Makalah
Oleh :
MIZNA SABILLA
NPM: 2013970028
Gambar 1
CQI Framework Model
1. Struktur.
Struktur mencakup teknologi, manusia (man), fisik, dan aset keuangan praktek
memiliki untuk menjalankan tugasnya. CQI meneliti karakteristik (misalnya,
nomor, campuran, lokasi, kualitas, dan kecukupan) sumber daya kesehatan, staf
dan konsultan, ruang fisik, dan sumber daya keuangan.
2. Proses.
Kegiatan, alur kerja, atau tugas dilakukan untuk mencapai output atau
dampak/hasil dianggap sebagaproses. Meskipun strategi CQI dalam literatur
fokus lebih umum pada proses klinis, CQI juga berlaku untuk proses administrasi.
3. Output.
Output berhubungan langsung dengan perubahan status pasien. Tidak semua
output bersifat klinis; banyak praktisi juga memiliki output terkait dengan bisnis
atau efisiensi tujuan dan, karenanya, memerlukan perubahan proses administrasi
dan penagihan/billing.
4. Outcome/Hasil.
Outcome adalah hasil akhir pelayanan (AHRQ, 2009 dalam The National
Learning Consortium, 2013) dan perubahan status kesehatan pasien pada saat ini
dan masa depan akibat intervensi perawatan dan pelayanan kesehatan (Kazley,
2008 dalam The National Learning Consortium, 2013). Perubahan yang
diinginkan dalam biaya dan efisiensi pelayanan pasien atau laba atas investasi
juga dapat dianggap sebagai outcome/hasil.
5. Umpan Balik.
Umpan balik antara output / outcome dan inisiatif CQI merupakan sebuah siklus.
Setelah perubahan struktur dan proses diimplementasikan, harus dinilai apakah
telah mencapai hasil yang diharapkan, dan jika tidak, apakah perubahan lain bisa
dipertimbangkan. Jika hasilnya telah tercapai, kemudian dapat menentukan cara
untuk menghasilkan hasil yang lebih baik lagi atau lebih efisien dan dengan biaya
lebih sedikit.
Sumber: Anonymous
Berdasarkan gambar 2, CQI merupakan sebuah siklus. Ketika siklus tersebut
telah selesai dilaksanakan, tim CQI harus memastikan apakah permasalahan telah
diselesaikan atau belum. Jika belum, maka siklus tersebut harus diulang: prosesnya
harus dilakukan studi ulang dan tindakan baru sampai hasil yang diinginkan tercapai.
Jika masih belum tercapai juga, maka siklus CQI harus dimulai kembali untuk
mengidentifikasi dan menentukan area baru untuk dilakukan perbaikan (The Family
Planning Manager, 1993).
4. Step 4 Pilih langkah spesifik dalam proses dan dalam setiap langkah tersebut,
buatlah daftar faktor penyebab masalah atau penghambat keberhasilan.
Ada beberapa teknik dalam mengidentifikasi penyebab masalah, meliputi: me-
review proses flowchart, mencari faktor yang mempengaruhi masalah dan
melakukan tukar pikiran/brainstorming.
Begitu data sudah dikumpulkan dan peralatan lain untuk menyajikan data sudah
dibuat, analisis data dapat dimulai dan beberapa alat dapat digunakan untuk
membantu proses ini. Alat-alat untuk memperbaiki dan memantau mutu antara lain:
Teknik kelompok nominal
Teknik ini merupakan kelanjutan dari brain-storming dan brain-writing yang
bertujuan membuat urutan atau prioritas.
Teknik pemungutan suara multipel
Pemungutan suara dilakukan oleh anggota kelompok yang membuat daftar
ide. Jumlah suara yang dapat dimiliki tiap anggota biasanya 1,5 kali jumlah
ide yang diajukan. Para anggota dapat memberikan suara mereka kepada
masing-masing ide dengan berbagai cara.
Teknik pembobotan suara
Sama seperti pemungutan suara multiple, namun anggota diminta untuk
memberikan urutan menurut mereka sendiri terhadap ide-ide yang diajukan.
Teknik pengurutan tingkat (rangking)
Pengurutan dapat dilakukan dengan mengurutkan ide yang paling penting
hingga yang paling kurang penting.
Neraca (balance sheet)
Semua ide dibagi menjadi dua kolom. Satu sisi kolom diberi judul sebagai
kolom positif/kekuatan, sedang sisi kolom yang lain diberi judul sebaliknya.
Setelah itu anggota kelompok mendiskusikan untuk mempertimbangkan man
aide yang terbaik.
Diagram Pareto
Diagram Pareto lebih dikenal sebagai hukum 80-2-. Konsep ini dapat
diterapkan dalam layanan kesehatan, misalnya 80% kesalahan pencatatan, 20%
disebabkan oleh staf.
Diagram kendali
Diagram kendali dapat membantu upaya proses perbaikan yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi saat-saat ketika proses “berada di luar
kendali”, yaitu di luar batasan yang diperhitungkan.
Diagram alur (flowchart)
Diagram alur merupakan sebuah rangkaian langkah demi langkah proses dan
sub-proses dalam bentuk gambar yang meliputi peristiwa, reaksi atau
keputusan. Diagram alur menunjang prinsip bahwa jika anda memahami
proses dan cara kerjanya, maka akan dengan mudah mengidentifikasi
kebutuhan proses dan hambatan-hambatan pelaksanannya.
Contoh Diagram Alur :
Diagram sebab akibat
Diagram sebab akibat disebut juga diagram tulang ikan (fish bone) atau
diagram Ishikawa. diagram ini menampilkan akar penyebab suatu masalah
pada situasi dalam beberapa kategori penyebab terkait.
Contoh :
Al-Assaf, A.F. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan: Perspektif Internasional. Terjemahan buku
Health Care Quality : an International Perpective. Jakarta: EGC
Anonymous. 2010. Workplace Health Promotion for Employees. FACTS: European Agency
for Safety and Health at Work. Dinduh dari https://osha.europa.eu pada tanggal 8
Oktober 2014.
Anonymous. PDCA Cycle (7 Steps CQI Process). Diunduh dari http://www.mcc.edu pada
tanggal 8 Oktober 2014.
Australian Department of Health. 2012. Continuous Quality Improvement. Diunduh dari
http://www.health.gov.au pada tanggal 6 Oktober 2014
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Graham, N.O. 1995. Quality in Health Care: Theory, Application, and Evolution. United
States of America: Aspen Publisher.
McLaughlin, Curtis P., dan Kaluzny, Arnold D. 2004. Continuous Quality Improvement in
Health Care : Theory, Implementation and Applications. Second Edition. United
States of America: Jones and Bartlett Publishers.
National Standards Assessment Program. 2011. Continuous Quality Improvement. Diunduh
dari http://www.caresearch.com.au pada tanggal 8 Oktober 2014
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK). Tanpa Tahun. Modul Spesifik
Puskesmas 3. Manajemen Mutu Pelayanan. Program Pengembangan Kapasitas
Manajemen dan Kepemimpinan Berbasis Kinerja di Papua. Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada.
Radawsky, Dan. 1999. Continuous Quality Improvement: Origins, Concepts, Problems, and
Applications. Perspective on Physician Assistant Education, Vol. 10, No. 1. Diunduh
dari http://www.paeaonline.org pada tanggal 6 Oktober 2014.
The Family Planning Manager. 1993. Using CQI to Strengthen Family Planning Programs.
January/February 1993 Volume 11, Number 1. Diunduh dari https://www.msh.org
pada tanggal 8 Oktober 2014.
The National Learning Consortium. 2013. Continuous Quality Improvement (CQI) Strategies
to Optimize your Practice. America: Diunduh dari www.healthit.gov pada tanggal 6
Oktober 2014.