LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas
Goestch dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono dan Anastasia (2003)
dinamis yang berhubunan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan definisi kualitas (mutu) yang
(2011) merupakan suatu cara meningkatkan performansi secra terus menerus pada
level operasi atau proses, dari setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia dan modal yang ada. Menurut pakar
kualitas ternama W. Edwards Deming yang dikutip oleh Irwan dan Didi (2015)
menyatakan bahwa kualitas tidak berarti yang terbaik tetapi pemberian kepada
pelangan tentang apa yang mereka inginkan dengan tingkat kesamaan yang dapat
7
8
atau dikenal dengan standart zero defect (Irwan dan Didi, 2015).
mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi-definisi yang ada
beroreantasi pada kualitas. Dari beberapa definisi sebelumnya, secara garis besar
kualitas merupakan eselurhan ciri atau karateristik produk dalam tujuannya untuk
bukan konsumen yang hanya datang sekali untuk mencoba dan tidak pernah
kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli dan
Tjiptono dan Anastasia, 2003) dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan
tersebut adalah :
atau pelengkap.
9
ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan.
8. Kualitas yang dipersepsikan (percived quality), yaitu citra dan reputasi produk
Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985) dalam Tjiptono dan Anastasia (2003)
berikut :
sarana komunikasi.
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan.
dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkan dengan
apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar.
yang dikutip oleh Darsono (2013) adalah usaha untuk mempertahankan mutu /
11
kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang
tingkat kualitas dalam produk atau jasa. Pengendalian kualitas menjelaskan bahwa
pengendalian kualitas harus mengarah pada beberapa tujuan yang akan dicapai,
sehingga para konsumen dapat puas menggunakan produk dan jasa perusahaan,
pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai
diproduksi. Tujuan akhir pengendalian kualitas adalah sebagai alat yang efektif
Didi, 2015).
produk, jasa, atau proses yang disediakan memenuhi persyaratan tertentu dan
produk, layanan, atau proses untuk tingkat minimal tertentu kualitas (Irwan dan
Didi, 2015).
kualitas yang biasa ditentukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga output
melaksanakannya).
ke tangan konsumen.
13
antara lain:
Yaitu dengan mengambil contoh atau sampel produk pada jarak waktu
yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah
proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan
mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain.
proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau
kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya
hasil barang yang cukup baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos
solving tersebut untuk mengadakan perbaikan. Ada beberapa teknik atau alat
14
(tools) perbaikan kualitas yang dapat digunakan yaitu Check sheet (lembar
diagram (diagram penyebaran), Diagram alur, Diagram pareto, dan Control chart
menurut Irwan dan Didi (2015) lembar pengecekan berfungsi untuk menyajikan
data yang behubungan dengan distribusi proses produksi, defect item, defect
pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulan secara teliti dan akurat oleh
masalah.
2. Histogram
atau standar deviasi suatu proses (Tjiptono dan Anastasia, 2003). Histogram
digunakan untuk menyajikan data secara visual sehingga lebih mudah dilihat oleh
pelaksana dan untuk mengetahui bentuk distribusi data. Kemudian distribusi data
statistik yang terdiri atas batang-batang yang mewakili suatu nilai tertentu.
Panjang batang proporsional terhadap frekuensi atau frekuensi reatif suatu nilai
tertentu (Irwan dan Didi, 2015). Contoh bentuk histogram dapat dilihat pada
Gambar 2.1
15
Diagram ini sering pula disebut diagram tulang ikan Alat ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas Jepang,
Anastasia, 2003). Bentuk diagram sebab akibat ditunjukkan oleh Gambar 2.2
berikut ini :
untuk melihat hubungan antar faktor atau antar sebab dan akibat dari dua variabel
yaitu variabel x dan variabel y (Irwan dan Didi, 2015). Dua buah variabel yang
sesuai dipetakan dalam sebuah diagram sebar (scatter). Hubungan antara titik-titik
5. Diagram Alur
kualitas produksi (Irwan dan Didi, 2015). Bentuk diagram alur ditunjukkan oleh
START
KEGIATAN
KEGIATAN
KEPUTUSAN NO
YES
END
6. Diagram Pareto
Pareto pada tahun 1848 – 1923. Diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi
hingga terendah (Irwan dan Didi, 2015). Diagram ini digunakan untuk
2003). Bentuk diagram pareto ditunjukkan oleh Gambar 2.4 berikut ini :
7. Peta Kendali
Peta kendali adalah satu dari banyak alat untuk memonitoring proses dan
untuk peningkatan dan perbaikan kualitas. Perbaikan terjadi pada dua situasi.
Situasi pertama adalah ketika peta kendali dibuat, proses dalam kondisi tidak
stabil. Kondisi yang diluar batas kendali terjadi karena sebab khusus, kemudian
dicari tindakan perbaikan sehingga proses menjadi stabil. Kondisi kedua berkaitan
dengan pengujian. Peta kendali tepat bagi pengambl keputusan karena model akan
melihat yang baik dan yang buruk (Irwan dan Didi, 2015).
titik pada grafik normal ataukah tidak normal, dan untuk mengetahui pengubah
dalam proses dari mana data dikumpulkan. Dengan demikian setiap titik pada
grafik harus mengindikasikan dengan tepat dari proses mana data diambil
19
(Tjiptono dan Anastasia, 2003). Contoh bentuk peta kendali dapat dilihat pada
Proses adalah integrasi sekuensial dari orang, material, metode dan mesin
atau peralatan dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output
dalam Risiana, 2007). Pengertian produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan barang (jasa) lain yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna yang
Proses produksi terjadi karena adanya interaksi antara berbagai faktor produksi
seperti input (berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan sebagainya) bersatu
20
padu untuk menciptakan barang (jasa) yang mempunyai nilai tambah dan nilai
guna yang lebih tinggi yang diperlukan konsumen (Prawirosentono, 2004 dalam
Risiana, 2007).
Menurut Assauri (2004) yang dikutip oleh Risiana (2007), proses produksi
dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dan dana) yang ada. Proses produksi dapat
Pakan ikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
jumlah pakan, kualitas pakan dan kandungan nutrisi terpenuhi dengan baik. Pakan
ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami
sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi
nutrisi yang diperlukan oleh ikan. Salah satu pakan ikan buatan yang paling
dan kualitas bahan baku serta nilai ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan
tersebut, diharapkan dapat dihasilkan pakan ikan yang memiliki standar mutu
tinggi dengan biaya yang murah. Komposisi pakan buatan sering disebut dengan
21
formulasi pakan. Untuk membuat pakan buatan yang nutrisinya sesuai dengan
Jenis bahan baku yang harus disiapkan sangat bergantung kepada jenis ikan yang
dikutip oleh Devani dan Sri Basriati, (2015 pakan buatan dapat dibagi menjadi
1. Pakan tambahan
Ikan sudah mendapat pakan dari alam, namum jumlahnya belum mencukupi
untuk tumbuh dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai bahan
tambahan.
2. Pakan suplemen
Pakan yang sengaja dibuat untuk menambah nutrisi tertentu yang tidak mampu
3. Pakan utama
Pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau keseluruhan
pakan alami.
peternakan dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak digunakan
sebagai pakan. Beberapa persyaratan dalam pemilihan bahan baku pakan menurut
22
Afrianto. dkk, (2005) yang dikutip oleh Devani dan Sri Basriati (2015) adalah
sebagai berikut :
1. Nilai gizi, kandungan gizi pakan buatan dapat disesuaikan menurut kebutuhan.
2. Mudah dicerna, bahan baku pakan buatan hendaklah mudah dicerna oleh ikan
3. Tidak mengandung racun. Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit
atau kematian ikan. Racun yang mencemari bahan baku pakan antara lain obat
4. Mudah diperoleh. Biaya terbesar dalam budi daya ikan adalah biaya pakan.
Apabila bahan baku pembuatan pakan sulit diperoleh, biaya pengadaan pakan
5. Nilai ekonomi dimana dalam pemilihan bahan baku pakan ikan, hendaklah
adalah kebutuhan ikan akan beberapa kandungan zat gizi. Kebutuhan ikan akan
kandungan zat gizi tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Pusdiklat Kelautan
1. Protein
kelompok karnivora kebutuhan akan protein cukup tinggi yaitu berkisar antara 30-
60% biasanya didominasi oleh ikan-ikan laut. Ikan karnivora menyukai sumber
protein yang berasal dari protein hewani. Ikan menggunakan protein secara efisien
sebagai sumber energi. Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible
23
energy) dalam protein dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh ikan
mengonsumsi protein pada ikan lebih rendah, yang berarti nilai energi produktif
yang diberikan oleh protein kepada ikan lebih besar. Secara garis besar fungsi
a. Sumber energi bagi ikan, terutama apabila komponen lemak dan karbohidrat
antibodi.
(pemeliharaan)
2. Lemak.
adalah sumber hewani seperti lemak sapi, ayam, kelinci, minyak ikan dan sumber
nabati seperti jagung, biji kapas, kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang
dalam pengangkutan antarsel untuk nutrien yang larut lemak, seperti sterol dan
24
vitamin. Sterol adalah alkohol berantai panjang yang polisiklik. Fungsi utama
senyawa ini adalah sebagai komponen pada sistem hormon, terutama dalam
proses pematangan gonad dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan pemijahan.
Aktivitas biomembran sangat dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat dalam
fosfolipid.
3. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
dari nabati seperti jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, sagu dan lain-lain.
Kandungan serat kasar kurang dari 8% akan menambah struktur pellet, jika lebih
dari 8% akan mengurangi kualitas pellet ikan. Selain berfungsi sebagai sumber
energi bagi ikan, karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan protein
ikan akan kurang efisien dalam penggunaan pakan berprotein untuk menghasilkan
energi dan kebutuhan metabolik lainnya. Hubungan antara protein dan karbohidrat
sering disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat
vitamin di dalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan
bahan yang ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama
proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu
25
penyimpanan pakan yang terlalu lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan
dalam kondisi basa atau mengandung sulfida. Beberapa vitamin akan mengalami
perombakan lebih lanjut apabila terkena cahaya matahari secara langsung. Cahaya
matahari dan penyimpanan yang terlalu lama akan merusak aktivitas asam folat.
Fungsi vitamin B-12 akan menurun apabila disimpan di tempat yang bersuhu
bentuk sintetis harus terlindung dari cahaya matahari secara langsung. Tampak
jelas bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga lebih baik segera
digunakan.
baku. Tahap ini merupakan tahap awal yang akan mempengaruhi tahap berikutnya
dan merupakan tahap kritis karena berhubungan dengan mutu bahan pakan yang
akan diolah. Bahan yang telah diterima tersebut selanjutnya disortasi untuk
26
memisahkan bahan mana yang perlu diolah atau yang tidak layak proses.
Prinsipnya adalah pengolahan bahan dilakukan pada bahan yang datang terlebih
sehingga menyebabkan mutu bahan pakan menurun dan kualitasnya tidak baik.
pengayakan secara fisik. Dalam proses pengayakan ini, ukuran mash yang
Apabila seluruh bahan sudah tergiling, maka dilakukan penimbangan. Bahan baku
yang telah ditimbang selanjutnya dicampur atau diaduk sampai seluruh bahan
tercampur merata dan homogen. Pada skala industri, pencampuran bahan pakan
diawali dengan bahan yang jumlahnya besar diikuti dengan bahan yang jumlahnya
menimbulkan aroma pada pakan jadi. Pemberian uap panas ini berlangsung
selama beberapa menit (2–3 menit) sebelum pakan memasuki mesin extruder
Pada beberapa mesin modern, biasanya unit pemberi uap tersebut bersatu dengan
membentuk suatu kesatuan pakan yang tidak mudah tercecer. Disamping itu,
pakan dalam bentuk pellet akan mengurangi susut nutrisi karena seluruh bahan
akan terwakili dalam pelet. Bahan yang sudah terbentuk menjadi pelet selanjutnya
dapat segera dikemas (Pusdiklat Kelautan dan Perikanan, 2015). Proses produksi
pembuatan pakan ikan, Alur QCP dan QA pada PT. Central Pertiwi Bahari dapat
Warehouse / Gudang
Bahan
Hammermi
ll
Wet Mixer
Extruder
Dryer
Cooler
Vaccum
Packing
Finish
Good
Gambar 2.6 Proses Produksi Pakan Ikan pada PT. Central Pertiwi Bahari
28
Extruder
Dryer
Cooler
Finish Good
Keterangan Gambar :
Cooler
Finish Good
Keterangan Gambar :
pula. Oleh karena itu diperlukan pengendalian kualitas terhadap produk yang
yang dilakukan oleh PT. Central Pertiwi Bahari masih perlu ditingkatkan, hal ini
terlihat dari masih banyaknya produk cacat yang dihasilkan dalam proses
biaya (cost) produksi, pengurangan produk cacat hasil proses produksi dan
jumlah. Dengan tercapainya tiga kondisi tersebut, maka akan berdampak positif
bagi perusahaan yaitu terbukanya peluang perluasan pasar, keuntungan dan daya
meningkat. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.9
berikut ini :
31
Perusahaan Berkembang