LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas
pakar utama dalam Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) yang saling
penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
daya tahan penggunaannya lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra
atau status konsumen yang memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya
jaminan kualitas dan kesesuaian etika bila digunakan. Khusus untuk jasa diperlukan
pelayanan kepada pelanggan yang ramah tamah, sopan santun serta jujur, yang dapat
to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk
memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar
dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan
dihasilkan.
5
6
dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa
Menurut Garvin dan Darvis (1994) menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan
tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,
namun dari kelima definisi di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen
sebagai berikut :
• Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
dijelaskan mengapa kualitas produk merupakan fokus utama saat ini dalam suatu
perusahaan. Pentingnya kualitas dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut
meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen
melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Dilihat dari sudut
manajemen pemasaran, kualitas produk merupakan salah satu unsur utama dalam
distribusi yang dapat meningkatan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar
perusahaan.
Menurut Ishikawa sebagaimana dikutip oleh Pawitra (1993, p135) Total Quality
bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang
pelanggan.
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan
lingkungannya.
dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan
TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang atau
tenaga kerja, bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi
pelanggan dengan biaya penciptaan nilai yang lebih rendah daripada nilai suatu
produk. Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap
mengandung tiga unsur (Bounds et al., dalam Hessel, 2003, p77), yaitu berikut ini :
2. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
keputusan.
pada tiga pakar utama yang merupakan pionir dalam pengembangan TQM. Mereka
adalah W. Edwards Deming, Joseph M. Juran, dan Philip B. Crosby. Selain mereka,
masih ada beberapa pakar lainnya, seperti Armand V. Feigenbaum (yang terkenal
dengan konsep TQC atau Total Quality Control dan sejumlah pakar-pakar Jepang,
diantaranya seperti Shigeo Shingo, Taiichi Ohno (pelopor Just-In-Time/JIT) dan Kaoru
Menurut Japanese Union of Scientists and Engineers (JUSE) (1991, p7), QCC
atau Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah suatu kelompok kecil yang secara sukarela
9
mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Tiap
diri serta pengembangan bersama, pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja
Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2003, p2), QCC
adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3-8orang dari unit kerja yang
menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. QCC merupakan
bagian integral dari TQC dalam suatu organisasi. Selanjutnya, menurut pendapat
Crocker, et.al, (2004, p6), QCC adalah tim pemecah persoalan yang menggunakan
metode statistik yang sederhana untuk mencari dan memutuskan pemecahan atas
persoalan di pabrik. Istilah QCC mempunyai arti yang berlainan bagi orang yang
pengendalian mutu (peningkatan mutu dalam organisasi) dan QCC (kelompok yang
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan) adalah satu dan sama. Walaupun QCC
biasanya memberikan tekanan pada pengendalian mutu, tapi kedua konsep ini tidaklah
sama.
Menurut Crocker, et.al, (2004, p8), Konsep dasar QCC adalah anggapan bahwa
penyebab persoalan mutu atau produksi tidak diketahui oleh para pekerja dan
manajemen, juga diandaikan bahwa pekerja pabrik mempunyai pengetahuan yang siap
10
pakai, kreatif, dan dapat dilatih untuk menggunakan kreativitas alamiah dalam
persoalan timbul, dan tidak menghentikan kegiatannya jika suatu persoalan telah
ditemukan dan dipecahkan. Ini berarti bahwa untuk kebaikan organisasi sebesar-
besarnya, QCC harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses
Secara lebih terinci, ciri-ciri umum atau karakteristik QCC dikemukakan Crocker,
• Organisasinya terdiri dari satu orang kepala dengan beberapa orang anggota
yang berasal dari satu bidang pekerjaan. QCC juga memiliki seorang koordinator
dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan gugus. Fasilitator
menerus bagi para kepala gugus dan atas permintaan memberikan latihan bagi
anggota tim.
• Didalam ruang lingkup persoalan yang dianalisis oleh gugus, tidak bisa memilih
sendiri persoalan yang akan dibahasnya; persoalan itu bukan berasal dari
11
bidangnya sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada mutu tetapi mencakup
lainnya.
• Pertemuan dilakukan biasanya satu jam per minggu. Pertemuan dilakukan baik
dalam jam kerja formal dengan persetujuan pengawas dan di luar jam kerja
Fasilitator, Ketua QCC, Anggota dan Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut
1. Fasilitator
yang dihadapi dan sekaligus merubah sikap mental para karyawan khususnya anggota
bahwa seluruh karyawan wajib menjaga dan meningkatkan mutu produk dari
perusahaannya.
a. Permulaan
12
b. Latihan
c. Pengembangan
d. Pendewasaan
e. Penutupan
6. Mencari ide-ide.
Seorang fasilitator adalah orang yang telah memperoleh pelatihan fasilitator dan
2. Jasa produksi.
4. Manajemen perusahaan.
13
3. Menyimpulkan.
yang harmonis.
8. Menjaga agar rapat-rapat berjalan dalam jalur (tata tertib) yang betul.
11. Mengatur waktu secara baik serta memulai dan mengakhiri pertemuan tepat
pada waktunya.
12. Perlihatkan kesungguhan hati dan perhatian yang penuh terhadap proses
kendali mutu.
7 alat).
gugus.
4. Pimpinan Organisasi
gugus.
Berdasarkan Crocker, et.al, (2004, p240), Penilaian gugus memerlukan tiga jenis
pengukuran, yaitu : (1) ukuran produktivitas obyektif, (2) ukuran sikap subyektif
mengenai pengaruh gugus terhadap organisasi, dan (3) analisis proses intern yang
perawatan, dan waktu kosong. Sikap dan pergaulan meliputi kepercayaan timbal-balik,
komunikasi, hubungan atasan dan bawahan, bolos kerja keluhan kerja, penggunaan
15
keterampilan, keanggotaan gugus, kepuasan pribadi, jenis dan jumlah persoalan yang
dari pertanyaan mengenai : (1) gugus dan latihan (aspek teknis gugus), (2) proses
gugus (keberhasilan pemecahan masalah), (3) efektivitas gugus, (4) sikap atau
perasaan terhadap gugus dan organisasi, dan (5) pertanyaan mengenai identitas
responden.
keuntungan yaitu:
• Adanya hubungan yang semakin dekat antar para pekerja dan Manajemen.
• Meski partisipasi dalam gugus bersifat sukarela, akan tetapi dalam prakteknya
bukan tidak mungkin terjadinya partisipasi itu karena tekanan sejawat. Jika
tidak bersedia ikut ambil bagian dalam gugus akan dipandang sebagai
• Kalau terjadi hal seperti itu QCC menjadi beban dan bukannya suatu kerangka
motivasi.
aktif.
potensi karyawan.
b. Fasilitator
c. Ketua Tim
d. Anggota Tim
Menurut Bellamy, S.D. (Agustus 22, 2002, p9), Proses penyelesaian masalah meliputi :
Plan 1. Definisikan masalah dan objek masalah (Serta lakukan penaganan cepat –
Quick Fix)
Menurut Bellamy, S.D. (Agustus 22, 2002, p3), PDCA diciptakan oleh W.Edwards
Deming pada tahun 1950 sebagai metode sederhana dalam melakukan penyelesaian
perindustrian mereka sehingga dengan begitu mereka dapat bersaing dipasar dunia pada
masa yang akan datang. Tujuannya adalah mencapai suatu tingkat kepuasan pelanggan.
2.5.1 Plan
Tujuan : Untuk menyelidiki situasi yang terjadi saat ini dan memahami dengan jelas
Tahapan :
2.5.2 Do
rencana perbaikan.
19
Tahapan :
Penerangan (enlighten) :
2.5.3 Check
countermeasure yang akan meningkatkan perbaikan pada masa yang akan datang.
Tahapan :
Evaluasi :
Validasi :
2.5.4 Action
yang dibutuhkan gabungan situasi terbaru didalam kondisi kerja nyata, selanjutnya
Tindakan kunci :
berjalan dengan efektif atau gagal. Jika gagal, tanyakan apa yang terjadi
ACT PLAN
Customer
Satisfaction
CHECK DO
PL
T
I NVESTI GATE
AN
AC
CORRECT &
STANDARDI SE CLARIFY OBJECTIVES
SOLUTIONS
EC
D
K
Sumber : Bellamy, S.D. (Agustus 22, 2002). PDCA Problem Sloving Guide. 5th Revision-
Health Version.
21
QC Tools dan brainstorming tetapi dalam prakteknya tidak semua alat dari 7
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara lain :
Secara umum Check Sheet dibagi dalam 3 jenis dengan fungsinya masing-masing :
1. Check Sheet
22
2. Check List
3. Check drawing
Suatu lembaran yang berisi gambar barang yang telah ditentukan untuk
Perindustrian dan Perdagangan. 2003. Pengertian Gugus Kendali Mutu. Jakarta. p7.
2. Stratifikasi
2 Jahitan 95 60 60
3 Anyaman 40 25 85
1 Logo 25 15 100
p9.
3. Diagram Pareto
dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto
kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar di
sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut membantu
sebab kejadian yang dikaji atau untuk mengetahui masalah utama proses.
Dengan bantuan diagram pareto tersebut, kegiatan akan lebih efektif dengan
besar terhadap kejadian daripada meninjau berbagai sebab pada suatu ketika.
spesifik. Dengan demikian, tidak dapat begitu saja menentukan bar yang
terbesar dalam diagram pareto sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini
kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik kolom dan grafik garis, berguna
untuk :
25
pelaksanaan pekerjaan.
datanya.
Langkah 3 : Untuk tiap kelompok hitunglah data untuk seluruh periode waktu
Langkah 5 : Gambar data ke dalam bentuk kolom. Mulailah dari sisi sebelah
dasar pada sudut kiri (titik nol). Dari bagian atas sudut kanan
26
dengan tinggi kolom kedua, dari titik tersebut tariklah garis lurus
yang sama dengan lebar kolom dan menuju ke atas dengan jarak
ujung sudut kanan paling atas dari grafik tercapai. Tingginya garis
dikumpulkan.
Langkah 7 : Buat sumbu vertikal yang lain di sebelah kanan grafik, dan buat
skala dari 0 – 100 %. Akhir dari garis komulatif adalah pada titik
160 100%
85%
95
60%
Jenis cacat : 1. Logo
40
25 2. Jahitan
3. Anyaman
0 2 3 1
Gambar 2.2 Contoh Diagram Pareto
p10.
sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab akibat
AKIBAT
dalam kotak yang di tempatkan sejajar dan agak jauh dari garis
penyebab utama.
Metode Bahan
Akibat
Alat Manusia
p11.
bersangkutan.
Metode Bahan
Akibat
Alat Manusia
p11.
• Perlu adanya partisipasi dari semua anggota gugus, dan semua anggota
sebuah papan tulis yang besar dan disajikan untuk dipertimbangkan dalam
• Para anggota diminta untuk memberi tanda atau memilih penyebab yang
5. Histogram
yang diperoleh bila mana data dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun
suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk
atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap
kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam
jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan
masalah dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.
Langkah 2 : Carilah nilai frekuensi yang terbesar (L) dan nilai frekuensi yang
(jarak) : R= L – S.
Sturges yaitu :
k = 1 + 3.322 log n
Atau
k = jumlah kelas
31
Jarak
i = ------------
k
kurang dari pada atau sama dengan nilai contoh yang terkecil.
Langkah 7 : Gambarlah garis mendatar dan garis tegak pada selembar kertas
beri tanda “X” pada jarak yang sama. Periksalah lembar hitungan
dengan itu.
tersebut.
diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab
dan akibat.
Langkah 2 : Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan
keterangannya.
7. Grafik
secara sistematis.
Gunanya grafik :
• Dapat memaparkan data yang lalu dan data yang baru sekaligus.
berhubungan.
33
keputusan.
sumber datanya.
Langkah 6 : Petunjuk skala (garis kecil) terletak dibagian dalam sumbu grafik.
cara untuk memacu pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide dari suatu
karyawan bekerja dengan orientasi pada Mutu Kerja dan Mutu Hasil, sehingga tidak
hanya bekerja berdasarkan instruksi saja, tetapi dengan inisiatif untuk melakukan
yang lebih baik, dari hari ke hari. Dalam melaksanakan brainstorming perlu
3. Hindari saling kritik dalam mengemukakan ide oleh para anggota kelompok.
piranti lain guna analisis selanjutnya. Piranti-piranti yang sering digunakan hasil
p8.
36
2.7 Produktivitas
optimal untuk peningkatan produktivitas diperlukan struktur organisasi yang baik dan
jelas, peningkatan kualitas SDM, dan keterlibatan total karyawan serta keterpaduan
pertumbuhan, bekerja lebih tangkas, mengurangi aktivitas, dan bekerja lebih efektif.
Menurut Nasution (2004, p284), Upaya peningkatan mutu memang tidak dapat
mendorong produktivitas bisa mengorbankan mutu dari output. Sebaliknya, fokus yang
yang tinggi. Keduanya saling berhubungan dan saling melengkapi satu sama lain.
dari para pelanggannya untuk mengetahui apa-apa, khususnya produk yang bermutu
Langkah 8 Langkah 1
Langkah 7 Langkah 2
Langkah 6 Langkah 3
Langkah 5 Langkah 4
yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga
biaya produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Penelitian
dan kebaikan prosedur kerja, metode kerja, dan alat-alat kerja yang digunakan selama
ini dan selanjutnya mendapatkan metode kerja baru yang dipandang paling efisien.
dalam pelaksanaannya sehingga sampai ditemukan metode yang paling efisien untuk
dilaksanakan. Menurut jenis penelitian, metode yang digunakan dalam penerapan QCC
adalah 7 (tujuh) langkah dan 7 (tujuh) alat untuk menentukan obyek/masalah, analisa,
perbaikan.
Jadi dapat dinyatakan di sini bahwa, penelitian tindakan adalah suatu proses
yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam
perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat
adalah mengubah (1) situasi, (2) perilaku, (3) organisasi termasuk struktur mekanisme
kerja, iklim kerja dan pranata (peraturan yang ada dalam lingkungan kerja).
Sedangkan menurut jenis data dan analisanya, data ini termasuk data gabungan
antara data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2004, p14), Data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif
39
yang diangkakan (Skoring : baik sekali = 4, baik = 3, kurang baik = 2 dan tidak baik =
1).
Data yang dipakai pada penelitian ini adalah data primer yang didapat dari