Penjamin kualitas/mutu biasa dikenal dengan istilah Quality Assurance, awal mulanya digunakan dalam dunia bisnis produk dan jasa dengan tujuan menumbuhkan budaya peduli mutu. Jaminan mutu perlu diterapkan dalam perusahaan guna mendapatkan kepercayaan serta kepuasan pelanggan akan produk yang dihasilkan dan pelanggan pun menjadi loyal dalam pemakaian produk. Salis (2010) mengatakan jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Jaminan mutu merupakan pemenuhan produk secara spesifikasi dan konsisten untuk menghasilkan produk yang lebih baik dari awal. Pada konsep penjamin mutu pengendaliannya hanya pada siklus proses produksi, beda dengan konsep manajemen mutu yang melibatkan semua aspek baik dari manajemen hingga produksi. Penjamin kualitas adalah seluruh rencan dan tindakan sistematis yang penting untuk menyediakan kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dari kualitas (Elliot, 1993). Konsep manajemen mutu/kualitas adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang dapat diperoleh dengan penggunaan biaya seminimal mungkin. Hal ini agar tercapai pengelolaan proses dari seluruh aktivitas bisnis yang dilakukan oleh semua fungsi organisasi perusahaan. Tujuan kegiatan penjamin kualitas menurut Yorke (1997) terhadap kualitas adalah sebagai berikut: 1. Membantu memperbaiki serta meningkatkan secara efektif dan berkelanjutan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan perkembangan 2. Mempermudah memperoleh dorongan, baik pinjaman uang maupun sarana dorongan lain dari lembaga yang dapat dipercaya 3. Menyediakan informasi kepada masyarakat luas dengan sasaran maupun waktu secara konsisten, dan jika tidak mungkin, membandingkan standar yang sudah dicapai dengan standar pesaing 4. Menjamin tidak akan ada hal-hal yang tidak dikehendaki. Ada beberadap manfaat dalam Quality Assurance diantaranya adalah: 1. Memberikan kepuasan kepada konsumen 2. Memotivasi tim untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan mempunyai kualitas tinggi 3. Meningkatkan efisiensi operasional 4. Mendapatkan kualiatas produk yang tinggi 5. Mengurangi pemborosan 6. Menghindari pekerjaan yang berulang-ulang yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan dalam segi keuangan ataupun waktu 7. Meningkatkan efisiensi operasional Adapun macam-macam Quality Assurance, yaitu: 1. Total Quality Assurance merupakan jaminan maupun penjamin mutu kelalui kualitas perusahaan dengan lebih merata maupun total. Penjamin total terhadap mutu sesuatu industri beserta bahan-bahan yang dibuat di dalamnya memanglah sangat sentral sebab berkaitan dengan sasaran jangka pendek ataupun jangka panjang yang sudah dipatok oleh industri. 2. Hospital Quality Assurance merupakan jaminan ataupun penjamin ataupun penjamin kualitas buat suatu produk yang ditawarkan oleh industri hospital semacam hotel ataupun hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata 3. Aplikasi Quality Assurance merupakan jaminan atau jaminan kualitas buat suatu produk yang dihasilkan oleh industri tekhnologi yang berbasis fitur lunak yang membenarkan kalua produk fitur lunak yang industri tawarkan merupakan produk yang digunakan serta memuaskan pelanggan. Berikut dijelaskan jenis-jenis Quality Assurance, antara lain sebagai berikut: 1. Total Quality Managemen (TQM) di dalam metode ini digambarkan pendekatan manajerial yang sukses dalam jangka panjang berdasarkan kepuasan pelanggan 2. Pengujian kegagalan (Failure Tasting) dalam metode ini perusahaan melakukan pengujian secara rutin terhadap produk yang dihasilkan untuk menentukan apakah terdapat kegagalan ataupun kerusakan pada produk tersebut. 3. Statistical Process Control (SPC) metode yang telah dikembangkan oleh Walter Shewart dan Western Electri Company dan Bell Telephone Laboratories, di mana metodologi ini melakukan pengelolaan dan pengendalian produk menggunakan metode statistik (Wardiana, 2002). Stebbing (1993) menguraikan kegiatan penjamin mutu sebagai berikut: 1. Penjamin kualitas bukan pengendalian kualitas atau inspeksi. Meskipun program penjamin kualitas (quality assurance) mencakup pengendalian kualitas atau inspeksi, namun kedua kegiatan tersebut hany merupakan bagian dari komitmen terhadap mutu secara menyeluruh 2. Penjamin kualitas merupakan kegiatan pengecekan yang biasa saja dilakukan dan pada bagian pengendalian kualitas tidak harus bertanggung jawab pernuh terhadap pekerjaan yang dilakukan orang lain. 3. Penjamin kualitas bukan menjadi tanggung jawab departemen perancangan. Serta penjamin kualitas bukanlah menjadi keputusan bagian perancangan ataupun teknik. Namun membutuhkan orang lain yang dapat bertanggung jawab serta memutuskan apa yang dibutuhkan pada bagian perancangan. 4. Penjamin kualitas tidak lah membutuhkan biaya yang besar untuk dokumentasi dan sertifikasi yang berkaitan dengan penjaminan kualitas tidaklah membutuhkan biaya besar 5. Aktivitas penjamin kualitas merupakan aktivitas pengendalian melalui prosedur yang benar, maka dapat dicapai perbaikan dalam efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas. 6. Penjamin kualitas mampu memprediksi segala sesuatu sejak awal sampai akhir proses pekerjaan. 7. Penjaminan kualitas adalah kegiatan yang dapat dicapai dengan biaya yang efektif untuk meningkatkan kreativitas. ISO 9000 Para professional mutu menggunakan istilah ”standar” untuk menyatakan berbagai macam makna, seperti metric (ukuran), spesifikasi, ukuran, statement, kategori, segmen, perilaku, atau pengelompokan. Akan tetapi, pada umumnya ketika merek memperbincangkan standar, mereka membicarakan hal yang terkait dengan manajemen mutu. Bakuan manajemen menunjuk kebutuhan organisasi akan pelatihan, audit mutu, dan system manajemen mutu. Seri ISO 9000, sebagai contoh adalah salah satu set standar Internasional untuk manajemen mutu dan jaminan mutu. Standar dikembangkan untuk membantu perusahaan mengefektifkan pendokumentasian dari unsur-unsur yang mereka harus pelihara sebagai suatu system mutu yang efisien. Seri bukanlah dikhususkan untuk satu industri tertentu, melainkan berlaku secara universal. ISO 9000 dapat membantu perusahaan memuaskan pelanggannya, memenuhi persyaratan regulasi dan mencapai peningkatan mutu yang berkesinambungan. Biarpun demikian, sebagai langkah pertama, banyak professional mutu akan menceritakan mengenai tingkat dasar suatu system mutu, bukan suatu jaminan yang lengkap akan mutu. Fakta-fakta mengenai ISO 9000 antara lain dijelaskan sebagai berikut. Mula-mula diterbitkan dalam 1987 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) suatu lembaga Internasional khusus mengenai standarisasi yang terdiri atas Badan Standar Nasional dari Sembilan puluh negara, antara lain Indonesia termasuk negara yang menandatangani dan mengadopsi ke dalam system mutu nasional. ISO ini telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi utama terjadi dalam tahun 2000. Sehubungan dengan itu, dikenal ISO-9000 seri 1987, ISO- 9000 seri 1994, dan ISO-9000 seri 2000. ISO-9000:2000 sekarang meliputi ISO 9000:2000 (tentang definisi), ISO 9001:2000 (persyaratan), dan ISO 9004:2000 (perbaikan mutu berkelanjutan). ISO 9000:2000 merupakan rangkaian standar mutu yang didasarkan atas delapan asas manajemen mutu yang manajemen senior dapat terapkan untuk melakukan peningkata mutu organisasinya, yaitu sebagai berikut: 1. Asas fokus pada pelanggan bermaksud untuk menyadarkan pengusaha bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan oleh loyalitas pelanggan. Untuk itu, perusahaan harus senantiasa mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Perusahaan harus berusaha memberikan sesuatu yang terbaik kepada pelanggannya serta memenuhi harapan dan bahkan melampaui harapan para pelanggannya. 2. Asas kepemimpinan mengharuskan para pemimpin perusahaan untuk menyadari bahwa keberhasilan perusahaan tergantung kepada komitmen manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi perbaikan kinerja segenap personil perusahaan. Di samping itu, semangat dan moral kerja personil sangat tergantung pada motivasi dan komitmen segenap manajemen perusahaan. 3. Asas pelibatan karyawan mengandung makna bahwa karyawan harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan dan keputusan strategis. Hal ini dimaksudkan agar segenap karyawan merasa turut memiliki perusahaan. Melalui perlibatan, karyawan akan terdorong untuk berpartisipasi maksimal dengan segenap potensi insaniyah yang dimilikinya. Keberhasilan melaksanakan TQM ditentukan oleh kesediaan karyawan untuk terlibat dalam semua kegiatan dan proses yang dilaksanakan. 4. Asas pendekatan proses diharapkan menimbulkan kesadaran bahwa hasil yang baik hanya dapat dicapai melalui proses yang baik. Efisiensi dan efektivitas tergantung pada mutu proses. Untuk keperluan itu, segenap pihak harus menyadari pentingnya arti serta peranan proses dalam usaha mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 5. Asas menajemen berbasis pendekatan system menuntut agar tim manajemen perusahaan menyadari perlunya kerja sama lintas fungsi sehingga seluruh kebijakan dan keputusan yang diambil senantiasa memakai pendekatan system. Keserasian langkah dan kesatuan penghayatan, serta kesatuan langkah akan menjamin terwujudnya proses pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. 6. Asas peningkatan mutu berkesinambungan menyadarkan bahwa capaian hari ini harus lebih baik dari yang dicapai kemarin dan yang dicapai di hari-hari yang akan datang harus lebih baik dari pada capaian hari ini. Dengan semangat demikian, mutu proses dan keluarga akan semakin baik melalui usaha perbaikan yang berkelanjutan. 7. Asas pendekatan berdasar fakta atas pengambilan keputusan memiliki arti bahwa keputusan harus diambil berdasarkan informasi yang terkini, lengkap dan relavan. Cara demikian akan membuat keputusan itu selalu objektif, proporsional, dan rasional sehingga memiliki peluang untuk didukung oleh semua pihak. 8. Asas hubungan dengan penyalur yang saling menguntungkan mengisyaratkan bahwa kesinambungan operasi sangat tergantung pada loyalitas pemasok. Perusahaan dan pemasok saling membutuhkan dan melengkapi. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu merumuskan kebijakan yang saling menguntungkan. Implementasi ISO 9000 Sebagai Standar Sistem Manajemen Kualitas Berikut adalah implementasi system manajemen kualitas menurut ISO 9000:2000 1. Identifikasi tujuan yang akan dicapai, bentuk tujuan itu mungkin: a. Lebih efisien dan menguntungkan b. Menghasilkan produk dan jasa yang konsisten memenuhi persyaratan pelanggan c. Mencapai kepuasan pelanggan d. Meningkatkan pangsa pasar e. Memelihara pangsa pasar f. Memperbaiki komunikasi dan moral dalam organisasi g. Menurunkan biaya dan kewajiban h. Meningkatkan kepercayaan dalam system produksi 2. Identifikasi pengharapan lain, hal ini merupakan pengharapan dari pihak yang berkepentingan (stakeholder), seperti: a. Pelanggan dan pemakai akhir b. Pegawai c. Pemasok d. Pemegang Saham e. Masyarakat f. Kreditor 3. Dapatkan informasi tentang seri ISO 9000 dengan cara: a. Untuk keterangan umum, nantikan brosur ISO 9000 b. Untuk informasi yang lebih terperinci, lihat ISO 9000:2000, ISO 9001:2000, dan ISO 9004:2000 c. Untuk informasi pendukung, mengacu pada situs ISO (www.iso.org) d. Untuk implementasi studi kasus dan warta pengembangan ISO 9000 di seluruh dunia, baca publikasi ISO, yaitu ISO Management System. 4. Terapkan seri standar mutu ISO 9000 di dalam system manajemen a. Putuskan jika sedang mencari-cari sertifikasi bagi system manajemen mutu yang berkaitan dengan ISO 9001:2000 atau jika sedang menyiapkan untuk menerapkan suatu penghargaan mutu nasional b. Pergunakanlah ISO 9001:2000 sebagai basis untuk sertifikasi c. Pergunakanlah ISO 9004:2000 bersama dengan kriteria penghargaan mutu nasional di negara yang harus dipersiapkan 5. Dapatkan bimbingan atas topik spesifik dalam system manajemen mutu, topik khusus standar ini adalah: a. ISO 10006 untuk manajemen proyek b. ISO 10007 untuk konfigurasi manajemen c. ISO 10012 untuk system pengukuran d. ISO 10013 untuk dokumentasi mutu e. ISO/TR 10014 untuk mengelola aspek ekonomi mutu f. ISO 10015 untuk pelatihan g. ISO/TS 16949 untuk para penyalur mobil h. ISO 19011 untuk auditing 6. Tetapkan status perusahaan, tentukan kesenjangan antara system manajemen mutu dan persyaratan ISO 9001:2000. Boleh menggunakan salah satu yang tersebut di bawah, yaitu: a. Penilaian sendiri b. Penilaian oleh organisasi eksternal 7. Tentukanlah proses yang diperlukan untuk menyediakan produk kepada pelanggan. Tinjaulah kebutuhan ISO 9001:2000 tentang Realisasi Produk untuk menentukan bagaimana menerapkan atau tidak menerapkan system manajemen mutu yang mencakup: a. Proses hubungan dengan pelanggan b. Desain dan/atau pengembangan c. Pembelian d. Operasi produk dan jasa e. Pengendalian alat pengukuran dan pemantauan 8. Kembangkan suatu rencana untuk menutup celah dalam langkah 6 dan yang dikembangkan dalam proses tahap 7. Identifikasi tindakan yang diperlukan untuk menutup celah itu. Alokasikan sumber daya untuk melaksanakan tindakan ini. Tentukan tanggung jawab dan ciptakan suatu jadwal untuk melengkapi tindakan yang diperlukan. ISO 9001:2000 paragraf 4.1 dan 7.1 menyediakan informasi yang diperlukan untuk mempertimbangkan ketika mengembangkan suatu rencana. 9. Selesaikan rencana, mulai implementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dan jejaki kemajuan dalam jadwal 10. Dalami penilaian internal yang dilakukan secara periodik, pergunakan ISO 19011 untuk pedoman dalam auditing, kecapakan auditor, dan pengelolaan program audit. 11. Apakah perlu mendemonstrasikan kesesuaiannya? Jika ya, melangkahlah ke tahap 12. Jika tidak, melangkahlah ke tahap 13. Mungkin memerlukan atau ingin memperlihatkan kesesuaian (sertifikasi/registrasi) untuk berbagai tujuan, sebagai contoh: a. Persyaratan kontraktual b. Alasan pasar atau preferensi pelanggan c. Persyaratan pengaturan d. Manajemen risiko e. Menetapkan sasaran yang jelas mengenai pengembangan kualitas internal (motivasi) 12. Pertimbangkan audit mandiri. Libatkan suatu badan registrasi/sertifikasi yang diakui untuk melaksanakan suatu audit dan menjamin bahwa system manajemen mutu memenuhi persyaratan ISO 9001:2000 13. Lanjutkan peningkatan mutu bisnis, tinjau keefektifan dan kesesuaian dari system manajemen mutu. ISO 9004:2000 menyediakan suatu metodologi peningkatan. ISO 14000 Seri ISO 14000 terutama terkait dengan manajemen lingkungan. Artinya, hal yang dikerjakan organisasi adalah untuk: 1. Meminimalkan efek berbahaya atas lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan 2. Mencapai peningkatan mutu bersinambungan atas kinerja lingkungan perusahaan. Secara luas, mayoritas standar ISO sangat dikhususkan untuk produk, material, atau proses tertentu. Standar yang sudah didapatkan dari seri ISO 9000 dan ISO 14000 adalah suatu reputasi sedunia yang dikenal sebagai standar system manajemen generik. Generik berarti standar yang sama dapat diterapkan untuk organisasi manapun, baik skala kecil maupun besar, serta apapun jenis produknya. Termasuk jika produknya adalah jasa, dalam sektor aktivitas apa saja, dan baik dari perusahaan bisnis, administrasi pemerintahan, maupun departemen pemerintah. Generik juga menandakan cakupan apapun dalam lingkup aktivitas organisasi jika ingin membangun suatu system manajemen mutu atau suatu system manajemen lingkungan. Selanjutnya, system yang demikian mempunyai sejumlah corak penting yang relevan dengan standar seri ISO 9000 atau ISO 14000 yang menyediakan persyaratan. System manajemen mengacu pada stuktur organisasi untuk mengelola proses atau aktivitasnya yang mengubah masukan sumber daya itu menjadi produk atau jasa tertentu yang mewujudkan sasaran organisasi, seperti memuaskan kebutuhan pelanggan sesuai dengan persyaratan mutu, memenuhi ketentuan peraturan, atau mencapai sasaran lingkungan. Standar ISO 9000 dan ISO 14000 telah diimplementasikan oleh lebih 760.900 organisasi di 154 negara. ISO 9000 telah menjadi suatu acuan internasional untuk persyaratan manajemen mutu perusahaan demi perusahaan yang bersangkutan dan ISO 14000 juga dalam usaha menuju keberhasilan itu jika di dalam organisasi perusahaan dimungkinkan untuk memenuhi tantangan lingkungan mereka. Pada ketentuan ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007, jika dibandingkan akan ditemukan bahwa kedua standar manajemen itu sangat mirip satu sama lain dan memiliki elemen-elemen yang sama yakni: 1. Kebijakan 2. Sasaran dan tujuan 3. Peran dan tanggung jawab 4. Pelatihan 5. Kontrol pemasok/pembelian 6. Kontrol dokumen 7. Kontrol operasional 8. Kalibrasi 9. Tindakan perbaikan dan pencegahan 10. Rekaman (pencatatan) 11. Auditing 12. Tinjauan manajemen Walaupun demikian, antara ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007 terdapat perbedaan pokok, yaitu ISO 14001:2004 yang berfokus pada pengelolaan dampak organisasi terhadap lingkungan eksternal untuk mengurangi polusi dan mematuhi peraturan. Sementara itu, OHSAS 18001:2007 berfokus pada pengelolaan lingkungan internal organisasi untuk memastikan bahwa tempat kerja aman dan sehat.
Referensi: Haming, M & Nurnajamuddin, M. 2017. Manajemen Produksi Modern (Operasi Manufaktur dan Jasa ). Jakarta: PT. Bumi Aksara Sudarmanto, E dkk. 2022. Total Quality Management. Jakarta: YKM