Anda di halaman 1dari 5

PENDAPAT PARA AHLI TENTANG KUALITAS

(Deming, Crosby, dan Juran)

Para ahli kualitas memiliki tujuan yang sama mengenai kualitas. Perbedaannya, terletak dalam
perspektif masing-masing. Berikut perbedaan perspektif antara Deming, Crosby, dan Juran:

DEMING

Deming (1982:176) dalam Nasution (2015:2) menyatakan,


bahwa kualitas adalah kesusaian dengan kebutuhan pasar. W.
Edwards Deming juga mengemukakan tentang Mutu bersifat
Filsafat. Dalam bukunya yang berjudul Out of the Crisis,
beliau menggabungkan konsep Mutu mulai dari wawasan
Psikologis sampai dengan Kultur Mutu (Quality Culture).
Deming menyatakan, ada empat belas poin manajemen mutu
yaitu terdiri dari :
1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produksi dan jasa.
2. Adopsi falsafah baru.
3. Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.
4. Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.
5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa.
6. Lembagakan pelatihan kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Hilangkan rasa takut.
9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.
10. Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban
kerja.
11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik.
12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya.

1
13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan
kualitas kerja.
14. Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.

Menurut Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu :
1. Kurang konstannya tujuan.
2. Pola pikir jangka pendek.
3. Evaluasi prestasi individu.
4. Rotasi kerja yang tinggi.
5. Manajemen yang menggunakan angka yang tampak.
Kegagalan mutu terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Umum terdiri dari : desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat,
lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang
serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai.
2. Khusus yaitu : kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi,
kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

CROSBY
Definisi kualitas menurut Crosby adalah memenuhi atau sama
dengan persyaratan (conformance to requirements). Philip Crosby
mengemukakan ide dalam mutu yang terbagi menjadi 2 bagian
yaitu:
1) Ide bahwa mutu itu Gratis
2)Ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan
penundaan waktu, bisa dihilangkan jika institusi memiliki
kemauan untuk itu.

Dalam Quality Is Free, Crosby mengemukakan bahwa sebuah langkah sistematis untuk
mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik.

2
Teori Zero Defects (Tanpa Cacat) yang dikemukakan Philip Crosby adalah ide yang melibatkan
penempatan sistem pada sebuah wilayah yang memastikan bahwa segala sesuatunya selalu
dikerjakan dengan metode yang tepat sejak pertama kali dan selamanya.
Program mutu yang dikemukakan Crosby terdiri dari 14 langkah yaitu:
1) Komitmen Manajemen (Management Commitment)
2) Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team)
3) Pengukuran Mutu (Quality Measurement)
4) Mengukur Biaya Mutu (The Cost of Quality)
5) Membangun Kesadaran Mutu (Quality Awareness)
6) Kegiatan Perbaikan (Corrective Actions)
7) Perencanaan Tanpa Cacat (Zero Defect Planning)
8) Pelatihan Pengawas (Supervisor Training)
9) Hari Tanpa Cacat (Zero Defect Day)
10) Penyusunan Tujuan (Goal Setting)
11) Penghapusan Sebab Kesalahan (Error-Cause Removal)
12) Pengakuan (Recognition)
13) Dewan-Dewan Mutu (Quality Councils)
14) Lakukan Lagi (Do It Over Again)

JURAN
Buku karangan Joseph Juran adalah Juran’s Quality Control
Handbook, Juran on Planning for quality, dan Juran on Laedership
for Quality. Juran termasyur dengan keberhasilannya menciptakan
Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Juran mendefinisikan
kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness foruse), yang
mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya. Juran
mengemukakan tentang mutu yang terkenal dengan istilah Aturan
85/15. Juran menyatakan bahwa 85% masalah-masalah mutu dalam
sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang baik.
Menurut Juran Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality
Management) adalah sebuah proses tiga bagian yang didasarkan
pada staf pada tingkat berbeda yang memberi kontribusi unik terhadap peningkatan mutu.
Manajer senior memiliki pandangan strategis tentang Organisasi. Manajer menengah memiliki

3
pandangan operasional tentang Mutu dan para karyawan memiliki tanggungjawab terhadap
Kontrol Mutu.
Adapun karakteristik Total Quality Management (TQM) menurut Joseph Juran adalah meliputi:
1) Kualitas menjadi bagian dari setiap agenda managemen
2) Sasaran kualitas dimasukkan dalam rencana bisnis.
3) Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking: fokus adalah pada pelanggan dan pada
kesesuaian kompetisi, di sana adalah sasaran untuk peningkatan kualitas tahunan.
4) Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan.
5) Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat.
6) Pengukuran ditetapkan seluruhnya.
7) Manajer teratur meninjau kembali kemajuan dibandingkan dengan sasaran.
8) Penghargaan diberikan untuk performansi terbaik.
9) Sistem imbalan (reward system) diperbaiki

Trilogi Kualitas (The Quality Trilogy) Juran

1) Perencanaan Kualitas (quality planning)


Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan
menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer
pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
 Memenuhi kebutuhan pelanggan/konsumen
 Tentukan market segment (segmen pasar) produk
 Mengembangkan karakteristik produk sesuai dengan permintaan konsumen
 Mengembangkan proses yang mendukung tercapainya karakteristik produk
2) Pengendalian Kualitas (quality control)
Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi,
dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang
telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
 Mengevaluasi performa produk
 Membandingkan antara performa aktual dan target
 Melakukan tindakan jika terdapat perbedaan/penyimpangan
3) Perbaikanan Kualitas (quality improvement)
Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan
sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber,
menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang

4
terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk
mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.
 Mengidentifikasi proyek perbaikan (improvement)
 Membangun infrastruktur yang memadai
 Membentuk tim
 Melakukan pelatihan-pelatihan yang relevan
 Diagnosa sebab-akibat (bisa memakai diagram fishbone-ishikawa)
 Cara penanggulangan masalah
 Cara mencapai target sasaran

Anda mungkin juga menyukai