1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kesadaran tentang kualitas terhadap manajemen mutu terhadap perusahaan
semaikin meningkat, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang
mendapatkan ISO 9000 tentang manajemen mutu. Perusahaan dituntut untuk menciptakan
manajemen sebaik mungkin guna mengejar efisiensi perusahaan, guna meningkatkan kualitas
manajemen nya dikarenakan banyak nya pesaing dan tuntutan jaman terhadap kualitas mutu.
Konsep strategic quality management (sqm) telah diidentifikasi dalam berbagai bentuk
sejak teori ini dicetuskan . Sejak teori ini muncul prinsip konsep manajemen mutu tercermin
dalam kriteria untuk menerapkan dalam perusahaan guna menciptakan manajemen perusahaan
yang baik serta bermutu. Strategi ini didasarkan pada kualitas organisasi, perencanaan,
pemberdayaan dan luas Komitmen untuk menyelesaikan kepuasan pelanggan.
strategic quality management (sqm) dalam perusahaan berguna untuk Mendefinisikan
misi dan faktor penentu keberhasilan,Mempelajari lingkungan internal dan eksternal,
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi organisasi, menentukan tujuan
jangka panjang (visi) dan lain sebagainya. Semua elemen tersebut mendukung Kualitas
Manajemen Strategis yaitu: kualitas kolaboratif, kualitas kreatif, dan kualitas strategis.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas kami mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
Apa pengertian strategic quality management?
Apa Manfaat strategic quality management?
Bagaimana langkah dalam pengembangan organisasi dan tahap-tahap dalam strategic
quality management?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian strategic quality management
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi strategic quality management
3. Menjelaskan fungsi strategic quality management
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional
sampai yang lebih strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (reliability),
kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Bagaimanapun
cara manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global harus memberikan
perhatian serius pada definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas adalah segala sesuatu
yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).
Dalam Quality vocabulary, kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari karakteristik suatu
produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan
atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
atau kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirements).
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas yaitu :
4
Menurut Juran , SQM adalah pendekatan sistematis untuk menetapkan dan
mencapaisasaran mutu di seluruh perusahaan. Sqm berada di barisan depan dari sistem yang
lebih luas dari kualitasmanajemen.Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan strategic
quality management adalah proses pembentukan fokus pelanggan tujuan jangka panjang dan
mendefinisikan pendekatan untuk memenuhi tujuan tersebut. Hal ini dilakukan pada tingkat
organisasi atas
Gambar no. 1. Tiga sumbu Manajemen Mutu Strategis - Diadaptasi menurut Laudoyer (1993)
5
8. Membentuk visi organisasi yang efektif untuk masa depan;
9. Mengembangkan proses implementasi yang efektif;
10. Strategi menilai kembali dan proses perencanaan strategis
6
4. Biaya turun
5. Produk cacat berkurang
6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.
Manfaat SQM bagi staf Organisasi adalah:
1. Pemberdayaan
2. Lebih terlatih dan berkemampuan
3. Lebih dihargai dan diakui
Manfaat lain dari implementasi SQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di
masa yang akan datang adalah:
1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
2. Membantu terciptanya tim work
3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah
Davis dalam Yamit mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat
digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan
dan dioperasionalkan maupun diukur.
2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur.
Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara
objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan
preferensi individual.
7
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada
orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau
cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang
produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan
kualitas adalah standar – standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang
menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas
didefinisikan sebagai “affordable ascellence”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini
bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.
Dimensi kualitas
1.Performance ( kinerja )
Yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
2.Features
Yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
3.Reliability ( kehandalan )
Yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian
4. Conformance ( kesesuaian )
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standar – standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
8
5Durabilty (daya tahan)
Yaitu mengukur berapa lama suatu umur teknis maupun umur ekonomis suatu produk.
6.Serviceability ( pelayanan )
Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, ke
mudahan, dalam pemeliharaan dan penanganan keluahan yang memuaskan.
7.Aesthetics( estetika )
Yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk
8.Percived Quality
Yaitu menyangkut Citra atau reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap
produk.
9
departemen garis bukan mengandalkan kualitas departemen. Untuk mengintegrasikan kualitas ke
dalam kepemimpinan manajemen strategis oleh manajemen atas sangat penting.
Pengembangan Goals
Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang akan dicapai dalam waktu tertentu. Tujuan
organisasi secara keseluruhan dikenal sebagai visi. tujuan jangka panjang selama lima tahun
yang dikenal sebagai tujuan strategis sementara tujuan jarak pendek yang harus dicapai dalam
waktu satu tahun adalah tujuan taktis.
Contoh tujuan kualitas perusahaan adalah sebagai berikut:
"Mengurangi 50% waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan keluhan pelanggan".
Sebuah pernyataan tujuan meliputi kuantifikasi dalam hal karakteristik produk atau tanggal
(akhir tahun kalender). tujuan kualitas diidentifikasi dari beberapa masukan dari yang empat
sumber penting yaitu biaya kualitas yang buruk, pasar berdiri pada kualitas, budaya kualitas dan
sistem kualitas.
10
Sumber-sumber ini membantu melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Calon Perusahaan sering menetapkan tujuan melampaui tingkat dicapai biasa untuk
memotivasi karyawan untuk menghasilkan metode yang tidak biasa untuk mencapai
keunggulan. Ini dikenal sebagai tujuan peregangan dan kadang-kadang dapat menghasilkan hasil
yang luar biasa.
benchmarking kompetitif adalah evaluasi terus menerus dari produk, jasa dan praktek terhadap
perusahaan 'ini pesaing terberat atau organisasi-organisasi yang terkenal sebagai pemimpin
industri.Ini berfungsi sebagai masukan penting untuk perumusan tujuan. Benchmarking juga
menyediakan ide-ide untuk perbaikan bersama dengan bukti bahwa praktek-praktek terbaik tidak
hanya ada tetapi juga harus diadopsi oleh perusahaan untuk menjadi kompetitif.
11
pembuangan.manajemen perlu untuk menyajikan meyakinkan (1) bukti tentang perlunya
upaya kualitas dan (2) menunjukkan tekad untuk membuat program baru sukses.
6. Kegagalan untuk memulai "kecil" dan belajar dari kegiatan percontohan: Dalam tergesa-
gesa untuk mencapai hasil yang besar dengan cepat pelatihan besar berlangsung dengan
harapan bahwa kemajuan simultan dapat dibuat di semua bidang. Kesalahan umum yang
dibuat dalam proyek-proyek berkualitas adalah kecenderungan untuk menggigit lebih
dari satu bisa mengunyah. Orang tumbuh lelah proyek yang tampaknya mengambil
selamanya. Cara ideal untuk pergi adalah untuk memulai dengan proyek-proyek
percontohan kecil yang akan diselesaikan dalam waktu enam bulan
Pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu ;
1. Pelanggan internal (internal customer), yaitu orang yang berada didalam perusahaan dan
memiliki pengaruh pada kinerja (performance) pekerjaan (atau perusahaan) kita.
Contohnya bagian- bagian pembelian, produksi, penjualan, pembayaran gaji, rekrutmen
dan karyawan.
2. Pelanggan antara (intermediate customer), yaitu mereka yang bertindak atau berperan
sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk itu. Contohnya Distributor yang
mendistribusikan produk-produk, agen-agen perjalanan yang memesan kamar hotel untuk
pemakai akhir.
3. Pelanggan eksternal (external customer),yaitu pembeli atau pemakai akhir produk itu,
yang sering disebut sebagai pelanggan nyata (real customer). Pelanggan ekskternal
merupakan orang yang membyar untuk menggunakan produk yang dihasilkan itu.
12
Fokus dari kualitas apa pada kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan pelanggan
dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Total quality management (TQM) menyatakan
bahwa pada prinsipnya tujuan utama dari pelanggan dalam memaksimumkan kepuasan total
adalah berdasarkan pertimbangan nilai pelanggan (customer value), sehingga manajer bisnis dan
industri perlu menyerahkan nilai kepada pelanggan, baik pelanggan aktual maupun pelanggan
potensial, yang merupakan konsumen dari produk yang dijual itu. Secara konseptual, nilai
pelanggan (customer value) tergantung pada kualitas produk (barang dan/atau jasa), kualitas
pelayanan (service quality), hubungan baik antara produsen dan konsumen, dan image dari
produk (barang dan/atau jasa).
13
BAB III
KESIMPULAN
strategic quality management adalah proses pembentukan fokus pelanggan tujuan
jangka panjang dan mendefinisikan pendekatan untuk memenuhi tujuan tersebut. Hal ini
dilakukan pada tingkat organisasi atas,Strategic quality Management memiliki manfaat
bagi organisasi seperti Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan, Staf lebih
termotivasi, Produktifitas meningkat, Biaya turun, Produk cacat berkurang,Permasalahan
dapat diselesaikan dengan cepat dan lain sebagainya.
Strategic quality Management juga berfungsi bagi perusahaan seperti Reputasi
dan nama baikPerusahaan dan Kehandalan Produk.akan meningkat,serta peusahaan akan
mampu bersaing diarea global.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Pfeifer, T., (2002), Manajemen Mutu - Strategi, Metode, Teknik, Hanser Verlag,
Mȕnchen-Wien
2. Tummala, KMV, Tang, CL, (1995), Manajemen Mutu Strategis, Malcom Baldrige dan
Eropa Choice kualitas dan ISO 9000 Sertifikasi: Inti Konsep dan Analisis Perbandingan,
Internasional Manajemen Kualitas & Kehandalan, Volume 13, Issue 4
3. Garvin, D., (1988), Managing Kualitas, Simon & Schuster Publishing House, New
York
4. Foster, D., Jonker, J., (2007), Menuju generasi ketiga dari manajemen mutu
Mencari sebuah re- teoritiskonseptualisasi dari organisasi kontemporer
didasarkan pada pengertian dari parapemangku kepentingan dan transactivity,
International Journal of Kualitas & Keandalan Manajemen Volume 24, No. 7
15