LISDHAYANTI SARPHAN
(2266MM01046)
1. Reputasi Perusahaan
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan , kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan dengan pemasoknya. Semakin bagus kualitas suatu produk
yang diketahui oleh public sebagai konsumen, semakin baik reputasi perusahaan di mata
konsumen.
2. Kehandalan Produk
Perusahaan dalam merancang dan menghasilkan produk tidak boleh sembarangan.
Kualitas harus diperhatikan di mana produk tersebut tidak boleh merugikan konsumen
ataupun mengakibatkan kerusakan dan kecelakaan.
3. Keterlibatan Global
Kualitas adalah hal penting yang menarik perhatian konsumen di mana pun konsumen
tersebut berada. Produk-produk perusahaan yang akan bersaing di pasar internasional
harus memenuhi ekspektasi akan kualitas, desain, dan harganya secara global.
C. Kriteria Manajemen Kualitas
Menurut Prof. David Garvin, penulis buku Managing Quality: The Strategic and
Competitive Edge, menyatakan bahwa ada delapan dimensi yang dimiliki kualitas. Adalah
sebagai berikut.
Terdapat satu set prosedur yang sudah mencakup semua proses penting dalam
bisnis.
Adanya pengawasan dalam proses pembuatan produk, yang mampu memastikan
bahwa sistem dapat menghasilkan produk-produk berkualitas.
Data dan arsip penting akan tersimpan dengan baik.
Adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-
unit yang rusak, serta melakukan tindakan perbaikan yang benar apabila
dipaerlukan.
Meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri, yang
dilakukan secara teratur.
E. Prinsip Manajemen Kualitas
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip-
prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (framework)
yang membimbing organisasi pada peningkatan kinerja. Berikut 8 Prinsip Manajemen Kualitas :
1. Fokus pada pelanggan (Customer Focus)
Organisasi bergantung pada pelanggan , oleh karena itu manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang.
2. Kepemimpinan (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi, serta
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat
terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Keterlibatan orang (Involvement of People)
Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari
suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan
kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
4. Pendekatan proses (Process Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-
sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
5. Pendekatan sistem terhadap manajemen (System Approach to Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling
berkaitan sebagai suatu sistem, memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya.
6. Peningkatan terus menerus (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses
yang berfokus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi
kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
7. Pendekatan faktuan dalam pembuatan keputusan (Factual Approach to Decision
Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan
informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah
kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
8. Hubungan Pemasok yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier
Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang
saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan
nilai tambah.
F. Tujuan Manajemen Mutu (Kualitas)
Menurut Gasperz (2002) tujuan dari system manajemen mutu sebagai berikut:
1. Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu
2. Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan
persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi.
G. Manajemen Kualitas Total (TQM)
Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem manajemen
kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level
karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-
menerus).
Dalam TQM (Total Quality Management), semua anggota organisasi atau karyawan
perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta
budaya dimana mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan
Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan. Dalam TQM (Total
Quality Management) terdapat 4 elemen pokok, yaitu :
1. Pondasi (Foundation)
TQM dibangun berlandaskan (Foundation) pada Etika (Ethics), Kejujuran
(Integrity), dan Kepercayaan (Trust). Ini akan menumbuhkan Keterbukaan (Openess),
Keadilan (Fairness) dan Ketulusan (Sincerity) dan memungkinkan keterlibatan semua
orang. Ini merupakan kunci untuk membuka potensi utama TQM.
2. Etika (Ethics)
Etika merupakan disiplin yang berkaitan dengan hal baik dan hal buruk dalam
situasi apapun. Etika organisasi membentuk satu kode etik bisnis yang mencantumkan
pedoman bahwa semua karyawan harus patuh dalam kinerja mereka. Etika individu
termasuk hak pribadi atau kesalahan.
3. Integritas (Integrity)
Integrity merupakan karakteristik dari apa yang pelanggan (internal atau
eksternal) harapkan dan layak diterima. Orang melihat kebalikan integritas adalah
kepalsuan. TQM tidak akan bekerja pada orang dan suasana bermuka dua.
4. Kepercayaan (Trust)
Tanpa kepercayaan, kerangka TQM tidak bisa dibangun, kepercayaan mendorong
partisipasi penuh dari semua anggota. Kepercayaan membangun keputusan tepat,
mendorong pengambilan resiko individu dalam rangka perbaikan berkesinambungan
(Continuous Improvement) dan membantu pengukuran yang terpusat pada perbaikan
proses dan tidak untuk bersaing dengan orang lain.
MANAJEMEN PROYEK
(KELOMPOK II)