PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka
Raya merupakansebuah sekolahtinggi negeri yang terletak di KotaPalangka
Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia. STAKN Palangka
Raya adalahsekolahtinggi agama Kristen di
bawahnaunganDirektoratJenderalBimbinganMasyarakat Kristen, Departemen Agama
atau Kementerian Agama Indonesia.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya memiliki visi
pembangunan yaitu mewujudkaan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
menjadi salah satu universitas yang maju, mandiri, dan berbudaya.
Seiring denganpesatnya perkembangan ilmu pengetahuanmakafasilitas-
fasilitaspenunjangharusditingkatkan. Olehkarenaitudalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya diperlukan
peningkataninfrastruktur berupa gedung serbaguna .
Gedung Serba Guna adalah bangunan yang berfungsi untuk menampung kegiatan
yang berbeda, yang mana masing-masing kegiatan memiliki kaitan yang erat dan saling
melengkapi satu sama lain serta memenuhi kriteria yang ada dalam konteks
tertentu(berkaitan dengan fungsi utama bangunan tersebut)
Fungsi Gedung serba guna adalah menyelenggarakan kegiatan berupa pertemuan,
kegiatan olah raga baik itu futsal maupun kegiatan keagamaan.
Gedung Serba Guna Tahap III sebagai tempat penunjang pendidikan harus
mendukung suasana yang nyaman, efisien, dan menyenangkan bagi pengguna. Tata
ruang yang baik akan meningkatkan efisiensi kerja dan peningkatan kualitas pendidikan
yang ada. Oleh karena itu konsep pembangunan gedung serbaguna harus
mempertimbangkan aspek fungsi dan tujuan sebuah gedung serba guna.
Pembangunan dilakukan secara bertahap dan penataan tersebut diatur dalam
suatu peraturan perundangan, yang secara garis besar adalah dimulai dengan tahapan
perencanaan dan pelaksanaan konstruksi serta pengawasannya.
1
1.2 TujuandanSasaran
Tujuan penyusunan DED Pembangunan GedungSerbaGunaTahap III adalah
penyusunan dokumen perencanaan baik gambar kerja, perhitungan biaya, penyusunan
rencana kerja dan syarat untuk pekerjaan fisik yang akan dilaksanakan.
Sasaranpenyusunan DEDPembangunan GedungSerbaGunaTahap
IIIadalahterwujudnyasuatukonsepGedung yang mampumenampung beberapa kegiatan
yang membutuhkan space luas.
1.3 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penyusunan DED Pembangunan GedungSerbaGunaTahap IIISekolah
Tinggi Agama Kristen (STAKN) Palangka Raya memiliki lingkup kegiatan secara umum,
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan pembuatan papan nama proyek
Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
Pekerjaan pembuatan direksi keet dan bedeng kerja
Pekerjaan pembersihan awal dan akhir
Mobilisasi dan Demobilisasi Truck Mounted Crane Kap. 10 Ton
2
Pekerjaan finish painting
3. Pekerjaan Beton Tribun Dan Pasangan
TRIBUN
a) Pekerjaan pemasangan plat bondek
b) Pekerjaan pemasangan wirmesh
ATAP DECK
a) Pekerjaan plat bondek
b) Pekerjaan wirmesh
c) Pekerjaan beton
d) Pekerjaan bikisting samping
e) Pekerjaan lisplank beton atap deck beton
3
BAB II
RENCANA KERJA DAN PELAKSANAANNYA
4
Spesifikasi teknis/rencana kerja dan syarat(RKS)
Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi
Laporan akhir perencanaan
5. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti mambantu pejabat pembuat komitmen
di dalam menyusun dokumen pelalangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
6. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang
7. Membantu memberi masukan selama pelaksanaan konstruksi fisik seperti:
Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.
Memberikan saran-saran.
2.2 Program Kerja
Rencana kerja yang telah dikembangkan dari program kerja adalah rencana kerja
keseluruhan. Rencana kerja disusun berdasarkan ruang lingkup kerja konsultan.
Menurut kerangka acuan kerja, tahapan yang perlu dilaksanakan oleh konsultan adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan perencanaan termasuk survei
2. Penyusunan pra rencana
3. Pengembangan rencana/draft desain, meliputi;
Gambar denah, tampak dan potongan
Gambar rencana struktur
Gambar rencana arsitektur
4. Rencana kebutuhan jaringan elektrikal mekanikal
5. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
6. Penyusunan rencana prioritas pelaksanaan
7. Penyusunan Rencana Detail (Gambar kerja, KRS, BQ).
Agar dapat diperoleh rencana kerja, maka tahapan pekerjaan tersebut di break
down lebih detail sebagai berikut:
5
Tabel 1
No Uraian Kegiatan Person in
charge
1. Persiapan Perencanaan termasuk survei TL
a. Pre Construction Meeting TL & TA
b. Survei lokasi eksisting TL & TA
c. Shop Drawing sesuai eksisting TL & TA
d. Laporan pendahuluan TL
2. Penyusunan Pra Rencana TL
a. Analisis struktur Baja Balok, Sloof, Kolom, Plat lantai Tribun TA
dan Atap
b. Analisis Arsitektural TA
c. Usulan dan rekomendasi TA
3. Pengembangan Rencana/Draft Desain meliputi
a. Rencana struktur Baja Balok, Sloof, Kolom, Plat lantai Tribun TL & TA
dan Atap
b. Rencana arsitektural TL & TA
4. Gambar Draf Desain
a. Denah, Tampak, danpotongan keseluruhan dan parsial Drafter
b. Detail engineering desain struktur Drafter
c. Detail engineering desain Arsitektur Drafter
5. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) TL & TA
6. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat/Spesifikasi teknis TL & TA
7. Penyusunan Rencana Detail (Gambar kerja, RKS, BQ) TL & TA dan
Drafter
8. Laporan Akhir TL & TA
6
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
No Uraian Kegiatan I II Keterangan
1 2 3 4 1 2
1 Tahapan persiapan personil dan mobilisasi
2 Taha Survey Ke Lapangan
3 Pengolahan Data Survey dan Pengumpulan
Data Sekunder
4 Tahap Konsep Rencana Keknis
5 Tahap Pra-Rencana Teknis
6 Tahap Pengembangan Rencana
7 Tahap Rencana Detail
8 Tahap Konsultan dan Pelaporan
9 Tahap Pelelangan Dilaksanakan
waktu
pelelangan
fisik
10 Tahap Pengawasan Berkala Dilaksanakan
waktu
pelelangan
fisik
7
BAB III
TINJAUAN LOKASI PEKERJAAN
3.1 TinjauanUmumLokasi
Kota Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu
kota Provinsi Kalimantan Tengah. berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan
kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km (hasil Sensus Penduduk Indonesia
2010). Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2
kecamatan, yaitu : Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka
Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni : Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau,
dan Rakumpit. Secara Umum Kota Palangka Raya dapat dilihat sebagai sebuah kota yang
memiliki 3 (tiga) wajah yaitu wajah perkotaan,wajah pedesaan dan wajah hutan. Kondisi
ini, memberikan tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Palangka Raya dalam
membangun kota. Kondisi ini semakin menantang lagi bila mengingat luas kota Palangka
Raya yang berada diurutan ke-3 di Indonesia yaitu 2.687 km.
3.3 Topografi
Topografi kota Palangka Raya terletak pada ketinggian 113 m sampai 197 m di
atas permukaan laut. Elevasinya semakin tinggi dari arah selatan ke utara. Tempat
teringgi terletak diwilayah Kota Palangka Raya yaitu perbukitan di Kelurahan Banturung
dan Tankiling. Bukit-bukit yang ada mempunyai ketinggian bervariasi antara 113 m
sampai 197 m. Namun demikian secara umum kelas lereng kota Palangka Raya termasuk
datar yaitu rata-rata < 3%.
8
3.4 Geologi
Formasi geologi yang ada diwilayh kota Palangka Raya tersusun atas formasi
aluvium (Qa) (tersusun dari bahan-bahan liat kaolinit dan debu bersisipan pasir,
gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapan sungai dan rawa dan
formasi batuan api (Trv)(tersusundari batuan breksi gunung api berwarna kelabu
kehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit, basalt, dan rijang. Selain
keduaformasi tersebut, wilayah kota Palangka Raya juga termasuk dalam formasi Dahor
(TQd)(tersusun atas sebagian besar pasir kuarsa dengan sisipan konglomerat yang
komponennya berupa batuan malihan, granit, dan lempung).
Tanah-tanah yang terdapat di wilayah Kota Palangka Raya dibedakan atas tanah
mineral dan tanah gambut (histosols) Berdasarkan taksonomi tanah (soil survey staff,
1998) tanah-tanah tersebut dibedakan menjadi 5(lima) ordo yaitu histosol, inceptosol,
entisol, spodosol, dan ultisol.
Lokasi perencanaan secara adminisrasi berada di Kecamatan Jekan Raya, maka
kondisi iklim sama. Kondisi iklim di Kecamatan Jekan raya beriklim basah dengan curah
hujan per tahun rata-rata 2.214 milimeter dengan hari hujan sebanyak 110 hari. Curah
hujan berkisar antara 1.500 mm sampai 3000 mm setiap tahunnya dengan jumlah hari
hujan 110 hari. Suhu rata-rata terendah 30C dengan suhu tertinggi 32C
dengankelambaban udara rata-rata 85 %.
9
BAB IV
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
4.1 Pendekatan
Penanganan Pelaksanaan pekerjaan perancangan akan dibuat seoptimal
mungkindengan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis, luwes, nyaman dan
fungsional. Selain itu juga mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan pembangunan,
penggunaan maupun pemeliharaan.
4.2 Metodologi
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang baik dan berkualitas maka tim
perencana akan menerapkan metode pekerjaan berupa design sistematis. Metodologi
adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatudengan melalui tahap-tahap yang
sistematis.
Tahap-tahap metode perancangan yaitu :
1. Tahap pendataan
Data didefinisikan sebagai keterangan dan fakta mengenai suatu persoalan
untuk dianalisis dan dicari penyelesaiannya. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah :
Teknik observasi
Teknik observasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui
pengamatan, interview dan pencatatan segala tampak pada objek
perancangan. Hasil pengamatan dapat berupa foto-foto eksisting,
batasan-batasan fisik wilayah perencanaan, potensi fisik kawasan
perancangan, dan permasalahan-permasalahan kawasan perancangan.
Foto-foto eksisting diambil untuk mengambil gambaran keadaan lokasi
perancangan, melihat potensi kawasan serta menganalisis
permasalahan keadaan sekitar kawasan.
Teknik Studi Dokumenter
Teknik studi dokumenter dalahsuatu cara pengumpulan data dengan
mengklasifikasikan berbagai dokumen yangberhubungan dengan
permasalahan yang dibahas. Hasil pengamatan dapat berupa:
a. Studi Dokumen
10
Berupa data dokumen-dokumen perencanaan tahap pertama,
denah dan site plan eksisting. Dokumen-dokumen tersebut
diperlukan untuk mencocokan batasan-batasan perancangan
seperti yang telah dikerjakan pada observasi. Didalam dokumen
site plan lokasi terdapat batasan-batasan lingkungan secara
tertulis sedangkan pada observasi didapat batasan-batasan secara
visualisasi berupa gambar-gambar dan foto. Data pada dokumen
site plan lokasi dicocokkan dengan data hasil observasi dan
hasilnya dapat menjadi alat untuk memutuskan suatu
kesimpulan.
b. Studi Literatur
Berupa data kajian teori mengenai prinsip-prinsip perancangan
gedung laboraturium terpadu. Data studi literatur dapat berupa
peraturan tertulis mengenai standar-standar fasilitas
perancangan gedung Gedung Serba Guna yang diperlukan dalam
menentukan besaran ruang dalam proses penyusunan program
ruang.
2. Tahap Analisis
Kegiatan menganalisis data-data yang sudah diperoleh untuk menemukan
pemecahan. Data-data yang dianalisis antara lain :
Analisis lingkungan eksisting(fisik)
Analisis lingkungan eksisting dilakukan dengan menganalisis potensi
lingkungan, melihat view-view yang dapat dijadikan orientasi utama,
mengkaji sirkulasi yang memungkinkan menuju lokasiperancangan
dan menentukan posisi letak bangunan terhadap main entrence untuk
menghasilkan gambaran umum lokasi atau lingkungan perancangan.
Analisis program ruang (internal)
Analisis dilakukan dengan menganalisis pengguna yaitu menetukan
objek pengguna perancangan yang merupakan acuan dalam penentuan
kebutuhan ruang. Sedangkan kebutuhan ruang merupakan dasar
penetapan ruang-ruang yang kemudian dianalisis dengan metode sirip
ikan untuk menemukan pola hubungan ruang yang nantinya
merupakan cikal bakal gambaran denah kasar. Analisis program ruang
dibutuhkan untuk membuat gambaran kasar denah bangunan yang
11
merupakan acuan gambar kerja (shop drawing). Hasilnya berupa
gambaran skematik denah (denah kasar) yang kemudian
ditransformasikan kedalam bentuk denah bangunan.
Analisis lingkungan kawasan (eksternal)
Analisis lingkungan kawasan dilakukan dengan cara menganalisis
perletakan bangunan, orientasi bangunan, rencana sirkulasi, dan
rencana penataan vegetasi. Hasilnya berupa skematik konsep dan pola
rancangan yang menjadi acuan dalam perumusan konsep.
Analisis bentuk
Analisis bentuk menyangkut citra apa yang ingin ditampilkan, pada
gedung Gedung Serba Guna Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN)
Palangka Raya serta alasan kenapa citra tersebut ditampilkan. Analisis
dilakukan dengan cara mendefinisikan citra teknologi dan bentuk
dinamis untuk dianalisis. Hal yang akan diperoleh adalah bentuk-
bentuk bangunan dengan citra teknologi dan bentuk dinamis secara
umum yang kemudian dikombinasikan dengan konsep bentuk awal
yang sudah ditemukan.
Analisis Struktur
Untuk mengetahui kekuatan pondasi, balok lantai, dan kolomdari
struktur eksisting, dilakukan analisis ulang kekuatan struktur dengan
menggunakan data-data bahan yang didapat dari pemeriksaan
lapangan sebelumnya. Untuk keperluan analisis struktur digunakan
standar struktur yang berlaku di Indonesia, yaitu :
a. Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung
(SNI03-1727-1989)
b. Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung (SNI
( SNI 1729:2015 )
c. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung (SNI-1726-2002)
Analisis Utilitas
(Air Bersih, listrik, persampahan, Air limbah, drainase) Analisa utilitas
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pengunjung pendukung
kegiatan dan tingkat pelayanannya berdasarkan standar teknis yang
berlaku.
12
Analisis Utilitas bangunan/Mekanikal dan elektrikal
Sistem utilitas merupakan kebutuhan utilitas yang harus disediakan
dalam dan luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan listrik,
air bersih,pembuangan air kotor atau airlimbah, kotoran dan sampah,
serta penyaluran air hujan. Sistem utilitas pada bangunan gedung dan
lingkungannya haru sdipasang sehingga mudah dalam
pengoperasiannya dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta
tidak mengganggu lingkungan.
Analisis Pembiayaan
Analisa biaya pembangunan gedung labortorium terpadu . Pada analisa
menggunakan harga satuan setempat dan volume pekerjaan.
3. Tahap skematik
Setelah melakukan analisis, maka tahap selanjutnya adalah menentukan
sintesis. Tahapan sintesis merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan
masalah yang ingin diaplikasikan dalam tapak, jadi yang dimaksud dengan
konsep disini adalah konsep programatik. Konsep programatik mengacu
pada gagasag-gagasan yang dituju terutama sebagai pemecahan fungsional
dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum dan mengacu pada
tapak,
disamping itu perlu dibedakan dengan konsep desain. Konsep desain
mengacu pada gagasan yang dimaksud sesuai tujuan sebagai pemecahan fisik
arsitektural. Perlu diperhatikan konsep programatik yang disajikan bukan
uraianatau gambaran konsep teoritis melainkan konsep dari pemecahan
masalah ke dalam tapak. Di dalam konsep programatik, beberapa konsep
yang perlu diusulkan adalah sebagai berikut :
Konsep programatik terhadap pola organisasi ruang
Konsep programatik tehadap sirkulasi bangunan
Konsep programatik terhadap zoning
Konsep programatik terhadap perletakan bangunan
Konsep programatik bentuk tampilan bangunan.
4. Tahap Pra perancangan
Tahapan ini merupakan tahapan desain atau penerapan sistesis, yaitu usulan
keputusan pemecahan masalah desain walaupun masih bersifat sementara.
Atau dengan kata lain adalah pengaplikasian konsep program kedalam tapak
13
melalui pertimbangan arsitektural, yakni tema, komponen pembentuk ruang,
bentuk/gaya/style, fungsi ruang, kesan ruang, nilai ruang, komposisi, skala,
warna, bahan material (alami/buatan), sistem konstruksi, estetika, tekstur
dan lainnya. Pada tahapan ini faktor kreatifitas, pengalaman, serta
kemampuan mengembangkan seni dan penugasan kreteria memegang
peranan penting. Produk yang dihasilkan pada tahapan ini adalah :
Gambar presentasi
Gambar denah, tampak dan potongan arsitektural
5. Tahap pengembangan rancangan
Tahap ini merupakan tahap keputusan atau tahap final dari pemecahan
masalah desain yang nantinya menjadi dasar bagi rancangandetail
selanjutnya. Yang terpenting dalam tahap ini adalah memberikan visualisasi
rancangan secara jelas, teratur, sistematis, dan profesional dala
menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar. Setelah tahapan pra
rancangan disetujui oleh owner, maka tahap berikutnya adalah membuat
detail desain yang terdiri dari :
Site development
Denah, tampak dan potongan
Rencana pondasi dan detailnya
Rencana struktur, lantai, kolom, balok, dan detailnya.
Rencana atap dan detailnya
Berdasarkan detail desain yang telah dibuat selanjutnya disusun dokumen
tender yang terdiri dari :
Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
1. Spesifikasi teknis pekerjaan
2. Gambar arsitektural, gambar struktur, dan gambar mekanikal,
elektrikal dan equipments (MEE)
Bill Of Quantity (BQ)
Bill Of Quantity dihitung berdasarkan gambar-gambar rencana detail
yang telah dibuat dan dirinci kedalam uraian-uraian pekerjaan yang
standar. Jenis material yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi
dimasukkan pula kedalam Bill Of Quantity.
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
14
BAB V
SURVEI DAN IDENTIFIKASI PEKERJAAN
15
Gambar 1.1 Lokasieksisting
Gambar 1.2Lokasieksisting
16
Gambar 1.3Lokasitanaheksisting
17
Pekerjaan Pemasangan Atap Metal
Pekerjaan pemasangan talang dan Pipa Air Hujan
3. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan pengecatan Kolom dan Balok
Pekerjaan pengecatan Kuda- Kuda
Pekerjaan penyusun struktur Atap
18
Gambar 1.1 Lokasieksisting
Gambar 1.2Lokasieksisting
19
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Demikian keseluruhan isi laporan pendahuliuan ini kiranya dapat diterima oleh
pihak Satuan Kerja dan PPK di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAKN) Palangka Raya.
5.2 Saran
Apa yang telah ditugaskan sangan bernilai, kiranya pekerjaan selanjutnya dapat
kami laksanakan dengan lebih baik.
20