Tujuan Pembelajaran :
Pengertian Mutu
Mutu adalah salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi. Fungsi operasi dibebani tanggung
jawab untuk menghasilkan mutu bagi pelanggan. Dari segi pelanggan, mutu kerapkali dikaitkan
dengan nilai, kegunaan, atau bahkan harga. Dari segi produsen, mutu dikaitkan dengan merancang
dan membuat produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mutu menurut American Society for Quality Control, bahwa mutu adalah totalitas bentuk dan
karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi.
Kecocokan Penggunaan
Mutu pada umumnya telah didefenisikan sebagai kecocokan penggunaan. Produsen harus
menetapkan mutu sekonkrit mungkin dan kemudian berusaha mencapai spesifikasi itu sambil
menyempurnakan produk. Apakah produk yang dihasilkan cocok untuk digunakan atau tidak akan
dinilai oleh pelanggan.
Menurut Juran dalam Schroeder (2001) mengemukakan kecocokan penggunaan didasarkan atas
lima ciri mutu berikut ini :
1. Permofmance
2. Penampakan atau tampilan.
3. Keterandalan
4. Kecocokan
5. Daya tahan
6. Kemampuan Pelayanan
7. Estetika
8. Keamanan
9. Persepsi, seperti merek, iklan barang.
Manajemen mutu didefenisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus
pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. ISO 8402 (Quality Vocabulary)
mendefinisikan Manajemen kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara
keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggungjawab, serta
mengimplementasikannya melalui alatalat seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas,
jaminan kualitas, dan peningkatan kualitas. Tanggungjawab manajemen kualitas ada pada semua
level dan manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak dan implementasinya
harus melibatkan semua anggota organisasi.
1. Perencanaan kualitas, yaitu penetapan dari pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk
kualitas serta penerapan sistem kualitas.
2. Pengendalian kualitas yaitu teknik-teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan kualitas.
3. Jaminan kualitas, yaitu semua tindakan terencana dan sistematik yang diimplementasikan
dan didemonstrasikan Guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan
memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
4. Peningkatan kualitas, yaitu tindakan-tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk
untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas
melalui struktur organisasi.
Dr.Joseph M.Juran salah seorang guru dalam manajemen kualitas memberikan definisi tentang
manajemen kualitas yang memiliki karakteristik :
Langkah yang diperlukan untuk membuat sistern kualitas modern menjadi lebih efektif, antara lain :
1. Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa, denga
tujuan menjadi lebih kompetititf dan tetap dalam bisnis serta memberikan lapangan kerja.
2. Adopsikan cara berpikir yang baru.
3. Bangun kualitas ke dalam produk sejak awal. Hentikan ketergantungan pada inspeksi untuk
memperoleh kualitas.
4. Membangun hubungan relasi jangka panjang dengan kesediaan dan kepercayaan.
5. Perbaikan yang terus menerus pada produk, kualitas dan pelayanan.
6. Lembagakan pelatihan kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan untuk perbaikan kinerja.
8. Hilangkan ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk perusahaan.
9. Hilangkan hambatan-hambatan antar departemen.
10. Hilangkan slogan-slogan, desakan target pada pekerja untuk mencapai kerusakan nol dan
tingkat produktifitas baru yang lebih tinggi.
11. Mendukung, menolong dan memperbaiki.
12. Menghilangkan hambatan untuk kebanggaan pekerjaan.
13. Melembagakan program pendidikan dan pengembangan Diri secara serius.
14. Gerakan setiap orang dalam perusahaan untuk bekerja dengan semangat transformasi.
Langkah yang diperlukan untuk membuat sistern kualitas modern menjadi lebih efektif, antara lain :
Produk dan jasa yang bermutu secara strategis penting bagi perusahaan dan negara yang
diwakilinya. Mutu terutama mempengaruhi perusahaan dalam 4 cara yaitu :
Mutu yang ditingkatkan dapat mengarah kepada peningkatan pangsa pasar dan penghematan biaya
serta dapat mempengaruhi profitabilitas. Usaha perbaikan keandalan dan standar berarti penurunan
kerusakan produk dan biaya suatu jasa. Suatu studi menunjukkan bahwa mutu berbanding lurus
dengan produktivitas. Perusahaan yang mempunyai mutu tertinggi, 5 kali lebih produktif (diukur dari
jumlah unit yang diproduksi per jam kerja) dibandingkan dengan perusahaan yang mutunya paling
rendah.
2. Reputasi perusahaan.
Reputasi perusahaan mengikuti reputasi mutu yang dihasilkan, buruk atau baik. Mutu akan muncul
bersamaan dengan persepsi mengenai produk baru perusahaan, praktik-praktik penanganan
pegawai dan hubungannya dengan pemasok. Mutu produk tidak dapat digantikan oleh promosi
perusahaan.
3. Pertanggungjawaban produk.
Perusahaan yang merancang dan memproduksi barang atau jasa yang cacat dapat dianggap
bertanggungjawab atas kerusakan dan kecelakaan yang diakibatkan pemakaian barang dan jasa
tersebut. Undang-undang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen memiliki hak atas
kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan jasa. Produsen
berkewajiban menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan jasa yang berlaku.
4. Implikasi Internasional.
Agar perusahaan dan negara dapat bersaing secara efektif dalam perekonomian global, produknya
harus memenuhi mutu dan harga yang diinginkan.
Memahami Pelanggan
Fokus dari kualitas adalah terletak pada kepuasan pelanggan, sehingga perlu mengidentifikasikan
jenis-jenis pelanggan. Pelanggan dapat didefenisikan sebagai berikut :
1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung
padanya.
2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.
3. Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan.
4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting untuk dipuaskan.
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus
menerus. Semangat Kaizen berlandaskan pada pandangan :
1. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
2. Tidak boleh ada satu hari pun yang lewat tanpa perbaikan Dan peningkatan.
3. Masalah yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melaksanakan perbaikan atau
peningkatan.
4. Menghargai adanya perbaikan atau peningkatan meskipun kecil.
5. Perbaikan atau peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar.
1. Visi organisasi
2. Menghilangkan hambatan yang ada
3. Komunikasi yang baik
4. Evaluasi terus menerus
5. Perbaikan terus menerus
6. Hubungan pemasok-pelanggan yang baik
7. Pemberdayaan karyawan
8. Pendidikan dan pelatihan
Jasa bersifat intangible (tidak berwujud) dan lebih merupakan proses yang dialami pelanggan secara
subjektif, dimana aktifitas produksi dan konsumsi berlangsung pada saat bersamaan. Defenisi
kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Rust dalam Tjiptono (2005)
membuat penggolongan harapan pelanggan dalam 3 macam tipe yaitu:
1. Will expectation, yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan
diterima berdasarkan semua informasi yang diketahuinya.
2. Sould expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima
konsumen.
3. Ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat
diterima konsumen.
Menurut Groonros dalam Tjiptono (2005) mengemukakan ada 6 kriteria kualitas jasa yang
dipersepsikan baik, yaitu :
Pengukuran kualitas jasa dalam model Serqual (service quality) didasarkan pada multi item yang
dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan. Model Serqual dikembangkan oleh
Parasuraman yang merumuskan ada 10 dimensi kualitas jasa, selanjutnya dilakukan penyederhanaan
menjadi 5 dimensi , yaitu :
Hasil riset Deming dalam Gaspersz (2001) dalam riset Perbaikan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
mengidentifikasi masalah-masalah berikut :
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur kualitas jasa Bank antara lain :
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu Perguruan Tinggi adalah :