LANDASAN TEORI
dilakukan secara serius dengan tujuan agar tercapainya suatu nilai yang mampu
(1992), kualitas merupakan dua tingkatan definisi, yaitu kami terlibat dalam
3. Kebutuhan konsumen dan persyaratan berubah terus menerus, oleh karena itu
4. Harga suatu produk atau jasa merupakan bagian penting dari kualitas.
ditawarkan haruslah suatu produk yang benar-benar teruji dengan baik mengenai
kualitasnya sehingga bagi konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari produk
itu sendiri, karena konsumen akan lebih menyukai dan memilih produk yang
mempunyai kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang
9
10
produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui
pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-
dalam penggunaannya, desain yang baik, harga yang ekonomis, daya tahan dan
mengenali dimensi kualitas. Hal ini dibutuhkan agar produk yang dihasilkan
sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Adapun dimensi kualitas terdiri
dari:
konsumen.
tersebut.
dihasilkan harus sesuai dengan keinginan konsumen, oleh karena itu produk
beda tergantung dimana istilah kualitas tersebut digunakan. Kualitas tidak bisa
dipandang sebagai suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas produk semata-mata.
Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian tersebut, dimana kualitas tidak hanya
12
kualitas produk saja akan tetapi sangat kompleks karena melibatkan seluruh aspek
dalam organisasi serta di luar organisasi. Meskipun tidak ada definisi mengenai
kualitas yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi kualitas
menurut para ahli diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
perawatan dari suatu tingkat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan
perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus
tidak hanya kegiatan inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik
baku dari pihak marketing dan purchasing hingga bahan baku tersebut masuk ke
13
pabrik dan bahan baku itu diolah di pabrik yang akhirnya dikirim ke pelanggan.
Bahkan pengendalian kualitas juga dilakukan setelah adanya purna jual. Untuk
memenuhi semua kebutuhan ini tentunya perlu adanya berbagai macam tool yang
serta selesai dengan waktu yang telah diterapkan. Dengan demikian apabila
semacam ini sudah tidak lagi memperhatikan kualitas produknya (Ahyari, 2010).
bahwa produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan. Hal ini juga
mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, hingga
kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang
kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
dalam suatu sistem industri untuk meningkatkan kualitas produk guna memenuhi
perbaikan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan dengan standar
penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses produksi dapat diarahkan
seminimal mungkin dari apa yang direncanakan. Standar kualitas dari suatu
konsumen juga ikut berperan untuk menentukan kualitas dari produk, sehingga
yang lebih besar melalui prosedur kerja yang baik, pengurangan produk cacat,
gangguan proses dan tindakan pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu
banyak unit yang tidak sesuai dengan standar produksi. Faktor-faktor yang
menangani produk.
Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang
berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih dapat diartikan
Pengertian six sigma secara umum adalah sebuah proses bisnis yang dapat
dikaitkan dengan sebuah kinerja, yang di mana sebuah kinerja harus ditingkatkan
dalam sebuah perusahaan. Kinerja dapat ditingkatkan dengan cara mendesain dan
kecacatan, hal tersebut dilakukan demi mencapai sebuah kepuasan dari konsumen.
Six sigma memiliki artian yang sangat luas dan memiliki beberapa artian
dari beberapa sumber, yaitu strategi Six Sigma merupakan metode sistematis yang
pendekatan metode six sigma, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control.
atau kegagalan.
atau kegagalan.
perbaikan.
1. Define (D)
kualitas Six Sigma, pada tahapan ini ditentukan proporsi defect yang menjadi
2. Measure (M)
peningkatan kualitas Six Sigma. Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan
Peta kontrol dibuat untuk mengetahui apakah proses dalam batas kendali
perubahan proses dari waktu ke waktu. Control chart memiliki upper line
(garis atas) untuk upple control limit (batas kontrol tertinggi), lower line
(garis bawah) untuk lower control limit (batas kontrol terendah), dan
3. Analyze (A)
4. Improve (I)
5. Control (C)
sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas
Secara statistik, six sigma berarti proses kita tidak akan membuat barang
cacat lebih dari 3,4 setiap satu juta produk atau jasa yang diterima oleh pelanggan,
semakin sedikit cacat yang anda buat maka sigma levelnya akan semakin tinggi.
Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran (variasi) dari
rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma diterapkan untuk
yang baik bagi kualitas produk ataupun proses, sebab berkorelasi langsung dengan
cacat, biaya dan waktu yang terbuang, untuk dapat melihat lebih jelas tentang
salah satu alat Six Sigma yang digunakan oleh tim process improvement untuk
bersama-sama dengan kerangka kerja dari proses, yang disajikan dalam Supplier,
Input, Process, Output, Costumer. Nama SIPOC merupakan akronim dari lima
kunci, material, atau sumber daya lain kepada proses. Jika suatu proses terdiri
dari beberapa sub proses, maka sub proses sebelumnya dapat dianggap sebgai
2. Inputs adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada
proses.
4. Outputs adalah produk (barang atau jasa) dari suatu proses. Dalam industri
manufaktur ouputs dapat berupa barang setengah jadi maupun barang jadi
dari proses.
5. Customers adalah orang atau kelompok orang, atau sub proses yang menerima
outputs. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses
(2012) beberapa langkah yang dapat diambil untuk membuat diagram SIPOC:
2. Mulailah dengan variabel Process. Buat pemetaan proses hingga empat atau
lima langkah.
Adapun contoh Diagram SIPOC dapat dilihat pada Gambar 2.2. berikut.
efek dari kegagalan hal ini untuk membantu proses pemikiran yang digunakan
Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) merupakan teknik evaluasi tingkat
keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem
tersebut dimana fokus mencegah defect, peningkatan safety di area kerja serta
yang diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem. Secara umum,
Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) didefinisikan sebagai sebuah teknik
1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses
3. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem dan desain produk.
utama, yaitu :
1. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu
terjadi. Adapun Skala Penilaian Occurance dapat dilihat pada Tabel 2.3.
sebagai berikut.
25
dapat mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk
produksi. Adapun Skala Penilaian Detection dapat dilihat pada Tabel 2.4.
berikut.
Suatu karya desain tidaklah mudah untuk secara langsung ditransferkan ke proses
cetak. Ada beberapa tahapan yang harus dimengerti oleh seorang desainer grafis
dalam pengolahan karya desain. Untuk dapat membuat suatu desain produk
grafik, ada beberapa hal yang harus di mengerti, misalnya proses cetaknya, bahan
atau media cetaknya, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu sekali adanya
pemahaman tentang alur proses cetak bagi para desainer grafis (Sumadiria, 2006).
Pracetak atau koran meliputi semua langkah proses yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan materi desain, mulai dari persiapan area cetak, teks, original
image dan gambar grafis sampai kepada proses produksi untuk menghasilkan
obyek-obyek desain baik berbasis vektor maupun pixel, pembuatan film dan plat
Materi yang ada di koran, yang meliputi kegiatan desain grafis juga
merupakan titik awal yang sangat berguna untuk kegiatan desain, misalnya untuk
27
website atau presentasi yang menggunakan teks dan foto atau gambar. Oleh
karena itu proses desain dalam Pracetak disebut juga dengan “PRE-MEDIA”,
yang artinya proses persiapan teks dan gambar untuk berbagai macam media
publikasi. Pracetak dikenal juga dengan tahap persiapan. Unit ini bertugas
mengolah materi yang akan dicetak hingga menjadi acuan cetak dari mesin cetak.
Dalam pekerjaannya, bagian Pracetak ini berkaitan erat dengan peralatan seperti
komputer untuk mendukung proses desain dan layout, printer, scanner, kamera,
Menurut Sumadiria, (2006) secara garis besar, dalam ruang pra cetak,
seperti misalnya huruf dan teks, garis-garis, bidang, gambar, foto atau image
dan sebagainya. Layout dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh
penyusunan dan pembetulan kembali dapat dicegah. Dengan kata lain, layout
adalah proses memulai perancangan suatu produk cetakan. Syarat utama dari
proses layout adalah perwujudan umum dari sebuah layout harus sesuai
dengan hasil cetakan yang akan dihasilkan. Layout yang baik harus dapat
mewakili hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses cetakan. Oleh
28
karena itu yang harus dengan jelas ditampakkan pada sebuah layout adalah
gaya huruf dan ukurannya komposisi gambar yang digunakan bentuk, ukuran
dan komposisi warna ukuran dan macam kertas (bahan cetaknya). Persiapan
awal dari suatu proses Pra Cetak adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan
dipakai sebagai materi desain dan layout. Bahan dasar dari suatu proses
desain meliputi teks, image atau foto, gambar vektor, warna dan ukuran
bidang desain.
2. Teks
Teks merupakan salah satu unsur penting dalam suatu komposisi desain. Teks
huruf yang disusun sedemikian rupa. Oleh karena itu, penyusunan hurufpun
harus diatur dengan baik agar mampu berinteraksi dengan pembaca. Proses
mempersiapkan teks yang akan dipakai sebagai materi desain disebut juga
hal yang perlu diketahui meliputi, format penulisan, ukuran dan tipe huruf,
termasuk juga bentuk huruf, jarak antar huruf dan baris (spasi), tebal huruf
lebar dan tipe kolom lurus kanan dan lurus kiri, pengaturan dan pemenggalan
kata dan kalimat dan penggunaan bahasa yang sesuai dengan aturan yang
berlaku.