Anda di halaman 1dari 18

MODUL III

QUALITY MANAGEMENT

OLEH
NAMA :
STAMBUK :
KELOMPOK :

LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU


DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2021
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana memahami dan menerapkan konsep quality management
dalam peningkatan kualitas produk ?
b. Bagaimana menganalisis kualitas produk menggunakan metode-metode
quality management ?
c. Bagaimana memahami dan menerapkan konsep cost of quality ?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan dapat memahami konsep quality management
b. Praktikan dapat memahami metode-metode pengendalian kualitas yang
digunakan
c. Praktikan dapat mengetahui tools yang digunakan dalam quality control
d. Praktikan dapat mengetahui kategori biaya kualitas
e. Praktikan dapat menginterpretasikan dan membandingkan hasil analisis
biaya kualitas
1.4 Batasan Masalah
Pada praktikum kali ini data yang digunakan adalah dilakukan di
Laboratorium Statistik dan Pengendalian Kualitas Program Studi Teknik
Industri. Data yang akan diolah oleh praktikan adalah data primer dari
sebuah industri yang akan diolah menggunakan metode Six Sigma dan data
sekunder (data historis) yang dijalankan sesuai dengan arahan dari asisten
laboratorium.

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Kualitas
Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam suatu pasar
semakin banyak dan beragam akibat persaingan pasar. Para produsen
meningkatkan daya saing untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta
memberikan kepuasan kepada pelanggan secara maksimal. Cara dalam
meningkatkan daya saing ialah dengan meningkatkan kualitas baik kualitas
produk maupun kualitas jasa.
2.1.1 Definisi Kualitas
Untuk dapat bertahan dan eksis di pasar, maka perusahaan
dituntut untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan pasar. Pasar memiliki peran yang sangat penting bagi
perusahaan. Karena bagaimanapun baiknya kualitas suatu produk,
jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar maka produk
tersebut tidak akan laku di pasar dan produkksi akan sia-sia. Oleh
karena itu, dibutuhkan manajemen kualitas agar perusahaan dapat
memaksimalkan dan mempertahankan kulitas produknya. Berikut
beberapa pengertian kulitas menurut para ahli:
a. Menurut Edward Deming, kualitas adalah kesesuaian dengan
kebutuhan pasar atau konsumen (Nasution, 2005).
b. Menurut Philip B. Crosby, kualitas adalah “Conformance of
Requirement”, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau
distandarkan (Nasution, 2005).
c. Menurut Hardjosoedarmo, kualitas adalah suatu hal yang
unik, dinamis, berbeda-beda tergantung pada pihak yang
menilainya. Pihak-pihak tersebut adalah produsen sebagai
penghasil produk dan jasa, dan konsumen sebagai pengguna
produk dan jasa tersebut (Hardjosoedarmo, 1996)
Jadi, berdasarkan pengertian kualitas menurut para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu ukuran kesesuaian dengan

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

pasar dan standar yang ditetapkan yang bersifat dinamis serta


berbeda-beda tergantung pihak yang menilainya.
2.1.2 Dimensi kualitas
Kualitas produk (product quality) adalah salah satu sarana
positioning utama pemasar. Kualitas produk memiliki pengaruh
secara langsung terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas jasa adalah
sejauh mana jasa memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Salah satu
pendekatan kualitas jasa adalah model SERQUALL (servicee
quality). Singkat kata, kualitas jasa didefinisikan sebagai seberapa
jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan
yang mereka terima. Kualitas suatu produk baik berupa barang
maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi dimensinya.
a. Dimensi produk
Berikut adalah dimensi-dimensi produk menurut Garvin:
1) Kinerja (Performance)
Kinerja mengacu pada karakteristik operasi produk untuk
menentukantingkat efisiensipencapaian tujuan utama
sebuah produk sesuai standar yang telah ditetapkan. Kinerja
yang lebih baik identik dengan kualitas yang lebih baik
pula.
2) Fitur (Feature)
Fitur merupakan ciri atau atribut yang diberikan kepada
produk untuk membedakannya dengan produk lain, selain
itu juga untuk melengkapi kinerja dasar suatu produk.
Sehingga mampu menimbulkan kesan positif pada
konsumen.
3) Keandalan (Reliability)
Keandalan merupakan wujud konsistensi produk untuk
tetap berfungsi secara konsisten sesuai usia desainnya. Hal
ini juga dapat dibuktikan dengan kemampuan untuk
meminimalisir kegagalan dan tingkat kerusakan dalam

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

proses produksi, sehingga dapat memberikan kepercayaan


pada kosumen terhadap produk tersebut.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to
Specifications)
Kesesuaian dengan spesifikasi mengacu pada sejauh mana
desain dan operasi karakteristik suatu produk dapat
memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5) Daya Tahan (Durability)
Daya tahan mengacu pada ukuran hidup produk atau
seberapa lama produk tersebut dapat digunakan. Berkaitan
dengan tingkat kemampuan produk untuk mentolerir
tekanan, stres, atau trauma tanpa mengalami kerusakan
yang berarti.
6) Kemampuan Pelayanan (Serviceability)
Kemempuan pelayanan mengacu pada kecepatan,
kesopanan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan
pemeliharaan, serta penanganan keluhan suatu produk
secara mudah dan baik.
7) Estetika (Aesthetic)
Estetika merupakansuatuunsur daya tarik produk terhadap
panca indera, yang meliputi berbagai penampilan seperti
keindahan, corak, dan juga daya tarik.
8) Persepsi Mutu (Perceived Quality)
Persepsi mutu merupakan suatu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya
karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau
fitur produk yang akan dibeli, maka mereka akan
mempersepsikan kualitasnya dari aspek-aspek seperti
harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, dan lain
sebagainya.
(Tjiptono Fandi, 2012)

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

b. Dimensi Jasa
Berikut adalah dimensi-dimensi jasa menurut Parasuraman:
1) Kehandalan (Reliability),
Kehandalan merupakan kemampuan untuk memberikan
pelayanan secara tepat dan kemampuan untuk dipercaya,
terutama memberikan pelayanan secara tepat waktu tanpa
melakukan kesalahan sedikitpun.
2) Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap yaitu sikap para karyawan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan konsumen.
Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alasan
yang jelas akan menimbulkan kesan negatif, kecuali apabila
kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi
sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang
menyenangkan.
3) Jaminan (Assurance)
Jaminan meliputi kemampuan, keramahan, kesopanan,
pengetahuan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak
personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguan
konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan risiko.
4) Empati (Empathy)
Empati meliputi sikap personel maupun perusahaan untuk
merasakan atau memahami kebutuhan maupun kesulitan
konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi,
kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan.
5) Produk fisik (Tangibless)
Tangibless yaitu tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan
dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan harus
ada dalam proses jasa.
(Jasfar, 2005)

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas


Berikut adalah faktor-faktor khusus yang mempengaruhi
kualitas:
a. Pasar atau tingkat persaingan
Persaingan sering menjadi faktor penentu dalam menetapkan
tingkat kualitas output suatu perusahaan. Makin tinggi tingkat
persaingan, maka makin memberikan pengaruh pada perusahaan
untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
b. Tujuan organisasi (organizational objectives)
Melihat tujuan dari perusahaan, apakah untuk menghasilkan
volume output tinggi, arang yang berharga rendah, atau
menghasilkan barang yang berharga mahal.
c. Testing produk (product testing)
Testing yang kurang memadai terhadap produk yang dihasilkan
dapat menyebabkan kegagalan dalam mengungkapkan yang
terdapat pada produk
d. Desain produk (product design)
Cara mendesain produk pada awalnya dapat menentukan
kualitas produk yang dihasilkan.
e. Proses produksi (production process)
Prosedur untuk memproduksi dapat menentukan kualitas produk
itu sendiri.
f. Kualitas input (quality of inputs)
Jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar, tenaga
kerja tidak terlatih, atau perlengkapan yang digunakan tidak
tepat, akan berakibat pada kualitas produk yang dihasilkan.
g. Perawatan peralatan (equipment maintenance)
Bila perlengkapan tidak dirawat secara tepat atau suku cadang
tidak tersedia, maka kualitas produk akan kurang dari
semestinya.
h. Standar kualitas (quality standard)

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Jika perhatian terhadap kualitas dalam organisasi tidak tampak,


tidak ada testing maupun inspeksi, maka output yang berkualitas
tinggi sulit dicapai.
i. Umpan balik konsumen (customer feedback)
Jika perusahaan kurang sensitif terhadap keluhan-keluhan
konsumen, kualitas tidak akan meningkat secara signifikan.
(Yamit, 1998).

2.2 Manajemen Kualitas


Pada perkembangan dunia industri, kualitas mulai diperhatikan dan
menjadikan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pengendalian
produksi. Pengawasan kualitas sangat diutamakan oleh perusahaan untuk
mempertahankan pasar atau menambah pasar perusahaan. pengendalian
kualitas adalah kegiatan-kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan
dalam hal mutu atau standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan kata
lain pengendalian mutu adalah usaha mempentahankan mutu/kualitas dan
barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Pengendalian
kualitas menentukan ukuran, cara dan persyaratan fungsional lain suatu
produk dan merupakan manajemen untuk memperbaiki kualitas produk,
mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan
yang rusak. Dengan adanya pengawasan kualitas maka perusahaan atau
produsen berusaha untuk selalu memperbaiki kualitas dengan biaya rendah
yang sama/tetap bahkan untuk mencapai kualitas yang tetap dengan biaya
rendah.
2.2.1 Quality control
a. Definisi
Menurut Sofyan Assauri pengendalian dan pengawasan adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi
dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang


diharapkan dapat tercapai (Hayu Kartika, 2013).
b. Tujuan
Tujuan pokok pengendalian kualitas adalah, untuk mengetahui
sampai sejauh mana proses dan hasi produk atau jasa yang
dibuat sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Adapun tujuan pengendalian kualitas secara umum sebagai
berikut :
1) Produk akhir mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar
mutu atau kualitas yang telah ditetapkan.
2) Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses
produksi dapat berjalan secara efisien.
3) Prinsip pengendalian kualitas merupakan upaya untuk
mencapai dan meningkatkan proses dilakukan secara terus-
menerus untuk dianalisis agar menghasilkan informasi yang
dapat digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan
proses, sehingga proses tersebut memiliki kemampuan
(kapabilitas) untuk memenuhi spesifikasi produk yang
diinginkan oleh pelanggan
(Heizer & Render 2013).
2.2.2 Quality assurance
a. Definisi
Quality assurance (penjaminan kualitas) adalah seluruh rencana
dan tindakan sistematis yang penting untuk menyediakan
kepercayaan yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan
tertentu dari kualitas. Kebutuhan tersebut merupakan refleksi
dari kebutuhan pelanggan. Penjaminan mutu biasanya
membutuhkan evaluasi terus menerus dan biasanya digunakan
sebagai alat bagi manajemen (Elliot, 1993).
b. Tujuan
Berikut adalah tujuan penjaminan kualitas:

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

1) Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus


dan berkesinambungan melalui praktik yang terbaik dan
mau mengadakan inovasi.
2) Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang
atau fasilitas atau bantuan lain dari lembaga yang kuat dan
dapat dipercaya.
3) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran
dan waktu secara konsisten, dan apabila mungkin,
membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar
pesaing.
4) Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak
dikehendaki
(Yorke, 1997).
2.2.3 Total quality management
a. Definisi
Total quality management adalah sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi (Yamit, 2004).
b. Tujuan
Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu
pekerjaan.Memperbaiki produktivitas dan efisiensi. TQM
sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai
berhasil mankala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih
baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang
ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih banyak
jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efisien yang bisa diartikan
lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil dari pada
outputnya (Margono, 1994).

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Objek dan Waktu Praktikum


a. Objek Praktikum
Pada praktikum ini, yang menjadi objek praktikum yaitu produk pakaian
yang mengalami kecacatan pada UMKM Ardys Bordir.
b. Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada 17 Februari 2021
3.2 Metode Pengumpulan Data
a. Observasi 
Metode pengumpulan data yang diperlukan dengan dengan melakukan
pengamatan secara langsung.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah pengumpulan data yang didapat dengan
berinteraksi secara langsung dengan pihak-pihak yang
berkesinambungan dalam penelitian ini.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan memanfaatkan dokumen (bahan dan
gambar-gambar penting). Adapun dokumen yang dimaksud yaitu berupa
data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Alat dan Bahan Praktikum
a. Observation sheet, berfungsi sebagai tempat untuk mencatat data yang
sudah diukur.
b. Alat tulis berupa bolpoin ataupun sejenisnya.
c. Kamera ataupun media yang bisa dijadikan sebagai alat dokumentasi.
d. Laptop dengan program aplikasi pengolah data statistik (Ms. Excel,
SPSS, Minitab, dll).
3.4 Prosedur Praktikum
a. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
pengambilan data historis dan dokumentasi.

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

b. Melakukan analisa data menggunakan Six Sigma yang dilengkapi


dengan seven tools.
c. Melakukan pengklasifikasian kategori biaya kualitas.
d. Menarik kesimpulan terhadap hasil analisa.

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB V

PEMBAHASAN

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA

Elliot. 1993. Management of Quality in Computing Systems Education: ISO 9000


series Quality Standards Applied. Journal of System Management.
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra. 2012. Service, Quality Satisfaction.
Jogjakarta: Andi Offset.
Farida Jasfar, 2005. Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Hadi Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Hardjosoedarmo, S. 1996. Pengembangan Manajemen Mutu & Produktifitas.
Yogyakarta: Andi.
Heizer, Jay & Render, Barry. 2013. Operations Management-Manajemen
Operasi. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management,
Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor.
Yafle, Achmad dkk. 2016. “Pengaruh Kualitas Produksi dan Kualitas Jasa
terhadap Kepuasan Pelanggan”. Vol. 35; No. 2.
Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAMPIRAN

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)
LABORATORIUM STATISTIK DAN MANAJEMEN MUTU
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

QUALITY MANAGEMENT
NAMA/NIM (KELOMPOK)

Anda mungkin juga menyukai