Anda di halaman 1dari 6

KEMAS 11 (1) (2015) 96-101

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

DUKUNGAN KELUARGA DAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP


KEAKTIFAN PENDUDUK KE POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR

Haniek Try Umayana, Widya Hary Cahyati

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Jumlah posbindu PTM di Kota Semarang semakin meningkat, tetapi jumlah kunjungan-
Diterima 22 April 2015 nya semakin menurun dari tahun 2012 sebesar 470 orang menjadi 398 orang tahun 2013.
Disetujui 30 Juni 2015 Salah satu permasalahan di masyarakat adalah kurangnya dukungan dan kepedulian
Dipublikasikan Juli 2015
dari anggota keluarga dan tokoh masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan secara ru-
Keywords: tin yang berdampak pada tingkat kunjungan masyarakat ke posbindu PTM. Tujuan dari
Inhabitants actively; penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan dukungan
Non communica- tokoh masyarakat dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota Sema-
ble disease; Posbindu rang. Desain penelitian pada tahun 2014 ini menggunakan metode analitik observasion-
al dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 258 orang yang diambil
DOI dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan
http://dx.doi.org/10.15294/ analisis bivariat (chi square test dengan = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemas.v11i1.3521
faktor dukungan keluarga (p value = 0,0001) dan dukungan tokoh masyarakat (p value
= 0,001) berhubungan dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota
Semarang. Simpulan dari hasil penelitian bahwa ada hubungan antara dukungan kelu-
arga dan dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu
PTM di Kota Semarang.

FAMILY AND COMMUNITY LEADERS SUPPORT AGAINST INHABITANTS


ACTIVELY LIVELINESS TO NON-COMMUNICABLE DISEASE POSBINDU

Abstract
The number of posbindu NCD in Semarang City is increased, but the number of visits
decreased in 2012 from 470 people to 398 people in 2013. A problem that family support
and community leader care had less to check their health as a whole, so public visit rate
had less. The purpose of the research was to determine associated of family support and
community leader support with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang
City. Study design at 2014 used observational analytical method with cross sectional study
approach. The sample totaled by 258 people by purposive sampling. Data analysis was
performed using univariate and bivariate (chi square test with = 0.05). The results showed
that family support (p value = 0.0001) and community leader support (p value = 0.001)
have correlation with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang City are. A
summary result that there were correlation between family support and community leader
support with the actively of inhabitants to posbindu NCD in Semarang City.

2015 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196


Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran
Gunungpati Semarang 50229 Jawa Tengah-Indonesia
Email : widyahary27@gmail.com
KEMAS 11 (1) (2015) 96-101

Pendahuluan mengendalikan faktor risiko penyakit tidak


Berubahnya gaya hidup manusia karena menular melalui sebuah wadah yang disebut
adanya urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi dengan Posbindu PTM (Pos Pembinaan
telah menyebabkan terjadinya peningkatan Terpadu Penyakit Tidak Menular). Posbindu
Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit PTM merupakan suatu bentuk pelayanan yang
tidak menular telah menjadi penyebab utama melibatkan peran serta masyarakat melalui
kematian secara global pada saat ini (Shilton, upaya promotif-preventif untuk men deteksi
2013). Data WHO menunjukkan bahwa dan mengendalikan secara dini kebera daan
sebanyak 57 juta (63%) angka kematian yang faktor risiko PTM secara terpadu (Dinkes Kota
terjadi di dunia dan 36 juta (43%) angka Semarang, 2014).
kesakitan disebabkan oleh Penyakit Tidak Jumlah kunjungan posbindu PTM
Menular. Global status report on NCD World di Kota Semarang lebih banyak mengalami
Health Organization (WHO) tahun 2010 penurunan. Hal ini terlihat dari jumlah
melaporkan bahwa 60% penyebab kematian kunjungan posbindu di Kota Semarang selama
semua umur di dunia adalah karena PTM dan 2012 sebanyak 470 orang dan pada tahun
4% meninggal sebelum usia 70 tahun. Seluruh 2013 sebanyak 398 orang. Angka kunjungan
kematian akibat PTM terjadi pada orang-orang posbindu di Kota Semarang selama tahun
berusia kurang dari 60 tahun, 29% di negara- 2013, yaitu bulan Januari sebanyak 119 orang
negara berkembang, sedangkan di negara- menurun pada bulan Maret sebanyak 96
negara maju sebesar 13% (Remais, 2012). orang, bulan Mei sebanyak 82 orang, bulan
Proporsi penyakit menular telah Juli sebanyak 66 orang, dan bulan November
menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi mengalami peningkatan menjadi 104 orang,
28,1%. Namun, proporsi penyakit tidak menular tetapi pada bulan Desember menurun lagi
mengalami peningkatan cukup tinggi dari menjadi 88 orang (DKK Semarang, 2014).
41,7% menjadi 59,5%. Kasus tertinggi penyakit Perilaku seseorang berkunjung ke
tidak menular di Jawa Tengah adalah kelompok tempat pelayanan kesehatan ditentukan oleh
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar tiga faktor, yaitu faktor predisposisi (antara
66,51% atau sebanyak 806.208 kasus meningkat lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai,
dibandingkan tahun 2011 sebesar 62,43% atau karakteristik individu), faktor pemungkin
sebanyak 773.315 kasus. Peningkatan PTM (antara lain ketersediaan sarana kesehatan,
juga terjadi di Kota Semarang dimana tahun jarak tempuh, hukum pemerintah,
2010 sebesar 907 kasus, tahun 2011 sebesar keterampilan terkait kesehatan), dan faktor
1.077 kasus, tahun 2012 sebesar 2.084 kasus, penguat (antara lain keluarga, teman sebaya,
dan tahun 2013 sebesar 2.725 kasus (DKK guru, tokoh masyarakat) (Handayani, 2012). Di
Semarang, 2014). antara ketiga faktor tersebut, faktor dukungan
Organisasi kesehatan dunia (WHO) keluarga dan dukungan tokoh masyarakat
telah merekomendasikan agar memusatkan sangat penting karena sebagai faktor penguat
penanggulangan PTM melalui tiga komponen dari perilaku seseorang. Menurut Trihardini
utama, yaitu surveilans faktor risiko, promosi (2007), perilaku mengikuti posbindu PTM
kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi dan sangat efektif bila didukung oleh situasi sosial
reformasi manajemen pelayanan kesehatan. yang baik. Keluarga, teman dekat, teman kerja,
Pengendalian PTM di Indonesia terdapat dalam dan lingkungan sekitar merupakan komponen
UU RI No.36 tahun 2009 tentang penyakit tidak penting dari terbentuknya perilaku seseorang
menular yang berisi upaya yang dilakukan dalam dalam mengikuti pelayanan kesehatan dalam
pengendalian penyakit tidak menular, yaitu posbindu PTM.
pencegahan, pengendalian, penanganan, dan Dukungan keluarga dapat memperkuat
akibat yang ditimbulkan dari suatu penyakit. setiap individu, menciptakan kekuatan
Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap
pengetahuan, kesadaran masyarakat, kemauan diri sendiri, mempunyai potensi sebagai
berperilaku sehat, dan mencegah terjadinya strategi pencegahan yang utama bagi seluruh
PTM beserta komplikasinya. Salah satu upaya keluarga dalam menghadapi tantangan

97
Haniek Try Umayana & Widya Hary Cahyati / Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat

kehidupan sehari-hari serta mempunyai dengan teknik purposive sampling.


relevansi dalam masyarakat yang berada dalam Instrumen penelitian menggunakan
lingkungan yang penuh dengan tekanan. Salah kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah
satu permasalahan yang dihadapi masyarakat analisis univariat dengan menggambarkan
antara lain adalah kurangnya dukungan frekuensi dan distribusi dari variabel penelitian,
dan kepedulian dari anggota keluarga dan yaitu dukungan keluarga dan dukungan tokoh
masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan masyarakat, dan keaktifan penduduk dalam
secara rutin, sehingga berdampak pada tingkat kegiatan posbindu PTM. Analisis bivariat
kunjungan masyarakat ke posbindu PTM. dilakukan menggunakan uji chi square (=
Lingkungan masyarakat merupakan salah 0,05) dan perhitungan dari nilai PR (Prevalence
satu faktor yang mempengaruhi terhadap Ratio).
pembentukan dan perkembangan perilaku
individu, baik lingkungan fisik maupun Hasil dan Pembahasan
lingkungan sosio-psikologis, termasuk Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
didalamnya adalah belajar (Pertiwi, 2013). data distribusi responden berdasarkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga, dukungan tokoh
hubungan antara dukungan keluarga dan masyarakat, dan keaktifan penduduk dapat
dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:
penduduk pada kegiatan posbindu PTM di Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
Kota Semarang. data distribusi responden berdasarkan
dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 1,
Metode diketahui bahwa responden dengan dukungan
Desain penelitian ini menggunakan keluarga baik (65,9%), dukungan keluarga
metode survei analitik dengan pendekatan (26,4%), dan dukungan keluarga kurang (7,8%).
cross sectional study, yaitu penelitian untuk Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan
mempelajari dinamika korelasi antara faktor keluarga pada kegiatan posbindu PTM sebagian
risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, besar baik. Dukungan keluarga kategori kurang
observasi, atau pengumpulan data sekaligus dan cukup jika digabungkan memiliki jumlah
pada suatu saat. Populasi dalam penelitian responden masih lebih sedikit dibandingkan
ini adalah seluruh anggota posbindu di Kota dukungan keluarga kategori baik.
Semarang tahun 2014 dengan usia 25 tahun Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
yang aktif dan tidak aktif datang ke posbindu data distribusi responden berdasarkan
PTM yang berjumlah 580 orang. Sampel dukungan tokoh masyarakat dapat dilihat pada
penelitian sebanyak 258 orang yang diambil tabel 1, diketahui bahwa responden dengan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga, Dukungan Tokoh Masyarakat,
dan Keaktifan Penduduk
Variabel Kategori Frekuensi Presentase (%)
Kurang 20 7,8
Dukungan Keluarga Cukup 68 26,4
Baik 170 65,9
Jumlah 258 100,0
Kurang 20 7,8
Dukungan Tokoh Masyarakat Cukup 47 18,2
Baik 191 74,0
Jumlah 258 100,0
Tidak Aktif 135 52,3
Keaktifan Penduduk
Aktif 123 47,7
Jumlah 258 100,0
Sumber : Data Primer

98
KEMAS 11 (1) (2015) 96-101

Tabel 2. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Penduduk ke Posbindu PTM
Keaktifan Posbindu PTM
Variabel Tidak Aktif
Kategori Aktif P value PR
n % n %
Kurang+Cukup 71 80,7 17 19,3
Dukungan Keluraga
Baik 64 37,6 106 62,4 0,0001 2,13
Jumlah 135 52,3 123 47,7
Dukungan Tokoh Kurang+Cukup 64 82,1 14 17,9
Masyarakat Baik 71 39,4 109 60,6 0,001 1,52
Jumlah 135 52,3 123 47,7
Sumber : Data Primer
dukungan tokoh masyarakat kategori baik dukungan keluarga kategori kurang dan cukup
(74%), dukungan tokoh masyarakat kategori memiliki akibat lebih kecil terhadap tidak
cukup (18,2%), dan dukungan tokoh masyarakat aktifnya penduduk pada kegiatan posbindu
kategori kurang (7,8%). Hasil ini menunjukkan PTM dibandingkan dengan dukungan keluarga
bahwa dukungan tokoh masyarakat pada kategori baik.
kegiatan posbindu PTM sebagian besar baik. Hasil tabulasi silang antara dukungan
Dukungan tokoh masyarakat kategori kurang keluarga dengan keaktifan penduduk pada
dan cukup jika digabungkan memiliki jumlah kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang
responden masih lebih sedikit dibandingkan pada tabel 2, menunjukkan bahwa dukungan
dukungan tokoh masyarakat kategori baik. keluarga kategori kurang dan cukup lebih
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh banyak yang tidak aktif pada kegiatan posbindu
data distribusi responden berdasarkan PTM (80,7%). Dukungan keluarga kategori baik
keaktifan penduduk dapat dilihat pada tabel lebih banyak yang aktif pada kegiatan posbindu
1, diketahui bahwa responden yang tidak aktif PTM (62,4%). Penelitian ini menunjukkan
sebanyak 135 orang (52,3%) dan responden bahwa dukungan keluarga yang baik semakin
yang aktif sebanyak 123 orang (7,8%). Hasil meningkatkan keaktifan penduduk ke
ini menunjukkan bahwa keaktifan penduduk posbindu PTM sebaliknya, dukungan keluarga
kategori aktif pada kegiatan posbindu PTM yang kurang dapat menurunkan keaktifan
memiliki responden yang lebih sedikit. penduduk ke posbindu PTM. Peran Keluarga
Keaktifan penduduk kategori tidak aktif pada juga dapat meningkatkan informasi pada
kegiatan posbindu PTM memiliki responden penduduk tentang pentingnya posbindu,
yang lebih banyak. sehingga anggota keluarga lain juga dapat
Berdasarkan analisis bivariat diperoleh berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan di
tabulasi silang antara variabel dukungan posbindu PTM secara rutin (Lestari, 2011).
keluarga dan dukungan tokoh masyarakat Keluarga sebagai motivator kuat bagi
dengan keaktifan penduduk pada kegiatan penduduk untuk mengikuti kegiatan posbindu
posbindu PTM di Kota Semarang pada tabel 2, PTM apabila selalu menyediakan diri untuk
sebagai berikut: mendampingi, mengantar atau mengingatkan
Dukungan keluarga dalam penelitian jadwal posbindu PTM. Keberadaan anggota
ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kurang, keluarga memainkan peranan penting dalam
cukup, dan baik yang dinilai dari hasil mencegah atau paling tidak menunda orang
pengisian kuesioner oleh responden. Agar menderita sakit kronis ke lembaga pelayanan
dapat memenuhi syarat uji chi square, maka kesehatan. Besarnya keterlibatan dan sifat
dilakukan penggabungan sel menjadi bentuk pelayanan yang diberikan keluarga tergantung
tabel 2x2. Dukungan keluarga kategori kurang pada sumber-sumber ekonomi, struktur
dan cukup dilakukan penggabungan karena keluarga, kualitas hubungan, kebutuhan
jumlah responden lebih sedikit dibandingkan lainnya dan tenaga yang tersedia (Wetle, 1997
dengan dukungan keluarga kategori baik yang dalam Lestari 2011: 80-81).
jumlah respondennya lebih banyak. Selain itu, Hasil uji chi square p value = 0,0001

99
Haniek Try Umayana & Widya Hary Cahyati / Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat

(> 0,05), yang artinya ada hubungan antara kurang, cukup, dan baik yang dinilai dari hasil
dukungan keluarga dengan keaktifan penduduk pengisian kuesioner oleh responden. Agar dapat
pada kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. memenuhi syarat uji chi square, maka dilakukan
Hasil ini sesuai dengan penelitian Handayani penggabungan sel menjadi bentuk tabel 2x2.
(2012), didapat nilai p = 0,0001 menunjukkan Dukungan tokoh masyarakat kategori kurang
bahwa ada hubungan bermakna dukungan dan cukup dilakukan penggabungan karena
keluarga dengan pemanfaatan posbindu. Hasil jumlah responden lebih sedikit dibandingkan
ini juga sesuai dengan Sunartyasih (2012) dengan dukungan tokoh masyarakat kategori
dengan P = 0,039 bahwa dukungan sosial/ baik yang jumlah respondennya lebih banyak.
keluarga berhubungan dengan kehadiran Selain itu, dukungan tokoh masyarakat kategori
penduduk ke posbindu. Peran keluarga sangat kurang dan cukup memiliki akibat lebih
berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, kecil terhadap tidak aktifnya penduduk pada
jika anggota keluarga sangat berperan, maka kegiatan posbindu PTM dibandingkan dengan
masyarakat akan berpartisipasi sesuai sikap dukungan tokoh masyarakat kategori baik.
anggota keluarganya (Rufiati, 2011). Berdasarkan analisis bivariat diperoleh
Hasil perhitungan diperoleh nilai PR tabulasi silang antara variabel dukungan tokoh
= 2,13, artinya penduduk dengan dukungan masyarakat dengan keaktifan penduduk pada
keluarga yang kurang dan cukup memiliki kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang
peluang 2,13 kali untuk tidak aktif pada pada tabel 2, menunjukkan bahwa responden
kegiatan posbindu PTM daripada penduduk dengan dukungan tokoh masyarat kategori
dengan dukungan keluarga yang baik pada kurang dan cukup lebih banyak yang tidak
kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang. aktif pada kegiatan posbindu PTM (70,1%).
Sesuai dengan penelitian dengan nilai OR Dukungan tokoh masyarat kategori baik
= 4,385, yang artinya keluarga memiliki lebih banyak yang aktif ke posbindu PTM
pengaruh 4,385 kali terhadap pemanfaatan (53,9%). Penelitian ini menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan. Hasil ini juga sesuai dukungan tokoh masyarakat yang baik
dengan penelitian Lestari (2011) didapatkan dapat meningkatkan keaktifan penduduk ke
OR = 3,2, yang artinya peran keluarga 3,2 kali posbindu PTM sebaliknya, dukungan tokoh
berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan masyarakat yang kurang dapat menurunkan
penduduk ke pelayanan kesehatan. keaktifan penduduk ke posbindu PTM (Lestari,
Dukungan keluarga sangat berperan 2011).
dalam mendorong minat atau kesediaan Hasil uji chi-square diperoleh p value
seseorang untuk mengikuti kegiatan posbindu. sebesar 0,001 (<0,05), yang artinya ada
Kehadiran penduduk dalam posbindu yang hubungan antara faktor dukungan tokoh
rendah dapat dipengaruhi oleh kurangnya masyarakat dengan keaktifan penduduk pada
dukungan keluarga (Fallen, 2010 dalam kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang.
Sunartyasih, 2012: 200). Hasil penelitian Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan bahwa dukungan keluarga Sunartyasih (2012) didapatkan p value =
yang kurang karena kurangnya pengetahuan 0,039 menunjukkan bahwa dukungan sosial
dari anggota keluarga lain mengenai pelayan masyarakat berhubungan dengan kehadiran
kesehatan yang dilakukan oleh keluarganya penduduk ke posbindu. Hasil perhitungan
sendiri. Hal ini sesuai dengan teori bahwa diperoleh nilai PR = 1,52, yang artinya penduduk
individu membutuhkan dukungan sosial yang dengan dukungan tokoh masyarakat yang
salah satunya berasal dari keluarga. Dukungan kurang dan cukup memiliki peluang 1,52 kali
keluarga yang rendah tersebut disebabkan kali untuk tidak aktif pada kegiatan posbindu
karena anggota keluarga yang bekerja, daripada penduduk dengan dukungan tokoh
sehingga kurang memperhatikan pentingnya masyarakat yang baik pada kegiatan posbindu
pemeriksaan kesehatan dalam upaya PTM.
pencegahan penyakit (Sunartyasih, 2012). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Dukungan tokoh masyarakat dalam Snehandu B. Kar (1983), perilaku kesehatan
penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu merupakan fungsi dari dukungan sosial dari

100
KEMAS 11 (1) (2015) 96-101

masyarakat sekitarnya. Berdasarkan pedoman antara dukungan keluarga (p value = 0,0001)


penyelenggaraan posbindu PTM bahwa dan dukungan tokoh masyarakat (p value
tokoh masyarakat bertugas menggerakkan =0,001) dengan keaktifan penduduk dalam
masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang.
dan mendukung dengan sumber daya yang
dimiliki terhadap penyelenggaraan posbindu Ucapan Terima Kasih
PTM. Pimpinan kelompok atau organisasi Ucapan terima kasih kami tunjukkan
masyarakat mendukung dan berperan aktif kepada petugas pemegang program posbindu
dalam kegiatan posbindu PTM sesuai dengan PTM dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
minat dan misi kelompok atau organisasi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Semarang,
tersebut (Dinkes Kota Semarang, 2014). puskesmas, kader kesehatan, dan anggota
Program kesehatan yang telah mendapat posbindu se-Kota Semarang.
dukungan dari tokoh masyarakat selanjutnya
disosialisasikan kepada masyarakat agar Daftar Pustaka
memperoleh dukungan dan partisipasi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2014. Laporan
masyarakat. Perilaku kesehatan seseorang Posbindu di Kota Semarang Tahun 2013.
ditentukan oleh ada atau tidaknya dukungan Dinkes Kota Semarang, Semarang.
mayarakat di sekitarnya. Selain dukungan Lestari P., Soeharyo H., & Kris P. 2011. Beberapa
Faktor yang Berperan terhadap Keaktifan
tokoh masyarakat, dukungan tokoh agama
Kunjungan Lansia ke Posyandu, Jurnal
juga mempunyai pengaruh di masyarakat. Media Medika Indonesiana. 45 (2).
Selanjutnya, tokoh agama ini dapat Remais JV, Guang Z, dan Guangwei L, 2012,
menjembatani antara pengelola program Convergence of Non-communicable and
kesehatan dengan masyarakat. (Handayani, Infectious Diseases in Low and Middle
2012). Income Countries, International Journal of
Desa yang memiliki kepala desa dengan Epidemiology. (42) :221227.
selalu memberikan motivasi pada setiap Pertiwi, HW., 2013, Faktor-faktor yang Berhubungan
pelaksanaan kegiatan di masyarakat, seperti dengan Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia di
pada posbindu PTM akan lebih baik dalam Posyandu Lansia, Jurnal Ilmiah Kebidanan,
4 (1).
keberlangsungan dari kegiatan posbindu PTM
Rufiati, dkk. Pengaruh Permainan FInd Your Mate
tersebut. Namun, desa yang kepala desanya Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kader
tidak memberikan motivasi sama sekali Posyandu. Jurnal Kemas 6 (2)
dari suatu program, seperti posbindu akan Shilton T., Beatriz C., & Claire B., 2013, Towards a
sulit program posbindu PTM untuk lebih Global Framework for Capacity Building for
berkembang. Dukungan motivasi tersebut dapat Non-communicable Disease Advocacy in
berupa pemberian tugas yang selalu dimonitor Low and Middle Income Countries, Global
dan disupervisi, selalu mempertimbangkan Health Promotion Journal, 20 (4).
kemampuan kader sebelum memberi tugas, Sunartyasih, R., dan Brigita L., 2012, Hubungan
kebiasaan kepala desa untuk melakukan Kendala Pelaksanaan Posbindu dengan
Kehadiran Lansia di Posbindu RW 08
peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan
Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru
posbindu PTM tersebut (Sigalingging, 2011). Kota Bandung, Jurnal Sains, Teknologi, dan
Kesehatan, Universitas Islam Bandung 3 (1).
Penutup Trihardini, I, 2007, Potret Buram Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian dan Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia,
pembahasan diperoleh simpulan ada hubungan KESMAS, 1 (5).

101

Anda mungkin juga menyukai