Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MANAJEMEN PROSES BISNIS: ANALISIS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU DAN DAMPAKNYA


PADA KUALITAS PRODUK ATAU KUALITAS PELAYANAN
JASA PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

 DOSEN PENGAMPU:
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 8
Annisa Dhia Gunawan NIM: 43218010008
Dissa Venosa Namira Enza NIM: 43218010011
Rani Arizah Rabbani NIM: 43218010081
Resty Arum Pambayu NIM: 43218010091
Annisa Zuchri Nastiti NIM: 43218010122

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
ABSTRAK

Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen untuk mengawasi semua


kegiatan dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan
layanan yang ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya
bersifat konsisten.
Hal ini diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat mutu yang
diinginkan dalam organisasi. Termasuk di dalamnya penentuan kebijakan mutu,
menciptakan dan menerapkan perencanaan dan jaminan kualitas, dan kontrol
kualitas serta peningkatan kualitas.

Kata kunci : mutu, manajemen mutu, kualitas pelayanan jasa.


PENDAHULUAN

Manajemen merupakan sebuah proses terpadu dimana individu-individu


sebagai bagian dari organisasi yang dilibatkan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, menjalankan dan mengendalikan aktifitas-aktifitas, yang
kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus
menerus seiring dengan berjalannya waktu. Agar proses manajemen berjalan
lancar, diperlukan sistem serta struktur organisasi yang solid. Pada organisasi
tersebut, seluruh aktivitasnya haruslah berorientasi pada pencapaian sasaran.
Organisasi tersebut berfungsi sebagai wadah untuk menuangkan konsep, ide-ide
manajemen. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan suatu rangkaian
tanggung jawab yang berhubungan erat satu sama lainnya.
Mutu adalah presepsi pelanggan mengenai sebuah barang atau jasa yang
sesuai dengan mereka dan memberikan pernyataan kepuasan dan spesifikasi
secara lengkap. Mutu dalam sebuah organisasi paling baik dapat dicapai dengan
cara manejemen membentuk Sistem Manajemen Mutu (SMM). Menurut W.
Edward Deming (200) mutu adalah perbaikan dan pengukuran mutu secara terus
menerus untuk mengeleminasi variasi dengan menggunakan alat - alat statisik.
Manajemen Mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-
tugas yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat mutu yang diinginkan. Ini
termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan
mutu dan jaminan, dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas. Hal ini juga
disebut sebagai Total Management Quality (TQM). Manajemen Mutu tidak hanya
fokus pada mutu produk namun juga cara untuk mencapainya, yakni dengan
menggunakan pengendalian dan jaminan terhadap proses produk untuk mencapai
mutu secara lebih konsisten.
LITERATUR TEORI

Manajemen mutu merupakan satu cara dalam mengelola suatu organisasi


yang bersifat komprehensif dan terintegrasi. Manajemen mutu diarahkan dalam
rangka: Memenuhi kebutuhan konsumen secara konsisten, dan Mencapai
peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi (Tenner
dan De Toro,1992).

A. Manajemen Mutu

Definisi mutu yang komprehensif yaitu suatu kondisi fisik, sifat, dan
kegunaan suatu barang yang dapat memberi kepuasan konsumen secara fisik
maupun psikologis, sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. Maksud dari
produk tersebut mempunyai 2 arti yakni barang atau jasa.

Mutu dari sudut pandang orang perorang tentu saja berbeda, demikian
pula mutu dari sudut pandang konsumen dan produsen. Mutu biasanya
dinilai dari penampilan, unjuk kerja, atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Suatu produk secara subyektif dikatakan bermutu jika eksklusif, harganya
mahal, memiliki ketelitian lebih tinggi, lebih tahan lama, lebih kuat, lebih
menarik, atau lebih nyaman dipakai. Pengertian mutu sedapat mungkin
mencerminkan visi organisasi, misi, dan nilai-nilai yang dianut perusahaan.

Manajemen Mutu dapat didefinisikan sebagai sistem dimana


organisasi bertujuan untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan
spesifikasi, standar, dan harapan pelanggan yang tidak sesuai dengan cara
yang paling efektif dan efisien. Definisi lain mengatakan bahwa Manajemen
Mutu merupakan sistem manajemen yang mengedepankan kualitas sebagai
strategi bisnis dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi dan merupakan sistem manajemen yang berfokus
pada pada orang / karyawan.
Manajemen Mutu Proyek mencakup Proses yang diperlukan untuk
memastikan Proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan.
Berdasarkan gambar di atas aktivitas manajemen mutu proyek adalah:

1. Kualitas perencanaan: yaitu mengidentifikasi standar kualitas yang


relevan dengan proyek dan bagamana cara untuk memberikan hasil yang
memuaskan.
2. Penjamin kualitas: yaitu mengevaluasi kinerja proyek secara keseluruhan
dan teratur untuk memberikan keyakinan bahwa proyek akan memenuhi
standar kualitas yang relevan.
3. Control kualitas: yaitu memonitor atau memantau proyek tersebut untuk
menentukan apakah sesuai dengan standar mutu yang relevan dan
mengidentifikasi cara untuk menghilangkan penyebab kinerja yang tidak
memuaskan.

B. Kualitas Produk

Menurut American Society for Quality Control : kualitas produk


adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Kualitas produk adalah tinggi rendahnya kemampuan suatu produk
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam berbagai fungsi dari produk
tersebut termasuk ketahanan, kehandalan, ketepatan, dan kemudahan dalam
penggunaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan. Semakin tinggi
tingkat kualitas produk dalam memuaskan pelanggan, maka akan
menyebabkan kepuasaan pelanggan yang tinggi pula.

1) Kinerja (performance)
Karakteristik operasi dasar dari suatu produk. Kinerja disini merujuk
pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribu-atribut yang
dapat diukur dan aspek-aspek kinerja individu lainnya. Kinerja juga
dapat diartikan sebagai persepsi pelanggan 7 terhadap manfaat dasar
yang digunakan misalnya kemudahan dan kenyamanan yang
diperoleh.

2) Fitur (features)
Karakteristik pelengkap khusus yang bisa menambah pengalaman
produk. Fitur diartikan sebagai fungsi tambahan yang dapat
menambah kelebihan produk atau keistimewaan yang dimiliki produk.
Dalam hal ini fitur biasanya diukur secara subjektif oleh masing-
masing individu yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu
produk.

3) Kehandalan (reliability)
Kehandalan produk yang dinyatakan dengan kualitas produk tersebut.
Kehandalan suatu produk dapat dilihat pada saat pemakaian ketika
tidak mengalami gangguan atau masalah teknis.

4) Konformasi (conformance)
Sejauh mana operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi
tertentu. Dimensi ini melihat kualitas produk dari sisi apakah bentuk,
ukuran, warna, berat dan lain-lain sesuai dengan yang diinginkan dan
apakah pengoperasiannya sesuai dengan standard yang ditentukan.

5) Daya tahan (durability)


Secara teknis daya tahan didefinisikan sebagai sejumlah kegunaan
yang diperoleh sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara
ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu 8 produk
dilihat dari jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi
kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.

6) Kemampuan memperbaiki (serviceability)


Kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan memperbaiki,
mudah, cepat, dan kompeten serta kemampuan produk dalam
memberikan pelayanan. Hal ini juga sering dikaitkan dengan suku
cadang dan pusat pelayanan perbaikan.

7) Estetika (aesthetics)
Menyangkut penampilan produk yang dapat menunjukkan keindahan
produk. Dimensi ini menyangkut dari corak, warna, daya tarik dan
lan-lain yang mampu memberikan daya tarik kepada konsumen.

8) Persepsi terhadap kualitas (perceived quality)


Kualitas yang dinilai berdasarkan reputasi produk. Dimensi ini bagian
dari persepsi konsumen terhadap nama besar, reputasi perusahaan dan
kualitas produk. Dari dimensi ini, kualitas adalah bagian terbesar dari
kesan pelanggan terhadap produk.

C. Kualitas Pelayanan Jasa

Kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan


kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Pelayanan membutuhkan komitmen dan
keyakinan dari perusahaan untuk memberikan layanan maksimal kepada
konsumen. Semua karyawan yang berhubungan dengan konsumen, harus
menganggap diri mereka sebagai duta dari perusahaan.
Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan, yaitu
layanan yang diharapkan (expected service) konsumen dan layanan yang
diterima atau dirasakan (perceived service) oleh konsumen atau hasil yang
dirasakan.
Menurut Tjiptono, karakteristik kualitas layanan dapat dibedakan
menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Intangibility. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium sebelum
dibeli. Jasa mengandung unsur experience quality dan credence
quality yang tinggi. Experience quality adalah karakteristik-
karakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian,
misalnya kualitas, efisiensi, dan kesopanan. Sedangkan credence
quality merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah
pembelian dilakukan.
2. Inseparability. Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi, sedangkan jasa dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Maka efektifitas
individu dalam menyampaikan jasa merupakan unsur penting dalam
pemasaran jasa.
3. Variability. Jasa bersifat sangat variabel (non-standardized output),
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada
siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Ini terjadi karena
jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan
konsumsinya.
4. Perishability. Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak
dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak dimanfaatkan,
akan berlalu atau hilang begitu saja.

D. Manajemen SDM

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)


Manajemen sumber daya manusia yang sering disingkat dengan
MSDM adalah suatu ilmu atau cara untuk mengatur hubungan dan
peranan sumber daya tenaga kerja yang dimiliki oleh individu secara
efisien dan efektif. Serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat
menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap
karyawan adalah manusia bukan mesin dan bukan semata menjadi
sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang
ilmu seperti psikologi, dll.
Unsur MSDM adalah manusia. Manajemen sumber daya manusia
juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier,
evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan
yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua
keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung
sumber daya manusianya.

2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia


Ada empat tujuan yaitu:
a. Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber
daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada
pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu
departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu
para manajer, namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab
terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia
membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan
dengan sumber daya manusia.

b. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat
yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia
menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia
memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

c. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-
kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan
meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan
organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan
masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

d. Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,
minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual
terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan
jika para karyawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau
dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan
kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan
organisasi.
PEMBAHASAN

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma


berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dalam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah
namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses
Makmur. Pada awalnya, Indofood adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.

A. Manajemen Mutu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT Indofood merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi


makanan dan minuman yang memulai produksinya pada tahun 1971. PT
Indofood semakin berkembang pada tahun 1980 hingga pada pasar
mancanegara. Pemasaran yang menyebar luas ini dilakukan untuk
meningkatkan kuantitas produksi perusahaan, namun hal ini pastinya
membutuhkan proses yang tidak mudah. Perusahaan membutuhkan
penerapan ISO 9001 untuk menjamin produknya untuk konsumen
mancanegara. Langkah-langkah perusahaan dalam penerapan ISO 9001
adalah Tahapan Sertifikasi Manajemen Mutu di Perusahaan Indofood.
Tahapan ini merupakan Kegiatan pengembangan dan pembangunan mutu
kualitas produk Indofood membutuhkan kinerja karyawan yang cukup
optimal. Hal ini dilakukan untuk menjamin segala produk yang dipasarkan
oleh produsen pada konsumen dunia.

Berikut adalah tahapan Sertifikasi Manajemen Mutu di Perusahaan


Indofood:

1) Gap Analysis
Tahapan yang pertama dalam penerapan ISO di perusahaan ini
menggunakan analisis proses dan prosedur yang berjalan dalam suatu
organisasi. Viewer ISO akan menentukan seberapa besar gap atau
perbedaan antara proses produksi perusahaan dengan persyaratan dasar
perusahaan yang akan melakukan atau menerapkan ISO.

2) Pelatihan dan Persiapan


Tahapan kedua ini dilakukan oleh seorang konsultan ISO yang
mengajarkan bagaimana cara memberikan pemahaman yang jelas pada
karyawan tentang persyaratan serta prosedur ISO.

3) Pengembangan Sistem dan Dokumentasi


Konsultan ISO mulai melakukan pembenahan pada perusahaan terkait
manual mutu, prosedur yang wajib, instruksi kerja, sampai dengan form –
form yang harus dibuat.

4) Impelementasi Sistem dan Dokumen


Pada tahapan yang keempat, perusahaan mulai harus melakukan
implementasi persyaratan ISO dengan pengaturan sistem manajemen
mutu yang sesuai.

5) Audit Internal dan Tinjauan Manajemen


Konsultan akan melakukan pemantauan ulang pada perusahaan yang
menerapkan persyaratan ISO.

6) Sertifikasi
Setelah penilaian yang dilakukan oleh konsultan terlampaui secara
seluruhnya, maka perusahaan yang dinilai memenuhi kriteria kelayakan
serta kesesuaian dengan sistem ISO akan langsung mendapatkan
sertifikat ISO yang diberikan oleh Badan Sertifikasi yang diakui.
Tahapan penerapan ISO yang terakhir ini dinyatakan sebagai penentuan
label kelayakan perusahaan produksi.
Beberapa tahapan diatas itulah yang menjadikan perusahaan Indofood
memiliki sertifikasi manajemen mutu yang jelas dan dapat dipercaya.
B. Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output


proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah
mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika proyek
dilaksanakan. Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut:
1. Aspek Keuangan.
2. Aspek Anggaran Biaya.
3. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia.
4. Aspek Manajemen Produksi.
5. Aspek Harga.
6. Aspek Efektifitas dan Efisiensi.
7. Aspek Pemasaran.
8. Aspek Mutu.
9. Aspek Waktu.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang


ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
produk pesaing. Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha memfokuskan
pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Kualitas harus diukur melalui sudut
pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera
konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi dalam mengelola kualitas suatu
produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan dan diharapkan oleh
konsumen. Dengan demikian kualitas produk yang baik dapat membantu
konsumen dalam membuat keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat
tertarik terhadap suatu produk yang diproduksi suatu perusahaan akan
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut
dengan kualitas yang ditawarkan.
C. Isu Mengenai Kegagalan atau Keterlambatan Kualitas Produk atau
Kualitas Pelayanan Jasa pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang


ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
produk pesaing. Oleh karena itu suatu perusahaan berusaha memfokuskan
pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Kualitas harus diukur melalui sudut
pandang konsumen terhadap kualitas produk itu sendiri, sehingga selera
konsumen disini sangat berpengaruh. Jadi dalam mengelola kualitas suatu
produk harus sesuai dengan kegunaan yang diinginkan dan diharapkan oleh
konsumen. Dengan demikian kualitas produk yang baik dapat membantu
konsumen dalam membuat keputusan pembelian, sehingga konsumen dapat
tertarik terhadap suatu produk yang diproduksi suatu perusahaan akan
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut
dengan kualitas yang ditawarkan.
1. Kurangnya Pemantauan
Pelaksanaan proyek biasanya tidak dipantau dengan baik. Ini
memungkinkan proyek tidak berjalan sesuai rencana semula. Pemantauan
sangat penting untuk mengukur kemajuan sampai dimana proyek tersebut
dikerjakan.

2. Komunikasi Yang Lemah


Pelaksanaan proyek tanpa ada komunikasi yang kuat akan menyebabkan
proyek bisa salah dalam pengerjaannya. Misalnya project manager ingin
programmer berkoordinasi dengan analis sistem untuk penggarapan suatu
modul aplikasi. Pada kondisi ini programmer tidak sering melakukan
koordinasi dengan analis. Programmer mengerjakannya sesuai dengan
desain yang telah dikeluarkan oleh analis di awal-awal masa proyek,
tanpa bertanya sedikitpun pada analis tentang desain sistem yang
dibuatnya pada saat penggarapannya.
3. Keterlambatan Tenaga Kerja
Keterlambatan tenaga kerja dalam menyelesaikan proyek adalah salah
satu faktor yang menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek. Sudah
tugas project manager untuk selalu mengingatkan setiap bawahannya
untuk bekerja dengan tepat waktu.

4. Anggaran yang tidak kunjung cair


Pada pelaksanaan proyek, anggaran sudah ditetapkan untuk berbagai
macam kebutuhan pada proyek tersebut. Jika anggaran tersebut tidak
cair, maka akan menghambat proses pengerjaan proyek. Jika proyek
sudah terhambat, maka proyek akan selesai lebih lama dan proyek
menjadi terlambat.

5. Skill yang kurang memadai (inkompetensi teknologi)


Dalam membangun sebuah sistem informasi tentunya dibutuhkan skill
yang memadai. Jika kemampuan developer tidak memadai, maka bisa
saja proses pembangunan sistem akan terhambat atau tidak sesuai kriteria
yang diinginkan oleh pemilik sistem. Kompleksitas sistem bukanlah
merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi hambatan jika
tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya.

D. Keunggulan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Strategi yang dipakai oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah


diferensiasi produk dibuktikan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memproduksi mie instan dalam bentuk cup. Peluang sebuah perusahaan
untuk menciptakan keunikan dapat dilakukan pada semua aktivitas
perusahaan. Banyak produk menyertakan jasa dan kebanyakan jasa
memasukkan unsur produk, menciptakan keunikan benar-benar hanya
masalah imajinasi. Diferensiasi produk yang dilakukan oleh PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. dilakukan untuk memenangkan persaingan hingga
menguasai pangsa pasar. Kepemimpinan biaya rendah dibuktikan dengan
PT Indofood memproduksi mie instan dengan harga yang lebih murah tetapi
dengan menggunakan bahan baku yang sama dengan yang lainnya,
contohnya adalah supermi. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau
kualitas barang menjadi rendah. Salah satu pemicu strategi biaya rendah
adalah fasilitas yang dimanfaatkan secara efektif. Perusahaan yang
menggunakan strategi biaya rendah memahami hal ini dan memanfaatkan
sumber dayanya secara efektif. Dengan mengidentifikasikan ukuran optimal
perusahaan dapat menyebarkan biaya pada unit-unitnya untuk menurunkan
biaya dan menjadikannya unggul.
Produk hasil olah di Indofood adalah Mie Instan. Dengan Brand yaitu
Indomie, Supermi, Sarimi dan Sakura. Masing-masing Brand mempunyai
karakteristik dan ciri khas yang berbeda-beda. Pada Produk Indomie
memiliki nilai gizi yang paling tertinggi dari semua brand, misalnya dalam
Indomie Mie instan terdapat mineral seperti zat besi dan vitamin. Sehingga
harga Indomie adalah Mie Instan dengan harga jual tinggi dan untuk sasaran
pemakaian biasanya pada kalangan masyarakat menengah ke atas. Untuk
Brand Supermi, mempunyai karakteristik seperti terdapat penambahan zat
pelembut sehingga cita rasa Supermi semakin baik. Sarimi adalah produk
ketiga dari Indofood yang memiliki spesifikasi untuk masyarakat kalangan
menengah kebawah sehingga harga sarimi cukup terjangkau dan terakhir
adalah Sakura, seperti sarimi, mie Sakura juga didistribusikan untuk
kalangan menengah ke bawah.

E. Tantangan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan & inovasi
2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk
3. Persaingan harga dengan kompetitor
4. Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif
5. Kompetitor memegang pangsa terbesar
6. Dikenakan pajak penjualan
7. Krisis keuangan dunia
KESIMPULAN

Manajemen Mutu adalah tindakan mengawasi semua kegiatan dan tugas-


tugas yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat mutu yang diinginkan. Ini
termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan
mutu dan jaminan, dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas. Hal ini juga
disebut sebagai Total Management Quality (TQM).
Kualitas produk adalah tinggi rendahnya kemampuan suatu produk untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dalam berbagai fungsi dari produk tersebut
termasuk ketahanan, kehandalan, ketepatan, dan kemudahan dalam
penggunaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kualitas layanan atau
kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan
serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Pelayanan membutuhkan komitmen dan keyakinan dari perusahaan untuk
memberikan pelayanan maksimal kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in


Small and Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic
Competition. Operations Excellence, 9(1), 34-43.
Irawati. (2015). Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan Pengguna Modem Smartfren Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area. Jurnal Konsep Bisnis dan
Manajemen.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control
untuk Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi
Wagyu dengan Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1),
56-78.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project
Management: The Business Process and The Go Project Lean Aplication.
Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.
Putra, Y. M., (2021). Manajemen Komunikasi & Manajemen Resiko pada
Manajemen Proyek. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta :
FEB-Universitas Mercu Buana.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality
remanufacturing welding and machining Process in Indonesia using six
sigma methods. J. Eur. SysteMes Autom, 53, 377-384.
Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek
Berbasis Kanban (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer (JTIIK), 7(2).

Anda mungkin juga menyukai