ABSTRAK
Kualitas adalah suatu karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk baik barang maupun jasa
yang dapat menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan
atau dapat diartikan pula sebagai segala sesusatu yang dapat memuaskan pelanggan dan
sesuai dengan syarat yang ada serta kebutuhan pelanggan. Yang dimaksud dari pengendalian
kualitas adalah kegiatan yang dilakukan agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai
standart dapat terwujud dalam bentuk produk/hasil akhir. Konsep kualitas secara luas tidak
hanya menekankan pada aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya. Karna,
konsep kualitas secara luas merupakan kemampuan untuk melakukan fungsi sebagaimana
ditentukan dalam proses desain
Kata Kunci : Kualitas, Pengendalian Kualitas
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan saat ini dimana sudah memasuki zaman era globalisasi, teknologi sudah
semakin maju. Seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas ketika sedang
ingin membeli suatu produk tertentu, misalnya mengenai kualitas sebagaian besar produk buatan
luar negeri yang lebih baik dari pada produk buatan dalam negeri. Seseorang membutuhkan
produk, manajemen yang memiliki kegunaan, nilai lebih, dan dapat memuaskan para
penggunanya. Oleh karena itu, kualitas sangat dibutuhkan dan harus dikendalikan agar kualitas
yang dihasilkan dapat dirasakan dan dimanfaatkan bagi orang-orang sekitar ataupun pelanggan
yang menggunakan. Jadi, apa sesungguhnya kualitas itu ? Pertanyaan ini memiliki banyak makna,
karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Kualitas itu
sendiri memiliki beberapa kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan
menilai dengan kriteria yang berlainan pula.
Seiring perkembangan zaman, kualitas pun juga ikut berkembang menyesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan tetapi tetap bisa terjangkau. Kualitas adalah suatu kebutuhan karakteristik
yang sangat dibutuhkan bagi pelanggan. Zaman sekarang kualitas dapat dilihat dari isu bisnis
bukan hanya di isu teknis. Dan kualitas ini pun mempengaruhi persaingan dalam dunia bisnis.
Dimana, semakin bagus kualitas yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa, maka semakin besar
pula peluangnya untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis tersebut. Persaingan bisnis
dalam perkembangan di era globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak
cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis
dan penuh dengan ketidakpastian (Yoestini dan Rahma, 2007). Oleh karena itu, salah satu yang
dapat menghadapi persaingan dalam lingkungan ini adalah kualitas yang dihasilkan.
2. Kajian Pustaka
2.1 Definisi Mutu
Kualitas adalah sesuatu yang menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk
seperti, performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika, dll (Gaspersz, 2002). Kualitas
merupakan keadaan dinamik yang diasosiasikan Bersama dengan produk, jasa, orang, proses dan
lingkungan yang memenuhi ekspektasi atau melebihi harapan yang diinginkan(Goestsch,2002).
Keadaan dinamik yang dimaksudkan adalah bahwa kualitas yang dianggap disini dapat berubah
sewaktu-waktu. Kualitas dalam ISO 8402 didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu
produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau
ditetapkan. Kualitas secara tradisional didefinisikan Montgomery (1996) sebagai suatu
pandangan bahwa produk dan pelayanan harus sesuai dengan ketentuan mereka yang
menggunakannya.
Terdapat perbedaan antara pandangan radisional dan modern mengenai kualitas. Dimana,
pada pandangan tradisional, pandangan ini memandang kualitas sebagai isu teknis dan usaha
perbaikan kualitas dikoordinasikan oleh manajer kualita. Dan pada pandangan ini, memfokuskan
kualitas pada fungsi atau departemen produksi, dimana produktivitas dan kualitas merupakan
sasaran yang bertentangan. Pada pandangan ini, kualitas didefinisikan sebagai konformansi
(conformance) terhadap spesifikasi atau standar. Membandingkan produk terhadap
spesifikasi. Kualitas diukur melalui derajat nonkonformansi (nonkonformansi), menggunakan
ukuran-ukuran kualitas internal. Kualitas dicapai melalui inspeksi secara
intensif terhadap produk. Pada pandangan ini juga, kualitas merupakan fungsi yang terpisah
dan berfokus pada evaluasi produksi, dan karna pandangan ini merupakan pandangan
tradisional, maka pekerja dipermalukan apabila menghasilkan kualitas yang jelek.
Sedangkan pada pandangan modern, pandangan ini memandang kualitas sebagai isu bisnis
dan usaha perbaikan yang dilakukan diarahkan oleh manajemen puncak. Kualitas yang ada
mencakup semua fungsi departemen dalam organisasi. Produktivitas dan kualitas merupakan
sasaran yang bersesuaian, karena hasil-hasil produktivitas dicapai melalui peningkatan atau
perbaikan kualitas. Produktivitas dan kualitas merupakan sasaran yang bersesuaian, karena
hasil-hasil produktivitas dicapai melalui peningkatan atau perbaikan kualitas. Kualitas diukur
melalui perbaikan proses/ produk dan kepuasan pengguna produk atau pelanggan secara terus-
menerus, dengan menggunakan ukuran-ukuran kualitas berdasarkan pelanggan. Kualitas
ditentukan melalui desain produk dan dicapai melalui teknik pengendalian yang efektif, serta
memberikan kepuasan selama masa pakai produk. Dan manajemen bertanggung jawab untuk
kualitas.
Bagi seorang produsen, memiliki karakteristik pada produk yang dihasilkan sehingga
pelanggan menganggap bahwa produk yang ia beli atau dapatkan memiliki nilai dan fungsi sesuai
karakteristik pada produk tersebut. Pada akhirnya itu yang menentukan berhasil atau tidak sebuah
produk adalah pelanggan. Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan
tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai dimensi. Menurut Garvin (dalam Sower,
1999) mutu suatu produk manufaktur dapat dinilai dari delapan dimensi, yaitu performance,
features, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics, dan perceived quality.
Kinerja (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. Kinerja
merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini manfaat atau khasiat utama produk
yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.
Fitur (Features) dapat disebut sebagai keistimewaan dari suatu produk yang membedakan
dengan produk lainnya. Features merupakan karakteristik sekunder atau tambahan dari
performance suatu produk. Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang
melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau
manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan
kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.
Keandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara
berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. Dengan demikian, keandalan
merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam
penggunaan suatu produk.
Conformance merefleksikan derajat di mana karakteristik desain produk dan karakteristik
operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, serta didefinisikan sebagai konformansi
terhadap kebutuhan (conformance to requirements). Conformance adalah kesesuaian kinerja
produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi
oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya
Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk, atau tingkat
keawetan produk dalam memberikan manfaat ekonomis. Daya tahan menunjukan jumlah
pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya
tentu semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk
yang cepat habis atau cepat diganti.
Kemampuan pelayanan (serviceability), Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk
ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu
diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit
diperbaiki.Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kemudahan dalam perawatan produk,
kemudahan menemukan pusat-pusat reparasi jika produk mengalami kerusakan, dan kemudahan
mendapatkan suku cadang jika ada suku cadang yang perlu diganti.
Estetika (aesthetics) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan daya tarik produk
yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi atau pilihan individual. Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat
konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.
Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya lebih cantik di mata konsumen.
Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), merupakan karakteristik yang berkaitan
dengan reputasi atau citra produk. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek,
atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas
dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.
Hubungan kualitas produk dengan kepuasan pelanggan tersebut ditegaskan pula oleh
Chase dan Aguilano dalam Sururi dan Astuti (2003) yang berpendapat bahwa kualitas dari suatu
produk ditentukan oleh pelanggan melalui karakteristik yang ada pada suatu produk dan jasa, di
mana puas tidaknya pelanggan dipengaruhi oleh nilai yang didapat dengan mengkonsumsi suatu
produk.
BS ISO 8402: Quality management and quality assurance vocabulary. Br. Stand. Instn., London
Hoyle D. ISO 9000 Quality Systems Handbook. 3rd Edn., Butterworth-Heinemann, Oxford (1998)
ISO 9000: Quality management and quality assurance standards. Int. Stand. Org.
Juran, J. M. (1988). Juran on planning for quality. Collier Macmillan.
Montgomery, D. C. (2009). Statistical quality control (Vol. 7). New York: Wiley.
Saraph, J. V., Benson, P. G., & Schroeder, R. G. (1989). An instrument for measuring the critical
factors of quality management. Decision sciences, 20(4), 810-829.