Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL HIBAH PENELITIAN TENTANG

MUHAMMADIYAH BATCH III

MENINGKATKAN PERAN MAJELIS LINGKUNGAN HIDUP


MUHAMMADIYAH MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH
ORGANIK DENGAN LARVA BLACK SOLDIER FLY (BSF)

DISUSUN OLEH :

Ketua Tim
NURCHOLIS SALMAN, ST.,MT
(UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA)

Anggota

NOVI NURJANAH, M.Pd.

(UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA)


HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DASAR

Judul Kegiatan : Meningkatkan Peran Majelis Lingkungan Hidup


Muhammadiyah melalui Pengolahan Limbah
Organik dengan Larva Black Soldier Fly (BSF)

Bidang : Muhammadiyah dan Isu-isu Lingkungan

Jenis : Penelitian
Ketua Peneliti
A. Nama Lengkap : Nurcholis Salman, S.T.,M.T
B. NIDN : 0211018502
C. Universitas : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
D. Program Studi/Fakultas : Prodi Teknik Lingkungan/Fakultas Teknik E.
Nomor HP : 0 81377745305
F. Surel (e-mail) : nurcholissalman@umtas.ac.id
Anggota Peneliti (1)
A. Nama Lengkap : Novi Nurjanah
B. NIDN : 0405099101
C. Program Studi/Fakultas : Prodi Teknik Lingkungan/Fakultas Teknik
Lama Penelitian Keseluruhan : 1 Tahun
Penelitian Tahun ke : 1
Biaya Penelitian Keseluruhan : -
Biaya Tahun Berjalan : Rp 20000000

Mengetahui, Tasikmlaya, 30 Maret 2019


Ketua Peneliti,

Nurcholis Salman, S.T.,M.T


NIP/NIK 130915009

Menyetujui,
KETUA PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Nurcholis Salman,S.T.,M.T
2 Jenis Kelamin Laki - laki
3 Program Studi Teknik Lingkungan
4 NIDN 0211018502
5 Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 11 Januari 1985
6 E-mail nurcholissalman@umtas.ac.id
7 No Tlp/Hp 081377745304

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Institut Teknologi -
Pasundan Bandung Bandung
Jurusan Teknik Teknik -
Lingkungan Lingkungan
Tahun Masuk- 2003 - 2007 2007 - 2009 -
Lulus

C. Pemakalah Seminar dalam 5 Tahun Terakhir


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
1. - - -

D. Penghargaan dalam 5 Tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1. - - -

Semua Data yang saya isikan adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum
ANGGOTA PENELITI

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Novi Nurjanah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Lingkungan
4 NIDN 0405099101
5 Tempat, Tanggal Lahir Tasikmalaya, 5 September 1991
6 E-mail novi@umtas.ac.id
7 No Tlp/Hp 081222154697

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Universitas -
Siliwangi Siliwangi
Tasikmalaya Tasikmalaya
Jurusan Pendidikan Bahasa Pendidikan -
Inggris Kependudukan dan
Lingkungan Hidup
Tahun Masuk- 2009 - 2013 2013 - 2015 -
Lulus

C. Pemakalah Seminar dalam 5 Tahun Terakhir


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar
2. - - -

D. Penghargaan dalam 5 Tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
2. - - -

Semua Data yang saya isikan adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara hukum
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................... 2
1.5 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. STUDI PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Gambaran Umum Sampah ........................................................................ 3
2.2 Gambaran Umum Larva ............................................................................ 3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................ 10
4.1 Anggaran Biaya ......................................................................................... 10
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Abstrak

Penelitian ini pengembangan konsep pengelolaan lingkungan hidup yang


merupakan salah satu program dari Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah
kaitannya membantu pemerintah dalam melakukan pengolahan limbah organik
perkotaan, Pengelolaan Limbah merupakan salah satu hal yang paling mendesak
dan merupakan permasalahan lingkungan yang serius. Limbah Organik di
Indonesia saat ini hampir mencapai 60% -70% dari komposisi limbah, dengan
komposisi utama adalah limbah sisa pertanian, dan sisa makanan. Biasanya
pengolahan limbah organik dengan kompos atau biogas, Alternatif pengolahan
Limbah organik dapat dilakukan dengan metode biokonversi. Biokonversi adalah
perombakan Limbah organik menjadi sumber energy metan melalui proses
fermentasi yang melibatkan organisme hidup. Lalat jenis Black Soldier Fly
mempunya ukuran lebih besar dari lalat lainnya dan lalat jenis ini tidak
menimbulkan penyakit karena masa hidupnya hanya untuk kawin dan
bereproduksi. Proses degradasi sampah dengan menggunakan bantuan larva BSF
merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan dalam pengelolaan sampah.
Proses penguraian limbah dengan BSF dapat mencapai 60% - 70% berat limbah
organik. Selain itu hasil biokonversi BSF, yang berupa larva kering dan pakan larva
dapat dijadikan pakan ternak, kompos, dan biofuel. Sehingga sangat menarik untuk
dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biokonversi terhadap bahan
organik dari limbah organik perkotaan dengan larva BSF dan mengetahui
persentase reduksi limbah yang dilakukan oleh larva BSF, serta mengetahui
kelayakan finansial ketika ingin dijadikan unit usaha. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan larva BSF berumur 7 hari. Sebanyak 200 larva ditempatkan dalam
kandang plastik dengan volume 1 L untuk setiap perlakuan feeding. Variabel
penelitian meliputi variasi jenis makanan dan frekuensi feeding. Jenis makanan
yang diberikan adalah limbah rumah makan dan limbah pasar. Porsi makanan yang
diberikan yaitu rata-rata 40 mg (berat kering)/larva.hari. Frekuensi feeding yang
digunakan adalah sekali dalam sehari dan sekali dalam 3 hari. Berat 10% larva
diukur setiap 3 hari. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran berat residu
dekomposisi sampah dan kualitasnya.

Kata kunci : Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, Biokonversi, Larva


Black Soldier Fly, Limbah Kantin, Limbah Pasar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persoalan sampah masih menjadi masalah bagi masyarakat di perkotaan maupun di
pedesaan. Tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun
tinggi sehingga meningkatkan penumpukan sampah. Bisa dikatakan sampah yang
dihasilkan masyarakat setiap harinya tidak terhitung jumlahnya, baik itu sampah
organik maupun anorganik. Menurut data SIPSN MENLKH periode 2017 – 2018
rata – rata tiap kota di Indonesia tercatat menghasilkan sampah yang tertimbun di
TPA sebesar 163.25 ton/hari dan jumlah sampah yang tidak terkelola sebesar
126.04 ton/hari. Melihat besarnya jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat salah
satunya sampah organik, untuk mengatasinya sudah sangat umum jika sampah
organik diolah menjadi pupuk kompos, biogas dan produk lainnya demi menjaga
kelestarian lingkungan masyarakat.

Sejak tahun 2003, Muhammadiyah telah mendirikan Lembaga Studi dan


Pemberdayaan Lingkungan Hidup (LSPLH) dan menjadikan program lingkungan
sebagai bagian tidak terpisahkan dari program organisasi. Sejak Muktamar
Muhammadiyah ke -45 (Tahun 2005) di Malang dirubah menjadi Lembaga
Lingkungan Hidup (LLH) dan pasca Muktamar Muhammadiyah ke-46 (1 Abad,
tahun 2010) dirubah lagi menjadi Majelis Lingkungan Hidup (MLH).

Berbagai upaya untuk penyelamatan lingkungan memang telah dilakukan oleh


pemerintah dan masyarakat. Akan tetapi upaya-upaya yang telah dilakukan melalui
pembuatan peraturan perundangan dan dengan pendekatan teknis ternyata belum
banyak membawa hasil. Upaya mengatasi krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini
tampaknya memerlukan pendekatan baru dengan cara merubah secara fundamental
dan radikal cara pandang (main set) dan perilaku manusia terhadap alam
lingkungannya. Cara pandang dan perilaku manusia terhadap lingkungan tidak
dapat dirubah dengan peraturan-peraturan penerapan teknologi semata. Diperlukan
pendekatan baru yang bersifat teologis dan kultural. Islam merupakan agama yang
memandang lingkungan sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan seseorang
terhadap Tuhan. Dalam Islam, menjaga alam dan memelihara lingkungan sama
halnya dengan menjaga dan memelihara kehidupan di alam, serta hukumnya wajib.
Islam merupakan agama yang amat peduli lingkungan (eco-friendly), baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Konsep Islam tentang lingkungan ini
ternyata sebagian telah diadopsi dan menjadi prinsip etika lingkungan yang
dikembangkan oleh para ilmuwan lingkungan. Konsep (ajaran) Islam yang sangat
jelas ini tampaknya masih belum banyak dipahami apalagi dijadikan pedoman
dalam bersikap dan berperilaku terhadap lingkungannya oleh sebagian besar umat
Islam yang jumlahnya tak kurang dari sepertiga penduduk dunia. Barangkali hal itu
disebabkan oleh kesalahan dalam pemahaman ajaran agama serta cara pendekatan
yang dipilih oleh para pemeluk Islam di negara kita khususnya dan juga umat Islam
pada umumnya.

Selain diolah menjadi biogas, daur ulang sampah dapat dilakukan dengan metode
biokonversi. Newton et al. (2005) mendefinisikan biokonversi sebagai perombakan
sampah organik menjadi sumber energy metan melalui proses fermentasi yang
melibatkan organisme hidup. Proses ini biasanya dikenal sebagai penguraian secara
anaerob. Umumnya organisme yang berperan pada proses biokonversi adalah
bakteri, jamur dan larva serangga (family: Chaliforidae, Mucidae, Stratiomydae).
Dalam kehidupan sehari hari, proses ini sering ditemukan pada proses pembuatan
tempe yang memanfaatkan jamur (ragi) sebagai organisme perombak, proses
pembusukan sampah organik ( pembuatan pupuk kompos) melibatkan bakteri
sebagai organisme perombak. Sedangkan pada limbah hewani agen perombak yang
sering ditemukan adalah larva serangga dari family Stratiomydae, Genus Hermetia,
Spesies Hermetia illucen, banyak ditemukan pada limbah kelapa sawit. Larva
Hermetia illucens atau Black Soldier fly (BSF) ini lebih dikenal dengan istilah
Maggot. (Rizkia Suciati, 2017). Maggot adalah larva Black Soldier Fly, lalat jenis
Black Soldier Fly mempunya ukuran lebih besar dari lalat lainnya dan lalat jenis ini
tidak menimbulkan penyakit karena masa hidupnya hanya untuk kawin dan
bereproduksi. Larva Black Soldier Fly dapat mengubah sampah menjadi protein
serta mengurangi massa sampah 50%-60% sehingga larva Black Soldier Fly dapat
dijadikan solusi untuk mengurangi sampah organik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka masalah yang
akan diteliti adalah pengaruh maggot terhadap sampah organik sebagai solusi
mengatasi sampah.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Bagaimana kemampuan larva dalam mengurai limbah organik khususnya
limbah kantin dan limbah pasar.
2 Bagaimana pengaruh variabel jenis makanan pada pertumbuhan larva (limbah
kantin dan limbah pasar)
3 Mengetahui kelayakan finansial ketika ingin dijadikan unit usaha

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup bertujuan untuk membatasi masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini. Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sampel sampah organik yang digunakan adalah limbah kantin dan limbah
pasar.
2. Penelitian dilakukan pada rentang waktu antara bulan April 2019 – Agustus
2019

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah informasi potensi pengolahan
sampah organik dengan menggunakan larva BSF sebagai solusi mengurangi
timbulan sampah. Selain itu penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat
sebagai upaya peningkatan kesejahretaan ekonomi masyarakat melalui produk yang
dihasilkan dari proses hidup larva BSF berupa pupuk kompos dan alternatif bahan
pakan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Sampah


Setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari dihasilkannya benda atau zat
yang menghasilkan sisa atau buangan yang tidak dapat digunakan lagi. Sisa atau
buangan itu ada yang masih memiliki nilai guna ada juga yang tidak sama sekali.
2.1.1 Pengertian Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang tidak dapat digunakan
kembali. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sampah adalah barang atau
benda yang dibuang oleh pemiliknya karena tidak terpakai lagi atau tidak
diinginkan seperti kotoran, kaleng minuman, dan lain sebagainya. Menurut
Undang-undang No.18 tahun 2008 sampah merupakan sisa kegiatan sehari hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2.1.2 Penggolongan Sampah
Berdasarkan sifat nya sampah padat dapat digolongkan berdasarkan
menjadi:
a. Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari tumbuhan dan hewan
seperti dedaunan, hasil dari pertanian, dan lainnya, sampah organik mudah
terurai oleh secara alami. Sebagian besar sampah yang berasal dari rumah
tangga adalah sampah organik seperti sampah dari dapur, sisa sayuran, sisa
buah buahan, dan tulang,
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan sampah kering yang berasal dari sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui seperti dari proses industry. Sebagian besar
sampah anorganik tidak dapat diuraikan oleh proses alam. Sebagian lainnya
dapat diuraikan hanyasaja dalam jangka waktu yang cukup lama. Contoh
sampah anorganik yang berasal dari rumah tangga adalah plastik, kaleng, dan
botol kaca.

2.1.3 Komposisi Timbulan Sampah


Komposisi sampah suatu daerah akan berbeda hal ini di pengaruhi oleh
jumlah penduduk dan pola hidup masyarakat. Menurut SIPSN ( Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional) komposisi sampah rata – rata tiap daerah kota di
Indonesia periode 2017-2018 adalah sebagai berikut

Nama kota Periode % sisa % %kertas %plastik %logam % % %kaca %


makanan daun kain karet lainnya
dan tekstil Kulit
ranting
2017- 48% 0.02% 6.32% 1.89% 0.12% 6.57% 3.40% 4.48% 29.20%
2018

Komposisi sampah akan berbeda dari waktu ke waktu tergantung jumlah


penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Perubahan komposisi sampah
juga akan mengakibatkan jumlah timbunan sampah yang dihasilkan berbeda beda.
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dalam satuan
volume atau berat perkapita, perluas bangunan atau per panjang jalan per hari (SNI
2002). Timbunan sampah biasanya dinyatakan dalam satuan berat: kilogram per
orang perhari (kg/o/h), kilogram per meterpersegi perhari (kg/m2/h), dan kilogram
per bed perhari (kg/bed/h) dan satuan volume: liter perorang perhari (l/o/h), liter
per meter-persegi bangunan per hari (l/m2/h) atau liter per bed per hari (kg/bed/h).
2.1.4 Karakteristik Sampah
Karakteristik sampah perlu diketahui untuk mempermudah proses
pengolahan sampah. Karakteristik sampah dapat dibedakan menjadi sifat fisika
sampah diantanya komposisi sampah, kadar air, ukuran partikel, masa jenis, suhu,
pH. Sedangkan karakteristik kimia diantaranya yang menggambarkan susunan
kimia sampah tersebut yang terdiri dari unsur C, N, O, P, H, S, dsb.

2.2 Gambaran Umum Larva BSF


Black Soldier Fly (BSF) merupakan jenis lalat yang sangat menguntungkan
lalat ini tidak dianggap hama maupun vector dan tersebar di alam. Larva Black
Soldier Fly atau maggot dalam bahasa latin disebut Hermetia Illucens yang
merupakan spesies lalat ordo diptera, Family Stratiomyidae, genus Hermetia. Black
Soldier Fly atau sering disebut maggot tumbuh pada suhu optimum yaitu suhu
diantara 300C - 360C (popa and green. 2012)
Larva BSF memiliki ukuran sekitar 16mm (5/8 inci) panjangnya, dan
berwarna hitam. Jenis lalat ini dapat di temui diseluruh dunia yang wilayahnya
beriklim tropis dan sub tropis pada garis lintang 400S & 450U.
Larva Black Soldier Fly atau maggot memiliki selera makan yang rakus dan mampu
mengurai materi organik dengan sangat baik (Holmes et al, 2012). Maggot mampu
mengeksrak energi dari sisa sisa makanan, bangkai hewan, sisa sayuran, dan lain
sebagainya. Dengan kemampuan itu, maggot sangat menguntungkan jika di
manfaatkan sebagai pakan ternak. Maggot juga mampu bertahan dalam cuaca
ekstrim dan mampu bekerja sama dengan mikroorganisme lain untuk mengurai
sampah organic (popa and green, 2012)

2.2.1 Siklus Hidup Larva BSF


Siklus hidup larva BSF berlangsung kurang lebih 40 hari tergantung pada
kondisi lingkungan dan makanan nya. Siklus BSF terdiri dari 4 fase yaitu fase telur,
fase larva, fase pupa, dan fase lalat dewasa.
a. Fase Telur
Fase telur merupakan fase dimana berakhirnya tahap hidup sebelumnya dan
permulaan siklus hidup baru. Lalat betina bertelur berkisar 500 sampai 900
telur , lalat betina memasukan telur – telurnya kedalam rongga – rongga kecil,
kering dan terlindungi. Telur – telur BSF di letakan dekat dengan sumber
makanannya dengan tujuan agar ketika menetas, larva dapat dengan mudah
mendapatkan makanan. Induk lalat akan mati tidak lama setelah bertelur
Suhu optimum pemeliharaan telur antara 280C – 350C. pada suhu < 200C atau
> 400C telur akan mati ( alfarez, 2012). Telur – telur tersebut akan menetas
pada waktu 3 – 4 hari.
b. Fase Larva
Setelah menetas telur – telur lalat berubah menjadi larva. Larva yang baru
menetas berukuran sangat kecil kurang dari 1mm atau bahkan tidak terlihat
sama sekali. Larva yang baru menetas akan mencari tempat yang lembab
dimana mereka dapat memulai untuk makan pada material yang membusuk.
Fase larva berkisar 0 – 18 atau 21 namun pada kondisi tertentu bisa berlangsung
hingga hari ke 30. Beberapa kondisi yang tidak ideal yang dapat menghambat
pertumbuhan larva antara lain suhu yang tidak optimal, kualitas makanan yang
rendah nutrient, kelembaban udara, dan adanya zat kimia yang tidak cocok bagi
larva. Pada kondisi normal larva BSF berukuran 16 -18mm dengan berat antara
150 -200 mg. Larva BSF membutuhkan material organik yang mudah terurai
sebagai makanannya seperti kompos, bangkai hewan, sayur dan buah-buahan
yang membusuk. Larva BSF lebih aktif mengurai sisa atau sampah yang
diberikan dalam keadaan membusuk. Hal ini membuat sampah tidak
mengeluarkan bau yang tidak sedap.

c. Fase pupa
Fase puparium dimana larva mulai memasuki fase prepupa. Prepupa dimulai
pada hari ke 18 atau 21 di tandai dengan warna hitam, pada fase ini sudah tidak
aktivitas makan dan cenderung mencari tempat yang kering. Pupa berukuran
kira – kira dua petiga dari prepupa dan merupakan tahap dimana BSF dalam
keadaan pasif dan diam, serta memiliki tekstur kasar berwarna coklat
kehitaman. Proses pupa berlangsung 7 hari hingga satu bulan tergantung
kondisi suhu lingkungan
d. Fase lalat dewasa
Panjang tubuh BSF dewasa berkisar antara 12 -20 mm dengan rentang sayap
selebar b8 – 14 mm. BSF dewasa berwarna hitam dan mempunyai antenna
yang terdiri dari 3 segmen,. Antara BSF betina dan BSF jantan memiliki
tampilan yang berbeda, ukuran tubuh BSF betina yang lebih besar dan ukuran
ruas kedua pada perutnya yang lebih kecil dibandingkan pada BSF jantan. BSF
dewasa berumur lebih pendek yaitu 4 -8 hari, BSF dewasa pun tidak
membutuhkan makanan namun memanfaatkan cadangan energy dari lemak
yang tersimpan selama fase larva. BSF jantan akan mati setelah proses
perkawinan sedangkan BSF betina setelah proses bertelur.

2.2.2 Pemanfaatan Maggot


Adapun sampah berdasarkan sifatnya terdiri dari dua, sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah anorganik (Undegradable) merupakan sampah yang
sulit membusuk dan sulit untuk terurai sedangkan sampah organik (Degradable)
merupakan sampah yang dapat membusuk dan terurai seperti sisa makanan, dan
daun-daunan.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan manusia, diantaranya dapat menimbulkan bahaya bagi
kesehatan manusia, menimbulkan bau busuk, berpotensi mengakibatkan banjir,
berdampak pula terhadap social ekonomi .
Sebagai upaya pengelolaan sampah organik maggot digunakan sebagai larva
pengurai sampah organik. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pemampaatan
maggot ( popa and green, 2012) diantaranya adalah
1. Dapat mendegradasi sampah organik menjadi nutrisi bagi pertumbuhannya
2. Dapat mengkonversi sampah organik menjadi kompos
3. Dapat mengkontrol baud an hama
4. Mengurangi emisi gas rumah kaca pada saat dekomposisi sampah
5. Berpotensi tinggi dan cocok untuk pakan ternak
BAB III METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian merupakan susunan langkah teknis terstruktur yang


dijadiakan acuan dalam penelitian, mulai dari timbulnya masalah, analisis hingga
pembahasan. Penyusunan metodelogi penelitian harus dibuat terarah agar
memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga tidak menyimpang dari rencana awal
pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, bertujuan untuk mengetahui


kemampuan larva BSF dalam mengurai sampah organik dan untuk mengetahui
pengaruh variabel jenis makanan pada pertumbuhan larva BSF.

Metodelogi penelitian meliputi persiapan awal dan proses pelaksanaan penelitian


1. Persiapan Awal
Pelaksanaan penelitian diawali dengan survei tempat budidaya Larva BSF Ciangini
Cikoneng Ciamis sebagai tempat pelaksanaan penelitian. Persiapan bahan dan
peralatan penelitian guna menunjang proses penelitian.
Bahan dan alat yang diperlukan:
1. Sampel sampah berupa sampah kantin dan sampah pasar
2. Larva BSF
3. Dedak
4. Wadah dari triplek 2 buah
5. Pipa
6. Timbangan
7. Blender untuk menghaluskan sampah
8. Termihigrometer untuk mengetahui suhu dan kelembaban lokasi pembiakan
larva

2. Proses pelaksanaan penelitian


Penelitian dilakukan dengan menggunakan larva BSF berumur 7 hari. Sebanyak 200
larva ditempatkan dalam kandang plastik dengan volume 1 L untuk setiap perlakuan
feeding. Variabel penelitian meliputi variasi jenis makanan dan frekuensi feeding. Jenis
makanan yang diberikan adalah limbah rumah makan dan limbah pasar. Porsi makanan
yang diberikan yaitu rata-rata 40 mg (berat kering)/larva.hari. Frekuensi feeding yang
digunakan adalah sekali dalam sehari dan sekali dalam 3 hari. Berat 10% larva diukur
setiap 3 hari. Pada akhir penelitian dilakukan pengukuran berat residu dekomposisi
sampah dan kualitasnya. Pengumpulan data dilakukan setiap hari dalam logbook. Data
dari logbook akan digunakan sebagai bahan untuk mengolah data mengenai tingkat
penguraian sampah yang dilakukan larva BSF. Penggunaan logbook bertujuan untuk
menghindari kesalahan dalam pengumpulan data yang akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian.
BAB IV RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) DAN JADWAL PENELITIAN
Pembiayaan Volume Biaya Satuan Total
No Jumlah Satuan Jumlah Satuan
1 Honor Pengolah Data 2 orang 16 minggu Rp100.000 Rp3.200.000
2 Honor Pengumpul Data 1 paket Rp1.250.000 Rp1.250.000
3 Konsumsi 2 orang 6 Bulan Rp100.000 Rp1.200.000
4 Penginapan 2 0rang 2 hari Rp500.000 Rp2.000.000
5 Kertas 2 Rim Rp50.000 Rp100.000
6 Pulpen 4 Lusin Rp25.000 Rp100.000
7 Tinta dan cartidge hitam 1 buah Rp250.000 Rp250.000
8 Tinta dan cartridge warna 1 buah Rp300.000 Rp300.000
9 Pembuatan Buku Hasil 1 Paket Rp1750.000 Rp1.750.000
Penelitian
10 Pendaftaran HKI 1 buah Rp600.000 Rp600.000
11 Pendaftaran seminar 2 orang Rp750.000 Rp1.500.000
12 Penggandaan Laporan 3 Ekslempar Rp100.000 Rp300.000
13 Publikasi 1 Jurnal Rp750.000 Rp500.000
14 Transportasi pengumpulan data 30 kali Rp50.000 Rp1.500.000
15 Transportasi pengolah data 30 kali Rp50.000 Rp1.500.000
No Pembiayaan Volume Biaya Satuan Total
Jumlah Satuan Jumlah Satuan Jumlah
16 Transportasi kegiatan seminar 2 orang 4 tiket Rp400.000 Rp3.200.000
17 Transportasi pembelian barang 1 paket Rp500.000 Rp500.000
Total Rp.20.000.000
TABEL 4.2 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Survei tempat
1 lokasi
penelitian
Pembuatan
2
proposal
Diskusi
3 Proposal
dengan Tim
Penelitian
pengelolaan
4
sampah
organic
Analisis dan
pengumpulan
5
data
penelitian
Laporan
6
Kemajuan
Penyusunan
7
laporan
Monitoring
8
dan Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Diakses melalui sipsn.menlhk.go.id
Apri Hari Wardhana. 2016. Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Sumber Protein
alternative untuk pakan ternak. Wartazoa vol.26 No.2 hlm 069-078
Departemen Pengembangan Sanitasi Air dan Limbah Padat. 2017. Proses Pengolahan Sampah
Organik dengan Black Soldier Fly (BSF). Jakarta: Eawag Aquatic research
Holmes, L.A., Vanlaerhoven,S.L., Tomberline, J.K. 2012. Relative Humidity Effects on the
life History of Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). Enviromental Entomology,
41(4): 971-978
Kis Dewantoro, S.Pi dan Mahmud Efendi. S.Tr.Pi. 2018. Berternak Maggot Black Soldier Fly.
Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka.
Monita Lena et al. 2017. Pengolahan Sampah Organik Perkotaan Menggunakan Larva Black
Soldier Fly (Hermetia Illucens). Jurnal Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan
Vol.7 no 3 hlm 227-234
Newton L, Sheppard C, Waston DW, Burtle G, Dove R. 2005. Using the black soldier fly,
Hermetia illucens, as a value added tool for the management of swine manure. Report For
The Animal And Poultry Waste Management Center. North Carolina. North Carolina
State University Releigh
Popa, R. dan Green, T. 2012. Dipterra LCC eBook Black Soldier Fly Application, DifTerra
LCC
Popa, R dan Green, T. 2012. Dipterra LCC eBook Biology and Ecology of the Black Soldier
Fly. DifTerra LCC
Pretty Yuniarti Elisabeth Sipayung. 2015. “Pemanfaatan Larva Black Soldier Fly ( Hermetia
Illucens) Sebagai salah satu Teknologi Reduksi Sampah di Daerah Perkotaan”. Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Suciati Rizkia, Hilman faruq.2017. Efektifitas media pertumbuhan maggot hermetia illucens
(lalat tentara hitam) sebagai solusi pemanfaatan sampah organik. Biosfer, J.bio&Pend.bio.
vol 1, No.1.

Anda mungkin juga menyukai