.92 m2

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4 pekerja

 Pekerja = 0.125 OH

Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 3.5 m2

 3.5 m2 / 0.125 = 28 m2 dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 25.92 m2 / ( 28 m2 x 4 pekerja ) = 0.085 hari = 120 menit............D

B. Koefisien Tenaga Kerja dan Material

Dalam analisa menghitung koefisien untuk tenaga kerja bekisting ini, dilakukan

pengumpulan informasi data yang didapat dari observasi lapangan pada proyek apartemen

sentraland cengkareng.

1) Tenaga Kerja

Untuk analisa ini diambil dengan metode pengamatan selama pekerjaan bekiting

berlangsung pada proyek Apartemen Sentraland Cengkareng, dengan pengamatan

dilapangan untuk pembuatan bekisting 36 m2 pada bekisting balok terlihat proporsi tenaga

kerja sebanyak 4 orang dari 4 orang ini dibagi dengan masing-masing tugas 2 orang instal

Main Frame Scaffolding dan 2 orang instal acuan bekisting plywood. Durasi yang

diperlukan selama pengamatan untuk membuat bekisting balok dengan metode

konvensional sekitar 480 menit.

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Maka dengan data tersebut untuk mengetahui produktifitas 1 m2 jika dikerjakan 1 orang

adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
 Produktifitas Tenaga Kerja = :1
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑋

36 𝑚2 1
 Produktifitas Tenaga Kerja =
480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋

36 X = 480

X = 13.2 menit

13.2 menit x ( 4 orang ) = 52.8 menit

Didapat produktifitas terhadap 1 tenaga kerja untuk mengerjakan bekisting balok adalah 52.8

menit

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎


 Koefisien Tenaga Kerja =
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

52.8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 Koefisien Tenaga Kerja =
420 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0.125

Koefisien Tenaga Kerja (Kepala Tukang) = 0.125 ……………………. A1

 Koefisiein Pekerja Pembantu/Kenek = Koef. Tenaga Kerja x Jumlah Kenek

Kenek adalah pembantu pekerja, jadi dalam pekerjaan 1 m2 untuk pemasangan bekisting

balok adalah 1 pekerja akan dibantu 2 kenek

maka Koefisien Pekerja Pembantu/Kenek = 0.125 x 2 = 0.25 .…………………. A2

 Koefisiein Mandor = 1 / 20
Dalam perhitungan koefisien mandor didapat 1 orang mengawasi 20 orang

maka Koefisien Mandor = 1 / 20 = 0.05 ………………………………………… A3

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Tabel 4.2 Koefisien Man Power


Man Power Koefisien Satuan Kode
Tenaga Kerja 0.125 OH A1
Pekerja Pembantu 0.25 OH A2
Mandor 0.05 OH A3
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

2) Bahan Material
Untuk analisa perhitungan koefisien material didapat dengan perhitungan sebagai berikut
Ukuran gelagar kayu main beam 8/12 panjang 200 cm
Diketahui : Dimensi 1 gelagar kayu main beam ( 0.08 x 0.12 x 2 = 0.0192 m3)

0.12 2

0.08

Kebutuhan main beam dalam 36 m2 = 17 batang


17 x 0.0192 = 0.13 m3 (A)

 1 Orang dalam 1 hari kerja ( 420 menit ) mampu pabrikasi matrial Kayu Kelas III
 100 batang (dengan alat bantu)
 100 x 0.0192 = 1.92 m3 (B)
Jadi untuk mencari koefisien matrial Kayu Kelas III

𝐴
 Koefisien =
𝐵

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

0.13 𝑚3
 Koefisien = = 0.067
1.92 𝑚3

Tabel 4.3 Koefisien Material


Bahan Material Koefisien Satuan
Kayu Kelas III 0.067 m3
Paku 4-12 cm 0.400 kg
Skrup 2 Inch 0.600 kg
Minyak Bekisting 0.200 kg
Plywood Tebal 13 mm 0.475 Lbr
Balok Kayu 5/7, L=2 m 2.000 Btg
( Sumber : SNI 03-2847-2002 )

C. Harga Material Bekisting

1) Material Main Frame/Scaffolding berdasarkan penawaran sub Kontraktor X

Tabel 4.4 Harga Material Main Frame Scaffolding

Material Komponen Harga Dasar


Main Frame Rp.141.300,
Cross Brace Rp.37.800,
Join Pin Rp.5.400,
Jack Base Rp.53.000,
U-Head Rp.55.000,
Gelagar Kayu 5/17 (2 m) Rp.45.000,
Tie Rode Rp.12.000,
Plywood 1 (Lembar) Rp.85.000,
Paku 5-7 cm 1 (Kg) Rp.40.000,
Minyak Bekisting 1 (Ltr) Rp.10.500,
( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

D. Harga Upah Pekerja / Tenaga Instal dan Bongkar Bekisting

Tabel 4.6 Harga Material Table Form PCH

Man Power Harga / Hari


Kepala Tukang Rp.100.000,
Pekerja Rp.65.000,
Mandor Rp.80.000,
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

E. Durasi Metode Pekerjaan Bekisting Semi Sistem PCH

Untuk pekerjaan pemasangan bekisting balok dengan luas pekerjaan 36 m2 menggunakan

metode bekisting semi sistem table form Perth Construction Hire berikut breakdown durasi

pekerjaan berdasarkan analisa pengamatan dilapangan

No. Gambar Pekerjaan Kegiatan Durasi


(menit)
1. Pemasangan Jack Base 40

KODE : A

2. Pemasangan Main Frame 40

Table Form Speedshore

Vertikal dan Speedshore

Horizontal

KODE : B

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

3. Pemasangan Plat Form terdiri 50

dari pasang U-Head, dan

Main Beam yang tbuat dari

Steel Waller double canal C

KODE : C

4. Pemasangan Side Form, 90

pekerjaan ini terdiri dari

pemasangan acuan bagian

bawah dengan material

hollow 5/5 dan acuan plywood

KODE : D 13 mm

5. Pemasangan pembesian balok 120

KODE : E

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

6. Setelah pembesian terpasang, 60

dilanjutkan dengan

pemasangan acuan bagian

samping / Side Form dan

ditambahkan dengan memberi


KODE : F
perkuatan dengan Tie Rode

Durasi dibutuhkan = A + B + C + D + E + F 400


= 40+65+30+90+120+55 = (menit)

1. Analisa Perhitungan Durasi Pekerjaan

a. Pemasangan Jack Base

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Jack Base sebanyak 40 pcs = 20 set

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan material Jack Base 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 50

pcs = 25 set

 25 set / 0.10 = 200 set dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 20 set / ( 200 x 4 pekerja ) = 0.028 hari = 40 menit.........................A

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan
b. Pemasangan Speedshored Vertikal dan Speedshored Horizontal

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Speedshored Vertikal = 40 pcs

 Speedshored Horizontal = 50 pcs

Maka jumlah material = 90 pcs

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4 pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan material Main Frame Scaffolding dan Cross Brace 1 orang pekerja

dalam 1 hari mampu memasang 50 pcs

 50 pcs / 0.10 = 500 pcs dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 90 pcs / ( 500 x 4 pekerja ) = 0.045 hari = 65 menit........................B

c. Pemasangan Plat Form terdiri dari pasang U-Head dan Main Beam Gelagar

Kayu Dalam 36 m2 diperlukan material

 U-Head = 40 pcs

 Steel Waller Double Canal C = 20 pcs

Maka jumlah material = 60 pcs

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4 pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan material U-Head dan Main Beam 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu

memasang 50 pcs

 50 pcs / 0.10 = 500 pcs dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 60 pcs / ( 500 x 4 pekerja ) = 0.037 hari = 50 menit.........................C

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

d. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood dan Kayu

Kaso Dalam 36 m2 diperlukan material

 Side Form = 9.6 m2

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 4 m2

 4 m2 / 0.10 = 40 m2 dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 9.6 m2 / ( 40 m2 x 4 pekerja ) = 0.069 hari = 90 menit...................D

e. Pemasangan Tulangan Besi

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Tulangan Besi = 1523 kg

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan Tulangan 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 550 kg

 550 kg / 0.10 = 4400 kg dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 1523 m2 / ( 4400 kg x 4 pekerja ) = 0.085 hari = 120 menit............E

f. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood, Kayu Kaso, Tie Rode

Dalam 36 m2 diperlukan material

 Side Form = 25.92 m2

Pemasangan dilapangan dikerjakan 4

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan
pekerja

 Pekerja = 0.10 OH

Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 25 m2

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

 25 m2 / 0.10 = 28 m2 dalam 1 hari

Durasi Pekerjaan = 25.92 m2 / ( 28 m2 x 4 pekerja ) = 0.042 hari = 55 menit............D

F. Koefisien Tenaga Kerja dan Material

Dalam analisa menghitung koefisien untuk tenaga kerja bekisting ini, dilakukan

pengumpulan informasi data yang didapat dari observasi lapangan pada proyek apartemen

sentraland cengkareng.

1) Tenaga Kerja

Untuk analisa ini diambil dengan metode pengamatan selama pekerjaan bekiting

berlangsung pada proyek Apartemen Sentraland Cengkareng, dengan pengamatan

dilapangan untuk pembuatan bekisting 36 m2 pada bekisting balok terlihat proporsi tenaga

kerja sebanyak 4 orang dari 4 orang ini dibagi dengan masing-masing tugas 2 orang instal

Table Form dan 2 orang instal acuan bekisting plywood. Durasi yang diperlukan selama

pengamatan untuk membuat bekisting balok dengan metode semi sistem Pert Construction

Hire sekitar 400 menit. Maka dengan data tersebut untuk mengetahui produktifitas 1 m2

jika dikerjakan 1

orang adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
 Produktifitas Tenaga Kerja = :1
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑋

36 𝑚2 1
 Produktifitas Tenaga Kerja =
400 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋

36 X = 400

X = 11.1 menit

13.2 menit x ( 4 orang ) = 44.4 menit

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

 Didapat produktifitas terhadap 1 tenaga kerja untuk mengerjakan bekisting balok

adalah 44.4 menit

𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎


Koefisien Tenaga Kerja =
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

44.4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Koefisien Tenaga Kerja = = 0.10
420 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Koefisien Tenaga Kerja (Kepala Tukang) = 0.10 ……...………………. B1

 Koefisiein Pekerja = Koef. Tenaga Kerja x Jumlah Kenek

Kenek adalah pembantu pekerja, jadi dalam pekerjaan 1 m2 untuk pemasangan bekisting

balok adalah 1 pekerja akan dibantu 2 kenek

maka Koefisien Pekerja = 0.10 x 2 = 0.20 ………………………………………. B2

 Koefisiein Mandor = 1 / 20

maka Koefisien Mandor = 1 / 20 = 0.05 ………………………….………………. B3

Tabel 4.2 Koefisien Man Power


Man Power Koefisien Satuan Kode
Tenaga Kerja 0.10 OH B1
Pekerja 0.20 OH B2
Mandor 0.05 OH B3
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

2) Bahan Material
Untuk analisa perhitungan koefisien material didapat dengan perhitungan sebagai berikut
Ukuran gelagar main beam Steel Waller Double Canal C
dimensi 1 gelagar main beam ( 0.5 x 0.12 x 0.5 x 0.005 x 2 = 1.8 kg)

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Kebutuhan main beam dalam 36 m2 = 17 batang


17 x 1.8 = 30.6 kg (A)

1 Orang dalam 1 hari kerja ( 420 menit ) mampu pabrikasi Steel Waller Double Canal C
50 batang (dengan alat bantu)
15 x 30.6 = 459 kg (B)
Jadi untuk mencari koefisien matrial Kayu Kelas III

𝐴
Koefisien =
𝐵

30.6 𝑘𝑔
Koefisien = = 0.067
459 𝑘𝑔
Tabel 4.3 Koefisien Material
Bahan Material Koefisien Satuan
Steel Waller Double Canal C 0.067 m3
Paku 4-12 cm 0.400 kg
Skrup 2 Inch 0.600 kg
Minyak Bekisting 0.200 kg
Plywood Tebal 13 mm 0.475 Lbr
Balok Kayu 5/7, L=2 m 2.000 Btg
( Sumber : SNI 03-2847-2002 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

G. Harga Material Bekisting

1) Material Table Form Perth Construction Hire

Tabel 4.5 Harga Material Table Form PCH

Material Komponen Harga Satuan

Speedshore Vertikal 1.9 Rp.190.000,

Speedshore Horizontal 2.0 Rp.170.000,

Speedshore Horizontal 1.2 Rp.130.000,

Jack Base Rp.64.000,

U-Head Rp.55.000,

Steel Waller double Canal (2 m) Rp.125.000,

Tie Rode Rp.12.000,

Plywood 1 (Lembar) Rp.85.000,

Srew Driver Rp.78.000,

Minyak Bekisting 1 (Ltr) Rp.10.500,


( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

4.2 Metode Kerja Pekerjaan Bekisting

Dalam menentukan metode pekerjaan bekisting langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan pembagian zoning, yang mana dari zoning tersebut menggambarkan alur siklus

pekerjaan dari pekerjaan bekisting. Untuk penelitian di proyek ini pembagian zoning

pekerjaan bekisting dibagi menjadi 4

No Lantai Luas/Lantai
1 Lantai 6 2280.4 m2
2 Lantai 7 2280.4 m2
3 Lantai 8 2280.4 m2
4 Lantai 9 2280.4 m2
5 Lantai 10 2280.4 m2
6 Lantai 11 2280.4 m2
7 Lantai 12 2280.4 m2
8 Lantai 13 2280.4 m2
9 Lantai 14 2280.4 m2
10 Lantai 15 2280.4 m2 Keterangan :
11 Lantai 16 2280.4 m2
12 Lantai 17 2280.4 m2 Zona 1 : 574.16 m2
13 Lantai 18 2280.4 m2
14 Lantai 19 2280.4 m2 Zona 2 : 566.04 m2
15 Lantai 20 2280.4 m2
16 Lantai 21 2280.4 m2 Zona 3 : 566.04 m2
17 Lantai 22 2280.4 m2
18 Lantai 23 2280.4 m2 Zona 4 : 574.16 m2
19 Lantai Atap 2280.4 m2
20 Lantai Roof Lift 294.1 m2

Gambar 4.3 Zoning Pekerjaan Struktur


( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

4.3 Siklus Bekisting

Pada pekerjaan diproyek ini khususnya untuk pekerjaan bekisting dipakai perhitungan

siklus pemasangan bekisting dan pembongkaran bekisting supaya memudahkan pekerjaan

dan tetap berjalan sesuai dengan progress pelaksanaan, dalam menerapkan siklus ini

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan
juga sangat

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

berpengaruh pada biaya material yang akan dipakai. Oleh karena itu untuk tahapan siklus

pekerjaan bekisting diproyek Sentraland Cengkareng sebagai berikut.

Jarak Pengecoran = 4 Hari

Siklus = 8 Hari

Pasang Bekisting Balok Pertama Hari Ke = 3 Hari Setelah Cor

Pasang Bekisting Pelat Pertama Hari Ke = 4 Hari Setelah Cor

Bongkar Bekisting Balok = 7 Hari Setelah Cor

Bongkar Bekisting Pelat = 7 Hari Setelah Cor

Bongkar Pipe Support Balok = 14 Hari Setelah Cor

Bongkar Pipe Support Pelat = 14 Hari Setelah Cor

LT.
69.5
RML

198 2.1
191 205
205 212
48 205
LT.
67.4
205 212 DAK

190 194 3.5


183 197 187 201 191 205 195 209
197 204 201 208 205 212 209 216
48 197 51 201 54 205 57 209
197 204 201 208 205 212 209 216 LT. 23 63.9

182 186 2.8


175 189 179 193 183 197 187 201
189 196 193 200 197 204 201 208
48 189 51 193 54 197 57 201
189 196 193 200 197 204 201 208 LT. 22 61.1

2.8
174 178 182 186

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

167 181 171 185 175 189 179 193


181 188 185 192 189 196 193 200
48 181 51 185 54 189 57 193
181 188 185 192 189 196 193 200 LT. 21 58.3

166 170 2.8


159 173 163 177 167 181 171 185
173 180 177 184 181 188 185 192
48 173 51 177 54 181 57 185
173 180 177 184 181 188 185 192 LT. 20 55.5

158 162 2.8


151 165 155 169 159 173 163 177
165 172 169 176 173 180 177 184
48 165 51 169 54 173 57 177
165 172 169 176 173 180 177 184 LT. 19 52.7

150 154 2.8


143 157 147 161 151 165 155 169
157 164 161 168 165 172 169 176
48 157 51 161 54 165 57 169
157 164 161 168 165 172 169 176 LT. 18 49.9

142 146 2.8


135 149 139 153 143 157 147 161
149 156 153 160 157 164 161 168
48 149 51 153 54 157 57 161
149 156 153 160 157 164 161 168 LT. 17 47.1

134 138 2.8


127 141 131 145 135 149 139 153
141 148 145 152 149 156 153 160
48 141 51 145 54 149 57 153
141 148 145 152 149 156 153 160 LT. 16 44.3

126 130 2.8


119 133 123 137 127 141 131 145
133 140 137 144 141 148 145 152
48 133 51 137 54 141 57 145

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

133 140 137 144 141 148 145 152 LT. 15 41.5

118 122 126 130 2.8


111 125 115 129 119 133 123 137
125 132 129 136 133 140 137 144
48 125 51 129 54 133 57 137
125 132 129 136 133 140 137 144 LT. 14 38.7

2.8
103 117 107 121 111 125 115 129
117 124 121 128 125 132 129 136
48 117 51 121 54 125 57 129
117 124 121 128 125 132 129 136 LT. 13 35.9

2.8
95 109 99 113 103 117 107 121
109 116 113 120 117 124 121 128
48 109 51 113 54 117 57 121
109 116 113 120 117 124 121 128 LT. 12 33.1

2.8
87 101 91 105 95 109 99 113
101 108 105 112 109 116 113 120
48 101 51 105 54 109 57 113
101 108 105 112 109 116 113 120 LT. 11 30.3

2.8
79 93 83 97 87 101 91 105
93 100 97 104 101 108 105 112
48 93 51 97 54 101 57 105
93 100 97 104 101 108 105 112 LT. 10 27.5

2.8
71 85 75 89 79 93 83 97
85 92 89 96 93 100 97 104
48 85 51 89 54 93 57 97
85 92 89 96 93 100 97 104 LT. 9 24.7

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

70 2.8
63 77 67 81 71 85 75 89
77 84 81 88 85 92 89 96
48 77 51 81 54 85 57 89
77 84 81 88 85 92 89 96 LT. 8 21.9

62 2.8
55 69 59 73 63 77 67 81
69 76 73 80 77 84 81 88
56 69 59 73 54 77 57 81
69 76 73 80 77 84 81 88 LT. 7 19.1

54 2.8
47 61 51 65 55 69 59 73
61 68 65 72 69 76 73 80
48 61 51 65 54 69 57 73
61 68 65 72 69 76 73 80 LT. 6 16.3

46 2.8
39 53 43 57 47 61 51 65
53 60 57 64 61 68 65 72
40 53 43 57 46 61 49 65
53 60 57 64 61 68 65 72 LT. 5 13.5

38 3.5
31 45 35 49 39 53 43 57
45 52 49 56 53 60 57 64
32 45 35 49 38 53 41 57
45 52 49 56 53 60 57 64 LT. 4 10

30 34 3
23 37 27 41 31 45 35 49
37 44 41 48 45 52 49 56
24 37 27 41 30 45 33 49
37 44 41 48 45 52 49 56 LT. 3 7

22 26 30 34 3
15 29 19 33 23 37 27 41

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

29 36 33 40 37 44 41 48
16 29 19 33 22 37 25 41
29 36 33 40 37 44 41 48 LT. 2 4

14 18 22 26 4
3 21 7 25 11 29 15 33
21 28 25 32 29 36 33 40
4 21 8 25 12 29 16 33 LT. 1 0
21 28 25 32 29 36 33 40
BONGKAR

BONGKAR

BONGKAR

BONGKAR
PASANG

PASANG

PASANG

PASANG
ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3 ZONE 4

Penyedian Material
Bekisting Side Balok = 2 Lantai
Bekisting Bottom Form Balok = 2 1/2 Lantai
Reproping Balok = 2 1/2 Lantai
Bekisting Slab = 2 1/2 Lantai
Repropoing Slab = 2 1/2 Lantai

Tabel 4.7 Masa Penggunaan Material Main Frame Scaffolding

Material Komponen Penggunaan


Main Frame Berulang-ulang
Cross Brace Berulang-ulang
Join Pin Berulang-ulang
Jack Base Berulang-ulang
U-Head Berulang-ulang
Tie Rode Berulang-ulang
Kayu Balok Gelagar 2 m 10 x pakai
Plywood 13 mm 5 x pakai
Paku 5-12 cm 2 x pakai
Minyak Bekisting 1 x pakai
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Tabel 4.8 Masa Penggunaan Material Table Form PCH

Material Komponen Penggunaan

Speedshore Vertikal 1.9 Berulang-ulang

Speedshore Horizontal 2.0 Berulang-ulang

Speedshore Horizontal 1.2 Berulang-ulang

Jack Base Berulang-ulang

U-Head Berulang-ulang

Steel Waller double Canal (2 m) Berulang-ulang

Tie Rode Berulang-ulang

Hollow 4 x 4 Berulang-ulang

Plywood 13 mm 5 x pakai

Screw Driver 2 inch 3 x pakai

Minyak Bekisting 1 x pakai


( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

Gambar 4.4 Siklus Tahap Pekerjaan Struktur


( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

4.4 Metode Pemasangan Pekerjaan Bekisting Konvensional Perancah Scaffolding

Berikut urutan untuk mengerjakan bekisting konvensional yang menggunakan kayu dan

perancah scaffolding pada pekerjaan balok.

Gambar 4.4 Simulasi Metode Bekisting Konvensional


( Sumber : Dokumen Metode PT.PP,2015 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Tabel 4.9 Resume Hasil Validasi Pakar Tahap I Mengenai Metode

Bekisting Konvensional

Pakar I Pakar II Pakar II


No. Uraian Pekerjaan
Ya No Ya No Ya No

1. Survey membuat garis marking √ √ √


2. Mobilisasi Material Bekisting √ √ √
3. Pasang Jack Base √ √ √
4. Pasang Main Frame √ √ √
5. Pasang Cross Brace √ √ √
6. Pasang U-Head √ √ √
7. Pasang Main Beam Kayu Balok 7/12 √ √ √
8. Pasang Platform dan Sideform √ √ √
( Sumber : Olahan Penulis, 2018 )

Gambar 4.5 Detail Potongan Sistem Bekisting Prancah Scaffolding


( Sumber : Data Proyek PT.Brantass Abipraya, 2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

4.5 Metode Pemasangan Pekerjaan Bekisting Semi Sistem Table Form PCH

Gambar 4.6 Simulasi Metode Bekisting Semi Sistem Table Form PCH
( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Tabel 4.10 Resume Hasil Validasi Pakar Tahap I Mengenai

Metode Bekisting Semi Sistem Table Form Perth Construction Hire

Pakar I Pakar II Pakar II


No. Uraian Pekerjaan
Ya No Ya No Ya No

1. Survey membuat garis marking √ √ √


2. Mobilisasi Material Bekisting √ √ √
3. Pasang Jack Base √ √ √
4. Pasang Speedshore Vertikal √ √ √
5. Pasang Speedshore Horizontal √ √ √
6. Pasang U-Head √ √ √
7. Pasang Main Beam double canal C √ √ √
8. Pasang Platform dan Sideform √ √ √
( Sumber : Olahan Penulis, 2018 )

4.6 Analisa Perhitungan Kebutuhan Material

Berikut langkah utama dalam menghitung pengeluaran biaya pekerjaan bekisting adalah

mengetahui kebtuhan material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembutan bekisting.

Maka dari itu analisa yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan masing-masing kedua

metode pekerjaan bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH, dibuatlah

template penggunaan bekisting dalam bentuk balok struktur yang ada di proyek Sentraland

Cengkareng dengan luasan 6 m x 6 m / (36 m2), seperti dibawah ini

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

Gambar 4.8 Detail Struktur Balok


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

Gambar 4.7 Denah Struktur Balok


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab
Analisa
I Dan

1. Bekisting Konvensional ( Main Frame/Perancah Scaffolding & Playwood )

Analisa dengan memakai metode bekisting Konvensional pekerjaan struktur balok.

Diketahui data teknis struktur proyek sentraland cengkareng ( pada lantai 6-23 tipikal )

Panjang Balok = 5.5 m ( Tipe G-9)

= 3.8 m ( Tipe G-11)

= 4.7 m ( Tipe Ba-1)

Tinggi Elevasi = 2.3 m

Maka spesifikasi perancah/main frame scaffolding yang digunakan untuk membuat bekisting

tersebut menggunakan

Tampak Atas

Gambar 4.9 Detail Spesifikasi Main Frame Scaffolding


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IV Analisa Dan Data
Bab I

Jika dibuatkan modul set penempatannya akan seperti dibawah ini

Gambar 4.10 Detail Potongan Bekisting Main Frame Scaffolding


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )
Untuk jumlah yang diperlukan pada templete tersebut maka bisa dihitung dengan rumus

(Volume
Tipe G-9) = 5.5 mBalok
= ( Panjang / 1.52 /mpanjang
= 4 set xMain
2 = 8Frame
set ) x Jumlah Tipe

( Tipe G-11) = 3.8 m / 1.52 m = 3 set x 2 = 6 set

( Tipe Ba-1) = 4.7 m / 1.52 m = 3 set x 1 = 3 set

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Sehingga ploting penempatan prancah/scaffolding akan seperti dibawah ini

Gambar 4.11 Ploting Penempatan Main Frame Scaffolding


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Jadi untuk area pekerjaan struktur area 36 m2, dibutuhkan bahan bekisting

a. Perancah

Tabel 4.11 Material Komponen Main Frame Scaffolding

Material Komponen Quantity


Main Frame 17
Cross Brace 24
Join Pin Tidak pakai
Jack Base 34
U-Head 34
Gelagar Kayu 5/17 (2 m) 17
Tie Rode 50
( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

b. Acuan Bekisting

Diketahui : Untuk pemakaian acuan bekisting ini menggunakan plywood tebal 13 mm

Dengan ukuran 1 lembar 1220 mm x 2200 mm

Maka untuk
Volume menghitung
Luas Plywood=kebutuhannya,
(1.22 x 2.20) =diperlukan
2.60 m2 luasan balok yang akan dibuat acuan

bekisting dengan rumus seperti dibawah ini.

Volume
Tipe Luas
BalokBalok=
G-9 (Tinggi Balok-Tebal Plat) x 2 + Lebar Balok x Panjang

( 0.50 – 0.13 ) x 2 + 0.40 x 11 = 12.54 m2

 Tipe Balok G-11

( 0.50 – 0.13 ) x 2 + 0.40 x 7.75 = 8.83 m2

 Tipe Balok Ba-1

( 0.45 – 0.13 ) x 2 + 0.25 x 4.77 = 4.22 m2

Volume Acuan Bekisting = Luas Balok / Luas Plywood

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Tabel 4.12 Kebutuhan Plywood


Luas Luas
Quantity
Tipe Balok Balok Plywood
(lembar)
(m2) (m2)
Tipe G-9 12.54 2.6 5
Tipe G-11 8.84 2.6 3
Tipe Ba-1 4.23 2.6 2
( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

2. Bekisting Semi Sistem Table Form Perth Construction Hire (PCH)

Analisa dengan memakai metode bekisting Semi Sistem pekerjaan struktur balok.

Diketahui data teknis struktur proyek sentraland cengkareng ( pada lantai 6-22 tipikal )

Panjang Balok = 5.5 m ( Tipe G-9)

= 3.8 m ( Tipe G-11)

= 4.7 m ( Tipe Ba-1)

Tinggi Elevasi = 2.3 m

Maka perancah/main frame yang digunakan untuk membuat bekisting tersebut

menggunakan sistem table form

Gambar 4.12 Sistem Bekisting semi sistem PCH


( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Untuk pemakaian beskiting sistem PCH yang dipakai pada proyek sentraland cengkareng

ini digunakan

Speedshore Vertikal Standard 1.90 m

Speedshore Horizontal Ledger Trigger Brace open-end

 1.20 m (bentang pendek)

 2.00 m (bentang panjang)

Tampak Atas

Gambar 4.13 Detail Table Form PCH


( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )

Jika dibuatkan modul set penempatannya akan seperti dibawah ini

Tampak Potongan
Gambar 4.14 Detail Main Frame/Perth Constrution Hire
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Dalam mengetahui jumlah kebutuhan bekisting sistem PCH dibuatlah ploting-ploting

penempatan yang menyesuaikan kondisi lapangan dan speedshor yang digunakan.

( Tipe G-9) = 2 m + 1.2 m + 2 m

( Tipe G-11) = 1.2 m + 1.2 m + 1.2 m

( Tipe Ba-1) = 1.2 m + 1.2 m + 1.2 m

Sehingga ploting penempatan prancah/speedshore akan seperti dibawah ini

Tampak Atas

Gambar 4.15 Ploting Penempatan Table Form Perth Construction Hire


( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

Jadi untuk area pekerjaan struktur area 36 m2, dibutuhkan bahan bekisting

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

a. Perancah

Tabel 4.13 Material Komponen Table Form PCH

Material Komponen Quantity


Speedshore Vertikal 1.9 40
Speedshore Horizontal 2.0 8
Speedshore Horizontal 1.2 42
Jack Base 40
U-Head 40
Steel Waller double Canal (2 m) 20
Tie Rode 50
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

b. Acuan Bekisting

Diketahui : Untuk pemakaian acuan bekisting ini menggunakan plywood tebal 13 mm

Dengan ukuran 1 lembar 1220 mm x 2200 mm

Maka untuk
Volume menghitung
Luas Plywood=kebutuhannya,
(1.22 x 2.20) =diperlukan
2.60 m2 luasan balok yang akan dibuat acuan

bekisting dengan rumus seperti dibawah ini.

Volume
Tipe Luas
BalokBalok=
G-9 (Tinggi Balok-Tebal Plat) x 2 + Lebar Balok x Panjang

( 0.50 – 0.13 ) x 2 + 0.40 x 11 = 12.54 m2

 Tipe Balok G-11

( 0.50 – 0.13 ) x 2 + 0.40 x 7.75 = 8.83 m2

 Tipe Balok Ba-1

( 0.45 – 0.13 ) x 2 + 0.25 x 4.77 = 4.22 m2

Volume Acuan Bekisting = Luas Balok / Luas Plywood

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Tabel 4.14 Kebutuhan Plywood


Luas Balok Luas Plywood Quantity
Tipe Balok
(m2) (m2) (lembar)
Tipe G-9 12.54 2.6 5
Tipe G-11 8.84 2.6 3
Tipe Ba-1 4.23 2.6 2
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

Maka untuk rekapitulasi kebutuhan bekisting untuk luasan 36 m2 dari kedua metode

konvensional dan semi sistem table form PCH adalah

A. Bekisting Konvensional ( Main Frame/Perancah Scaffolding & Playwood )

Tabel 4.13 Rekap Kebutuhan Material


Material Komponen Quantity Satuan
Main Frame 17 Pcs
Cross Brace 24 Pcs
Join Pin Tidak pakai -
Jack Base 34 Pcs
U-Head 34 Pcs
Gelagar Kayu 5/17 (2 m) 17 Btg
Tie Rode 50 Pcs
Plywood 10 Lbr
Minyak Bekisting 1 Ltr
Paku 5-7 cm 3 Kg
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

B. Bekisting Semi Sistem Table Form Perth Construction Hire (PCH)

Tabel 4.15 Rekap Kebutuhan Material


Material Komponen Quantity Satuan
Speedshore Vertikal 1.9 40 Pcs
Speedshore Horizontal 2.0 8 Pcs
Speedshore Horizontal 1.2 42 Pcs
Jack Base 40 Pcs
U-Head 40 Pcs
Steel Waller double Canal (2 m) 20 Pcs
Tie Rode 50 Pcs
Plywood 10 Lbr
Minyak Bekisting 1 Ltr
Screw Driver 300 Pcs
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

4.7 Analisa Perhitungan Biaya

Dalam perhitungan analisa ini, untuk membandingkan berapa besar biaya yang dikeluarkan

pada pekerjaan bekisting diproyek sentraland cengkareng. Hasil analisa perhitungan ini

akan dibuat dengan tabel agar bertujuan memudahkan untuk membandingkan nilai Biaya

dari kedua sistem bekisting yaitu bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH.

1. Biaya Bekisting Konvensional ( Main Frame / Scaffolding ) untuk 1 m2

Material Komponen Quantity Satuan Harga Satuan Biaya


Material Bekisting Main Frame
Scafolding
Main Frame 17 Bh
141,300.00
Cross Brace 24 Bh
37,800.00
Join Pin - - -
Jack Base 34 Bh
53,000.00
U-Head 34 Bh
55,000.00
Tie Rode 50 Bh
12,000.00
Sub Total = 299,100.00/36 m2
8,308.33
Gelagar Kayu 5-7 (Kelas III) 0.067 m3
1,200,000.00 80,000.00
Plywood 13 mm 0.75 Lbr
14,850.00 11,137.50
Minyak Bekisting 0.2 Ltr
10,500.00 2,100.00
Paku 5-7 0.4 Kg
15,000.00 6,000.00
Upah Tenaga Kerja
Pekerja 0.125 OH
60,000.00 7,500.00
Kepala Tukang 0.25 OH
75,000.00 18,750.00
Mandor 0.05 OH
60,000.00 3,000.00

Σ= 106,279.30

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

2. Biaya Bekisting Semi Sistem ( Table Form PCH ) untuk 1 m2

Harga
Material Komponen Quantity Satuan Biaya
Satuan
Material Bekisting Table Form
Speedshore Vertikal 1.9 Bh
40 190,000.00
Speedshore Horizontal 2.0 Bh
8 170,000.00
Speedshore Horizontal 1.2 Bh
42 130,000.00
Jack Base Bh
40 53,000.00
U-Head Bh
40 55,000.00
Steel Waller double Canal (2 m) Bh
20 150,000.00
Tie Rode Bh
50 12,000.00
Sub Total =
760,000.00/36 m2 21,111.11
0.067 m3
Steel Waller Canal C
1,200,000.00 80,000.00
0.75 Lbr
Plywood 13 mm
14,850.00 11,137.50
0.2 Ltr
Minyak Bekisting
10,500.00 2,100.00
0.4 Kg
Paku 5-7
15,000.00 6,000.00
Upah Tenaga Kerja
0.10 OH
Pekerja
60,000.00 6,000.00
0.20 OH
Kepala Tukang
75,000.00 15,000.00
0.05 OH
Mandor
60,000.00 3,000.000

Σ= 144,348.20

Maka hasil analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting ini jika dibandingkan
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Satuan
Konvensional Semi Sistem
1 Bekisting Balok m2 Rp.106,279.30 Rp.144,348.20

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

4.8 Hasil Validasi Pakar Tahap II


Pakar I Pakar II Pakar II
No. Elemen yang divalidas
LD LDR TLD LD LDR TLD LD LDR TLD
Pada penggunaan metode
bekisting semi sistem Perth
Construction Hire dalam
analisa perhitungan durasi
1.
waktu pekerjaan √ √ √
menyatakan hasilnya lebih
cepat dibandingkan dengan
metode bekisting
konvensional
Pada penggunaan metode
bekisting semi sistem Perth
Construction Hire dalam
analisa perhitungan biaya
yang diperlukan √ √ √
2. menyatakan hasilnya lebih
mahal dibandingkan dengan
metode bekisting
konvensional
Dari segi peralatan, metode
bekisting semi sistem Perth
3. Construction Hire lebih √ √ √
banyak namun lebih mudah
saat pemasangan
Penjelasan mengenai
analisa perhitungan pada √ √ √
4. penelitian ini semua dapat
mudah dipahami
5. Rumus-rumus yang dipakai
dalam perhitungan analisa √ √ √
Daftar harga satuan
biaya, material, dan upah
yang dipakai dalam
√ √ √
6.
analisa
perhitungan
Penjelasan penulis dari
7. metode pekerjaan beksiting √ √ √
konvensional
Penjelasan penulis dari
metode pekerjaan beksiting
semi sistem Perth
√ √ √
8.
Construction Hire

IV-
Bab IVBab I
Analisa Dan

Keterangan :

LD = Layak Digunakan

LDR = Layak Digunakan dengan

Revisi TLD = Tidak Layak Digunakan

IV-
Bab Bab
I V

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan validasi pakar mengenai metode bekisting konvensional adalah

a. Langkah pertama untuk mengerjakan bekisting adalah survey membuat garis

pinjaman untuk level ketinggian struktur dan dilakukan penentuan titik penempatan

scaffolding, dilaksanakan sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga dapat juga

ditentukan jarak antar scaffolding.

b. Mendatangkan scaffolding untuk di tempatkan diarea pekerjaan.

c. Pasang Jack Base dipasan dengan menyesuaikan dan memperbaiki ketinggian.

d. Pasang Main Frame diatas Jack Base lalu pastikan Main Frame terpasang dengan

benar.

e. Sambungkan antar Main Frame dengan menggunakan Cross Brace.

f. Pasang U-Head dan sesuaikan ketinggiannya diatas Main Frame.

g. Selanjutnya pasang gelagar horizontal dengan material Kayu Balok 7/12 dan agar

posisi tidak berubah gelagar dipaku ke U-Head.

h. Diakhiri dengan membuat acuan bagian bodeman bawah dan tembereng dengan

menggunakn material kayu kaso 5/7 untuk surisuri dan acuan menggunakan multiplek

12 mm.

2. Berdasarkan validasi pakar mengenai metode bekisting semi system table form PCH

(Perth Construction Hire) adalah

IV-
Bab Bab
I V

a. Karena sistem ini adalah perkembangan dari sistem konvensional untuk langkah

pertama dari metode ini tidaklah jauh beda dengan metode bekisting konvensional

sistem perancah scaffolding, yaitu dengan diawali survey.

b. Meletakan Jack Base dengan sudah sesuai ketinggian yang dibuat.

c. Memasang Speedshore Vertikal.

d. Memasang Speedshore Horizontal Ledger Trigger Brace open-end material ini

dipasang sebagai bracing pengaku Speedshore Vertikal.

e. Pasang U-Head yang sudah distel untuk ketinggiannya

f. Meletakan Main Beam atau disebut gelagar utama yang terbuat dari Steel waller

double canal C di atas U-Head.

g. Setelah itu buat suri-suri bagian bawah (bodeman) dengan material hollow 5x5 mm

dan acuan bekisting menggunakan Plywood 13 mm.

h. Dilanjutkan dengan membuat cetakan bagian samping kanan dan kiri (tembereng)

dengan material yang sama yaitu Hollow 5x5 mm sebagai suri-suri dan acuan

bekisting memakai Plywood 13 mm. Agar bagian tembereng kuat diberi pengaku

dengan material siku yang diikat dengan Tie Rode perhatiakn juga dengan kesikuan

dari bagian perimeter balok.

3. Dari hasil analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting dari kedua metode bekisting

di proyek Apartemen Sentraland Cengkareng

Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Satuan
Konvensional Semi Sistem
1 Bekisting Balok m2 Rp.106,279.30 Rp.114,348.20
Selisih harga biaya bekisting yang ada sebesar Rp. 38.069,00/m2

IV-
Bab Bab
I V

5.2 Saran

Setelah menganalisa perhitungan biaya bekisting ini dibuat, pada pekerjaan bekisting

sangat penting untuk membandingan segi biaya dari semua jenis metode yang akan dipakai,

sehingga pihak yang ingin mengerjakan pekerjaan bekisting ini mengetahui besarnya biaya-

biaya yang diperlukan dan mengetahui biaya yang lebih efisien. Namun dari perbedaan

biaya pada masing-masing metode bekisting yang akan dipakai, terdapat pertimbangan

untuk dipilihnya penggunaan bekisting, karena dari pengamatan langsung dilapangan dan

hasil validasi pakar tahap II, pakar memberikan tanggapan bahwa metode kerja yang paling

mudah dikerjakan dan lebih cepat waktu pengerjaannya adalah bekisting semi sistem table

form Perth Construction Hire . Jadi untuk instansi perusahan kontraktor jika ingin

pekerjaan yang lebih cepat dalam pembuatan bekisting balok, sistem Perth Construction

Hire yang paling tepat.

IV-

Anda mungkin juga menyukai