PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan era di mana persaingan belum terjadi oleh karena produsen atau
pemberi pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum diberi
kesempatan untuk memilih. Hal ini terjadi pula pada organisasi pemberi
pelayanan publik. Pada lembaga pelayanan publik yang dikelola oleh
pemerintah, masyarakat sebagai pelanggan tidak diberikan hak untuk
menuntut mutu pelayanan yang lebih baik atau yang diharapkan. Keadaan
ini menyebabkan mutu pelayanan organisasi publik belum menjadi
penilaian. Pengguna hanya mengutamakan yang penting ada dan dapat
dipergunakan saja.
ERA INSPEKSI
Era Pengendalian Mutu dimulai sekitar tahun 1930-an. Era ini disebut juga
era statistical control, yang lebih menekankan pada pengendalian,
keseragaman produk dan pengurangan aktivitas inspeksi serta dilakukan
Departemen Teknis dan Departemen Inspeksi. Pada era ini pula
diperkenalkan pandangan baru terhadap konsep Walter A Shewart,
.Menurut pandangan ini mutu produk merupakan serangkaian karakteristik
yang melekat pada produk yang dapat diukur secara kuantitatif.
ERA JAMINAN MUTU (QUALITY
ASSURANCE)
Era jaminan mutu ini dimulai pada sekitar tahun 1960-an yang menekankan
pada koordinasi, pemecahan masalah secara proaktif.. Pada era ini mulai
dikenal adanya konsep total Quality Control (TQC) yang diperekenalkan
oleh Armand F pada tahun 1950.
Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik
yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa
suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu
merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada
peningkatan kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu.
ERA MANAGEMENT MUTU TERPADU
ATAU TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era ini
menekankan pada manajemen stratejik. TQM merupakan suatu sistem yang
berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara
berkesinambungan kepuasan pelanggan pada titik penekanan biaya agar
sama dengan biaya yang sesungguhnya untuk menghasilkan dan
memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk mencapai
keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen
yang dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi dengan leadership yang
kuat dari pimpinan.
ERA SISTEM MANAJEMEN MUTU
Era ini dimulai pada sekitar tahun 1943 yaitu pada masa perang dunia II, di mana
sekutu mulai mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak. Hal ini
terkait dengan mutu bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan
Inggris. Berdasarkan keadaan tersebut pihak militer Inggris mengembangkan
serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi serta konsisten bagi
kepentingan bahan militer.
Pada akhir tahun 1960, disusun standar sistem mutu AQAP (Allied Quality
Assurance Publicators) yaitu pengembangan standar yang sudah ada sebagai sistem
kendali dengan tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan pemasok dalam
pemenuhan persyaratan.
Pada tahun 1979 anggota ISO untuk Inggris yaitu British Standard Institute,
menyerahkan proposal kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru untuk
menyiapkan standar internasional yang berkaitan dengan teknik dan praktik
penjaminan mutu, maka dibentuklah komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176.
SEJARAH PERKEMBANGAN PROGRAM
MENJAGA MUTU:
1. Sebelum Tahun 1950
Program menjaga mutu belum menonjol
Program lebih banyak bersifat menyusun standar tenaga,
pelayanan atau sarana saja
2. Tahun 1950 sd tahun 1970
Program menjaga mutu mulai tampak lebih aktif
diselenggarakan
1952, berhasil disusun standar pelayanan
1953, mulai dilaksanakannya kegiatan
akreditasi RS atas dasar standar yang telah
ditetapkan
1956, mulai dilaksanakan audit medis
Program Menjaga Mutu telah dilaksanakan sejak lahirnya profesi kesehatan itu sendiri:
• 1972 Klasifikasi RS
• 1982 SKN ( Kebijakan peningkatan mutu )
• 1983 RP3JPK
• 1986 Standar Praktek Keperawatan
• 1988-1993 Peningkatan mutu yan perhatian khusus
• 1991 Lokakarya Nasional Jaminan Mutu ( Cisarua Bogor )
• 1993 Standar Pelayanan RS & Pelayanan Medik
• 1994 Dewan Pembina Program JaMu HP IV NTB & Jatim
• 1993-1998 Repelita VI Pemerataan Yankes yang bermutu
• 2004 –sekarang UU No 36/2009 tentang Kesehatan
JKN
SEJARAH DAN ERA PERKEMBANGAN MUTU
DI INDONESIA
Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan mutu yang dikutip dari
Tjahyono Koentjoro, 2004 menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan
kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan sejak tahun
1986 dengan diterapkannya gugus kendali mutu di rumah sakit dan di
puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lain.
Perbaikan ini dilanjutkan dengan dikenalkannya total quality management
pada tahun 1994 dan performance management pada tahun 1996 .
Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, diperkenalkan program
jaminan mutu (quality assurance) pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat,
Jawa timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
dan Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health Project IV).
Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut diperkenalkan melalui Proyek
Community Health and Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial Health Project I dengan
tiga tahapan, yakni analisis sistem, supervisi dan pembinaan, dan pendekatan
tim.
Empat standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan mutu
tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi,
standar penanganan infeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan
antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas
pelayanan kesehatan di puskesmas
PROGRAM MENJAGA
MUTU
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang
harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak
mencakup delapan hal pokok yakni
tersedia (available),
wajar (appropriate),
berkesinambungan (continue),
dapat diterima (acceptable),
dapat dicapai (accesibble),
dapat dijangkau (affordable),
efisien (efficient),
Unsur Proses (tindakan medis, tindakan non medis), apabila kedua tindakan
tersebut tidak sesuai dg standar yg telah ditetapkan maka sulit
diharapkan baiknya mutu pelayanan (Pena 1984)
Proses: Keluaran:
Masukan:
Tindakan medis Aspek Medis
Tenaga
- Medis -Anamnesis -Kegagalan
- Paramedis -Pem. fisik tindakan
- Non medis -Pem. penunjang -Efek samping
-Tindakan medis -Kematian
-Tindak lanjut
Dana
Aspek non
Tindakan non Medis
Sarana
Medis: -
-Medis
-Informasi Pengetahu
-Non medis
-Penyaringan an
-Obat
-Konseling pasien
-Bahan habis -Rujukan -kepuasan 25
PROGRAM MENJAGA
MUTU
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, maka perlu diidentifikasi unsur
masukan (input), lingkungan (environment),
proses (proccess), serta keluaran (output), maka
mudahlah dipahami sasaran program
menjaga mutu.
Keempat unsur ini haruslah selalu dipantau dan
dinilai yang apabila ditemukan penyimpangan
segera dilakukan perbaikan.
PROGRAM MENJAGA
MUTU
Program Menjaga Mutu diartikan secara sederhana
oleh Azwar sebagai berikut:
“Suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu
dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah
mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang
telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan
menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan.”
PROGRAM MENJAGA
MUTU
Bentuk Program Menjaga Mutu tersebut bisa ditinjau
dari kedudukan organisasi pelaksana program menjaga
mutu yaitu:
Program Menjaga Mutu Internal dan
Program Menjaga Mutu Eksternal.
Lisensi
Sertifikasi
Akreditasi
PROGRAM MENJAGA
MUTU
2. Program menjaga mutu Konkuren
• Yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.
• Lebih ditujukan pada standar proses.
KEGIATAN UTAMA MANAJEMEN
MUTU (PATRICE SPATH, 2009)
TERIMA KASIH