I. Pengertian Mutu :
Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi
ekspektasi pelanggan & bisa dikatakan sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan.
Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau hal-hal yang sering
disebut sebagai dimensi mutu.
Oleh karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi
ekspektasi pelanggan.
Definisi lain yang diungkapkan oleh Juran dan Gryna adalah fitness for use (kepuasan
guna). Bagi konsumen mutu berarti kemudahan dalam memperoleh barang , keamanan
dan kenyamanan dalam mempergunakan serta dapat memenuhi selera (Juran and Gyrna,
1980: 1-2).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah kesesuaian
serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang ditetapkan berdasarkan
syarat, kebutuhan, dan keinginan pelanggan.
A. Dimensi Mutu
Ada tiga jenis mutu yang diakui menurut Leviene Ramsey dan Berenson (Atkinson,et
al.,1995: 48):
1. Quality of design (mutu rancangan)
Mutu rancangan merupakan sebuah fungsi dari berbagai spesifikasi produk. Mutu
rancangan berbeda-beda antara produk yang satu dengan yang lain.
2. Quality of conformance (mutu kesesuaian)
Supriono hanya mengakui dua dari tiga jenis mutu yang diungkapkan oleh Leviene Ramsey
dan Berenson, dua jenis mutu yang diakui oleh Supriono(2002: 377), yakni :
A. Pengertian Harga :
Harga (price) juga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang ditagihkan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar para pelanggan untuk
memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produkatau jasa.
B. Pengertian Keuntungan :
Menurut Soemarso (2010), laba atau keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas
beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari pendapatan,
selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik
(berkala).
Sementara itu, Suwardjono (2008) berpendapat bahwa keuntungan merupakanimbalan
atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
Senada dengan dua pengertian di atas, Themin (2012) mendefinisikan laba atau
keuntungan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
(misalnya: kenaikan aset atau penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan
ekuitas.
Jika merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, laba atau keuntungan
dijabarkan sebagai selisih antara harga penjualan yang lebih besar jika dibandingkan
dengan harga pembelian atau biaya produksi. Keuntungan dapat diperoleh dengan
berbagai praktik, misalnya saja menjual barang denganharga yang lebih tinggi dari harga
pembeliannya, membungakan uang, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Artinya, keuntungan hanya dapat diperoleh apabila perusahaan melakukan penjualan
dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya pembuatan atau biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut.
D. Keunggulan Harga
Jika mutu produk relatif sama, harga yang lebih murah dapat menjadi senjata
memenangkan pertempuran dagang. Pemberian diskon, adanya hadiah, atau gratis biaya
antar barang merupakan contoh-contoh upaya memenangkan persaingan melalui strategi
keunggulan harga. Keunggulan harga biasanya akan sukses jika industri dijalankan pada
skala yang besarsehingga efisiensi dapat dijalankan untuk menekan tingginya biaya
produksi. Secara umum, harga produk menunjukkan hubungan rasional dengan mutu
produk tersebut.
Artinya, semakin mahal harga produk, semakin
tinggi pula mutu produk. Perbedaan harga dapat dipahami dengan mudah karena untuk
menghasilkan produk dengan mutu tinggi memerlukan biaya perancangan, biaya proses,
dan biaya pengendalian mutu yang tinggi pula.
Dapat disimpulkan oleh pengkaji bahwa hubungan “mutu dengan harga setara keuntungan”
adalah semakin baik mutu yang diberikan makan akan menghasilkan harga yang semakin
tinggi untuk konsumen dikarenakan biaya perancangan, biaya proses, dan biaya
pengendalian mutu yang tinggi pula.
Sesuai dengan definisi keuntungan yaitu keuntungan hanya dapat diperoleh apabila
perusahaan melakukan penjualan dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
biaya pembuatan atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut.
Maka dari itu upaya perusahaan untuk untuk memenangkan persaingan dapat dicapai
dengan keunggulan mutu atau keunggulan harga. Untuk segmen pasar tertentu (menengah
ke atas), mutu menjadi perhatian yang sangat penting sehingga perbedaan mutu yang
sedikit saja dapat memengaruhitingkat penjualan atau keuntungan yang cukup signifikan.
Namun, perlu diingat bahwa mutu adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan konsumen
(penggunaanoleh konsumen). Mengenali target konsumen dan keinginan
(kebutuhan)konsumen adalah hal yang mutlak dilakukan perusahaan sebelum
menghasilkan suatu produk atau jasa.
III. Metode Pengendalian Mutu
Hal ini dilakukan guna menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu.
Riset pasar adalah sebuah usaha mengumpulkan informasi mengenai target yang
akan dituju. Dari usaha ini seorang pelaku usaha dapat mengetahui jumlah yang
menjadi target dan mengenali karakternya dalam menggunakanlayanan tertentu.
Melalui riset pasar juga pelaku usaha dapat memperkirakan apakah produk yang akan
diluncurkan ke pasaran adalah sesuatu benar-benar yang dibutuhkan oleh konsumen
yang dituju. Selain itu pelaku usaha juga dapat menganalisis jumlah pesaing yang
akan ditemui saat bisnis dijalankan.
Salah satu kegagalan yang ditemui oleh pelaku usaha menurut analisis CB Insight
adalah kekurangan dana. Oleh karena itu memiliki sistem keuangan yang baik dan
berkelanjutan merupakan fondasi dalam menjalani wirausaha
Sistem keuangan yang baik dapat dimulai dengan pencatatan cashflow yang
terorganisasi dengan baik. Dengan sistem pencatatan yang teratur pelaku usaha
dapat mengevaluasi setiap penggunaan modal yang dikeluarkan apakah memiliki
output yang bagus atau lebih baik ditekan untuk pembelanjaan
selanjutnya.
Kerjasama tim yang buruk saat menjalani bisnis adalah salah satu alasan usaha yang
dijalankan tidak mencapai tujuan.
Maka dari itu membentuk tim yang solid untuk mulai berwirausaha merupakan hal
penting yang menunjang keberlangsungan bisnis. Sebuah usaha juga tidak harus
langsung mempunyai banyak karyawan.
Ada baiknya seorang perintis memulainya dari founder dan co-founder terlebihdahulu.
Founder dan co-founder merupakan fondasi dari sebuah bisnis sehingga hubungan
diantara keduanya haruslah sejalan secara visi dan misi.
Kemudian pada saat merekrut karyawan, pelaku usaha harus memaksimalkan seleksi
sehingga yang terpilih adalah kandidat yang dipercaya mampu memberikan kontribusi
yang berdampak bagi kelangsungan bisnis.
Dalam prosesnya libatkan karyawan dalam proses pelatihan dan workshop yang
menunjang pengembangan skill-nya sehingga dapat memberikan kontribusi.
4. Membuat Model Bisnis Yang Tepat
Model bisnis yang efektif dapat membantu suatu usaha untuk terhindar dari
kegagalan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan metode ( Profesor
Thomas R. Eisenmann).
Pada metode ini pelaku usaha dianjurkan untuk memfokuskan diri pada peluncuran
produk inti yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan tidak
menggelontorkan sumber daya untuk hal-hal yang sebenarnya belum perlu dilakukan
untuk bisnis yang sedang dijalani, model bisnis ini kemudian dikenalsebagai Minimum
Viable Product (MVP).
Metode ini seperti test-drive dalam melaksanakan aktivitas usaha, hal yang dapat
diambil pada metode ini adalah tanggapan dari konsumen.
1. Berpikir Positif
Poin ini sangat penting dan akan menjadi pondasi dari cara Anda menghadapi
sebuah kegagalan. Mindset positif harus tetap terjaga seberat dan sesulit apa pun
kegagalan yang dihadapi.
Dengan selalu berpikir positif, maka Anda akan punya kesempatan untukmenemukan
jalan keluar dari kendala yang datang.
Memang tidak ada yang menyenangkan dari sebuah kegagalan. Namun jika Anda
mengakui kegagalan sebagai buah dari kesalahan yang dilakukan sendiri, ini akan
lebih memudahkan Anda untuk mendapatkan solusi.
Dengan berpikir positif Anda akan terhindar dari upaya menyalahkan orang lainatau
kondisi yang terjadi.
Ketika Anda lebih memilih untuk menyalahkan orang lain, maka Anda akandidekati
rasa stress. Kondisi ini justru akan menghambat otak dalam
menemukan jalan lain untuk meraih sukses.
Dengan kondisi pikiran yang lebih jernih dan terbuka, coba cari akar masalah atau
penyebab utama dari kegagalan dari usaha yang Anda jalani. Cari dan temukan
sumber utama di lapisan terdalam, bukan hanya yang ada di lapisanterluar.
Pada umumnya, sumber kegagalan ini bisa berasal dari faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal seperti manajemen yang buruk atau tenaga kerja yang
kurang kompeten.
Sementara faktor eksternal bisa karena persaingan yang semakin ketat atau pihak
suplier yang tidak bisa konsisten mengirimkan pesanan.
Buat daftar dari hal-hal yang selama ini tidak berjalan dengan semestinya.Sehingga
Anda tahu dengan pasti apa saja yang harus ditingkatkan atau diperbaiki.
3. Lakukan Evaluasi
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi penyebab dari kegagalan usaha Anda,
maka kini saatnya untuk melakukan evaluasi.
Kenapa hal-hal tersebut bisa menyebabkan kegagalan? Adakah faktor lain yang
mendukung terjadinya kegagalan tersebut?
Buatlah skala prioritas dalam melakukan evaluasi. Lihat faktor-faktor apa sajayang
harus segera dilakukan evaluasi dan faktor mana yang mungkin bisa diundur
penyelesaiannya.
Skala prioritas ini akan lebih memudahkan Anda untuk melakukan tindakanyang
tepat terhadap permasalahan yang dihadapi.
Ingat, jangan pernah Anda coba melakukan evaluasi dalam kondisi pikiran
penuh. Tenangkan pikiran sebelum Anda mulai mengevaluasi. Menyelesaikan
masalah dalam kondisi pikiran penuh hanya akan memicu stres dan depresi.
Karena itu ada baiknya Anda menenangkan diri sejenak. Sehingga pikiran danhati
Anda lebih rileks dan siap menghadapi tantangan berikutnya dalam
menyelesaikan kegagalan.
Jadi, setelah melakukan evaluasi Anda akan tahu apakah usaha yang dijalanimasih
bisa dilanjutkan atau tidak. Kalau dinilai masih layak, segera lakukan perbaikan dan
pantau terus jangan sampai mengulang kesalahan yang sama.
Jika memang dinilai sudah tidak layak diteruskan, Anda bisa mencoba mencari
peruntungan baru dari usaha yang lain. Bukan mustahil, di usaha yang baru tersebut
kesuksesan akan Anda dapatkan.
Selalu bayangkan target ini setiap kali Anda menjalani usaha agar menjadi
penyemangat sekaligus penjaga agar Anda tidak melenceng dari jalan yangharus
ditempuh.
Karena, dalam banyak kasus kegagalan berwirausaha, rencana yang sudah disusun
sedemikian matang tidak bisa berjalan dengan baik karena fokus yang kurang dari
para pelaku usaha.
7. Kenali Potensi
Saat mulai menjalani rencana baru dari usaha Anda, selalu buka mata dantelinga
dari potensi-potensi baru yang muncul.
Baik itu potensi untuk mengembangkan usaha lebih besar, juga potensi gangguan
yang bisa membuat rencana Anda tak bisa berjalan dengan baik.
Mengenali potensi yang akan muncul menjadi cara yang tepat untuk
menghadapi kegagalan dalam berwirausaha. Sehingga Anda bisa melakukan
antisipasi lebih dini agar potensi negatif yang muncul tidak menjadi gangguanbesar
dari rencana Anda.
Untuk potensi positif yang Anda temui, jadikan hal ini sebagai sebuah jalanuntuk
melakukan inovasi.
Selama inovasi yang dilakukan bisa memberi dampak positif terhadap rencanayang
sudah dibuat, Anda bisa terus memasukkan beragam potensi positif
tersebut.
Penutup
Tidak ada orang sukses tanpa melalui kegagalan. Karena di balik setiapkesuksesan
pasti ada banyak kegagalan. Karena itu ketika menghadapi kegagalan dalam
berwirausaha, jangan langsung putus asa.
Jangan jadikan kegagalan sebagai sesuatu yang buruk dan membuat Anda putus harapan.
Habiskan semua jatah kegagalan Anda, maka kesuksesan akansegera hadir di depan mata.
Penutup
Tidak ada orang sukses tanpa melalui kegagalan. Karena di balik setiapkesuksesan
pasti ada banyak kegagalan. Karena itu ketika menghadapi kegagalan dalam
berwirausaha, jangan langsung putus asa.
Jangan jadikan kegagalan sebagai sesuatu yang buruk dan membuat Anda putus harapan.
Habiskan semua jatah kegagalan Anda, maka kesuksesan akansegera hadir di depan mata.
.