Anda di halaman 1dari 30

SURVEILANS

RABIES

KELOMPOK 5:
DWINA VERONICA 185050060
DAMIRI 185050017
Muhammad Afif 1850500
Rifka Isma W 185050018

DR. Dr. Irene, M.KM


RABIES

Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Strategi


yang paling hemat biaya untuk mencegah rabies pada manusia adalah
dengan mengeliminasi rabies pada anjing melalui vaksinasi. – World
Health Organization (WHO) 2010
Pengendalian dan eliminasi rabies pada anjing melalui vaksinasi tetap
menjadi satu-satunya cara yang hemat biaya untuk secara
berkelanjutan melindungi manusia dari penularan penyakit ini. –
World Organization for Animal Health (OIE) 2011
Vaksinasi anjing terhadap rabies adalah kunci dalam menghentikan
Asep Purnama
penyakit yang menakutkan ini. Vaksinasi melindungi anjing dari rabies
dan menciptakan suatu pembatas antara penyakit ini dengan manusia
– Global Alliance for Rabies Control (GARC) 2012
Dapat menyerang manusia & hewan berdarah panas dengan case
fatality rate 100%
Biasanya ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR)
terutama anjing, kucing & kera
RABIESi
 Rhabdoviridae family
 Lyssavirus genus

Most immunogenic Ag:


Neutralizing Abs
Asep Purnama
SIFAT PENYAKIT RABIES
SIFAT FISIK
 Virus mati pada suhu 60°C, 5 menit
 Virus cepat mati dengan sinar ultra violet
 Virus cepat mati di luar jaringan hidup
 Virus hidup berbulan-bulan pada suhu
-4°C

SIFAT KIMIA Purnama


Asep
 Virus cepat mati dengan zat pelarut
lemak seperti air sabun, detergent dll
 Virus cepat mati pada pH 3
PERJALANAN PENYAKIT RABIES:
 Periode Inkubasi
 Antara 5 hari hingga lebih dari 2 tahun
 Rerata 4 – 6 minggu
 Prodromal
 Manifestasi klinis tidak khas
 Periode Neurologik Akut
Asep Purnama
 Koma
 Meninggal
FAKTA RABIES DI INDONESIA (2019)
• 26 provinsi tertular dan 8 provinsi bebas
– 4 provinsi bebas historis (Bangka Belitung, Kepulauan Riau Papua
Barat, dan Papua), dan 4 provinsi lainnya dinyatakan bebas rabies (Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta)
• Provinsi dengan kasus rabies tertinggi pada manusia adalah Sulawesi
Utara dan Kalimantan Barat
• Provinsi kedua tertinggi adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali dan
Nusa Tenggara Timur
• Rata-rata per tahun kasus GHPR sebanyak 76.000 kasus
• Kematian akibat rabies pada manusia per tahun sebanyak 100 orang •
98% kasus rabies pada manusia disebabkan gigitan anjing
• Rata-rata masa inkubasi pada anjing 2 – 6 bulan Sumber: Kemenkes.
Infodatin 2017; Kementan 2018
Surveilans Rabies
• 1. Pengumpulan data :- Pasif- Aktif
• 2. Pengolahan data
• 3. Analisis
• 4. Disseminasi Informasisurat
edaran,buletin, website
Surveilans Rabies
Kajian Epid
informasi gigitan HPR, kematian rabies manusia &
hewan, kondisi rentan (populasi HPR, cakupan
vaksinasiHPR, ketersediaan logistik penanggulangan)

Peringatan kewaspadaan dini KLB


kecenderungan ancaman KLB (cakupan vaksinasi
rendah, peningkatan gigitan, adanya kasus positif rabies)
peringatan kepada stake holder

Peningkatan kewaspadaan & kesiapsiagaan KLB


-PWS kondisi rentan KLB
-penyelidikan awal dugaan KLB
-KIE
-Koordinasi LP dan LS
Sumber Penular
• Anjing 98 %
• •Kucing dan kera 2 %
DISTRIBUSI RABIES DI
INDONESIA
SITUASI RABIES
KASUS LYSSA 2014-2019
KASUS RABIES PD MANUSIA DI INDONESIA
PER BULAN TH 2009-2018
KASUS RABIES PD MANUSIA
MENURUT LOKASI
KASUS RABIES PADA MANUSIA
MENURUT LOKASI GIGITAN
KASUS RABIES PADA MANUSIA
MENURUT JENIS KELAMIN
DR. Dr. Irene, M.KM
Intervensi dengan cuci
luka dan pemberian VAR
untuk memunculkan
antibodi, bila perlu VAR
dan SAR Replikasi virus
Gejala Klinis

Kasus GHPR Otak/SSP Meninggal

hari 4-6

Perjalanan Penyakit
minggu s/d 2 tahun 2 Rabies
(Timeline)
TATA LAKSANA GIGITAN HPR
 Wound toilet
Cuci luka dgn sabun
Keringkan
Bubuhi alkohol, jodium tincture
 Wound treatment
 Antibiotika, ATS,Purnama
Asep Analgetik
 Pasteur treatment
 VAR dan atau SAR
KALSIFIKASI LUKA GHPR [WHO]
Derajat Jenis Kontak Tatalaksana
luka
I Sentuhan atau jilatan HPR Tak perlu tindakan,
pada kulit tanpa luka tp sebaiknya cuci
II Luka cakar, luka abrasi/lecet, Cuci luka, VAR
luka ringan, jilatan pada kulit
luka Asep Purnama
III Luka multipel, luka dalam, Cuci luka, VAR, SAR
luka risiko tinggi, saliva HPR
pada mukosa
PRINSIP CUCI LUKA
Lakukan pd semua kasus GHPR
Cuci luka dengan air mengalir & sabun
selama 10-15 menit
Hindari tindakan invasif seperti menyikat luka
Golden period cuci luka 12 jam.
Namun tetap lakukan, meski terlambat.
Asep
Setelah cuci luka, Purnama
berikan betadin atau antiseptik
Luka gigitan tidak boleh dijahit,
bila sangat diperlukan lakukan jahitan situasi
PENANGANAN DI RUMAH SAKIT
Petugas yang merawat wajib menggunakan
Alat Pelindung Diri
Case fatality rate 100%, diharapkan petugas
merawat secara manusiawi
Ditempatkan di ruang
isolasi khusus
Terapi simtomatis Asep
dan Purnama
supportif
FLOW CHART PENATALAKSANAAN KASUS GIGITAN
HEWAN TERSANGKA /RABIES

Kasus gigitan
.
`
Anjing,
Kucing, Kera

Hewan pengigit lari Hewan pengigit


/hilang & tdk dpt di dapat ditangkap &
tangkap, mati/dibunuh diobservasi 10-14
hari

Luka Luka Luka Luka


resiko tinggi resiko rendah resiko tinggi resiko rendah

Segera Segera Segera Tidak diberi


Diberi VAR Diberi VAR diberi VAR VAR tunggu
& SAR & SAR hasil Obs.

Jika tdk dpt Hewan Hewan Hewan Hewan


Spc. otak dapat
diperiksa Lab. sehat mati mati sehat
diperiksa di Lab.
lanjutkan VAR

Stop Beri / lanjutkan Tidak


Positif Negatif VAR VAR di VAR

Spc. otak
diperiksa di Lab.
VAR lanjutkan Stop VAR

Positif Negatif

VAR Stop VAR


lanjutkan
TATALAKSANA LUKA
• Luka Risiko rendah  VAR sesuai flowchart
a. Riwayat VAR (-)
Beri VAR sesuai pedoman
b. Riwayat VAR (+)
< 3 bln  tidak di-VAR
3 bln – 1 thn  VAR 1X
> 1 thn  perlakuakan sbg riwayat VAR (-)

• Luka risiko tinggi 


VAR (HO, H7,H21) ulangan H90 + SAR (H0)
PEMBERIAN VAR

Dosis 0,5 ml setiap


penyuntikan

Metode pemberian IM 2-
1-1 (2 dosis H0, 1 dosis H7,
1 dosis H21) di regio
deltoideus
PEMBERIAN SAR
Dosis SAR (homolog) 20 IU/kgBB atau 0,1 cc/kBB SAR
(heterolog) 40 IU/kgBB pada H0

Dosis berlaku untuk semua umur

IM dan sebagian diinfiltrasi disekitar luka

Perlu skin test

Untuk luka gigitan risiko tinggi


PRE EXPOSURE IMMUNISATION

Memberikan kekebalan bagi kelompok


risti tertular rabies

Cara pemberian : VAR 0,5 ml hari ke 0


(pertama), 7, 21 atau 28.

Anda mungkin juga menyukai