BAB 1
KONSEP, RUANG LINGKUP DAN SEJARAH
MANAJEMEN MUTU
1
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
2
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
3
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
4
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
5
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
1. Kepuasan pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan
diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh
pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal
dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan
untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya
harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala
aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan
para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan
sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup para pelanggan. Makin tinggi nilai yang
diberikan, maka makin besar pula kepuasan pelanggan.
2. Resfect terhadap setiap orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia,
setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki
talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian, karyawan
merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh
karena itu, setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan
baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi
dalam tim pengambil keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya
bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan
sekedar perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang
berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas (prioritization),
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan
pada semua aspek pada saat yang bersamaan mengingat
katerbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan
6
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
7
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
8
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
9
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
10
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
11
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
12
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
DAFTAR PUSTAKA
13
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
BIODATA PENULIS
14
Konsep, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Mutu
15
TQM – Perencanaan Mutu
BAB 2
TQM - PERENCANAAN MUTU
16
TQM – Perencanaan Mutu
17
TQM – Perencanaan Mutu
18
TQM – Perencanaan Mutu
19
TQM – Perencanaan Mutu
20
TQM – Perencanaan Mutu
21
TQM – Perencanaan Mutu
22
TQM – Perencanaan Mutu
23
TQM – Perencanaan Mutu
24
TQM – Perencanaan Mutu
25
TQM – Perencanaan Mutu
26
TQM – Perencanaan Mutu
27
TQM – Perencanaan Mutu
28
TQM – Perencanaan Mutu
DAFTAR PUSTAKA
29
TQM – Perencanaan Mutu
BIODATA PENULIS
30
TQM – Perencanaan Mutu
31
TQM – Pengendalian Mutu
BAB 3
TQM - PENGENDALIAN MUTU
32
TQM – Pengendalian Mutu
33
TQM – Pengendalian Mutu
34
TQM – Pengendalian Mutu
35
TQM – Pengendalian Mutu
36
TQM – Pengendalian Mutu
37
TQM – Pengendalian Mutu
38
TQM – Pengendalian Mutu
39
TQM – Pengendalian Mutu
40
TQM – Pengendalian Mutu
DAFTAR PUSTAKA
41
TQM – Pengendalian Mutu
BIODATA PENULIS
42
TQM – Pengendalian Mutu
43
TQM – Pengembangan Mutu
BAB 4
TQM - PENGEMBANGAN MUTU
44
TQM – Pengembangan Mutu
45
TQM – Pengembangan Mutu
46
TQM – Pengembangan Mutu
47
TQM – Pengembangan Mutu
48
TQM – Pengembangan Mutu
49
TQM – Pengembangan Mutu
50
TQM – Pengembangan Mutu
51
TQM – Pengembangan Mutu
52
TQM – Pengembangan Mutu
53
TQM – Pengembangan Mutu
54
TQM – Pengembangan Mutu
55
TQM – Pengembangan Mutu
56
TQM – Pengembangan Mutu
57
TQM – Pengembangan Mutu
58
TQM – Pengembangan Mutu
59
TQM – Pengembangan Mutu
DAFTAR PUSTAKA
60
TQM – Pengembangan Mutu
BIODATA PENULIS
61
TQM – Pengembangan Mutu
62
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
BAB 5
MANAJEMEN STRATEGI – FORMULASI
STRATEGI
63
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
EKSTERNAL MISI
TUJUAN
LINGKUNGAN
SOSIAL
LINGKUNGAN STRATEGI
TUGAS
KEBIJAKAN
INTERNAL
PROGRAM
STRUKTUR BUDAYA
ANGGARAN
PROSEDUR
SUMBER ORGANISASI
KINERJA
UMPAN BALIK
64
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
65
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
66
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
67
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
68
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
69
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
70
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
71
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
72
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
73
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
DAFTAR PUSTAKA
74
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
75
Manajemen Strategi – Formulasi Strategi
BIODATA PENULIS
76
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
BAB 6
MANAJEMEN STRATEGI – IMPLEMENTASI
STRATEGI
77
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
78
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
79
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
80
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
81
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
82
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
83
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
DAFTAR PUSTAKA
84
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
BIODATA PENULIS
85
Manajemen Strategi – Implementasi Strategi
86
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
BAB 7
MANAJEMEN STRATEGI-EVALUASI STRATEGI
87
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
88
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
89
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
90
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
91
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
92
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
93
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
B. Evaluasi Strategi
1. Pengertian Strategi Evaluasi
Strategi evaluasi adalah tahap proses
manajemen yang menjelaskan bahwa top
manajer berusaha memastikan apakah sudah
terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan
organisasi perihal strategi yang dipilih. Para
manajer sangat penting mengetahui bilamana
strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik,
maka dari itu strategi evaluasi bermakna
sebagai upaya untuk memperoleh informasi
ini (Yunanda, 2009).
Semua strategi dapat dimodifikasi di
masa depan karena faktor-faktor eksternal dan
internal selalu berubah. Evaluasi merupakan
kegiatan yang berkelanjutan pada
pengendalian strategi (Taufiqurokhman,
2016). Strategi evaluasi sebagai tingkat
terakhir dalam manajemen strategi (Novini,
2009). Evaluasi perlu diadakan dengan tujuan
untuk menghindari kesalahan perhitungan
pembiayaan, memilih strategi terbaik dari
berbagai alternatif strategis yang ada,
meningkatkan efisiensi iklan secara general,
dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di
94
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
95
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
96
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
97
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
98
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
DAFTAR PUSTAKA
99
Manajemen Strategi – Evaluasi Strategi
BIODATA PENULIS
100
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
BAB 8
ISU-ISU GLOBAL MANAJEMEN MUTU
PENDIDIKAN ISLAM
Dr. H. Nifasri, M.Pd
kavddn@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Setiap lembaga formal maupun non formal, tentu
memiliki harapan agar lembaga tersebut menjadi.suatu
lembaga yang bermutu tinggi. Dalam hal ini tidak
terkecuali lembaga pendidikan Islam. Dalam mencapai
sebuah lembaga yang bermutu, tidak dapat dilepaskan
dari unsur pengelolaan, karena pengelolaan yang
baik menjadi prasyarat untuk mencapai.suatulembaga
yang berkualitas.
Manajemen yang baik pada suatu lembaga adalah
manajemen yang mampu mengantarkan sebuah
lembaga.kearah kemajuan dan dapat mencapai kepada
tujuan.yang telah diitetapkan oleh lembaga, tentunya hal
itu.akan terlihat setelah kegiatan sebuah lembaga
dijalankan.
Menurut Suwatno dan Priansa (2016), jika kita
mengacu kepada dimensi manajemen mutu terpadu, maka
sebuah manajemen harus memenuhi beberapa unsur
yaitu: Pertama, fokus pada kepuasan konsumen
101
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
102
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
103
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
104
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
105
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
106
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
107
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
108
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
109
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
110
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
111
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
BIODATA PENULIS
112
Isu-Isu Global Manajemen Mutu Pendidikan Islam
113
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
BAB 9
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM
114
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
115
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
116
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
117
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
118
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
119
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
120
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
121
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
122
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
123
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
124
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
125
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
126
Kepemimpinan Pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam
BIODATA PENULIS
127
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
BAB 10
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU
DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Dr. H. Asep Encu, M.M.Pd
asepencu1963@gmail.com
128
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
129
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
130
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
Lantas apa yang harus kita perbaiki secara terus menerus itu.
Dalam konteks pendidikan merujuk pada pengertian pendidikan
sebagaimana tertuang dalam UU-Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
ada dua hal yang harus diperbaiki secara terus menerus, yaitu
suasana belajar dan proses pembelajaran. Suasana belajar adalah
segala sesuatu yang berhubungan erat dengan kegiatan
pembelajaran, mulai dari ruang belajar, ruang kantor, ruang
praktikum, perpustakaan, tempat ibadah, sarana olahraga, kantin,
toilet sampai pada ruang terbuka hijau dan taman. Sementara
proses belajar mengajar berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
kewajiban guru dalam memberikan layanan pembelajaran pada
peserta didik.
Lembaga Pendidikan Islam harus bisa memastikan bahwa
pemenuhan terhadap layanan suasana belajar dan proses
pembelajaran selalu diperbaiki secara terus menerus. Pastikan
seluruh sarana dan prasarana pembelajaran berjalan dan berfungsi
dengan baik, demikian halnya dengan kegiatan pembelajaran.
Pastikan tenaga pendidik dan kependidikan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bila kedua bentuk layanan ini sudah bisa terpenuhi dan
selalu diperbaiki secara terus menerus, dengan sendirinya
pelanggan pendidikan dalam hal ini peserta didik dan orangtuanya
akan merasa puas. Apresiasi pelanggan atas kepuasan yang
didapatnya tentu bervariasi sesuai dengan kapasitas dan
kemampuannya masing-masing, tapi yang pasti Lembaga
Pendidikan Islam di mana mereka menitipkan anaknya belajar
akan mendapatkan banyak keuntungan, diantaranya mereka akan
selalu mengatakan bahwa Lembaga Pendidikan tempat anaknya
belajar adalah yang terbaik, dan tanpa sengaja mereka pun akan
131
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
132
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
133
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
134
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
135
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
136
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
N Dimensi Pernyataan S S T S
o S S T
S
1 Tangible Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai untuk kegiatan pembelajaran
peserta peserta didik.
2 Reliability Memberikan pelayanan yang tepat kepada
siapapun
3 Responsiveness Menindaklanjuti keluhan peserta didik
4 Assurance Melindungi dan merahasiakan setiap
orang yang memberikan Laporan
penting kepada BK
5 Empathy Sekolah/Madrasah membebaskan
administrasi keuangan bagi seluruh
peserta didik yang tidak mampu.
137
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
C. Perubahan Kultur
Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan di
sekolah/madrasah tidak dapat dipisahkan dari budaya yang
berlaku di sekolah/madrasah tersebut, sebagai contoh
penegakan disiplin, tata tertib, peraturan-peraturan, kegiatan
pembelajaran, serta berbagai aktivitas sekolah/madrasah
lainnya. Penegakan disiplin dan tata tertib akan sulit
dilaksanakan manakala warga sekolah/madrasah tidak terbiasa
dengan aturan-aturan yang mendukung peningkatan mutu
sekolah/madrasah. Hal yang sama juga berlaku pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan
dengan baik, apabila para guru tidak terbiasa hadir tepat waktu
di sekolah/madrasah. Budaya membaca warga sekolah/madrasah
yang rendah misalnya, mengakibatkan fasilitas perpustakaan
sekolah/madrasah yang dilengkapi dengan berbagai macam
buku tidak akan banyak manfaatnya.
Budaya sekolah/madrasah sebagaimana dijelaskan
Komariah dan Triana (2004) adalah “karakteristik khas sekolah
yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang dianutnya, sikap yang
dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan
tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh personil sekolah yang
membentuk suatu kesatuan khusus dari sistem sekolah”. Budaya
sekolah/madrasah harus disadari oleh seluruh warga
sekolah/madrasah sebagai asumsi dasar dan kepercayaan yang
menjadikan sekolah/madrasah tersebut memiliki penilaian baik
dari stakeholder. Itu sebabnya, semua orang yang terlibat dengan
sekolah/madrasah memiliki posisi dan peran yang penting, tentu
saja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
138
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
139
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
140
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
D. Perubahan Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai perkumpulan orang
yang masing-masing diberi tugas dan tanggung jawab tertentu dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Narayanan dan Raghu (Akdon, 2007) menjelaskan
bahwa “An organization can be defined as an area where human
beings come together to perform complex tasks, so as to fulfil
common goal(s). Organisasi diartikan sebagai tempat dimana
orang berkumpul untuk melakukan serangkaian tugas-tugas yang
kompleks dalam rangka memenuhi tujuan bersama bersama.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam kegiatan organisasi
apapun namanya, ada tiga unsur utama yang harus ada. Ketiga
unsur tersebut adalah (1) adanya sekelompok orang, (2) adanya
kerjasama, dan (3) adanya tujuan yang hendak dicapai. Berkaitan
dengan organisasi ini, Usman (Encu, 2012) menjelaskan tentang
tujuh pengertian organisasi, yaitu: organisasi sebagai kerja sama,
organisasi sebagai sistem sosial, organisasi sebagai struktur,
organisasi sebagai kultur, organisasi sebagai suatu wadah,
organisasi sebagai iklim, dan organisasi pembelajaran.
141
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
142
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
143
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
144
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
145
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
146
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
147
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
BIODATA PENULIS
148
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
149
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
BAB 11
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi
mengembangkan kemampuan, dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU RI No 20 Th. 2003).
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas,
dibutuhkan manajemen pendidikan yang dapat mengarahkan
sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan adalah
proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan
dengan memanfaatkan segala sumber secara efisien untuk
150
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
151
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
Tujuan
Sumber
Pemasaran
Daya
dan Promosi
Implementasi Manusia
Sistem
Manajemen Mutu
Lembaga
Kurikulum
Pemanfaata Pendidikan
dan
n
Pembelajara
Teknologi
n
Pelayanan
Gambar 1
Sistem Manajemen Mutu Lembaga Pendidikan
152
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
153
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
154
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
Gambar 2
Diagram Implementasi Manajemen Mutu Terpadu
155
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
156
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
157
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
MANAJEMEN
PLAN DO ACTION
Rencana CHECK Mutu
Visi,MisiK Implementasi Tindak Lulusan
BM, Plan Evaluasi Lanjut Meningkat
sarpras, Plan Plan
Mutu
Lulusan
Gambar 3
Model Manajemen Mutu Terpadu Madrasah Berbasis Pontren
158
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
Gambar 4
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Lembaga
pendidikan Islam
159
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
160
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
161
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
162
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
163
Implikasi Manajemen Mutu Terpadu di Lembaga Pendidikan Islam
BIODATA PENULIS
164
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
BAB 12
A. Pendahuluan
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga
pendidikan islam pertama dan tertua di Indonesia, yang
eksistenisnya tidak diragukan lagi di tengah-tengah
masyarakat, terutama masyarakat pulau Jawa, pondok
pesantren dianggap sebagai produk asli budaya Indonesia
yang Indigenous, merupakan salah satu sarana bagi umat
Islam di Indonesia untuk mendalami syari'at Islam.
Keragaman pondok pesantren yang senantiasa
mewarnai khazahan budaya bangsa, khususnya ikut serta
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui nilai-nilai
Agama (Islam), telah melahirkan suatu lembaga
pendidikan yang mandiri yang pada hakikatnya
merupakan praktek pendidikan berbasis masyarakat
(community based education). Selain itu, Pondok Pesanten
merupakan suatu lembaga yang memiliki struktur, sistem,
165
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
166
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
167
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
168
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
169
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
170
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
171
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
DAFTAR PUSTAKA
172
Implementasi Manajemen Strategi di Lembaga Pendidikan Islam
BIODATA PENULIS
173