Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN DAN PERUNDANG UNDANGAN

KESEHATAN YANG MELANDASI TUGAS ,FUNGSI , DAN


PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun Oleh : Kelompok 4


 Eka yulia ningsih
 Frisca nelya bella
 Luluk nariyahya
 Pipin Ismaneli
 Renti
 Rinja afriani
Dosen Pengampu :
SULASTRI SKM,M.Kes
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
AKBID KELUARGA BUNDA JAMBI 2019/2020
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007
TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

Standar Kompetensi Bidan


Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan
pengetahuan dan keterampilan dari ilmuilmu
sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi
baru lahir dan keluarganya.
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar
1. Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.
2. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan
tradisional & modern.
3. Sarana tanda bahaya serta transportasi
kegawat-daruratan bagi anggota masyarakat
yang sakit yang membutuhkan asuhan
tambahan.
4. Penyebab langsung maupun tidak langsung
kematian dan kesakitan ibu dan bayi di
masyarakat.
5. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita
dalam mempromosikan hak-haknya
6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat
bersalin yang tersedia.
7. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan
aman.
8. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan,
termasuk penyediaan air, perumahan, resiko
lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi
kesehatan.
9. Standar profesi dan praktik kebidanan.
Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan
1. Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat
dan vital statistik.
2. Infrastruktur kesehatan setempat dan
nasional, serta bagaimana mengakses
sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan
kebidanan.
3. Primary Health Care (PHC) berbasis di
masyarakat dengan menggunakan promosi
kesehatan serta strategi penvegahan penyakit.
4. Program imunisasi nasional dan akses untuk
pelayanan imunisasi.
PERMENKES RI NO
1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG IZIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Pasal 1 ayat (1)


Bidan adalah seorang perempuan yg lulus
dari pendidkan bidan yang telah teregistrasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9 ayat (1)
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang
untuk memberikan Pelayananyang meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
SE DIRJEN DIKTI NO 704/E.E3/DT/2013 UJI
KOMPETENSI BAGI CALON LULUSAN PENDIDIKAN
TINGGI BIDANG KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN

Dalam rangka penjaminan mutu lulusan


pendidikan tinggi khususnya bidang kebidanan dan
keperawatan, maka diperlukan standardisasi lulusan
melalui uji kompetensi. Untuk itu, perlu
diimplementasikan nji kompetensi yang bermutu,
sebagai bagian dari proses evaluasi pembelajaran
yang terintegrasi dalam sistem pendidikan.
Sehubungan dengan itu, bagi peserta didik pada
pendidikan tinggi program Diploma III Kebidanan,
Diploma III Keperawatan dan Profesi Ners
diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
1. Bidang kesehatan memerlukan uji kompetensi
yang berstandar nasional sebagai bagian dari
sistem penjaminan mutu yang be1tujuan pada
penjaminan keselamatan pasien.
2. Uji kompetensi dilaksanakan pada tahap akhir
pendidikan (setelah menyelesaikan seluruh tahap
pendidikan) sebagai exit exam, dengan
memperhatikan:
•Pentingnya lingkungan akademik profesional.
• Peran uji kompetensi sebagai umpan balik
terhadap mutu proses pembelajaran.
• Integrasi sistem pendidikan-pelayanan
kesehatan.
3. Uji kompetensi menggunakan metode yang tepat dalam
menguji sikap dan perilaku, pengetahuan dan keahlian.
4. Uji Kompetensi berlaku bagi peserta didik yang belum
menyelesaikan seluruh tahap pendidikan terhitung mulai
tanggal 1 Agustus 2013.
5. Uji kompetensi akan dilaksanakan untuk pertama kali
pada bulan Oktober 2013 bagi mahasiswa program Profesi
Ners dan bulan November 2013 bagi mahasiswa program
Diploma III Keperawatan dan Diploma III Kebidanan.
6. Selanjutnya uji kompetensi akan dilaksanakan sebanyak
3 (tiga) kali dalam setahun pada periode Maret, Juli,
November.
7. Uji kompetensi diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerjasama dengan Majelis
Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) yang
dipayungi dengan Surat Keputusan Bersama
antara Dirjen Dikti dan Kepala Badan PPSDMK
Kemkes tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi
bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi bidang
Kesehatan.
8. Peserta uji kompetensi berasal dari Program
Studi yang telah memiliki ijin operasional dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang masih
berlaku.
PERMENKES NO. 363 MENKES/IX/1980
TENTANG WEWENANG BIDAN

Pengaturan praktik bidan telah diatur sejak tahun


1963 dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 5380/IX/1963, wewenang bidan terbatas pada
pertolongan persalinan normal secara mandiri,
didampingi tugas lain.
Kemudian diubah menjadi Permenkes No.
363/IX/1980, yang kemudian diubah lagi menjadi
Permenkes 623/1989 dimana wewenang bidan dibagi
menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus
ditetapkan bila bidan meklaksanakan tindakan khusus di
bawah pengawasan dokter. Pelaksanaan dari Permenkes
ini, bidan dalam melaksanakan praktek perorangan di
bawah pengawasan dokter.
Tahun 1996 kembali mengalami perubahan
menjadi Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini
mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.
Bidan dalam melaksanakan prakteknya diberi
kewenangan yang mandiri. Kewenangan tersebut
disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan
tindakan. Dalam wewenang tersebut mencakup :
- Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu
dan anak.
- Pelayanan Keluarga Berencana
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 572/Menkes/Per/VI/1996
tentang Registrasi dan Praktik Bidan, maka
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
363/Menkes/Per/IX/1980 dan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor
623/Menkes/Per/IX/1989 menjadi tidak berlaku
lagi.
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai