Anda di halaman 1dari 234

Mutu dan Standar

Aktivitas

1
MUTU

2
Mutu mengandung makna
di mata orang yang
melihatnya Orang terus menerus
berhadapan dengan mutu

MUTU
Walaupun hanya beberapa
orang saja yang dapat
Mutu yang dipahami seseorang mendefinisikan mutu, jika
merupakan faktor utama yang ditanyakan. Akan tetapi,
mendasarinya untuk semua orang dapat
melakukan pembedaan mengetahui mutu saat
melihatnya

3
Mutu itu tidak saja
Produk atau jasa melain Harga
kan juga mencakup proses
lingkungan & orang
Layanan
Bagaimana
menilai Kecepatan respon?
mutu
Coffee shop Suasana lingkungan
itu?

Persiapan Menu

4
Pengertian MUTU
* Definisi Mutu (Kualitas):
> Produk yang paling ekonomis, paling berguna & selalu memuaskan pelanggan.
> Excellent
> Zero defect
> Produk barang & jasa inovatif yang memenuhi syarat.

 Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use), untuk


memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

5 ciri utama dasar kesesuaian kepuasan pelanggan :


a. Teknologi; kekuatan dan daya tahan
b. Psikologis; citra rasa atau status
c. Waktu; kehandalan
d. Kontraktual; adanya jaminan
e. Etika; sopan santun, ramah atau jujur

5
Pengertian MUTU
 Kualitas adalah conformance to requirement (Crosby), yaitu sesuai dengan
yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan.
 Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.
 Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar; Perusahaan harus
benar-benar dapat memahami apa yang akan dihasilkannya.
 Mutu adalah memenuhi harapan pelanggan untuk pertama kali dan
setiap kali.
 Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (konsumen).
 Kebutuhan & harapan pelanggan merupakan kinerja yang sesuai dengan
standar yang diharapkan pelanggan.
 Memberikan produk dan jasa yang secara konsisten memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan

6
MUTU
 Dikaitkan dengan suatu derajat keberhasilan atau penampilan yang patut
mendapat pujian, yaitu suatu derajat kesempurnaan hasil yang jauh
melampaui tingkat rata-rata
 Melakukan pekerjaan yang benar secara tepat pada saat pertama, selalu
mengusahakan perbaikan dan selalu memuaskan pelanggan
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
 Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang
sedang diamati.
 Menurut Fardiaz (1997), mutu berdasarkan ISO/DIS 8402-1992
didefinisikan sebagai karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah
itu produk, kegiatan, proses, organisasi atau manusia, yang
menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah
ditentukan.

7
Cara Menetapkan Kualitas
 Menanyakan kepada pelanggan atau pengguna produk (external customer)
 Mengumpulkan gagasan dari para karyawan (internal customer), khususnya
karyawan yang terdekat dengan pelanggan
 Mengamati dan mempelajari definisi kualitas yang digunakan para pesaing
 Memenuhi persyaratan standar suatu produk dan jasa.
Juran (1974) mengemukakan keuntungan utama mutu tinggi adalah:
1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan.
2. Bebas dari kekurangan. (kesalahan, pengerjaan kembali,
pemborosan, biaya garansi, ketidakpuasan pelanggan, dll)

 Mutu bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang


berbeda namun berimplikasi pada superioritas sesuatu hal.
 Penilaian indikator dapat digunakan untuk menilai mutu berbagai
kondisi.

8
Kerangka kerja peningkatan mutu yang baik akan menghasilkan :
 Pengembangan prioritas yang jelas, apa yang diukur.
 Menjamin keputusan berdasarkan pada data yang diukur
 Membuat peningkatan berdasarkan pada perbandingan nasional
dan internasional.
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan 
merupakan variabel yang digunakan untuk menilai perubahan

Ukuran mutu dan keselamatan yang digambarkan dari data yang


dikumpulkan
Indikator kualitas yang telah disepakati proses atau hasil ukuran
(Outcome measures) yang digunakan utk menentukan tingkat mutu
(level of quality) yang telah dicapai
Sebuah variabel terukur yang dapat digunakan utk menentukan
tingkat kepatuhan terhadap standar atau pencapaian tujuan mutu
9
KRITERIA INDIKATOR :
1. Sahih (valid) yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang
akan dinilai.
2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama
pada saat berulang kali, untuk waktu sekarang maupun yang akan
datang.
3. Sensitif yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlah nya tidak perlu
banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak
bertumpang tindih.
Identifikasi Dimensi Kualitas Yang
Dapat Digunakan Untuk
Menganalisis Kualitas Barang
1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk
dan merupakan karakteristik utama yg diutamakan pelanggan ketika ingin
membeli suatu produk. Contoh:
 Performa dari produk TV berwarna adalah memiliki warna yg jelas
 Performa dari produk mobil adalah akselarasi kecepatan, kenyamanan
dan pemeliharaan
2. Features, merupakan aspek kedua dari performasi yg menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan dalam pengembangannya. Ini berarti
features adalah ciri-ciri atau keistimewaan tambahan atau pelengkap
3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu (merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam
penggunaan suatu produk, misalnya; kehandalan mobil adalah
kecepatan)
(Garvin A. Davis, 1987. Competing on the Eight Dimensions of Quality)
(Definisi mutu menurut SNI ISO 9001:2008)
11
Identifikasi Dimensi Kualitas Yang Dapat
Digunakan Untuk Menganalisis Kualitas Barang
4. Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk
terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan.
5. Daya tahan (durabillity); merupakan ukuran masa pakai suatu produk.
Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.
6. Kemampuan pelayanan (service ability); merupakan karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, keakuratan dalam
perbaikan.
7. Estetika (Aesthetics); merupakan karakteristik mengenai keindahan yang
bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi pilihan individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality); bersifat subjektif, berkaitan
dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.
Misal; seseorang akan membeli produk elektronik merk Sony, karena
memiliki persepsi bahwa produk bermerk Sony adalah produk yang
berkualitas, meskipun orang tersebut belum pernah menggunakan produk-
produk bermerk Sony.
12
Karakteristik Yang Digunakan Oleh Para Pelanggan Dalam
Mengevaluasi Kualitas Jasa (Berry Dan Parasuraman)

1. Bukti langsung (tanggibles); meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai


dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (reliability); merupakan kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness); keinginan para stafuntuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance); kemampuan kesopanan dan sifat dapat dipercaya
yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko dan keraguan.
5. Empati; kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan memahami kebutuhan para pelanggan

13
8 PRINSIP PERBAIKAN MUTU
1. Keinginan untuk Berubah
– Tidak hanya menemukan praktek yang tidak benar
– Nyatakan secara terbuka keinginan untuk bekerja dalam kemitraan
untuk meningkatkan pelayanan
2. Mendefinisikan Kualitas
Kemampuan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
3. Mengukur Kualitas
– Menggunakan metode statistik yang tepat untuk menafsirkan hasil
pengukuran.
– Perlu informasi atas proses, kebutuhan pelanggan, dan kualitas penyedia
4. Memahami Saling Ketergantungan
Fragmentasi tanggung jawab akan menimbulkan suboptimaze “saya
bekerja dengan baik yang lain tidak”

14
8 PRINSIP PERBAIKAN MUTU
5. Memahami Sistem
Kesalahan yang terjadi disebabkan oleh sistem (85%) dan manusia (15%)
6. Investasi Dalam Belajar
Seluruh pakar menekankan pentingnya pelatihan/ pembelajaran. Mencari
penyebab lalu mendapatkan pengalaman untuk perbaikan
7. Mengurangi Biaya
Mengurangi kerja sia-sia, duplikasi, kompleksitas yang tak perlu
8. Komitmen Pemimpin
Menunjukkan segala sesuatu baik itu dengan kata-kata maupun perbuatan
atas komitmen yang telah ditetapkan terutama untuk mutu

15
STANDAR

16
Manfaat Belajar Standar

Dan lain-lain

17
Apa itu Standar ?
Dokumen yang memuat ketentuan,
pedoman dan / atau karakteristik
dari suatu kegiatan, proses, sistem
dan/atau produk,

yang dibuat secara konsensus


(Regulator, Pakar, Pelaku Usaha &
Masyarakat pengguna/konsumen)
ditetapkan oleh lembaga
berwenang,
dipergunakan secara umum dan
berulang-ulang untuk memperoleh
tingkat keteraturan yang optimum
ditinjau dari keperluan tertentu.

Sumber: ISO/IEC Guide 2:2004


Definisi Standar
> Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta pengalaman perkembangan masa kini dan masa yang
akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Prinsip Dasar Standar


1. Dapat diobservasi
2. Dapat diukur
3. Realistik
4. Mudah dilakukan
5. Dibutuhkan

19
Standar itu Penting
Melindungi konsumen, pelaku usaha dan masyarakat
Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, dan
kemampuan pelaku usaha
Bahasa semua bidang, baik perdagangan, industri, pendidikan,
dan pengujian dalam menyamakan persepsi sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Meningkatkan kepastian dan efisiensi transaksi perdagangan
barang dan jasa baik dalam negeri maupun luar negeri
Meningkatkan nilai dari suatu produk, jasa, penelitian di dalam
negeri maupun luar negeri.
Dan lain-lain

20
Standar

Link : Baca SNI

Link:
Pesan SNI, dan
standar lainnya

21
Ada 2 jenis standar
1. Standar negatif adalah nilai standar yang menunjukkan dimana nilai
makin rendah menunjukkan indikator atau kriteria yang makin baik.
2. Standar positif kebalikan dari standar negatif, bila nilai tersebut diatas
nilai standar disebut baik.

Standar persyaratan minimal


Keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin sesuatu bermutu.
1. Standar Masukan (input)
5M+1T (man, money, material, machine ,market + technology)
2. Standar Lingkungan
kebijakan, sistem manajemen, pola organisasi
3. Standar Proses (process)
SOP (standar operating proccedure)
4. Standar keluaran (outcome)
kepuasan pelanggan, ketepatan, efisiensi dan efektifitas
22
Standar dan Standardisasi
MENGENAL BSN

1
•Badan Nasional Sertifikasi Profesi
•OUTPUT : Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia
• Landasan hukum: UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan

•Badan Standar Nasional Pendidikan


•OUTPUT : Standar Nasional Pendidikan
• Landasan hukum: PP 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan

• BADAN STANDARDISASI NASIONAL


• OUTPUT : SNI (Standar Nasional
Indonesia)
• Landasan hukum: UU No. 20 Tahun 2014
tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian
MENGENAL BSN
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dikoordinasikan oleh Menrist
ek Dikti

Mitra Komisi VI DPR RI

UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian


PP No. 34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
Nasional
Perpres No. 4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional
Melakukan perencanaan, perumusan, penetapan, penerapan, pemberlakuan,
pemeliharaan, dan pengawasan SNI serta kegiatan penilaian kesesuaian
Focal Point organisasi standar dunia (ISO, IEC, Codex Alimentarius, SMIIC, BIPM)

Mutual Recognation Agreement (ILAC & APLAC)


Multilateral Recognation Agreement
3 (IAF & PAC)
Badan Standardisasi Nasional (BSN)
• BSN merupakan Lembaga Negara non Kementerian dengan tugas
pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di
Indonesia, termasuk metrology, standar, pengujian dan mutu
• Lingkup kegiatan BSN: perumusan standar; akreditasi laboratorium
penguji, laboratorium kalibrasi Lembaga sertifikasi produk, system
mutu, lingkungan, personel dan Lembaga inspeksi teknis;
pengembangan serta pelatihan di bidang standardisasi.

4
LOKASI KANTOR BSN dan kantor layanan teknis (KLT)

Jakarta : Kantor Pusat KLT: Palembang (SUMSEL); Makassar


Tangsel – Banten: Lab (SULSEL), Pekan Baru (RIAU); Cikarang-
SNSU Bekasi (JABAR), Surabaya (JATIM)

5
6
Para Pihak yang terlibat
dalam Pengembangan SNI?
Pemerintah Pelaku Usaha (industri,
(Pusat & Daerah) pedagang
& LPK )

Konsumen

Penerap SNI

Akademisi
,R&D

BSN sebagai
dirigen
PEMERINTAH DAERAH
• Pengembangan produk unggulan
daerah, (antara lain : Pengusulan
PNPS, fasilitasi LPK, bimbingan
UMKM,
• Peningkatan Layanan publik

8
Contoh Produk
bertanda SNI
STANDAR

10
Sejarah Standar (Pra-Modern)

8000 SM
(Mesopatamia)

5000 SM 800
(Mesir) (Nusantara)

1200 (Inggris)

3000 SM
400 (India)
(Yunani)

180 SM – 300
(Cina)

11
Sejarah Standar (Modern)

1801 (Amerika 1841 (Amerika


1795 (Perancis)
Serikat) Serikat)

1906 (Inggris) – 1900 (Eropa &


1903 (Perancis)
IEC Amerika)

1934 (Perancis) 1947 (Swiss) -


–ITU ISO

12
Manfaat Belajar Standar

13
Apa itu Standar ?
Dokumen yang memuat ketentuan,
pedoman dan / atau karakteristik
dari suatu kegiatan, proses, sistem
dan/atau produk,

yang dibuat secara konsensus


(Regulator, Pakar, Pelaku Usaha &
Masyarakat pengguna/konsumen)
ditetapkan oleh lembaga
berwenang,
dipergunakan secara umum dan
berulang-ulang untuk memperoleh
tingkat keteraturan yang optimum
ditinjau dari keperluan tertentu.

Sumber: ISO/IEC Guide 2:2004


Definisi Standar
 Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-
syarat kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta pengalaman perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
 Standar adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya tertuang dalam suatu
dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa
atau teknis yang seragam.
 Standar adalah pernyataan dalam bentuk kalimat lengkap yang berisi sesuatu yang
dicitakan atau diinginkan untuk dicapai, suatu tolak ukur atau kriteria atau
spesifikasi tertentu atau dapat juga berisi perintah untuk melakukan sesuatu
 Menurut ISO (International Organization for Standardization), standar adalah
spesifikasi teknis atau dokumen setara yang tersedia untuk masyarakat, dihasilkan
dari consensus persetujuan umum yang didasarkan kepada IPTEK atau pengalaman
agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat serta diakui oleh badan
yang berwenang baik nasional, regional atau inetrnasional.

15
Prinsip Dasar
Standar

1. Dapat diobservasi
2. Dapat diukur
3. Realistik
4. Mudah dilakukan
5. Dibutuhkan

16
Arti Penting Standar
Melindungi
user

UKM,
Meningkatkan Perdagangan, Meningkatkan
nilai Industri, mutu, efisiensi
Pendidikan, dll

Sebagai bahasa

17
Ada 2 jenis standar
1. Standar negatif adalah nilai standar yang menunjukkan dimana nilai
makin rendah menunjukkan indikator atau kriteria yang makin baik.
2. Standar positif kebalikan dari standar negatif, bila nilai tersebut diatas
nilai standar disebut baik.

Standar persyaratan minimal


Keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin sesuatu bermutu.
1. Standar Masukan (input)
5M+1T (man, money, material, machine ,market + technology)
2. Standar Lingkungan
kebijakan, sistem manajemen, pola organisasi
3. Standar Proses (process)
SOP (standar operating proccedure)
4. Standar keluaran (outcome)
kepuasan pelanggan, ketepatan, efisiensi dan efektifitas
18
Standar Untuk Mutu
• Dapat berupa standar fisik (dapat diukur & dihitung), standar intelektual (kualitatif)
• Aturan yang berguna untuk membimbing, dapat bersifat wajib untuk memberi
bantuan spesifikasi & penggunaan sebuah objek atau karakteristik sebuah proses
dan/atau karakteristik sebuah metoda.
• Kriteria atau tolok ukur suatu tingaktan mutu minimal yang perlu dicapai dan atau
dipenuhi agar produk yang dihasilkan selalu memberikan kenyamanan, keamanan
dan keselamatan bagi konsumen/pengguna dan lingkungannya.

19
Jenis-jenis Standar
1. Berdasarkan lingkungan penerapan standar internasional, regional,
nasional, asosiasi perusahaan dll.
2. Berdasarkan cara penerapan:
a. Wajib (Mandatory)
b. Sukarela (Voluntary)
3. Berdasarkan aspek standardisasi
a.Terminologi
b.Sampling
c.Uji
4. Berdasarkan kategori subjek
a. Produk
b. Bahan mentah
c. Proses
d. Kemasan

20
STANDARDISASI

21
Definisi Standardisasi
(UU No. 20 tahun 2014 tentang
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian)

 Standardisasi adalah Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan,


memelihara, memberlakukan, dan mengawasi standar yang dilaksanakan
secara tertib dan bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan.

 Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah standat


yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayan Negara Kesatuan Republik
Indonesia

22
10 Tujuan Standardisasi
1. Kesesuaian pada tujuan (fitness for purpose)
2. Mampu tukar (interchangeability)
3. Pengendalian keanekaragaman (variety reduction)
4. Kompatibilitas (compatibility)
5. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya
6. Komunikasi dan pemahaman yang lebih baik.
7. Menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan
8. Pelestarian lingkungan
9. Alih teknologi
10. Mengurangi hambatan perdagangan

23
prinsip adalah kebenaran
yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak, dan
sebagainya

asas adalah sesuatu


yang menjadi
tumpuan berpikir
atau berpendapat

24
Prinsip Standardisasi
(UU No. 20 tahun 2014)

1. Manfaat
2. Konsensus dan tidak memihak
3. Transparansi dan keterbukaan
4. Efektif dan relevan
5. Koheren
6. Dimensi pembangunan nasional
7. Kompeten dan tertelusur

25
Asas standardisasi
• Pelaksanaan kegiatan standardisasi & penilaian kesesuaian
Manfaat
memberikan manfaat untuk kepentiangan masyarakat

• Memberikan kesempatan untuk memberikan pandangan


Konsensus &
serta mengakomodasikan kesepakatan oleh pihak secara
tidak memihak
consensus (mufakat atau suara mayoritas dan tidak memihak

Transparansi & • Terbuka & memberikan kesempatan sama bagi kepada


keterbukaan semua pihak

• Memperhatikan kebutuhan pasar, tidak bertentangan


efektif &
dengan UU, & mempertimbangkan waktu
relevan
penyelesaiannya

• Mengikuti perkembangan internasional agar hasilnya


Koheren
harmonis
Dimensi
• Mengutamakan kepentingan nasional dalam
pembangunan
mencapai tujuan pembangunan nasional
nasional
26
Manfaat standardisasi
Meningkatkan daya
Memperlancar arus barang & jasa Membantu
saing bisnis dengan
dalam perdagangan dosmetik & mempercepat
focus pada mutu,
internasional dengan disiminasi sistem
keamanan,
menghilangkan hambatan teknis manajemen,
keselamatan,
dalam perdagangan melalui teknologi, dan
kesehatan, dan
harmonisasi standar inovasi
pelestarian lingkungan

Memfasilitasi penilaian dan Optimasi insfrastruktur


pembuktian kesesuaian standardisasi

Desiminasi adalah kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada


kelompok target atau individu agar memperoleh informasi, menerima, dan
akhirnya dapat mengubah perilaku sasaran. (Penyebaran inovasi yang
direncanakan, dikelola dan diarahkan).
Perubahan yang diharapkan dari desiminasi adalah akan terjadi pada aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
27
Manfaat Standardisasi
(Konsumen, Pemasok, Produsen, Ilmuwan)
* Ilmuwan
1. Dasar Penetapan dalam memfasilitasi suatu hasil akhir yang dapat
dibandingkan dan diproduksi ulang dalam menegvaluasi produk &
jasa.
2. Memberikan definisi akurat terhadap alat, piranti dan peralatan
yang digunakan serta prosedur yang akan digunakan & harus diikuti
dalam teknis evaluasi.
3. Membantu dalam menentukan spesifikasi dan persyaratan khusus
4. Titik awal bahan penelitian & pengembangan untuk peningkatan
mutu barang & jasa.
5. Memberikan solusi yang dapat diterima dan disetujui pada masalah
berulang, serta memungkinkan mereka untuk lebih berkonsentrasi
secara efektif pada hal penting dan isu pokok sifat awal dari
perancangan, penelitian dan pengembangan.

28
Manfaat Standardisasi
(Konsumen, Pemasok, Produsen, Ilmuwan)

* Produsen
1. Memberikan kemudahan prosedur
2. Mengurangi peralatan & waktu persiapan produksi, serta membuat proses
produksi dapat dipertahankan dengan sedikit perubahan
3. Mengurangi biaya
4. Memfasilitasi pemasaran dan meningkatkan kepercayaan konsumen
5. Mendorong tercapainya produktivitas lebih tinggi, menekan biaya
6. Memungkinkan pengadaan bahan baku
7. Memfasilitasi pelatihan bagi staf dan operator
8. Mengefektifkan pemeriksaan, pengujian, & pengendalian mutu mengurangi
produk yang tak memenuhi spesifikasi (reject) & penegrjaan ulang.
9. Mengurangi persediaan, sisa material, komponen &produk akhir

29
Manfaat Standardisasi
(Konsumen, Pemasok, Produsen, Ilmuwan)
* Pemasok
1. Mengefektifkan pemeriksaan & pengujian
2. Pengadaan yang lebih mudah
3. Mengurangi investasi di dalam inventarisasi
4. Menyederhanakan pelayanan
5. Pengurangan biaya
6. Fasilitasi di dalam perluasan pasar, pelayanan pasca penjualan
7. Mempercepat kembalinya modal & keuntungan investasi lebih tinggi
8. Standar memberikan dokumen sah terhadap pengadaan
9. Menghindari, mengurangi kemungkinan adanya kesalahpahaman yang mendorong
ke arah perselihan perdagangan.

30
Manfaat Standardisasi
(Konsumen, Pemasok, Produsen, Ilmuwan)
* Konsumen
1. Memudahkan pemilihan produk bermutu
2. Mengefektifkan pemeriksaan dan pengujian
3. Pengadaan yang mudah dengan biaya lebih rendah
4. Penyederhanaan pelayanan dan meningkatkan layanan purna jual
5. Mengurangi investasi di dalam inventori
6. Dasar untuk bertransaksi
7. Mengurangi perselihan dan kesalahpahaman.

31
32
33
34
35
Baca SNI

36
Standar

Link : Baca SNI

Link:
Pesan SNI, dan
standar lainnya

37
Reference
• Herjanto, Eddy. Dr. 2009. Standardisasi dan
Regulasi Teknis di Bidang Industri Pandangan
Pemangku Kepentingan. Departemen
Perindustrian.
• Pengantar Standardisasi
• Sistem manajemen Mutu SNI ISO 9001

38
Peubah dan Atribut Mutu
REGULASI
• Indonesia adalah salah satu negara yang telah meratifikasi pembentukan
World Trade Organization (WTO), yaitu melalui UU No. 7 tahun 1994
tentang pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia).
• Salah satu kesepakatan yang terkait dengan standar, regulasi teknis dan
prosedur penilaian kesesuaian, adalah perjanjian Technical Barriers to
Trade (TBT).
• Perjanjian tersebut pada prinsipnya mengakui hak setiap negara
menentukan standar nasionalnya masing-masing, namun dipihak lain
menganjurkan agar setiap negara anggota melakukan langkah-langkah
untuk mengharmonisasikan standar nasional dengan standar
internasional, mengembangkan saling pengakuan (MRA/ Mutual
Recognition Arrangement) dalam pelaksanaan penilaian kesesuaian, dan
melaksanakan praktek yang baik.

1
Pengembangan Standar dan
Penilaian Kesesuaian

Penyelarasan standar nasional


dengan standar internasional

Pengembangan persetujuan saling pengakuan


antara tingkat teknis & pemerintah baik
bilateral maupun multilateral.

Pembangunan infrastruktur teknis agar mampu


berpartisipasi dalam perjanjian saling pengakuan.

Tersedianya sarana untuk mengakses informasi


tentang persyaratan standar & penilaian
kesesuaian.

2
Instrumen dalam perlindungan
konsumen atas sebuah produk
• Pertama,
Intrument pengawasan pra-pasar, pengawasan sebelum produk masuk
pasar:
- Registrasi
- Perizinan
- Standardisasi
• Kedua ,
Intrument pengawasan pasca pasar, yaitu pengawasan setelah produk
beredar di pasar
- Regular Inspection
- Recall mechanism (mekanisme penarikan produk dari pasar)

3
Pertanyaan
• Apa itu regular inspection?
• Apa alasan sebuah produk yang sudah
beredar di pasar mengalami recall
mechanism?

4
Pihak-pihak terkait
standardisasi & Regulasi Teknis
Kementerian
BSN
Standar
Regulasi
KAN
Teknis

Produsen
Lembaga
Laboratorium
Sertifikasi/
Pengujian
Inspeksi
Pasar

Lembaga Pengawas

Konsumen

5
PEUBAH

6
PEUBAH
• Peubah disebut juga dengan variable.
• Bila sebuah catatan (record) dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang
diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi yang dinyatakan dalam per
seribu inci, mutu tadi dikatakan dapat dinyatakan oleh peubah-peubah.
• Sebaliknya, bila suatu catatan hanya memperlihatkan banyaknya produk
yang sesuai dengan persyaratan dan banyaknya produk yang tidak sesuai
dengan persyaratan, maka ia dikatakan sebagai catatan yang berdasarkan
atribut-atribut.
• Semua produk yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan tertentu,
baik yang tersurat maupun tersirat.
• Kebanyakan persyaratan ini dapat dinyatakan sebagai peubah-peubah.
Contoh: dimensi, kekerasan, temperature, kekuatan tarik, dll.

* Kebanyakan spesifikasi dari peubah-peubah menyertakan batas atas dan


batas bawah untuk nilai yang diukur.

7
3 informasi tentang Peubah

Keragaman dasar dari karakteristik mutu

Kekonsistenan penampilan

Tingkat rata-rata dari karakteristik mutu

8
ATRIBUT MUTU

9
ATRIBUT MUTU
Suatu jenis produk pangan kemasan bisa saja memiliki beragam karakter
atau atribut mutu akibat perbedaan fitur yang dimilikinya. Karakter atau
atribut ini dapat dijadikan informasi untuk menentukan tingkat mutu
pada produk pangan kemasan.

Berdasarkan klasifikasi Caswell, atribut mutu dapat dibedakan menjadi


atribut mutu intrinsik (di dalam produk) dan atribut mutu ekstrinsik (di
luar produk). Satu atau beberapa atribut mutu dapat mempengaruhi
preferensi konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsi.

Variasi macam dan jumlah karakter, atribut atau fitur pada produk
pangan yang melekat pada satu produk tertentu dapat
dideskripsikan berdasarkan karakter, atribut atau fitur unik yang
dimiliki produk.

10
ATRIBUT MUTU

Pengamatan ini pertama kali dikemukakan oleh Olson dan Jacoby


pada tahun 1972, sekaligus mengelompokkan semua jenis karakter,
atribut atau fitur pada produk pangan ke dalam dua golongan karakter
mutu utama yaitu karakter intrinsik mutu pangan dan karakter
ekstrinsik mutu pangan.

11
3 Atribut standar
• Subjek
Misalnya: rekayasa, pangan, tekstil, manajemen, gambar teknik.
• Aspek
Misalnya : pengujian, analisis, spesifikasi, pengemasan,
pemberian label atau penandaan.
• Level
Misalnya: level perorangan, perusahaan, asosiasi, nasional,
regional atau internasional.

12
Pertanyaan
• karakter intrinsik mutu pangan?
• karakter ekstrinsik mutu pangan?

13
Reference
• Herjanto, Eddy. Dr. 2009. Standardisasi dan
Regulasi Teknis di Bidang Industri Pandangan
Pemangku Kepentingan. Departemen
Perindustrian.
• Pengantar Standardisasi
• Sistem manajemen Mutu SNI ISO 9001
• Pengendalian Mutu Statistik

14
Statistik Pengawasan
Mutu/Kualitas
KUALITAS
American • Kualitas adalah keseluruhan fitur dan
Society for karakteristik produk atau jasa yang
Quality (Heider kemampuannya dapat memuaskan
& Render, kebutuhan, baik secara tegas maupun
2006:253) tersamar
• Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
Goecth dan berkaitan dengan produk, pelayanan, orang,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau
Davis
melebihi apa yang diharapkan
(1995)
• Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi,
dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat
Prawirosentono memenuhi selera dan kebutuhan konsumen
(2007:5) dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang
yang telah dikeluarkan.
Crosby (1979:58)
dalam buku Qulity • Kualitas adalah conformance to requirement,
is Free yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau
distandarkan.
1
Kualitas
Kualitas merupakan salah satu faktor keputusan konsumen
terpenting dalam pemulihan produk yang diinginkannya,
dengan pemilihan produk atau jasa yang berkualitas akan
membuat loyalitas pelanggan menjadi meningkat
(Montgomery, 2009:67).

Kualitas diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat


memuaskan konsumen atau sesuai dengan persyaratan atau
kebutuhan konsumen

2
Pengendalian/Pengawasa
n Kualitas

Proses produksi
Sebelum
Saat berakhir dengan
proses
proses menggunakan
produksi
produksi produk akhir
berjalan

• Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk


barang danjas yang sesuai dengan
berupa standa yangdiinginka
a serta
direncanakan, dan memperbaiki rkualitas produk
n yang belum
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

3
Pengertian Pengendalian
(Ahli)

• Pengendalian & Pengawasan: kegiatan yang


dilakukan untuk menjamin agar kepastian produksi &
Assauri operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
(1998:25) direncanakan & apabila terjadi penyimpangan, maka
penyimpanagn tersebut dapat dikoreksi sehingga apa
yang diharapkan dapat tercapai.

Gasperz • Pengendalian : kegiatan yang dilakukan untuk


(2005:480) memantau aktivitas & memastikan kinerja
sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang
direncanakan.

4
Pengertian Pengendalian
Kualitas (Ahli)
• Pengawasan Mutu merupakan usaha untuk
Assauri mempertahankan mutu/kualitas barang yang
dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk
(1998:210)
yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan
pimpinan perusahaan.

Gasperz • Pengendalian kualitas adalah Teknik & aktivitas


operasional yang digunakan untuk memenuhi
(2005:480)
standar kualitas yang diharapkan.

Pengendalian kualitas adalah suatu Teknik dan aktivitas/tindakan yang


terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, dan
meningkatkan kualitas suatu produk & jasa agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan
konsumen.
5
TUJUAN
Tujuan Pengendalian Kualitas

Agar barang hasil produk dapat mencapai standar kualitas yang


telah ditetapkan.

Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil


mungkin.
Mengusahakan agar biaya desain dari produk & proses
dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat
menjadi sekecil mungkin.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah
mungkin

Tujuan utama pengendalian kualitas: untuk mendapatkan jaminan


bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang
ekonomis atau serendah mungkin
6
Mengapa pengendalian kualitas tidak
dapat dilepaskan dari pengendalian
produksi?

7
Jawaban

Karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari


pengendalian produksi pengendalian produksi baik secara
kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam suatu perusahaan.

Hal ini disebabkan karena kegiatan produksi dilakukan akan


dikendalikan, supaya barang atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi diusahakan diminimumkan.

8
Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas

Kemampuan
proses, batas- Spesifikasi yang Tingkat
batas berlaku, ketidaksesuaian
yang ingin dicapai spesifikasi hasil yang dapat
haruslah produksi yang diterima , tujuan Biaya kualitas,
disesuaikan ingin dicapai dilakukannya sangat
dengan kemapuan harus dapat pengendalian mempengaruhi
proses yang ada. berlaku, bila suatu proses tingkat
Tidak ada gunanya ditinjau dari segi adalah dapat pengendalian
mengendalikan kemampuan mengurangi kualitas dalam
suatu proses proses dan produk yang menghasilkan
dalam batas-batas keinginan atau berada di bawah produk.
yang melebihi kebutuhan standar
kemampuan konsumen yang seminimal
proses yang ada ingin dicapai dari mungkin.
hasil produksi.

9
Reference
• Herjanto, Eddy. Dr. 2009. Standardisasi
dan Regulasi Teknis di Bidang Industri
Pandangan Pemangku Kepentingan.
Departemen Perindustrian.
• Pengantar Standardisasi
• Sistem manajemen Mutu SNI ISO 9001
• Pengendalian Mutu Statistik

10
Statistik Pengawasan
Mutu/Kualitas
2. Diagram Sebar (Scatter
Diagram)

1
2. Diagram Sebar (Scatter
• Diagram)
Scatter Diagram atau disebut dengan peta korelasi adalah grafik yang
menampilkan hubungan antara 2 variable apakah hubungan antara dua
variable tersebut kuat atau tidak, yaitu antara faktor proses yang
mempengaruhi proses dengan kualitas produk.
• Diagram sebar (scatter diagram) merupakan alat interpretasi data yang
digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua
variable dan menentukan jenis hubungan dari 2 variable tersebut, apakah
positif, negative atau tidak ada hubungan.

Karakteristik kuat

2 variable yang ditunjukkan dalam


diagram sebar

Faktor yang
mempengaruhiny
a

2
Cara membuat Scatter
Diagram
2. Tentukan nilai –
1. Kumpulkan nilai maksimum &
pasangan data (x,y) minimum untuk
kedua variable x
dan y

4. Berikan informasi
secukupnya agar 3. Tebarikan (plot)
orang lain dapat data
memahami diagram pada selembar
sebar tersebut. kertas

3
Keterangan Cara
membuat Scatter
1 Diagram
Kumpulkan pasangan data (x, y) yang akan dipelajari hubungannya serta
. susunlah data itu dalam table  diperlukan untuk mempunyai paling
sedikit 30 pasangan data.
2 Tentukan nilai maksimum & minimum untuk kedua variable x dan y.
. Buatlah skala pada sumbu horizontal & vertical dengan ukuran yang
sesuai agar diagram akan menjadi lebih mudah dibaca.
Apabila kedua variable yang akan dipelajari itu adalah karakteristik kualitas
&
factor yang mempengaruhinya, gunakan:
Sumbu horizontal (x)  untuk factor yang mempengaruhi
3 karakteristik Sumbu vertical (y)  untuk karakteristik kualitas
. Tebarkan (plot) data pada selembar kertas.
Apabila dijumpai data bernilai sama dari pengamatan yang berbeda,
gambarkan titik-titik seperti lingkaran konsentris (.) atau plot titik kedua
4 bernilai sama itu disekitar titik pertama.
. Berikan informasi secukupnya agar orang lain dapat memahami
diagram sebar terebut.
4
Keterangan Cara
membuat
Scatter
Diagram
• Informasi yang biasa diberikan dalam Scatter Diagram:
* Interval waktu banyaknya pasangan data (n)
* Judul dan unit pengukuran dari setiap variable pada garis horizontal dan
vertical judul dari grafik itu.
* Apabila diperlukan: dapat mencantumkan nama dari orang yang
membuat
diagram sebar tersebut.

5
Gambar Scatter
Diagram

• Grafik 1: pertambahan dalam y tergantung pada pertambahan dalam x. Bila


terkendalikan, y terkendali pula.
• Grafik 2: Bila x bertambah y akan bertambah beberapa, tetapi y
seolah-olah mempunyai penyebab selain dari x.
• Grafik 3: menunjukkan tidak terdapat korelasi.
• Grafik 4: menunjukkan pertambahan dalam x menyebabkan kecenderungan
untuk
penurunan y.
• Grafik 5: mengandung intepretasi bahwa pertambahan dalam x akan
menyebabkan penurunan y. Oleh sebab itu, apabila x dikendalikan maka y
terkendali pula. 6
3. Diagram Sebab-
akibat
(Cause and Effect
Diagram)

7
3. Diagram Sebab-
akibat and Effect
(Cause
Diagram)
• Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart)
• 7an:
untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas &
mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari.
Melihat factor-factor yang lebih terperinci yang berpengaruh & mempunyai
akibat pada factor utama tersebut.
• Diagram sebab-akibat ini pertama kali dikembangkan oleh Dr. Kaoru
Ishikawa tahun 1950 yang menggunakan uraian grafis dari unsur-unsur
proses untuk menganalisa sumber-sumber potensial dari penyimpangan
proses.

8
3. Diagram Sebab-
akibat
(Cause and Effect
Material
Diagram)(Bahan
baku)
Environme
nt Machin
(Lingkunga e
n) Faktor (Mesin)
Penyeba
b
Utama

Method Man
(Metode (Tenaga
) kerja)

9
3. Diagram Sebab-
akibat
(Cause and Effect
• Kegunaan dari Diagram Sebab-Akibat adalah:
a. Diagram)
Membantu mengindentifikasi akar penyebab masalah
b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk
memperbaiki
peningkatan kualitas
c. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah
d. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut
e. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk
dengan
keluhan konsumen.
f. Menentukan standardisasi dari operasi yang sedang berjalan atau
yang akan dilaksanakan
g. Merencanakan tindakan perbaikan

10
3. Diagram Sebab-
akibat
• (Cause
Langkah-langkah and Effect
dalam membuat diagram sebab-akibat
adalah: Diagram)
1. Mengidentifikasi masalah utama

2. Menempatkan masalah utama tersebut disebelah


kanan diagram

3. Mengidentifikasi penyebab minor & meletakkannya


pada diagram utama

4.Mengidentifikasi penyebab minor &


meletakkannya pada penyebab mayor

5.Diagram telah selesai, kemudian dilakukan


evaluasi untuk menentukan penyebab
sesungguhnya.
11
Contoh Diagram Sebab
Akibat

12
4. Diagram Pareto (Pareto
Analysis)

13
4. Diagram Pareto
(Pareto Analysis)
• Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto &
digunakan pertama kali oleh Joseph Juran.
• Diagram pareto adalah grafik balok & grafik baris yang
menggambarkan perbandiangan masing-masing jenis data
terhadap keseluruhan.
• Fungsi diagram pareto:
 Untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk
peningkatan kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil.
 Dapat melihat masalah mana yang dominan sehingga dapat
mengetahui prioritas penyelesaian masalah.

14
4. Diagram Pareto (Pareto
• Cara membuat Diagram Pareto adalah sebagai berikut:
Analysis)
1. Mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-
penyebab kejadian.
(Contoh Permasalahan : Tingginya tingkat Cacat di Produksi
Perakitan PCB, Penyebabnya : Solder Short, No Solder,
Missing, Solder Ball dan Solder Crack)

2.Menentukan Periode waktu yang diperlukan untuk


analisis (misalnya per Bulanan, Mingguan atau per
harian)

3.Membuat catatan frekuensi kejadian pada


lembaran periksa (check sheet)

4.Membuat daftar masalah sesuai dengan urutan


frekuensi kejadian (dari tertinggi sampai terendah).

5. Menghitung Frekuensi kumulatif dan Persentase


kumulatif
15
Lanjutan Cara
membuat
Diagram Pareto
6. Gambarkan Frekuensi dalam bentuk grafik batang

7.Gambarkan kumulatif Persentase dalam bentuk


grafik garis

8. Intepretasikan (terjemahkan) Pareto Chart tersebut

9.Mengambil tindakan berdasarkan prioritas


kejadian / permasalahan

10.Ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-


implementasikan tindakan improvement
(tindakan peningkatan) untuk melakukan
perbandingan hasil.
16
Contoh
Gambar Diagram
Pareto

Frekuen
si
Bentuk Diagram
Presentas Pareto
e 17
5. Diagram Alir/Diagram
Proses
(Process Flow
Chart)

18
5. Diagram Alir/Diagram
Proses (Process Flow
• Diagram alir menunjukkanChart)
sebuah proses atau system dengan
menggunakan kotak & garis yang saling berhubungan.
• Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik
untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-
langkah sebuah proses.
• Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam membuat flow chart,
yaitu:
 1. Flow chart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke
kanan
 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati &
definisi ini
harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
 3. Kapan aktivitas dimulai & berakhir harus ditentukan secara jelas.
 4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan
deskripsi kata kerja.
 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
 6. Lingkup & range dari aktivitas yang sedang digambarkan harus
ditelusuri 19
5. Diagram Alir/Diagram
Proses
(Process Flow
Chart)
 Lanjutan 6. Percabangan – percabangan yang memotong aktivitas
yang
sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flow chart yang
sama.
* Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakkan pada
halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila
percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
 Gunakan symbol-symbol flow chart yang standar.

20
Simbol
Pembuata
n Flow
Chart

21
Contoh
:

22
Contoh:
Pembuatan
1.
Shushi
Persiapkan bahan dan alat yang memdai untuk membuat
sushi roll.
2. Masak atau kukus beras sampai matang.
3. Sambil menunggu siapkan isi sushi roll yaitu mentimun,
wortel, suwiran tuna, serta siapkan pula nori dan sushi
mat (alat penggulung sushi).
4. Saat nasi sudah matang, tuangkan nasi kedalam wadah
sampai
agak hangat.
5. Setelah nasi agak hangat, ratakan nasi, diatas nori
dan tambahkan timun, wortel dan suwiran tuna,
lalu gulung dengan hati-hati .
6. Sushi roll siap dihidangkan dengan topping saus dan
mayo

23
6.
Histogram

24
6.
• Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi
dalam proses
• Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang
diatur
berdasarkan ukurannya.
• Tabulasi data ini umumnya dikenal dengan distribusi frekuensi.
• Histogram menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang
dibagi-bagi menjadi kelas-kelas.
• Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang
menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya.
• Bentuk histogram yang miring atau tidak simentris menunjukkan bahwa
banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan
datanya berada pada batas atas atau bawah.

25
Gambar Histogram, dapat
prediksi:
1. Merupakan penyajian frekuen yang diubah menjadi diagram

data si menunjukkan
Dalam histogram, garis vertikal batang. observasi tiap-tiap .
 Histogram
banyaknyajuga menunjukkan kemampuan proses dan kelas
apabila
memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan
spesifikasi proses dan angka- angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk
menggambarkan histogram dipakai sumbu
2. Mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak
yang
menyatakan frekuensi absolut atau frekuensi relatif.
3. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan
rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil.
 Bila bentuk histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi
berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan
konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan.
 Bila histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah
ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembuatan nilai data, sehingga
berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. 26
Fungsi
Histogram
 Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat
dikatakan
bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi
mutu.
 Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-
batas
• spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang
• ditetapkan.

Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau


pengembangan produk baru, penggunaan alat atau teknologi produksi
yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan,
manajemen lingkungan dan lain sebagainya.

27
Langkah-langkah membuat
histogram suatu data
1. Sajikan data
berkelompok
2. Tentukan tepi
3.
sumbu horizontal
Menggambar
bawah (Tb) dan
dalam bentuk tabel (untuk nilai) dan
tepi
distribusi sumbu vertikal
frekuensi. atas (Ta)
untuk frekuensi.
masing-
masing kelas.

4. Menggambar persegi panjang


untuk setiap interval. Alas persegi
5. Di atas setiap persegi
panjang
panjang dapat dituliskan
menunjukkan panjang kelas (c), yaitu
frekuensi masing-masing dari
kelas agar histogram
tepi bawah kelas (Tb) sampai ke tepi
mudah dibaca.
atas kelas (Ta), sedangkan tinggi
persegi panjang menunjukkan
frekuensinya.
28
Contoh
:
Dat
a

Hitung Tepi bawah (Tb) dan Tepi atas (Ta)

29
Sambungan
Contoh:
Hasil Histogram

30
7. Peta kendali (Control
Chart)

31
7. Peta kendali (Control
Chart)
• Peta adalah suatu alat yang secara grafis digunakan
kendali
memonitor dan
untukmengavalua apakah suatu aktivitas/proses berada
pengendalian
dalam si
kualitas secara statistika atau tidak sehingga dapat
memecahkan masalah & menghasilkan perbaikan kualitas.
• Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke
waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan
meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali.

32
Manfaat Peta Kendali
(Control Chart)
Memberikan
informasi apakah Memantau proses
suatu proses Menentukan
produksi secara
produksi masih kemampuan
terus- menerus
berada di dalam proses (capability
agar tetap stabil.
batas-batas kendali process).
kualtias atau tidal
terkendali.

Mengevaluasi Membantu menentukan


performance kriteria batas
pelaksanaan dan penerimaan kualitas
kebijaksanaan produk sebelum
pelaksanaan proses dipasarkan.
produksi.

33
7. Peta kendali (Control
• Chart)
Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya
penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali

UCL : batas kendali CL: garis pusar


atas atau tengah
=> garis batas atas Upper => Garis yang
Central
untuk suatu Contro melambangkan
Line
penyimpangan yang l Limit tidak adanya
(CL)
(UCL) penyimpangan dari
masih diijinkan
karakteristik sampel

Lower
Control
Limit (LCL)

LCL : batas kendali bawah


=> Garis batas bawah untuk suatu
penyimpangan dari karakteristik
sampel
34
7. Peta kendali (Control
• Chart)
Out of Control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak
sesuai dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan
peta
posisinya
kontrol pada
berada diluar Aturan 3 Titik
kendali. Atura Terdapat 3 titik
Terdapat
 Aturan 1 titik data yang berada
1 Titik n 1 berurutan dan dua
di luar batas kendali, baik yang Titik diantaranya berada di
berada diluar UCL maupun daerah A, baik yang
LCL, maka data tersebut Out of berada di daerah UCL
Control. maupun LCL, maka

Aturan 8 titik
Tipe- satu dari data
Atura Atura tersebut Out of
Terdapat 8 titik data n 8
Tipe n 3 Control, yakni data
yang berurutan dan Titik Out of Titik yang berada paling
berada berurutan di Control jauh dari central
daerah C dan di  Aturan 5 titik
control limits.
daerah UCL maka Terdapat 5 titik data yang
satu data tersebut berurutan dan empat diantaranya
out of control, yakni Atura berada didaerah B, baik yang
data yang berada n berada di daerah UCL maupun
paling jauh dari LCL, maka 1 dari data tersebut
5 Titik Out of Control, yakni data yang
central control limits.
berada paling jauh dari central
control limits.
35
7. Peta kendali (Control
Berdasarkan
Chart) jenis data yang
digunakan
Peta Peta
control control
variabel atribut
Peta Peta p, yaitu peta control untuk mengamati proporsi
untuk atau perbandingan antara produk yang cacat
rata-rata dengan total produksi contohnya: Go-no go, baik-
(x-bar buruk, bagus-jelek
chart)
Peta Peta c, yaitu peta control untuk mengamati jumlah
untuk kecacatan per total produksi
rentang
(R chart)
Peta u, yakni peta control untuk mengamati
Peta untuk jumlah kecacatan per unit produksi
standar
deviasi (S
chart)
36
Gambar Peta
Kendali

37
8. Stratification
(Stratifikasi)

38
8. Stratification

(Stratifikasi)
Stratifikasi dalam manajemen mutu adalah pembagian dan
pengelompokkan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan
mempunyai karakteristik yang sama.
• Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab pada
suatu permasalahan.

39
New Seven
Tools
7 New Quality Tools, atau sering disebut juga 7 management and
planning (MP) tools
 Pertama kali digagas pada tahun 1972 ketika sekelompok insinyur dan
ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE (Union of Japanese
Scientists and Engineers) melihat perlunya alat untuk memetakan
permasalahan secara terstruktur pada tingkatan manajemen menengah
ke atas sehingga membantu pengambilan keputusan dan kelancaran
komunikasi team kerja di lapangan yang sering berhadapan dengan
permasalahan yang terjadi karena kompleksitas 7 Basic Quality Tools.
 7 Basic Quality Tools, yaitu:
1. check sheet
2. scatter diagram
3. Fishbone
4. diagram,
5. pareto chart,
6. flow charts,
7. histogram, dan SPC.

40
Alat-Alat kendali Kualitas
1. affinity diagram, Baru
2. interrelationship diagram,
3. tree diagram,
4. matrix diagram,
5. matrix data analysis,
6. arrow diagram atau activity network diagram, dan
7. PDPC (process decision program chart).

Karena alat-alat ini digunakan oleh tingkatan manajemen pada saat perencanaan,
maka permasalahan yang dipecahkan lazimnya bersifat kualitatif menggunakan
data verbal (karena belum ada data numerik) sehingga 7 New Quality Tools sering
diklasifikasikan sebagai teknik-teknik kualitatif sebaliknya 7 Basic Quality Tools
diklasifikasikan sebagai teknik-teknik kuantitatif.
Tentu saja pengklasifikasian ini tidak tepat karena fishbone diagram dan flowchart
adalah teknik kualitatif sementara matrix data analysis adalah teknik kuantitatif

41
Affinity
Diagram

interrelationship diagram

42
Tree diagram

43
Matrix
diagram

44
Matrix
data
analysis

Activity network diagram

45
PDPC (process decision
program chart)

46
Gambar
Klasifikasi Teknik-Teknik Quality
Management

47
Penelitia
n
Analisis Pengendalian
Kualitas
1. Muhammad Nur Ilham
•(2012)
Meneliti tentang “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan
Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa
Media Grafika (Tribun Timur)“.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi factor-factor apa saja
yang menyebabkan kerusakan/cacat pada produk.
• Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bantu statistik. Alat
bantu statistic yang dimaksud yaitu Check Sheet, Histogram, Peta Kendali,
Diagram Sebab-akibat.
• Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian
kualitas produk masih belum terkendali. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab kerusakan ini adalah faktor manusia, mesin, lingkungan,
metode kerja dan bahan baku.

48
Penelitia
n
Analisis Pengendalian
2. Ayu Tiara Meriza (
Meneliti tentangKualitas
•2017) “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Pada Dunkin Donuts Di
Bandar Lampung “.
• Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah pengendalian kualitas produk
di
Dunkin Donuts masih pada batas toleransi atau tidak.
• Pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistic
berupa Check Sheet, Histogram, Peta Kendali dan Diagram Sebab-akibat.
• Faktor utama kerusakan paling dominan dilihat dari diagram sebab-akibat
yakni dari manusia, mesin dan metode kerja.
3. Eko Susanto
•(2014)
Meneliti tentang “Analisis Kualitas Billet Dengan Metode Statistical Process
Control (SPC) Pada PT. Hanil Jaya Steel”.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisis pengendalian kualitas
pada PT. Hanil Jaya Steel dalam upaya menekan jumlah cacat produk,
mengidentifikasi faktor- faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan/cacat
pada produk yang diproduksi oleh PT. Hanil Jaya Steel, melakukan usulan
perbaikan kualitas dengan metode Statistical Processing Control (SPC).
• Faktor penyebab cacat produk adalah manusia, mesin dan metode kerja.
49
Penelitia
n
Analisis Pengendalian
4. Vera Devani dan Kualitas
Fitri Wahyuni (2016)
• Meneliti tentang “Pengendalian Kualias Kertas Dengan Menggunakan Statistical
Process
Control di Paper Machine 3 “.
• Penelitian ini bertujuan untukmenganalisa kecacatan produk kertas serta
menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan dengan menggunakan
Statistical Process Control (SPC).
• Faktor penyebab utama kecacatan adalah faktor manusia karena operator yang
baru memahami mesin dan kurangnya pelatihan sehingga terjadi kesalahan dalam
penginputan data dana menyebabkan terjadi kecacatan pada produk.

5. Rendy Kaban (2014)


• Meneliti tentang “Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik Pouch Menggunakan
Statistical Process Control (SPC) Di PT. Incasi Raya Padang”.
• Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengendalian kualitas kemasan plastik
Pouch pada PT. Incasi Raya terhadap batas kendali dan menganalisa hal-hal
yang menyebabkan terjadinya reject produksi kemasan plastik Pouch pada PT.
Incasi Raya.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya kemasan reject produksi berdasarkan
analisis adalah manusia, mesin, lingkungan, material dan metode dalam 50
Referenc
• Herjanto, Eddy.eDr. 2009. Standardisasi
dan Regulasi Teknis di Bidang Industri
Pandangan Pemangku Kepentingan.
Departemen Perindustrian.
• Pengantar Standardisasi
• Sistem manajemen Mutu SNI ISO 9001
• Pengendalian Mutu Statistik
• Wawancara dari Studi Kasus Dari
Berbagai Perusahaan

51
Sistem Manajemen Mutu
PENDAHULUAN
1. Definisi Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Sistem: perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.
Menurut SNI ISO 9000:2015
Sistem: kumpulan unsur yang saling terkait atau berinteraksi.
Beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem:
1. Tujuan
2. Masukan
3. Proses
4. Keluaran
5. Batas
6. Mekanisme pengendalian & umpan balik serta lingkungan

1
Beberapa elemen yang
membentuk sebuah sistem
1. Tujuan (Goal)
menjadi suatu elemen yang mengarahkan sistem menjadi terarah &
terkendali
2. Masukan (input)
adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem (berupa hal-hal
yang berwujud maupun tidak berwujud) & selanjutnya menjadi bahan
yang diproses.
Contoh: - Masukan yang berwujud adalah bahan mentah
- Masukan yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
perminataan jasa pelanggan)
3. Proses
merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.
4. Keluaran (output)
merupakan hasil dari pemrosesan bisa berupa suatu informasi, saran,
cetakan laporan dan sebagainya.

2
Beberapa elemen yang
membentuk sebuah sistem
5. Batas (boundary)
adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan) yang
dapat menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem
6. Mekanisme Pengendalian (control mechanism) dan Umpan Balik
(feedback) Mekanisme pengendalian diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik.Umpan balik digunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses.Tujuannya adalah untuk
mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7. Lingkungan
Adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.
Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi.

Berdasarkan elemen pembentuknya, sistem adalah


sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan

3
PENDAHULUAN
2. Manajemen
Manajemen merupakan kunci dalam menjalankan suatu organisasi.
Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan proses pengelolaan seperti:
Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau
pengawasan
Manage mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan,
memimpin

Manajemen secara etimologis : seni melaksanakan dan mengatur.


Manajemen juga sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses
mendapatkan tujuan organisasi dalam upaya bersama dengan sejumlah
orang atau sumber daya milik organisasi.

4
Pengertian Manajemen
• Mary Paker Follet
Manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
(seorang manajer bertugas dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi).

• Ricky W. Griffin
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pembimbingan/pendampingan (leading), dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (Goals) secara efektif (tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan) dan efisien (tugas yang akan dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal).

5
Pengertian Manajemen

• Lawrence A. Appley
Manajemen merupakan keahlian untuk menggerakkan
orang agar melakukan sesuatu.

• George R. Terry
Manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan & pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Manajemen
Manajemen memiliki minimal 4 ciri, yaitu:
1. Ada tujuan yang hendak dicapai
2. Ada pemimpin (atasan)
3. Ada yang dipimpin (bawahan)
4. Ada kerja sama

Prinsip-Prinsip manajemen:
1. Pembagian kerja
2. Pemberian kewenangan & tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Kesatuan arah

6
PENDAHULUAN
3. MUTU

Gambar siklus PDCA

7
MUTU
Ada 8 dimensi mutu:
1. Kinerja (performance) suatu produk
2. Fitur (Feature) atau aspek sekunder dari suatu produk
3. Reliabilitas (reliability) atau probabilitas produk untuk menjalankan
fungsinya
4. Kesesuaian (conformance) suatu produk dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya
5. Umur (durability) pakai suatu produk
6. Kemudahan perbaikan (serviceability) dan pemeliharaan suatu produk
untuk meningkatkan performanya atau penanganan masalah yang
muncul selama pemakaian
7. Estetika (aesthetic) sebagai daya tarik suatu produk
8. Mutu yang dipersepsikan (perceived quality) pelanggan terhadap
reputasi suatu produk

8
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
persepsi pelanggan tentang mutu
Sebelum membeli Saat Membeli Sesudah Membeli
Produk Produk Produk
 Image/citra dan  Spesifikasi kinerja  Kemudahan instalasi
nama merk produk  Komentar dari dan penggunaan
 Opini dari teman penjual produk  Penanganan
 Reputasi toko atau  Kondisi atau perbaikan,
tempat penjualan persyaratan jaminan pengaduan, jaminan
 Publikasi hasil  Kebijaksanaan  Efektifitas pelayanan
pengujian produk perbaikan dan purna jual
 Harga untuk kinerja pelayanan  Kendala produk
yang diiklankan  Program-program  Kinerja komparatif
pendukung
 Harga untuk kinerja
yang ditetapkan

9
Sistem Manajemen Mutu
• Sistem Manajemen Mutu (SMM) merupakan
sistem yang bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan & memungkinkan
perbaikan yang berkelanjutan.
• Hal ini diterapkan agar organisasi dalam
menjaga kualitas mutu dari jasa atau barang
yang dihasilkan.

10
PERKEMBANGAN ISO 9001

SNI ISO 9001:2015 memberikan penekanan pada:


1. Pendekatan pada integrasi dengan sistem manajemen lain
2. Peningkatan mutu secara berkelanjutan
3. Lebih ditekankan pada peran top manajemen
4. Pengenalan pada risiko dan peluang yang terjadi

11
PENGANTAR
• Di Indonesia, standar termutakhir terkait SMM adalah
SNI ISO 9001:2015 yang merupakan adopsi identik dari
ISO 9001:2015.
• Standar ini merupakan revisi dari terbitan sebelumnya
SNI ISO 9001:2008.
• Badan Standardisasi Nasional (BSN) selaku penerbit
dari standar rujukan ISO 9001:2015 melakukan kaji
ulang terhadap standarnya setiap 5 tahun dan dilakukan
revisi apabila diperlukan.
• Hal ini untuk memastikan standar tersebut selalu
bermanfaat bagi penggunanya.

12
Evolusi standar ISO 9001
series

13
Tujuh Prinsip Manajemen Mutu
sesuai dengan SNI ISO 9001:2015)

14
Prinsip 1
Fokus pada pelanggan
Pernyataan:
• Fokus dari sistem manajemen mutu adalah memenuhi persyaratan
pelanggan dan berusaha untuk melebihi harapan/ekspektasi dari
pelanggan.

Alasan:
• Kesuksesan yang berkelanjutan dapat dicapai apabila organisasi
mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggannya dan pihak
lain yang berkepentingan dengan organisasi.
• Setiap aspek dari interaksi pelanggan memberikan kesempatan untuk
menciptakan nilai lebih bagi pelanggan.
• Memahami kebutuhan saat ini dan masa depan dari pelanggan dan pihak
berkepentingan lainnya akan memberikan kontribusi untuk kesuksesan
yang berkelanjutan dari sebuah organisasi.

15
Prinsip 2
Kepemimpinan
Pernyataan:
• Para pemimpin di semua tingkatan:
– menetapkan kesatuan tujuan dan arah
– menciptakan kondisi dimana setiap orang terlibat dalam mencapai sasaran
mutu organisasi

Alasan:
Penciptaan kesatuan tujuan, arah dan keterlibatan setiap orang di dalam
organisasi memungkinkan suatu organisasi untuk menyelaraskan strategi,
kebijakan, proses dan sumber daya untuk mencapai tujuannya.

16
Prinsip 3
Pelibatan Orang
Pernyataan:
• Hal yang penting bagi organisasi untuk dapat memberdayakan dan
melibatkan semua orang yang kompeten, dalam memberikan
manfaat/nilai bagi organisasinya.

Alasan:
• Untuk mengelola sebuah organisasi secara efektif dan efisien,
melibatkan seluruh orang pada semua tingkatan dan
menghormatinya sebagai individu merupakan hal yang penting.
• Pengakuan, pemberdayaan dan peningkatan keterampilan dan
pengetahuan dapat memfasilitasi keterlibatan orang dalam mencapai
tujuan organisasi.

17
Prinsip 4
Pendekatan Proses
Pernyataan:
• Hasil yang konsisten dan dapat diperkirakan tercapai lebih efektif dan
efisien apabila aktifitas dipahami dan dikelola sebagai sebuah proses
yang saling berkaitan yang berfungsi sebagai sistem yang koheren.

Alasan:
• Sistem manajemen mutu terdiri dari proses yang saling berkaitan.
• Memahami bagaimana hasil yang diproduksi oleh sistem ini, termasuk
semua yang proses, sumber daya, kendali dan interaksinya,
memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan kinerjanya.

18
Prinsip 5
Peningkatan
Pernyataan:
• Organisasi yang sukses memiliki fokus pada perbaikan yang
berkelanjutan

Alasan:
Perbaikan sangat penting bagi suatu organisasi untuk:
– Mempertahankan tingkat kinerjanya saat ini
– Menanggapi setiap perubahan kondisi internal dan eksternal yang
terjadi
– Menciptakan peluang baru.

19
Prinsip 6
Keputusan yang dibuat berdasarkan
Pernyataan:
bukti
• Keputusan yang didasarkan pada hasil analisis dan evaluasi dari data
Dan informasi, lebih memungkinkan untuk menghasilkan hasil yang
diinginkan.
Alasan:
• Pengambilan keputusan bisa menjadi proses yang:
– kompleks, dan selalu melibatkan beberapa ketidakpastian.
–melibatkan beberapa jenis dan sumber asupan, serta interpretasinya yang
dapat bersifat subjektif.
•Penting untuk memahami hubungan sebab dan akibat serta potensi
konsekuensi yang tidak diinginkan dalam pengambilan keputusan
• Fakta, bukti dan analisis data menyebabkan objektivitas yang lebih besar
dan kepercayaan diri dalam membuat keputusan

20
Prinsip 7
Manajemen Relasi
Pernyataan:
• Untuk sukses yang berkelanjutan, organisasi perlu mengelola
hubungannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti para
pemasok.
Alasan:
• Pihak berkepentingan mempengaruhi kinerja organisasi;
• Keberhasilan berkelanjutan mungkin dicapai ketika sebuah
organisasi mengelola hubungan dengan pihak yang
berkepentingan untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap
kinerja perusahaan;
• Pengelolaan hubungan dengan pemasok dan jaringan mitra
sering untuk kepentingan-kepentingan khusus

21
Latar Belakang Perubahan
• Para pengguna standar menuntut adanya format umum dan bahasa yang
selaras dengan standar sistem manajemen lainnya untuk memudahkan
dalam pengembangan, penerapan dan pemeliharaan.
• Saat ini ada berbagai standar sistem manajemen yang digunakan dalam
dunia usaha/industri: 1. SNI ISO 9001 2. SNI ISO 14001 3. SNI ISO 45001
4. SNI ISO 27001 5. SNI ISO 37001, dst.
• Pengguna standar SNI ISO 9001 menginginkan standar yang lebih efektif
dan sesuai untuk semua jenis dan ukuran organisasi, produk dan jasa.
• Hasil kajian formal Komite Teknis memutuskan untuk merevisi standar SNI
ISO 9001:2008
• Memperluas cakupan penerapan SNI ISO 9001 di beberapa jenis
organisasi, seperti perusahaan nirlaba, perusahaan virtual.
• Mulai tahun 2012, seluruh standar sistem manajemen harus menggunakan
kerangka umum sesuai dengan dokumen ISO/IEC2012 Annex SL Lampiran 3
Struktur tingkat tinggi, teks utama yang identik, istilah umum dan definisi
utama.
(Amanah dari Dewan Teknikal ISO)

22
SNI ISO 9001:2015
1.
Apa
6. Siapakah itu?
2.
yang dapat
Bagaimana
menerapkan
struktur?
standar ini
SNI ISO
9001:201
5 3. Apa
5. Apa perbedaan
manfaat dengan SNI
dari …? 4. ISO
Bagaimana 9001:2008
SMM
berdasarkan
..?

23
SNI ISO 9001:2015

8. 9.
Mengapa Bagaimana
SNI ISO
kita perlu cara
9001:2015
sertifikasi sertifikasi
… …?

24
Apa itu SNI ISO 9001:2015
• SNI ISO 9001:2015 dengan judul Sistem Manajemen Mutu –
Persyaratan, merupakan adopsi identik dari ISO 9001:2015,
Quality management system – Requirements, dengan
metode terjemahan dua Bahasa (bilingual).
• Standar ini disusun oleh Komite Teknis 03-02, Sistem
Manajemen Mutu.
• Standar ini merevisi SNI ISO 9001:2008, Sistem Manajemen
Mutu – Persyaratan
• SNI ISO 9001:2015 merupakan standar yang menetapkan
persyaratan Sistem Manajemen Mutu, yang dapat
membantu organisasi dan perusahaan untuk lebih efisien
dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

25
Apa Perbedaan
dengan SNI ISO 9001:2008?
• SNI ISO 9001:2015 mengikuti struktur yang sama
dengan standar system manajemen ISO lainnya
(High – Level Structure) untuk memudahkan
pengguna menerapkan beberapa standar sistem
manajemen secara bersaman.
• Fokus pada pemikiran berbasis risiko (risk-based
thinking).

26
PERBEDAAN

SNI ISO 9001:2008 SNI ISO


9001:2015
• Produk • Produk & jasa
• Pengecualian • Tidak digunakan
• Wakil manajemen • Tidak digunakan
• Dokumentasi, panduan mutu, • Informasi terdokumentasi
prosedur terdokumentasi, • Lingkungan untuk operasi proses
rekaman • Pemantauan & pengukuran
• Lingkungan kerja sumber daya
• Pemantauan & • Produk & jasa yang disediakan
pengukuran peralatan secara eksternal
• Produk yang dibeli • Penyedia eksternal
• Pemasok

27
Bagaimana struktur SNI
ISO 9001:2015?

28
Bagaimana struktur SNI
ISO 9001:2015?
SNI ISO 9001: 2015 disusun dalam sejumlah klausul, dimana
masing- masing klausul dikhususkan untuk aspek – aspek
yang berbeda pada sistem manajemen mutu
• Klausul 0 – 3 pendahuluan & ruang lingkup standar
• Klausul 4 konteks organisasi
• Klausul 5 kepemimpinan
• Klausul 6 perencanaan
• Klausul 7 dukungan
• Klausul 8 operasi
• Klausul 9 evaluasi kinerja
• Klausul 10 peningkatan

29
Stuktur Tingkat Tinggi
(pada berbagai standar yang diterbitkan
oleh ISO)

30
Struktur Tingkat
Tinggi

31
Struktur Tingkat Tinggi

32
SNI ISO 9001:2015
Klasifikasi
struktur
Lampiran A
(informatif)
Terminologi dan
konsep baru
Standar ini juga
dilengkapi dengan:
Standar lain dari
manajemen mutu
Lampiran B
(informatif)
Sistem manajemen
yang dikembangkan
oleh ISO/TC 176

33
Bagaimana Sistem
Manajemen Mutu
berdasarkan SNI ISO
9001:2015?

34
Bagaimana Sistem Manajemen Mutu
berdasarkan SNI ISO 9001:2015?
• SNI ISO 9001: 2015 menerapkan pendekatan proses, yang
menggabungkan siklus “Rencana – Lakukan – Periksa – Tindaki “
(PDCA) dan “pemikiran berbasis risiko”.
• Pendekatan proses membantu organisasi untuk merencanakan
proses dan interaksinya.
• Siklus PDCA membantu organisasi untuk memastikan bahwa
proses yang dikelola dengan sumber daya yang memadai, dan
peluang untuk peningkatan agar ditentukan dan dilaksanakan.
• Pemikiran berbasis risiko membantu organisasi untuk
menentukan faktor yang dapat menyebabkan proses dan
sistem manajemen mutunya menyimpang dari hasil yang
direncanakan, menempatkan pengendalian pencegahan untuk
mengurangi dampak negative dan memaksimalkan
penggunaan peluang yang timbul.

35
SNI ISO 9001:2015
1. Ruang Lingkup
2. Acuan Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Konteks Organisasi
4.1. Memahami organisasi dan konteksnya
4.2. Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan
4.3. Menentukan lingkup sistem manajemen mutu
4.4. Sistem manajemen mutu dan prosesnya
5. Kepemimpinan
5.1. Kepemimpinan dan komitmen
5.2. Kebijakan
5.3. Peran, tanggung jawab dan wewenang organisasi
6. Perencanaan
6.1. Tindakan ditujukan pada peluang dan risiko
6.2. Sasaran mutu dan perencanaan untuk mencapai sasaran
6.3. Perubahan perencanaan

36
SNI ISO 9001:2015
7. Dukungan
9. Evaluasi Kinerja
7.1. Sumber daya 9.1. Pemantauan, pengukuran, analisis
7.2. Kompetensi dan evaluasi
7.3. Kepedulian 9.2. Audit internal
7.4. Komunikasi 9.3. Tinjauan manajemen
7.5. Informasi terdokumentasi 10. Peningkatan
8. Operasi 10.1. Umum
8.1. Perencanaan dan pengendalian 10.2. Ketidaksesuaian dan
operasi tindakan korektif
10.3. Peningkatan berkelanjutan
8.2. Persyaratan produk dan jasa
8.3. Desain dan pengembangan
produk dan jasa
8.4. Pengendalian proses, produk dan
jasa yang disediakan eksternal
8.5. Produksi dan penyediaan jasa

37
Perubahan Klausul SNI ISO 9001: 2008
ke SNI ISO 9001:2015

38
Perubahan Klausul SNI ISO 9001: 2008
ke SNI ISO 9001:2015

39
Perubahan Klausul SNI ISO 9001: 2008
ke SNI ISO 9001:2015

40
Perubahan Klausul SNI ISO 9001:
2008 ke SNI ISO 9001:2015

41
Perubahan Klausul SNI ISO 9001: 2008
ke SNI ISO 9001:2015

42
Keuntungan lain dari
menerapkan versi terbaru SNI
ISO 9001:2015 adalah …

43
Keuntungan lain dari menerapkan
versi terbaru SNI ISO 9001:2015
adalah …
• Memberikan penekanan yang lebih besar pada keterlibatan
kepemimpinan.
• Membantu mengatasi risiko dan peluang organisasi
secara terstruktur
• Menggunakan Bahasa yang disederhanakan serta
struktur dan istilah yang umum, khususnya akan
membantu organisasi yang menerapkan beberapa
sistem manajemen.
• Menangani manajemen rantai pasok secara efektif
• Lebih mudah digunakan bagi organisasi berbasis layanan
dan pengetahuan
• Penyelarasan kebijakan & sasaran SMM dengan strategi
organisasi
44
Apakah manfaat dari
SNI ISO 9001:2015?
Menerapkan sistem manajemen mutu akan membantu ANDA:
Bekerja secara efisien
Menilai konteks organisasi
karena semua proses
secara keseluruhan untuk
akan sejalan & Memastikan ANDA
menetapkan siapa yang
dimengerti oleh semua memenuhi kebutuhan
terdampak dan apa yang
pihak dalam organisasi pelanggan & melebihi
diharapkan dari Organisasi
atau perusahaan. ekspektasi mereka
Anda. Hal ini membantu
Hal ini meningkaykan
ANDA menetapkan tujuan &
produktivitas &
mengidentifikasi peluang
efisiensi, serta
bisnis baru secara jelas
menurunkan biaya
Memenuhi internal
peraturan Memperluas pasar, Mengidentifikasi &
perundang- dikarenakan banyak sektor menangani risiko
undangan atau klien yang yang berhubungan
mempersyaratkan ISO 9001 dengan organisasi
sebelum menjalankan ANDA
hubungan bisnis

45
Siapakah yang dapat
menerapkan standar ini?
• SNI ISO 9001 dapat diterapkan oleh semua tipe, ukuran, dan sektor
organisasi.
• Salah satu kunci peningkatan pada revisi tahun 2015 adalah
mempermudah aplikasi & dapat diakses oleh semua jenis perusahaan.
• Perusaan kecil yang tidak memiliki staf khusus untuk menangani mutu tetap
dapat menerapkan standari ini.
• Bagaiamana cara menerapkan standar ini?
1. Tentukan tujuan anda. Mengapa anda ingin menerapkan standar ini.
2. Pastikan manajemen puncak terlibat dan semua mendukung inisiatif dan
tujuan tersebut.
3. Identifikasi proses kunci organisasi untuk mempertemukan tujuan
anda & kebutuhan pelanggan. Pastikan anda memahami persyaratan
dari pelanggan pada setiap proses & memastikan hal tersebut
tercapai.

Hal ini akan membentuk dasar system manajemen mutu ANDA 46


Bagi organisasi yang telah menerapkan SNI ISO
9001:2008 dan ingin menerapkan SNI ISO 9001:2015,
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pelajari dokumen SNI ISO terbitan terbaru. Pada lampiran SNI,
terdapat matriks korelasi antara klausul pada terbitan 2008 dan 2015.
2. Lakukan gap analysis untuk melihat penerapan standar sebelumnya
dengan persyaratan standar terbaru.
3. Susun rencana implementasi.
4. Berikan pelatihan & peningkatan awareness bagi semua pihak terkait
yang memiliki dampak bagi efektivitas organisasi.
5. Mutakhirkan sistem manajemen mutu sesuai dengan standar terbaru.
6. Bila organisasi anda sudah mendapatkan sertifikat SNI ISO
9001:2008, hubungi Lembaga Sertifikasi untuk melakukan
penyesuaian dengan standar tertentu.

47
Manfaat Teknis dari Penerapan
SNI ISO 9001:2015

• Dokumentasi Mutu yang lebih baik


• Pengendalian Mutu Secara Sistematik
• Koordinasi yang lebih baik
• Deteksi Awal Ketidaksesuaian
• Menghemat biaya
• Konsisten Mutu yang lebih baik
• Kepercayaan pelanggan bertambah
• Disiplin dalam perencanaan mutu bertambah
• Lebih banyak kesempatan untuk peningkatan

48
Mengapa kita perlu
sertifikasi SNI ISO 9001:2015?
• Sertifikasi merupakan rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang
berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa barang, jasa,
sistem, proses, atau personal telah memenuhi Standar dan/atau
regulasi.
• Dengan dilakukannya sertifikasi, hal ini menunjukkan kepada
stakeholders bahwa organisasi anda telah menerapkan standar SNI
ISO 9001:2015 dengan baik.

Bagaimana cara sertifikasi SNI ISO


9001:2015?
• Sertifikasi SNI ISO 9001:2015 dapat dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (LSSM) yang telah terakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

49
Masa Transisi

• International Accreditation Forum (IAF) telah menetapkan masa


transisi ISO 9001:2015 kepada badan akreditasi dan Lembaga
sertifikasi selama 3 tahun, yang akan berakhir tanggal 15 September
2018.
• Sertifikasi yang dilakukan menggunakan ISO 9001:2018 tidak valid
setelah 3 tahun sejak standar ISO 9001:2015 dipublikasikan.

50
Pendekatan
Proses

51
Skematik representasi elemen dari
proses tunggal

52
Representasi struktur standar ISO
9001 dalam siklus PDCA

53
Pendekatan PDCA
PLAN 1. Menetapkan tujuan dari sistem dan proses
4. Konteks 2.Sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan
Organisasi hasil sesuai dengan persyaratan pelanggan dan
6. Perencanaan kebijakan organisasi
7. Dukungan 3.Mengidentifikasi dan mengatasi risiko dan peluang
DO Menerapkan apa yang telah direncanakan
8. Operasi
CHECK Memonitor dan (jika ada) proses mengukur
9. Evaluasi produk/jasa terhadap kebijakan, tujuan,
Kinerja persyaratan dan kegiatan yang direncanakan serta
melaporkan hasil
ACT Mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan
10. Peningkatan kinerja

54
Organisasi
• Konsisten memenuhi persyaratan
• Menangani kebutuhan masa depan
• Harapan
• Merupakan tantangan
• Lingkungan yang semakin dinamis dan kompleks

55
56
4.1 Memahami Organisasi dan
konteksnya
Tujuan:
Mempunyai pemahaman yang baik terhadap isu-isu yang berasal dari luar
dan dari dalam organisasi baik negatif maupun positif yang relevan dengan
tujuan dan arahan strategis organisasi serta mempengaruhi kemampuan
organiasi untuk mencapai tujuan-tujuan dari sistem manajemen mutunya.
• Persyaratannya adalah menetapkan, memantau dan mengkaji ulang
informasi yang berkaitan dengan isu dari luar dan dalam organisasi
tersebut dengan memahami arahan strategi organisasi terlebih dahulu.
• Adalah tanggung jawab organisasi unuk memutuskan arahan strategi dan
bukan eksternal auditor.

57
4.1 Memahami Organisasi
dan konteksnya
Informasi mengenai isu
internal dan eksternal dapat
diperoleh melalui berbagai
sumber:
– Dokumen dan pertemuan
internal
–Tekanan dari dalam negeri
maupun internasional
– Website
–Publikasi dari kantor
pemerintah maupun kantor
statistik nasional
–Publikasi teknikal maupun
profesional
–Konferensi maupun
pertemuan dengan agen
lokal maupun negara,
ataupun asosiasi

58
4.1 Memahami Organisasi
dan konteksnya
• Contoh isu internal:
– Kinerja menyeluruh dari organisasi termasuk hasil keuangan
– Faktor sumber daya termasuk infrastruktur, lingkungan untuk
mengoperasikan proses, pengetahuan organisasi
– Aspek manusia seperti kompetensi orang, budaya organisasi,
hubungan dengan serikat
– Faktor operasional seperti kapabilitas proses, produksi atau
pengiriman, kinerja SMM, evaluasi pelanggan
– Faktor yang berkaitan dengan pengelolaan organisasi seperti
aturan dan prosedur untuk pengambilan keputusan atau struktur
organisasi

59
4.1 Memahami Organisasi dan
konteksnya
Contoh isu eksternal:
– Faktor makro ekonomi seperti prediksi nilai tukar mata uang, situasi
ekonomik, perkiraan inflasi, ketersediaan kredit
– Faktor sosial seperti tingkat pengangguran lokal, keamanan, tingkat
pendidikan, libur nasional dan hari kerja
– Faktor politik, seperti stabilitas politik, investasi publik, infrastruktur
lokal, kesepakatan perdagangan internasional
– Faktor teknologi seperti teknologi di sektor baru, peralatan dan material,
masa kadaluarsa paten, kode etik profesional
– Persaingan, termasuk pangsa pasar organisasi, produk atau jasa yang mirip
atau substitusi, kecenderungan pada market leader, kecenderungan
pertumbuhan pelanggan, stabilitas pasar
– Faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti regulasi serikat dagang,
persyaratan hukum dan perundangan, termasuk kode dan peraturan
lingkungan

60
4.2 Memahami Kebutuhan dan
Harapan Pihak yang Berkepentingan
 Tujuan:
–Memastikan bahwa organisasi mempertimbangkan semua
persyaratan yang relevan dari pihak berkepentingan dan tidak terbatas
hanya pelanggan dan pengguna akhir
– Fokus hanya pada pihak berkepentingan yang relevan pada penerapan
SMM
 Organisasi harus menetapkan pihak berkepentingan yang
relevan dan persyaratannya yang relevan
 Dalam banyak kasus, kebutuhan dan harapan pelanggan paling
penting, tetapi pihak terkait lain dapat mencakup regulator, pemasok
bahkan sosial secara menyeluruh terutama jika implikasi lingkungan
berkaitan dengan realisasi atau penggunaan produk
 Selalu ingat bahwa fokus SNI ISO 9001 adalah pemenuhan persyaratan
pelanggan dan peraturan serta peningkatan sistem
 Organisasi yang harus memutuskan siapa saja yang termasuk dalam
pihak yang berkepentingan

61
4.2 Memahami Kebutuhan dan
Harapan Pihak yang Berkepentingan

62
4.3 Menentukan lingkup
sistem manajemen mutu
Tujuan: Memastikan bahwa ketika ruang lingkup ditetapkan telah
mencantumkan:
 Isu terkait konteks organisasi
 Persyaratan yang relevan dari pihak terkait
 Produk dan jasa dari organisasi (terkait dengan 2 hal di atas) sehingga
aplikasi dari setiap persyaratan dapat di evaluasi secara tepat
Lingkup sistem manajemen mutu harus:
 Menyatakan jenis produk dan jasa yang dicakup
 Pembenaran dari persyaratan yang tidak diterapkan/diaplikasikan
 Pembenaran tersebut harus sudah memperhitungkan bahwa persyaratan
yang tidak diaplikasi tidak mempengaruhi kemampuan organisasi untuk
mencapai kesesuaian produk dan jasa.
* Dalam menetapkan ruang lingkup produk dan jasa organisasi
yang akan menerapkan SMM sebaiknya mempertimbangkan isu:
– Infrastruktur dan isu terkait konteks organisasi
– Persyaratan yang relevan dari pihak terkait
– Produk dan jasa dari organisasi tanpa terlalu luas atau sempit
dan sehingga aplikasi dari setiap persyaratan dapat di evaluasi
secara tepat 63
4.4 SMM dan Prosesnya
4.4.1 Organisasi harus:
 Menetapkan, menerapkan, memelihara, meningkatkan, proses &
interaksi yang diperlukan.
 Menentukan proses dan ...
 Menentukan masukan – proses – keluaran
 Menentukan urutan proses/interaksi
 Menentukan dan menerapkan kriteria, metode, monitoring,
pengukuran, indikator kinerja untuk operasi dan pengendalian
proses yang efektif.
 Menetapkan dan menyediakan sumber
 Menetapkan tanggung jawab dan wewenang proses
 Mengatasi risiko/peluang
 Evaluasi proses dan mengimplementasikan perubahan yang
dibutuhkan
 Meningkatkan proses dan SMM

64
4.4 SMM dan Prosesnya

65
5. Kepemimpinan
5.1. Kepemimpinan dan Komitmen
1. Umum
Manajemen puncak harus
memperlihatkan kepemimpinan dan
komitmen terhadap sistem manajemen
mutu dengan:

66
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
5.1.2 Fokus pada 5.2
Kebijakan
pelanggan

67
5.3 Peran, tanggung jawab,
dan wewenang organisasi
• Pimpinan puncak harus menetapkan tangggungjawab dan wewenang bagi
fungsi- fungsi yang relevan untuk:

68
6.1 PERENCANAAN

69
Pemikiran berbasis risiko
• Pendahuluan – penjelasan mengenai konsep pemikiran berbasis risiko
• Klausul 4 – organisasi dipersyaratkan untuk menetapkan proses SMM dan
menetapkan risiko serta peluang pada proses tersebut
• Klausul 5 – pimpinan puncak dipersyaratkan untuk
– Menggalakkan kepedulian pemikiran berbasis risiko
– Menetapkan risiko dan peluang yang mempengaruhi kesesuaian
produk/jasa
• Klausul 6 – organisasi dipersyaratkan untuk mengidentifikasi risiko dan peluang
terkait kinerja SMM dan mengambil tindakan untuk mengatasinya
• Klausul 7 – organisasi dipersyaratkan untuk menetapkan dan menyediakan
sumber daya
• Klausul 8 – organisasi dipersyaratkan untuk mengelola proses operasional
• Klausul 9 – organisasi dipersyaratkan untuk memantau, mengukur, menganalisa
dan mengevaluasi keefektifan tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
• Klausul 10 – organisasi dipersyaratkan untuk mengkoreksi, mencegah dan
mengurangi efek yang tidak diinginkan dan meningkatkan SMM serta
memperbaharui risiko dan peluang
• Catatan: risiko secara implisit dicantumkan pada klausul 7 dan 8

70
Mengapa menggunakan pemikiran
berbasis risiko?
• Meningkatkan/memperbaiki pengelolaan
• Menetapkan budaya peningkatan yang proaktif
• Membantu kesesuaian
• Memastikan konsistensi mutu produk dan jasa
• Meningkatkan keyakinan dan kepuasan pelanggan

71
Pemikiran berbasis risiko
• Contoh Analisis Dampak

72
Pemikiran berbasis risiko

73
6.2 Sasaran mutu dan
perencanaan untuk
6.2.1 Sasaran mutu harus:
– konsisten dengan kebijakan mutu; mencapai sasaran
– dapat diukur;
– mempertimbangkan persyaratan yang berlaku;
–relevan untuk kesesuaian produk dan jasa dan untuk peningkatan
kepuasan pelanggan;
– dalam bentuk informasi yang terdokumentasi
– dapat dipantau, dikomunikasikan, dimutakhirkan seperlunya
3. Perencanaan Perubahan
Mengapa perubahan perlu direncanakan dan dikelola?
– Agar sasaran perubahan dapat tercapai
– Meminimasi konflik dari pihak-pihak yang tidak menginginkan
perubahan
–Mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari
perubahan Pertimbangan pada saat melakukan
perubahan:
– tujuan dari perubahan dan potensi konsekuensinya;
– keutuhan sistem manajemen mutu;
– ketersediaan sumber daya; 74
6.3 Perencanaan Perubahan

75
6.3 Perencanaan Perubahan

76
7. Dukungan
7.1.5 Pemantauan
7.1 Sumber Daya
dan Pengukuran
Sumber daya

Harus menentukan
dan menyediakan
sumber daya yang
diperlukan untuk
memastikan
keabsahan dan
kehandalan hasil
pemantauan
dan pengukuran
untuk memverifikasi

77
7. Dukungan
7.2 Kompetensi
Organisasi harus:
* Menentukan kompetensi bagi
mereka yang “mempengaruhi
kinerja dan efektivitas SMM”
*Memastikan orang ini
kompeten (pendidikan,
pelatihan, pengalaman)
*Mengambil tindakan untuk
memperoleh kompetensi
yang diperlukan, dan
mengevaluasi keefektifan
7.3 Kepedulian dari tindakan yang diambil
Orang yang melakukan pekerjaan dibawah
kendali organisasi harus peduli terhadap:
a)Kebijakan mutu c) Kontribusinya terhadap keefektifan SMM
b)Sasaran mutu yang d)Pengaruh bila tidak mentaati persyaratan
relevan SMM
78
7. Dukungan
7.4 Komunikasi
7.5 Informasi terdokumentasi
8. Operasi
8.1. Perencanaan dan pengendalian operasi
8.2. Persyaratan untuk produk dan jasa
8.3. Desain dan pengembangan produk dan jasa
8.4. Pengendalian proses, produk dan jasa yang disediakan eksternal
8.5. Produksi dan penyediaan jasa
8.6. Pelepasan produk dan jasa
8.7. Pengendalian keluaran tidak sesuai

79
9. Evaluasi
Kinerjaanalisis, dan evaluasi
9.1 Pemantauan, pengukuran,
9.1.1 Umum 9.1.2 Kepuasan Pelanggan
Organisasi harus menentukan :
 Harus memantau persepsi
pelanggan pada tingkatan
 Apa yang diperlukan untuk
dimana kebutuhan dan harapan
memantau dan mengukur
telah dipenuhi
 Metode untuk pemantauan,
 Harus menentukan metode
pengukuran, analisis & evaluasi,
untuk memperoleh,
yang diperlukan untuk
memantau, dan meninjau
memastikan keabsahan hasil
informasi ini
 Kapan pemantauan &
pengukuran harus dilakukan
 Kapan hasil pemantauan &
pengukuran harus
dianalisis & dievaluasi

80
9. Evaluasi Kinerja
9.1.3 Analisis dan Evaluasi 9.2 Internal Audit
Untuk memberikan
informasi
tentang apakah SMM:
 Sesuai dengan
persyaratan organisasi
sendiri & juga
persyaratan standar
internasional ini
 Secara efektif
diimplementasikan
& dipelihara
 Auditor internal harus
diberikan pelatihan
mengenai SNI ISO
9001:2015 &
bagaimana
melaksanakan audit
untuk standar tersebut
berbasis risiko dan 81
9. Evaluasi Kinerja
Organisasi harus:
 Merencanakan, menetapkan, menerapkan, dan memelihara program
audit termasuk frekuensi, metode, tanggung jawab, persyaratan
perencanaan dan pelaporan, harus dipertimbangkan pentingnya proses
tersebut, perubahan yang berpengaruh, hasil audit terdahulu.
 Menentukan lingkup dan kriteria audit
 Memilih auditor dan melaksanakan audit untuk memastikan objektifitas dan
tidak memihak
 Memastikan hasil audit dilaporkan pada manajemen
 Melakukan koreksi dan tindakan korektif
 Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti penerapan program
dan hasil audit

82
9. Evaluasi Kinerja
9.3 Tinjauan Masukan tinjauan
Manajemen manajemen
Tinjauan manajemen harus
direncanakan & dilaksanakan
dengan mempertimbangkan:
a.Status tindakan dari
tinjauan manajemen
terdahulu
b. Perubahan masalah internal &
Informasi pada kinerja & keefektifan eksternal yang relevan
SMM, termasuk kecenderungan c.Informasi pada kinerja
dalam: & keefektifan SMM.
1. Kepuasan pelanggan & umpan balik d. Sumber daya yang mencukupi
2. Sejauh mana sasaran mutu telah dipenuhi e. Keefektifan tindakan yang diambil
3. Kinerja proses dan kesesuaian produk dan ditujukan pada risiko dan peluang
jasa f. Peluang peningkatan
4. Ketidaksesuaian dan tindakan korektif
5. Pemantauan dan pengukuran hasil
6. Hasil audit
83
7. Kinerja penyedia eksternal
9. Evaluasi Kinerja
Keluaran tinjauan manajemen

Meliputi keputusan dan tindakan terkait dengan:


a. Peluang peningkatan berkelanjutan
b. Keperluan perubahan apapun terhadap SMM
c. Kebutuhan sumber daya

84
10. Peningkatan
Ketidaksesuaian dan tindakan korektif

Peningkatan berkelanjutan
 Organisasi harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan
SMM secara berkelanjutan.
 Organisasi harus mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi,
keluaran dari tinjauan manajemen, untuk memastikan kinerja yang
kurang atau peluang yang harus ditangani sebagai bagian dari
peningkatan berkelanjutan.

85
Reference
• Elearning.bsn.go.id
• Pengantar Standardisasi
• Sistem manajemen Mutu SNI ISO 9001
• Pengendalian Mutu Statistik
• Wawancara dari Studi Kasus Dari
Berbagai Perusahaan

86

Anda mungkin juga menyukai