Anda di halaman 1dari 9

CQI (Continous Quality Imprvement)

CQI adalah pendekatan kualitas manajemen yang ini dibangun berdasark an metode jaminan
kualitas dengan menekankan organisasi dan system.
CQI adalah filosofi manajemen yang berpendapat bahwa sebagai besar hal” yang dapat
ditingkatkan. Pada inti serial CQI adalah eksperimentasi(metode ilmiah) diterapkan untuk
pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayani dan meningkatkan
layanan yang di tawarkan.
Konsep dari CQI :
• Kualitas didefinikasikan sebagai pertemuan atau melebihi harapan pelanggan kami.
• Sukses dicapai melalui memenuhi kebuutuhan mereka yang kta layani.
• Klo ada masalah yang timbul CQI tidak berusaha menyalahkan tapi malah meningkatkan
proses.
• Mencapai tahap perbaikan melalui tahap paling kecil, dangan manggunakan metode ilmiah.
• Perbaikan terus manerus paling efektif.

Prinsip” inti program dari peningkatan kualitas :


a. Peningkatan yang berkelanjutan.
b. Focus kepada konsumen.
c. Pencegahan insiden.

Langkah-langkah dalam peningkatan kesinambungan :


• Membentuk tim sesuai kebutuhan yang mau di perbaiki.
• Menetapkan tujuan yang jelas.
• Memahami kebutuhan yang dilayani..
• Potensi perubahan strategi untuk manghasilkan perbaikan.
• Rencana, mengumpulkan, dan menggunakan data untuk manghasilkan keputusan yang efektif.
• Terapkan metode ilmiahuntuk pengujian perbaikan.

Defenisi : adalah proses dimana pasien dan dokter yang kooperatif terlibat dalam manajemen
pelayanan kesehatan yang berkelanjutan menuju tuuan berkualitas tinggi dan hemat biaya
perawatan medis.
Perbaikan yang berkelanjutan mencangkup 3 proses :
1. Kualitas perencanaan : menekankan pada kebutuhan” pasien.
2. Kualitas pengawasan : pengawasan penurunan keragaman.
3. Kualitas perbaikan : perhatian pada sebab” beberapa permasalahan yang penting.
4.
Tujuan :
a) Tujuan antara : ialah keketahuannya mutu pelayanan.
b) Tujuan akir : ialah makin meningkatnya mutu pelayanan.
Manfaat :
1. Dapat libih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
2. Dapat libih meningkatkan efesiansi pelayanan kesehatan.
3. Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
4. Dapat melindungi pelaksanaan pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hokum.
Tujuan COC :
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapai derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan
harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction), melalui pelayanan yang
efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberian pelayanan
(provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional
satisfaction).
Tujuan COC :
• Individu atau kelompok yang ada di masyarakat dapat ikut serta dalam setiap tahap proses
keperawatan.
• Perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat pemulihan status kesehatan dmsa datang.
• Tercapai derajat kesehatan yang memuaskan harapan.
• Member pelayanan yang memuaskan oleh pelayan kesehatan.
• Pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien.

Manfaat COC :
• Manfaat social: memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehata.
• Manfaat teknis kesehatan: pemberi pelayanan kesehatan.
• Manfaat ekonomi: institusi pelayanan kesehatan.
Ketiga manfaat tersebut ditanggung jawab oleh 3 pilar utama pelayanan kesehatan, yaitu:
masyarakat (yang mana dlam prkteknya dilaksanakn antara pemerintah dan masyarakat), tenaga
teknis kesehatan (yang dilaksanakan oleh tenaga profesional), dan tenaga administrasi atau
manajemen kesehata.

Factor-faktor berkontribusi dan nilai” yag terkandung pada COC :


3 kategori utama sudah disaranka sbagai cara untuk memperkembangkan program, yaitu :
1. Struktur : menyediakan dan mengatur keseluruhan program.
2. Proses: berhubungan dengan ilmu keperawatan aktivies.
3. Hasil : ialah memisahkan dari tetapi berhubungan dengan criteria kinerja untuk eavaluasi
perawatan merawat dan jururawat perbuatan.
Aplikasi COC :
a. Sebelum klien masuk RS.
b. Saat klien masuk RS.
c. Di RS.
d. Sebelum pulang dari RS.
e. Pada saat pulang dari RS.

Pihak” yang terlibat dalam COC :


1. Profesi kesehatan lainnya CX: dokter, ahli gizi, dll
2. Puskesmas
3. Organisasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan (PPK) atau organisasi yang lainnya.
4. Donator atau sponsor.
5. Lintas sektor terkait.
6. Organisasi masyarakat formal dan informal.
7. Tokoh masyarakat atau tokoh agama yang memiliki pengaruh ditengah masyarakat.

Manajemen COC d Masyarakat :


Adalah suatu proses atau kemampuan dalam mengelola jasa pelayanan yang di butuhkan
masyarakat mulai saat permintaan sampai jasa pelayanan itu diserahkan atau digunakan.
Dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di masyarakat agar dapat memuaskan ada tahap
aktifitas utama yang harus dilakukan secara berurutan dn terpadu :
a. Merencanakan jasa pelayanan yang dibutuhkan.
b. Memproses atau mengelolo jasa pelayanan.
c. Menyerahkan jasa.
d. Mananggapi kebutuhan.
Adapula hal yang harus dilakukan :
a. Identifikasi kebutuhan.
Sebelum menentukan pelayanan yang akan di kasih harus diketahui dulu yang akan menjadi
sasaran yang akan di jalani
b. Memahami kebutuhan masyarakat.
Ada 2 cara pendekatan yang bsa di lakukan yaitu komunikasi dan benchmarking.
4 cara memahami kebutuhan masyarakat yaitu:
a. Reaktif : dengan mendengar keluhan klien
b. Aktif: dengan menjawab setiap ada pertanyaan klien yang datang ke pelayanan kesehatan
danmenawarkan jasa yang disediakan.
c. Proaktif : aktif menjaring informasi tentang harapan masyarakat, melalui wawancara, survey.
d. Benchmarking : suatu proses pengukuran pelayanan yang diberikan secara terus menerus
dengan cara membandingkan pelayanan terbaik dari instansi lain (pesaing).
c. Memprose jasa pelayanan.
Mengarah pada hasil,dapat memuaskan pasien.

Home Care :
Tujuan dari home care : tujuan primer dari pelayanan home care adalah promosi kesehatan dan
edukasi, tetapi saat ini sebagian klien memperoleh pelayanan rumah, karena adanya kebutuhan
keperawatan atau layanan medis. Fokusnya adalah pada kemandirian klien dan keluarganya.
Manfaat home care :
- Pasien lebih dekat dengan keluarganya.
- Melibatkan keluarga sehingga klien tdak merasa diabaikan.
- Meningkatkan kualiatas hidup pasien.
- Menghemat biaya.
- Keluarga tidak kehilangan waktu untuk pulang-pergi ke RS.

Factor pendukung home care :


- Kebutuhan terhadap COC
- Diterima baiknya home care bagi pengguna kpelayanan kesehatan
- Berkurang waktu perawatan d RS, jadi hemat biaya.
- Pelayanan teknik asuhan keperawatan di rumah lebih efektif.
Peran perawat dalam home care :
a. Perawat menagani pemulihan dan stabilisasi penyakit dirumah dan mengidentifikasi gaya
hidup, keamanan, lingkungan, dinamika keluarga dan praktik layanan kesehatan.
b. Perawat home care menyediakan pelayanan individu. Mereka membantu klien beradaptasi
terhadap keterbatasan fisik temporer atau permanen sehingga mereka dapat memiliki aktifitas
rutin yang normal.
Penerapan Total Quality Management dalam perusahaan

TQM adalah pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan

manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk dan pelayanan

suatu organisasi.

Seperti digambarkan pada diagram di bawah ini, proses TQM bermula dari pelanggan

dan berakhir pada pelanggan pula. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan,

kebutuhan dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk

memproduksi barang atau jasa yang, pada gilirannya, memberikan kepuasan kepada pelanggan

(output).

TQM adalah faktor yang penting dalam suatu perusahaan dan juga dalam teknologi

informasi adapun konsep dasar dari total quality adalah:

1. Tujuan :

Perbaikan proses secara terus-menerus. Artinya kualitas selalu diperbaiki dan disesuaikan

dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan.

2. Prinsip :

Difokuskan pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

3. Elemen :

Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, Komunikasi, ganjaran dan

pengakuan serta pengukuran.

Tiga prinsip mutu yaitu :

1. Fokus pada pelanggan


Mutu berdasarkan pada konsep bahwa setiap orang mempunyai pelanggan dan bahwa

kebutuhan dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalauorganisasi/perusahaan secara

keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).

2. Perbaikan proses

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan)

langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa

barang dan jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja sangat

penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama

perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi

yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat

minimum dan hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah

merancang kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan, agar pelanggan puas.

3. Keterlibatan total

Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif dan

mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua karyawan dalam suatu organisasi untuk

mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki.

Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui

kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan,

memperbaiki proses dan memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke

waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah diberi

wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama

keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa tersebut.
Elemen pendukung dalam TQM

1. Kepemimpinan

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,

menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa

yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk

menggunakan TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat,

guru dan pimpinan tidak bisa diremehkan. Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya

menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang

paling berhasil, paling mampu dan paling hebat pendidikannya di dunia, harus diperebutkan

melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang berat ini akan menyadarkan manajer senior

mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secara partisipatif, baik misi dan visi mereka

maupun proses manajemen, yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai keduanya. Pimpinan

bisnis harus mengerti bahwa TQM adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-

elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang

berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang

dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan

baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan

persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan
diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik

lainnya juga dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.

3. Struktur Pendukung

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang

dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin

diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam

organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior

untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui "network" dengan manajer mutu

di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang

berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-

beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang

sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal

manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi,

memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5. Ganjaran dan Pengakuan

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi

ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang

diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses

menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang

sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya
karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat

menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

6. Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses

manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahu

bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di

dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk

menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar

dipenuhi. Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang

realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui

persoalan yang sebenarnya.

Prinsip dari sistem TQM adalah melibatkan semua elemen karyawan mulai dari " Top

Management" sampai dengan pelaksana teknis " Button Up Management". Sistem TQM harus

dimengerti, dipahami dan diterapkan dengan efisien dam efektif dalam semua aktifitas di

lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan, sasaran dan target produktivitas sesuai dengan

kebijakan top management, yang dapat membantu perusahaan mewujudkan hasil yang

berpotensi dari teknologi informasi.

Dalam era informasi sekarang ini, kepemilikan informasi merupakan hal yang sangat

penting dan berharga, namun jika digunakan dengan tidak bijaksana akan menimbulkan masalah.

Suatu teknologi tidak dapat berjalan dengan sendirinya dalam setiap permasalahan.

TQM dapat diterapkan dalam teknologi informasi apabila memenuhi syarat-syarat

berikut:
1. Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melakukan perbaikan proses pada mutu

produk dan layanan, sehingga dapat memuaskan konsumen.

2. Memberikan kepuasan kepada pemilik, supplier, karyawan dan para pemegang saham

3. Memiliki wawasan dan pandangan jauh kedepan dalam meningkatkan profit dari penjualan

produk atau layanan.

4. Fokus utama ditujukan pada proses, baru pada hasil.

5. Menciptakan kondisi di mana para karyawan dapat aktif berpartisipasi dalam menciptakan

keunggulan mutu.

Oleh karena itu penggunaan teknologi informasi bagi perusahaan harus disesuaikan dengan

kondisi, beberapa penggunaan teknologi informasi yang dapat diterapkan bagi perusahaan.

1. Menggunakan IT untuk meningkatkan jumlah customer dengan memperbesar pasar melalui

internet. Cara yang termudah adalah dengan membuat website, karena sudah banyak tersedia

program-program komputer untuk memudahkan dalam membuat website.

2. Menggunakan IT untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan

menggunakan IT perusahaan dapat lebih mudah dalam mencari informasi yang dapat membantu

meningkatkan produknya. Misalnya bertukar informasi dengan pakar yang secara fisik berlokasi

jauh dengan menggunakan email.

3. Menggunakan IT untuk meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi. Sebagai contoh LAN


intranet dapat dipasang di perusahaan/organisasi untuk mempercepat proses pertukaran informasi
dalam bentuk email dan file sharring.

Anda mungkin juga menyukai