BAB I
PENDAHULUAN
Abipraya dengan desain lantai tower apartemen dibuat typikal. Untuk pekerjaan struktur
bangunan tersebut kontraktor memakai sistem bekisting table form PCH (Perth
Construction Hire), sistem ini digunakan agar perencanaan serta metode kerja bekisting
bekisting yang telah digunakan. Hasil yang sudah adapun menjadi permasalahan dalam
hasil pekerjaan bekisting masih mengeluarkan biaya yang besar dimana ini menjadi
Biaya yang dikeluarkan untuk pengunaan metode bekisting semi sistem ini memerlukan
biaya sebesar Rp.20.750.000.00 dimana harga dari rencana biaya ini dari segi
Oprasional harus didapat keuntungan, (Dokumen Proyek X, 2017). Tentunya hal ini
menjadi suatu pembahasan untuk melakukan percobaan apakah dengan memakai sistem
dalam tugas akhir ini akan dicoba untuk membuat analisa perbandingan biaya yang
diambil untuk memfokuskan pada analisa perbandingan biaya tersebut, penulis memilih
Dalam bidang kontsruksi banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas kerja, baik struktur maupun manajemen konstruksi agar dapat menciptakan cara
kerja yang lebih efisien dari segi biaya, Maka diperlukan pemilihan sistem kerja yang
tepat. Oleh karena itu pada proyek Sentraland Cengkareng ini dapat bias diteliti
2. Metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth Construction
3. Perbandingan biaya antara bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah ini adalah:
2. Bagaimana metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth
semi sistem table form PCH (Perth Construction Hire) pekerjaan balok di Proyek
Sentraland Cengkareng ?
I-2
Bab I Pendahuluan
2. Mengetahui metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH (Perth
dan semi sistem table form PCH (Perth Construction Hire) pekerjaan balok di
Berdasarkan tujuan penelitian ini, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan
1. Bagi owner maupun kontraktor penelitian ini akan berguna memberikan gambaran
bekisting yang ada, sehingga owner dan kontraktor bisa memilih dalam penerapan
sistem metode pekerjaan bekisting yang akan digunakan pada proyek selanjutnya.
2. Untuk akedemis diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menambah jurnal
hasil karya ilmiah mahasiswa Teknik Sipil terutama dalam memperhitungkan soal
biaya menegenai pekerjaan bekisting, sehingga dapat menjadi literatur dan refrensi.
pekerjaan.
pembahasan dalam penyelesaian tugas akhir ini maka dibuat batasan masalah sebagai
berikut :
2. Metode pelaksanaan bekisting semi sistem table form PCH pekerjaan balok (Perth
3. Perbandingan biaya antara bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menyajikan latar belakang untuk pemilihan masalah yang mendasari
penulisan skripsi, perumusan masalah yang menjelaskan permasalahan yang akan dicari
pemecahannya, tujuan penelitian berisikan tentang yang ingin dicapai dari rumusan
masalah, batasan peneilitian yang membatasi ruang lingkup, manfaat penelitian untuk
Pada bagian ini diuraikan mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan oleh
penulis sebagai landasan dalam penulisan. Skripsi yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan dan teori tersebut disesuaikan dengan pemecahan masalah untuk
Pada bagian ini memberikan penjelasan secara singkat metode penelitian yang digunakan
oleh penulis dalam melakukan kegiatan penelitian mulai dari hal-hal yang berhubungan
dengan desain penelitian, metode pengumpulan data, metode analisa data dan pengolahan
I-4
Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini berisi tentang pemaparan data yang telah dikumpulkan serta beberapa
analisa yang dilakukan untuk mengolah data tersebut sesuai dengan dibutuhkan dalam
BAB V : PENUTUP
Bagian ini merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir. Bagian ini berisi
kesimpulan dari seluruh kajian yang telah dilakukan, kesimpulan yang akan disarankan
oleh penulis terkait dengan permasalahan yang ada dan tercapainya tujuan dari penelitian
I-5
Bab I Pendahuluan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek konstruksi adalah terdiri dari urutan rangkaian kegiatan panjang dan di mulai
memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaanya. Jadi proyek konstruksi gedung
juga bisa disebut suatu proses dari gabungan rangkaian aktivitas-aktivitas sementara yang
mempunyai titik awal dan titik akhir, yang melibatkan berbagai sumber daya yang
bersifat terbatas atau tertentu untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
Menurut Donald S.Barrie dalam Ismael dan Junaidi,2014, mengatakan ada enam (6)
(siklus hidup proyek), mulai dari gagasan sampai selesainya proyek konstruksi, adalah
sebagai berikut :
3. Pengadaan
4. Konstruksi
II-6
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
2.2 Balok
Balok adalah suatu elemen struktur bangunan yang berfungsi sebagai penahan beban
pelat lantai ataupun sebagai pengaku struktur kolom. Pada pekerjaan pembuatan
strukturnya balok ini dibuat setelah pekerjaan kolom selesai dan dikerjakan bersamaan
2.3 Bekisting
Beksiting adalah suatu konstruksi sementara dimana fungsi konstruksi ini untuk mencetak
beton dari kondisi cair hingga beton itu sendiri menjadi keras. Pada pembuatan struktur
beton ini pekerjaan bekisting juga harus dibuat dengan mudah dibongkar dikarenakan
konstruksi bekisting ini hanya sementara, tetapi harus kuat dan stabil terhadap beban yang
bekerja.
Dalam menerapkan pekerjaan bekisting harus ada tat cara dalam membuat bekisting yang
1. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi pada gambar rencan
dan spesifikasi.
2. Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.
3. Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan
bentuknya.
metode saat pengecoran, beban selama konstruksi beban vertikal dan horizontal.
II-7
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
6. Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus dirancang dan dibuat
Bekisting konvensional adalah suatu cetakan beton yang dimana material cetakan beton
ini tersusun dari komponen kayu papan sebagai cetakan acuan bekistingnya, dan untuk
perumahan dan ruko. Adapun material yang digunakan pada bekisting konvensional ini
hampir semuanya kayu, bekisting ini sangatlah gampang dicari namun material ini tidak
Metode bekisting untuk balok-pelat yang menggunakan kayu dan perancah scaffolding,
sebagai berikut :
c. Jack Base
d. U-Head
II-8
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
a. Papan/Multiplek 12 mm
Flow chart untuk metode bekisting konvensional pekerjaan balok dengan menggunakan
A
START
Pasang U-Head
Survey Perbaiki
Inspeksi
TIDAK
Pendatangan material YA
Scaffolding
Kembalikan Pasang
Gelagar dan Suri-Suri
Inspeksi
TIDAK
YA Pasang Acuan
Bodeman & Tembereng
Pasang Jack Base
FINISH
Pasang Main Frame
Berikut urutan untuk mengerjakan bekisting konvensional yang menggunakan kayu dan
II-10
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
1 2
. .
3 4
. .
5 6
. .
marking untuk level ketinggian struktur dan dilakukan penentuan titik penempatan
scaffolding, dilaksanakan sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga dapat juga
II-11
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
4. Pasang Main Frame diatas Jack Base lalu pastikan Main Frame terpasang dengan
benar.
7. Selanjutnya pasang gelagar horizontal dengan material Kayu Balok 7/12 dan agar
8. Diakhiri dengan membuat acuan bagian acuan sisi bawah (plat form) dan sisi
samping (side form) dengan menggunakn material kayu kaso 5/7 untuk surisuri dan
Bekisting semi sistem adalah bekisting yang dasarnya disesuaikan dengan konstruksi
beton, sehingga penulangannya dapat dilakukan lebih banyak apabila konstruksi beton itu
sendiri tidak terjadi perubahan bentuk maupun ukuran (Muis dan Trijeti, 2013).
Pertimbangan penggunaan bekisting semi sistem adalah pada konstruksi yang cukup
tinggi pada struktur bangunannya suatu pekerjaan cetakan sistem ini terbuat dari material
kayu lapis untuk bagaian acuannya, sedangkan penopang atau yang disebut perancahnya
menggunakan material yang terbuat dari pipa baja galvanis yang sudah di modifikasi di
pabrik.
Bekisting dengan metode semi sistem ini merupakan perkembangan dari bekisting
konvensional, metode semi sistem itu sendiri ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas
dari cetakan bekisting konvensional dimana terletak kegunaan bekisting semi sistem ini
II-12
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
Metode bekisting semi sistem ini adalah yang digunakan pada proyek Apartemen
table form PCH (Perth Construction Hire), Metode ini dikembang di Perth, Australia
sejak tahun 1985. Perusahaan ini telah mempunyai sertifikat (AS/NZ4801 certification of
Material PCH :
4. U-Head
6. Besi Siku dan Tie Rode Untuk Penahan Tembereng sisi samping
10. Plywood 13 mm
II-13
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
II-14
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
Berikut simulasi dan urutan metode sistem table form PCH sebagai berikut :
1 2
. .
3 4
. .
5 6
. .
7 8
. .
II-15
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
1. Karena sistem ini adalah perkembangan dari sistem konvensional untuk langkah
pertama dari metode ini tidaklah jauh beda dengan metode bekisting konvensional
6. Meletakan Main Beam atau disebut gelagar utama yang terbuat dari double canal C
di atas U-Head.
7. Setelah itu buat suri-suri bagian bawah (plat form) dengan material hollow 5x5 mm
8. Dilanjutkan dengan membuat cetakan bagian samping kanan dan kiri (side form)
dengan material yang sama yaitu Hollow 5x5 mm sebagai suri-suri dan acuan
9. Agar bagian sisi samping (side form) kuat diberi pengaku dengan material siku yang
diikat dengan Tie Rode perhatiakn juga dengan kesikuan dari bagian perimeter
balok.
pengendalian yang baik, pelaksanaan yang teliti dan baik, serta pemanfaatan suatu proyek
agar dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dimana kondisihnya dipengaruhi oleh
salah satu faktor yaitu dengan menerapkan suatu metode kerja yang akan digunakan.
Akan tetapi dari factor tersebut. Jika suatu proyek mengalami masalah dalam menerapkan
II-16
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
sistem kerja yang tidak tepat, maka akan berdampak pada biaya pelaksanaan proyek
tersebut. Bila biaya pelaksanaan proyek tersebut mengalami pemborosan berarti juga
Komponen utama biaya kontruksi dalam pekerjaan konstruksi biaya ada 2 pembagian
1. Biaya Langsung
a. Biaya Material
c. Biaya Peralatan
pengarahan kerja dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, biaya ini disebut
juga biaya overhead. Biaya ini bergantung pada jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan. Yang termasuk dalam biaya tidak langsung ini adalah gaji pegawai, sewa
Menurut Edward G Nawy dalam kutipan Esti Legstyana, Biaya beksiting biasanya
berkisar antara 35% sampai 60% atau lebih dari pada keseluruhan biaya konstruksi
II-17
Bab IIBab
Tinjauan
I Pendahuluan
Pustaka
struktur beton menyadari pengaruh harga pekerjaan bekisting terhadap biaya keseluruhan
adalah kritis bagian dari struktur untuk memfasilitasi ekonomi bagi bekisting tidak hanya
ekonomi sebagai material beton ada beberapa pertimbangan yang dijadikan acuan dalam
Biaya langsung kerja bekisting merupakan pemikul biaya yang paling penting dari kerja
beton. Dengan demikian meskipun bekisting hanya merupakan suatu alat bantu yang
bersifat sangat sementara pilihan atas metode bekisting dapat berpengaruh besar terhadap
(F.Wigbout Ing,1992)
Jika kita akan mengadakan sebuah pilihan dari sistem yang berbeda-beda hendaknya kita
setidaknya
II-18
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
seperti perluasan staf proses hubungan dengan penjualan hasil produksi yang
Dalam kaitan dengan ukuran panel-panel perlu kiranya dikemukakan hal-hal berikut
memerlukan banyak perapian kekakuan panel-panel bisa lebih besar sehingga beton
2. Elemen-elemen besar sukar dapat diperbaiki dan bentuknya pun kurang lentur.
3. Karena kemungkinan pemasangan pada objek objek lain terbukti lebih besar pada
Konstruksi Sebuah panel yang direncanakan dengan baik akan sangat berpengaruh
terhadap kebergunaannya. Para produksi panel mempunyai pengalaman yang luas dan
Jika pilihan jatuh pada panel panel dinding yang besar orang pun tidak akan ragu untuk
membelinya hal yang sama berlaku pula bagi bekisting terowongan. Bekisting lantai yang
dapat kita buat sendiri dengan mudah sebagai meja lantai terdiri dari plat bekisting dan
pipa-pipa steger baja apabila meja-meja lantai yang hanya akan kita gunakan berupa kali
Banyaknya sistem bekisting saat ini maka sangatlah penting untuk dipelajari mengenai
pemilihan sistem yang akan diterapkan pada proyek. Karena dalam proses pelaksanaan
ekerjaan bekisting juga memberikan pengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan dengan
II-19
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
Cengkareng pada pekerjaan bekisting di proyek ini memerlukan biaya sebesar hampir
40% dari biaya struktur dan 5% dari biaya total keseluruhan konstruksi gedung. (Data
Proyek;2017). Dengan biaya tersebut sistem yang digunakan adalah sistem bekisting
table form PCH untuk pekerjaan struktur Balok, akan tetapi pada penggunaan sistem
bekisting ini masih menambahkan jumlah biaya untuk perbaikan sebesar 1 % dari biaya
kontrak. Hal tersebut menjadikan pembahasan dalam Tugas Akhir ini dimana penulis
akan mencoba menggunkan sistem bekisting konvensional dengan material kayu dan
scaffolding. Untuk itu penulis akan menganalisa biaya masing-masing terhadap kedua
metode bekisting tersebut dengan studi literatur dan menjawab dari rumusan
permasalahan tersebut. Hingga penulisan tugas akhir ini menjadi pembahasan yang sangat
sistem-sistem kerja yang akan dipakai pada perusahaan dalam pekerjaan bekisting.
II-20
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
Latar Belakang
Hal tersebut menjadikan pembahasan
dalam Tugas Akhir ini dimana penulis
akan mencoba menganalisa biaya
perbandingan bekisting semi sistem
bekisting PCH dengan menggunkan
sistem bekisting konvensional dengan
material kayu dan scaffolding
Metode Penelitian
Menghitung Biaya Pekerjaan Bekisting Struktur Balok-Plat lantai
6 sampai 10 (Typikal Lantai)
Berdasarkan SNI
AHSP proyek Apartemen Sentraland Cengkareng
Manfaat Penelitian
Sebagai pengetahuan dalam dunia konstruksi khususnya
pada pekerjaan bekisting dalam menetapkan penggunaan
metode kerja yang bisa menguntungkan pengeluaran
biaya proyek
Gambar 2.8 Flow Chart Kerangka Berpikir
( Sumber : Olahan Penulis )
II-21
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
II-25
Bab IIBab I Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
II-32
Bab IIBab
Tinjauan Pustaka
I Pendahuluan
II-35
Bab I Pendahuluan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Umum
konvensional yang menggunakan material scaffolding dan plywood dengan sistem table
form PCH dari segi metode kerja dan biaya yang dikeluarkan masing-masing. Nantinya
bisa dilihat perbandingan antara biaya kedua tipe bekisting tersebut yang efesien,
sehingga metode sistem tersebut bisa dijadikan pertimbangan untuk acuan dalam
Metodologi penelitian merupakan alur dari pemikiran yang ditempuh dalam membuat
tahapan proses analisa penelitian. Untuk mendapat data di dalam penelitian ini digunakan
teknik pengamatan langsung, wawancara dan meminta data-data dari proyek. Maksud
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem bekisting yang ada di
Untuk menghindari pekerjaan yang berulang-ulang maka dibuatlah bagan alir penelitian.
Adapun bagan alir penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
III-36
Bab I Pendahuluan
Bab III Metodelogi Penelitian
Mulai
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Studi Pusataka
Pengumpulan Data
Analisa Data
Selesai
Pada kegiatan identifikasi kebutuhan data, dilakukan penyusunan data-data apa saja yang
dibutuhkan serta pendataan kontraktor yang dapat dijadikan sumber data. Data-data yang
lapangan. Dari pengamatan ini dapat diketahui keadaan kondisi proyek Apartemen
Sentraland Cengkareng
Barat.
2. Data Primer adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dari dokumen
teknik di kantor proyek tersebut. Data ini diperoleh dari Site Operasi Manajemen
dan Engineering dari PT. Brantas Abipraya (Persero) selaku kontraktor utama. Data
sekunder yang digunakan antara lain yaitu RAB, AHSP , Gambar Kerja (Shop
Drawing).
Untuk dapat melakukan analisa yang baik memerlukan data-data/informasi yang lengkap
dan akurat dan disertai teori dasar yang relevan. Dalam rangka pengumpulan data harus
III-38
Bab III Metodelogi
Bab I Pendahuluan
Penelitian
pengolahan data. Tahap ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat
gambaran umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan.
Tahap persiapan ini meliputi , Studi pustaka terhadap materi, menentukan kebutuhan data,
Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses
pelaksanaan yang sangat penting. Karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan
Untuk tahap ini setelah dilakukan pengumpulan data yang ada, analisa yang dilakukan
untuk menjawab dari rumusan masalah penulis melakukan analisa data dengan melakukan
perhitungan biaya menurut hasil dari data metode kedua bekisting, yaitu bekisting table
Tahap validasi pakar ini bertujuan untuk membahas contoh sampel dari object penelitian
kepada pakar-pakar yang memahami atau mengusai dari objek penelitian tersebut agar
penelitian bisa menjadi pembahasan yang valid sesuai dengan yang dikerjakan sehingga
penulis bisa menyimpulakan hasil penelitian tersebut. Validasi akan dilakukan 2 (dua)
III-39
Bab III Metodelogi
Bab I Pendahuluan
Penelitian
tahap, tahap pertama setelah dilakukannya pengumpulan data teknis dan variabel, tahap
III-40
Bab III Metodelogi
Bab I Pendahuluan
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017 yang
dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama yaitu melakukan observasi dan wawancara
yang bertempatan di lokasi proyek pembangunan. Dan tahap kedua yaitu tahap
Mercu Buana.
Kegiatan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan Mei 2017.
III-41
Bab III Metodelogi
Bab I Pendahuluan
Penelitian
3 Tahap Penyelesaian
a. Penyusunan Tugas Akhir
b. Sidang Tugas Akhir
c. Perbaikan (Revisi)
(Sumber : Data Proyek, 2017)
III-42
Bab I Pendahuluan
BAB IV
Pada bab ini akan membahas mengenai analisa perbandingan biaya pekerjaan bekisting,
antara bekisting konvensional dengan penggunaan bekisting semi sistem PCH. Untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan maka dilakukan perhitungan biaya pekerjaan bekisting
1. Spesifikasi Proyek
2. Data Primer
Dimensi (mm)
No. Tipe
B H
1 G-4 400 500
2 G-5 400 500
3 G-7 400 500
4 G-8 400 500
5 G-9 400 500
6 G-10 250 200
7 G-11 400 500
8 Ba-1 250 450
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )
IV-34 IV-43
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
metode bekisting konvensional dengan scaffolding dan plywood berikut breakdown durasi
KODE : A
Cross Brace
KODE : B
IV-45
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
KODE : D
KODE : E
dilanjutkan dengan
IV-46
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan material Jack Base 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 50
pcs = 25 set
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan material Main Frame Scaffolding dan Cross Brace 1 orang pekerja
c. Pemasangan Plat Form terdiri dari pasang U-Head dan Main Beam Gelagar Kayu
U-Head = 34 pcs
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan material U-Head dan Main Beam 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu
memasang 30 pcs
d. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood dan Kayu Kaso
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 3.5 m2
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan Tulangan 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 550 kg
f. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood, Kayu Kaso, Tie Rode
Pekerja = 0.125 OH
Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 3.5 m2
Dalam analisa menghitung koefisien untuk tenaga kerja bekisting ini, dilakukan
pengumpulan informasi data yang didapat dari observasi lapangan pada proyek apartemen
sentraland cengkareng.
1) Tenaga Kerja
Untuk analisa ini diambil dengan metode pengamatan selama pekerjaan bekiting berlangsung
pembuatan bekisting 36 m2 pada bekisting balok terlihat proporsi tenaga kerja sebanyak 4
orang dari 4 orang ini dibagi dengan masing-masing tugas 2 orang instal Main Frame
Scaffolding dan 2 orang instal acuan bekisting plywood. Durasi yang diperlukan selama
pengamatan untuk membuat bekisting balok dengan metode konvensional sekitar 480 menit.
IV-49
Bab IVBab
Analisa
I Pendahuluan
Dan Data
Maka dengan data tersebut untuk mengetahui produktifitas 1 m2 jika dikerjakan 1 orang
adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Produktifitas Tenaga Kerja =
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
: 𝑋1
36 𝑚2 1
Produktifitas Tenaga Kerja = :𝑋
480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
36 X = 480
X = 13.2 menit
Didapat produktifitas terhadap 1 tenaga kerja untuk mengerjakan bekisting balok adalah 52.8
menit
52.8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Koefisien Tenaga Kerja = = 0.125
420 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kenek adalah pembantu pekerja, jadi dalam pekerjaan 1 m2 untuk pemasangan bekisting
Koefisiein Mandor = 1 / 20
Dalam perhitungan koefisien mandor didapat 1 orang mengawasi 20 orang
2) Bahan Material
Untuk analisa perhitungan koefisien material didapat dengan perhitungan sebagai berikut
Ukuran gelagar kayu main beam 8/12 panjang 200 cm
Diketahui : Dimensi 1 gelagar kayu main beam ( 0.08 x 0.12 x 2 = 0.0192 m3)
0.12 2
0.08
1 Orang dalam 1 hari kerja ( 420 menit ) mampu pabrikasi matrial Kayu Kelas III
100 batang (dengan alat bantu)
100 x 0.0192 = 1.92 m3 (B)
Jadi untuk mencari koefisien matrial Kayu Kelas III
𝐴
Koefisien =
𝐵
IV-51
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
0.13 𝑚3
Koefisien = = 0.067
1.92 𝑚3
IV-52
Bab IVBab
Analisa
I Pendahuluan
Dan Data
metode bekisting semi sistem table form Perth Construction Hire berikut breakdown durasi
KODE : A
Horizontal
KODE : B
IV-53
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
KODE : C
KODE : D 13 mm
KODE : E
IV-54
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
dilanjutkan dengan
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan material Jack Base 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 50
pcs = 25 set
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan material Main Frame Scaffolding dan Cross Brace 1 orang pekerja
c. Pemasangan Plat Form terdiri dari pasang U-Head dan Main Beam Gelagar Kayu
U-Head = 40 pcs
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan material U-Head dan Main Beam 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu
memasang 50 pcs
IV-56
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
d. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood dan Kayu Kaso
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 4 m2
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan Tulangan 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 550 kg
f. Pemasangan Side Form yang terdiri dari material Plywood, Kayu Kaso, Tie Rode
Pekerja = 0.10 OH
Untuk pemasangan Side Form 1 orang pekerja dalam 1 hari mampu memasang 25 m2
IV-57
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Dalam analisa menghitung koefisien untuk tenaga kerja bekisting ini, dilakukan
pengumpulan informasi data yang didapat dari observasi lapangan pada proyek apartemen
sentraland cengkareng.
1) Tenaga Kerja
Untuk analisa ini diambil dengan metode pengamatan selama pekerjaan bekiting berlangsung
pembuatan bekisting 36 m2 pada bekisting balok terlihat proporsi tenaga kerja sebanyak 4
orang dari 4 orang ini dibagi dengan masing-masing tugas 2 orang instal Table Form dan 2
orang instal acuan bekisting plywood. Durasi yang diperlukan selama pengamatan untuk
membuat bekisting balok dengan metode semi sistem Pert Construction Hire sekitar 400
menit. Maka dengan data tersebut untuk mengetahui produktifitas 1 m2 jika dikerjakan 1
orang adalah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
Produktifitas Tenaga Kerja =
𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
: 𝑋1
36 𝑚2 1
Produktifitas Tenaga Kerja = :𝑋
400 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
36 X = 400
X = 11.1 menit
IV-58
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
44.4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Koefisien Tenaga Kerja = = 0.10
420 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kenek adalah pembantu pekerja, jadi dalam pekerjaan 1 m2 untuk pemasangan bekisting
Koefisiein Mandor = 1 / 20
maka Koefisien Mandor = 1 / 20 = 0.05 OH ………………………….………………. B3
2) Bahan Material
Untuk analisa perhitungan koefisien material didapat dengan perhitungan sebagai berikut
Ukuran gelagar main beam Steel Waller Double Canal C
dimensi 1 gelagar main beam ( 0.5 x 0.12 x 0.5 x 0.005 x 2 = 1.8 kg)
IV-59
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
1 Orang dalam 1 hari kerja ( 420 menit ) mampu pabrikasi Steel Waller Double Canal C
50 batang (dengan alat bantu)
15 x 30.6 = 459 kg (B)
Jadi untuk mencari koefisien matrial Kayu Kelas III
𝐴
Koefisien =
𝐵
30.6 𝑘𝑔
Koefisien = = 0.067
459 𝑘𝑔
IV-60
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
U-Head Rp.55.000,
IV-61
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Dalam menentukan metode pekerjaan bekisting langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan pembagian zoning, yang mana dari zoning tersebut menggambarkan alur siklus
pekerjaan dari pekerjaan bekisting. Untuk penelitian di proyek ini pembagian zoning
No Lantai Luas/Lantai
1 Lantai 6 2280.4 m2
2 Lantai 7 2280.4 m2
3 Lantai 8 2280.4 m2
4 Lantai 9 2280.4 m2
5 Lantai 10 2280.4 m2
6 Lantai 11 2280.4 m2
7 Lantai 12 2280.4 m2
8 Lantai 13 2280.4 m2
9 Lantai 14 2280.4 m2 Keterangan :
10 Lantai 15 2280.4 m2
11 Lantai 16 2280.4 m2 Zona 1 : 574.16 m2
12 Lantai 17 2280.4 m2
13 Lantai 18 2280.4 m2 Zona 2 : 566.04 m2
14 Lantai 19 2280.4 m2
15 Lantai 20 2280.4 m2 Zona 3 : 566.04 m2
16 Lantai 21 2280.4 m2
17 Lantai 22 2280.4 m2 Zona 4 : 574.16 m2
18 Lantai 23 2280.4 m2
19 Lantai Atap 2280.4 m2
20 Lantai Roof Lift 294.1 m2
Gambar 4.3 Zoning Pekerjaan Struktur
( Sumber : Dokumen Proyek PT.Brantas Abipraya,2018 )
Pada pekerjaan diproyek ini khususnya untuk pekerjaan bekisting dipakai perhitungan siklus
pemasangan bekisting dan pembongkaran bekisting supaya memudahkan pekerjaan dan tetap
berjalan sesuai dengan progress pelaksanaan, dalam menerapkan siklus ini juga sangat
IV-62
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
berpengaruh pada biaya material yang akan dipakai. Oleh karena itu untuk tahapan siklus
Siklus = 8 Hari
LT.
69.5
RML
198
2.1
191 205
205 212
48 205
LT.
67.4
205 212 DAK
2.8
174 178 182 186
IV-63
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
133 140 137 144 141 148 145 152 LT. 15 41.5
94 98 102 106
2.8
87 101 91 105 95 109 99 113
101 108 105 112 109 116 113 120
48 101 51 105 54 109 57 113
101 108 105 112 109 116 113 120 LT. 11 30.3
86 90 94 98
2.8
79 93 83 97 87 101 91 105
93 100 97 104 101 108 105 112
48 93 51 97 54 101 57 105
93 100 97 104 101 108 105 112 LT. 10 27.5
78 82 86 90
2.8
71 85 75 89 79 93 83 97
85 92 89 96 93 100 97 104
48 85 51 89 54 93 57 97
85 92 89 96 93 100 97 104 LT. 9 24.7
IV-65
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
70 74 78 82
2.8
63 77 67 81 71 85 75 89
77 84 81 88 85 92 89 96
48 77 51 81 54 85 57 89
77 84 81 88 85 92 89 96 LT. 8 21.9
62 66 70 74
2.8
55 69 59 73 63 77 67 81
69 76 73 80 77 84 81 88
56 69 59 73 54 77 57 81
69 76 73 80 77 84 81 88 LT. 7 19.1
54 58 62 66
2.8
47 61 51 65 55 69 59 73
61 68 65 72 69 76 73 80
48 61 51 65 54 69 57 73
61 68 65 72 69 76 73 80 LT. 6 16.3
46 50 54 58
2.8
39 53 43 57 47 61 51 65
53 60 57 64 61 68 65 72
40 53 43 57 46 61 49 65
53 60 57 64 61 68 65 72 LT. 5 13.5
38 42 46 50
3.5
31 45 35 49 39 53 43 57
45 52 49 56 53 60 57 64
32 45 35 49 38 53 41 57
45 52 49 56 53 60 57 64 LT. 4 10
30 34 38 42
3
23 37 27 41 31 45 35 49
37 44 41 48 45 52 49 56
24 37 27 41 30 45 33 49
37 44 41 48 45 52 49 56 LT. 3 7
22 26 30 34 3
15 29 19 33 23 37 27 41
IV-66
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
29 36 33 40 37 44 41 48
16 29 19 33 22 37 25 41
29 36 33 40 37 44 41 48 LT. 2 4
14 18 22 26
4
3 21 7 25 11 29 15 33
21 28 25 32 29 36 33 40
4 21 8 25 12 29 16 33 LT. 1 0
21 28 25 32 29 36 33 40
PASANG
PASANG
PASANG
PASANG
BONGKAR
BONGKAR
BONGKAR
BONGKAR
ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3 ZONE 4
Penyedian Material
Bekisting Side Balok = 2 Lantai
Bekisting Bottom Form Balok = 2 1/2 Lantai
Reproping Balok = 2 1/2 Lantai
Bekisting Slab = 2 1/2 Lantai
Repropoing Slab = 2 1/2 Lantai
IV-67
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
U-Head Berulang-ulang
Hollow 4 x 4 Berulang-ulang
Plywood 13 mm 5 x pakai
IV-68
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Berikut urutan untuk mengerjakan bekisting konvensional yang menggunakan kayu dan
IV-69
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Bekisting Konvensional
IV-70
Bab IVBab
Analisa Dan Data
I Pendahuluan
4.5 Metode Pemasangan Pekerjaan Bekisting Semi Sistem Table Form PCH
Gambar 4.6 Simulasi Metode Bekisting Semi Sistem Table Form PCH
( Sumber : Dokumen Metode PT.Brantas Abipraya,2018 )
IV-71
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Berikut langkah utama dalam menghitung pengeluaran biaya pekerjaan bekisting adalah
mengetahui kebtuhan material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembutan bekisting.
Maka dari itu analisa yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan masing-masing kedua
metode pekerjaan bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH, dibuatlah
template penggunaan bekisting dalam bentuk balok struktur yang ada di proyek Sentraland
IV-72
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
IV-73
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Diketahui data teknis struktur proyek sentraland cengkareng ( pada lantai 6-23 tipikal )
Maka spesifikasi perancah/main frame scaffolding yang digunakan untuk membuat bekisting
tersebut menggunakan
Tampak Atas
IV-74
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
IV-75
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
IV-76
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Jadi untuk area pekerjaan struktur area 36 m2, dibutuhkan bahan bekisting
a. Perancah
b. Acuan Bekisting
Maka untuk menghitung kebutuhannya, diperlukan luasan balok yang akan dibuat acuan
Volume Luas Balok= (Tinggi Balok-Tebal Plat) x 2 + Lebar Balok x Panjang Balok
IV-77
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Analisa dengan memakai metode bekisting Semi Sistem pekerjaan struktur balok.
Diketahui data teknis struktur proyek sentraland cengkareng ( pada lantai 6-22 tipikal )
Maka perancah/main frame yang digunakan untuk membuat bekisting tersebut menggunakan
IV-78
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Untuk pemakaian beskiting sistem PCH yang dipakai pada proyek sentraland cengkareng
ini digunakan
Tampak Atas
Tampak Potongan
Gambar 4.14 Detail Main Frame/Perth Constrution Hire
( Sumber : Dokumen PT.Brantas Abipraya,2018 )
IV-79
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Tampak Atas
Jadi untuk area pekerjaan struktur area 36 m2, dibutuhkan bahan bekisting
IV-80
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
a. Perancah
b. Acuan Bekisting
Maka untuk menghitung kebutuhannya, diperlukan luasan balok yang akan dibuat acuan
Volume Luas Balok= (Tinggi Balok-Tebal Plat) x 2 + Lebar Balok x Panjang Balok
IV-81
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Maka untuk rekapitulasi kebutuhan bekisting untuk luasan 36 m2 dari kedua metode
IV-82
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Dalam perhitungan analisa ini, untuk membandingkan berapa besar biaya yang dikeluarkan
pada pekerjaan bekisting diproyek sentraland cengkareng. Hasil analisa perhitungan ini akan
dibuat dengan tabel agar bertujuan memudahkan untuk membandingkan nilai Biaya dari
kedua sistem bekisting yaitu bekisting konvensional dan semi sistem table form PCH.
Σ= 106,279.30
IV-83
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Harga
Material Komponen Quantity Satuan Biaya
Satuan
Material Bekisting Table Form
Speedshore Vertikal 1.9 Bh
40 190,000.00
Speedshore Horizontal 2.0 Bh
8 170,000.00
Speedshore Horizontal 1.2 Bh
42 130,000.00
Jack Base Bh
40 53,000.00
U-Head Bh
40 55,000.00
Steel Waller double Canal (2 m) Bh
20 150,000.00
Tie Rode Bh
50 12,000.00
Sub Total =
760,000.00/36 m2 21,111.11
0.067 m3
Steel Waller Canal C
1,200,000.00 80,000.00
0.75 Lbr
Plywood 13 mm
14,850.00 11,137.50
0.2 Ltr
Minyak Bekisting
10,500.00 2,100.00
0.4 Kg
Paku 5-7
15,000.00 6,000.00
Upah Tenaga Kerja
0.10 OH
Pekerja
60,000.00 6,000.00
0.20 OH
Kepala Tukang
75,000.00 15,000.00
0.05 OH
Mandor
60,000.00 3,000.000
Σ= 144,348.20
Maka hasil analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting ini jika dibandingkan
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Satuan
Konvensional Semi Sistem
1 Bekisting Balok m2 Rp.106,279.30 Rp.144,348.20
IV-84
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
IV-85
Bab IVBab I Pendahuluan
Analisa Dan Data
Keterangan :
LD = Layak Digunakan
IV-86
Bab Bab
I Pendahuluan
V Penutup
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Langkah pertama untuk mengerjakan bekisting adalah survey membuat garis pinjaman
untuk level ketinggian struktur dan dilakukan penentuan titik penempatan scaffolding,
dilaksanakan sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga dapat juga ditentukan jarak
antar scaffolding.
d. Pasang Main Frame diatas Jack Base lalu pastikan Main Frame terpasang dengan
benar.
g. Selanjutnya pasang gelagar horizontal dengan material Kayu Balok 7/12 dan agar
h. Diakhiri dengan membuat acuan bagian bodeman bawah dan tembereng dengan
menggunakn material kayu kaso 5/7 untuk surisuri dan acuan menggunakan multiplek
12 mm.
2. Berdasarkan validasi pakar mengenai metode bekisting semi system table form PCH
IV-87
Bab Bab
I Pendahuluan
V Penutup
a. Karena sistem ini adalah perkembangan dari sistem konvensional untuk langkah
pertama dari metode ini tidaklah jauh beda dengan metode bekisting konvensional
f. Meletakan Main Beam atau disebut gelagar utama yang terbuat dari Steel waller double
g. Setelah itu buat suri-suri bagian bawah (bodeman) dengan material hollow 5x5 mm dan
h. Dilanjutkan dengan membuat cetakan bagian samping kanan dan kiri (tembereng)
dengan material yang sama yaitu Hollow 5x5 mm sebagai suri-suri dan acuan bekisting
memakai Plywood 13 mm. Agar bagian tembereng kuat diberi pengaku dengan material
siku yang diikat dengan Tie Rode perhatiakn juga dengan kesikuan dari bagian
perimeter balok.
3. Dari hasil analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting dari kedua metode bekisting
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Satuan
Konvensional Semi Sistem
1 Bekisting Balok m2 Rp.106,279.30 Rp.114,348.20
Selisih harga biaya bekisting yang ada sebesar Rp. 38.069,00/m2
IV-88
Bab Bab V Penutup
I Pendahuluan
5.2 Saran
Setelah menganalisa perhitungan biaya bekisting ini dibuat, pada pekerjaan bekisting sangat
penting untuk membandingan segi biaya dari semua jenis metode yang akan dipakai,
sehingga pihak yang ingin mengerjakan pekerjaan bekisting ini mengetahui besarnya biaya-
biaya yang diperlukan dan mengetahui biaya yang lebih efisien. Namun dari perbedaan biaya
pada masing-masing metode bekisting yang akan dipakai, terdapat pertimbangan untuk
dipilihnya penggunaan bekisting, karena dari pengamatan langsung dilapangan dan hasil
validasi pakar tahap II, pakar memberikan tanggapan bahwa metode kerja yang paling mudah
dikerjakan dan lebih cepat waktu pengerjaannya adalah bekisting semi sistem table form
Perth Construction Hire . Jadi untuk instansi perusahan kontraktor jika ingin pekerjaan yang
lebih cepat dalam pembuatan bekisting balok, sistem Perth Construction Hire yang paling
tepat.
IV-89