0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang definisi quality assurance dalam layanan kesehatan menurut beberapa ahli. Quality assurance adalah proses sirkuler yang meliputi pengumpulan data, analisis, penemuan masalah, solusi, dan monitoring untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi quality assurance dalam layanan kesehatan menurut beberapa ahli. Quality assurance adalah proses sirkuler yang meliputi pengumpulan data, analisis, penemuan masalah, solusi, dan monitoring untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi quality assurance dalam layanan kesehatan menurut beberapa ahli. Quality assurance adalah proses sirkuler yang meliputi pengumpulan data, analisis, penemuan masalah, solusi, dan monitoring untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
1. Ida ria 2. Luluk nariyahya 3. Mutya aninda ramadhani 4. Nori noyanti
Dosen pengampu : sulastri SKM.M,kes
Tahun ajaran 2019/2020
DEFINISI QUALITY ASSURANCE Dr. Avedis Donabedian, seorang ahli dalam QA pelayanan kesehatan, memberikan beberapa definisi QA dari aspek proses pelayanan kesehatan sebagai berikut : Menjaga mutu termasuk kegiatan - kegiatan yang secara periodik atau kontinu menggambarkan keadaan di mana pelayanan disediakan. Pelayananya sebdiri dimonitoring dan hasil pelayananya diikuti ( jejaknya ). • Dengan demikian kekurangan - kekuranga dapat di catat, sebab - sebab dari kekurangan - kekurangan itu diketemukan, dan dibuat koreksi yang diperlukan. Menghasilkan perbaikan kesehatan dan kesejateraan. QA dalam hal ini adalah proses sirklus. • Dengan demikian kekurangan - kekuranga dapat di catat, sebab - sebab dari kekurangan - kekurangan itu diketemukan, dan dibuat koreksi yang diperlukan. Menghasilkan perbaikan kesehatan dan kesejateraan. QA dalam hal ini adalah proses sirklus. Dalam usaha - usaha ini, elemen - elemen utama yang mendukung quality assurance adalah: 1. Pengumpulan data. 2. Menilai dan analisis data. 3. Kegiatan - kegiatan untuk penemuan masalah dan sebab - sebabnya. 4. Mencari solusi dan melaksanakannya 5. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar. 6. Proses monitoring dan evaluasi. PENTINGNYA QUALITY ASSURANCE DALAM LAYANAN KESEHATAN • Mutu pelayanan kesehatan ini sangat berperan penting dalam pelayanan kebidanan,karena keberhasilan dan tidaknya bidan tersebut itu salah satunya yaitu bagaimana dia memenuhi dan melebihi kebutuhan serta harapan pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses yang telah dia terapkan pada pelanggannya.Dan dengan mutu pelayanan inilah bidan tersebut dapat mengetahui penampilan apa yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart) dari intervensi yang di ketahui aman dan dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan yang dapat mempengaruhi naik turunya angka kematian,kesakitan, tidak kemampuan dan kekurangan gizi. SEBAGAI CONTOH QUALITY ASSURANCE DI RUMAH SAKIT
strategi upaya peningkatan mutu rumah sakit adalah
sebagai berikut : a. Rumah Sakit harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu pelayanan rumah sakit sehingga dapat menyusun langkah langkah upaya peningkatanmutu masing masing rumah sakit. b. Memberi prioritas pada peningkatan sumberdaya manusia di rumah sakit termasuk kesejahteraan karyawan, memberikan imbalan yang layak, programkeselamatan dan kesehatan kerja, program pendidikan dan pelatihan , dll. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: 1. Tersedia (available) 2. Wajar (appropriate) 3. Berkesinambungan (continue) 4. Dapat diterima (acceptable) 5. Dapat dicapai (accesible) 6. Dapat dijangkau (affordable) 7. Efisien (efficient) Sejarah Munculnya Total Quality Managemen (TQM)
TQM bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS
W. Edward Deming menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik untuk memperbaiki kualitas produksi. Setelah perang, teorinya banyak diremehkan oleh perusahaan Amerika. Kemudian Deming pergi ke Jepang, dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada Statistical Quality Control, mengajarkan mereka dapat membangun negaranya jika mengikuti nasehatnya. Pengertian TQM (Total Quality Management)
Dalam hal ini, para ahli dalam mendefinisikan TQM
terdapat beberapa perbedaan diantaranya yaitu: 1) Feigenbaum (1991) memberikan definisi yang lebih lengkap dari TQM: “sistem kualitas total dijelaskan sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan dari interpretasi keperluannya terutama pada tahap pemesanan, melalui pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari produk setelah dia telah menggunakannya sepanjang perioda waktu”. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni; 1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan 2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan 3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain). 4) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. SEPERTI HALNYA KUALITAS, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI BERIKUT: 1) Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993, p.135). 2) Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33). 3) Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. C. UNSUR-UNSUR UTAMA TQM Komponen ini memiliki 10 unsur utama (Goetch dan Davis, 1994) yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Fokus Pada Pelanggan 2. Obsesi terhadap Kualitas 3. Pendekatan Ilmiah 4. Komitmen Jangka Panjang 5. KerjaSama Tim (Teamwork) D. PRINSIP-PRINSIP TQM Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk. b) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi. c) Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan. ADA EMPAT PRINSIP UTAMA DALAM TQM, YAITU : 1. Kepuasan pelanggan. 2. Respek terhadap setiap orang. 3. Manajemen berdasarkan fakta. 4. Perbaikan berkesinambungan. A. PERENCANAAN (PLAN) Menurut Tampubolon (Slamet, dkk 1996:4) tahap perencanaan dimulai dari: Langkah (1) : Tentukan problem utama. Apabila banyak problema yang dihadapi, carilah yang paling penting; Langkah (2) : Tentukan faktor penyebab; Langkah (3) : Tetapkan urutan penyebab; Langkah (4) : Perumusan rencana penanggulangan dan sasaran. B. PELAKSANAAN (DO) Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap implementasi rencana-rencana penanggulangan dari masalah yang ada. Pada tahap ini, menurut Tampubolon (dalam Slamet, dkk 1996:4), perencanaan yang telah ada dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pada tahap pelaksanaan ini, tim perbaikan sebaiknya harus tetap memantau proses implementasi maupun hasilnya. C. EVALUASI (CHECK) Pada tahap evaluasi ini, tim perbaikan mutu kegiatan belajar-mengajar harus mengadakan pemantauan terhadap semua bagian kegiatan dari proses pelaksanaan rencana yang telah dilaksanakan. Evaluasi dijalankan untuk mengetahui apakah sasaran yang telah ditetapkan berhasil sesuai rencana atau terdapat penyimpangan Tampubolon (dalam Slamet, dkk 1996:4). D. TINDAK LANJUT (ACT) Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari siklus PDCA. Tim perbaikan mutu kegiatan belajar-mengajar sekolah harus menetapkan usulan standar lanjutan berdasarkan hasil yang telah didapatkan, kemudian tim perbaikan mutu menetapkan langkah perbaikan berikutnya untuk permasalahan yang belum terselesaikan. PENGERTIAN SPMKK Sistem pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) adalah suatu Micro system dari macro syste m organisasi pelayanan kesehatan dan proses manaje rial untuk meningkatkan kemampuan klinis perawat d an bidan di rumah sakit dan puskesmas. SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan pe layanan keperawatan disarana atau institusi pelayana n kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan ya ng bermutu (Depkes, 2006) FILOSOFI SPMKK SPMKK adalah proses sistem mikro yang mendu kung dan meningkatkan kemampuan kinerja klinis per awat dan bidan secara profesional, dengan memperh atikan etika aspek legal yang akan meningkatkan buda ya kerja, sehingga diharapkan dapat bermanfaat secar a makro dalam pelayanan kesehatan masyarakat baik di rumah sakit maupun di puskesmas. KONSEP SPMKK Isu kunci dalam komponen seperti; Konsep SPMKK , standar dan standar operating prosedur (SOP)standar ki nerja, dan proses yang telah diidentifikasi dan diprioritask an untuk ditetapkan sebagai proses kritis. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik. S tandar yang berdasarkan sistem manajemen kinerja meru muskan kekhususan kinerja tersebut. Berbagai domain da pat diusulkan untuk kategori standar, walaupun terjadi pr oses adopsi dari konsep Dobedian mengenai standar pros es dan outcomes. Standar struktur adalah parameter legal untuk mengukur kinerja yang diharapkan Standar proses adalah rumusan norma operasional. MODEL SPMKK Bagan 1: Model sistem pengembangan manajemen ki nerja klinik perawat dan bidan di rumah sakit dan pus kesmas. Bagan 2 : Kerangka komponen pertimbangan dalam m engembangkan sistem pengembangan manajemen ki nerja klinis. Bagan 3 : SPMKK dan Keterkaitannya dengan Proses la in dalam Sistem Kesehatan. bagan 4 : Manajer Lini Pertama sebagai Agen Pembah aruan dalam Pengembangan Kinerja Klinis di organis asinya. Bagan 5 : Pengembangan selanjutnya di Rumah sakit / Puskesmas, Kepemimpinan, dukungan & dorongan dari kelompok kepentingan / Direktur Rumah sakit / Puskesmas
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional