Abstract
The number of posbindu NCD in Semarang City is increased, but the number of visits
decreased in 2012 from 470 people to 398 people in 2013. A problem that family support
and community leader care had less to check their health as a whole, so public visit rate
had less. The purpose of the research was to determine associated of family support and
community leader support with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang
City. Study design at 2014 used observational analytical method with cross sectional study
approach. The sample totaled by 258 people by purposive sampling. Data analysis was
performed using univariate and bivariate (chi square test with = 0.05). The results showed
that family support (p value = 0.0001) and community leader support (p value = 0.001)
have correlation with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang City are. A
summary result that there were correlation between family support and community leader
support with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang City.
97
Haniek Try Umayana & Widya Hary Cahyati / Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat
98
KEMAS 11 (1) (2015) 96-101
Tabel 2. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Penduduk ke Posbindu PTM
Keaktifan Posbindu PTM
Variabel Tidak Aktif
Kategori Aktif P value PR
n % n %
Kurang+Cukup 71 80,7 17 19,3
Dukungan Keluraga
Baik 64 37,6 106 62,4 0,0001 2,13
Jumlah 135 52,3 123 47,7
Dukungan Tokoh Kurang+Cukup 64 82,1 14 17,9
Masyarakat Baik 71 39,4 109 60,6 0,001 1,52
Jumlah 135 52,3 123 47,7
Sumber : Data Primer
dukungan tokoh masyarakat kategori baik dukungan keluarga kategori kurang dan cukup
(74%), dukungan tokoh masyarakat kategori memiliki akibat lebih kecil terhadap tidak
cukup (18,2%), dan dukungan tokoh masyarakat aktifnya penduduk pada kegiatan posbindu
kategori kurang (7,8%). Hasil ini menunjukkan PTM dibandingkan dengan dukungan keluarga
bahwa dukungan tokoh masyarakat pada kategori baik.
kegiatan posbindu PTM sebagian besar baik. Hasil tabulasi silang antara dukungan
Dukungan tokoh masyarakat kategori kurang keluarga dengan keaktifan penduduk pada
dan cukup jika digabungkan memiliki jumlah kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang
responden masih lebih sedikit dibandingkan pada tabel 2, menunjukkan bahwa dukungan
dukungan tokoh masyarakat kategori baik. keluarga kategori kurang dan cukup lebih
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh banyak yang tidak aktif pada kegiatan posbindu
data distribusi responden berdasarkan PTM (80,7%). Dukungan keluarga kategori baik
keaktifan penduduk dapat dilihat pada tabel lebih banyak yang aktif pada kegiatan posbindu
1, diketahui bahwa responden yang tidak aktif PTM (62,4%). Penelitian ini menunjukkan
sebanyak 135 orang (52,3%) dan responden bahwa dukungan keluarga yang baik semakin
yang aktif sebanyak 123 orang (7,8%). Hasil meningkatkan keaktifan penduduk ke
ini menunjukkan bahwa keaktifan penduduk posbindu PTM sebaliknya, dukungan keluarga
kategori aktif pada kegiatan posbindu PTM yang kurang dapat menurunkan keaktifan
memiliki responden yang lebih sedikit. penduduk ke posbindu PTM. Peran Keluarga
Keaktifan penduduk kategori tidak aktif pada juga dapat meningkatkan informasi pada
kegiatan posbindu PTM memiliki responden penduduk tentang pentingnya posbindu,
yang lebih banyak. sehingga anggota keluarga lain juga dapat
Berdasarkan analisis bivariat diperoleh berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan di
tabulasi silang antara variabel dukungan posbindu PTM secara rutin (Lestari, 2011).
keluarga dan dukungan tokoh masyarakat Keluarga sebagai motivator kuat bagi
dengan keaktifan penduduk pada kegiatan penduduk untuk mengikuti kegiatan posbindu
posbindu PTM di Kota Semarang pada tabel 2, PTM apabila selalu menyediakan diri untuk
sebagai berikut: mendampingi, mengantar atau mengingatkan
Dukungan keluarga dalam penelitian jadwal posbindu PTM. Keberadaan anggota
ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kurang, keluarga memainkan peranan penting dalam
cukup, dan baik yang dinilai dari hasil mencegah atau paling tidak menunda orang
pengisian kuesioner oleh responden. Agar menderita sakit kronis ke lembaga pelayanan
dapat memenuhi syarat uji chi square, maka kesehatan. Besarnya keterlibatan dan sifat
dilakukan penggabungan sel menjadi bentuk pelayanan yang diberikan keluarga tergantung
tabel 2x2. Dukungan keluarga kategori kurang pada sumber-sumber ekonomi, struktur
dan cukup dilakukan penggabungan karena keluarga, kualitas hubungan, kebutuhan
jumlah responden lebih sedikit dibandingkan lainnya dan tenaga yang tersedia (Wetle, 1997
dengan dukungan keluarga kategori baik yang dalam Lestari 2011: 80-81).
jumlah respondennya lebih banyak. Selain itu, Hasil uji chi square p value = 0,0001
99
Haniek Try Umayana & Widya Hary Cahyati / Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat
(> 0,05), yang artinya ada hubungan antara kurang, cukup, dan baik yang dinilai dari hasil
dukungan keluarga dengan keaktifan penduduk pengisian kuesioner oleh responden. Agar dapat
pada kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. memenuhi syarat uji chi square, maka dilakukan
Hasil ini sesuai dengan penelitian Handayani penggabungan sel menjadi bentuk tabel 2x2.
(2012), didapat nilai p = 0,0001 menunjukkan Dukungan tokoh masyarakat kategori kurang
bahwa ada hubungan bermakna dukungan dan cukup dilakukan penggabungan karena
keluarga dengan pemanfaatan posbindu. Hasil jumlah responden lebih sedikit dibandingkan
ini juga sesuai dengan Sunartyasih (2012) dengan dukungan tokoh masyarakat kategori
dengan P = 0,039 bahwa dukungan sosial/ baik yang jumlah respondennya lebih banyak.
keluarga berhubungan dengan kehadiran Selain itu, dukungan tokoh masyarakat kategori
penduduk ke posbindu. Peran keluarga sangat kurang dan cukup memiliki akibat lebih
berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, kecil terhadap tidak aktifnya penduduk pada
jika anggota keluarga sangat berperan, maka kegiatan posbindu PTM dibandingkan dengan
masyarakat akan berpartisipasi sesuai sikap dukungan tokoh masyarakat kategori baik.
anggota keluarganya (Rufiati, 2011). Berdasarkan analisis bivariat diperoleh
Hasil perhitungan diperoleh nilai PR tabulasi silang antara variabel dukungan tokoh
= 2,13, artinya penduduk dengan dukungan masyarakat dengan keaktifan penduduk pada
keluarga yang kurang dan cukup memiliki kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang
peluang 2,13 kali untuk tidak aktif pada pada tabel 2, menunjukkan bahwa responden
kegiatan posbindu PTM daripada penduduk dengan dukungan tokoh masyarat kategori
dengan dukungan keluarga yang baik pada kurang dan cukup lebih banyak yang tidak
kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. aktif pada kegiatan posbindu PTM (70,1%).
Sesuai dengan penelitian dengan nilai OR Dukungan tokoh masyarat kategori baik
= 4,385, yang artinya keluarga memiliki lebih banyak yang aktif ke posbindu PTM
pengaruh 4,385 kali terhadap pemanfaatan (53,9%). Penelitian ini menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan. Hasil ini juga sesuai dukungan tokoh masyarakat yang baik
dengan penelitian Lestari (2011) didapatkan dapat meningkatkan keaktifan penduduk ke
OR = 3,2, yang artinya peran keluarga 3,2 kali posbindu PTM sebaliknya, dukungan tokoh
berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan masyarakat yang kurang dapat menurunkan
penduduk ke pelayanan kesehatan. keaktifan penduduk ke posbindu PTM (Lestari,
Dukungan keluarga sangat berperan 2011).
dalam mendorong minat atau kesediaan Hasil uji chi-square diperoleh p value
seseorang untuk mengikuti kegiatan posbindu. sebesar 0,001 (<0,05), yang artinya ada
Kehadiran penduduk dalam posbindu yang hubungan antara faktor dukungan tokoh
rendah dapat dipengaruhi oleh kurangnya masyarakat dengan keaktifan penduduk pada
dukungan keluarga (Fallen, 2010 dalam kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang.
Sunartyasih, 2012: 200). Hasil penelitian Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan bahwa dukungan keluarga Sunartyasih (2012) didapatkan p value =
yang kurang karena kurangnya pengetahuan 0,039 menunjukkan bahwa dukungan sosial
dari anggota keluarga lain mengenai pelayan masyarakat berhubungan dengan kehadiran
kesehatan yang dilakukan oleh keluarganya penduduk ke posbindu. Hasil perhitungan
sendiri. Hal ini sesuai dengan teori bahwa diperoleh nilai PR = 1,52, yang artinya penduduk
individu membutuhkan dukungan sosial yang dengan dukungan tokoh masyarakat yang
salah satunya berasal dari keluarga. Dukungan kurang dan cukup memiliki peluang 1,52 kali
keluarga yang rendah tersebut disebabkan kali untuk tidak aktif pada kegiatan posbindu
karena anggota keluarga yang bekerja, daripada penduduk dengan dukungan tokoh
sehingga kurang memperhatikan pentingnya masyarakat yang baik pada kegiatan posbindu
pemeriksaan kesehatan dalam upaya PTM.
pencegahan penyakit (Sunartyasih, 2012). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Dukungan tokoh masyarakat dalam Snehandu B. Kar (1983), perilaku kesehatan
penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu merupakan fungsi dari dukungan sosial dari
100
KEMAS 11 (1) (2015) 96-101
101