Anda di halaman 1dari 7

Surveying dan pemetaan

1. Jelaskan pengertian dari pengukuran kerangka dasar vertikal !


sebutkan metode metode yang digunakan dalam pengukuran kerangka
dasar vertikal!

Kerangka dasar vertikal merupakan teknik

dan cara pengukuran kumpulan titik-titik

yang telah diketahui atau ditentukan posisi

vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap

bidang rujukan ketinggian tertentu.

Bidang ketinggian rujukan ini biasanya

berupa ketinggian muka air taut rata-rata

(mean sea level - MSL) atau ditentukan

lokal.

􀁸 Metode sipat datar prinsipnya adalah

Mengukur tinggi bidik alat sipat datar

optis di lapangan menggunakan rambu

ukur. Metode sipat datar merupakan metode

yang paling teliti dibandingkan dengan

metode trigonometris dan barometris. Hal

ini dapat dijelaskan dengan menggunakan

teori perambatan kesalahan yang dapat

diturunkan melalui persamaan matematis

diferensial parsial.

􀁸 Pengukuran Trigonometris prinsipnya

adalah Mengukur jarak langsung (Jarak

Miring), tinggi alat, tinggi, benang

tengah rambu, dan suclut Vertikal

(Zenith atau Inklinasi).

􀁸 Pengukuran Barometris pada prinsipnya


adalah mengukur beda tekanan atmosfer.

Pengukuran tinggi dengan menggunakan

metode barometris dilakukan dengan

menggunakan sebuah barometer sebagai

alat utama.

2. Jelaskan Teori Kesalahan yang biasa terjadi pada kegiatan surveying


dan pemetaan

Pengukuran merupakan proses yang

mencakup tiga hal atau bagian yaitu benda

ukur, alat ukur dan pengukur atau

pengamat. karena ketidak sempurnaan

masing-masing bagian ini ditambah dengan

pengaruh lingkungan maka bisa dikatakan

bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang

memberikan ketelitian yang absolut.

Ketelitian bersifat relatif yaitu kesamaan

atau perbedaan antara harga hasil

pengukuran dengan harga yang dianggap

benar, karena yang absolut benar tidak

diketahui. Setiap pengukuran, dengan

kecermatan yang memadai, mempunyai

ketidaktelitian yaitu adanya kesalahan yang

berbeda-beda, tergantung pada kondisi alat

ukur, benda ukur, metoda pengukuran dan

kecakapan si pengukur.

Kesalahan dalam pengukuran–pengukuran

yang dinyatakan dalam persyaratan bahwa:

1. Pengukuran tidak selalu tepat,


2. Setiap pengukuran mengandung galat,

3. Harga sebenarnya dari suatu

pengukuran tidak pernah diketahui,

4. Kesalahan yang tepat selalu tidak

diketahui

Adapun sumber–sumber kesalahan yang

menjadi penyebab kesalahan pengukuran

adalah sebagai berikut:

1. Alam; perubahan angin, suhu,

kelembaban udara, pembiasan cahaya,

gaya berat dan deklinasi magnetik.

2. Alat; ketidak sempurnaan konstruksi

atau penyetelan instrumen.

3. Pengukur; keterbatasan kemampuan

pengukur dalam merasa, melihat dan

meraba.

Kondisi alam walaupun pada dasarnya

merupakan suatu fungsi yang berlanjut,

akan tetapi mempunyai karakteristik yang

dinamis. Hal inilah yang menyebabkan

banyak aplikasi pada bidang pengukuran

dan pemetaan. Pengukuran dan pemetaan

banyak tergantung dari alam.

Pelaksanaan pekerjaan dan pengukuran

jarak, sudut, dan koordinat titik pada foto

udara juga diperlukan suatu instrumen

pengukuran yang prosedurnya untuk

mengupayakan kesalahan yang kecil. Dan

jika diantara kesalahan itu terjadi maka

pengukuran dan pengumpulan data harus di

ulang.

Kesalahan terjadi karena salah mengerti

permarsalahan, kelalaian, atau


pertimbangan yang buruk. Kesalahan dapat diketemukan dengan mengecek secara

sistemetis seluruh pekerjaan dan

dihilangkan dengan jalan mengulang

sebagian atau bahkan seluruh pekerjaan.

Dalam melaksanakan ukuran datar akan

selalu terdapat “Kesalahan”. Kesalahan–

kesalahan ini disebabkan baik karena

kekhilapan maupun karena kita manusia

memang tidak sempurna dalam

menciptakan alat–alat.

Kesalahan ini dapat kita golongkan

dalam :

1. Kesalahan instrumental/ kesalahan

karena alat

2. Kesalahan karena pengaruh luar/ alam

3. Kesalahan pengukur

3. Apa yang anda ketahui tentang proyeksi peta

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang

digunakan untuk menggambarkan sebagian

atau keseluruhan permukaan tiga dimensi

yang secara kasaran berbentuk bola ke

permukaan datar dua dimensi dengan

distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi

peta diupayakan sistem yang memberikan

hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.


Sistem proyeksi peta dibuat untuk

mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut

dengan:

􀁸 Membagi daerah yang dipetakan

menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu

luas, dan

􀁸 Menggunakan bidang peta berupa

bidang datar atau bidang yang dapat

didatarkan tanpa mengalami distorsi

seperti bidang kerucut dan bidang

silinder.

Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan

dipilih untuk:

􀁸 Menyatakan posisi titik-titik pada

permukaan bumi ke dalam sistem

koordinat bidang datar yang nantinya

bisa digunakan untuk perhitungan jarak

dan arah antar titik.

􀁸 Menyajikan secara grafis titik-titik pada

permukaan bumi ke dalam sistem

koordinat bidang datar yang selanjutnya

bisa digunakan untuk membantu studi

dan pengambilan keputusan berkaitan

dengan topografi, iklim, vegetasi, hunian

dan lain-lainnya yang umumnya

berkaitan dengan ruang yang luas.


4. Apa yang anda ketahui tentang system koordinat

Sistem koordinat permukaan bumi

keseluruhan menggunakan sistem koordinat

geografik (Geodetik) yang diukur dengan

menggunakan derajat (degree) garis-garis

lingkaran yang menghubungkan kutub utara

ke kutub selatan dikenal dengan nama garis

bujur (longitude) atau garis-garis meridian.

Nilai nol derajat garis meridian melalui kota

Greenwich di kota inggris. Adalah 0 derajat

sampai dengan 180 derajat Bujur Barat.

Nilai garis meridian dari Greenwich ke arah

timur dikenal dengan nama bujur timur yang

besarnya adalah 0 derajat sampai dengan

180 derajat Bujur Timur. Garis-garis

lingkaran yang tegak lurus terhadap garis

meridian dikenal dengan nama garis lintang

(latitude). Nilai nol derajat garis lintang

memotong di tengah garis meridian yang

menghubungkan kutub utara dengan kutub

selatan dikenal dengan nama garis ekuator

atau garis katulistiwa. Nilai garis lintang dari

ekuator ke kutub utara dikenal dengan

istilah lintang utara yang besarnya dari 0

derajat sampai dengan 90 derajat Lintang

Utara. Nilai garis lintang dari ekuator ke

kutub Selatan dikenal dengan istilah Lintang

Selatan yang besarnya dari 0 derajat

sampai dengan 90 derajat Lintang Selatan.


5. Jelaskan contoh pemanfaatan survey dan pemetaan di bidang lingkungan
(Nilai 10)

6 Dinas LH Kota Bogor akan membangun TPA, bentuk lahan berupa persegi
panjang di peta panjang 10,2 cm sedangkan lebarnya 5,5 cm adapun skala peta
1 : 25000 berapa luas sebenarnya, apabila harga 1 m² tanah Rp 1000.000
berapa uang yang harus disediakan untuk pembebasan lahan oleh Dinas LH
Kota Bogor.

Anda mungkin juga menyukai