TINJAUAN PUSTAKA
dengan
apa
yang
diinginkan
konsumen
(kepuasan
hasilnya dapat
Menurut
Juran
(Hunt,
1993)
kualitas
produk
adalah
penggunaan
suatu
produk
adalah
apabila
Kecocokan
mengurangi
ketidakpuasan
pelanggan,
meningkatkan
utilisasi
kapasitas
produksi
serta
Dengan
perubahan
kualitas
produk
tersebut,
tidak
ada
definisi
mengenai
kualitas
yang
mencakup
harapan pelanggan.
usaha
memenuhi
atau
melebihi
10
kualitas
yang
terhadap
dilakukan
produk
terhadap
jadi
barang
yaitu
hasil
11
produksi
untuk
menjamin
supaya
produk
jadi
tidak
Metode
tersebut
digunakan
untuk
mengetahui
berdasarkan
perbedaan
antara
kinerja
dan
tujuan,
Fungsi pengendalian mengandung makna pelaksanaan,
pengukuran
dan
pola
tindakan
kolektif
yang
meyakinkan
12
c. Komunikasi
hasil
pengukuran
terhadap
individu
atau
dimensi
kualitas
yang
dapat
digunakan
untuk
Sebagai
misal;
performansi
dari
produk
TV
produk
mobil
adalah
akselerasi,
kecepatan,
13
minuman
atau
makanan
gratis
dalam
kali
terdapat
karakteristik
kesulitan
performansi
dengan
untuk
memisahkan
features.
Biasanya
ciri-ciri
atau
keistimewaan
tambahan
atau
pelengkap.
3. Keandalan (realiability), berkaitan dengan kemungkinan
suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode
waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian,
keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan
kemungkinan
tingkat
keberhasilan
dalam penggunaan
(conformance),
produk
berkaitan
terhadap
dengan
spesifikasi
yang
tingkat
telah
14
terhadap
kebutuhan
(conformance
to
0,01 inchi.
pelayanan
(service
ability),
merupakan
15
sehingga
berkaitan
karena
memiliki
persepsi
bahwa
produk-produk
16
karakteristik
yang
digunakan
oleh
para
pelanggan
dalam
langsung
(tangibels),
meliputi
fasilitas
fisik,
membantu
para
pelanggan
dan
memberikan
17
menghilangkan
ketidakpastian
pencapaian
tujuan
Motorola
sejak
tahun
1986,
yang
merupakan
bisnis.
pemahaman
Six
yang
sigma
kuat
secara
terhadap
unik
dikendalikan
kebutuhan
oleh
pelanggan,
18
statistik
dan
perhatian
yang
cermat
untuk
mengelola,
unutk
mencapai
kepuasan
untuk
mencapai
atau
potensinya
sebenarnya
sudah
sangat
kecil
19
produk. Atau dengan kata lain enam sigma adalah tingkat yang
setara dengan variasi proses sejumlah setengah dari yang
ditoleransi oleh setiap desain dan dalam waktu yang sama
memberi kesempatan agar rata-rata produksi bergeser sebanyak
1,5 defiasi standar dari target.
informasi
mengenai
kinerja
dan
memberi
sebuah
(nonconformance),
cacat
adalah
(defect)
atau
kekeliruan
atau
ketidak
cocokan
kesalahan
yang
20
produk
tersebut.
Selain
itu,
cara
ini
sulit
jumlah
peluang
kesalahan
yang
amat
berbeda,
contoh,
diasumsikan
sebuah
perusahaan
kesalahan
adalah
jumlah
rata-rata
tas
per
21
pelanggan dikalikan dengan jumlah pelanggan. Jika jumlah ratarata tas per pelanggan adalah 1,6 dan perbandingan tersebut
mencatat tas hilang untuk 8000 penumpang dalam satu bulan,
maka terdapat
kesalahan dan,
kemungkinan
kemungkinan
gagal
dapat
diartikan
memenuhi
sebagai
tuntutan
pelanggan
setiap
dari
pemberangkatan.
Metode
kepuasan
ini
menyediakan
alat
pelanggan.
Metrik
seperti
dpmo,
22
Six
Sigma
menggunakan
alat
statistik
untuk
bertujuan untuk menyatukan pendapat dari tim dan sponsor mengenai proyek
yang akan dilakukan, baik itu ruang lingkup, tujuan, biaya dan target dari
proyek yang akan dilakukan. Langkah ini juga mendefinisikan rencana
tindakan yang harus dilakukan untuk melakukan peningkatan dari setiap tahap
proses bisnis kunci. Define merupakan langkah operasional pertama dalam
proyek six sigma, yang meliputi : (gazpersz, 2002:31)
1. Pendefinisian kriteria pemilihan proyek six sigma, dimana pemilihan
proyek terbaik adalah berdasarkan identifikasi proyek yang terbaik
sepadan dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan organisasi.
2. Pendefinisian peran orang-orang yang terlibat dalam proyek six sigma
sesuai dengan pekerjaannya.
3. Pendefinisian kebutuhan pelanggan dalam proyek six sigma berdasarkan
kriteria pemilihan proyek six sigma dimana proses transformasi
pengetahuan dan metodologi six sigma melalui sistem pelatihan yang
terstruktur dan sistematik untuk kelompok orang yang terlibat dalam
program six sigma.
23
4. Pendefinisian proses kunci beserta pelanggan dari proyek six sigma yang
dilakukan sebelum mengetahui model proses SIPOC (supplier input
proses output customer ). SIPOC adalah alat yang berguna dan paling
banyak digunakan dalam manajemen dan penigkatan proses.
5. Pendefinisian kebutuhan spesifik dari pelanggan yang terlibat dalam
proyek six sigma.
6. Pendefinisian pernyataan tujuan proyek six sigma, dimana pernyataan
tujuan proyek yang harus ditetapkan untuk setiap proyek six sigma terpilih
adalah benar apabila mengikuti prinsip SMART, yaitu Spesifik,
Measureble, Achievable, Reasult oriented, Time bound.
7. Daftar periksa pada tahap define (D) untuk memudahkan sekaligus
menyaksikan kita telah menyelesaikan tahap DEFINE (D)
B. Measure (mengukur)
Measure merupakan tindakan logis terhadap langkah define dan merupakan
sebuah jembatan untuk langkah berikutnya.
Tahap Measure bertujuan untuk mengatahui proses yang sedang terjadi,
mengumpulkan data mengenai kecepatan proses, kualitas dan biaya yang akan
digunakan untuk mengetahui penyebab masalah yang sebenarnya. Menurut Pande
dan Holpp (2003:48) langkah measure mempunyai dua sasaran utama yaitu:
1. Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkualifikasikan
masalah dan peluang. Baisanya ini merupakan informasi kritis untuk
memperbaiki dan melengkapi anggaran dasar proyek yang pertama
2. Memulai menyentuh fakta dan angka angka yang memberikan
petunjuk tentang akar masalah.
24
Pada tahap kedua dalam tahap operasional program peningkatan kualitas six
sigma terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan, yaitu: (Gaspersz, 2002:72)
1. Memilih atau menentukan karakteristik kualitas ( Critical to Quality)
kunci.
Penetapan Critical to Quality kunci harus disertai dengan
pengukuran yang dapat di kuantifikasikan dalam angka angka. Hal ini
bertujuan agar tidak menimbulkan persepsi dan interpretasi yang dapat
saja salah bagi setiap orang dalam proyek six sigma dan menimbulkan
kesulitan dalam pengukuran karakteristik kualitas keandalan. Dalam
mengukur karakteristik kualitas, perlu diperhatikan aspek internal (tingkat
kecacatan produk, baiaya biaya karena kualitas jelek dan lain lain).
2. Mengembangkan rencana pengumpulan data
Pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tingkat,
yaitu :
a. Pengukuran pada tingkat proses (procesa level)
Mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik
kualitas input yang diserahkan oleh pemasok (supplier) yang
mengendalikan dan mempengaruhi karakteristik kualitas output yang
diinginkan.
b. Pengukuran pada tingkat output (output level)
Adalah pengukuran karakteristik kualitas output yang dihasilkan dari
suatu proses dibandingkan terhadap spesifikasi karakteristik kualitas
yang diinginkan.
c. Pengukuran pada tingkat outcome ( out come level )
25
untuk
menghasilkan
suatu
produk
(barang
atau
jasa),
26
27
setiap karakteristik kualitas (CTQ) kunci itu dan target kinerja harus
dicapai pada batas waktu yang telah ditetapkan (tepat waktu).
3. Mengidentifikasi sumber-seumber dan akar penyebab masalah kualitas
untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan sumber penyebab
masalah kualitas, digunakan alat analisis diagram sebab akibat atau
diagram tulang ikan. Diagram ini membentuk cara-cara membuat produkproduk yang lebih baik dan mencapai akibatnya (hasilnya).
D. Improve (memperbaiki)
Pada langkah ini diterapkan suatu rencana tindakan untuk melaksanakan
peningkatan kualitas six sigma. Setelah sumber-sumber dan akar penyebab
masalah kualitas terdentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan
untuk melakukan peningkatan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas
dan alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut. Yang
perlu diperhatikan dalam menetapkan suatu rencana tindakan untuk melakukan
peningkatan kualitas siz sigma : (Gaspersz, 2002:282)
1. Dilakuakn setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas
teridentifikasi
28
4. Time
proyek
dapat
menggunakan
metode
pendekatan
dengan
29
yang dapat
30
31
Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses
selama siklus hidipuya.
Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari
suatu potential failure mode.
32
Rating
1
2
Keterangan
Negligble severity. Kita tidak perlu memikirkan bahwa akibat ini
akan berdampak pada kinerja produk. Pengguna akhir mungkin
tidak akan memperhatikan kecacatan ini
4
5
6
7
8
9
10
Rating
1
Keterangan
Sangat jarang terjadi (remote, failure is unlikely)
2-3
4-6
7-8
9-10
33
Rating
1
2-3
4-6
7-8
9-10
Keterangan
Kemungkinan cacat terdeteksi lebih awal sangat tinggi (very high)
Kemungkinan cacat terdeteksi lebih awal tinggi ( high)
Kemungkinan cacat terdeteksi lebih awal rendah (low)
Kemungkinan cacat terdeteksi lebih awal sangat rendah (very low)
Cacat tidak dapat terdeteksi lebih awal (absolute certainly of non
detection)
Anda harus
menunjukan angka 9 atau 10, karena dampaknya akan sangat serius, dan
berpotensi menghasilkan kerugian yang sangat besar. Severity rating x occurrence
rating menghasilkan angka yang tinggi tidak ada aturan khusus, lakukan
judgement sendiri berdasarkan analisa RPN.
34
a. Executive Leaders
Pimpinan puncak prusahaan yang komit untuk mewujudkan
six sigma, memulai dan memasyarakatkannya diseluruh
bagian,
divisi,
departemen
dan
cabang-cabang
perusahaan.
b. Champions
Yaitu orang-orang yang menentukan keberhasilan atau
kegagalan
proyek
six
sigma.
Mereka
merupakan
dikatakan
pelaksanaan
kalangan
champions
proyek,
direktur
para
dan
menyatau
dengan
anggotanya
manajer,
proses
berasal
bertanggung
dari
jawab
35
meliputi
memilih
mengidentifikasi
sasaran
yang
calon-calon
wilayah
anggota
kerja
dikehendaki,
proyek,
menjamin
black
belts,
menegaskan
terlaksanannya
kemampuannya
kepada
penyempurnaan
proses.
Orang-orang
yang
memimpin
proyek
perbaikan
masalah,
penyebab
kinerja perusahaan.
Dilatih
untuk
menemukan
beserta penyelesaiannya.
36
Menunjukan
faktor-faktor
menimbulkan
masalah
potensial
yang
produktivitas
serta
profitibilitas.
Cakap memimpin.
e. Green Belts
Adalah orang-orang yang membantu black belts di wilayah
fungsionalnya.
secara
paruh
Pada
umumnya
waktu
di
green
bidang
belts
yang
bertugas:
terbatas;
data,
dan
melaksanakan
percobaan-
37
pengukuran
kualitas
adalah
sistem
secara
38
komitmen
secara
menyeluruh
untuk
pengukuran
seharusnya
dapat
dan
peningkatan
dipecah-pecah
atau
langkah
karakteristik
atau
input
aktivitas
yang
dalam
diserahkan
proses
oleh
dan
pemasok
39
output
yang
dihasilkan
dibandingkan
40
jam
peatihan
kualitas
per
karyawan
efisiensi
dan
penurunan
pemborosan
menunjukan penyebab
41
batas-batas
tersebut
maka
dipastikan
proses
tidak
terkendali.
Peta kontrol diperlukan sebagai alat pengendali kualitas
yang paling penting dalam mengendalikan proses produksi.
Sehingga dengan peta kontrol yang ada, data baru dapat dengan
cepat dibandingkan dengan hasil kerja proses yang pernah
terjadi. Untuk melihat sejauh mana proses produksi berada
dalam
pengendalian.
Dengan
demikian
apabila
terjadi
Nilai
digambarkan
dari
karakteristik
sepanjang
sumbu
kualitas
Y,
yang
sedangkan
dimonitor,
sumbu
42
produktivitas.
Suatu
program
grafik
ulang
yang
merupakan
pembunuh
dari
unit
yang
buruk
kemudian
daripada
pengendali
proses
yang
efektif,
anda
43
Apabila
operator
proses
menyesuaikan
proses
berlebihan
melakukan
sampai
gangguan
penyesuaian-penyesuaian
dasar
yang
dan
tidak
pengendali
memberikan
informasi
diagnostik.
pengendali
kemampuan
proses.
memberikan
Grafik
informasi
pengendali
tentang
memberikan
proses
yang
akan
dibuat.
Informasi
ini
44
pareto
chart
dapat
digambarkan
dengan
45
Contoh
pareto
chart
berikut
menunjukan
jumlah
5
4
3
2
1
0
Gambar 2.1
Pareto Chart Penyebab Terjadinya Kecelakaan
chart
dapat
membantu
untuk
memusatkan
korektif
berdasarkan
prioritas,
kita
dapat
46
nama
Prof.
Kaoru
Ishikawa
dari
Jepang
yang
menemukan
penyebab-penyebab
suatu
masalah,
dengan
menggunakan
brainstorming
untuk
47
teknik
brainstorming
atau
membentuk
diagram
dengan
perntanyaan
mengenai
dengan
menempatkannya
pada
cabang
setiap
penyebab
mungkin,
yang
sesuai.
5) Untuk
yang
tanyakan
48
dapatkan
penyebab
kesepakatan
tersebut.
melalui
Selanjutnya,
konsensus
fokuskan
dengan
cara
mengembangkan
dan
efektif
karena
telah
menghilangkan
akar
49
timbulnya
efek
diidentifikasikannya
yang
dikehendaki
sebab-sebab
costumer.
tersebut,
maka
Dengan
tindakan
2.6.
(2004)
menjelaskan
dalam
penelitiannya
bahwa
untuk
mengetahui kualitas suatu produk tekstil harus ditinjau dari 2 aspek, yaitu
aspekfisika maupun kimia. Aspek fisika ditinjau melalaui pengujian pengujian
yang meliputi: pengujian kekuatan tarik kain, kekuatan sobek kain dan mengkeret
50
kain. Sedangkan dari aspek kimia ditinjau melalui pengujian misalnya daya
serapkain dan ketahanan luntur warna kain. Pada pencelupan zat warna reaktif,
untuk mendapatkan nilai ketahanan luntur warna yangcukup baik, harus
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencelupan. Faktor faktor
tersebut antara lain: konsentrasi Na2SO4,konsentrasi Na2CO3, temperatur proses
dan waktu fiksasi. Perkembangan teknologi pewarnaan tekstil, khususnya
teknologi pencelupan, akhir akhir ini telah mengalami peningkatan yang pesat.
Teknologi tersebut diantaranya dalam hal permesinan, pereaksi pereaksi
pendukung, sistem dan cara proses dan proses persiapan bahan bakunya.
Peningkatan teknologi pencelupan dilakukan guna menjawab tuntutan para
konsumen, Tuntutan tersebut menyangkut kualitas produk hasil pencelupan baik
yang bersifat fisika maupun kimia. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan,
rata rata belum diketahui mengenai nilai optimal dari faktor yang mempengaruhi
proses pencelupan zat warna reaktif dalam hal ketahanan luntur
warna terhadap pencucian. Penelitian yang akan dilakukan, yaitu merancang
dengan mengintegrasikan beberapa faktor yang mempengaruhi proses pencelupan
zat warna reaktif. Pengintegrasian faktor faktor diharapkan akanmengetahui
nilai optimalnya sehingga akan mendapatkan nilai ketahanan luntur warna
terhadap pencucian yang lebih baik.Berdasarkan uraian diatas , penelitian
optimasi ketahanan luntur warna pada pencucian adalah untukmengetahui :
Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perubahan
warna danpenodaan warna pada pengujian ketahanan luntur warna terhadap
pencucian dan bagaimana kombinasi level faktor optimal untuk mendapatkan
nilaiketahanan luntur warna terhadap pencucian.
51
2.7.
Kualitas Benang
Kekuatan benang dalam pengertian ini adalah kekuatan tarik benang
sampai putus. Pada SII 0097-75 kekuatan tarik per helai, yaitu didefinisikan
sebagai besarnya gaya yang dibutuhkan untuk memutuskan satu helai benang
dalam bentuk lurus , dinyatakan dalam satuan gram. Kualitas untuk benang
campuran Polyester dengan Cotton Ne145 sesuai dengan SNI 08-0034-2004
adalah :
Tabel 2.4 Kualitas benang P/C Ne145S
Nomor Benang
tex
Ne1
Tenacity
minimum
cN/tex U%
13,1
45
22,0
2.8
12,0
Ketidakrataan
maksimum
CV%
Thin
-50%
15,0
15
Imperfection
maksimum
Thick
Neps
+ 50% +
200%
100
170
Penelitian Terdahulu
52
53
54
55
pihak perusahaan yaitu pengawasan atau kontrol yang lebih ketat di segala
bidang.
E. Penerapan Metodologi Six Sigma DMAIC di Lingkungan Transaksional.
Oleh Jiju Antony, Anmol Singh Bhuller, Kepa Mendibil dan Douglas C.
Montgomery. Vol. 29 No. 1, 2012.
Komunikasi dan Informasi Manajemen (CIM) adalah penting
untuk setiap organisasi dan efektivitas CIM dapat mengakibatkan
peningkatan signifikan fi kan ke baris bawah dan kepuasan pelanggan.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelidiki dan merampingkan
komunikasi dan sistem informasi dalam suatu "Layanan dukungan
infrastruktur" perusahaan menggunakan Six Sigma metodologi. Desain /
metodologi / pendekatan - Penelitian ini melibatkan pendekatan triangulasi
studi kasus dan penggunaan instrumen survei untuk fi nd solusi untuk
masalah ini. Temuan - Makalah ini menyoroti keprihatinan yang signifikan
berkaitan dengan CIM di semua unit usaha kelompok. Efektivitas sistem
CIM hadir untuk seluruh kelompok di bawah rata-rata industri yang
berkaitan dengan akurasi dan ketepatan waktu CIM, mengakibatkan
defisiensi sistem pelaporan manajemen tidak e. Beroperasi di pelaporan
waktu yang sangat kompetitif dan terikat waktu lingkungan, benar dan
nyata adalah yang terpenting. Alasan utama untuk ketidakefektifan CIM di
kelompok dapat dikaitkan dengan dua faktor utama; pengelolaan data dan
sistem komunikasi yang digunakan. Makalah ini juga menggambarkan
apresiasi penggunaan Six Sigma dalam lingkungan transaksional.
56
Orisinalitas / nilai - Penelitian ini adalah aplikasi baru dari metodologi Six
Sigma dalam komunikasi dan sistem informasi manajemen.