Anda di halaman 1dari 30

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung


Serba Guna Tahap III STAKN Palangka Raya Tahun 2017
Lokasi : Jl. Tampung Penyang RTA. Milono Km. 06 Palangka Raya

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN, PERSYARATAN UMUM DAN PERATURAN SERTA SMK3

1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Keterangan Umum
a. Pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Gedung Serba Guna Tahap III STAKN Palangka Raya Tahun
2017
b. Lokasi Pekerjaan : Palangka Raya
1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Sesuai dengan BQ (Bill of Quantity) yang terlampir.
1.3. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa bahan dari
segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.4. Mobilisasi dan demobilisasi alat didatangkan pada hari libur aktivitas kampus untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak mengganggu aktivitas kampus.
Mobilisasi material harus dijelaskan pada metode pelaksanaan yang tercantum pada
penawaran kontraktor.
1.5. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan bahan-
bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.
1.6. Bahan harus didatangkan kelokasi pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan
harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai
dengan persyaratan pabrik. Mobilisasi material tidak boleh bersamaan dengan waktu
aktivitas kampus karena akan mengganggu pelaksanaan kegiatan kampus dan untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mahasiswa tertabrak dll. Mobilisasi
material harus dijelaskan pada metode pelaksanaan yang tercantumpada penawaran
kontraktor.
1.7. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan serta dilindungi sesuai
dengan jenisnya. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan. Apabila ada kerusakan, kontraktor wajib mengganti atas beban
kontraktor.
1.8. Menyediakan Barak Pekerja yang sesuai dengan standart K3 sebagai tempat tinggal
pekerja sementara.
1.9. Menyediakan gudang material sebagai tempat menyimpan material-material bangunan
yang akan digunakan.
1.10. Menyediakan dapur darurat dan MCK sebagai sarana dan prasarana penunjang
kebutuhan para pekerja.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN


2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
b. Gambar Kerja/Gambar Rencana
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
d. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) Yang telah disyahkan oleh
Pembuat Komitmen dan instansi yangterkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2) PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
3) S.I.I. 0136 : Standar Industri Indonesia, Baja Tulangan Beton (UDC.669.14).
4) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 45/PRT/M/2007
tanggal 20 Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
5) Peraturan tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa (SHBJ) Kota Palangka Raya,
Kecamatan Pahandut Tahun 2016.
6) Peraturan-perencanaan bangunan baja Indonesia 1984 (PPBBI)
7) American institute of steel construction specificstion (AISC)
8) American society for testing and material (ASTM)
9) American welding society Structural welding code (AWS)
10) Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBBI 1982)
11) Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan dari instansi yang berwenang.
2.3. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat Komitmen dalam keadaan selesai
100%(seratus Persen),sesuai dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian
Pemborongan dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh
Konsultan pengawas dan pihak owner.

3. STANDART BAHAN
Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar yang
dipakai di Indonesia seperti dibawah ini :
3.1. Semen Portland (PC).
Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I dengan standar mutu SII
0013-81 dan sesuai dengan SNI 15.2049.1994 serta memenuhi persyaratan kimia
dan fisik sesuai tabel 1-1 dan 1-2 PUBI tahun 1982. Semen harus sampai di tempat
kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, diatas
lantai setinggi 30 cm. Kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
3.2. Air

SPESIFIKASI TEKNIS 2
Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, benda
terapung yang dapat dilihat secara visual, asam-asam, garam, zat organik dan
sebagainya.
3.3. Pasir Beton
Pasir harus dari butiran mineral keras, bersih, kadar lumpur maksimum 5 %, pasir
harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan yang lolos ayakan
0,3 mm minimal 15%, untuk pasir beton sesuai dengan ketentuan pasal 11 PUBI
tahun 1982 dan SNI-03-1756-1990.
3.4. Telah memperhatikan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri dan
juga kandungan lokal.

4. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN


3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa
Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Manajer Proyek yang cakap untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :
Tenaga Ahli dan Pendukung :
Tenaga Ahli
No Posisi Kualifikasi Pengalaman Jumlah Keterangan persyaratan
(tahun)
1 Manajer S1 Teknik 7 1 SKA Ahli Manajemen Proyek
Proyek/Project Sipil Madya dan
Manager Ahli Teknik bangunan Gedung
Madya (602)
Ijasah, KTP & NPWP
2 Manajer S1 Teknik 3 1 SKA Ahli Manajemen
Lapangan/Site Sipil Konstruksi Madya (601) &
Manager Ahli Teknik Bangunan Gedung
Madya (201)
Ijasah, KTP & NPWP
3 Quality Control S1 Teknik 3 1 Ahli Sistem Manajemen Mutu
Sipil Madya (604) &
Ahli Teknik bangunan Gedung
Madya (602)
Ijasah, KTP & NPWP
4 Safety Officer S1 Teknik 3 1 SKA Ahli K3 Konstruksi
Sipil Muda (603) &
Ahli Teknik bangunan Gedung
Muda (602)
Ijasah, KTP & NPWP

SPESIFIKASI TEKNIS 3
Tenaga Pendukung
No Posisi Kualifikasi Pengalaman Jumlah Keterangan
(tahun) persyaratan
1 Juru Gambar S1 Teknik Sipil 3 1 SKT Juru
Gambar/Draftman
Sipil (TS 003)
Ijasah, KTP & NPWP
2 Juru Ukur S1 Teknik Sipil 3 1 SKT Juru Ukur
Kuantitas Kuantitas Bangunan
Gedung (TA 027)
Ijasah, KTP & NPWP
3 Pekerja Baja SLTA Sederajat 5 5 SKT Tukang
Pekerjaan Baja (TS
020)
Ijasah & KTP
4 Pekerja Las SLTA Sederajat 5 5 SKT Tukang Las
Listrik (TM 051)
Ijasah & KTP
5 Pekerja SLTA Sederajat 5 2 SKT Tukang Pasang
Batu/Beton Batu / Stone
(Rubble) Mason
(Tukang Bangunan
Umum) (TA 005)
Ijasah & KTP
6 Operator Truck STM Otomotif 10 1 SKT Operator Truck
Mounted Crane Mounted Crane (TM
012)
Ijasah & KTP
7 Adminsitrasi & SLTA Sederajat 3 1 Ijasah & KTP
Keuangan

3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin
jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Tim
Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
3.4. Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang maupun
jiwa).

SPESIFIKASI TEKNIS 4
3.5. Peralatan yang di butuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
1. Daftar Peralatan Minimal :
No Jenis Alat Kapasitas / Spek Jumlah Kondisi
1 Truck Mounted Crane Kap. 10 Ton 1 Unit
2 Generator Set 5000 Watt 2 Unit
3 Theodolith Variasi 1 Unit
4 Kunci Momen Variasi 4 Unit
5 Las listrik 4 Unit
6 Scaffolding Variasi 200 Set
7 Peralatan tukang las Variasi 5 Set
8 Peralatan tukang besi Variasi 5 Set
9 Peralatan tukang besi Variasi 5 Set
Catatan :
1. Peralatan yang disediakan memiliki kapasitas / produktifitas sesuai dengan yang
dipersyaratkan, dalam kondisi baik (minimal 85%) dan fungsinya secara teknis dapat
dipertanggung jawabkan dengan usia peralatan maksimal 10 tahun.
2. Melampirkan surat dukungan supply meterial beton ready mix.
3. Melampirkan surat dukungan supply meterial baja profil dan plat bondek (floor deck).

5. JAMINAN KESELAMATAN KERJA


5.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengikuti program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dan memasang tanda di lokasi kegiatan tentang K3.
5.2. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan
dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.
5.3. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi
syarat kesehatan bagi semua petugas yang terkait dan pekerja yang ada dibawah
tanggung jawabnya.
5.4. Penyedia wajib menyediakan air bersih yang memenuhi persyaratan sebagai keperluan
MCK bagi para pekerja.
5.5. Penyedia Jasa Pemborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang terkait dan
pekerja pada Asuransi Tenaga KerjaBPJS Ketenaga kerjaan.
5.6. Badan usaha penyedia jasa wajib memiliki sertifikat kepesertaan pada BPJS
Ketenagakerjaan.

6. TIMBANGAN DUGA ( PEILHOOTGE )


5.1. Timbangan Duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau pada saat
peninjauan ke lokasi pekerjaan (dalam rangka uitzet).
6.1. Penyedia Jasa Pemborongan harus membuat patok duga, letak patok ditentukan
kemudian.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
7. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA
7.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum tercantum dalam
gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas.
7.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam
gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan kepada Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana untuk minta
pertimbangan. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin atau pertimbangan
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan Perencana, maka
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa Pemborongan.
7.3. Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ
tidak tertulis,maka Gambar Bestek yang mengikat.
7.4. Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan
BQ tidak tergambar/tidak tertulis,maka SDP/Spesifikasi Teknis yang mengikat.
7.5. Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar Bestek dan SDP/Spesifikasi Teknis
tidak tergambar/tidak tertulis,maka BQ yang mengikat.
7.6. Jika ada perbedaan pada Gambar Bestek maka gambar detail (gambar besar) yang
mengikat.
7.7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang dikerjakan melingkupi Kawasan Sekolah
Tinggi agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi proyek
hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Penyedia Jasa konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil, ketinggian lantai, letak batas-batas tanah dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2) Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS 6
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
1.2. Pekerjaan Papan Dasar Pengukuran/Bowplank
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar
pengukuran di lokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan
papan-papan untuk menentukan tinggi acuan bangunan dan letak as-as bangunan.
b. Pelaksanaan pekerjaan merupakan kewajiban penyedia jasa
1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau 5/7, tertancap di
tanah sehingga tidak boleh digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 m satu sama lain.
2) Papan patok ukur dibuat dari kayu, dengan ukuran tebal 2-3 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
4) Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar,
Bila mana Lokasi tidak memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar
yang paling aman, dan harus mendapat persetujuan Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas.
1.3. Gudang Material dan Barak Pekerja beserta sarana prasarana pendukungnya
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan Gudang Material dan Barak Pekerja adalah pekerjaan
penyediaan bangunan sementara yang bersifat non-permanen untuk kebutuhan
penyimpanan barang/material dan tempat tinggal para pekerja serta melakukan
aktivitas MCK.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1) Gudang Material dan Barak Pekerja merupakan bangunan dengan konstruksi
rangka kayu, lantai diplester atau papan kayu berkualitas baik, penutup
pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Ukuran luas
bangunan disesuaikan dengan daftar kuantitas dengan tidak mengabaikan
keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2) Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik pengguna jasa.
1.4. Penyediaan Alat-alat Pemadam Kebakaran, Keselamatan Kerja
Selama pembangunan berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah minimal 3 (satu) tabung, berkapasitas 15 kg.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Peralatan P3K, helm pengaman,
sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat keselamatan kerja
lainnya yang dipandang perlu selama proses pekerjaan.
1.5. Membuat / Mendirikan Papan Nama Kegiatan

SPESIFIKASI TEKNIS 7
Papan nama kegiatan harus berdiri dengan jelas, memiliki tiang penyangga dan
terbuat dari papan berlapis vinyl (outdoor print). Ukuran Standart dan cara
penulisan papan nama proyek mengacu pada standar dinas pekerjaan umum
setempat. Tiang penyangga papan nama proyek terbuat dari besi pipa dia. 1
dengan ukuran papan nama tidak boleh kurang dari 80 x 120 cm.

PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTURAL

1. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA ( BAJA PROFIL DAN PLAT)


1.1. Umum
Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan
pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaanini dan harus disetujui oleh konsultan pengawas. kontraktor harus
memiliki tenaga ahliyang berpengalaman sehingga dapat mengatasi masalah
lapangan dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataanyang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada
dilokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang
akan digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan
kecepatan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut dilokasi pekerjaan tepat
pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
1.2. Lingkup Pekerjaan
Tenaga kerja, material dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk
penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, baik bahan dasar
maupun bahan penyambung peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti
hasil pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan, maupun segala
penyimpangan yang terjadi sehingga dalam gambar kerjadi perlukan
penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalamandilokasi
pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan
secara baik dan benar.
Gambar kerja/shop drawing

SPESIFIKASI TEKNIS 8
Kontraktor harus membuat gamar kerja secara detail sebelum pekerjaan
dimulai termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan dan diserahkan kepada
pemberi tugas sesuai dengan kontrak kerja.
1.3. Perhitungan berat konstruksi baja
Berat jenis baja
Berat jenis baja adalah 7850 Kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai
dengan yang tercantum didalam table pabrik pembuat.
Berat baja dalam BQ
Di dalam menghitung volume baja di dalam BQ, berat bajadihitung
berdasarkan volume teoritis sesuai dengan gambar struktur.Berat sisa/waste
akibat pemotongan atau akibat pembuatan elemen-elemen struktur dan
juga alat penyambung seperti baut, las, angkur dan plat pengaku harus
diperhitungkan di dalam analisa.
1.4. Material
Baja
Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material
untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
Hot rolled structural steel dengan mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A
36 atau SS 41 (JIS U 3101-1970), yang memiliki tegangan leleh minimal Fy :
240 Mpa dengan tegangan tarik Fu : 400 Mpa. Baja jenis ini umum disebut
baja karbon yang mengandung karbon antara 0,25% 0,29%. Semua
material baja harus baru, bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan
lainnya, lurus, tidak terpuntir, tanpa tekukan serta memenui syarat toleransi
sesuai dengan spesifikasi ini.
Baut
Kecuali ditentukan lain dalam gambar. Baut penyambung menggunakan HTB
A325 yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105-120 Ksi (735-
840 Mpa).Baut penyambung harus merupakan material baru dan panjang
ulir harus sesuai dengan yang dipersyaratkan. Jika tidak disebutkan khusus di
dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah type A 325-X (Ulir terletak
di luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1
buah pada kedua sisinya. Mutu plat ring harus sesuai dengan mutu baut.
Elektroda las
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka
elektroda las yang digunakan adalahE70XX.Sesuai dengan lokasi
penggunaanya.
Angkur

SPESIFIKASI TEKNIS 9
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus
memiliki kualitas BJTD 40 dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40
kali diameter. Angkur harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat
digunakan benar-benar dapat berfungsi secara benar.
Cat dasar/primer dan cat finish
Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar zin chromate
dengan tebal seperti tertera dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish
tertera di dalam spesifikasi teknis arsitektur dan jika tidak disebutkan harus
mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi teknis ini.
1.5. Penggantian profil/Penampang
Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil
yang diproduksi oleh pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka
kontraktor dapat mengganti profil tersebut dengan profil lain yang disetujui oleh
konsultan pengawas. Usulan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan yang
menunjukan bahwa profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya
dengan profil yang digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa tinggi profil
pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama dengan profil original. Sehingga
tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil tersebut
disetujui.Kontraktor harus mengantisipasi perubahan tersebut agar tidak terjadi
klaim terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya.
1.6. Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan
Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi yang
sesuai dengan yang tertera di dalam table pabrik pembuat baja.Di dalam
pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan perbedaan dengan dimensi
rencana.Perbedaan terhadap panjang, lebar, serta tebal diizinkan sebesar
harga terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5% dari gambar rencana.
Toleransi panjang
Untuk elemen baja yang dipasang dengan merangkai satu dengan yang
lainnya, toleransi panjang diizinkansebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk
elemen dengan panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci (3.00
mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/5000 bentang diantara dua
titik tumpuannya kecuali ditentukan lain oleh konsultan pengawas.
1.7. Uji material
Contoh material
Kontraktor wajib menyediakan contoh material (Baja, Baut dan lain-lain)
untuk diuji pada laboratorium yang disetujui oleh konsultan
pengawas.segala biaya ditanggung oleh pihak kontraktor pelaksana.
Uji pengelasan

SPESIFIKASI TEKNIS 10
Apabila dianggap perlu oleh konsultan pengawas maka akan dilaksanakan
testing pada hasil pengelasan. Tipe dan jumlah test untuk pengelasan
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya
kontraktor.
1.8. Syarat-syarat pelaksanaan
Gambar kerja/Shop drawing
Sebelum pabrikasi dimulai.Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja
yang diperlukandan menyerahkan gambar kerja untuk diperiksadan disetujui
oleh konsultan pengawas.Apabila sudah disetujui maka kontraktor sudah
dapat melaksanakan pekerjaan pabrikasi. Pemeriksaan dan persetujuan
konsultan pengawas atas gambar tersebut hanya menyangkut segi kekuatan
struktur saja seperti :
a. Ukuran profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal
pengelasan. Ketentuan-ketentuan ukuran panjang, lebar, tinggi atau
elemen-elemen dari konstruksi baja yang berhubungan dengan
pengangkutan menjadi tanggung jawab kontraktor. Dengan kata lain
walaupun gambar kerja telah disetujui konsultan pengawas tidaklah
berarti mengurangi atau membebaskan kontraktor dari tanggung
jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam erection elemen-
elemen konstruksi baja.
b. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
c. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.
Pabrikasi
a. Selama proses pabrikasi, konsultan pengawas harus menempatkan
staffnya yang berpengalaman dalam pabrikasi baja secara penuh untuk
mengawasi pelaksanaan pabrikasi di area kerja kontraktor pelaksana.
b. Kontraktor harus memberikan pabrikasi prosedur manual/Fabrication
Manual Procedure termasuk Proedure Quality Control kepada
konsultan pengawas untuk disetujui.
c. Pabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang sudah bersertifikat dan diawasi oleh tenaga ahli
dari kontraktor pelaksana yang ditempatkan.
d. Semua elemen-elemen harus dipabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran
dan bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau
kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan
untuk penanganan sambungan-sambungan serta las dilapangan dan
sebagainya.
e. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapid an pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong

SPESIFIKASI TEKNIS 11
(Blender). Pemotongan menggunkan mesin las sama sekali tidak
diperbolehkan.
Tanda-tanda pada konstruksi baja
a. Semua konstruksi baja yang telah dipabrikasi harus dibedakan dengan
kode yang jelas dengan bagian masing-masing agar dapat dipasang
dengan mudah.
b. Kode-kode ditulis menggunkan cat agar tidak mudah dihapus.
c. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan dilapangan harus dibaut/diikat sementara
dulu pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda.
Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanaan sesuai AWS atau AISC specification dan
baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin dari konsultan
pengawas. pengelasan harus menggunkan las listrik bukan
menggunkan las karbit.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh
konsultan pengawas. ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal
pengelasan.
c. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang memiliki sertifikat
dengan pengalaman yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja
sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukan sertifikat yang
berasal dari LPJK (Surat ketrampilan).
d. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las
yang tercantum di dalam gambar (Las sudut, las tumpul dan lain-lain)
dan kontraktor harus memiliki alat untuk mengukur tebal las sehingga
dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan
gambar atau tidak.
e. Permukaan yang akan dilas harus dibersihkan terlebih dahulu dari cat,
minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar dengan
menggunakan mechanical wire brush dan untuk titik-titik yang sulit
dapat menggunkan sikat baja. Bekas potongan api harus dibersihkan
dan disikat.
f. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
timbul distorsi dan tegangan residual pada elemen konstruksi baja
yang dilas. Pengelasan pada pertemuan elemen-elemen yang padat
seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating.
g. Pada pekerjaan las dimana terdapat banyak lapisan las (pengelasan
lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan pada tahap
berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan terdahulu dari kerak-
kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang
berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.

SPESIFIKASI TEKNIS 12
h. Untuk mempermudah pelaksanaan serta mendapatkan mutu
pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan
pengelasan harus dilakukan pada area khusus yang harus disiapkan
oleh pihak kontraktor pelaksana. Bila akan mengadakan pengelasan
kondisi lapangan harus steril dan tertulis imbauan.
i. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan
dilapangan (field weld) , dimana posisi dari tukang las harus
sedemikian sehigga dapat dengan mudah melakukan pengelasan
dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
j. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk
mengetahui apaka:
Persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik(bersih ,gap
yang cukup dan lain-lain.
Las yang ada tidak berpori,under cut, retak permukaan atau
cacat -cacat lain.
Ukuran dan tipe las sesuai gambar.
k. Pada jumlah lokasi 30% dari lokasi pengelasan juga harus dilakukan
"liquid penetrant Test" lokasi pengetesan ditentukan oleh
pengawas/direksi.
l. Apabila dianggap perlu oleh konsultan/direksi atau apabila ada
keraguan terhadap hasil "Liquid Penetrant Test"tersebut. maka
konsultan/ direksi dapat meminta pada kontraktor untuk juga
melakukan Radiographic Test.
m. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan/direksi
dan semua biaya pengujian las tanggung jawab kontraktor
1.9. Baut penyambungan dan angkur
a. kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium
yang disetujui oleh konsultan pengawas, sebelum kontraktor memesan baut
yang akan dipakai.
b. jumlah baut yang diuji untuk masing-masing ukuran adalah minimum 3(tiga )
buah.
c. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat. konsultan/direksi berhak
untuk meminta diadakan uji baut lainya dengan jumlah 1(satu) baut dari 250
baut yang digunakan. biaya pengujian baut baut lainya tersebut tanggung
jawab kontraktor.
d. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat sesuai dengan diameter.
jika tidak disebutkan secara khusus didalam gambar, maka diameter lubang
maksimal 1.60 mm(1/6 inci) lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak
boleh membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin konsultan/direksi.
e. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi tipis
maksimum 10mm boleh memakai msin pons. Membuat lubang baut
menggunakan api sama sekali tidak diperkenankan

SPESIFIKASI TEKNIS 13
f. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci torsi
yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut:
DIAMETER BAUT TORSI
(Inchi) (mm) (lbs.ft) (kg.m)
12 90 12,454
5/8 16 180 24,908
19 320 44,287
7/8 22 470 65,038
1 25 710 98,249
1 1/8 28 960 132,844
1 32 1350 186,872
1 1/2 38 2580 357,018
g. Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut
sesuai dengan spesifikasi AISC. Pelaksanaanya harus diawasi secara langsung
oleh konsultan pengawas.
h. Panjang baut harus sedemikian rupa,sehingga setelah dikncangkan masih
dapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan. Tanpa
menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak
memenuhi syarat harus diganti dan tidak boleh digunakan.
i. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-
baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
1.10. Percobaan pengangkatan
Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja dilapangan, maka disyaratkan
agar dilakukan percobaan pengangkatan diarea khusus yang telah disiapkan
(Workshop Assembly).Sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai
ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang berikut
sambungan-sambunganya.percobaan tersebut penting dilaksanakan, agar
diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan juga kekuatan konstruksi baja
tersebut. serta dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut dipasang
pada tempatnya.
1.11. Metode pengangkatan
Waktu pengajuan
Selambat-lambatnya 2 ( Dua) minggu sebelum pengangkutan dimulai.
konstruksi harus mengajukan secaratertulis permohonan untuk hal ini.
metode dan schedule pengangkatan tersebut harus disetujui
olehkonsultan/direksi. metode harus mencakup antara lain:
1. Rencana pengiriman baja dari bengkel
2. Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang
3. Alat-alat bantu yang akan digunakan berikut perlengkapannya
4. Urut-urutan pengangkatan
5. langkah pengaman selama pengangkatan berlangsung

SPESIFIKASI TEKNIS 14
6. Pengakuan sementara untuk pengaman konstruksi selama
pengangkutan berlangsung
7. schedule pengangkatan elemen-elemen baja
8. perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan
Pemeriksaan akhir sebelum pengiriman
Kontraktor harus membuat jadwal rencana pengiriman dari pabrik
kelapangankepada konsultan pengawasdengan jadwal tersebut.
konsultan/direksi dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum
baja dikirim. Setiap pengiriman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dapat
ditolak oleh konsultan/direksi dan resiko biaya baja yang rusak akibat lainya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Lokasi penempatan baja dilapangan
Penempatan baja dilapangan harus pada tempat yang kering/terlindungi
sehingga elemen-elemen tersebut tetap dalam kondisi baik hingga
terpasang. konsultan/direksi berhak menolak elemen-elemen baja yang
rusak karena kesalahan penempatan atau rusak akibat proses apapun juga.
Waktu pengangkatan.
Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah
metode dan jadwal pngangkatan disetujui oleh konsultan/direksi.
Posisi angkur dan lain-lain
Sebelum pengangkatan dimulai. kontraktor harus memeriksa kembali
dudukan/posisi angkur-angkur baja untuk memasikan bahwa semuanya
dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan
jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja
dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk
mencegah ketidak cocokan dalam erection.Untuk ini harus dijaga agar
selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser.Misalnya dengan
dengan mengelas pada tulangan kolom/balok atap.
Keselamatan dilapangan
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya
dilapangan. untuk itu kontraktor harus menyediakan body harness/Safety
belt, helm pengaman, sarung tangan dan alat lain selama proses pekerjaan
berlangsung.
Kegagalan pengangkatan
Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan
mempersiapkan segala alat penunjang agar proses pengangkatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Kegagalan pengangkatan akibat kelalaian
manapun sebab lainya menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya, baik
terhadap biaya dan waktu.
Kerusakan elemen baja

SPESIFIKASI TEKNIS 15
Secara prinsip elemen baja yang rusak baik karena salah pemotongan
maupun tidak memenuhi toleransi yang disyaratkan tidak diizinkan untuk
digunakan pada proyek ini. kecuali diijinkan oleh konsultan/direksi.
Tenaga ahli untuk pengangkatan
Untuk proses pengangkatan dilapangan, kontraktor harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Tenaga ahli untuk mengawasi
pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
Las lapangan
Secara prinsip las dilapangan sedapat mungkin dihindarkan. Jika pengelasan
harus dilakukan di lapangan dengan alasan tertentu. Maka kontraktor wajib
membuktikan bahwa hasil las lapangan tersebut secara teknis memenuhi
syarat. Untuk itu kontraktor harus mengusulkan cara pengujian atas hasil
lapangan ini agar dapat disetujui konsultan/direksi. Uji las tersebut meliputi
antara lain tebal las, kualitas las dan kepadatan las.
1.12. Pengecatan
Persiapan pengecatan
Semua permukaan baja sebelum dicat harus bebas dari:
1. Lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
2. Karat
3. Minyak dan bahan kimia lainya
4. Kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan " Mechanical Wire
Brush" (Sikat baja mekanis)dan tidak boleh menggunakan sikat baja
manual. kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang betul-betul tidak
dapat dijangkau oleh "Mechanical Wirebrush" tersebut, sebelum
pengecatan dilakukan. Pembersihan denganmenggunakan sandblasting
sangat dianjurkan, terutama untuk permukaan baja yang mengalami korosi.
Pengecatan primer/dasar
Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut diatas. Elemen baja dicat
dasar sebagai berikut:
Item Cat dasar
Tipe Cat zin chromate
Ketebalan 35 Micron
Cat dilakukan di Workshop
Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna.Maka kontraktor
wajib memperbaiki kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat
dasar tersebut dan pengecatan diulang kembali sesuai dengan prosedur
yang ada.
Cat finish

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua)
kali dengan ketentuan sebagai berikut :
Item Cat Finish I Cat Finish II
Tipe Cat gloss enamel Cat gloss Enamel
Ketebalan 30 micron 30 micron
Cat dilakukan di Pabrik Pabrik
Sama seperti cat dasar.Maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh
dilaksanakan setelah lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering.
Kontraktor wajib melakukan pengecatan sehingga hasil yang diperoleh
sesuai dengan yang diinginkan.Hasil yang tidak sempurna, harus diperbaiki
dan kontraktor bertanggung jawab atas segala resiko yang terjadi.
Pemeriksaan tebal cat
Untuk memeriksa tebal cat.Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus
untuk itu.
Baja yang dibungkus dan baja sementara
Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak
permanen, maka bagian permukaan tersebut hanya dicat dasar saja.
1.13. Anti lendut
Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut
khususnya untuk kuda-kuda dan kantilever, besarnya anti lendut tersebut dapat
dilihat pada gambar atau jika tidak disebutkan secara khusus besarnya adalah
1/350 kali bentang.

2. PEKERJAAN FLOORDECK/BONDECK

2.1. Umum

Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan floordeck/bondeck/ribdeck


berikut segala peralatan pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum
dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaanini dan harus disetujui oleh konsultan pengawas. kontraktor harus
memiliki tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi
masalah lapangan dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada
dilokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang
akan digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan
kecepatan pekerjaan. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut
dilokasi pekerjaan tepat pada waktunya sehingga tidak menghambat
pekerjaan lainnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 17
2.2. Lingkup Pekerjaan

Tenaga kerja, material dan peralatan


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk
penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, baik bahan dasar
maupun bahan penyambung peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti
hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan
yang terjadi sehingga dalam gambar kerjadi perlukan penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalamandilokasi
pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan
secara baik dan benar.
Gambar kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gamar kerja secara detail sebelum pekerjaan
dimulai termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai
mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan dan diserahkan kepada
pemberi tugas sesuai dengan kontrak kerja.

2.3. Spesifikasi material

Bahan Dasar : Baja High Tensile


Tegangan Leleh Minimum 5.500 kg/cm2

: Hot Dip Galvanized


Lapis Lindung
: 220-275 gr/m2
Tebal lapis lindung
: 0,70 mm BMT atau 0,75 mm TCT
Tebal standar
0,80 mm BMT atau 0,85 mm TCT
1,00 mm BMT atau 1,05 mm TCT

: 7,02 kg/m2 untuk ketebalan 0,70 mm BMT


Berat bahan
7,96 kg/m2 untuk ketebalan 0,80 mm BMT
9,89 kg/m2 untuk ketebalan 1,00 mm BMT

: SNI 07-2053-2006, JIS G 3302, SGC 570, ASTM A


Standart bahan
653

SPESIFIKASI TEKNIS 18
: 50 mm
Tinggi gelombang
: 995 mm
Lebar efektif
: Max. 12.000 mm
Panjang

2.4. Metode Pemasangan

Panel harus segera dipakukan/dimatikan setelah pemasangan selesai untuk


menghindari terjadinya pergeseran yang diakibatkan beban yang bekerja pada
konstruksi, pada umumnya diletakan minimum 5 cm bibir balok baja atau 2.5
cm pada balok beton. Pada saat pelaksanaan harus dihindari adanya
pemusatan beban seperti tumpukan beton cor. Sebaiknya bagian yang memikul
beban / dalam letak berat dicor lebih dahulu dan disarankan gunakan balok
kayu sebagai lintasan jalan pekerja

Pemasangan pada Batok Beton

Panel Floordeck dapat dipasang sebagai bentang menerus/bentang tunggal.


Dalam posisi sebagai bentang tunggal maka balok/dinding pemikul dicor
bersamaan dengan Floordeck yang diletakan diatas bekisting kayu dan
dimatikan dengan angkur yang telah dipasang lebih dahulu, Pada posisi
bentang menerus maka panel-panel Floordeck dilubangi dan angkur masuk
dibengkokan kemudian siap dicor menjadi satu dengan balok-balok pemikul.
Tulangan negative diatas balok pemikul tetap diperlukan.Angkur pengikat panel
Floordeck akan berfungsi juga sebagai penahan geser, bila balok-balok pemikul
tengah diperhitungkan sebagai balok T dan balok tepi sebagai balok L. Dalam
hal ini luas penampang angkur harus diperhitungkan berdasarkan diagram gaya
lintang.

Pemasangan Pada Baja

Panel Floordeck dipasang setelah rangka atap baja selesai didirikan, dilot dan di
waterpass. Panel biasanya dipasang sebagai bentang menerus/bentang tunggal
pada balok pemikul dengan menggunakan pengikat las listrik atau paku yang
ditembakan. Bila menggunakan las, panel Floordeck pada bagian ujung-
ujungnya dilas dibagian rata kaki rusuk-rusuk panel dengan diameter spot weld
minim 1 cm. Pada balok pemikul tengah, panel dilas pada bagian rata kaki rusuk
betina disetiap lembar panel. Kawat las yang digunakan haruslah kawat las
bermutu tinggi, berukuran 3.25 mm dari baja cellulose AC atau DC, dan
pengelasan dilakukan dari atas ke bawah. Bila menggunakan paku yang
ditembakan atau paku keling biasa, dapat dipakai paku yang berukuran
diameter +/- 4mm dan panjang yang cocok sebagai penganti setiap spot weld.

SPESIFIKASI TEKNIS 19
Tiang Penyangga

Untuk bentang besar, tiang penyangga diperlukan untuk meniadakan lendutan


panel. Floordeck pada waktu beton masih basah. Tiang penyanga harus cukup
kuat dan mempunyai daya dukung yang cukup agar tidak terjadi penurunan.
Hubungan langsung antara Floordeck dengan balok kayu mudah/basah harus
dihindari untuk mencegah timbulnya noda halus pada dasar Floordeck.
Tergantung dari bahan dan keadaan pemeliharaan beton sesudah dicor,
biasanya tiang penyangga sementara dapat dicabut/dilepas setelah beton
berumur 7 sampai 14 hari. Pembebanan penuh dengan rencana baru dapat
diberikan setelah beton berumur28 hari, dimana kekuatan beton telah
tercapai.

Tulangan Susut

Untuk semua jenis pelat, disarankan memakai tulangan susut yang berfungsi
selain untuk mengatasi perubahan temperature, juga untuk menyebarkan
pembebanan. Tulangan minimum diletakan 2 cm dibawah permukaan atas
beton Wiremesh ini harus menutup seluruh permukaan pelat dan sesuai
dengan ketentuan pabrik pembuatnya, untuk memperoleh kekuatan dalam 2
arah. Untuk pelat-pelat beton khusus yang kedap air dan pelat - pelat luar yang
berhubungan langsung dengan sinar matahari diperlukan tulangan susut yang
lebih berat.

Angkur
Pemasangan Dengan Cara Mengelas Studbolts (studs connector)
Pemasangan Floordeck dengan sistem ini tidak tergantung pada
pemasangan studs. Harus dilakukan pengelasan. Panjang Floordeck bisa
mencapai max 12 m. Tidak memerlukan pemasangan end stop.
Pemasangan Dengan Mengunakan Power Gun
Pemasangan Floordeck dengan sistem ini tidak tergantung pada
pemasangan studs. Tidak memerlukan pengelasan. Panjang Floordeck
bisa mencapai max 12 m.Tidak memerlukan pemasangan end stop.
Pemasangan Pada Floordeck Diatas Balok Baja Yang Telah Dipasang
Studbolts
Pemasangan Floordeck dengan sistem ini sangat tergantung pada
pemasangan studs. Panjang Floordeck tergantung pada jarak studs
antar balok. Diperlukan Foam closer atau ends stop pada setiap ujung
metal deck.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
3. PEKERJAAN WIREMESH

3.1. Umum

Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan wiremesh berikut segala peralatan


pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh konsultan pengawas. kontraktor harus
memiliki tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi masalah
lapangan dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada dilokasi
proyek selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut dilokasi pekerjaan
tepat pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

3.2. Lingkup Pekerjaan

Tenaga kerja, material dan peralatan


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan
tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, baik bahan dasar maupun bahan
penyambung peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil
pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi
sehingga dalam gambar kerjadi perlukan penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalamandilokasi
pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan
secara baik dan benar.
Gambar kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gamar kerja secara detail sebelum pekerjaan
dimulai termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan dan diserahkan kepada
pemberi tugas sesuai dengan kontrak kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS 21
3.3. Spesifikasi material
Spesifikasi Bahan
Wire Mesh

Diameter Actual Weight Kekuatan Tarik Batas Ulur Elongation


Wire Mesh
(mm) (gr/mm) (N/mm2) (N/mm2) (%)

M4 4 15,45 min 490 min 400 min 8%

M5 4,7 21,33 min 490 min 400 min 8%

M5 4,5 19,55 min 490 min 400 min 8%

M6 5,7 31,37 min 490 min 400 min 8%

M6 5,5 29,2 min 490 min 400 min 8%

M7 6,7 43,34 min 490 min 400 min 8%

M7 6,5 40,79 min 490 min 400 min 8%

M8 7,7 57,24 min 490 min 400 min 8%

M8 7,5 54,31 min 490 min 400 min 8%

M9 8,7 73,07 min 490 min 400 min 8%

M9 8,5 69,75 min 490 min 400 min 8%

M10 9,7 90,84 min 490 min 400 min 8%

M10 9,5 87,13 min 490 min 400 min 8%

M11 10,7 110,53 min 490 min 400 min 8%

M11 10,5 106,44 min 490 min 400 min 8%

M12 11,7 132,16 min 490 min 400 min 8%

M12 11,5 127,68 min 490 min 400 min 8%

Berat Actual
Diameter Ukuran Spasi Berat Table Berat Actual Toleransi Berat Actual Toleransi
Type Toleransi 0,5 mm
(mm) (m) (cm) (kg/roll) 0,2 mm (kg/roll) 0,3 mm (kg/roll)
(kg/roll)

M4 2,1 x 15 x
4 154,47 139,41 132,17 118,27
(coil) 54 15

2,1 x 15 x
M4 4 15,45 13,94 13,22 11,83
5,4 15

M5 2,1 x 15 x
5 241,36 222,44 213,27 195,50
(coil) 54 15

2,1 x 15 x
M5 5 24,14 22,24 21,33 19,55
5,4 15

M6 2,1 x 15 x
6 347,56 324,77 313,67 292,05
(coil) 54 15

2,1 x 15 x
M6 6 34,76 32,48 31,37 29,20
5,4 15

2,1 x 15 x
M7 7 47,31 44,64 43,34 40,79
5,4 15

SPESIFIKASI TEKNIS 22
2,1 x 15 x
M8 8 61,79 58,74 57,24 54,31
5,4 15

2,1 x 15 x
M9 9 78,20 74,76 73,07 69,75
5,4 15

2,1 x 15 x
M10 10 96,54 92,72 90,84 87,13
5,4 15

2,1 x 15 x
M11 11 116,82 112,61 110,53 106,44
5,4 15

2,1 x 15 x
M12 12 139,02 134,43 132,16 127,68
5,4 15

Wire Mesh Type Line Kawat Utama Line Kawat Melintang Spasi Ukuran (m)

M4 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M5 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M5 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M6 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M6 Roll 15 360 15 x 15 2.1 x 54

M7 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M7 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M8 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M8 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M9 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M9 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M10 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M10 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M11 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M11 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M12 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

M12 Lembar 15 36 15 x 15 2.1 x 5.4

3.4. Metode Pemasangan


Sebelum dipasang pada atas floordeck, wiremesh haruslah terlebih dahulu
dicek dari korosi dan dan kotoran yang melekat pada wiremesh.
Wiremesh diukur berdasarkan luasan yang akan dipasang. Apabila luasan masih
kurang, maka wiremesh tinggal ditambahkan dan diberi overlap 10 s/d 15 cm.
Perlu diperhatikan agar arah pemasangan yang sama.
Wiremesh haruslah diberi jarak 2 cm dari atas floordeck.

SPESIFIKASI TEKNIS 23
4. PEKERJAAN BETON

4.1. Umum

Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan wiremesh berikut segala peralatan


pendukung yang dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh konsultan pengawas. kontraktor harus
memiliki tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi masalah
lapangan dengan cepat dan benar.
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada dilokasi
proyek selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut dilokasi pekerjaan
tepat pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

4.2. Lingkup Pekerjaan

Tenaga kerja, material dan peralatan


Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan
tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, baik bahan dasar maupun bahan
penyambung peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
Pengukuran lapangan
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil
pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi
sehingga dalam gambar kerjadi perlukan penyesuaian.
Tenaga ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalamandilokasi
pekerjaan sehingga dapat menyelesaikan masalah yang timbul dilapangan
secara baik dan benar.
Gambar kerja/shop drawing
Kontraktor harus membuat gamar kerja secara detail sebelum pekerjaan
dimulai termasuk penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas.
Gambar terlaksana/As built drawing
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib membuat gambar
terlaksana sesuai dengan struktur yang dilaksanakan dan diserahkan kepada
pemberi tugas sesuai dengan kontrak kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS 24
4.3. Umur
a. Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI1971). Pemborong harus
melaksanakan pekerjaan dengan ketentuan dan ketelitian yang tinggi menurut
Spesifikasi, Gambar Kerja dan intruksi Direksi.
b. Direksi berhak untuk memberikan / mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
pemborong. Konsultan Pengawas / Direksi tidak membebaskan pemborong dari
tanggu jawab atas kemungkinan terjadinya kesalahan / penyimpangan dalam
pelaksanaan.
c. Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak sesuai spesifikasi harus dibongkor dan
diganti / diperbaiki atas biaya kontraktor.
d. Semua material untuk beton harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi
syarat-syarat PBI 1971.
4.4. Material
a. S e m e n : o Semen yang digunakan adalah jenis portland yang harus memenuhi
syarat-syarat dalam PBI 1971. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah
disetujui oleh Direksi dan dikirim ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan
utuh, bila karena sesuatu dan lain hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik
lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
Bila Direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan
dari pabrik yang menyatakan type dan kualitas dari semen beseta Manufactures
Test Certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan. Semen
yang menggumpal, sweeping atau kantong robek / rusak ditolak untuk tidak
digunakan.
Gudang tempat penyimpanan semen harus cukup baik, tidak bocor dan bersih
sehigga penimbunan semen dapat diatur dengan baik, semen didalam kantong
tidak boleh disusun lebih dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada 30 cm
diatas lantai. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga semen lama dapat
dipergunakan terlebih dahulu.
b. A g r e g a t : o Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang
tercamtun dalam PBI-1971 Bab 3 Ayat 3,3.3.4 dan 3.5. ( Koral eks Palu )
Agregat halus harus pasir alam yang bersih ( Pasir eks Palu ), bebas dari lumpur, zat
organik, garam alkali dan butir-butir yang lunak. Disamping itu pasir harus tajam /
kasar, keras dan tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan beton sampai
batas maksimal 5%, berat kadar lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 6% (
terhadap berat kering ) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebi dahulu
sebelum digunakan.
Agregat kasar dapat berupa kerikil alam yang bersih atau stones cruisher yang
mempuyai gradasi yang terbaik, keras, padat dan tidak berpori dan bersifat kekal,
tidak pecah / hancur karena pengaruh cuaca, kadar lumpur harus dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan, dimensi maxsimum dari agregat kasar tidak lebih dari
2.5 cm dan tidak lebih dari bagian kontruksi yang bersangkutan.

SPESIFIKASI TEKNIS 25
5 ( lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan
ukuran tertentu, type tertentu ditest sesuai dengan pengecoran yang tercantum
dalam PBI 1971. Dari hasilhasil ini pemborong mengambil contoh yang
representatif untuk diambil gradasi analisanya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi telah dipilih pemborong harus menjaga agar semua pengiriman material
selanjutnya mempunyai kualitas dan gradasi yang sama selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.
Percobaan-percoban selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan gradasi dari
material-material harus dibuat paling sedikit satu percoban untuk setiap
pengiriman 25 ton.
Agregat halus dan kasar diangkut dan simpan terpisah dan harus dicegah terjadinya
degradasi dari bebagai ukuran partikel. Stock place harus dibentuk diatas platform
dari beton kurus atau kayu, bebas dari material-material lain. Tempat yang cukup
harus disediakan untuk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut
selama pekerjaan berlansung.
A i r : Air untuk pengadukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya air bersih yang
dapat dikonsumsi. Bahan pencampur / Admixture. o Penggunaan admixture pada
campuran beton tidak dizinkan kecuali persetujuan Direksi
Untuk itu pemborong harus telah berbuat pencobaanpencobaan perbandingan
berat dan WC ratio dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari reusing test
kubuskubus beton beumur 14 dan 28 hari ( dari laboratorim yang bewenang )
harus dilaporkan kepada Direksi untuk dapat disetujui.
4.5. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K-225 Ready Mix untuk beton struktur dan K-
125 untuk beton Lantai Kerja Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-32
4.6. Rencana Campuran Beton ( Concrete Mix Design)
Lima minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, pemborong harus membuat
design procedure dan preliminary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan mutu
seperti yang syaratkan. Campuran harus mengunakan perbandingan berat antara
semen, pasir, kerikil dan air. Perencanaan campuran hendaknya mengekuti persyaratan
PBI 1971 ayat 4.6 dan efaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5. Bila mana
karena suatu hal sumber atau kualitas dari semen atau agregat diganti, maka harus
dicari lagi campuran yang baru, hingga harus memenuhi syarat sekurangnya 340 kg, dan
untuk pondasi, reservoier dak luifel atap jumlah maksimal semen tersebut adalah 375 kg
/ m3 beton.
4.7. Pengujian Beton dan Peralatan
a. Pemborong harus menyediakan tenaga dan alat-alat untuk melakukan semua test
dilapangan pada beton dan material untuk beton yang tercantum dalam PBI 1971 atau
sesuai dengan yang telah diperintakan oleh Direksi. Pemborong harus menyediakan
alat dan tempat untuk melakukan pecobaan berikut.

SPESIFIKASI TEKNIS 26
b. Slump test ( nilai kekentalan beton ) maximum 10 cm.
c. Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton.
d. Test kadar lumpur, pemborong juga menyediakan peralatan untuk menentukan
moisture 5 cm dan maksimal 10 cm untuk campuran dengan koral beton dan maksimal
12 cm untuk campuran batu pecah ( Stone Cruisher ).
e. Pemborong harus membuat dan mengangkat semua test speciesmens kelaboratorium
yang ditentukan / setujui oleh Direksi untuk dilakukan compression test pada 7 hari, 14
hari dan 28 hari. Setiap kubus harus bersih dan ditandai secara tetap dan diberi kode
dan hari pembuatannya, bersama-sama dengan satu tanda hari bagian pekerjaan nama
sampelnya diambil, system dari pengukuran dan pemetaan dari kubus akan ditentukan
oleh Direksi.
4.8. Acuan ( Bekisting) dan Plastik Cor
a. Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencengah pengeseran. Permukaan
bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut, sambungan pada bekisting harus
diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horizontal dan vertical.
b. Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk
menghindari kemungkinan terjadi keropos atau cacat pada beton. Sebelum
pengecoran bagian dalam bekisting dibersikan dari semua material lain termasuk air.
c. Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi sebelum
dilaksanakan pengecoran.
d. Pembongkaran bekisting atau acuan bisa dilaksanakan setelah beton mencapai umur
yang cukup ( minimum 14 hari ) atau mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan.
e. Sebelum dilakukan pemasangan tulangan harus segera dipasang plastik cor.
f. Plastik Cor dipasang diatas semua bagian yang akan dilakukan pengecoran.
g. Pemasangan Plastik Cor harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kebocoran pada saat dilakukan pengecoran.
4.9. Pembuatan Beton dan Peralatannya
a. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran beton yang
baik, uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi syarat-
syarat ini, pemborong harus menyediakan dan menggunakan mesin pencampur beton
(Concrete Mixer ) yang baik dan volumetric sistem.
b. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbunan dan pencampuran material harus
dengan persetujuan Direksi. Pencampuran material harus dengan perbandingan
volume berat.
c. Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus-menerus selama
minimum 5 menit setelah semua material termasuk air dimasukkan ke dalam gentong
pengaduk.
d. Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatan tetap yaitu 70 putaran per menit,
mesin pengaduk tidak boleh melebihi kemampuannya, seluruh adukan harus
dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.

SPESIFIKASI TEKNIS 27
e. Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh / mengeras tidak diijinkan,
demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan
untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali. f. Pengadukan dengan
tangan atau manual hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera harus
dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas untuk diketahui dan mendapat
persetujuan. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai 0,20 m3 dan diperkenankan
pada tempat pengadukan yang betul-betul rapat air.
4.10. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
a. Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui bekisting (Form Work), tulangan dowel dan wire mesh
dimana beton akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dari segala
macam kotoran, serpihan kayu dan genangan air.
b. Isi dari mixer dikeluarkan pada satu operasi yang continuos harus diangkut tanpa
menimbulkan degrasi, beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan
kedap air dan cara pengangkutannya tersebut telah mendapat persetujuan Direksi dan
Konsultan Pengawas.
c. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dari akhir pekerjaan.
d. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air ke dalam mixer.
e. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi
yang continous atau sampai Construction Joint ter capai.
f. Beton, bekisting dan penulangan tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran, semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari kecuali dengan
ijin Direksi, ijin ini tidak diberikan bila sistem lampu kerja yang digunakan pemborong
belum disetujui oleh Direksi.
4.11. Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan secara manual atau secara mekanic/vibrator. Apabila
pemadatan beton dilakukan secara manual maka yang harus diperhatikan adalah
beton harus padat secara merata yaitu tidak lagi terlihat lubang-lubang atau
gelembung udara serta tidak terjadi keropos ( honey comping ).
b. Apabila pemadatan dilaksanakan secara mekanic maka vibrator yang digunakan harus
dari type rotari out of balance dengan frekuensi tidak kurang dari 6000 cycels/menit.
Hindarkan penggeteran yang berlebihan ( over vibrating ). Penggetaran tidak boleh
dikenakan pada tulangan terutama tulangan yang telah masuk dalam beton yang
sudah mengeras.
c. Pemborong harus menyediakan paling sedikit satu vibrator cadangan untuk mengganti
yang rusak pada waktu sedang dipakai.
4.12. Perlindungan Terhadap Cuaca
a. Pada waktu panas bagian yang telah dicor harus dilindungai dari penutup-penutup
yang basah dan berwarna mudah atau dengan penyiraman air secukupnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 28
b. Tidak diperkenankan melakukan pengecoran selama turun hujan dan beton yang baru
dicor harus dilindungi dari curahan hujan.
c. Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang terkena hujan harus
diperiksa,diperbaiki dan dibersihkan terlebih. dahulu dari beton yang tercampur /
terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat ijin dari Direksi dan
Konsultan Pengawas.
4.13. P e r a w a t a n
a. Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari
dari kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus-menerus dibuat basah dengan cara menggenangi
atau menutup dengan karung yang dibasahi.
b. Perawatan harus terus-menerus dilakukan sampai sekurangkurangnya 14 hari atau
sesuai petunjuk Direksi atau Konsultan Pengawas.
c. Bidang-bidang cetakan harus dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka dalam
masa perawatan, maka bidang permukaan beton yang kelihatan harus dirawat seperti
di atas.
4.14. Penyelesaian Bidang-bidang Beton
a. Bagian-bagian yang kurang sempurna keropos atau berlubang harus ditambal dengan
campuran spesi yang sama segera setelah bekisting dilepas/dibongkar. Bagian yang
akan dirapikan harus dibersihkan dan disiram dengan air semen kental baru
penambalan dimulai.
b. Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran
spesi yang sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar telebih dahulu
dan dibersihkan dari sisa kayu bekisting dan bagian-bagian yang lepas harus dibuang
sebelum diplester.
c. Meskipun dalam spesifikasi tidak dicantumkan bahwa suatu bidang beton harus
diplester, tetapi bila ternyata hasil pekerjaan kurang memuaskan Direksi, maka bidang
tersebut harus diplester sesuai dengan ketentuan di atas dan semua biaya tambahan
yang diakibatkannya menjadi tanggungan kontraktor.
4.15. Penolakan Pekerjaan Beton.
a. Direksi berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat, maka
pemborong harus membongkar atau mengganti atau memperbaiki pekerjaan beton
yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang diberikan
oleh Direksi.
b. Pengujian Compression Strenght dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat
yangtelah ditetapkan dalam PBI 1971.
c. Bila Compresive Test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka Direksi
akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-kubus beton
diambil.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
PASAL 4
PEMBERSIHAN AKHIR

1.1. Umum
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Kontraktor harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran-kotoran
dan sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan pekerjaan.
Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Kontraktor diharuskan menyingkirkan
seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-
perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin dari lapangan, seluruh bagian
permukaan hasil penanganan harus terlihat bersih dan program yang akan
diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan diterima dengan
memuaskan oleh pemberi tugaa dan konsultan pengawas.
1.2. Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin
daerah kerja, kantor darurat dan hunian, tetap terbebas dari tumpukan-
tumpukan bahan sisa sampah, dan terbebas dari kotoran-kotoran lainnya
yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan harus tetap memelihara
daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
b. Bila dianggap perlu, semprot bahan-bahan yang kering dan kotoran-kotoran
lainnya dengan air, sehingga dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup
angin.
c. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-
bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum dibuang.
d. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang
telah ditentukan dan sesuai dengan peraturan/perundangan yang berlaku
secara nasional dan peraturan pemerintah daerah setempat dan harus
mentaati undang-undang anti pencemaran.

Palangka Raya, Mei 2017


Dibuat oleh,
Konsultan Perencana
PT. PRAKARSA DESAIN KONSULTAN
Pusat Palangka Raya

BUDIMANSYAH B., ST., MT.


Direktur

SPESIFIKASI TEKNIS 30

Anda mungkin juga menyukai