Anda di halaman 1dari 14

Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di

Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

HUBUNGAN ANTARA MODAL PSIKOLOGIS DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA


PENGUSAHA UMKM KERAJINAN KULIT DAN KOPER DI KECAMATAN TANGGULANGIN
SIDOARJO

Achmad Mochammad
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA email : achmadmochammad16010664036@mhs.unesa.ac.id

Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA email : sukmawatipuspitadewi@unesa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara modal psikologis dengan
produktivitas kerja pada pengusaha UMKM kerjainan kulit dan koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek pada penelitian ini 200 subjek,
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Ruang lingkup serta subjek penelitian merupakan pengusaha
UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment Correlation. Berdasarkan uji korelasi yang telah
dilakukan, didapatkan hasil signifikan sebesar 0,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan yang terjadi ainatara variabel modal psikologis dengan variabel produktivitas kerja.
Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan juga menunjukan koefisien korelasi dari penelitian ini sebesar
0,264 (r=0,264), bersasarkan hasil dari uji korelasi nilai yang dimunculkan tidak terdapat tanda negatif,
sehingga nilai koefisien korelasi memiliki arah hubungan yang positif sehingga arah hubungan antara
variabel bebas dan terikan memiliki sifat yang searah.
Kata Kunci: Modal Psikologis, Produktivitas Kerja, Kerajinan Kulit, Pengusaha UMKM

Abstract
This study aims to determine whether there is a relationship between psychological capital and work
productivity of MSME entrepreneurs working on leather and luggage in Tanggulangin District, Sidoarjo.
This research uses descriptive quantitative research methods. Subjects in this study were 200 subjects, based
on predetermined criteria. The scope and subjects of the research were leather and luggage SMEs
entrepreneurs in Tanggulangin District, Sidoarjo. The data analysis technique used in this research is
Pearson Product Moment Correlation. Based on the correlation test that has been carried out, a significant
result was obtained of 0.00, so it can be concluded that there is a significant relationship that occurs between
the psychological capital variable and the work productivity variable. Based on the correlation test that has
been done, it also shows the correlation coefficient of this study is 0.264 (r = 0.264), based on the results of
the correlation test the value that appears is no negative sign, so that the correlation coefficient value has a
positive direction of the relationship so that the direction of the relationship between the independent
variables and anchovies have a unidirectional nature.
Keywords: Psychological Capital, Work Productivity, Leather Crafts, MSME Entrepreneurs

PENDAHULUAN Mikro kecil dan Menengah (UMKM). Adanya kegiatan


Kegiatan ekonomi selain terjadi pada sektor makro, juga ekonomi masyarakat berupa UMKM mampu memberikan
terjadi pada sektor mikro. Dalam upaya memenuhi tambahan pemasukan kepada masyarakat, menciptakan
kebutuhan ekonomi secara mandiri beberapa masyarakat masyarakat yang produktif serta mampu untuk menciptakan
menciptakan usaha-usaha yang dikelola sendiri dalam skala lapangan kerja baru. UMKM yang pada awalnya
kecil untuk mendapatkan penghasilan atau pemasukan. merupakan salah satu pilar ekonomi kerakyatan dimana
Kegiatan perekenomian yang dapat dilakukan oleh UMKM hanya dipandang sebagai basis ekonomi tradisional
masyarakat salah satu contohnya ialah kegiatan Usaha yang menopang kehidupan masyarakat, seiring
berkembangnya inovasi teknologi dan ilmu pengetahuan
70
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

UMKM telah berkembang menjadi sistem ekonomi modern pekerjaan. Keenam, kewiraswataan, merupakan bentuk
dengan produktivitas tinggi. kreativitas dalam menjalankan usaha, berani mengambil
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah resiko, serta menjalankan usaha dengan baik dan benar.
suatu kegiatan usaha produktif yang dimiliki oleh Produktivitas kerja memiliki dua dimensi yaitu,
masyarakat yang memiliki batasan aset dan keuntungan efektivitas dan efisiensi (Sedarmayanti, 2009). Efektivitas
tertentu (UU No. 20 Tahun 2008). UMKM juga merupakan merupakan suatu proyeksi yang memberikan ukuran
usaha ekonomi yang dilakukan oleh perorangan atau dalam tentang seberapa jauh target kerja dapat tercapai, sedangkan
artian bukan bagian dari suatu perusahaan. Marhadi (2003) efisiensi adalah sebuah ukuran yang membandingkan
berpendapat bahwa usaha kecil mikro dan menengah perencanaan penggunaan sumber daya untuk melaksanakan
(UMKM) adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh rakyat pekerjaan dengan yang sebenarnya telah digunakan.
serta hasilnya dimanfaatkan juga oleh rakyat. Pengusaha Selanjutnya, menurut pendapat yang dikemukakan oleh
usaha UMKM membentuk kegiatan usahanya dengan Gomes (2003) produktivitas kerja dipengaruhi oleh
modal sendiri atau kelompok kemudian mendapatkan beberapa faktor, antara lain pengetahuan, ketrampilan,
keuntungan dari kegiatan usaha yang dijalankannya. kemampuan, sikap, serta perilaku. Individu pengusaha yang
Namun, meskipun bukan bagian dari sebuah perusahaan memiliki karakteristik produktif memiliki ciri-ciri yaitu rasa
UMKM tetaplah harus memperhatikan pencapaian tanggung jawab, mencintai pekerjaan, kerjasama, dan
pencapaian layaknya pada perusahaan atau bidang usaha inisiatif untuk berkembang dan meningkatkan potensi diri
makro. (Sedarmayanti, 2009). Adapun menurut Sedarmayanti
Bagi suatu usaha perusahaan atau organisasi, terdapat (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
banyak hal yang harus dicapai salah satunya adalaah perihal kerja adalah sikap kerja, keterampilan, hubungan
produktifitas, suatu usaha atau organisasi dapat dinialai manajerial antara atasan dengan bawahan, manajemen
gagal atau kurang baik jika tidak bisa mencapai target produktivitas, efisiensi tenaga kerja serta kewiraswastaaan.
produktifitasnya. apabila produktivitas kerjanya rendah Dalam penelitian ini,faktor faktor inilah yang nantinya akan
serta tidak efektif dan efisien dalam mengelola usahanya. dilihat dan diukur untuk mengetahui bagaimana
Sedarmayanti (2009) menyatakan produktivitas merupakan produktivitas pada UMKM kerajinan kulit dan koper di
bentuk attitude of mind atau sikap mental yang dimiliki Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Diharapkan melalui
pengusaha dalam rangka meningkatkan efisiensi faktor faktor tersebut produktivitas UMKM kerajinan kulit
penggunaan aspek input produksi barang atau jasa. dan koper ini dapat dilihat dengan baik.
Sutrisno (2012) mengemukakan, produktivitas yaitu sikap Perihal penerapan produktivitas kerja itu sendiri, dapat
mental yang memiliki orientasi masa depan yang harus diaplikasikan kedalam suatu organisasi yang kemudian
lebih baik daripada hari ini. Seperti yang telah dibedakan menjadi dua jenis (Sedarmayanti, 2009) yaitu
dikemukakan sebelumnya bahwa meskipun UMKM yang organisasi bisnis atau private sector dan organisasi
merupakan bentuk usaha mikro, namun aspek produktivitas pelayanan masyarakat atau public sector. Berdasarkan
ini juga merupakan salah satu aspek penting yang harus mekanisme pasar, private sector dianggap sanggup bertahan
dicapai oleh sebuah UMKM. Produktivitas yang rendah dalam kegiatan perekonomian dikarenakan standart kualitas
juga dapat menjadi salah satu indikator bahwa UMKM ditentukan oleh pasar atau konsumen baik dari segi kualitas
tersebut berjalan dengan kurang baik atau gagal. maupun kuantitas dan meskipun masih dalam skala mikro,
Terdapat pula enam faktor yang mempengaruhi bidang usaha UMKM sudah dapat dikatakan menjadi
produktivitas kejra (Sedarmayanti, 2009), antara lain : organisasi bisnis ataupun private sector karena sekalipun
Pertama, terdapat sikap kerja, yang artinya merupakan dalam skala yang sederhana dan mikro keperuntukan
ketersediaan individu untuk melakukan pekerjaan atau UMKM ini juga diharapkan dapat menghasilkan laba.
melaksanakan tugas baik secara individual maupun secara Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) biasanya
tim. Kedua, Keterampilan, dapat sibetukan sebagai suatu banyak ditemui di kota kota kecil dan kabupaten yang
kemampuan yang ditentukan oleh latar belakang tengah berkembang salaah satunya Sidoarjo. Sidoarjo.
pendidikan dan pelatihan. Ketiga hubungan manajemen, sendiri merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan
diwujudkan dengan adanya kerjasama yang baik antara UMKM yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data
pimpinan dengan individu karyawanyang terwujud dalam yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik Sidoarjo (2017),
kerjasama peningkatan produktivitas. Keempat Manajemen jumlah pengusaha usaha di Sidoarjo sebesar 206.745
produktivitas, yang merupakan suatu pengaturan tentang wirausahawan atau 9% dari jumlah total penduduk
efisiensi penggunaan sumber daya dan sistem kerja untuk Sidoarjo. Berdasarkan jumlah tersebut sebanyak 155.045
mencapai produktivitas. Kelima, efesiensi tenaga kerja, atau 75% merupakan pengusaha UMKM. Sedangkan untuk
dapat diwujudkan dalam perencanaan pengunaan tenaga sentra UMKM yang dapat dikatakan sebagai UMKM
kerja dan perancanaan tugas dalam mengerjakan suatu unggulan di Sidoarjo adalah pusat industri kerajinan kulit

71
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

dan koper di Kecamatan Tanggulangin. Hal inilah yang eksternal seperti, ketersediaan alat dan bahan sampai
menjadi salah satu alasan mengapa peneliti memilih dengan faktor – faktor internal seperti faktor psikologis.
pengusaha sentra UMKM kerajinan kulit dan koper Pengusaha perlu memperhatikan faktor psikologis dalam
menjadi subjek dalam penelitian ini. menjaga stabilitas atau bahkan meningkatkan produktivitas
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kerja. Memperhatikan sisi psikologis sebagai pengusaha
dengan beberapa pengusaha UMKM kerajinan kulit dan dapat memunculkan motivasi serta perilaku produktif yang
koper di Kecamatan Tanggulangin, ditemukan beberapa sangat diperlukan dalam mengelola usaha atau bisnis.
permasalahan yang menjadi hambatan para pengusaha Pengusaha dapat dikatakan produktivitas kerjanya bagus
UMKM selama menjalankan usahanya. Beberapa apabila pengusaha tersebut dapat mengelola usahanya dan
permasalahan yang menghambat proses produksi ini memanfaatkan sumber daya yang dimiliki seperti
diantaranya keterbatasan alat-alat produksi, Permasalahan keterampilan,managemen produktivitas juga efisiensi
keterbatasan alat produksi ini mengakibatkan beberapa tenaga kerja seperti yang dikemukakan oleh Sedarmayanti
pengusaha mengalami kesulitan dalam menyelesaikan (2009).
pesanan kerajinan kulit sesuai dengan tenggat waktu yang Sikap mental dan mindset pengusaha UMKM yang
diberikan oleh konsumen atau pemesan, keterbatasan alat cenderung hanya berorientasi pada besarnya perolehan
produksi ini juga mengakibatkan terhambatnya pemenuhan keuntungan harus dikembangkan menjadi pola pikir yang
standart hasil produksi pada beberapa UMKM kerajinan selalu berorientasi pada sikap senantiasa berorientasi pada
kulit dan pembuatan koper ini. inovasi, efektivitas, dan efisiensi produksi sehingga mampu
Selain permasalahan mengenai keterbatasan alat mengelola bisnis secara baik. Karena dengan pola pikir
produksi, masalah selanjutnya yang dihadapai oleh para yang selalu berorientasi pada hal-hal seperti inovasi,
pelaku usaha UMKM kerajinan kulit dan pembuatan koper efektivitas, dan efisiensi pengusaha diharapkan akan lebih
ini ialah perihal inovasi pada produk, para pengusaha ini mampu bertahan dan mempertahankan bidang usahanya
merasa kesulitan mengembangkan ide ide mengenai desain ditengah banyaknya kendala yang menerpa
terbaru ataupun inovasi lain terkait perkembangan lebih keberlangsungan usahanya, baik dari internal maupuin
lanjut mengenai kerajinan kulit dan pembuatan koper ini, eksternal. Sikap mental yang positif ini juga diharapkan
dalam permasalahan ini para pengusaha menilai kesulitan selalu tertanam pada diri tiap pelaku usaha dikarenakan,
mereka dalam mengembangkan ide ataupun inovasi ini adanya kaitan yg erat antara produktivitas dan juga sikap
dinilai karena kurangnya pihak UMKM mendapatkan mental. Produktivitas kerja erat kaitannya dengan sikap
pelatihan tentang desain produk, sehingga mereka sering mental yang optimis dalam menghadapi tantangan bisnis
kali meniru desain dari produk-produk sejenis dari merk atau keterampilan mengelola sumber daya manusia
internasional yang sudah mendapatkan minat dari (Sinungan, 2009). Sikap optimis yang diperkuat dengan
konsumen. Para pengusaha ini kesulitan membuat produk keyakinan serta ketekunan berusaha akan mendorong
yang otentik dan menjadi ciri khas dari sentra industri individu untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mengatasi
kerajinan kulit Kecamatan Tanggulangin yang mudah tantangan yang ada. Produktivitas kerja sebagai bentuk
diterima oleh konsumen. Padahal menurut mereka akan attitude of mind bukan semata-mata untuk mencapai hasil
lebih baik dan menarik jika produk produk yang mereka kerja sebanyak mungkin, melainkan tentang kualitas
hasilkan memiliki ciri khas tertentu yang membedakan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan. Wujud unjuk
dengan banyakya produk sejenis yang marak beredar kerja yang baik sebagai perusahaan. Marhadi (2003)
dipasaran. Oleh sebab itu para pengusaha berharap berpendapat bahwa usaha kecil mikro dan menengah
mendapatkan dukungan positif dari pemerintah perihal (UMKM) adalah kegiatan usaha yang dilakukan oleh rakyat
pengembangan produk kerajinan kulit dari Kecamatan serta hasilnya dimanfaatkan juga oleh rakyat. Pengusaha
Tanggulangin sehingga produk-produk yang dihasilkan usaha UMKM membentuk kegiatan usahanya dengan
mampu untuk bersaing di pasaran serta para pengusaha modal sendiri atau kelompok kemudian mendapatkan
kerajinan kulit tidak lagi menemui hambatan yang berarti keuntungan dari kegiatan usaha yang dijalankannya.
ketika mengerjakan produksi kerajinan kulit dan koper. Meskipun begitu, sikap mental yang positif diharapkan
Selain faktor-faktor pendukung kelancaran produksi, tetap ada dan menjadi sikap yang dimiliki oleh tiap tiap
terdapat faktor lain yang tak kalah pentinnya dalam pengusaha di UMKM kerajinan kulit dan koper ini.
kelangsungan sebuah usaha, dalam kasus ini ialah UMKM. Suatu usaha perusahaan atau organisasi tidak bisa
Komponen penting lainnya tersebut ialah, pengusaha. mencapai targetnya apabila produktivitas kerjanya rendah
Pengusaha dalam UMKM ini memegang peranan yang serta tidak efektif dan efisien dalam mengelola usahanya.
sangat penting yakni untuk menjaga stabilitas produktivitas Sedarmayanti (2009) menyatakan produktivitas merupakan
kerja dengan memperhatikan beberapa factor yang dapat bentuk attitude of mind atau sikap mental yang dimiliki
mempengaruhi produktifitas itu sendiri, mulai dari faktor pengusaha dalam rangka meningkatkan efisiensi

72
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

penggunaan aspek input produksi barang atau jasa. menyelesaikannya hingga akhir (Alwisol, 2009).
Sutrisno (2012) mengemukakan, produktivitas yaitu sikap Kepercayaan diri dapat diperoleh melalui pengelaman
mental yang memiliki orientasi masa depan yang harus penguasaan materi, persuasi sosial, keadaan emosi, serta
lebih baik daripada hari ini. vicarious experience; Kedua, harapan (hope) Luthans,
Produktivitas kerja memiliki dua dimensi yaitu, Youssef, dan Avolio (2007) mendefisinikan hope sebagai
efektivitas dan efisiensi (Sedarmayanti, 2009). Efektivitas motivasi positif yang bersumber dari pemusatan energi
merupakan suatu proyeksi yang memberikan ukuran yang terarah dan cara/rencana yang digunakan untuk
tentang seberapa jauh target kerja dapat tercapai, sedangkan mencapai tujuan (pathway). Individu dengan hope yang
efisiensi adalah sebuah ukuran yang membandingkan tinggi memiliki ciri-ciri seperti memiliki kontrol penuh atas
perencanaan penggunaan sumber daya untuk melaksanakan energi yang digunakannya dalam mencapai target, seorang
pekerjaan dengan yang sebenarnya telah digunakan. Wujud pemikir yang independen, memiliki locus of control
produktivitas kerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu, internal, serta selalu berusaha menemukan peluang/jalan
kecakapan serta driving force berupa kondisi mental positif keluar ketika dihadapkan pada suatu permasalahan; Ketiga,
yang membuat individu melakukan suatu pekerjaan secara optimisme (optimism), yang merupakan suatu sikap atau
optimal (Sedarmayanti, 2009). Kondisi mental positif dapat atribusi positif mengenai keyakinan akan kesuksesan di
memberikan dorongan pada diri individu yang mengarah masa sekarang dan juga di masa mendatang. Menurut
pada pencapaian target, memberikan kepuasaan pada Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) optimisme adalah
pekerjaan, dan mengurangi ketidak-seimbangan. Adanya suatu sikap yang ditunjukkan dengan keinginan untuk tetap
kombinasi yang baik antara kecakapan serta kondisi mental mencoba. Sikap optimis mampu membuat individu berpikir
positif dapat menghasilkan output kerja yang tinggi dan positif meskipun sedang menghadapi suatu kesulitan atau
baik. Sebagai pelaku usaha yang bertanggung jawab pada tantangan serta membuat individu tetap realistis dalam
faktor produksi secara keseluruhan baik karyawan, menyikapi kesulitan yang dihadapinya; Serta Keempat,
lingkungan pekerjaan, serta bisnisnya, pengusaha UMKM ketahanan diri (self-resilience). Diartikan sebagai sikap
harus memiliki mental positif yang mampu bersinergi tekun dan ulet yang ditunjukkan oleh individu ketika
dengan kecakapan dalam bekerja. Mental positif ini dapat dihadapkan pada situasi yang sulit. Resiliensi
berupa modal psikologi dari dalam individu yang mampu jugamerupakan suatu kondisi mental dimana individu
mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang mampu bertahan atau bahkan membalikkan keadaan ketika
dimiliki individu. Adanya modal psikologi yang kuat, dihadapkan pada permasalahan atau kesulitan hingga
mampu mendorong individu pengusaha yang senantiasa individu tersebut mencapai kesuksesan (Luthans, Youssef,
berkembang dan berpikir kreatif dalam menjalankan dan Avolio, 2007).
usahanya serta mengatur alur bisnis yang tengah di Individu yang memiliki modal psikologis didefinisikan
jalankannya. sebagai individu yang dapat berkembang dengan baik yang
Modal psikologis dapat didefinisikan sebagai aspek ditandai dengan adanya kepercayaan diri atau konfidensi
positif mental psikologis yang harus dimiliki oleh individu tinggi dalam bertindak atau menyelesaikan pekerjaan,
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya yang kemudian memiliki atribusi positif akan keberhasilan pada
ditandai dengan adanya keyakinan untuk menyelesaikan masa sekarang serta masa nanti, memiliki ketahanan mental
pekerjaan, memiliki sikap opstimis terhadap keberhasilan, psikologis yang kuat serta tekun dalam berusaha hingga
tekun dalam bekerja, serta keadaan emosi yang tangguh meraih kesuksuksesan. Modal psikologis yang dimiliki
dalam menghadapi permasalahan yang muncul hingga individu ini diharapkan dapat pula memberikan dampak
sukses (Luthans, Youssef, dan Avolio, 2007). positif terhadap bidang usaha yang sedang ditekuni atau
Aspek atau dimensi modal psikologis yaitu pertama, dijalankan.
percaya diri (self-efficacy) yang diartikan sebagai penilaian Dalam prakteknya para pengusaha UMKM kerajinan
terhadap diri mengenai kemapuan dalam menyelesaikan kulit dan koper di Kecamatan Tanggulangin ini
tugas secara baik dengan menggunakan tindakan yang menunjukkan telah memiliki modal psikologis dalam
sesuai (Bandura, 1997. dalam Alwisol, (2009). Pendapat bentuk semangat untuk bangkit dari keterpurukan bisnis
mengenai kepercayaan diri menurut Luthans, Youssef, dan dan tetap bekerja untuk memproduksi kerajinan kulit dan
Avolio (2007) percaya diri merupakan suatu keadaan diri koper. Para pengusaha UMKM kerajinan kulit dan koper di
individu yang mengacu pada keyakinan diri/konfidensi Kecamatan Tanggulangin berulang kali mendapatkan
tentang kemampuan serta potensinya dalam menggerakan permasalahan yang berimbas pada bisnis mereka, akan
motivasi, kognisi, dan tindakan yang dilakukan dalam tetapi hal tersebut tidak menyurutkan tekat mereka untuk
mencapai tujuan. Individu yang memiliki kepercayaan diri terus menekuni bidang usaha kerajinan kulit dan koper ini.
tinggi dan harapan atas hasil kerjanya realistik maka Permasalahan terbesar yang mereka rasakan serta yang
individu tersebut akan berusaha dengan keras serta berdampak pada bisnis adalah serbuan produk sejenis dari

73
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

luar negeri karena diberlakukannya perdagangan bebas di a. Berstatus sebagai pemilik usaha UMKM kerajinan
kawasan Asia. Para pengusaha UMKM kerajinan kulit dan kulit dan koper.
koper mengutarakan bahwa akibat dari pemberlakukan b. Merupakan pengusaha UMKM mandiri.
perdagangan bebas, konsumen menjadi banyak yang c. Subjek merupakan pengusaha sekaligus pengrajin.
beralih memakai produk- produk import yang pada
Hasil penentuan jumlah sampel yang menggunakan
dasarnya harganya lebih murah. Berbeda dengan produk-
teknik purposive sampling, didapatkan jumlah sampel yang
produk kerajinan dari Kecamatan Tanggulangin yang masih
memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu
mengandalkan alat-alat produksi yang lama dan kurang
sebanyak 231 sampel penelitian.
efektif dalam proses produksi. Kendati demikian para
pengusaha UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan Penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment
Tanggulangin mempunyai keyakinan bahwa produk- Karl Pearson yang dilakukan menggunakan bantuan SPSS
produk kerajinan yang dihasilkan akan tetap dapat diterima 21 for windows. Teknik korelasi product moment digunakan
oleh konsumen karena kualitas barang hasil produksi yang untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
tidak kalah dengan produk-produk sejenis dari luar negeri. variabel Skala Produktivitas Kerja (X) terhadap Modal
Semangat ini pula yang mengilhami para pengusaha untuk Psikologis (Y). Partisipan pada penelitian berjumlah 31
tetap optimis mempertahankan produksi kerajinankulit dan subjek pada saat tryout dan pada saat penelitian uji hipotesis
koper dengan kualitas yang tinggi. Harapan tersebut digunakan sejumlah 200 subjek.
diwujudkan para pengusaha dalam wujud inovasi desain
HASIL DAN PEMBAHASAN
produk yang mengikuti model kekinian, sehingga lebih
Hasil
mudah untuk diterima oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan peneliti diatas,
terdapat hubungan antara modal psikologis dengan
maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam produktivitas kerja pada pengusaha UMKM kerjainan kulit
mengenai fenomena positif yang terjadi pada pengusaha dan koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Penelitian
UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan
ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
Tanggulangin serta tentang hubungan antara modal
deskriptif. Subjek pada penelitian ini 200 subjek,
psikologis dengan produktivitas kerja pada pengusaha
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Ruang lingkup
UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan
serta subjek penelitian merupakan pengusaha UMKM
Tanggulangin Sidoarjo.
kerajinan kulit dan koper di Kecamatan Tanggulangin
Hipotesis pada penelitian ini terdiri dari hipotesis
Sidoarjo.
alternatif (H1) dan hipotesis nihil (H0). Hipotesis dikatakan
benar jika hipotesis alternatif (H1) terbukti kebenarannya. Teknik pengumpulan data merupakan macam-macam
Semakin tinggi tingkat modal psikologis maka akan cara ataupun alat yang nantinya akan digunakan untuk
semakin tinggi pula tingkat produktivitas kerja pengusa pengumpulan data dalam penelitian (Arikunto, 2002).
UMKM. Sebaliknya semakin rendah tingkat modal Terdapat dua bagian yang akan digunakan peneliti untuk
psikologis, maka semakin rendah pula tingkat produktivitas pengumpulan data pada penelitian kali ini, yaitu :
kerja pengusaha UMKM. Adapun hipotesis penelitian ini, a. Data primer
sebagai berikut yaitu tidak ada hubungan antara modal
Data primer yang digunakan pada penelitian kali ini
psikologis dengan produktivitas kerja pengusaha UMKM
adalah hasil dari skala produktivitas kerja dan modal
kerajinan kulit dan koper atau ada hubungan antara modal
psikologis. Kuesioner merupakan penjabaran dari variabel
psikologis dengan produktivitas kerja pengusaha UMKM
yang berupa daftar pernyataan yang natinya akan diisi oleh
kerajinan kulit dan koper.
responden (Arikunto, 2006). Sifat pembagian pada
kuesioner ini bersifat tertutup, sehingga responden
METODE
ditugaskan untuk memilih salah satu jawaban yang telah
Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan tersedia. Dalam kuesioner penelitian ini menggunakan
kuantitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini skala likert. Sugiyono (2013) skala likert digunakan untuk
menggunakan Skala Produktivitas Kerja dan Skala Modal mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang
Psikologis. Populasi dan subjek dalam penelitian ini yakni mengenai fenomena sosial disekitarnya. Berikut penjelasan
pengusaha UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan skala Likert :
Tanggulangin yang berstatus sebagai pemilik usaha
UMKM. Teknik pengambilan sample pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling, sehingga Tabel 1. Skala Likert’s
kriteria yang harus terpenuhi oleh sampel penelitian, antara Jawaban Skor Skor
lain:
74
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

Favorable Unfavorable lebih dari 0,05 (p>0,05) dan sebaliknya jika nilai
Sangat Tidak 1 4 signifikansinya kurang dari 0,05 (p<0,05) maka data
Setuju dinyatakan tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2012).
Setuju 2 3
Tabel 3. Koefisiensi Distribusi Normalias Data
Tidak Setuju 3 2
Sangat Setuju 4 1 Nilai Signifikansi Keterangan
Sig > 0,05 Distribusi data normal
Sig < 0,05 Distribusi data tidak
b. Data Sekunder normal
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui
literatur, buku, dan sumber lain (seperti internet, artikel
Pada penelitian ini telah didapatkan hasil dari uji
dan sebagainnya) yang berhubungan dengan penelitian.
kolmogrov smirnov, pada skala modal psikologis
Berdasarkan uji deskriptif yang telah dilakukan, mendapatkan hasil sebesar 0,914, begitu pula dengan skala
didapatkan hasil sebagai berikut : produktifitas kerja mendaparkan hasil 0,891, Sehingga
berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
data pada penelitian ini berdistribusi normal karena
Tabel 2. Uji Deskriptif
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,050).
Std.
N Min Max Mean Telah didapatkan juga uji linearitas pada data penelitian.
Deviation
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau
Modal
200 101 149 125,81 9,930 tidak terdapat hubungan antar variabel pada penelitian,
Psikologis
sehingga pada penelitian ini uji linearitas bertujuan untuk
Produktivitas
200 55 89 70,11 6,267 mengetahui hubungan antara variabel modal psikologis
Kerja
dengan variabel produktifitas kerja. Data penelitian dapat
Valid N dinyatakan mempunyai hubungan yang linier jika nilai
200
(listwise) signifikansi kurang dari 0,05(p<0,05), sebaliknya jika data
Dapat diketahui dari tabel diatas, pada variabel modal penelitian menunjukan hasil lebih dari 0,05 (p>0,05) maka
penelitian dinyatakan tidak linier (Sugiyno, 2012). Pada uji
psikologis terdapat jabaran nilai yang telah didapatkan
oleh peneliti, diantaranya ada nilai mean 125,81; dengan linearitas tersebut peneliti menggunakan bantuan program
nilai maximum sebesar 149 dan nilai minimum sebesar 101, SPSS Statistic 21 for windows.
sedangankan pada variabel produktivitas kerja terdapat Pada uji linearitas telah didapatkan hasil pada kedua
jabaran nilai yang telah didapatkan oleh peneliti, variabel yaitu variabel modal psikologis dan produktivitas
diantaranya ada nilai mean 70,11; dengan nilai maximum kerja, mendapatkan hasil sebesar 0,914, sehingga
sebesar 89 dan nilai minimum sebesar 55. berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
data pada penelitian ini bersifat linear karena nilai
Berdasar hasil penelitian pada tabel 1 juga menunjukan
signifikansi yang didapatkan lebih dari 0,05 (p>0,05).
nilai standart deviasi pada kedua variabel, pada skala modal
psikologis mendapatkan nilai sebesar 9,930, sedangkan Tahapan selanjutnya pada penelitian ini yaitu uji
pada skala produktivitas kerja mendapatkan nilai sebesar hipotesis. Pada penelitian ini menerapkan uji hipotesis
6,267. Hasil standart deviasi pada penelitian ini dapat dilakukan guna memenuhi asumsi parametrik dengan
disimpulkan bahwa penelitian ini mempunyai data yang menggunakan teknik product moment correlation (Karl
bervariasi. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan besaran Pearson) untuk mengetahui hubungan dua variabel yang
nilai standart deviasi yang didapatkan lebih dari 1 SD (1 SD akan diteliti. Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa
=6). taraf siginifikansi yang digunakan sebesar 5% artinya
Pada penelitian ini juga telah dilakukan uji normalitas. bahwa hubungan antar variabel dinyatakan signifikan
Uji Normalitas pada penelitian ini berfungsi agar peneliti apabila nilai p lebih dari 0,05 (p>0,05) sebaliknya jika nilai
dapat mengetahui data penelitian berdistribusi normal atau antar variabel kurang dari 0,05 (p<0,05) maka hubungan
tidak, sehingga akan berdampak pada penggunaan uji antar variabel dinyatakan tidak signifikan. Adapun setelah
statistik parametrik atau non parametrik. Proses uji hasil yang didapatkan dari uji hipotesis, berikut merupakan
normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov nilai koefisien korelasi menurut Guilford dalam Sugiyono
Smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS (2013) :
Statistic 21 for windows. Uji Kolomogrov Smirnov
memiliki syarat bahwa data penelitian akan dinyatakan Tabel 4. Nilai Koefisiensi Korelasi
sebagai data berdistribusi normal jika nilai signifikansinya Interval Koefisien Tingkat
75
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

Hubungan UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan


0,00-1,99 Sangat Rendah Tanggulangin Sidoarjo” hasil tersebut didapatkan dari
0,20-0,399 Rendah proses uji hipotesis dengan rumus korelasi Product Moment
0,40-0,599 Sedang dan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Data
0,60-0,799 Kuat yang dihasilkan pada penelitian ini didapatkan dari 200
subjek yang diambil dari pengusaha UMKM Kerajinan
0,80-1,000 Sangat Kuat
Kulit dan Koper Di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo.
Berdasarkan data yang didapat tersebut kemudian diolah
Hasil dari Uji Hipotesis Pearson Product Moment
untuk diuji hipotesis dengan rumus korelasi Product
Correlation dengan rumus akan dijealaskan sebagai
Moment dan dengan bantuan program SPSS 21.0 for
berikut
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis windows dan telah menghasilkan nilai signifikansi sebesar
Correlations 0,00 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,264. Sehingga
Modal Produktivit kedua nilai tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel
Psikologis as Kerja mempunya hubungan yang signifikan dengan hubungan
Pearson yang positif (searah) dan mempunyai nilai koefisiensi
Modal 1 .264**
Correlation korelasi sebesar 0,264 yang masuk dalam kategori
Psikologis signifkansi yang cenderung lemah. Hasil dari uji hipotesis
Sig. (2-tailed) .000
N 200 200 tersebut menunjukan bahwa hipotesis (H1) telah diterima,
sehingga “Ada hubungan antara modal psikologis dengan
Pearson
Produktii
Correlation .264** 1 produktivitas kerja pengusaha UMKM kerajinan kulit dan
as Kerja koper”.
Sig. (2-tailed) .000
N 200 200
Pembahasan
Tabel tersebut menunjukan hasil dari uji hipotesis yang Pengertian dari produktivitas kerja menurut pendapat
telah dilakukan dengan bantuan SPSS Statstics 21 for Sedarmayanti (2009) merupakan bentuk attitude of mind
windows. Pada hasil tabel tersebut dapat diketahui bahwa atau sikap mental yang dimiliki individu dalam rangka
hasil dari uji hipotesis menunjukan nilai signifikansi meningkatkan efisiensi penggunaan aspek input produksi
sebesar 0,000 sehingga apabila nilai p data penelitian antar barang/jasa. Sementara itu sikap mental yang berkaitan
variabel lebih dari 0,05 (p>0,05) maka penelitian tersebut dengan produktivitas kerja mencakup antara lain sikap
mempunyai keterikatan yang signifikan. motivatif, disiplin, kreatif, inovatif, dinamis, profesional,
Hal yang tidak kalah penting yaitu nilai koefisiensi serta berjiwa pantang menyerah (Sedarmayanti, 2009).
korelasi dari penelitian. Pada penelitian ini didapatkan hasil Pendapat serupa mengenai produktivitas juga dikemukakan
yang dilihat dari tabel, data menunjukan nilai koefisiensi oleh Sutrisno (2012),
sebesar 0,264 (r=0,264) dan tidak ada tanda atau simbol Sutrisno menyatakan bahwa produktivitas dapat
negatif, maka dapat disimpulkan data penelitian mempunya ditingkatkan jika kita memiliki sikap mental yang
kecenderungan nilai hubungan kearah positif, yang berorientasi masa depan yang harus lebih baik daripada hari
menunjukan hubungan antar kedua variabel mempunyai ini. Hal ini sejalan dengan kondisi lapangan yang ditemui
hubungan yang searah. peneliti dalam melakukan penelitian ini, para pelaku
Nilai koefisiensi korelasi juga dapat menunjukan UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan
kekuatan dari hubungan antar variabel. Semakin tinggi nilai Tanggulangin Sidoarjo ini terlihat sangat memiliki sikap
koefisiensi korelasi maka hubungan antar variabel mental yang berorientasi kepada pandangan masa depan
mempunyai hubungan signifikansi yang kuat, sebaliknya yang lebih baik, terlepas dari segala hambatan dan rintangan
semakin rendah nilai koefisiensi korelasi maka hubungan yang mereka hadapi sikap mental tersebut terus tumbuh dan
antar variabel juga mempuyai hubungan signifikansi yang menjadi acuan para pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan
rendah pula, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Hal ini dapat
korelasi pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diketahui berdasarkan data yang diambil oleh peneliti saat
hubungan antara variabel modal psikologis dan variabel mkelakukan try out dan pengambilan sample sdata awal.
produktivitas kerja memiliki hubungan yang signifikan Berdasarkan pendapat Gomes (2003) produktivitas
dengan nilai koefisien korelasi yang masuk dalam kategori kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
lemah yaitu 0,264 dan menunjukan hubungan yang searah. pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap, serta
Hipotesis pada penelitian ini dapat dijabarkan sebagai perilaku. Selain itu, sudut pandang organisasi dalam
berikut : “Modal Psikologis mempunyai hubungan yang memandang produktivitas sebagai suatu kerangka teknis
signifikan dengan Produktivitas Kerja pada Pengusaha antara faktor input dan output produksi sehingga
76
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

peningkatan produktivitas dapat dilihat dari aspek kuantitas individu, dimana faktor psikologis individu merupakan
serta kualitas (Alimuddin, 2012). Dalam hal ini para suatu konsekuensi dari tingkat produktivitas yang dicapai.
pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Secara sederhana apabila individu memiliki faktor
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, juga sudah psikologis yang baik maka akan dapat memunculkan
menunjukkan adanya upaya pemenuhan faktor-faktor yang perilaku kerja yang positif serta produktif (Suhariadi, 2016).
dapat menunjang peningkatan produktivitas kerja, Faktor psikologis yang positif berupa sikap optimis ini telah
diantaranya dalam faktor pengetahuan, para pengusaha ini ditunjukkan oleh para pelaku UMKM Kerajinan Kulit dan
telah berupaya mengingkatkan pengetahuan terkait model, Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Hal ini dapat
yang tengah marak dipasaran saat ini, pengetahuan tentang dilihat dari keterangan para pengusaha mengenai
alat yang mumpuni, bahan baku yang berkualitas dan juga bagaimana ketatnya persaingan dagang dan juga berbagai
dalam segi pemasaran. Diakui faktor pengetahuan ini masih kendala yang mereka hadapi saat ini.namun hal tersebut
minim sekali mereka dapatkan karen amasih belum sama sekali tidak menyurutkan semangat. mereka untuk
maksimalnya peran pemerintah dna pihak terkait dalam terus berkecimpung pada bidang usaha Kerajinan Kulit dan
membantu penyebaran informasi dan juga adanya Koper ini. Bahkan alih alih menyurutkan semangat, segala
penyuluhan atau pelatihan terkait. Begitu pula untuk tantangan dan hambatan yang saat ini sedang dialami oleh
peningkatan faktor keterampilan dan kemampuan para pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di
pengusaha ini juga telah mengusahakan peningkatan Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo ini justru membuat
tersebut sudah diupayakan secara mandiri namun,masih mereka makin bersemangat dalam mencari berbagai cara
dirasa kurang dapat menunjang dan yang terakhir yakni untuk mengatasinya.
faktor sikap dan perilaku, kedua faktor ini nampaknya telah Secara umum bahwasanya pengertian dari produktivitas
menjadi faktor yang cukup berpengaruh dalam peningkatan adalah suatu cara tentang bagaimana memproduksi barang
produktivitas secara siknifikan seperti yang telah atau jasa secara maksimal dengan menggunakan sumber
dipaparkan dalam paparan hasil diatas. Para pengusaha daya yang ada secara efisien (Indrayani, 2012) dan kegiatan
UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan produksi tersebut tidak terlepas dan juga erat kaitannya
Tanggulangin Sidoarjo dinilai telah memiliki sikap dan dengan sikap mental yang optimis dalam menghadapi
perilaku yang baik dalam berwirausaha, dilihat dari sikap tantangan bisnis atau keterampilan mengelola sumber daya
tidak pantang menyerah dan keinginan untuk terus manusia (Sinungan, 2009). Sikap optimis yang diperkuat
mempertahankan usaha yang telah dirintis dengan cara dengan keyakinan serta ketekunan berusaha akan
melakukan inovasi inovasi bisnis dan juga banyaknya mendorong individu untuk selalu kreatif dan inovatif dalam
usaha usaha untuk mempertahankan kelangsungan mengatasi tantangan yang ada. Sikap mental juga dapat
usahanya. Para pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan disebut sebagai modal psikologis. Modal psikologis ini juga
Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo ini juga dapat merupakan salah satu modal yang juga sangat berpengaruh
dikatakan juga menerapkan peningkatan faktor input dan terhadap kelancaran, kemajuan juga produktivitas dalam
output produksi sehingga peningkatan produktivitas dapat bisnis itu sendiri. Dalam contoh kasus ini, para subjek
dilihat dari aspek kuantitas serta kualitas. penelitian atau para pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan
Sasaran daripada produktivitas bukan hanya Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo dinilai telah
produktivitas organisasi atau perusahaan secara umum, memenuhi syarat agar dapat dikatakan sebagai pengusaha
melainkan juga mencakup perilaku individu yang yang memiliki modal psikologis diantaranya karena
mengarah pada produktivitas tersebut (Suhariadi, 2005). memiliki sikap optimis dan mental positif dala menghadapi
Bagi para pelaku UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di segala permasalahan yang muncul selama menekuni bidang
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, segala upaya dalam usaha yang mereka geluti.
meningkatkan produktivitas telah dilakukan dan telah Modal psikologis sendiri dapat dijabarkan menurut
menampakkan hasil yang cukup signifikan, selain pendapat Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) merupakan
peningkatan produktivitas yang dapat dilihat dari aspek kondisi mental positif yang dimiliki oleh individu yang
kualitas dan kuantitas, peningkatan lain yang juga terjadi dapat membantu serta mendorong individu untuk selalu
dapat juga dilihat melalui perilaku individu yang terlibat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Menurut
dalam usaha UMKM ini sendiri dimana dalam konteks ini Budihardjo (2013) konsep modal psikologis atau secara
mencakup para pengusaha dan juga bagian bagian lain lazim dikenal sebagai psychological capital dapat diartikan
yang ikut berlaku pada kegiatan UMKM itu sendiri. sebagai kumpulan atribut positif dalam diri individu yang
Perilaku individu dalam meningkatkan produktivitas mampu mengoptimalkan kompetensi yang dimiliki oleh
kerja tentunya berhubungan dengan faktor psikologis. indvidu. Pendapat tentang modal psikologis juga dijabarkan
Sikap optimis merupakan salah satu bentuk faktor oleh Osigweh (1989, dalam Nurfaizal, 2016) yang
psikologis yang berhubungan dengan produktivitas menjelaskan bahwa modal psikologis merupakan
77
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

pendekatan yang difokuskan pada dimensi- dimensi yang menghadapi kesulitan atau tantangan demi tercapainya cita-
dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu. cita. Karena saat banyaknya kendala baik dari faktor
Menurut Rafica (2018) aspek individu yang mencakup internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi
fokus dari modal psikologis yaitu pengetahuan, bidang usaha itu sendiri, ketahanan para pengusaha inilah
kemampuan, serta pengalaman. Konsep modal psikologis yang mampu membuat mereka tetap mempertahankan
cenderung bersifat terbuka dan fleksibel dengan usahanya dan tidak beralih pada usaha lain atau bahkan
perkembangan zaman dibandingkan dengan konsep menyudahi usahanya saat itu juga. Berdasarkan hasil
psikologi lainnya yang cenderung bersifat tetap (Luthans, penelitian melalui proses uji hipotesis dengan rumus
Youssef, dan Avolio, 2007. dalam Rafica, 2018). korelasi Product Moment dan dengan bantuan program
Konsep modal psikologis menurut Luthans, Youssef, SPSS 21.0 for windows. Data yang dihasilkan pada
dan Avolio (2007, dalam Budihardjo, 2013) yaitu penelitian ini didapatkan dari 200 subjek yang diambil dari
perkembangan perilaku positif yang menintikberatkan pada pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper Di
pengaplikasian kelebihan positif dalam diri individu guna Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Berdasarkan data yang
mengoptimalkan kompetensi individu dan mendorong didapat tersebut kemudian diolah untuk diuji hipotesis
individu untuk berprestasi. Menurut Budihardjo (2013) dengan rumus korelasi Product Moment dan dengan
terdapat empat unsur yang harus dipenuhi perihal bantuan program SPSS 21.0 for windows dan telah
pengaplikasian modal psikologis meliputi kepercayaan diri menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,00 dan nilai
yang berkaitan dengan task mastery, sikap optimistik untuk koefisien korelasi sebesar 0,264, sehingga kedua nilai
berusaha dengan keras dalam mencapai keberhasilan, tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel mempunyai
adanya harapan untuk berhasil dalam upaya pencapaian hubungan yang signifikan dengan hubungan yang positif
sasaran dan kemampuan untuk menemukan solusi-solusi (searah) dan mempunyai nilai koefisiensi korelasi sebesar
lain dalam mencapai tujuan, serta adanya ketahanan atau 0,264 yang masuk dalam kategori signifkansi yang
tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan atau cenderung lemah.
tantangan demi tercapainya cita-cita. Dalam kasus yang Hasil nilai korelasi signifikan tersebut diperoleh atas
diangkat menjadi pokok bahasan penelitian kali ini yang keterkaitan antar variabel modal psikologis dam variabel
menjadikan pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper produktifitas kerja, sehubungan dengan penelitian yang
di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo sebagai subjeknya, dilakukan oleh Dewi, R. S (2013) yang membahas
dapat dilihat jika para pelaku usaha UMKM Kerajinan Kulit mengenai pengaruh faktor modal psikologis, karakteristik
dan Koper ini telah memenuhi empat unsur yang harus entrepreneur, inovasi, manajemen sumber daya manusia,
dipenuhi perihal pengaplikasian modal psikologis meliputi dan karakteristik UKM terhadap perkembangan usaha
kepercayaan diri yang berkaitan dengan task mastery dalam dagang di pasar tradisional berpengaruh positif terhadap
hal ini para pengusaha UMKM yang telah berkecimpung perkembangan usaha, dimana modal psikologis menjadi
dalam bidang usaha ini tentunya telah memiliki salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam hal
kepercayaan diri dalam bidang usaha kulit dan kerajinan tersebut. Beberapa responden dalam penelitian tersebut
koper ini, selanjutnya yakni adanya sikap optimistik untuk menyebutkan bahwa meskipun terdapat banyak toko ritel
berusaha dengan keras dalam mencapai keberhasilan, hal modern akan tetapi para pedagang masih tetap bekerja keras
ini ditunjukkan dengan besarnya kemauan para pengusaha dan optimis dengan perkembangan usaha yang dimilikinya,
untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan selain itu para pedagang merasa puas dengan usaha yang
maju selain itu juga dapat dilihat dari begitu besarnya upaya dimilikinya walaupun usaha tersebut belum terlalu besar.
para pengusaha dan pelaku UMKM ini untuk Hal ini juga sejalan dengan sikap yang dimiliki oleh para
mempertahankan keeksisan usaha mereka, setelah itu yang pengusahaa UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di
tidak kalah penting adalah adanya harapan untuk berhasil Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, dimana sekalipun
dalam upaya pencapaian sasaran, dalam praktiknya setiap mereka mengakui banyaknya kendala yang dihadapi selama
usaha pastilah memiliki hambatan dan kendala masing- menjadi pengusaha di bidang Kerajinan Kulit dan Koper ini
masing yang dapat dikatakan tidak mudah untuk dihadapi, mereka tetap berkerja keras dan merasa optimis akan usha
selain sifat optimis dan kemauan yang besar adanya yang tengah mereka lakukan. Meskipun tidak dipungkiri
pengaharapan dalam diri tiap tiap pelaku dan pengusaha mereka menyadari benar bahwa adanya persaingan dagang
UMKM ini untuk kemajuan bidang usaha miliknya juga dengan produk produk impor yang lebih murah sangat
dianggap sangat penting, karena dengan adanya pengharapan yang berpengaruh pada pendapatan dan kelangsungan usah
besar, serta sikap optimisktik yang dimiliki para pengusaha UMKM amereka namun sikap optimistik tersebut seolah tidak
ini diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk menemukan pernah luntur dari benak para pengusaha Kerajinan Kulit
solusi- solusi lain dalam mencapai tujuan. Terakhir adalah dan Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo ini.
adanya ketahanan atau tidak mudah menyerah dalam Hal tersebut sejalan dengan beberapa unsur
78
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

pengapliksian modal psikologis yang dikemukakan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Subandowo, M (2009)
Budiharjo (2013) yaitu sikap optimistik untuk berusaha menghasilkan kesimpulan yang serupa. Subandowo, M
dengan keras dalam mencapai keberhasilan dan adanya (2009) yang meneliti mengenai Hubungan antara Motivasi,
harapan untuk berhasil dalam upaya pencapaian sasaran Sikap dan Kelelahan non fisik dengan produktivitas kerja
dan kemampuan untuk menemukan solusi solusi lain para penguasaha kecil di Jawa Timur, Indonesia.
dalam mencapai tujuan serta adanya ketahanan atau tidak Berdasarkan hasil penelitian tersebut motivasi sebagai
mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan dan faktor paling mayoritas untuk mempertinggi produktivitas
tantangan demi tercapainnya cita cita. Pada penelitian ini kerja para pengusaha kecil di Jawa Timur, pada kaitannya
dijelaskan bahwa setiap aspek yang terdapat pada masing menggunakan contoh produktifitas kerja, terjadi suatu
masing masing-masing variabel memiliki peran yang konsistensi interaksi antara motivasi, perilaku dan
saling mendukung sehingga menghasilkan hubungan yang kelelahan non fisik yang menjadi prediktor menggunakan
signifikan. Contohnya bagaimana aaspek optimistik akan produktivitas kerja. Hal yang menarik merupakan bahwa
semakin baik jika diimbangi oleh usaha-usaha yang juga faktor kelelahan non-fisik hubungannya sangat
dapat meningkatkan produktivitas seperti peningkatan berpengaruh menggunakan produktivitas kerja yang jarang
kemampuan dan pengetahuan, peningkatan daya ditinjau pada kajian produktivitas secara simultan. Hal
kreatifitas, sarana komunikasi dan juga beberapa aspek tersebut juga dapat dilihat dari penelitian mengenai
pendukung lainnya nantinya akan membuat peningkatan pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di
produktifitas menjadi lebih signifikan. Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo yang mana mereka
Skala produktifitas kerja pada penelitian ini dapat berusaha semaksimal mungkin agar supaya tidak
diketahui aspek efektifitas (output) memliki hasil nilai mengalami kelelahan fisik apalagi kelelahan non-fisik,
yang lebih tinggi dengan rata-rata nilai tertinggi yaitu 3,6 karena mereka menyadari jika faktor kelelahan baik fisik
dari skala 4, hal ini dikarenakan pengusaha UMKM lebih maupun non-fisik merupakan salah satu faktor yang cukup
menekankan tentang gambaran target-target produksi mempengaruhi kinerja dan produktifitas usaha Kerajinan
secara kuantitas demi mampu memenuhi kebutuhan pasar Kulit dan Koper yang sedang ditekuninya. Kedua,
atau konsumen. Aspek efisiensi (input) memliki hasil yang berdasarkan contoh hubungan sosial dapat diketahui bahwa
lebih rendah dengan rata-rata nilai tertinggi yaitu 3,5. Pada motivasi sanggup menghipnotis secara pribadi
skala modal psikologis juga dapat diketahui nilai rata-rata produktivitas kerja, secara tidak langsung pengaruhnya bisa
tertinggi yaitu 3,5 terletak pada aspek konfidensi (self- ditinjau melalui perilaku kerja. Demikian halnya dalam
eficacy), harapan, dan resilience, dalam hal ini pengusaha kelelahan yang memberikan dampak secara tidak langsung
UMKM berusaha megerahkan kemampuan serta terhadap produktivitas kerja melalui motivasi dan perilaku
potensinya dalam menggerakan motivasi, kognisi, dan kerja. Hal ini menyebabkan pentingnya menjaga hubungan
tindakan yang dilakukan dalam mencapai tujuan. Individu sosial antara pengusaha dengan para pengerajin yang
yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan harapan atas menjadi pekerjanya juga merupakan salah satu hal yang
hasil kerjanya realistik maka individu tersebut akan dapat meningkatkan produktivitas dan juga memperbaiki
berusaha dengan keras serta menyelesaikannya hingga prilaku kerja. Ketiga, terhadap interaksi antara faset, baik
akhir, sebagai motivasi positif yang bersumber dari motivasi dan perilaku kerja juga kelelahan non fisik
pemusatan energi yang terarah dan cara/rencana yang ternyata hubungannya sangat konstruktif dan selaras,
digunakan untuk mencapai tujuan (pathway). Individu dimana peran antar faset (motivasi berprestasi) dan faset
dengan hope yang tinggi memiliki ciri-ciri seperti memiliki perilaku pada bekerja (wawasan, kemantapan, dan
kontrol penuh atas energi yang digunakannya dalam kesamaan bertindak) mempunyai hubungan kuat dan
mencapai target, seorang pemikir yang independen, signifikan yang menggunakan produktivitas kerja. Hal ini
memiliki locus of control internal, serta selalu berusaha pun dapat dibuktikan dengan data langsung dari lapangan
menemukan peluang atau jalan keluar ketika dihadapkan berdasarkan pengakuan para pengusaha seperti yang telah
pada suatu permasalahan, sehingga dari hal tersebut sikap dijabarkan sejak awal, jika segala sesuatu baik faktor
tekun dan ulet yang ditunjukkan oleh individu ketika internal maupun faktor eksternal sama-sam aberperan
dihadapkan pada situasi yang sulit. Resiliensi penting dan saling berkaitan dalam meningkatkan
jugamerupakan suatu kondisi mental dimana individu produktifitas dalam suatu usaha, dimana dalam kasus ini
mampu bertahan atau bahkan membalikkan keadaan ketika dalam usaha kerajinan kulit dan koper.
dihadapkan pada permasalahan atau kesulitan hingga Sejalan dengan penelitian yang sebelumnya, penelitian
individu tersebut mencapai kesuksesan. Dari beberapa yang dilakukan oleh Saleh, A. R. dan Utomo, H (2018) yang
aspek yang menjadi rerata tertinggi itulah yang mendorong meneliti mengenai pengaruh disiplin kerja, motivasi kerja,
adanya hubungan antara produktifitas kerja dengan modal etos kerja dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja
psikologis yang signifikan. karyawan bagian produksi di PT. Inko Java Semarang

79
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

dimana hasil dari penelitian ini juga menyebutkan bahwa psikologis seorang pengusaha tidaklah datang dan tumbuh
motivasi merupakan faktor yang paling dominan dalam secara instan, sikap dan modal tersebut pastilah telah
meningkatkan produktifitas kerja, sedangkan variabel lain diasah dan ditumbuhkan jauh sejak awal mula mendirikan
seperti disiplin kerja dan etos kerja memiliki hasil yang usah asampai saat ini.
positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Hal tersebut juga sejalan dengan salah satu faktor
produktivitas kerja, lalu lingkungan kerja sendiri memiliki yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu
nilai yang negatif dan tidak berpengaruh secara siginifikan keterampilan, faktor keterampilan menurut Sedarmayanti
terhadap produktivitas kerja. Hal ni pun menjawab (2009) Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang
fenomena dimana banyak pengusaha UMKM Kerajinan ditentukan oleh latar belakang pendidikan dan pelatihan.
Kulit dan Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo yang Sedangkan pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap
tetap mempertahankan usahanya diantarabanyaknya prosuk subjek akan membentuk self efficacy dirinya sehingga hal
impor dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tersebut menghasilkan peningkatan pada produktivitas
tidak kalah baik, produk produk impor yang menjamur kerjanya, hal tersebut berhubungan dengan salah satu
dengan model yang lebih inovatif pun makin marak namun dimensi modal psikologis yaitu konfidesi (Self efficacy).
tidak juga menyurutkan motivasi juga optimistik para Hal ini juga terjadi pada kasus yang diangkat pada
pelaku usaha UMKM Kerajinan Kulit dan Koper di penelitian ini, para pengusaha yang sudah cukup lama
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo untuk tetap menekuni berkecimpung di bidang UMKM Kerajinan Kulit dan
bidang usahanya tersebut. Koper ini sudah past memiliki jaringan relasi dan
Motivasi sendiri dapat diartikan sebagai hope keunggulan merk dagang mereka masing masing, hal ini
(harapan) sebagaimana hal tersebut disebutkan di salah jugalah yang membuat meningkatnya konfidensi atau
satu dimensi modal psikologis yaitu hopeI, menurut kepercayaan diri para pengusaha tersebut bahwa selama
Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) mendefisinikan hope mereka masih memiliki relasi dan merk dagang yang
sebagai motivasi positif yang bersumber dari digunakan mereka bawa masih memiliki kualitas yang sama, maka
untuk mencapai tujuan (pathway). Motivasi positif ini juga tidak perlu ragu dan takut akan adanya persaingan dengan
dapat dikatakan sebagai slaah satu hal yang dapat produk impor atau produk merk dagang lain yang serupa.
dimasukkan kedalam aspek modal psikologis, yang mana Maymanah, Mariskha, S.E, Umaroh, S. K, Dkk (2018)
akan sangat baik jika setiap pelaku usaha atau pengusah juga melakukan penelitian mengenai Pengaruh modal
adapat memiliki sikap tersebut sebagai modal psikologis, psikologis terhadap perilaku produktif pada karyawan
dan dalam persoalan kasus ini para pengusaha UMKM bagian produksi PT. SLJ Global tbk dengan karakteristik
Kerajinan Kulit dan Koper di Kecamatan Tanggulangin pekerjaan sebagai moderator, sesuai dengan hasil
Sidoarjo yang man aseperti telah dijelaskan sejak awal penelitian tersebut yang menyatakan bahwa hasil
telah memiliki sikap motivasi positif tersebut dan penelitian pertama menunjukkan terdapat pengaruh yang
menjadikannya salah satu pegangan dalam menjalankan signifikan antara modal psikologis (X) terhadap perilaku
bisnis dan juga menghadapi segala persoalan bisnis yang produktif (Y) dengan nilai R pada uji hipotesis pertama
mungkin muncul dan menerpa usaha mereka. sebesar 0,597 yang berarti bahwa modal psikologis
Penelitian yang dilakukan oleh Putri, H. R (2016) yang memiliki nilai korelasi terhadap perilaku produktif dengan
membahas mengenai pengaruh pendidikan, pengalaman nilai Adjusted R Square sebesar 0,352 yang artinya bahwa
kerja, dan jenis kelamin terhadap produktivitas kerja modal psikologis berpengaruh signifikan 0,000 ( p < 0,05)
karyawan bagian produksi CV. Karunia Abadi Wonosobo. terhadap perilaku produktif sebesar 35,2%. Hasil
Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa penelitian kedua menunjukkan bahwa karakteristik
pengalaman kerja merupakan faktor yang paling dominan pekerjaan (Z) tidak memoderasi pengaruh antara modal
berpengaruh untuk meningkatkan produktivitas kerja, hasil psikologis (X) terhadap perilaku produktif (Y) dengan
tersebut menunjukan bahwa semakin lama dan banyak nilai korelasi 0,600, namun nilai Adjusted R Square hanya
pengalaman kerja yang dimiliki akan meningkatkan sebesar 0,347 yang artinya tingkat persentase pengaruh
produktivitas kerja karyawan. Selanjutnya, faktor yang menurun menjadi 34,7% dari nilai persentase sebelum
cukup berpengaruh dalam peningkatan produktivitas kerja adanya karakteristik pekerjaan. Hal tersebut sejalan
yaitu jenis kelamin dan pendidikan. Dalam contoh kasus dengan penelitian ini dengan hasil hubungan antar variabel
yang diambil oleh peneliti, salah satu faktor lain yang juga mempunyai keterikatan yang signifikan, dan kedua
menunjuang modal psikologis seorang pengusaha juga penelitian ini mempunyai nilai korelasi koefisiensi yang
salah satunya ialah faktor pengalaman kerja, tidak sama- sama pada golongan lemah.
dipungkiri bahwa faktor jam terbang mempengaruh Terdapat juga penelitian dengan judul Pengaruh modal
bagaimana seseorang bersikap, yang mana dalam hal ini psikologis, karakteristik wirausaha, modal usaha, dan
ialah bagaimana sikap optimistik yang menjadi modal strategi pemasaran terhadap perkembangan usaha UMKM

80
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

di Kecamatan Buleleng tahun 2018. Penelitian ini dilakukan (subjective well-being) pelaku wirausaha di dominion
oleh Diota Prameswari Vijaya dan M. Rudi Irwansyah pada store. Penelitian ini dilakukan oleh Aprilian Syifa pada
juni 2017. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahun 2018. Penelitian ini dilakukan di dominion store
pengaruh dari variebel dependen terhadap variabel Kota Surabaya. Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui
independen. Subjek penelitian ini adalah pengusaha pengaruh modal psikologis terhadap kesejahteraan
UMKM yang berjumlah 276. Jenis penelitian ini adalah subjektif pelaku wirausaha di dominion store. Sampel
penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui penelitian merupakan berjumlah 39 wirausahawan di
pengaruh dua variabel atau lebih. Hasil dari penelitian dominion store. Metode pengambilan sampel
menunjukan variabel modal psikologis (X1) memiliki menggunakan random sampling. Metode penelitian ini
tingkat signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, karakteristik menggunakan adalah survey dengan menggunakan
wirausaha (X2) memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,000 kuesioner psikologis dimana variabel kesejahteraan
< 0,05, modal usaha (X3) memiliki tingkat signifikasi subjektif di ukur menggunakan SWLS (satisfaction with
sebesar 0,000 < 0,05, strategi pemasaran (X4) memiliki life scale) dan variabel modal psikologis menggunakan
tingkat signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, selain itu tingkat PCQ (psychological capital questionnaire). Berdasarkan
signifikan F sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukan bahwa hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
semua variabel bebas berpengaruh baik secara parsial dan antara modal psikologis pada kesejahteraan subyektif
simultan terhadap variabel terikat. Berdasarkan penelitian pelaku kewirausahaan di Dominion Store. Besarnya
yang telah dilakukan, semua variabel independen memiliki pengaruh modal psikologis pada kesejahteraan subyektif
pengaruh positif terhadap variabel dependen penelitian. dalam pelaku kewirausahaan adalah 30,1%, yang berarti
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian ini karena dapat bahwa modal psikologis memberikan kontribusi 30,1%
menunjukan modal psikologis mempunyai pengaruh pada kesejahteraan subyektif dalam pelaku kewirausahaan.
terhadap strategi pemasaran guna mengembangkan usaha Persamaan regresi yang diperoleh menunjukkan pengaruh
UMKM, dengan nilai koefisiensi 0,599 sehingga dapat positif. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal
membawa arus positif untuk memberikan pengaruh guna psikologis, semakin tinggi kesejahteraan subyektif dalam
mengembankan UMKM. wirausahawan yang menetapkan hubungan kerjasama
Reni Shinta Dewi (2013) juga pernah melakukan konsinyasi dengan Dominion Store. Kesimpulan dari
penelitian dengan judul Pengaruh faktor modal psikologis, penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara modal
karakteristik entrepreneur, inovasi, manajemen sumber psikologis terhadap kesejahteraan subjektif pada
daya manusia dan karakteristik UKM terhadap wirausaha di dominion store Surabaya. Hasil tersebut
perkembangan usaha pedagang di pasar tradisional. menunjukan bahwa modal psikologis bagi pelaku usaha
Penelitian ini menggunakan teknik explanatory research merupakan salah satu faktor terpenting guna memicu
dimana penelitian ini mengungkap pengaruh antara variabel faktor subjective well-being, sehingga pelaku usaha
yang ada. Populasi dan Sampel yang diambil untuk mampu beraktualisasi dan lebih mampu berupaya dalam
penelitian ini sejumlah 32 orang pedagang sembako dan mengembangkan usahanya.
snack di pasar Peterongan. Dari hasil analisis regresi, Pada penelitian ini, meskipun memiliki banyak
didapat bahwa variabel Modal Psikologis berpengaruh kesamaan dengan penelitian lain yang serupa mengenai
positif terhadap Perkembangan Usaha dengan nilai t_hitung “hubungan antara modal psikologis dengan produktifitas
sebesar 10,711 > t_tabel sebesar 1,0711. Berdasarkan hasil kerja” penelitian ini tetaplah memilki perbedaan yang
tersebut, dapat diketahui bahwa berkembang atau tidaknya cukup signifikan dibandingkan dengan beberapa penelitian
sebuah usaha bisnis sangat dipengaruhi oleh modal yang telah dilakukan, yaitu penelitian ini memiliki batasan
psikologis dari pedagang itu sendiri. Ketatnya persaingan dimana penelitian ini hanya mengukur keterkaitan antara
dengan ritel modern, kondisi demografis yang mendukung modal psikologis dan produktivitas kerja yang terdapat
maupun tidak mendukung pribadi pedagang, dan kondisi pada pengusaha kerajinan kulit dan koper di Kecamatan
fisik pasar yang dianggap kurang mendukung usaha Tanggulangin Sidoarjo. Selain itu karena keterbatasan pula
pedagang, akan mendorong pedagang untuk berfikir kreatif penelitian ini belum mampu mengeneralisasikan diluar
dan inovatif serta tanggap atas perubahan pasar yang terjadi. UMKM kerajinan kulit dan koper di Kecamatan
Dalam penelitian ini juga disebutkan bahwa aspek resiliensi Tanggulangin Sidoarjo. Karena masih terdapat juga faktor-
menempati salah satu faktor terpenting guna mewujudkan faktor lain yang dapat mendukung peningkatan
keterhubungan modal psikologis dengan produktifitas kerja produktivitas kerja seperti sikap kerja, pengalaman kerja,
pada karyawan UMKM dengan rata- rata nilai 0,6 dan nilai lingkup kerja, budaya organisasi, ataupun latar
koefisiensi sebesar 0,264. belakang/faktor pendidikan yang mungkin dapat dijadikan
Judul penelitian lain seperti Pengaruh modal psikologis bahan pertimbangan untuk peneliti lain saat ingin
(psychological capital) terhadap kesejahteraan subjektif melanjutkan penelitian ini.

81
Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Produktivitas Kerja Pada Pengusaha Umkm Kerajinan Kulit Dan Koper Di
Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo

meningkatkan produktifitas kerja dengan signifikan secara


PENUTUP pasti. Peneliti lain diharap mampu mengembangankan jenis
penelitian yang serupa guna kebermanfaatan jenis penelitian
Simpulan
dan dapat lebih menarik untuk pengembangkan bidang
Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis pada akademis atau bisnis. Peneliti lain dapat menambahkan
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : “Modal beberapa faktor lain, variabel lain, dan juga subjek lain.
Psikologis mempunyai hubungan yang signifikan dengan
Produktivitas Kerja pada Pengusaha UMKM Kerajinan
Kulit dan Koper di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo” DAFTAR PUSTAKA
hasil tersebut didapatkan dari proses uji hipotesis dengan
rumus korelasi Product Moment Pearson dan dengan Alimuddin. (2012). Pengaruh Motivasi terhadap
produktivitas kerja pada PT. Telkom Indonesia Tbk
bantuan program SPSS 21.0 for windows. Data yang
cabang Makassar. Skripsi versi online. Universitas
dihasilkan pada penelitian ini didapatkan dari 200 subjek Hasanudin Makassar
yang diambil dari pengusaha UMKM Kerajinan Kulit dan
Koper Di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. Berdasarkan
Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian: edisi revisi.
data yang didapat tersebut kemudian diolah untuk diuji
Malang: UMM Press
hipotesis dengan rumus korelasi Product Moment dan
dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows dan telah
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: suatu
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,00 dan nilai pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
koefisien korelasi sebesar 0,264. Sehingga kedua nilai
tersebut memiliki arti bahwa kedua variabel mempunya Avey, B.J., Wersing, S.T, & Luthans, F. (2008). Impact of
hubungan yang signifikan dengan hubungan yang positif psychological capital and emotions on relevant
(searah) dan mempunyai nilai koefisiensi korelasi sebesar attitudes and behavior. Journal of Applied Behaviorqal
0,264 yang masuk dalam kategori signifkansi yang Science. 44 (1) 48-70.
cenderung lemah. Hal ini disebabkan motivasi dapat
menjadi salahsatu faktor utama yang dapat mempengaruhi Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
produktivitas kerja, motivasi sendiri termasuk dalam salah
satu dimensi modal psikologis Sebagaimana yang
Azwar, S. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta:
dijelaskan oleh Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) Pustaka Pelajar
mendefisinikan hope sebagai motivasi positif yang
bersumber dari pemusatan energi yang terarah dan cara Badan Pusat Statistik. (2017). Sidoarjo dalam angka.
yang digunakan untuk mencapai tujuan (pathway). 2017.
Sedangkan variabel-variabel lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini dapat menjelaskan produktivitas kerja Bahari., Dirgantoro, A.M., & Bahari, I.B. (2012).
pengusaha UMKM kerajinan kulit dan koper sebesar 0,736, Determinan produktivitas pengusaha rumput laut pada
hal ini disebabkan beberapa factor lain yang telah keterbatasan saluran pemasaran di sentra produksi.
Ekuitas: Jurnal ekonomi dan keuangan. 4(16). 487-
dipaparkan pada penelitian lain seperti sikap kerja,
506.
pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan.
Hasil dari uji hipotesis tersebut menunjukan bahwa Budihardjo, A. (2013). Organisasi: Sintesis teori untuk
hipotesis (H1) telah diterima, sehingga ada hubungan antara mengungkap kotak hitam organisasi. Jakarta: Prasetya
modal psikologis dengan produktivitas kerja pengusaha Mulya Publishing
UMKM kerajinan kulit dan koper.
Dewi, R.S. (2013). Pengaruh faktor modal psikologis,
Saran karakteristik entrepreneur, manajemen sumber daya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, manusia, dan karakteristik ukm terhadap perkembangan
terdapat beberapa saran yang akan disampaikan oleh peneliti usaha pedagang di pasar tradisional. Jurnal administrasi
sebagai bahan rujukan ataupun pertimbangan. Bagi dan bisnis. 2(1). 29- 40.
pengusaha, dapat menggunakan hasil penelitian sebagai
informasi pendukung, hal yang dapat dilakukan supaya Fammela, F. (2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja agar terus meningkat adalah dengan cara produktivitas kerja manajer dan karyawan pada PT
menumbuhkan motivasi positif dan juga bersikap optimis. Indatex Palur di Karanganyar. Naskah publikasi.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya mampu Universitas Muhammadiyah Surakarta
menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara
variabel modal psikologis dengan variabel produktifitas Gomes, F.C. (2003). Manajemen sumber daya manusia.
kerja, sehingga tidak memungkiri adanya faktor ataupun Yogyakarta: Andi Offset
aspek-aspek lain yang dapat menjadi alternatif guna
82
Volume 08 Nomor 01 (2021). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

Indrayani, H. (2012). Penerapan teknologi informasi dalam Sedarmayanti. (2009). Manajemen sumber daya manusia
peningkatan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dan produktivitas kerja. Bandung: CV Mandar Maju.
perusahaan. Jurnal El- Riyasah.
Setyanti, F. (2018). Hubungan antara psychological
Kleine, A.K., Rudolph, C.W., & Zacher, H. (2019). capital dengan work engangement pada karyawan.
Thriving at Work: A Meta-Analysis. Journal of Skripsi versi online. Universitas Sanata Dharma
Organizaztional Behavior. Yogyakarta.

Liwarto, I & Kurniawan, A. (2015). Hubungan antara Sinungan, M. (1987). Produktivitas apa dan bagaimana.
psycap dengan kinerja karyawan PT.X Bandung. Jakarta: Aksara Persada Press
Jurnal Manajemen.
Sinungan, M. (2009). Produktivitas apa dan bagaimana.
Luthans, F., Youssef M.C., & Avolio, B.J. (2007). Jakarta: Aksara Persada Press
Psychological capital: developing the human
competitive edge. New York: Oxford University Press. Subandowo, M. (2009). Hubungan antra motivasi, sikap,
dan kelelahan non-fisik dengan produktivitas kerja
Luthans, F., Avolio, B.J., Avey, J.B., & Norman, S. (2007). para pengusaha kecil di Jawa Timur, Indonesia.
Psychological capital: Measurement and relationship Sosiohumanika: jurnal pendidikan sains sosial dan
with performance and satisfaction. Personnel kemanusiaaan. 2 (2).297- 312
Psychology. 541-572
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Marhadi R. (2003). Ekonomi kerakyatan: keunggulan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
kelemahan dan propek ke depan ekonomi kerakyatan
dalam kancah globalisasi. Jakarta: Kementrian Suhariadi, F. (2005). Productivity as a from of behavior:
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI. an alternative effort. 6th Industrial & Organizational
Psychology Conference. Australia.
Maymanah, Mariskha, S.E, Umaroh, S. K, Dkk. (2018).
Pengaruh modal psikologis terhadap perilaku produktif Suhariadi, F. (2016). Forming values of productive
pada karyawan bagian produksi pt. Slj global tbk behavior. International journal of organization
dengan karakteristik pekerjaan sebagai moderator. innovation. 8(4).
Jurnal Untag. 6(1), 1-9
Sutrisno, E. (2012). Manajemen sumber daya manusia.
Nurfaizal, Y. (2016). Modal psikologis kreatif creative Surabaya: Gramedia
psychological capital (CrePsyCap). Jurnal Pro Bisnis
9(2). 71-85 Syifa, A. (2018). Pengaruh modal psikologis
(psychological capital) terhadap kesejahteraan
Putri, H. R. (2016). Pengaruh pendidikan, pengalaman subjektif (subjective well-being) pelaku wirausaha di
kerja, dan jenis kelamin terhadap produktivitas kerja dominion store. Skripsi versi online. Universitas
karyawan bagian produksi cv. Karunia abadi Airlangga.
wonosobo. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. 5(4), 292-
300 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Rafica, S.A.P. (2018). Hubungan antara modal psikologis
dengan perilaku kewargaan organisasi pada perawat
rumah sakit. Skripsi versi online. Universitas Islam Vijaya, D. Prameswari & Irwansyah, M. Rudi. (2017).
Indonesia Pengaruh modal psikologis, karakteristik wirausaha,
modal usaha, dan strategi pemasaran terhadap
Rahmawati, H. (2016). Pengaruh nilai kerja terhadap perkembangan usaha UMKM di Kecamatan
produktivitas kerja karyawan produksi. Skripsi versi Buleleng tahun 2017. Ekuitas: Jurnal Pendidikan
online. Universitas Muhamadiyah Malang Ekonomi. Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja. 5(1). 45-51
Saleh, A. R., Utomo, H. (2018). Pengaruh disiplin kerja,
motivasi kerja, etos kerja dan lingkungan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan bagian
produksi di PT. Inko Java semarang. Jurnal Stieama.
11(21), 29-50

83

Anda mungkin juga menyukai