SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN BRONCAPTERING
DESA LABUNIA
19. Semen
- Jenis : Portland Cement
- Merk standard : Tonasa, Tiga Roda, Bosowa dan sejenisnya
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
20. Pasir Urug
- Pasir lokal
- Butirannya kasar, keras dan tajam, berukuran 0.075 sampai 5.0 mm.
- Sedikit mengandung lumpur, tidak boleh melebihi 4%. Untuk mengujinya cukup
rendamkan segenggam pasir dalam air.
21. Pasir Pasang
- Pasir lokal
- Butirannya kasar dan tidak terlalu keras, berukuran 0,063 mm sampai 5 mm.
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
22. Pasir Beton
- Pasir lokal
- Butirannya campuran halus dan kasar, keras dan tajam, berukuran 0.075 sampai 5 mm.
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
23. Kerikil Pecah
- Kerikil lokal hasil pecahan
- Ukuran antara 0.5 - 3 cm atau sesuai ketentuan di dalam RAB.
- Butiran kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk (tidak bulat).
- Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari volume total
bahan yang dibutuhkan.
- Bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton dan
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
24. Batu Belah
- Memiliki permukaan yang kasar, keras, padat, tidak berpori dan tidak mengandug
tanah.
- Ukuran 25 – 30 cm
- Bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali.
25. Air
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat- zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan
air bersih yang dapat diminum.
- Air tawar tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
26. Papan Kayu Klas III
- Kayu lokal
- Lurus dan tidak rusak, hasil olahan somel
- Sejenis kayu pinus, mangga, nangka
27. Balok Kayu Klas II
- Kayu lokal
- Lurus dan tidak rusak, hasil olahan somel
- Sejenis kayu akasia, sengon, jabon
28. Dolken
- Kayu lokal
- Lurus dan tidak rusak
- Diameter 8-10 cm
29. Paku
- Paku baja, campuran ukuran 5 - 12 cm
- Kepala paku bergoresan (grid)
- Leher paku kasar
30. Plywood
- Pabrikan
- Tebal 9 mm
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
31. Minyak Bekisting
- Mengandung inhibitor korosi
- Mengandung asam lemak + pengemulsi
- Mengandung surfaktan (serupa dengan sabun)
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
32. Besi Beton
- Jenis : Baja tulangan polos
- Memenuhi persyaratan SKSNI
- Tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2
- Kawat ikat berukuran minimal Ø 1 mm.
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
33. Plamur
- Bahan dasar kopolimer akrilik
- Tidak mengandung merkuri dan timbal
- Memiliki daya lekat yang kuat dan cepat kering
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
34. Cat Tembok
- Bahan dasar polimer sintetis
- Tidak mengandung merkuri dan timbal
- Cat eksterior
- Produksi dalam Negeri
- Memiliki Standar SNI
1. PERALATAN K3 KONSTRUKSI
Helm Kerja
- Bahan : Komposit Polimer GFRP atau plastik ABS
- Jumlah : 8 buah
Sepatu Lumpur
- Bahan : PVC
- Jumlah : 8 pasang
Masker N95
- Jumlah : 18 buah
Sarung Tangan
- Bahan : Karet Lateks
- Jumlah : 10 pasang
Hand Sanitizer
- Kandungan : Etanol/ isopropil, hidrogen peroksida, gliserol
- Jumlah : 4 Liter
Pengukur Suhu Tubuh Digital
- Temperature mode: 32.0-42.9° celcius
- Akurasi : 0.1C
- Jumlah : 1 buah
- Jumlah : 1 unit
- Jumlah : 1 unit
Mata Gerinda
- Diameter : 4 inch - 7 inch
- Jumlah : 5 unit
- Jumlah : 1 unit
Meteran
- Panjang : 5 dan 50 meter
- Jumlah : masing-masing 1 unit
Siku
- Bahan : besi
- Kapasitas : 500 mm
- Jumlah : 1 unit
Waterpas
- Kapasitas : 2 - 3 m
- Jumlah : 1 unit
Hammer/ Palu
- Berat : 5 kg
- Jumlah : 1 unit
Kunci Pipa
- Ukuran rahang geser : 12 inci
- Jumlah : 1 unit
- Jumlah : 1 Unit
Kunci Pas
- Kapasitas : 10 cm, 12 cm, 14 cm dan 16 cm
Siku
- Bahan : besi
- Kapasitas : 500 mm
- Jumlah : 1 unit
Waterpas
- Kapasitas : 2 - 3 m
- Jumlah : 1 unit
Hammer/ Palu
- Berat : 5 kg
- Jumlah : 1 unit
Kunci Pas
- Kapasitas : 10 cm, 12 cm, 14 cm dan 16 cm
Gergaji besi
- Dilengkapi : Gagang
- Jumlah : 1 Unit
Sekop
- Jumlah : 2 Unit
Gerobak Dorong
- Jumlah : 1 Unit
Sendok Pengisi
- Jumlah : 2 Unit
Sendok Roskam
- Jumlah : 2 Unit
Ember Campuran
- Kapasitas : 5 liter
- Jumlah : 10 Unit
Meteran
- Panjang : 5
- Jumlah : 1 unit
Siku
- Bahan : besi
- Kapasitas : 500 mm
- Jumlah : 1 unit
Waterpas
- Kapasitas : 0,5 m
- Jumlah : 1 unit
Hammer/ Palu
- Berat : 0,5 kg
- Jumlah : 1 unit
Gerobak Dorong
- Kapasitas : 0,5 m3
- Jumlah : 2 Unit
Cangkul
- Jumlah : 2 Unit
Sekop
- Jumlah : 2 Unit
Ayakan Pasir
- Jumlah : 2 Unit
Sendok Pengisi
- Jumlah : 2 Unit
Sendok Roskam
- Jumlah : 2 Unit
Ember Campuran
- Kapasitas : 5 liter
- Jumlah : 10 Unit
Meteran
- Panjang : 5 meter
- Jumlah : 1 unit
Siku
- Bahan : besi
- Kapasitas : 500 mm
- Jumlah : 1 unit
Waterpas
- Kapasitas : 0,5 m
- Jumlah : 1 unit
Hammer/ Palu
- Berat : 0,5 kg
- Jumlah : 1 unit
Gergaji kayu
- Jumlah : 1 Unit
Gerobak Dorong
- Kapasitas : 0,5 m3
- Jumlah : 2 Unit
Cangkul
- Jumlah : 2 Unit
Sekop
- Jumlah : 2 Unit
Ayakan Pasir
- Jumlah : 2 Unit
Sendok Roskam
- Jumlah : 2 Unit
Ember Campuran
- Kapasitas : 5 liter
- Jumlah : 10 Unit
Meteran
- Panjang : 5
- Jumlah : 1 unit
Siku
- Bahan : besi
- Kapasitas : 500 mm
- Jumlah : 1 unit
Waterpas
- Kapasitas : 0,5 m
- Jumlah : 1 unit
Hammer/ Palu
- Berat : 0,5 kg
- Jumlah : 1 unit
Gergaji kayu
- Jumlah : 1 Unit
Gerobak Dorong
- Kapasitas : 0,5 m3
- Jumlah : 2 Unit
Cangkul
- Jumlah : 2 Unit
Sekop
- Jumlah : 2 Unit
Ayakan Pasir
- Jumlah : 2 Unit
- Jumlah : 1 Unit
1. LINGKUP KEGIATAN
dan konsultan pengawas serta konsultan perencana, terlebih dahulu melakukan Pre
Construction Meeting (PCM)/ Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan guna
menyamakan presepsi terhadap seluruh dokumen kontrak dan membuat
kesepakatan terhadap hal-hal penting yang belum terdapat dalam dokumen kontrak
maupun kemungkinan-kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
- Pelaksanaan PCM harus diselengarakan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Hasil rapat PCM dituangkan
dalam Berita Acara dan ditanda tangani oleh pihak-pihak yang hadir
- Apabila saat pelaksanaan PCM, PPTK, direksi atau konsultan supervisi tidak
hadir, maka Rapat Persiapan Pekerjaan tetap dilaksanakan, Berita Acara Rapat
Persiapan Pekerjaan harus disampaikan pihak-pihak yang tidak hadir tersebut
untuk dipedomani.
- Dalam hal konsultan pengawas memiliki pandangan yang berbeda dengan hasil
Rapat Persiapan Pekerjaan yang telah ditetapkan, maka persamaan presepsi dapat
dilakukan pada rapat-rapat koordinasi yang dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
- Hal-hal yang perlu dibahas dan disepakati dalam rapat PCM antara lain :
- Pasca pelaksanaan PCM, PPK, PPTK, direksi, kontraktor dan konsultan pengawas
Taget prestasi
Target waktu
Target biaya
- Dalam tahap ini memungkinkan sekali terjadiya perubahan metode kerja dan
reschedulling. Dalam pelaksanaan pada tahap ini harus selalu dilakuan hal berikut
ini :
Pengendalian biaya/keuangan (pengendalian bahan, alat, pekerja)
Pengendalian waktu (rencana kerja realistis, memperhatikan pekerjaan-
pekerjaan kritis, evaluasi kurva S)
Pengendalian mutu (memperhatikan spesifikasi teknis)
- Acuan pelaksanaan pekerjaan :
Konsultan Pengawas serta disetujui oleh PPTK, Direksi dan PPK maka
dilaksanakan Serah Terima Pekerjaan Tahap Pertama (Provisional Hand
Over/PHO).
- Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan tanpa adanya persetujuan perpanjangan
waktu, maka dikenakan denda sebesar 1% perhari dari nilai kontak syang belum
dilaksanakan.
- 180 hari kalender setelah dilakukan PHO merupakan masa pemeliharaan.
- Semua cacat konstruksi yang terjadi pada masa pemeliharaan menjadi tanggung
PPK, maka dilakukan Serah Terima Pekerjaan Tahap Akhir (Final Hand
Over/FHO).
- Apabila masa pemeliharaan selama 180 hari tidak memungkinkan akibat
3. LINGKUP PELAKSANAAN
Kabupaten : Muna
Alamat Satker/ SKPD : Jl. Gatot Subroto, Kompleks Perkantoran Labalue Kel.
Muna
Pemeriksa Barang/Jasa
LABUNIA
RANCANGAN KONTRAK
Terlampir
Pekerjaan Umum
Kontrak
Dasar Pembayaran :
Perhitungan MC
Back Up Data
As Build Drawing
PEMASANGAN PIPA
Penyimpanan dan Pengangkutan
Pipa, perlengkapan pipa dan accasoris pelengkapnya yang akan dipasang
harus disimpan di gudang penyimpanan pipa atau tempat yang aman,
terutama untuk pipa PVC harus terbebas dari sinar matahari.
Cara-cara pengangkutan, penyambungan dari pipa-pipa dan ketentuan-
ketentuan teknis cara pemasangan harus sesuai petunjuk atau sesuai dengan
buku/ brosur petunjuk pemasangan pipa dan pengangkutan dari pabrik pipa
yang bersangkutan.
Sebelum dan sesudah dipasang, pipa-pipa dan perlengkapan pipa, harus
dijaga bersih dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak- retak.
Menurunkan Pipa Kedalam Parit Galian
Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam parit galian, bila perlu dengan
bantuan alat-alat khusus yang disediakan oleh Kontraktor atau pelaksana
pekerjaan.
Semua pipa, alat-alat bantu valve dan perlengkapan lainnya harus dengan hati-
hati diturunkan kedalam parit galian satu persatu dengan derek, tali-tali dan
lain-lain alat yang sesuai agar terhindar dari kerusakan.
Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian
Kontraktor atau pelaksana pekerjaan, kontraktor atau pelaksana pekerjaan
harus mengganti pipa-pipa yang rusak atau memperbaiki (bila masih dapat
diperbaiki) kembali seperti semula dengan persetujuan pengawas Proyek.
Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-alat bantu
untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati
untuk menghindari bahwa yang terpasang tidak cacat sesaat sebelum pipa-
pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.
Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus
dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai dengan
petunjuk-petunjuk.
Pembersihan Pipa dan Alat-alat Bantu
Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis
kotoran. Bagian luar dan dalam ujung pipa yang akan dipasang harus
dicuci terlebih dahulu sampai bersih, bebas dari minyak dan gemuk sehingga
diperoleh sambungan pipa yang stabil dan baik.
Pemasangan Pipa
Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing- puing, alat-alat, bekas
pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air di dalam pipa.
Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam galian harus langsung dipasang
dan disetel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang
aman atau sesuai gambar, serta dipadatkan.
Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti,
harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam
pipa.
Tikungan/ belokan (vertikal/ horizontal) tanpa elbow/ bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh
lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan.
Perubahan arah perletakan pipa (belokan/ tikungan), harus dilaksanakan
dengan penyambung bend/ elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan
harus dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya).
Membengkokkan lebih besar dari sudut yang dipersyaratkan atau merubah
bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun
dengan cara pemanasan).
Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/ tanah asal harus
diperiksa dengan teliti sesuai gambar.
Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai
kedudukan pipa agar pipa yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang
benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus kering,
tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih.
Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering.
Jika diperlukan, di sekeliling pipa harus diberi pasir urug sesuai dengan
gambar atau bila tidak dinyatakan lain diberi lapisan pasir urug sedemikian
rupa sehingga terdapat pasir setebal 15 cm di bawah, disamping dan di atas
pipa, kecuali untuk pipa-pipa yang memotong jalan harus diurug segera dengan
pasir pasang penuh, dan tanah bekas galiannya harus disingkirkan agar segera
dapat dilalui kendaraan-kendaraan, dan khusus untuk jalan-jalan protocol (lalu
lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan pelat
baja.
Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti flange, tee, elbow/bend,
dan sebagainya jika diperlukan diberi blok-blok anker dari beton (beton
campuran 1 : 2 : 3).
Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor.
Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli/ter/aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
Pemotongan pipa
Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan harus
dilaksanakan dengan alat yang sesuai/ khusus untuk jenis atau bahan pipa
yang dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai
dengan syarat-syarat teknis/ petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan.
Penyingkiran Sarana-Sarana yang ada
Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan
pemasangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan dan
kondisi semula.
PENYAMBUNGAN PIPA
Umum
Pada bagian luar setiap pipa dan penyambung harus diberi tanda yang
mencakup diameter nominal dalam mm, tebal dinding nominal dalam mm,
tingkat kelas, cap pabrik dan nomor produksi setiap pipa lengkung (bend)
harus juga mencantumkan besarnya sudut lengkung. Pemberian tersebut
harus tidak mengganggu kekuatan pipa.
Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-
petunjuk pengawas.
Penyambungan pipa dilakukan dengan menggunakan lem perekat khusus pipa
atau menggunakan karet untuk pipa PVC sedangkan untuk pipa galvanis
menggunakan drat atau di las.
Sambungan pipa u PVC dengan TS-Joint (mempergunakan lem/ perekat).
Bersihkan socket dan sphigot dengan bahan pembersih (cleaner). Kemudian
oleskan satu lapis lem secara merata dengan menggunakan kwas bersih pada
permukaan socket. Baik bahan pembersih maupun lem yang dipergunakan
pada pekerjaan ini harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Oleskan bahan perekat yang sudah sesuai pada permukaan pipa secara
membujur dan jangan secara melintang.
Bersihkan mulut socket dari sisa bahan perekat yang mungkin ada. Sesudah 2-
3 menit, sambungan itu sudah menjadi kuat.
Uji coba tekanan, baru dapat dilakukan setelah 24 jam kemudian.
Sambungan pipa Galvanis dengan drat.
Bersihkan drat dan ujung-ujung pipa yang akan disambung. Jika diperlukan
bahan pembersih yang dipergunakan pada pekerjaan ini harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
Pipa ditempatkan pada posisi yang sama rata dan pastikan bahwa drat
sambungan pipa secara tepat pada drat ujung pipa.
PEMASANGAN VALVE/KATUP
Lokasi pemasangan valves dan valve boxes sesuai dengan gambar.
Kotak Valve /katup
Kotak valve tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan kepada valve
jadi pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve. Penutup dari box
tingginya harus sama dengan gabar dan mencapai permukaan jalan yang ada.
PERLINTASAN PIPA
Perlintasan pipa meliputi perlintasan pipa dengan jalan raya dan sungai serta
jalan kereta api apabila ada, pelaksana pekerjaan hendaknya mendapatkan izin-
izin yang diperlukan untuk membuat bangunan perlintasan dari instansi yang
berwenang.
Untuk pipa-pipa yang melintasi kali/sungai, bila mengizinkan, pipa- pipa
digantungkan pada jembatan yang ada dengan konstruksi yang sederhana, yaitu
dengan memakai gantungan dari besi plat yang dikuatkan pada gelagar
jembatan.
Apabila tidak memungkinkan digantung pada jembatan yang ada, harus
diadakan jembatan pipa tersendiri.
PERBAIKAN KEMBALI
Pelaksana pekerjaan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan
kembali seperti keadaan/konstruksi semula (sebelum pemasanan pipa) dengan
konstruksi dan kwalitas yang minimal harus sama, untuk semua bangunan
dan konstruksi lainnya yang rusak oleh akibat pelaksanaan pekerjaan
pemasangan pipa. Biaya yang timbul akibat perbaikan ini adalah sudah termasuk
kedalam biaya pelaksanaan
PENGETESAN PIPA
Pipa terpasang harus dites/ diuji persambungannya untuk mengetahui apakah
penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh
pengawas pekerjaan. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil
pengetesan belum mendapat persetujuan dari pengawas.
Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini sudah termasuk kedalam biaya pelaksanaan.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa dengan panjang pipa untuk tiap kali pengetesan tidak lebih dari 500
m.
Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan minimal 20 (dua puluh) atmosfir
atau dua kali tekanan kerja pipa dan apabila selama 1 (satu) jam tekanan tidak
berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan dapat diterima.
Pipa harus diisi air terlebih dahulu selama 24 jam sebelum test dilakukan.
Segala biaya untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pada waktu pengujian, semua sambungan pipa, fittings maupun perlengkapan
lainnya harus diuji/ ditest pada galian parit yang terbuka (belum diurug). Bila
kelihatan ada kebocoran-kebocoran pada sambungan-sambungan tersebut maka
sambungan tersebut harus diperbaiki sehingga tidak terdapat kebocoran pada
tempat sambungan tersebut.
Bila ada pipa-pipa, sambungan pipa, fittings dan perlengkapan pipa lainnya yang
retak ataupun rusak pada waktu pengujian tersebut, maka pipa, sambungan
pipa, fitting dan perlengkapan tersebut harus diganti dengan yang baru dan
pengetesan pipa harus diulang kembali.
PERMUKAAN TANAH
Sebelum memulai suatu penggalian, Kontraktor harus memeriksa permukaan
tanah, baik setempat maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah
betul. Jika tidak sesuai Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada
PPTK atau Direksi, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan
tanah tidak akan dipertimbangkan.
PEKERJAAN BETON
Ketentuan Umum
Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku
persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis
ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan referensi di bawah ini :
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
c. American Society of Testing Materials (ASTM)
d. Standar Industri Indonesia ( SII)
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka
Peraturan-peraturan Indonesia lainnya yang menentukan sesuai dengan
hirarkinya.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh PPTK atau Direksi, semua pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya
kontraktor sendiri.
Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh PPTK atau Direksi. PPTK atau Direksi berhak
untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan kontraktor
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui
oleh PPTK atau Direksi harus segera dikeluarkan dari proyek /site dalam
waktu 3 x 24 jam.
Lingkup Pekerjaan
Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton
sesuai dengan gambar rencana dan RAB.
Pengadaan, detail dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
Ketentuan Bahan
Semen
o Semua semen yang digunakan adalah jenis portland cement sesuai
dengan persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-
81 atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
o Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang atau tempat
penyimpanan yang baik untuk mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak
boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa alas kayu.
o Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan
dan proyek dalam batas 3 x 24 jam.
o Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
Agregat Kasar
o Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi
sesuai menurut NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran
terbesar 0.5 - 2 cm atau sesuai ketentuan di dalam RAB.
o Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan
berbentuk (tidak bulat).
o Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
volume total bahan yang dibutuhkan.
o Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi
yang merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
o Jika diperlukan, dilakukan uji laboratorium dengan ketentuan gradasi
seperti berikut :
Saringan Ukuran % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0–1
Air
o Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak
atau garam serta zat- zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam
hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum.
Baja Tulangan
o Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos dimana harus memenuhi
persyaratan SKSNI. Bila diperlukan, akan dilakukan pengujian test
tegangan tarik-putus dan "Bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan
hingga memenuhi tegangan leleh karakteristik ( ) = 2400 kg/cm2 atas
biaya kontraktor.
o Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara
langsung dan penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
o Kawat ikat berukuran minimal Ø 1 mm.
o Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun
pada tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
Bahan Pencampur
o Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari PPTK atau Direksi.
o Apabila diperlukan menggunakan bahan pencampur, kontraktor harus
mengadakan percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio
dari penambahan bahan pencampur (admixture) tersebut.
Cetakan Beton
o Menggunakan kayu bekisting atau setara dengan kayu klas III dengan
ketebalan minimal 2 cm, atau multiplek tebal minimal 18 mm atau sesuai
analisa perhitungan harga satuan pekerjaan, dengan jarak rangka kayu
harus disetujui PPTK atau Direksi.
Mutu Beton
Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik sebagai berikut:
Persiapan Pengecoran
Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas.
Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu
dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dan air
yang tinggal harus dikeringkan dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
Kontraktor harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh PPTK atau Direksi.
Baja Tulangan
Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos harus bersih
dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan
merusak mutu beton.
Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan
harus sesuai dengan persyaratan dalam SKSNI T 15-1991
Tenaga Personil Inti serta Peralatan Utama yang memenuhi ketentuan baik ditinjau dari segi
Kualifikasi Pendidikan : D3
Logistik : 1 Orang