Anda di halaman 1dari 64

PERTEMUAN 1

KONSEP KEWIRAUSAHAAN BERBASIS TI

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yaitu
perantara. Beberapa pengertian kewirausahaan yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses
dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 2008).
2. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan. (Zimmerer, 2008).
3. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).

Jadi kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya. Seseorang
yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya.
Sedangkan pengertian wirausaha atau entrepreneur adalah mereka yang
selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan
peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai
peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan (Heflin, 2004).

B. Pengertian Teknopreneurship
Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi
efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih
berkualitas. Dasar-dasar penciptaan teknologi adalah kebutuhan pasar, solusi atas
permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan, perbaikan efektifitas dan efisiensi
produksi, serta modernisasi.
Kata Technopreneurship merupakan gabungan dari kata Technology dan
Entrepreneurship yang dapat disimpulkan sebagai proses pembentukan dan
kolaborasi antara bidang usaha dan penerapan teknologi sebagai instrument
pendukung dan sebagai dasar dari usaha itu sendiri, baik dalam proses, sistem,
pihak yang terlibat, maupun produk yang dihasilkan.
1. Posadas (2007) mendefinisikan istilah Technopreneurship dalam cakupan yang
lebih luas, yakni sebagai wirausaha di bidang teknologi yang mencakup
teknologi semikonduktor sampai ke asesoris Komputer Pribadi (PC).
2. Technopreneur merupakan orang yang menjalankan Technopreneurship atau
seseorang yang menjalankan usahayang memiliki semangat entrepreneur
dengan memasarkan dan memanfaatkan teknologi sebagai nilai jualnya
(Zimmerer dan Scarborough, 2008).
3. Hartono (2011) menyatakan bahwa technopreneurship adalah sebuah
kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai instrument serta jiwa usaha
mandiri sebagai kebutuhan.

Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi


penerapan teknologi serta spirit membangun usaha. Dengan menjadi seorang
technopreneur kita dapat turut berkontribusi meningkatkan taraf hidup masyarakat
Indonesia dengan mneghasilkan lapangan pekerjaan dan membangun
perekonomian sekaligus teknologi Indonesia.

C. Filosofi Wirausaha
Filosofi merupakan teori yang mendasari suatu pemikiran atau perbuatan.
Dalam berwirausaha kita perlu berpegang pada filosofi-filosofi usaha yang baik dan
benar agar usaha kita juga berjalan dengan motif-motif yang baik dan benar.
Beberapa filosofi usaha yang layak dipegang teguh antara lain :
1) Sukses/tidaknya usaha terletak pda kemauan kita, bukan pada orang lain.
2) Kegagalan adalah sukses yang tertunda, dan sukses merupakan
konsekuensi dari perjuangan tanpa henti.
3) Jadilah diri sendiri, kenali kelebihan dan kelemahan diri untuk melakukan
yang terbaik.
4) Hasil yang realistis lebih baik dari pada mimpi yang sempurna.
5) Usaha bukan untuk mencari uang atau untuk mendapatkan sesuatu, tapi
untuk memberi manfaat kepada pihak lain. Apa yang kita dapat dari usaha
adalah konsekuensi dari apa yang kita berikan.
6) Sukses tidak akan jauh dari genggaman orang-orang yang benar-benar
menginginkannya sehingga mereka berani mempertaruhkan segalanya
untuk meraih apa yang diinginkan.
7) Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali orang itu mau
mengubahnya sendiri.
8) Pengalaman adalah guru yang terbaik sehingga pengalaman gagal akan
mengajari kita untuk terhindar dari kegagalan serupa.

D. Karakteristik Wirausahawan
Menjadi seorang wirausahawan yang baik dan sukses bukanlah hal yang
mudah. Banyak karakteristik dari diri seorang wirausahawan sejati yang harus
dipelajari dan dimiliki. Berikut ini adalah karakteristik dari wirausahawan menurut
Kasmir, S.E., M.M. (2006).
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.
Dengan visi dan tujuan yang jelas, seorang wirausaha mampu menentukan
kemana langkah dan arah yang harus dituju sehingga ia mengerti apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuannya.
2. Inisiatif dan selalu proaktif
Seorang wirausahawan bukan hanya seorang pemimpin yang pasif menunggu
sesuatu terjadi. Seorang wirausahawan harus memiliki inisiatif yang lebih dan
cenderung bersifat proaktif dalam mencari peluang. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa seorang wirausahawan juga merupakan pelopor dalam kegiatan usaha.
3. Berorientasi pada prestasi
Prestasi menjadi sesuatu yang penting bagi seorang wirausahawan.
Wirausahawan yang baik selalu mengejar prestasi yang lebih baik dari prestasi
yang sebelumnya. Seperti masalah mutu produk usaha, pelayanan yang
diberikan serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Sehingga dalam
setiap aktivitas usaha harus disertai dengan evaluasi usaha agar selanjutnya
dapat dijalankan dengan lebih baik.
4. Berani mengambil resiko
Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan
dimana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras
Bagi seorang wirausahawan, tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Segala ide-ide dan kreativitas ia tuangkan dalam usaha nya demi kemajuan
usaha. Tidak terbatas dengan waktu, seorang wirausaha selalu memikirkan
kemajuan usaha dalam benaknya
6. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankan baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang wirausahawan bukan
hanya berwujud materil melainkan juga moral terhadap berbagai pihak.
7. Komitmen
Komitmen merupakan ciri dari wirausahawan yang baik. Seorang
wirausahawan harus memiliki komitmen dan mampu menepatinya. Baginya
komitmen dengan berbagai pihak untuk melakukan sesuatu merupakan
kewajiban untuk segera direalisasikan.
8. Memelihara hubungan baik
Memelihara hubungan baik kepada berbagai pihak. Hubungan baik dijalin
dengan pelanggan, pemerintah, pemasok serta masyarakat luas.

E. Tipe-tipe Wirausaha
Dalam berwirausaha terdapat beberapa tipe wirausaha. Menurut Dr. H. Buchari
Alma (2000), Tipe-tipe wirausaha terbagi 3 yang utama yaitu wirausaha ahli
(craftman), the promoter, dan general manager. Berikut ini adalah penjelasan dan
contoh-contoh dari masing-masing tipe wirausaha tersebut.
1) Wirausaha ahli (craftman)
Wirausaha ahli bisa juga disebut sebagai seorang penemu. Dia adalah
orang yang memiliki suatu ide untuk mengembangkan proses produksi,
sistem produksi dan sebagainya. Craftman ini lebih cenderung bergerak
dalam bidang penelitian membuat model percobaan laboratorium dan
sebagainya. Dia juga menjual lisensi idenya untuk dijadikan produk
komersial. Pengetahuannya lebih banyak pada bidang teknis produksi
dibandingkan pengetahuan di bidang pengawasan, financing dan lain-lain.
2) The Promoter
The promoter merupakan individu yang pada mulanya memiliki latar
belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing, kemudian
mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang sudah ia miliki
biasanya berupa faktor pendorong untuk mengembangkan perusahaan yang
ia rintis.
3) General Manager
General manager merupakan individu yang ideal dan secara sukses bekerja
pada sebuah perusahaan. Dia banyak menguasai keahlian bidang produksi,
pemasaran, permodalan dan pengawasan.
PERTEMUAN 2
MEMBANGUN SPIRIT TECHNOPRENEURSHIP:
BERPIKIR PERUBAHAN DAN KREATIF

A. Perubahan dan Peranan Pola Pikir


Pola pikir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (2000) adalah
kerangka pikir yang meliputi prinsip dasar, konsep-konsep dan acuan dalam berpikir.
Dalam kehidupan ini, setiap orang pasti mendambakan kesuksesan. Faktor penting
yang menentukan kesuksesan seseorang adalah pola pikirnya. Seseorang untuk
mencapai suksesnya dituntut untuk mampu menggunakan dan memaksimalkan
kemampuan berpikir. Secara tidak langsung, kesuksesan itu sendiri ditentukan oleh
pola pikir yang dimiliki masing-masing orang.
Perubahan pola pikir kadang sering terjadi terhadap semua orang, terutama
kepada orang yang selalu merasakannya, karena mereka akan menyadari
perubahan sekecil apapun terhadap pola pikir mereka, apakah itu pola pikir yang
positif atau negatif yang mereka rasakan, jika mereka merasakan perubahan hal
positif terhadap diri mereka sendiri maka ada dorongan dalam diri mereka untuk
selalu optimis dalam meraih mimpi dalam berwirausaha, dan jika dengan pola pikir
yang negatif, itu akan menyebabkan mereka selalu bersifat pesimis untuk meraih
mimpi mereka, maka dari itu pendidikan dan komunikasi untuk medapatkan
informasi sangatlah penting dalam mengubah mindset seseorang dalam
berwirausaha supaya mempunyai pikiran inovatif dan kreatif dalam mewujudkan
mimpinya menjadi seorang wirausaha yang berhasil.
Ada 4 tahapan proses transformasi dalam entrepreneurship, yaitu :
1. Transformasi pola pikir (mindset) paradigma; yaitu transformasi pemikiran,
sikap, motif, semangat, dan karakter yang lama untuk berubah menjadi
seseorang yang berpikiran sama dengan seorang entreprenuer yang cerdas.
2. Transformasi cara berpikir dari kebiasaan yang selalu menggunakan logika, ke
pola pikir kreatif dalam menemukan ide, inspirasi dan peluang bisnis.
3. Transformasi entrepreneurial dari bersikap entrepreneur (owner) menjadi
manajer pengelola bisnis (intraprenuer) atau (entreprenuerial organization)
4. Transformasi entrepreneurial dari pola pikir owner menjadi pola pikir sebagai
investor

B. Pola Pikir Wirausaha


Pola pikir wirausaha yang dikembangkan dari pemikiran Neal Thornberry.
Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai
berikut:
1) Memiliki Locus of Control internal
Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan
bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki
kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh
faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar,
peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya
kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti ‘kehendak’
di luar dirinya.
Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka
meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya.
Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita
adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh
untuk membuat hati kita sedih atau senang karena adanya hujan tersebut. Seorang
wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah
pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah, dll.
2) Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah
keengganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan
ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang
kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat
berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem.
3) Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa
dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait
hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi
pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya.
4) Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai
hal.
Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia
harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat
beberapa peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak
sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll),
akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya
bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus
berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling
berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu?
Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas.
5) Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas
terhadap peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan intuisinya yang selalu
ditempa-mampu membaca trend jaman.
6) Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa
artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini
adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena
kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita
lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir
terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan
iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk
dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut
sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan
(ditinggalkan pelanggannya).
7) Perseverance.
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan.
Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para
wirausahawan sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha
mewujudkan ide tersebut.
8) Resilience (ketahanan).
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya.
Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun,
daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu
banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin.
Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula.
Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah
perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah
jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9) Optimis
Optimis secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas
ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk
keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan
sendiri.
10) Rasa humor tentang diri sendiri.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan menertawakan diri sendiri
adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri
sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah
mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu
melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa
humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk
selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.

C. Teori Kecerdasan Finansial


Kecerdasan finansial adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya
potensial menjadi kekayaan Riel, kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan
yang lebih banyak lagi. Kecerdasan finansial bukan seberapa banyak aset yang
telah kita akumulasi, melainkan seberapa canggih cara yang kita temukan, sistem
yang kita bangun, dan pola pikir yang kita terapkan.
Menurut Elvyn G Masassya (praktisi keuangan) ada 4 aspek kecerdasan
finansial yaitu :
 Bekerja dengan kualitas tinggi, untuk menghasilkan uang dengan cara yang
produktif.
 Melindungi uang dengan kemampuan mengontrol pengelolaan uang.
 Mengelola anggaran. Tentukan skala prioritas.
 Mendayagunakan uang sehingga menghasilkan uang kembali

Kecerdasan Finansial adalah kemampuan untuk mengenali, menciptakan dan


mempraktekan sistem atau cara untuk mengakumulasi asset. Intisarinya adalah
sebagai berikut:
1. Memilah tujuan produktif dan konsumtif.
2. Membedakan asset dengan liabilitas.
3. Memahami aliran Uang.
4. Biarkan uang bekerja.
5. Ciptakan asset yang tidak bisa dicuri orang.
6. Pahami tanda-tanda makro perekonomian.

D. Kreatif dan Inovatif


Kreatifitas merupakan salah satu unsur utama pembentukan spirit
teknopreneur. Kreatifitas menurut Joko Siswanto didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mengkombinasikan elemen-elemen dari beberapa pengetahuan dan
pengalaman dengan meninggalkan pola dan struktur berpikir tradisional untuk
menemukan ide-ide yang berguna.
Kreatifitas dibedakan dari inovasi dalam hal proses atau hasilnya. Kreatifitas
berhubungan dengan penemuan ide atau gagasan baru, sedangkan inovasi lebih
kepada implementasi dari ide atau gagasan tersebut. Kreatifitas lebih berasosiasi
dengan efek organisasi terhadap individu, sedangkan inovasi lebih berasosiasi
dengan struktur kebijakan organisasi serta pengaruhnya terhadap kemampuan
untuk menghasilkan produk atau jasa yang inovatif. Tiga komponen kunci untuk
membangun kreativitas :
1) Keahlian.
Keahlian berarti adanya kompetensi atau kecakapan, pengetahuan dan
ketrampilan.
2) Motivasi.
Motivasi – terutama yang digerakkan oleh inner motivation – ternyata amat
mendorong proses berpikir kreatif.
3) Creatitive Thinking Skills.
Kreativitas akan muncul jika memang kita dibekali dengan creative thinking
skills yang memadai.

Inovasi menurut Webster’s College Dictionary adalah introduksi atau


pengenalan akan sesuatu yang baru. Menurut Everett M. Rogers (1983),
Mendefinisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek atau
benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau
kelompok untuk diadopsi. Menurut Stephen Robbins (1994), mendefinisikan, inovasi
sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki
suatu produk atau proses dan jasa.
Inovasi ala Schumpeter terdiri dari dua sisi pengertian yaitu, technical world
and business world. Dari sisi teknis, perubahan teknologi disebut invensi namun
manakala bisnis terlibat didalamnya maka upaya itu disebut inovasi. Orang yang
inovatif ditandai oleh kecenderungan untuk memperkenalkan gagasan, metode,
peralatan, prosedur dan produk atau jasa baru yang lebih baik dan bermanfaat.
Inovasi merupakan kelanjutan dari penemuan (Invention) yang merupakan bagian
dari proses kreatif.
Drucker menyimpulkan bahwa inovasi yang sukses dihasilkan dari suatu usaha
yang sistematis, sadar dan memiliki maksud tertentu. Hal-hal yang memacu
timbulnya inovasi adalah sebagai berikut:
 Kejadian tidak terduga
 Ketidakserasian
 Kebutuhan proses
 Perubahan pasar
 Perubahan demografi
 Perubahan persepsi
 Munculnya pengetahuan baru

E. Mengukur Potensi Kreatif


Pengukuran-pengukuran kreativitas dapat dibedakan atas pendekatan-
pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya. Ada lima pendekatan yang lazim
digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu: 1) analisis obyektif terhadap perilaku
kreatif, 2) pertimbangan subyektif, 3) inventori kepribadian, 4) inventori biografis, dan
5) tes kreativitas.
1. Analisis Obyektif
Pendekatan obyektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas
suatu produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi
wujud fisiknya. Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode
yang obyektif untuk mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994: 24),
karena sangat sulit mendeskripsikan kualitas produk-produk yang beragam secara
matematis, untuk menilai kualitas instrinsiknya. Kelebihan metode ini adalah secara
langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu karya kreatif.
Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat digunakan terbatyas pada produk-produk
yang dapat diukur kualitas instrinsiknya secara statistik, dan tidak mudah melukiskan
kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang benar-benar bebas dari subyektivitas.
2. Pertimbangan Subyektif
Pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada orang atau
produk kreatif. Cara pengukurannya menggunakan pertimbangan-pertimbangan
peneliti, seperti yang dikemukakan Francis Galton, Castle, Cox, MacKinnon (Dedi
Supriadi, 1994: 25). Prosedur pengukurannya ada yang menggunakan catatan
sejarah, biografi, antologi atau cara meminta pertimbangan sekelompok pakar.
Dasar epistemologis dari pendekatan ini, yaitu bahwa obyektivitas sesungguhnya
adalah intersubyektivitas artinya meskipun prosedurnya subyektif hasilnya
menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya subyektivitas adalah dasar dari
obyektivitas. Prosedur lain yang digunakan dalam pendekatan pertimbangan
subyektif yaitu dengan menggunakan kesepakatan umum, hal tersebut apabila
jumlah subyeknya terbatas. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis
penggunaannya, dan dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga
dapat menjaring orang-orang, produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas
yang ditentukan oleh pengukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya
kreativitas sesuatu atau seseorang ditentukan oleh apresiasi pengamat yang ahli.
Adapun kelemahannya yaitu setiap penimbang mempunyai persepsi yang berbeda-
beda terhadap yang disebut kreatif, dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Inventori Kepribadian
Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-
kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau korelat-korelat kepribadian yang
berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat,
gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku. Alat ukurnya: Skala
sikap kreatif (Munandar, 1997), Skala kepribadian kreatif (Dedi Supriadi, 1985), How
do you thing? (Davis & Subkoviak, 1975), Group inventory for finding creative talent
(Rimm, 1976), Kathena-Torrance creative perception inventory (Torrance Kathena,
1976), creative personality scale (Gough, 1979), creative assessment packet
(Williams, 1980), Scales for rating the behavioral characteristics of superior students
(Renzulli, 1976), creative motivation inventory (Torrance, 1963), Imagination
inventory (Barber & Wilson, 1971), Creative Attitude survey (Schaefer, 1971). Alat-
alat ukur ini dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan karakteristik orang-orang
yang kreativitasnya tinggi dan orang-orang yang kreativitasnya rendah. Item-itemnya
biasa menggunakan forced choice (ya, tidak) atau skala likert (Sangat setuju, Setuju,
Kurang setuju, dan Tidak setuju).
4. Inventori Biografis
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan
orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalaman-
pengalaman kehidupannya.
5. Tes Kreativitas
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan
oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam
skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ
(intellegence quotient) untuk inteligensi. Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu:
alternate uses, test of divergent thinking, creativity test for children (Guilford, 1978),
Torrance test of creative thinking (Torrance, 1974), creativity assessment packet
(Williams, 1980), tes kreativitas verbal (Munandar, 1977). Bentuk soal tes ini
umumnya berupa gambar dan verbal. Perbedaan tes inteligensi dengan tes
kreativitas, yaitu pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir
memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes
kreativitas menguji berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau
salah.
F. Cara Meningkatkan Kreatifitas
 Beri kesempatan diri menjadi kreatif. Berani untuk berpikir kreatif tanpa takut
dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya lahir dari hal-hal
yang mungkin dianggap bodoh dan tak berarti.
 Beri pikiran masukan segar setiap hari.Agar kreatif, otak perlu distimulasi
dengan hal-hal baru yang variatif. Mendengarkan radio dan berganti-ganti
setiap hari, mendengarkan beraneka ragam jenis musik atau melakukan hal-hal
lain yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
 Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya, terutama yang berada
dalam pasar yang benar-benar berbeda. Tidak ada salahnya meminjam ide
perusahaan lain, kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang brilian.
 Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan. Orang bijak mengatakan agar kita
selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif mengatakan kita
dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita buat.
 Bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide. Ide-ide kreatif
kadang muncul tanpa disengaja dan di waktu yang tak terduga. Daripada cepat
terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide-ide yang
mungkin akan muncul tiba-tiba.
 Dengarkan orang lain. Ide tidak selalu datang dari diri kita sendiri. Ide dapat
datang dari orang lain atau bahkan kompetitor kita sendiri. Jadi selalu
dengarkan orang lain karena mungkin ia akan menghadirkan ide cemerlang
buat kita.
 Dengarkan apa kata pelanggan. Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya.
Mereka mengkonsumsi produk kita dan sekaligus menjadi sumber ide yang
tiada habisnya.
 Berbicara dengan anak kecil. Anak-anak tidak membatasi pemikiran mereka.
Mereka begitu bebas mengungkapkan kreatifitas mereka tanpa batas. Mereka
dapat menjadi sumber ide yang berharga.
 Simpan kotak mainan di kantor. Mainan-mainan kecil seperti yoyo, gasing dan
lain-lain dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika sedang bingung, kita dapat
mengambil satu dan memikirkan bagaimana benda tersebut berkaitan dengan
masalah kita.
 Baca buku mengenai cara merangsang kreatifitas dan mengambil kursus
kreatifitas. Memahami prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat membantu
meningkatkan kemampuan kreatif kita.
 Luangkan waktu. Sesekali luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri
dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru bisa muncul ketika otak kita tidak dalam
keadaan tegang.
PERTEMUAN 3
MEMBANGUN SPIRIT TEKNOPRENEURSHIP:
BERORIENTASI PADA TINDAKAN DAN PENGAMBILAN RESIKO

A. Karakter Berorientasi pada Tindakan


Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu
keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini
terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan,
seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang
ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki
pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi,
berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi
resiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi.
Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan
yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Selain itu, seorang pribadi juga harus memiliki orientasi PDCA (Plan, Do,
Check, and Action). Hal ini berarti, tidak hanya sekadar merencanakan berbagai
strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya.
Seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat
efektivitas yang tinggi. Menurut Stephen Covey (2004) manusia yang efektif adalah
manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan
(equity), memiliki integritas (integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan,
mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati dan senantiasa berpikir positif.
Karakter seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang
harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif.
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu
dapat dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil
resiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi
yang betul akan sia-sia. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam
menciptakan perubahan. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi
yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.

B. Sikap dan Tindakan Karakter Berorientasi pada Tindakan


Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi
dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat
ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri
dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah
untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari
tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu :
1) Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu
atau berwacana. Seseorang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak
proaktif merupakan pengambilan tindakan mengantisipasi sebelum sebuah
kejadian yang tidak dikehendaki muncul.
2) Bermula dari Ujung Pemikiran (Goal Oriented)
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian
tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai
dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.
3) Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal
dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian
besar harus diutamakan.
4) Berpikir dan bertindak win/win
Bisnis atau berwirausaha pada dasarnya adalah upaya untuk memenangkan
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari, kita akan berhadapan dengan
persaingan dan memerlukan kerja sama dari para pendukung. Terdapat
beberapa alternative solusi dalam berhubungan dengan rekan rekan bisnis itu,
yaitu win win, win-lose, lose-win dan lose lose solution. Manusia efektif akan
selalu bersikap win win. Mereka berusaha agar semua pihak mencapai kondisi
akhirnya yang baik.
5) Cari tahu dulu untuk memahami, baru dipahami
Agar dapat mengembangkan hubungan yang win win seseorang harus dapat
mengetahui apa yang di inginkan oleh pihak lain (rekan usaha) dan apa makna
“menang” bagi mereka. Dalam Hal ini, kita harus dapat memahami apa yang
menjadi kebutuhan dan keinginan orang lain sebelum menguarakan tujuan
pribadi kita.
6) Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2
pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing
hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan
sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
7) Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan
adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup
yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-
buku self help yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang
memotivasi.
8) Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar
pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika
pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal
tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi
terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam
kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.

C. Konsep Resiko
Saat ini sudah banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya atau opininya
mengenai apa yang dimaksud dengan resiko. Berikut beberapa pengertian resiko
menurut para ahli :
 Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H., Resiko adalah suatu variasi dari
hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.
 Menurut A.Abas Salim, Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang
mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss).
 Menurut Soekarto, Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu
peristiwa.
 Menurut Herman Darmawi, Resiko merupakan penyebaran atau
penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan.
 Menurut Djohanputro, Resiko diartikan sebagai ketidakpastian yang telah
diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
 Menurut KBBI, Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat
merugikan perusahaan.
Bagi seorang wirausaha, menghadapi resiko adalah tantangan karena
mengambil resiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian
penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan resiko
bagi wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula
keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk
menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha
(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan resiko, tetapi bagi
wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha
berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah
suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang tidak
diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah proses yang
sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Resiko ini biasanya menjurus
pada suatu hal yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.

D. Identifikasi Resiko Potensial


Identifikasi sebuah resiko merupakan sebuah proses memahami kejadian
potensial yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini
mengidentifikasi suatu resiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas.
Sumber dari resiko potensial adalah semua faktor yang bisa menyebabkan resiko
tersebut.
Tujuan dari mengidentifikasi resiko adalah untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan resiko-resiko apa saja yang ada dan yang diantisipasi akan terjadi
yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Secara umum, ada beberapa cara untuk mengidentifikasi resiko, yaitu :
1. Identifikasi risiko berdasarkan tujuan.
Pendirian sebuah perusahaan tentulah mempunyai tujuan. Jadi, peristiwa-
peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh
tujuan perusahaan akan diindentifikasikan sebagai risiko.
2. Identifikasi risiko berdasarkan skenario-skenario yang dibuat.
Skenario yang dibuat dimana skenario-skenario tersebut merupakan
alternatif-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan.

E. Pengelolaan Resiko
Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan suatu
proses indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya
melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan manajemen risiko
adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang
yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
1. Dikontrol (Risk Control)
Risiko yang dikontrol ini artinya melakukan upaya-upaya agar probabilitas
terjadinya risiko yang telah diidentifikasi menjadi berkurang. Mengontrol risiko
ini juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol risiko ini dapat
meliputi : membuat dan mengimplementasikan standard operating procedure
(SOP) yang baik, melakukan pengontrolan dengan serius terhadap kualitas
produk dan proses, melengkapi area produksi dengan berbagai alat
keselamatan kerja yang diperlukan, serta mengintroduksi budaya sadar risiko
pada seluruh karyawan.
2. Ditransfer ke pihak lain (Risk Transfer)
Strategi pengelolaan risiko dengan cara ditransfer ke pihak lain ini dilakukan
dengan upaya -upaya yang secara sadar dengan jalan memindahkan risiko
yang dihadapi terhadap pihak lain. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukan
dengan memindahkan risiko terjadinya kebakaran toko pada perusahaan
asuransi. Cara lain semisal untuk memindahkan risiko terkait meningkatkan
beban biaya tetap pegawai, hal ini bisa dilakukan dengan kontrak outsourcing.
Selain itu, untuk memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada konsumen,
ini bisa diatasi dengan jalan meminta pembayaran di awal, atau dengan
memindahkan risiko tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.
3. Dibiayai sendiri (Risk Retention)
Dibiayai sendiri atau risk retention ini adalah strategi pengelolaan risiko yang
dilakukan dengan upaya -upaya mendanai dampak yang mungkin ditimbulkan
oleh risiko. Maksudnya, konteks mendanai risiko ini dapat dilakukan dengan
dua cara, yakni dengan menyiapkan dana cadangan (allowance) khusus guna
mendanai risiko, atau tanpa membuat dana cadangan.Dengan membuat dana
cadangan, hal ini dapat menimbulkan risiko baru, yakni terganggunya kegiatan
bisnis yang sudah direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, terdapat risiko
kebakaran dari toko yang kita tempati. Apabila kebijakan pengelolaan risiko
adalah dibiayai tanpa ada dana cadangan, maka bisa jadi dana yang
seharusnya digunakan untuk ekspansi usaha akan terpakai untuk membiayai
perbaikan toko tersebut. Karenanya, ekspansi pun bisa gagal dilakukan.
4. Dihindari (Risk Avoidance)
Pengelolaan risiko dengan dihindari, yakni suatu tindakan yang dilakukan
secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Sebagai contoh, apabila
selama satu minggu ke depan ada prediksi hujan akan turun dengan lebat,
maka apabila kita memiliki bisnis restoran, maka disarankan untuk menghindari
penjualan berbagai macam minuman dingin atau aneka es. Hal ini dilakukan
lantaran kemungkinan dari penjualan produk -produk minuman dingin atau es
ini akan menurun atau tidak akan laku.
PERTEMUAN 4
MEMBANGUN SPIRIT TEKNOPRENEURSHIP:
KEPEMIMPINAN DAN FAKTOR X

A. Pentingnya Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan secara umum adalah suatu kekuatan untuk
menggerakan seseorang/kelompok untuk mencapai satu tujuan. Pengertian juga
bisa di definisikan sebagai proses mempengaruhi atau meberi contoh kepada para
pengikutnya dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk menjadi seorang
pemimpin tentunya harus memiliki sifat yang bertujuan untuk memberikan efek
tunduk ke bawahan kita, bertujuan agar memberi contoh ke bawahan cara menjadi
seorang pemimpin. Beberapa prinsip yang harus dimiliki seorang pemimpin antara
lain :
 Purposeful – memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai : tujuan yang
sesungguhnya.
 Responsible – Tanggung jawab : keandalan yang sejati
 Integrity – Integritas : nilai yang sejati
 Courequeous – Keberanian : kekuatan yang sejati
 Patience – Kesabaran : hubungan yang sesungguhnya
 Listen – Mendengarkan : pasar yang sesungguhnya
 Enthusiasm – Antusiasme : komunikasi yang sesungguhnya
 Service – Layanan : tindakan yang sesungguhnya.
Untuk mengetahui apakah seseorang sudah layak disebut sebagai pemimpin
adalah dengan cara mengamati dan mencatat apa saja sifat-sifat dan kualitas
prilakunya, karena hal ini juga digunakan untuk mengetahui kriteria seorang
pemimpin.
Jiwa kepemimpinan sangat berperan di dalam kewirausahaan, karena
wirausahawan yang berhasil adalah seorang pemimpin yang berhasil memimpin
para karyawan nya dengan baik dan benar. Seorang pemimpin dapat dikatakan
berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Tujuan jiwa seorang pemimpin dalam berwirausaha yaitu :
1) Agar memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai
2) Agar dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan
yang dilakukan oleh bawahannya
3) Agar dapat berkomunikasi dengan karyawan/staff
4) Agar memiliki rasa tanggung jawab
5) Agar dapat mengambil keputusan kepada perusahaan
6) Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat teroganisir dengan baik
Kepemimpinan adalah proses dimana seorang yang dianggap lebih
mempunyai kekuasaan bisa mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapai
untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam hal ini memaksa pola pikir orang yang
diperintahkan bertindak dengan cara tertentu mengitu arah yang di tentukan.
Seorang wirausahawan yang sukses adalah pemimpin yang bisa mengarahkan
karyawannya dengan baik. Wirausahawan mempunyai gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka masing-
masing sesuai dengan karakteristik pribadi mereka sendiri dalam memajukan
perusahaan.
Kepemimpinan dibutuhkan dalam kewirusahaan bertujuan untuk pelaksanaan
dalam berwirausaha dapat berjalan lancar dan teroganisir dengan baik. Karena pada
umumnya kepemimpinan merupakan proses mengarahkan perilaku orang lain ke
arah tujuan tertentu, sehingga dengan adanya kepemimpinan di dalam
kewirausahaan maka sebuah perusahaan akan mudah terorgganisir dalam
mencapai tujuan tertentu. Jika didalam sebuah organisasi tidak ada peran seorang
pemimpin atau sosok yang dipercaya untuk mengatur semua strategi berorganisasi,
maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang
mengakibatkan kebangkrutan. Maka dari itu pemimpin adalah sosok yang wajib ada
dan paling utama dalam berwirausaha.

B. Perbedaan Manajer dan Pemimpin


Seorang manajer adalah orang yang ada di dalam sebuah organisasi yang
bertanggung jawab menjalankan empat fungsi manajemen, termasuk merencanakan,
mengatur, memimpin dan mengendalikan. Karena manajer bertanggung jawab untuk
menjalankan empat fungsi manajemen, perhatian utama mereka adalah mencapai
tujuan organisasi. Manajer dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan di organisasi.
Dengan demikian, manajer bertanggung jawab atas diri mereka sendiri serta
perilaku dan kinerja karyawannya.
Mungkin perbedaan terbesar antara manajer dan pemimpin adalah bahwa
pemimpin tidak harus memegang posisi manajer. Artinya, seseorang bisa menjadi
pemimpin tanpa gelar resmi. Setiap individu bisa menjadi pemimpin karena basis
kepemimpinan ada pada kualitas pribadi mereka. Orang – orang bersedia mengikuti
pemimpin karena diri mereka dan apa yang menjadi tujuan mereka, bukan karena
otoritas yang diberikan kepadanya melalui organisasi. Pemimpin akan menunjukkan
semangat dan investasi dalam setiap pribadi agar pengikutnya bisa mencapai tujuan.
Perbedaan antara manajer dan pemimipin antara lain sebagai berikut ;
1. Pemimpin menciptakan visi, manajer menciptakan tujuan
2. Pemimpin adalah agen perubahan, manajer mempertahankan status quo
3. Pemimpin unik, manajer meniru
4. Pemimpin mengambil risiko, manajer mengendalikan risiko
5. Pemimpin berpikir untuk jangka panjang, manajer berpikir jangka pendek
6. Pemimpin tumbuh secara pribadi, para manajer bergantung pada kemampuan
sudah mereka miliki
7. Pemimpin membangun hubungan, manajer membangun sistem dan proses
8. Pemimpin melatih, manajer memerintah
9. Pemimpin menciptakan fans, manajer memiliki karyawan.
C. Teori Kepemimpinan Awal
Teori kepemimpinan awal berfokus pada pemimpin (teori ciri) dan cara
pemimpin berinteraksi dengan anggota kelompok (teori perilaku). Enam ciri terkait
kepemimpinan yang efektif.
1) Dorongan,
2) Kehendak untuk memimpin,
3) Kejujuran dan integritas,
4) Kecerdasan
5) Kepercayaan diri
6) Pengetahuan terkait pekerjaan

 Teori Ciri
Riset kepemimpinan di tahun 1920-an dan 1930-an berfokus pada ciri
pemimpin karakteristik yang mungkin digunakan untuk membedakan pemimpin
dari non pemimpin. Maksudnya adalah mengisolasi saru ciri atau lebih yang
dimiliki pemimpin, tetapi tidak memiliki non pemimpin. Beberapa ciri yang
dipelajari itu meliputi postur fisik, penampilan, kelas social, stabilitas emosi,
kecekatan berpidato, dan kemampuan bersosialisasi. Adapun tujuh ciri yang
terkait dengan kepemimpinan yang efektif meliputi hasrat, keinginan memimpin,
kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, kecerdasan, dan pengetahuan yang
terkait dengan pekerjaan dan ekstraversi.
 Teori Perilaku
Teori-teori kepemimpinan yang mengenali perilaku dengan membedakan
antara pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif. Para peneliti berharap
bahwa pendekatan teori perilaku akan memberikan jawaban yang lebih pasti
tentang sifat kepemimpinan daripada teori ciri perilaku. Ada 4 studi perilaku
pemimpin utama yang perlu kita lihat :
1) Studi Universitas Iowa
Studi universitas iowa mempelajari tiga gaya kepemimpinan. Gaya
otokratis menggambarkan pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang,
mendiktekan metode kerja, membuat keputusan unilateral, dan membatasi
partisipasi karyawan. Gaya demokratis menggambarkan pemimpin yang
cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan,
mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan
metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai peluang
untuk melatih karyawan. Gaya laissez-faire menggambarkan pemimpin yang
umumnya memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat keputusan
dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai .
2) Studi Ohio State
Studi ohio state mengenali dua dimensi penting perilaku pemimpin.
Dimensi yang pertama disebut pengusulan struktur, yaitu mengacu pada
seperti apa pemimpin mendefinisikan dan menyusun peranannya dan peran
anggota kelompok untuk mencapai sasaran. Dimensi itu meliputi perilaku yang
mencakup usaha mengorganisasi pekerjaan, hubungan kerja, dan sasaran.
Dimensi yang kedua disebut pertimbangan, yang didefinisikan sebagai
seberapa jauh hubungan kerja pemimpin bercirikan saling percaya dan hormat
terhadap ide dan perasaan para anggota kelompok.
3) Studi Universitas Michigan
Kelompok Michigan menghasilkan dua dimensi perilaku kepemimpinan,
yaitu berorientasi karyawan dan berorientasi produksi. Pemimpin yang
berorientasi karyawan digambarkan menekankan hubungan antar pribadi;
mereka memberikan perhatian pribadi ke kebutuhan para pengikutnya dan
menerima perbedaan individu antar anggota kelompok. Pemimpin yang
berorientasi produksi, sebaliknya, cenderung menekankan aspek teknis atau
tugas dari pekerjaan, sangat memerhatikan penyelesaian tugas kelompoknya,
dan menganggap anggota kelompok sebagai sarana untuk mencapai hasil.
4) Kisi manajerial
Dimensi perilaku dari studi kepemimpinan awal itu menjadi dasar untuk
pengembangan kisi-kisi dua dimensi untuk menilai gaya kepemimpinan. Kisi-
kisi manajerial itu menggunakan dimensi perilaku “memerhatikan orang”dan
“memerhatikan produksi”. Memerhatikan orang yaitu dengan mengukur
perhatian pemimpin terhadap bawahan (rendah sampai tinggi). Memerhatikan
produksi yaitu dengan mengukur perhatian pemimpin untuk menyelesaikan
pekerjaan pada skala 1 sampai 9 (rendah sampai tinggi).

D. Teori Kepemimpinan Kontemporer


Kepemimpinan kontemporer lebih menekankan kepada “pembentukan
perilaku”. Pembentukan perilaku lebih menggunakan kata-kata, gagasan, dan
kehadiran fisik untuk mengendalikan bawahan.
 Kepemimpinan Karismatik
Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara
pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya
diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih
penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut relevan
dengan kebutuhan para pengikut. Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan oleh seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma
walaupun sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki
dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut dan organisasi.
 Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan
kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-
nilai moral yang lebih tinggi. Dari teori ini memberikan suatu kejelasan tentang
cara pemimpin transformasional mengubah budaya dan strategi-strategi
sebuah organisasi. Pada umumnya, para pemimpin transformasional
memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen
terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan
menanamkan nilai-nilai baru.
 Kepemimpinan Visioner
Pemimpin visioner adalah pemimpin yang memiliki karakter seorang pahlawan,
khususnya dalam hal keberanian dan sikap rela berkorban untuk kebaikan
yang lebih tinggi (greater good). Pemimpin yang visioner akan rela berkorban
karena ia dapat melihat bahwa ada sesuatu yang berharga di ujung
perjuangannya. Pemimpin yang visioner berani untuk mengambil resiko demi
mencapai visi yang diperjuangkannya. Seorang pemimpin visioner harus bisa
menjadi penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih.

E. Pengertian Faktor X
Dalam wirausaha, faktor x dapat diartikan sebagai kesempatan atau
permasalahan jika ubah, eliminasi atau selesaikan akan menghasilkan keuntungan
yang lebih dari pesaing kita. Dalam istilah lain, faktor x dapat juga disebut sebagai
bakat, kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik, sikap
serta pendidikan.
Faktor “X” merupakan faktor yang melekat pada diri semua orang, tak berwujud
benda namun dapat dirasakan. Pada diri seorang entrepreneur faktor “X” sangat
mempengaruhi geraknya dalam menjalankan usaha. Awalnya faktor “X” tidak ada
atau sangat kecil sekali, namun apabila ditekuni maka faktor tersebut akan muncul
dan tumbuh karena ia hidup. Karena ia hidup, ia pun dapat mati.
Cara menemukan dan menggali faktor “X” yang dimiliki ada bermacam-macam.
Namun yang terpenting dalam menemukan dan menggali faktor “X” itu sendiri
adalah rasa tidak cepat puas. Rasa tidak cepat puas disertai dengan keingintahuan
yang besar membuat kita berusaha untuk mencari yang lebih lagi. Dengan demikian,
kita dapat menemukan faktor “X” yang kita miliki. Terdapat beberapa tips untuk
menemukan dan menggali faktor X tersebut, yaitu :
a) Kenalilah diri sendiri dan mulailah menimbulkan “X” pada diri kita.
b) Carilah pintu yang mampu membuat “X” kita tumbuh. Datangi dan ketuklah
masing-masing pintu itu.
c) Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapat ruang besar bagi
kita untuk berkembang dan di dalamnya terdapat pintu-pintu lain yang dapat
buka.
d) Waspadailah hidup yang nyaman, karena hidup yang demikian dapat
membuat hidupmu sulit. Berselancarlah pada gelombang-gelombang
ketidaknyamanan dengan berani menembus hal-hal baru yang sulit karena
kita akan mendapatkan pembejaran-pembelajaran baru.
e) Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat kita merasa mampu untuk
tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.
f) Mencari gagasan Usaha

F. Sikap, Tipe dan Karakteristik Faktor X


Mengenali faktor “X” terdapat beberapa contoh sikap, tipe dan karakteristiknya.
Berikut ini adalah pembahasannya satu persatu. Sikap dalam menghadapi faktor “X”
ada beberapa macam, yaitu :
1) Mendiamkan saja
Ia adalah orang yang percaya diri dengan bakatnya dan membiarkan pintu
untuk menemukan dirinya. Kalau ia beruntung bisa saja dia berhasil. Namun
faktanya, sedikit sekali orang yang sukses menggunakan cara ini.
2) Mengirimkan sinyal positif
Orang ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, namun
sesungguhnya ia tidak diam. Ia mengirimkan sinyal agar pintu itu bergerak
menghampirinya. Dengan kata lain, ia mengetuk pintu itu dengan bahasa
tubuhnya, entah dengan penampilan yang menarik, suara yang khas, dan
sebagainya.
3) Mencari pintu, mengetuk pintu
Seperti Susan Boyle, masa muda orang ini kurang beruntung. Dia sadar bahwa
pintu tidak akan terbuka kecuali mereka mendatangi dan mengetuk-ngetuknya.
Karena itu mereka mendatangi sebuah pintu. Pintu itu mungkin hanya dibuka
separuh oleh pemiliki atau penghuninya. Bisa jadi pemilik pintu itu tidak
welcome. Mereka harus pergi mencari pintu lainnya, terus mencari dan
mengetuk. Namun begitu berhasil menemukan dan berada di dalam ruang,
sikap mereka berbeda-beda:
a. Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada di ruang tunggu. Ia tidak
mengerti bahwa ia hanya diterima di ruang itu saja. Ruang itu terlalu kecil,
namun ia sudah merasa betah.
b. Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu hanya sekedar ruang
tunggu. Jika pintu utama tidak dibuka, ia harus segera keluar untuk
mencari pintu lain yang menyambutnya dengan hangat dan di dalamnya
tersimpan pintu-pintu yang boleh ia ketuk dan mengizinkan dia masuk.
Pada dasarnya sikap adalah pilihan. Terdapat banyak pilihan sikap yang dapat kita
gunakan. Untuk menemukan dan menggali faktor “X” tersebut, semua bergantung
pada pilihan sikap apa yang kita gunakan.
Tipe faktor “X” ada dua yaitu faktor “X” yang besar dan faktor “X” yang kecil.
Semua tergantung bagaimana orang mampu mengembangkan dan menggali faktor
“X” yang dimilikinya. Orang dengan faktor “X” yang kecil lebih cenderung cepat puas
dan merasa nyaman dengan kondisinya saat ini. Sehingga ia tidak berani beranjak
dari zona nyamannya dan tidak mengalami kemajuan. Berbeda dengan orang yang
memiliki faktor “X” yang besar, ia akan cenderung merasa tidak cepat puas dan
selalu melakukan perubahan-perubahan untuk meninggalkan zona nyamannya dan
mengahadapi tantangan-tantangan yang ada. Dengan demikian, ia akan semakin
menggali faktor “X” yang dimilikinya dan mengembangkannya.
Karakteristik dari faktor “X” adalah sebagai berikut :
a. Merupakan penentu keberhasilan
b. Merekat pada diri manusia
c. Tidak diperoleh dalam waktu sekejab
d. Namun ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar
e. Dapat berasal dari diri sendiri, namun juga dapat berasal dari luar diri
f. Sekali tumbuh ia dapat dipakai untuk usaha lainnya
PERTEMUAN 5
MENCARI GAGASAN USAHA:
PELUANG BISNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

A. Peluang Usaha di Bidang Teknologi Informasi


Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Di mana,
teknologi juga memiliki andil besar dalam perkembangan kehidupan manusia.
Dengan banyaknya teknologi baru saat ini, muncul beberapa peluang usaha di
bidang IT yang menjanjikan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.
Persaingan yang keras dalam dunia bisnis tentunya sangat membutuhkan
suatu perusahaan yang dapat menangani akan hal itu diberbagai situasi yang
menantang. Semua bisnis tentunya juga membutuhkan semua informasi yang
sangat aktual, cepat dan dapat dipercaya, yang mana bisa semua permasalahan
tersebut hanya bisa diselesaikan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT).
Peluang usaha di bidang IT di Indonesia masih tergolong baru, belum banyak
orang yang terjun di bidang IT, sehingga peluang untuk sukses masih terbuka lebar.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencari informasi peluang
usaha di bidang TI.
 Mengetahui kemampuan dan kepribadian diri
Mengetahui kemampuan dan kepribadian diri adalah tolak ukur pertama
sebagai seorang enterpreneur. Karena seseorang harus mengetahui
passionnya sendiri. Apabila telah menemukan passion yang tepat maka
seorang enterpreneur dapat memfokuskan mempelajari atau menekuni satu
bidang tersebut agar dapat dikembangkan dalam membentuk bisnisnya.
 Peluang yang dihadapi
Seorang enterpreneur harus mengetahui dan mempertimbangkan peluang
yang dihadapi. Apakah usaha/bisnis yang ia kelola akan berpeluang sukses.
Hal ini berhubungan dengan bisnis yang dikembangkan dapat memenuhi
kebutuhan atau keinginan konsumen.
 Memiliki dana yang dibutuhkan
Seorang enterpreneur harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen jika ingin bisnis yang dikembangkan berhasil atau sukses.
 Lingkungan yang dihadapi
Seorang enterpreneur harus mengetahui lingkungan yang cocok untuk
mengembangkan bisnis karena akan berpengaruh terhadap persaingan bisnis
dan keinginan dan kebutuhan konsumen.
 Situasi persaingan
Seorang enterpreneur harus dapat mempelajari situasi persaingan bisnis pada
bidang yang dikembangkan. Persaingan adalah hal yang biasa, namun tetap
saja harus mengetahui apakah bisnis yang dikembangkan nantinya akan
berjalan dengan sukses atau justru kalah dalam persaingan.
 Dukungan dari pemerintah
Usaha atau bisnis yang dikembangkan harus mendapat dukungan dari
pemerintah, karena jika bertentangan dengan kebijakan pemerintah, bisnis
yang didirikan akan sulit bahkan tidak akan dapat berkembang.

Pada masa kini, bisnis tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang telah
memiliki gelar saja. Mahasiswa pun bisa melakukannya, namun terkadang bingung
harus mulai dari mana dan bisnis seperti apa yang sebaiknya digeluti. Berikut
beberapa tips yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk menggali ide bisnis yang
unik dan menarik.
 Mengenali masalah di sekitar
Sebuah ide bisnis pasti berasal dari adanya masalah yang memerlukan solusi.
Karena itu, konsep utama untuk menemukan ide bisnis adalah dengan
memperhatikan permasalahan yang sering muncul di sekitar. Namun jangan
lupa untuk memastikan bahwa permasalahan tersebut belum banyak atau
mungkin belum ada solusinya sama sekali.
 Update informasi soal bisnis
Informasi mengenai bisnis atau startup tentu mudah ditemui sehari-hari melalui
koran, televisi, dan internet. Selain itu, informasi mengenai kisah sukses
tentang bisnis juga bisa didapatkan dengan mengikuti seminar dan workshop.
Dengan begitu, semakin banyak informasi yang didapatkan, maka secara tidak
langsung akan memacu munculnya ide-ide baru yang unik.
 Melihat peluang yang berkembang
Dalam dunia bisnis terdapat istilah yang dikenal dengan first mover dan fast
follower. first mover adalah orang yang merintis sebuah bisnis dengan konsep
yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan fast follower adalah orang
yang secara cepat mengadopsi ide atau model bisnis yang sedang tren,
kemudian mengembangkan menjadi lebih efektif dan efisien. Sebagai
mahasiswa, tidak ada salahnya menjadi fast follower, namun harus bisa
menawarkan solusi dari kelemahan bisnis first mover.
 Berawal dari kemampuan dan minat
Jangan takut untuk menunjukkan apa yang menjadi kemampuan terbaik yang
dimiliki. Ide bisnis tidak harus bermodalkan kemampuan teknis saja. Apabila
memiliki minat di suatu bidang, tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa
bisa membangun bisnis yang sesuai dengan minat tersebut.

B. Contoh Peluang Usaha di Bidang TI


 Web Development
Website saat ini sudah menjadi salah satu hal yang wajib dimiliki oleh sebuah
bisnis. Sebab sekarang adalah eranya informasi, keterbukaan, dan kemudahan
dalam komunikasi. Ada banyak manfaat memiliki website untuk sebuah bisnis
diantaranya meningkatkan kredibilitas, memperkenalkan profil, media promosi,
media komunikasi, dan lain sebagainya. Maka dari itu peluang untuk membuat
usaha web developer saat ini sangat tepat. Banyak orang yang membutuhkan
mulai dari kelas pribadi, kelas bisnis hingga kelas korporat.
 Startup
Startup adalah istilah bagi seseorang yang baru merintis usaha dalam bidang
digital. Untuk membangun sebuah startup hanya membutuhkan konsep yang
matang saja. Jika tidak bisa masalah pemrograman, desain, konten marketing,
pemasaran, dan SEO maka bisa melemparkan ke orang lain yang lebih
berpengalaman. Tetapi jika mampu kita bisa melakukannya sendiri.
Kemampuan utama yang harus dimiliki sebelum membuat startup yaitu
pengelolaan sumber daya manusia. Contoh saja Facebook yang dulunya
hanya startup kecil, kini sudah menjelma menjadi salah satu raksasa di dunia
dan digunakan oleh banyak orang.
 Desain Grafis
Jasa desain grafis juga memiliki peluang yang besar. Tidak semua orang bisa
melakukan desain walaupun sudah mempunyai aplikasinya. Harga jual untuk
sebuah desain juga cukup besar tergantung skill dari desainernya.
 SEO (Search Engine Optimization)
SEO atau Search Engine Optimization adalah salah satu cara bagaimana
menaikan website agar berada di halaman pertama pencarian Google
sehingga banyak pengunjung yang datang pada website kita. Ilmu SEO ini
masih jarang yang menguasainya, masih terbuka lebar peluang untuk
membuat usaha di bidang SEO ini. Apalagi biaya dari jasa SEO ini tergolong
mahal, terutama pada website yang memiliki persaingan berat.
 IT Solution
IT solution adalah bidang usaha yang bergerak di bidang jasa atau penjualan
alat-alat IT. Contoh usahanya seperti pemasangan CCTV, alarm keamanan,
jasa service perangkat IT, penjualan software, dan lainnya. Jika kita dapat
menjalankan usaha IT solution ini keuntungannya cukup besar karena saat ini
masih banyak orang yang membutuhkan jasa IT.
PERTEMUAN 6
PERENCANAAN BISNIS

A. Pengertian Perencanaan Bisnis


Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-
rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis ini dapat diketahui
posisi perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran
yang ingin dicapai.
Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha
harus menyusun Business Plan. Business Plan merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau
jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang saran. Pengertian lain dari business plan adalah sebuah selling
document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada
penyandang dana potensial.
Rencana bisnis dapat dibagi menjadi empat jenis yang berbeda. Ada rencana
yang pendek atau miniplan, rencana kerja, rencana persentasi dan rencana
elektronik. Semua jenis rencana kerja ini membutuhkan jumlah kerja yang berbeda
dan tidak selalu dengan hasil yang berbeda. Hal ini berarti bahwa rencana yang
rumit tidak menjadi menjamin berhasil di bandingkan dengan rencana yang
sederhana.
 Miniplan
Sebuah miniplan dapt terdiri dari satu hingga 10 halaman dan harus terkadung
perhatian tentang hal penting seperti konsep bisnis, kebutuhan biaya, rencana
pemasaran serta laporan keuangan. Cara ini merupakan cara yang bagus
untuk menguji konsep bisnis dengan cepat dan mengukur minat mitra atau
investor. Miniplan juga dapat berfungsi sebagai pondasi utama untuk
menyusun rencana jangka panjang nantinya.
 Rencana kerja
Rencana kerja merupakan alat yang dipergunakan untuk menjalankan bisnis
anda. Oleh sebab itu rencana ini harus panjang dan detail namun minim
presentasi. Dengan rencana kerja maka anda dapat meningkatkan
keterbukaan dan informalitas yang lebih tinggi. Suatu rencana kerja yang ketat
yang ditujuakan untuk ruang internal mungkin dapat menghilangkan beberapa
komponen penting yang ditujukan untuk sesorang diluar perusahaan.
 Rencana presentasi
Jika anda ingin membuat rencana bisnis dengan tekanan yang rendah pada
impresi dan dapat menarik perhatian pada tampilannya. Maka rencana
presentasi sangat cocok untuk dilakukan. Rencana ini cocok untuk ditujukan
pada Investor, Bankir atau pihak lain diluar perusahaan. Hampir seluruh
informasi dalam rencana presentasi akan sama dengan rencana kerja
walaupun di susun berbeda.
 Rencana elektronik
Hampir seluruh rencana bisnis di buat di komputer atau sejenisnya kemudian
dicetak atau di sajikan dalam bentuk hard copy. Namun saat ini tidak menutup
kemungkinan seluruh informasi bisnis tersebut dapat dikirim secara elektronik.
Rencana elektronik ini dapat bermanfaat untuk presentasi kepada banyak
orang melalui proyektor.

B. Prinsip-prinsip Perencanaan Bisnis


Perencanaan dilakukan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karenanya
agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam merencanakan sesuatu perlu
berpegang kepada beberapa prinsip perencanaan, yaitu sebagai berikut.
1) Kontinuitas.
Perencanaan yang baik harus dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan terus
menerus dan berkesinambungan, dan perlu pemikiran peningkatan dan perbaikan di
masa yang akan datang. Hal ini hanya bisa terwujud melalui perencanaan yang
berdasarkan evaluasi dan adaptasi terhadap segala perubahan yang terjadi.
2) Berdasarkan fakta hari ini dan perkiraan situasi di masa yang akan datang
Perencanaan tanpa didukung dengan fakta (data) yang sesuai dengan
kebutuhan tidak akan mampu memberikan hasil yang terbaik. Oleh karena perlu
data-data pendukung guna membuat suatu perencanaan sehingga rencana bisa
dilakukan dengan baik.
3) Futuristik.
Pencanaan selalu berkaitan dengan masa depan. Perencanaan juga harus
memperhatikan berbagai sumber, informasi seputar kinerja perusahaan pada masa
lalu dan sekarang, serta prediksi peristiwa yang mungkin akan menerpa perusahaan
baik berbagai kesempatan untuk mencapai target perusahaan maupun berbagai
rintangan yang bisa menghalangi terwujudnya target perusahaan.
4) Fleksibilitas.
Fleksibilitas artinya perencanaan mudah diakomodasikan dengan berbagai
kondisi yang baru dan perubahan-perubahan masa depan yang belum diketahui
waktu memulai perencanaan. Perencanaan dibuat bukan untuk waktu yang relatif
singkat tetapi diproyeksikan untuk waktu tertentu (misalnya 1 tahun atau 2 tahun),
maka dalam membuat perencanaan perlu dipikirkan agar memungkinkan untuk
melakukan penyempurnaan dan pengembangan.
5) Realistis.
Perencanaan harus realistis dalam mencapai target yang ditentukan dengan
mempertimbangkan berbagai sarana pendukung yang ada. Artinya perencanaan itu
disesuaikan dengan kondisi perusahaan baik kondisi fnancial maupun SDM, dan
berbagai kondisi internal lainnya. Perencanaan tidak realistis akan kontraproduktif
ketika para staf tidak mampu menjalankannya. Konsekuensinya, karyawan akan
hilang kepercayaan diri atau tidak percaya kepada kemampuan manajerial
pemimpinnya.
C. Komponen-komponen Perencanaan Bisnis
Komponen-komponen utama yang dianjurkan ada dalam sebuah perencanaan
bisnis dan garis besar isinya adalah sebagai berikut:
 Membuat deskripsi bisnis
Deskripsi bisnis bertujuan untuk menjelaskan secara singkat apa bidang usaha
yang akan dijalankan, beserta potensi produk dan kemungkinannya untuk
bertahan dan berkembang di masa depan. Dalam deskripsi bisnis ini,
diharapkan semua orang yang nantinya terlibat dalam bisnis, akan mengetahui
potensi dan arah pengembangan dari bisnis tersebut.
 Melakukan strategi pemasaran
Strategi pemasaran yang akan dijalankan haruslah merupakan hasil analisa
pasar yang telah dilakukan dengan cermat. Analisa pasar adalah kekuatan
yang harus digunakan untuk menciptakan target pembeli. Dalam menuliskan
strategi ini, Anda membutuhkan suatu analisa yang tepat sehingga dapat
memanfaatkan kesempatan yang ada. Jenis analisa yang dapat digunakan
misalnya adalah analisa SWOT. Dengan analisa ini, Anda dapat mengetahui
keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi suatu produk sehingga
dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat tanpa membuang waktu,
tenaga dan biaya.
 Membuat analisa pesaing
Analisa pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pesaing dalam satu pasar yang sama. Setelah menemukan kekuatan dan
kelemahan dari produk pesaing, kemudian perusahaan dapat mencari strategi
untuk memasarkan produk dengan cara yang berbeda dengan pesaing.
 Desain pengembangan
Rencana desain dan pengembangan diperlukan untuk menunjukkan tahap
perencanaan produk, grafik pengembangan dalam konteks produksi dan
penjualan. Selain berguna untuk mengetahui rencana usaha ke depan, desain
pengembangan juga akan memengaruhi perencanaan pembiayaan usaha.
 Rencana operasional dan manajemen
Rencana operasional dan manajemen dibuat untuk menjelaskan bagaimana
usaha akan berjalan dan berkelanjutan. Rencana operasional akan berfokus
pada kebutuhan logistik perusahaan, misalnya bermacam tugas dan tanggung
jawab tim manajemen, bagaimana prosedur penugasan antar divisi dalam
perusahaan, serta kebutuhan anggaran dan pengeluaran yang berkaitan
dengan operasional perusahaan.
 Menghitung pembiayaan
Faktor pembiayaan menjadi unsur penting dalam sebuah rencana bisnis. Dari
mana sumber dana berasal, bagaimana mengatur anggaran agar efisien dan
usaha dapat berjalan lancar adalah tugas penting yang harus direncanakan
dalam komponen pembiayaan.
Selain itu, ada juga aspek-aspek perencanaan bisnis yang perlu diperhatikan.
Aspek-aspek tersebut antara lain sebagai berikut :
 Aspek ekonomis
Aspek ini mencakup analisis pasar, penjualan, biaya produksi, maupun profit
margin.Faktor ini sangat penting, karena mempengaruhi tingkat keputusan
untuk merealisasikan ide menjadi bisnis yang sesungguhnya. Aspek ini akan
mengkaji sejauh mana tingkat keuntungan yang diperoleh, dengan daya serap
pasar yang ada dan kemampuan memiliki modal untuk menjalankan
operasional bisnis.
 Aspek teknis
Aspek ini sangat penting untuk mengukur kemampuan untuk menjalankan
bisnis dengan baik. Apakah dengan modal yang ada, sudah mampu
memproduksi barang atau jasa yang bisa dijual? bagaimana dengan
kemampuan sumber daya manusianya? apakah semua kekuatan yang dimiliki
mampu memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada konsumen
dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis lainnya? Suatu rencana bisnis yang
baik, akan memberikan peluang yang lebih baik, sekaligus meminimalisasi
kemungkinan kegagalan bisnis.
 Masa depan bisnis
Aspek ini akan mengkaji lebih komprehensif mengenai masa depan bisnis
Anda. Jangan sampai, kita tahu bahwa bisnis yang digeluti adalah bisnis
musiman, namun perencanaan yang diterapkan adalah untuk bisnis yang
permanen. Ini tentu nantinya akan menganggu aspek teknis. Belum lagi
dengan harapan-harapan konsumen yang selalu akan lebih maju dan up to
date.
PERTEMUAN 7
MANAJEMEN USAHA: PERANCANGAN PRODUK DAN JASA
TEKNOLOGI INFORMASI

A. Perancangan Produk dan Jasa


 Perancangan Produk
Kemungkinan diproduksinya dan biaya produksi yang paling minimum untuk
suatu produk pada mulanya ditentukan oleh pendesain produk. Insinyur produksi
yang paling pintar pun tidak dapat mengubah keadaan ini, ia hanya dapat bekerja
dalam batas–batas desain produk. Karena itu, waktu yang nyata untuk mulai berfikir
tentang cara–cara dasar produksi untuk produk–produk adalah selama produk itu
masih dalam tingkat desain. Usaha untuk merencanakan kemungkinan
diproduksinya dan biaya pemabrikan yang rendah disebut “desain produksi”, untuk
membedakannya dari desain fungsional. Yang pasti adalah bahwa tanggung jawab
pertama pendesain produk adalah menciptakan sesuatu yang secara fungsional
memenuhi persyaratan. Tetapi, begitu persyaratan fungsional terpenuhi, biasanya
ada desain -desain pengganti, yang semuanya memenuhi persyaratan fungsional.
Dengan adanya desain, perancangan proses untuk pempabrikan harus
dilaksanakan untuk menentukan secara terperinci proses–proses yang diperlukan
dan urutannya. Desain produksi mula–mula menentukan biaya yang paling minimum
yang dapat dicapai melalui faktor -faktor seperti perincian bahan, teloransi, dan
metode–metode penyatuan suku–suku. Perencanaan proses produksi terakhir lalu
mencoba mencapai biaya minimum tersebut melalui perincian proses–proses dan
urutanya yang memenuhi persyaratan. Dalam melaksanakan fungsi–fungsinya,
perencana proses menentukan desain dasar sistem produktif.
Dalam perancangan dan pengembangan produk, hal yang paling penting
adalah gagasan atau ide. Meskipun penelitian memberikan dasar bagi
pengembangan aplikasi-apliaksi inovatif, gagasan-gagasan datang dari berbagai
sumber dan bukan hanya dari para peneliti. Setiap orang dalam organisasi adalah
sumber gagasan potensial. Oleh karena itu, perusahaan menciptakan suasana yang
inovatif dalam oragnisasinya. Perusahaan pertama yang memasarkan produk atau
jasanya hampir selalu mempunyai keuntungan sebagai “yang pertama”. Masalah
yang sering dihadapi adalah adanya perusahaan yang meniru produk mereka atau
bahkan memperbaiki produk mereka.
 Perancangan Jasa
Meskipun tidak ada istilah yang tepat sesuai untuk menguraikannya, proses
yang serupa dengan desain produksi juga terdapat pada jasa, yang terjadi dan
menggambarkan interaksi antara desain jasa yang ditawarkan dengan desain sistem
produksinya. Perancangan produk dan perancangan jasa tidak mempunyai
perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa, pelayanan yang
diberikan merupakan produknya. Organisasi-organisasi jasa biasanya lebih fleksibel
dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka lebih cepat dibanding perusahaan-
perusahaan manufaktur. Motivasi untuk mengubah jasa yang ditawarkan dapat
berupa faktor–faktor biaya atau kualitas jasa yang diukur sebagai prestasi waktu dan
dimensi–dimensi lainnya. Beberapa macam penyesuaian dalam bentuk jasa yang
ditawarkan adalah sebagai berikut :
1) Pengalihan berbagai kegiatan yang bersangkutan dengan jasa kepada klien
dan pelanggan. Hal ini merupakan teknik penurunan biaya yang paling lazim.
Dalam rumah sakit, pasar swalayan, dan jasa penyediaan makanan siap
santap, pasien atau pelanggan menjalankan beberapa kegiatan yang semula
merupakan bagian dari jasa itu. Hasilnya biasanya berupa turunnya biaya
tenaga kerja dan hilangnya beberapa kegiatan yang semula dilaksanakan oleh
sistem produksinya.
2) Menghilangkan beberapa aspek jasa secara keseluruhan.
3) Mengubah bauran jasa yang ditawarkan.
4) Mengubah waktu reaksi untuk jasa, yaitu memberikan jasa yang kurang baik
dengan menerapkan sumber daya yang lebih sedikit pada sistem operasinya.
Mengubah aspek–aspek lain dari kualitas jasa, mungkin berupa perubahan
ragam jasa yang ditawarkan.

B. Analisa Trend Produk dan Jasa


Suatu metode analisa yang dilakukan untuk mengetahui produk atau jasa
yang sedang laris atau marak dipasaran, yang banyak diminati oleh konsumen. Hasil
dari analisa tersebut dapat dijadikan acuan bagi suatu perusahaan dalam
merancang produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan minat konsumen,
sehingga produk atau jasa yang dihasilkan mampu menarik minat konsumen,
mampu bersaing di pasaran, dan mampu meningkatkan penghasilan atau
keuntungan suatu perusahaan.
Analisis trend pada dasarnya digunakan untuk menganalisis terhadap data
historis, dapat disimpulkan bahwa analisis trend produk dan jasa merupakan analisis
yang digunakan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan tentang suatu
produk dan jasa di masa yang akan datang. Berikut beberapa langkah-langkah yang
bisa diterapkan dalam menganalisa trend produk dan jasa :
1) Menganalisa melalui google trend
2) Melakukan analisa lewat marketplace
3) Mengamati pesaing
4) Mendengarkan masukan konsumen

C. Inovasi Produk dan Jasa


 Inovasi Produk
Proses inovasi produk merupakan aktivitas menentukan ide untuk menemukan
pengembangan produk lama menjadi produk baru atau membuat produk yang baru,
mengembangakan produk, memproduksi produk, dan memasarkannya pada
konsumen. Terdapat 8 proses pengembangan produk, yaitu :
a. Penciptaan ide
b. Penyaringan ide
c. Pengembangan dan pengujian konsep
d. Strategi pemasaran
e. Analisa bisnis
f. Pengembangan produk
g. Uji pemasaran
h. Komersialisasi

 Inovasi jasa
Inovasi dipahami dalam dua aspek, yang pertama berhubungan dengan proses
kreatif untuk membuat sesuatu yang baru, sedangkan pemahaman kedua
berhubungan dengan hasil atau produk sesungguhnya. Bagi jasa, hasil bukan saja
dimaksudkan sebagai produk jasa baru melainkan lebih kepada peningkatan
modifikasi jasa yang sudah ada.
Ada 2 kategori utama dalam pengklasifikasian inovasi jasa (S.P. Johnson, L. J.
Menor, A.V. Roth, dan R. B. Chase, dalam J. A. Fitzsimmons dan M. J. Fitzsimmons,
2008) yaitu:
1) Radical innovation
Radical innovation adalah produk jasa yang belum tersedia pada waktu yang
lalu, atau berupa sistem baru (new delivery system) untuk produk jasa yang
sudah ada. Yang termasuk ke dalam kategori pertama ini adalah:
a. Major innovation merupakan inovasi jasa yang benar-benar baru bagi
pasar (belum pernah ada di pasar). Biasanya sangat dikendalikan oleh
informasi dan teknologi yang berbasis komputer.
b. Start-up business merupakan jasa baru di pasar yang sudah dilayani
sebelumnya.
c. New service for the market presently, produk baru yang ditawarkan
kepada konsumen yang sudah ada, meskipun jasa tersebut bisa saja
telah disediakan oleh perusahaan lain.
2) Incremental innovation
Incremental innovation adalah perubahan-perubahan terhadap produk jasa
yang telah ada, yang dinilai sebagai perkembangan (improvement).
Perubahan-perubahan ini bisa berupa:
a. Service line extention merupakan peningkatan-peningkatan atau
perluasan pada lini jasa yang telah ada.
b. Service improvements adalah perubahan-perubahan pada fitur-fitur jasa
yang ditawarkan.
c. Style changes adalah perubahan-perubahan sederhana yang
memberikan dampak pada persepsi, emosi, dan sikap pelanggan. Jadi
yang terjadi bukanlah perubahan jasa secara fundamental namun hanya
pada penampilan saja.
UJIAN
TENGAH SEMESTER
PERTEMUAN 9
MANAJEMEN USAHA:
PEMASARAN

A. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran digunakan dalam kegiatan pertukaran atau perdagangan.
Pemasaran merupakan salah satu aktifitas yang dapat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pemasaran melibihi fungsi
bisnis apapun, berurusan dengan pelanggan dalam menciptakan nilai dan kepuasan
pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern. Perusahaan-perusahaan
sukses lainnya memahami bahwa apabila mereka peduli pada pelanggan mereka,
pangsa pasar dan keuntungan akan otomatis mengikuti. Berikut adalah pengertian
pemasaran menurut beberapa ahli, antara lain :
1. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, pemasaran adalah salah satu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemegang saham.
2. Menurut Kotler & Keller (2007), pemasaran adalah suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
3. Menurut Kartajaya (2006), pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dan inisiator kepada stake holdernya
Dari ketiga definisi yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial yang dilakukan melalui fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai
oleh individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan
membuat, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk atau jasa yang
mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen.

B. Strategi dan Taktik Pemasaran


Strategi pemasaran adalah upaya memasarkan suatu produk, baik itu barang
atau jasa, dengan menggunakan pola rencana dan taktik tertentu sehingga jumlah
penjualan menjadi lebih tinggi. Pengertian strategi pemasaran juga dapat diartikan
sebagai rangkaian upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu, karena potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang
yang mengetahui hal tersebut. Beberapa ahli pernah menjelaskan tentang definisi
strategi marketing, diantaranya adalah:
1. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengertian strategi pemasaran
adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan
nilai dan memperoleh keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.
2. Menurut Kurtz (2008), pengertian strategi pemasaran adalah keseluruhan
program perusahaan dalam menentukan target pasar dan memuaskan
konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari marketing mix;
produk, distribusi, promosi, dan harga.
3. Menurut Philip Kotler, pengertian strategi pemasaran adalah suatu
mindset pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasaran, dimana di dalamnya terdapat strategi rinci mengenai pasar
sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan budget untuk
pemasaran.
Secara garis besar ada 4 fungsi strategi pemasaran, diantaranya:
1) Meningkatkan motivasi untuk melihat masa depan
2) Koordinasi pemasaran yang lebih efektif
3) Merumuskan tujuan perusahaan
4) Pengawasan kegiatan pemasaran
Secara umum, setidaknya ada 4 tujuan strategi pemasaran, diantaranya adalah:
 Untuk meningkatkan kualitas koordinasi antar individu dalam tim pemasaran
 Sebagai alat ukur hasil pemasaran berdasarkan standar prestasi yang telah
ditentukan
 Sebagai dasar logis dalam mengambil keputusan pemasaran
 Untuk meningkatkan kemampuan dalam beradaptasi bila terjadi perubahan
dalam pemasaran
Pada dasarnya tujuan akhir dari marketing itu tetap akan bermuara pada
tercapainya kepuasan konsumen. Berikut ini adalah5 konsep strategi pemasaran:
1) Segmentasi Pasar
Setiap konsumen pasti memiliki kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda.
Perusahaan harus melakukan klasifikasi pasar yang sifatnya heterogen
menjadi satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
2) Market Positioning
Tidak ada perusahaan yang bisa menguasai seluruh pasar. Itulah alasannya
mengapa perusahaan harus punya pola spesifik untuk mendapatkan posisi
kuat dalam pasar, yaitu memilih segmen yang paling menguntungkan.
3) Market Entry Strategy
Ini adalah strategi perusahaan untuk bisa masuk pada segmen pasar tertentu.
Beberapa cara yang sering dilakukan adalah:
 Membeli Perusahaan Lain
 Internal Development
 Kerjasama Dengan Perusahaan Lain
4) Marketing Mix Strategy
Marketing Mix adalah kumpulan dari beberapa variabel yang telah digunakan
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Beberapa variabel
tersebut diantaranya;
 Product
 Price
 Place
 Promotion
 Participant
 Process
 People Physical Evidence
5) Timing Strategy
Pemilihan waktu dalam melakukan pemasaran juga sangat penting untuk
diperhatikan. Perusahaan perlu melakukan berbagai persiapan yang baik di
bidang produksi, dan menentukan waktu yang tepat untuk mendistribusikan
produk ke pasar.

Taktik Pemasaran adalab sebuah strategi untuk meningkatkan produk yang


kita jual agar banyak disukai oleh konsumen atau si pemakai. Taktik pemasaran
pada umumnya mempunyai tujuan tiada lain untuk membantu pelanggan lebih
memahami solusi yang kita tawarkan dan menjalin relasi dengan pelanggan. Jika
kita bisa berhubungan terus dengan pelanggan, maka kita bisa mengkomunikasikan
manfaat produk atau jasa kita sehingga pelanggan akan mengambil keputusan
dengan tepat. Tujuan lainya ialah untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa
yang kita tawarkan, meningkatkan pelayanan, dan berbagai manfaat lainnya.
Unsur-unsur yang terdapat pada taktik pemasaran diantaranya adalah :
 Diferensiasi adalah sebuah tindakan yang merancang satu set yang terkait
dengan cara membangun strategi pemasaran diberbagai aspek perusahaan.
Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan
diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Terdapat lima dimensi pada diferensiasi, yaitu :
- Diferensiasi produk
Diferensiasi produk, produk yang lebih unggul dari pada pesaing, tentu akan
mendatangkan konsumen yang lebih banyak, jadi perusahaan harus bisa
mengolah produknya, sehingga bisa unggul dengan pesaingnya tanpa harus
mengeluarkan biaya yang banyak agar bisa menghasilkan laba yang
memuaskan.
- Diferensiasi pelayanan
Diferensiasi pelayanan, jika produk tersebut tidak memungkin untuk
diperbaiki, maka langkah lain yang bisa ditempuh perusahaan adalah
dengan memperbaiki pelayanan yang bisa menambah nilai positif serta
meningkatkan kualitas dari berbagai hal, misalnya dalam segi pengiriman,
pemeliharaan, perbaikan produk dan lain sebagainya.
- Diferensiasi personil
Diferensiasi personil, dengan memiliki karyawan yang baik, serta
memberikan pelatihan, pendidikan secara intensif, maka perusahaan dapat
memperoleh keunggulan kompetitif dari pada pesaingnya. Adapun personil
atau karyawan yang terlatih dengan baik maka mereka akan menunjukkan
enam karakteristik yaitu: kemampuan, kesopanan, kredibilitas (dapat
dipercaya), dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikatif.
- Diferensiasi citra
Diferensiasi citra dalam perusahaan, dalam hal ini dituntut untuk membentuk
sebuah citra, meskipun citra yang baik, maka konsumen akan tetap membeli
produk tersebut. Citra yang efektif akan melakukan tiga hal terhadap
produknya, yang pertama adalah menyampaikan satu pesan tunggal untuk
memantapkan karakter yang berbeda dengan para pesaing. Kedua adalah
menyampaikan pesan ini dengan cara yang berbeda dari pada pesaingnya.
Ketiga adalah mengirimkan kekuatan emosional sehingga membangkitkan
hati maupun pikiran pembeli.
 Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu setiap perusahaan selalu berusaha
untuk berkembang agar bisa tetap hidup dan bisa bersaing dengan para
pesaingnya. Oleh sebab itu perusahaan membuat strategi pemasaran yang
terpadu, dan salah satu startegi yang digunakan perusahaan adalah bauran
pemasaran (marketing mix), yaitu terkait dengan kegiatan mengenai produk,
harga, promosi, dan tempat atau lebih yang dikenal dengan sebutan 4p yaitu :
product, price, promotion dan place. Startegi-strategi ini saling berpengaruh
sehingga sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan strategi
ini sangat penting untuk dijadikan pemimpin sebagai pedoman dalam
mengendalikan perusahaan untuk mencapai sebuah tujuan.
 Personel selling adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan
komunikasi a person to person communication. Personel selling ini sangat
dominan dalam industri. Dalam marketing mix communication, personnel
selling merupakan mitra pentingnya dan tidak dapat digantikan dengan elemen
promosi lainnya. Personel selling biasanya dilaksanakan oleh sales dibawah
naungan sales manager yang mempromosikan produk secara langsung
kepada target market. Belch dan Belch menyebutkan satu istilah dalam
personel selling yaitu dyadic communication mereka menyebutnya “thus direct
and interpersonal communication lets sender immediately receive and evaluate
feedback from the receiver. This communication process, known as dyadic
communication (between two people or groups) allows for more specific
tailoringof the message and more personnel communication than do many of
other media discussed” (2004 : 599)

C. Konsep Bauran Pemasaran


Manajemen pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang sering
dikenal dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Menurut Kotler & Armstrong
(1997) bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis
terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan
di pasar sasaran. Kotler & Armstrong (1997) mengemukakan bahwa pendekatan
pemasaran 4P yaitu product, price, place dan promotion sering berhasil untuk
barang tetapi berbagai elemen tambahan memerlukan perhatian dan sistem
distribusi. Sedangkan Boom & Bitner dalam Kotler & Armstrong (1997) menyarankan
untuk menambah 3P yang terlibat dalam pemasaran jasa, yaitu: people (orang),
physical evidence (bukti fisik), dan process (proses). Sebagaimana telah
dikemukakan oleh Kotler, Boom & Bitner dalam Kotler & Armstrong (1997) di atas,
Yazid (1999), menegaskan bahwa marketing mix untuk jasa terdiri dari 7P, yakni:
product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), people (orang),
physical evidence (bukti fisik), dan process (proses).
1) Produk (Product)
Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan
adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas
pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas basis pasar lokal dan
ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen semakin banyak
memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk
melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan,
keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan
untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan produk termasuk ke
dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu
produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru,
dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah
penjualan produk. (Tjiptono, 2008).
2) Harga (Price)
Definisi harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar
oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak
perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan
tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa
meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan
stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya. (Engel, J;
Blackwell R, 2004).
3) Tempat (Place)
Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan,
karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan.
Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi
seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi
merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap
perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan
komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif,
maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi
lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan
persaingan di masa mendatang. (Tjiptono, 1996).
4) Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan. Tjiptono (2007:209-210).
5) Orang (People)
Terdapat empat criteria peranan atau pengaruh dari aspek people yang
mempengaruhi pelanggan, yaitu peran: Contractors: people disini berinteraksi
langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Modifier: people tidak
secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan
dengan konsumen, misalnya: repsionis. Influencers: people mempengaruhi
konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak
dengan konsumen. Isolated: people tidak secara langsung ikut serta dalam
marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya:
karyawan bagian administrasi penjualan, SDM dan data processing. Lupiyoadi
(2001:63).
6) Proses (Process)
Membedakan proses dalam dua cara, yaitu:Complexity, dalam hal ini
berhubungan dengan langkahlangkah dan tahap dalam proses. Divegernce,
berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah tahap proses. Obyek
utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan
pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi keinginan tersebut.
Desain jasa tersebut disampaikan. Proses mencerminkan bagaimana semua
elemen bauran pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan
konsistensi jasa diberikan kepada pelanggan. Dengan demikian, pemasar
harus dilibatkan ketika desain proses jasa dibuat, karena pemasar juga sering
terlibat dalam pengawasan kualitas jasa. Lupiyoadi (2001:64).
7) Bukti Fisik (Physical Evidence)
Perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam
mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut: An attention-creating
medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan
membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari
target pasarnya. As a message-creating medium. Menggunakan simbol atau
isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai
kekhususan kualitas dari produk jasa. As effect-creating medium. Baju
seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan
sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan. (Hurriyati, 2005:64).
PERTEMUAN 10
MANAJEMEN USAHA:
KEUANGAN

A. Pengelolaan Keuangan untuk Start-Up Business


Masalah keuangan terutama terkait pengelolaan keuangan sangat umum
dihadapi oleh startup sejak pertama kali didirikan, mengingat biasanya startup baru
memiliki sumber dana yang terbatas. Oleh sebab itu, membangun sistem keuangan
yang kuat sangatlah penting bagi sebuah startup. Tak jarang banyak startup yang
dalam perjalanannya gagal karena tidak memiliki tata kelola keuangan yang baik. Itu
sebabnya, sejak hari pertama startup berdiri, seorang founder startup harus cerdas
dalam mengelola keuangannya. Berikut beberapa tips pengelolaan keuangan bagi
startup baru :
 Selalu catat setiap pemasukan dan pengeluaran
Memiliki sistem pencatatan cash flow yang baik mutlak hukumnya bagi semua
perusahaan, terutama startup. Dengan memiliki sistem pencatatan keuangan
yang baik, kamu bisa menganalisa ke mana saja larinya modal yang kamu
miliki. Hal ini juga menjadi penting untuk bahan evaluasi, apakah setiap uang
yang dikeluarkan sudah dimanfaatkan dengan baik, atau malah ada beberapa
pengeluaran yang dapat ditekan dan dikurangi.
 Jangan abaikan pelaporan pajak
Salah satu kesalahan terbesar yang banyak oleh para founder startup adalah
dengan tidak mempedulikan pencatatan pelaporan pajak. Memang biasanya
sebuah startup baru memiliki pendapatan yang dapat dikenai pajak setelah tiga
sampai empat tahun beroperasi. Walaupun demikian, ada baiknya sejak awal
seorang founder startup selalu melakukan pencatatan untuk pelaporan pajak,
sehingga akan memudahkan saat dibutuhkan dan nggak menjadi masalah baru
dan berkepanjangan yang akhirnya malah memberikan efek kepada
pengelolaan keuangan startup mu.
 Segera dapatkan klien/customer
Mendapatkan banyak klien atau customer adalah tujuan semua startup. Itu
sebabnya jika produk ciptaan startup-mu sudah siap maka jangan tunda untuk
segera mempromosikannya. Memang biaya promosi seringkali menjadi salah
satu tantangan utama bagi para startup founder dalam memasarkan produknya,
namun alokasi dana untuk kegiatan promosi tetap diperlukan. Dengan
berkembangnya digital marketing dan digital advertising, keduanya dapat
menjadi alternatif yang baik bagi para founder startup untuk memasarkan
produknya dengan biaya yang masih relatif terjangkau.
 Time is money
Punya jadwal dan mengikutinya dengan disiplin sangatlah penting bagi seorang
founder startup agar setiap hari dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Ada
baiknya jika seorang startup founder mengikuti acara-acara networking dan
juga seminar terkait digital marketing, pitching strategy, atau management
perusahaan dan keuangan yang dapat membantu mengembangkan dan
mengelola startup. Disiplin terhadap waktu juga menjadi salah satu kunci
seorang founder startup dalam meraih kesuksesan secara finansial.
Pengelolaan keuangan yang disebutkan di atas hanyalah salah satu dari kunci
kesuksesan bagi sebuah startup selain strategic planning, manajemen sumber daya,
dan faktor timing yang juga turut berperan penting. Membangun sistem keuangan
yang baik dari awal startup-mu berdiri akan sangat berguna kedepannya untuk
mengetahui apakah pengeluaran yang ada sesuai dengan anggaran dan juga untuk
bahan evaluasi dari pengeluaran dan penerimaan dana yang ada.

B. Mengukur Kelayakan Usaha


Menurut Iman Soeharto (1999), aspek yang harus dikaji dalam studi kelayakan
investasi antara lain :
1. Aspek pasar
Pengkajian aspek pasar berfungsi untuk menghubungkan manajemen suatu
organisasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Pengkajian
aspek pasar meliputi :
 Permintaan dan penawaran
 Pangsa pasar
 Strategi pasar
Pengkajian aspek pasar dalam lingkup studi kelayakan proyek harus dimulai
paling awal karena ada tidaknya pasar merupakan faktor pokok dalam
menentukan keputusan proyek.
2. Aspek teknis
Pengkajian aspek teknis dimaksudkan untuk memberikan batasan parameter
teknis yang berkaitan dengan perwujudan proyek yang meliputi hal-hal sebagai
berikut :
 Menentukan letak geografis lokasi
 Sumber bahan baku
 Sumber energy
 Aksesibilitas dan utilitas
 Kapasitas instalasi
 Tenaga kerja proyek
3. Aspek finansial
Pengkajian dilakukan karena tujuan perusahaan untuk menaikkan kekayaan.
Aspek finansial meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Besaran investasi
 Membuat perkiraan biaya investasi
 Proyeksi pendapatan
 Melakukan penilaian dan menyusun rangking alternative
 Analisis resiko
4. Aspek Sosial Ekonomi
Pengkajian ini didasarkan pada landasan yang lebih luas yaitu melihat biaya
dan manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial atau masyarakat secara
menyeluruh. Biasanya dilakukan untuk proyek-proyek masyarakat yang
umunya dibiayai oleh pemerintah. Penelitian ini lebih menekankan pada
analisis kelayakan investasi dalam mengkaji keberhasilan suatu proyek dari
aspek finansial saja, apakah keuntungan yang didapatkan sebanding dengan
dana yang telah dikeluarkan.

C. Manajemen Modal Kerja


Manajemen modal kerja (working capital management) menurut Harjito dan
Martono (2014: 74-75) merupakan manajemen dan elemen-elemen aktiva lancar
dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja (working capital policy)
menunjukkan keputusankeputusan mendasar mengenai target masing-masing
elemen (unsur) aktiva lancar dan bagaimana aktiva lancar tersebut dibelanjai.
Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar
sehingga diperoleh modal kerja neto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas
perusahaan.
Pengertian modal kerja di atas masih umum sehingga masih mengalami
kesulitan untuk menetapkan elemen-elemen modal kerja. Menurut Riyanto (2015:
57-59) dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu:
 Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-
unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar
kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di
dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian
modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross
working capital).
 Konsep Kualitatif
Pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan
besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan
demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk
memenuhi kewajiban finansiail yang harus segera dilakukan, di mana bagian
aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya
perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya maka modal kerja
menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar
digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang
lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto
(net working capital).
 Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current
income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode
tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan “current
income”. Sebagian dari dana itu dimaksudkan juga untuk menghasilkan
pendapatan untuk periode-periode berikutnya (future income). Dalam
hubungan ini dapatlah dikemukakan nama Wilford J. Eitman – J. N. Holtz
(1963: 209), yang memberikan definisi modal kerja sebagai dana yang
digunakan selama periode accounting yang dimaksudkan untuk menghasilkan
“current income” (sebagai lawan dari future income) yang sesuai dengan
maksud utama didirikan perusahaan tersebut.

Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan manajemen modal kerja
menurut Kasmir (2013: 224-226) adalah diukur dari perputaran modal kerjanya atau
working capital turnover-nya. Dengan diketahuinya perputaran modal kerja dalam
satu periode, maka akan diketahui seberapa efektif modal kerja suatu perusahaan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja atau working capital turnover,
merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifannya modal kerja
perusahaan selama periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar
selama suatu periode atau dalam beberapa periode.
Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara membandingkan
antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Penjualan
yang akan dibandingkan adalah penjualan bersih (net sales) dalam suatu periode.
Sedangkan pembandingnya adalah modal kerja dalam arti seluruh total aktiva lancar
(current assets) atau dapat pula digunakan model kerja rata-rata. Pengukuran ini
sebaiknya menggunakan dua periode atau lebih sebagai data pembanding,
sehingga memudahkan kita untuk menilainya. Rumus yang digunakan untuk
mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

atau
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

Contoh.

Komponen laporan keuangan 2007 2008


Penjualan bersih (net sales) 3.850 4.150
Total aktiva lancar (current asset) 865 800
Untuk tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut:
3.850
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 4,45 kali dibulatkan (4,5 kali).
865

Artinya perputaran modal kerja tahun 2007 sebanyak 4,5 kali di mana penggunaan
setiap Rp. 1,00 modal kerja dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 4,5,00.
4.150
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = = 5,18 kali dibulatkan (5,2 kali).
800

Perputaran modal kerja tahun 2008 sebanyak 5,2 kali artinya setiap Rp. 1,00 modal
kerja dapat menghasilkan Rp. 5,2,00 penjualan.
Dari penilaian terhadap kedua rasio ini terlihat bahwa ada kenaikan rasio
perputaran modal kerja dari tahun 2007 ke tahun 2008, hal ini dapat diartikan atau
menunjukkan ada kemajuan yang diperoleh manajemen. Namun untuk data
pembanding apakah manajemen telah berhasil atau sebaliknya, maka kita
menggunakan rata-rata industri. Apabila rata-rata industri untuk perputaran modal
kerja adalah 5 kali maka keadaan perusahaan kurang baik untuk tahun 2007, namun
tahun 2008 baik karena di atas rata-rata industri.
Besar kebutuhan modal kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh manajer
keuangan. Tujuannya agar jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal
kerja yang tidak perlu. Lebih dari itu dengan diketahuinya besarnya kebutuhan
modal kerja memudahkan manajer keuangan untuk menjalankan kegiatannya,
meskipun dalam praktiknya sering kali perhitungan yang dilakukan tidak tepat
mengingat berubahnya berbagai kondisi dan situasi baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan harus dihitung secara cermat,
sehingga mencerminkan kebutuhan yang sesungguhnya. Dalam praktiknya besar
kecilnya kebutuhan modal kerja suatu perusahaan sangat tergantung dari dua hal,
yaitu:
1. Besar kecilnya operasi pokok atau penjualan, artinya makin besar operasi
pokok atau penjualan, maka kebutuhan modal juga makin besar, demikian pula
sebaliknya apabila operasi pokok kecil, maka modal kerja juga besar.
2. Kecepatan perputaran modal kerja, artinya makin cepat berputar modal kerja
maka kebutuhan modal kerja juga relatif besar, demikian pula sebaliknya makin
lambat perputaran modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif kecil.

Untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja menurut Kasmir (2013:


226-228), dapat dihitung dengan beberapa cara atau metode. Penggunaan metode
mana yang akan digunakan tergantung dari pimpinan perusahaan. Berikut ini
metode yang digunakan untuk menghitung kebutuhan modal kerja dapat digunakan
dengan dua cara, yaitu:
a. Metode saldo rata-rata
b. Metode unsur-unsur biaya
Kebutuhan modal kerja dihitung dengan cara metode saldo rata-rata adalah
dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan perputaran modal kerja.
Berikut ini rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

Sedangkan metode unsur-unsur biaya merupakan metode yang menggunakan


unsur-unsur biaya yang dibutuhkan dalam suatu periode tertentu. Untuk
memudahkan pemahamannya kita gunakan ilustrasi berikut ini.

Contoh.

PT. Toboali memproduksi radio sebanyak 200 unit/hari dan beroperasi selama 25
hari dalam sebulan. Biaya produksi per unit produk radio sebagai berikut:
- Bahan plastik & melamin Rp. 2.000,00
- Bahan tembaga Rp. 500,00
- Upah langsung Rp. 750,00
Untuk pembelian bahan plastik diperlukan:
 Uang muka rata-rata 5 hari sebelumnya.
 Proses produksi memerlukan waktu 3 hari.
 Dan sesudahnya harus disimpan 2 hari.
 Penjualan dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari sesudah
barang diambil.
 Biaya administrasi per bulan Rp. 200.000,00.
 Gaji pimpinan Rp. 300.000,00.
 Sediaan kas minimum Rp. 100.000,00.

Pertanyaan:
Berapa modal kerja dibutuhkan PT. Toboali?

Jawab:
1) Periode Perputaran
Bahan plastik & melamin =5+3+2+5 = 15 hari
Bahan tembaga =3+2+5 = 10 hari
2) Kebutuhan Modal Kerja
Bahan plastik & melamin = 200 x Rp. 2.000 x 15 hari= Rp. 6.000.000,00
Bahan tembaga = 200 x Rp. 500 x 10 hari = Rp. 1.000.000,00
Upah langsung = 200 x Rp. 750 x 10 hari = Rp. 1.500.000,00
Biaya adm. dan gaji = (500.000 : 25) x 10 hari = Rp. 200.000,00
Sediaan minimum kas = Rp. 100.000,00 +
= Rp. 8.800.000,00
D. Manajemen Biaya
Manajemen biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi
bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan,
perencanaan, strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan
dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh organisasi. Sistem
manajemen biaya terdiri atas semua alat-alat, teknik-teknik, dan metode-metode
yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem manajemen biaya.
Sistem manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya saling hubungan
dengan elemen-elemen sistem lainnya yaitu: (1) sistem desain dan pengembangan,
(2) sistem pembelian dan produksi, (3) sistem pelayanan konsumen, dan (4) sistem
pemasaran dan distribusi. Tujuan-tujuan Sistem Manajemen Biaya dapat
digolongkan menjadi empat bidang sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan biaya aktivitas
2. Menentukan efisiensi, efektivitas, dan ekonomi aktivitas-aktivitas
3. Menyempurnakan kinerja masa depan
4. Mencapai ketiga tujuan tersebut bersama-sama dalam lingkungan perubahan
teknologi

Manfaat Sistem Manajemen Biaya membantu manajemen untuk: (1)


Merencanakan dan mengendalikan organisasi, (2) Meningkatkan keterlacakan biaya,
(3) Mengoptimumkan kinerja daur hidup, (4) Membuat keputusan, (5) Manajemen
investasi, (6) Mengukur kinerja, (7) Mendukung otomasi dan filosofi pemanufakturan.
Prinsip-prinsip biaya mencakup keharusan sistem manajemen biaya untuk :
(a) Mengidentifikasikan biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
(b) Melacak secara langsung biaya aktivitas tidak bernilai tambah
(c) Melacak secara langsung biaya signifikan pada tujuan pelaporan biaya
(d) Menentukan pusat biaya untuk setiap kelompok aktivitas homogeny
(e) Meningkatkan keterlacakan biaya dengan menggunakan sistem ABC
(f) Mengembangkan cost driver untuk menunjukkan sebab-akibat aktivitas dan
biaya
(g) Mengumpulkan biaya daur hidup produk
(h) Membebankan biaya teknologi
(i) Membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya target
(j) Menggunakan biaya efektif (cost-effective) untuk pengendalian internal.
Prinsip-prinsip pengukuran kinerja mengharuskan sistem manajemen biaya
untuk mengukur kinerja : (a) selaras dengan tujuan organisasi, (b) aktivitasaktivitas
signifikan, (c) untuk meningkatkan visibilitas cost driver, (d) yang mencakup aktivitas
keuangan dan bukan keuangan.
Konsep-konsep dasar Manajemen Biaya adalah sebagai berikut :
1. Konsep nilai tambah adalah suatu konsep yang menjelaskan bahwa
perusahaan harus berusaha melaksanakan aktivitas-aktivitas yang bernilai
tambah dengan efisiensi bernilai sempurna dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2. Konsep akuntansi aktivitas adalah proses pengumpulan dan pelacakan kinerja
keuangan dan operasional mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan yang
signifikan serta penyedia umpan balik antara hasil-hasil sesungguhnya dengan
yang direncanakan serta penentuan tindakan koreksi jika diperlukan. Activity
Based Costing (ABC) merupakan metedologi untuk mengukur biaya dan kinerja
aktivitas, sumber-sumber dan objek biaya.
3. Konsep Target Biaya adalah biaya berbasis pasar yang dihitung dengan
menggunakan harga pasar yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar
yang ditentukan terlebih dahulu. Rumus Target Biaya adalah harga pasar untuk
mencapai pangsa pasar dikurang laba yang diharapkan. Penentuan target
biaya adalah alat manajemen untuk mengurangi biaya selama daur hidup
produk tertentu.

Sistem biaya merupakan informasi-informasi biaya yang saling berkaitan dalam


suatu proses produksi dan non produksi. Pilihan sistem biaya dalam perusahaan
didasarkan pada industri dan produk atau jasa perusahaan, strategi dan kebutuhan
informasi manajemen, serta biaya dan manfaat mendesain, memodifikasi dan
mengoperasikan sistem biaya yang terkait.
1. Sistem informasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem informasi
akuntansi keuangan dan sistem informasi manajemen biaya. Sistem informasi
akuntansi keuangan adalah sub sistem informasi akuntansi terutama
berhubungan dengan memproduksi keluaran untuk penggunaan eksternal dan
menggunakan peristiwa ekonomi yang dilakukan sebagai masukan dan proses
yang memenuhi peraturan dan kesepakatan tertentu. Sistem informasi
manajemen biaya adalah sub sistem informasi akuntansi terutama
berhubungan dengan memproduksi keluaran untuk penggunaan internal
dengan menggunakan masukan dan proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan manajemen.
2. Sistem informasi manajemen biaya memiliki dua sub sistem yaitu:
a) Sistem informasi akuntansi biaya adalah subsistem manajemen biaya
yang dirancang untuk membebankan biaya pada produk atau jasa
individu dan objek lain seperti yang dinyatakan manajemen.
b) Sistem informasi pengendalain operasional adalah subsistem manajemen
biaya yang dirancang untuk memberikan umpan balik yang akurat dan
tepat waktu menyangkut kinerja manajer dan pihak lain terhadap kegiatan
perencanaan dan pengendalian mereka.

Agar perusahaan bisa beraktifitas dengan normal, untuk melakukan ekspansi


atau pengembangan usaha, atau bahkan hanya untuk bisa bertahan hidup dan
bahkan untuk membayar hutang pun. Perusahaan membutuhkan dana untuk
melakukannya. Seluruh kegiatan perusahaan mulai dari kegiatan kecil hingga
transaksi strategis mutlak membutuhkan dana yang cukup.
Memperoleh sumber pendanaan adalah salah satu dari fungsi manajemen
keuangan. Umumnya, sumber dana perusahaan bisa diperoleh dari 3 kelompok
sumber dana. Sumber dana jangka pendek, jangka menengah serta jangka panjang.
1) Sumber Dana Jangka Pendek
Pendanaan perusahaan yang didapat dari sumber dana jangka pendek
umumnya digunakan untuk modal kerja perusahaan. Dana yang diperoleh
dengan skema ini harus dibayar atau dikembalikan dalam rentang waktu
setahun buku akuntansi atau kurang. Tidak boleh lebih dari satu periode
akuntansi. Contohnya adalah pinjaman dari bank jangka pendek,
Pendanaan persediaan, Kredit perdagangan.
2) Sumber Dana Jangka Menengah
Umumnya perusahaan yang sumber pendanaannya berasal dari sumber
dana jangka menengah karena adanya keperluan yang ternyata tidak bisa
dipenuhi oleh pendanaan jangka pendek namun terlalu berlebih atau terlalu
sulit didapatkan dengan skema pendanaan jangka panjang. Rentang waktu
dalam pengembalian sumber dana jangka menengah adalah lebih dari satu
tahun buku akutansi dan tidak lebih dari lima tahun buku. Contoh dari
pendanaan jangka menengah adalah leasing, term loan, equipment loan.
3) Sumber Dana Jangka Panjang
Manajer keuangan memilih menggunakan pendanaan jangka panjang
umumnya karena perusahaan akan melakukan ekspansi usaha yang masih
dalam skala perusahaan tersebut. Strategis bagi perusahaan. Walaupun
banyak alasan-alasan lain yang selain itu. Yang memerlukan pendanaan
dalam jumlah yang cenderung besar bagi perusahaan. Contohnya,
perusahaan yang akan melakukan ekspansi usaha dengan mengakuisisi
perusahaan sejenis atau perusahaan suplier, membeli atau membangun
aset aset tetap jangka panjang seperti tanah, pabrik, mesin ataupun proyek
konstruksi yang lain.
PERTEMUAN 11
ASPEK LEGAL DAN ETIKA BISNIS

A. Pengertian Aspek Legal


Pesatnya perkembangan kegiatan bisnis di Indonesia, banyak kalangan
pengusaha tidak lagi bertindak sendiri menjalankan perusahaannya, melainkan
mereka bersama-sama mendirikan persekutuan-persekutuan dan perseroan-
perseroan diantaranya adalah persekutuan perdata, firma, persekutuan komonditer,
perseroan terbatas, dan koperasi.
Perusahaan selalu terhubung dengan pihak ketiga dan ingin melindungi
perusahaan yang dijalankan secara jujur ("te goeder trouw"), maka sangat penting
arti legalitas suatu perusahaan dalam kegiatan bisnis, karena legalitas perusahaan
merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu perusahaan sehingga
diakui oleh masyarakat.
Banyaknya perusahaan yang didirikan tanpa melegalkan perusahaan, sangat
merugikan perusahaan lain yang menjalankan kegiatan bisnisnya secara jujur, maka
harus diketahui apa saja bentuk dan cara memperoleh legalitas perusahaan, dan
apa manfaatnya melegalasikan perusahaan. Bentuk-bentuk legalitas perusahaan
ada beberapa jenis jati diri yang melegalkan badan usaha, diantaranya yaitu:
1. Nama Perusahaan
Nama Perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya. Nama perusahaan ini melekat pada bentuk badan
usaha atau perusahaan tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan
sebagai perusahaan tertentu, dan dapat membedakan perusahaan itu
dengan perusahaan yang lain. Karena melekat pada perusahaan, nama
perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan tersebut. Kalau
perusahaannya lenyap, nama perusahaan itu pun menjadi lenyap pula.
Nama perusahaan dapat diberi dengan cara sebagai berikut:
a. Berdasarkan nama pribadi pengusaha
b. Berdasarkan jenis usaha yang dilakukannya
c. Berdasarakan tujuan didirikannya.
2. Merek
Merek adalah alat untuk membedakan barang dan jasa yang diproduksi oleh
suatu perusahaan. Ketentuan tentang merek diatur dalam Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 tentang Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama,
kata, huruf-huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut
yang memiliki daya pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa. Syarat merek dapat disebut merek jika memenuhi syarat
mutlak berupa adanya daya pembeda yang cukup (capable of
distinguishing), maksudnya tanda yang dipakai (sign) tersebut mempunyai
kekuatan yang membedakan barang dan jasa yang diproduksi sesuatu
perusahaan dari perusahaan lainnya. Syarat dan Tata Cara Permohonan
Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001:
a. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia, untuk merek
bahasa asing atau di dalamnya terdapat huruf selain huruf Latin wajib
disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri
bukti pembayaran biaya.
c. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat
diajukan dalam satu permohonan yang diatur dengan peraturan
pemerintah. Dalam surat permohonan harus dicantumkan:
 Tanggal, bulan, dan tahun
 Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
d. Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan mengajukan
merek melalui kuasa
e. Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya
menggunakna unsur- unsur warna;
f. Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali
dalam hal permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Setiap perusahaan yang melakukan
kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki Surat Izin Perusahaan Dagang
(SIUP), yaitu surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan secara sah, baik itu perusahaan kecil, perusahaan menengah,
apalagi perusahaan besar, terkecuali perusahaan kecil perorangan. Tata
cara dan prosedur mengajukan SIUP pemilik/penanggung jawab
perusahaan harus mengisi dan menandatangani SPI dan melampirinya
dengan dokumendokumen sebagai berikut:
a. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan/ Akte Notaris dan
pengesahan dari Departemen Kehakiman atau instansi yang
berwenang bagi perusahaan berbadan hukum.
b. Salinan/copy Surat Pendirian Perusahaan/Akte Notaris yang terdaftar
pada Pengadilan Negeri bagi perusahaan yang berbentuk persekutuan.
c. Salinan/copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemerintah Daerah
bila diwajibkan oleh UU Gangguan/Hinder Ordonnantie (HO) dan bagi
yang tidak disyaratkan cukup dengan Surat Keterangan Tempat Usaha
dari pejabat setempat.
d. Copy KTP pemilik pemilik/penanggung jawab perusahaan.
e. Pas foto dua lembar ukuran 3 x4 dari pemilik/pengurus perusahaan.
f. Copy bukti pembayaran Uang Jaminan dan Biaya Administrasi.

Pembekuan dan Pencabutan SIUP dapat dibekukan dalam hal perusahaan


yang bersangkutan:
a. Sedang diperiksa di sidang pengadilan karena didakwa melakukan tindak
pidana ekonomi atau perbuatan lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya,
yang didasarkan bukti adanya pemeriksaan yang dikeluarkan oleh pengadilan.
b. Telah mendapat peringatan tertulis sebanyak tiga kali dari pejabat yang
berwenang menerbitkan SIUP karena melanggar ketentuan:
 Tidak melaporkan mengenai penghentian kegiatan usahanya/ penutupan
perusahaannya, termasuk kantor cabang/perwakilan perusahaan.
 Tidak melaporkan pembukaan kantor cabang/perwakilan perusahaan.
 Tidak memberikan data/informasi mengenai kegiatan usahanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
 Tidak memenuhi kewajiban pajak kepada pemerintah sesuai ketentuan yang
berlaku yang didasarkan permintaan tertulis dar Kantor Pelayanan Pajak
setempat.

Jangka waktu pembekuan SIUP paling lama satu tahun, kecuali masih dalam
proses pemeriksaan badan peradilan. Pembekuan ini dilakukan oleh Kepala Kanwil
DepDag atau Kepala Kantor DepDag yang menerbitkan SIUP, atau yang mewakili
dengan menerbitkan SK. SIUP yang dibekukan dapat dicairkan apabila:
a. Perusahaan yang bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak
pidana ekonomi sesuai keputusan badan peradilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
b. Perusahaan yang bersangkutan telah mengindahkan teguran dan
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

SIUP dicabut apabila perusahaan pemegangnya:


a. Telah dijatuhi hukuman oleh badan peradilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
b. Tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan perdagangan, yaitu:
 Tidak memenuhi lagi persyaratan untuk memperoleh SIUP.
 Menyalahgunakan SIUP yang menyimpang dari bidang usaha dan jenis
kegiatan usaha yang tercantum dalam SIUP-nya.
 Melanggar larangan di bidang perdagangan sesuai ketentuan yang
berlaku.
Pencabutan SIUP dilaksanakan oleh Kepala Dinas yang bertanggung jawab di
bidang perdagangan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu setempat. Perusahaan yang telah dicabut SIUP-nya
dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh SIUP baru setelah satu tahun
sejak tanggal pencabutan dan apabila disetujui permohonannya tersebut,
diperlakukan sebagai perusahaan baru.
Berdasarkan ketentuan dari pemerintah dan keuntungan-keuntungan yang
diperoleh nantinya, seorang pengusaha yang mengurus legalitas perusahaannya.
Dengan proses yang tidak terlalu rumit dan biaya yang tidak terlalu besar,
pengusaha sudah mendapatkan jaminan keberlangsungan perusahaannya.
Dengan dimilikinya surat-surat izin sebagai bentuk legalitas perusahaan, maka
akan diperoleh beberapa manfaat diantaranya:
a) Sarana perlindungan hukum
Seorang pengusaha yang telah melegalkan perusahaannya akan terhidar dari
tindakan pembongkaran atau penertiban dari pihak berwajib, sehingga
memberikan rasa amandan nyaman akan keberlangsungan usahanya
b) Sarana Promosi
Dengan mengurus dokumen-dokumen legalitas tersebut, secara tidak langsung
pengusaha telah melakukan serangkaian promosi.
c) Bukti kepatuhan terhadap hukum
Dengan memiliki unsur legalitas tersebut menandakan bahwa pengusaha telah
mematuhi aturan hukum yang berlaku, secara tidak langsung ia telah
menegakkan budaya disiplin pada dirinya.
d) Mempermudah mendapatkan suatu proyek
Dalam suatu tender, selalu mensyaratkan bahwa perusahaan harus memiliki
dokumen-dokumen hukum yang menyatakan pelegalan perusahaan tersebut.
Sehingga hal ini sangat penting nantinya untuk sarana pengembangan usaha.
e) Mempermudah pengembangan usaha
Untuk pengembangan usaha pasti diperlukan dana yang cukup besar untuk
merealisasikannya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan proses
peminjaman kepada pihak bank, dan dokumen-dokumen legalitas ini akan
menjadi salah satu persyaratan yang diajukan pihak bank.

B. Pengertian HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)


Secara sederhana kekayaan intelektual (KI) merupakan kekayaan yang timbul
atau lahir dari kemampuan intelektual manusia. Karya-karya yang timbul atau lahir
dari kemampuan intelektual manusia dapat berupa karya-karya di bidang teknologi,
ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya-karya tersebut dilahirkan atau dihasilkan
atas kemampuan intelektual manusia melalui curahan waktu, tenaga, pikiran, daya
cipta, rasa dan karsanya. Hal tersebut yang membedakan kekayaan intelektual
dengan jenis kekayaan lain yang juga dapat dimiliki oleh manusia tetapi tidak
dihasilkan oleh intelektualitas manusia.
Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui HKI secara umum
meliputi:
1. Memberi kejelasan hukum mengenai hubungan antara kekayaan dengan
inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang
menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima
akibat pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu;
2. Memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau upaya
menciptakan suatu karya intelektual;
3. Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI
yang terbuka bagi masyarakat;
4. Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual
serta alih teknologi melalui paten;
5. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena adanya
jaminan dari negara bahwa pelaksanaan karya intelektual hanya diberikan
kepada yang berhak.
Permasalahan HKI merupakan permasalahan yang terus berkembang dan hal
tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
HKI telah menjadi bagian penting bagi suatu negara untuk menjaga keunggulan
industri dan perdagangannya. Menurut Munaf (2001), peran HKI pada saat ini cukup
penting, antara lain:
a) Sebagai alat persaingan dagang, terutama bagi negara maju agar tetap dapat
menjaga posisinya menguasai pasar internasional dengan produk barangnya;
b) Alat pendorong kemajuan IPTEK dengan inovasi-inovasi baru yang dapat
diindustrikan; dan
c) Alat peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat, khususnya para
peneliti yang mempunyai temuan yang diindustrikan yaitu dengan
mendapatkan imbalan berupa royalti.
Bagi dunia industri, memahami sistem HKI tidak hanya berhubungan dengan
perlindungan kekayaan intelektual tetapi juga menjamin agar tidak melanggar HKI
orang lain. Kecenderungan pasar global telah mendorong pengembangan sistem
peraturan global, termasuk dalam bidang HKI.
Agar dapat kompetitif dalam pasar global, para industriawan harus tahu dan
mengikuti peraturan perdagangan yang berkembang dan diterapkan di negara
tujuan pasar termasuk yang berhubungan dengan HKI. Kepabeanan beberapa
negara juga meminta persyaratan agar dokumen HKI dapat dilampirkan pada
dokumen wajib dan tambahan. Kegagalan memahami peraturan di negara tujuan
pasar dapat menyebabkan kesulitan bagi produk-produk Indonesia khususnya
dalam memasuki pasar luar negeri dan jika produk-produk tersebut berhasil masuk,
resiko dituntut oleh pemegang hak atas kekayaan intelektual suatu produk di pasar
luar negeri sangat tinggi. Manfaat utama yang diberikan sistem HKI bagi peneliti dan
industri yaitu:
 Dapat mengetahui informasi dan melihat perkembangan sebagian besar
pengetahuan dan teknologi terbaru.
 Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak
ketiga. Hal ini diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada penemu atau
investor untuk mendapat manfaat/imbalan keuangan yang cukup atas
upaya/investasi dalam menciptakan karya intelektual tersebut.
 Sistem HKI juga memberikan peluang bagi suatu industri untuk melakukan
monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu dan dapat membangun entry
barrier bagi kompetitor-nya.
 HKI sebagai aset (intangible) bisnis juga dapat menjadi income generating bagi
suatu industri melalui lisensi, penjualan atau komersialisasi HKI, dan akan
meningkatkan nilai suatu industri di mata investor dan lembaga keuangan.
HKI sebagai instrumen hukum untuk melindungi kekayaan intelektual terdiri
dari dua pembagian besar, yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Selanjutnya
dalam Hak Kekayaan Industri tercakup Paten, Merek dan Indikasi Geografis,
Rahasia dagang, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan
Perlindungan Varietas Tanaman.
1. Hak Cipta (Copyright)
UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta
adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan,
seni dan sastra yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan diberikan
pada ide, prosedur, metode atau konsep yang telah dituangkan dalam wujud
tetap. Untuk mendapatkan perlindungan melalui Hak Cipta, tidak ada
keharusan untuk mendaftarkan. Pendaftaran hanya semata-mata untuk
keperluan pembuktian belaka. Dengan demikian, begitu suatu ciptaan
berwujud, maka secara otomatis Hak Cipta melekat pada ciptaan tersebut.
Biasanya publikasi dilakukan dengan mencantumkan tanda Hak Cipta ©.
Perlindungan hukum terhadap pemegang Hak Cipta dimaksudkan sebagai
upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik bagi tumbuh dan
berkembangnya semangat mencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra.
2. Paten
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang
teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa
proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.
3. Merek/Indikasi Geografis
Merek memberikan fungsi untuk membedakan suatu produk dengan produk
lain dengan memberikan tanda, seperti yang didefinisikan pada Pasal 1
Undang-Undang Merek (Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001). Tanda
tersebut harus memiliki daya pembeda dan digunakan dalam perdagangan
barang atau jasa. Dalam prakteknya merek digunakan untuk membangun
loyalitas konsumen. Hal ini sering dapat dinilai merupakan perlindungan
yang lebih “strategis” dalam bisnis dibandingkan paten, yang masa
perlindungannya terbatas.
4. Desain Industri
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri menyebutkan bahwa Desain Industri adalah suatu kreasi tentang
bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna,
atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
5. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Undang-Undang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu membagi pengertian
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu menjadi dua bagian:
a) Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah
jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurangkurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif,
yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara
terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik.
b) Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi
dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut
dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.
Dengan demikian, yang diberi perlindungan adalah desain sirkuit terpadu
yang menghasilkan fungsi elektronik.
6. Rahasia Dagang
Seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Rahasia Dagang
(Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000), Rahasia Dagang adalah informasi
yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
7. Perlindungan Varietas Tanaman
Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan
kepada pemulia dan/atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri
varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau
badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu (Pasal 1
ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman). Dengan demikian perlindungan diberikan terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman. PVT ini merupakan jawaban dari alternatif perlindungan
terhadap tanaman yang diberikan oleh TRIPs.

C. Peranan Etika dalam Bisnis


Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup
bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku,
dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Berikut ini beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli :
1. Menurut Zimmerer (1996:20), Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai–nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
2. Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (2000:80), Etika bisnis adalah
istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika
seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
3. Menurut Velasquez (2005), Etika Bisnis merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
4. Menurut Hill dan Jones (1998), Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan
kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang
kompleks.

Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan
biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu :
 Memiliki produk yang baik
 Memiliki managemen yang baik
 Memiliki Etika
Ke tiga aspek pokok tersebut dapat dijabarkan melalui 3 (tiga) sudut pandang
bisnis yaitu :
1. Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya interaksi
antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan konsumen,
produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia
ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan
ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi
dilakukan melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak. Dari sudut
pandang ekonomis, good business adalah bisnis yang bukan saja
menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
2. Sudut pandang etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Kita harus
menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa
dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan
hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
3. Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum
modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan
bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga
merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan
pasti daripada etika, karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan
ada sanksi tertentu bila terjadi pelanggaran. Bahkan pada zaman kekaisaran
Roma, ada pepatah terkenal : “Quid leges sine moribus” yang artinya : “apa
artinya undang-undang kalau tidak disertai moralitas.

Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat, selain mempertaruhkan


barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga membutuhkan etika yang
setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Etika bisnis berperan penting dalam memberikan kepercayaan terhadap kelompok
atau individu yang berkepentingan dengan jalannya perusahaan.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis yaitu
menentukan keberlangsungan dari suatu bisnis, selalu relevan sepanjang masa,
sangat berperan bagi kemajuan suatu bangsa, menentukan kemakmuran ekonomi
rakyat. Dengan ditanamkannya etika bisnis di dalam kegiatan bisnis, maka bisnis
tersebut akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis itu sendiri.
PERTEMUAN 12 – 14
PROPOSAL USAHA

A. Penyusunan Proposal Usaha


Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan
dilakukan. Proposal usaha diperlukan sebagai acuan terhadap pelaksanaan
kegiatan usaha. Walaupun usaha tersebut dilakukan oleh pribadi, proposal tetap
diperlukan untuk mengevaluasi jalannya usaha secara obyektif. Evaluasi secara
obyektif diperlukan agar pengelola usaha dapat menilai sejauh mana keberhasilan
dan apa yang menjadi penyebab kegagalan agar dapat dijadikan evaluasi dimasa
yang akan datang. Proposal usaha mempunyai beberapa definisi antara lain:
1. Proposal sebagai dokumen.
Proposal usaha merupakan dokumen tertulis yang dibuat oleh wirausaha yang
memuat rencana secara rinci usaha baru yang akan dijalankan.
2. Proposal usaha sebagai media komunikasi.
Proposal usaha dapat digunakan sebagai media komunikasi bagi wirausaha
karena memuat profit bisnis yang akan dijalankan.
3. Proposal usaha untuk melihat sasaran usaha.
Proposal dapat untuk melihat sasaran usaha karena memuat apa yang ingin
dicapai oleh perusahaan.
4. Proposal usaha untuk melihat strategi usaha.
Proposal usaha dapat untuk melihat strategi usaha karena memuat arah
tindakan atau cara untuk mencapai sasaran usaha.
Beberapa hal yang perlu dicantumkan dan dijelaskan dalam sebuah proposal usaha
yaitu:
1. Hasil study kelayakan usaha
2. Penelitian dan pengembangan
3. Masalah pabrik
4. Managemen usaha
5. Pemasaran
6. Resiko yang dihadapi
7. Masalah finansial, misalnya kebutuhan investasi atau modal, biaya operasional
dan estimasi keuntungan
8. Penjadwalan waktu usaha.
Alasan penting penyusunan proposal usaha
1. Dengan disusunnya proposal usaha merupakan pernyataan inisiatif calon
wirausaha untuk membuka usaha.
2. Dengan disusunnya proposal usaha merupakan fokus tujuan yang ingin dicapai
oleh personil-personil yang ada dalam perusahaan.
3. Dengan disusunnya proposal usaha mengundang oran-orang atau pihak-pihak
tertentu yang berpotensi untuk bergabung dan bekerjasama dalam usaha.
4. Dengan disusunnya proposal usaha dapat digunakan untuk mengatur
kerjasama dengan perusahaan lainnya.
 Manfaat Proposal Usaha
1. Sebagai pedoman pelaksanaan program usaha.
2. Sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha.
3. Sebagai alat untuk analisa dan evaluasi keuangan.
4. Sebagai alat untuk analisa resiko dan competitor.
5. Sebagai bahan pengajuan dana wirausaha.
 Faktor-faktor penyusunan proposal usaha
a) Tujuan harus realistis
Tujuan yang ingin dicapai harus spesifik, dapat dicapai dan diukur, serta ada
kesamaan waktu dan parameter pengukurannya.
b) Fleksibel/luwes
Kondisi lingkungan usaha selalu berubah/dinamis, sehingga penyusunan
proposal pun harus fleksibel, dan memungkinkan adanya alternative strategi.
c) Batasan waktu
Proposal usaha selalu mengandung tujuan utama, yaitu tujuan jangka panjang
dan sub tujuan, berupa tujuan jangka pendek yang hendak dicapai.
d) Komitmen
Penyusunan proposal untuk selanjutnya pendirian usaha perlu mendapat
dukungan dari berbagai pihak, seperti keluarga mitra bisnis, karyawan, dan
pihak lain yang terlibat didalamnya.
 Pihak-pihak Yang Membutuhkan Proposal Usaha
Ada beberapa pihak yang membutuhkan proposal usha sebagai berikut :
1. Pengusaha
Bagi pengusaha, proposal usaha merupakan dokumen tertulis lengkap dan
rinci tentang perencanaan usaha (business plan) yang akan dilakukan dan
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pelaksanaan dari usaha yang
direncanakan.
2. Investor
Bagi investor, proposal usaha merupakan gambaran tentang prospek usaha
dan kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh. Karena itu
sebuah proposal usaha bagi investor akan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kemungkinan ikut berinvestasi dalam usaha
yang direncankan dalam proposal usaha tersebut.
3. Perbankan/Lembaga Keuangan
Melalui proposal usaha pihak perbankan dapat menilai mengenai prospek
kesinambungan serta kemampuan usaha yang direncanakan dalam membayar
semua kewajiaban finansialnya. Karena itu bagi pihak perbankan, proposal
usaha digubakan sebagai dasar penilaian untuk menentukan penyaluran kredit
bagi pendanaan usaha tersebut.
4. Pemerintah
Melalui proposal usaha, pemerintah dapat menilai mengenai sumbangan usaha
yang akan dilaksanakan terhadap kegiatan ekonomi maupun dampak social
yang ditimbulkan bagi masyarakat secara keseluruhan.
B. Kerangka Proposal Usaha
Pada prinsipnya tidak ada peraturan baku dalam menyusun kerangka proposal
usaha, maka kerangka berikut ini dikemukakan dengan menyesuaikan kebutuhan
yang ada. Model kerangka proposal usaha :
 Halaman depan nama dan alamat perusahaan dan orang yang bertanggung
jawab.
 Daftar isi (memuat isi draft proposal dengan nomor halaman)
Bab I Pendahuluan
A. Nama dan alamat perusahaan
B. Nama dan alamat pemilik
C. Informasi usaha
Bab II Aspek Usaha
A. Deskripsi umum usaha
B. Latar belakang usaha
C. Struktur organisasi
D. Struktur pemilik modal
E. Spespikasi usaha yang dijalankan
Bab III Aspek Pemasaran
A. Potensi pasar
B. Kondisi pesaing
C. Strategi pemasaran
Bab IV Aspek Penjualan
A. Penetapan harga
B. Sistem penjualan
C. Sistem distribusi
D. Promosi
Bab V Aspek Manajemen
A. Resiko dan hambatan
B. Tindakan alternatif
Bab VI Aspek Produksi
A. Bahan-bahan produksi
B. Alat-alat produksi
C. Tenaga kerja
D. Proses produksi
E. Kualitas produk
F. Kuantitas produk
Bab VII Aspek Keuangan
A. Neraca awal
B. Proyeksi aliran kas
C. Analisa titik impas (break event point)
D. Sumber permodalan
Lampiran : A. Data studi kelayakan
B. Dokumen-dokumen perjanjian
Pada dasarnya, proposal usaha memuat hal hal sebagai berikut.
1. Bagian Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang mengapa kegiatan usaha layak dijalankan.
Bagian pendahuluan berisi :
- Nama atau usulan nama kegiatan usaha
- Jenis usaha yang dijalankan
- Alasan pemilihan jenis usaha
- Badan hukum kegiatan usaha
- Peluang usaha
- Lokasi, dan
- Tingkat persaingan.
2. Isi Proposal, yang berisi :
- Modal, peralatan dan keakhlian yang diperlukan
- Perhitungan pendapatan dalam berbagai alternative
- Perhitungan pengeluaran dalam berbagai alternative
- Perhitungan laba/rugi dalam berbagai alternative
- Resiko yang mungkin timbul, dan
- Cara menghadapi resiko.
3. Penutup Proposal, yang berisi :
- Kemungkinan perluasan usaha
- Penekanan kembali bahwa jenis usaha tersebut mempunyai prospek yang
menjanjikan

Contoh Isi Draft Proposal


BAB I PENDAHULUAN
A. Nama dan Alamat Perusahaan
Jenis Usaha yang akan dijalankan adalah usaha perseorangan dengan nama “TOKO
LARIS” beralamatkan Jl. Melati No. 7 Semarapura
B. Nama dan Alamat Pemilik
Pemilik usaha pertokoan adalah
Nama : Agus Rai
Usia : 25 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jln. Gajah Mada No. 12 Semarapura
C. Informasi usaha
Perusahaan yang dijalanknan merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di
bidang perdagangan barang-barang konsumsi berupa toko pengecer.
BAB II JENIS USAHA
A. Deskripsi Umum Usaha
Usaha yang dijalankan merupakan usaha dagang barang-barang kebutuhan konsumsi,
misalnya masyarakat di pemukiman perumahan rakyat dengan status ekonomi menengah
ke bawah, dengan jumlah penduduk sekitar 1200 jiwa.
B. Latar Belakang Usaha
Usaha ini dipilih untuk dijalankan dengan berbagai pertimbangan seperti lokasi usaha
yang strategis dengan modal dan ketrampilan yang memadai.
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan bentuk badan usaha yang dipilih yaitu perusahaan perseorangan, maka
pemimpin perusahaan dipegang oleh pemilik dengan mengangkat karyawan 5 orang
yang diberi tugas di bagian administrasi 1 orang, pembukuan 1 orang, pengadaan barang
dagangan 1 orang, dan penjualan 2 orang sesuai dengan keperluan untuk menjalankan
usaha dengan menggunakan struktur organisasi garis.
D. Struktur Pemilik Modal
Modal usaha terdiri dari modal sendiri dan modal asing berupa pinjaman dari BRI
dengan memanfaatkan kredit modal kerja.
E. Spesifikasi Usaha Yang Dijalankan
Spesifikasi usaha yang dijalankan adalah menjual barang-barang konsumsi terutama
sembilan bahan pokok (sembako) secara lengkap dan murah.
BAB III PENGADAAN BARANG DAGANGAN
A. Sumber Barang Dagangan
Barang-barang dagangan sebagai objek usaha diperoleh dari beberapa grosir yang ada di
kota kabupaten yaitu : Toko Kenanga, Toko Sami Laris, Toko Sami Durus.
B. Teknik Pembelian
Pembelian barang dagangan dilakukan dengan sistem :
1. Berkala, sesuai jadwal pembelian berdasarkan perkiraan turn over barang dagangan
per minggu, tri wulan, dan sebagainya.
2. Insidental, menurut kebutuhan berdasarkan persediaan barang dagangan.
Pembelian dilakukan secara langsung, dan secara pesanan melalui surat, atau telepon
oleh pengadaan barang dagangan.
BAB IV PEMASARAN
A. Potensi Pasar
Berdasarkan penelitian, 60 % kepala keluarga di perumahan berpengasilan tetap terdiri
dari pegawai tetap dan karyawan swasta, sehingga memiliki daya beli yang cukup dalam
memenuhi kebutuhan konsumsi.
B. Kondisi Pesaing
Di tempat usha hanya terdapat dua pesaing pedagang eceran dengan modal kerja masing-
masing di bawah Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah), yang dikelola dengan manajemen
sederhana atau manajemen sederhana atau tidak profesional.
C. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang digunakan dengan cara promosi tinggi dan harga melawan.
BAB V PENJUALAN
A. Harga Jual
Harga jual ditetapkan berdasarkan harga perolehan barang dagangan ditambah
keuntungan rata-rata 2 %.
B. Sistem Penjualan
Sistem penjualan yang dipakai dengan cara kontan dan kredit dengan jangka waktu satu
bulan.
C. Sistem Distribusi
Sistem distribusi yang digunakan adalah sistem distribusi langsung, artinya langsung
menjual pada konsumen akhir dan barang-barang langsung diserahkan kepada konsumen
di tempat penjualan atau diantar.
D. Promosi
Promosi yang dilakukan dengan menyebar brosur daftar harga barang kepada konsumen
sasaran.
BAB VI MANAJEMEN
A. Resiko dan Hambatan
Resiko yang perlu diantisipasi adalah terjadinya kredit macet akibat penjualan secara
kredit dan hambatan yang mungkin terjadi adalah perkembangan pesaing yang ada.
B. Tindakan Alternatif
Tindakan alternatif yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi kredit macet adalah
dengan selektif dalam memberikan kredit, dan dalam mengantisipasi hambatan dengan
cara meningkatkan daya saing secara sehat.

BAB VII KEUANGAN


A. Neraca
Neraca awal menunjukkan
Debet :
1.1 Kas Rp. 10.000.000
1.2 Barang dagangan Rp. 15.000.000
1.3 Piutang dagangan Rp. –
1.4 Perabot Rp. 5.000.000 +
Jumlah Rp. 30.000.000

Kredit :
2.1 Utang Rp. 10.000.000
3.1 Modal Rp. 20.000.000 +
Jumlah Rp. 30.000.000
B. Proyeksi Aliran Kas
Proyeksi aliran kas sebesar Rp. 20 juta setiap bulan. Untuk pengadaan barang dagangan
Rp. 15 juta dan gaji/upah karyawan Rp. 5 juta.
C. Analisa Titik Tulang Pokok
Titik tulang pokok terjadi jika harga jual sama dengan harga beli ditambah biaya-biaya
seperti transportasi, tenaga kerja, pajak, dan pelayanan.
D. Sumber Permodalan
Modal usaha terdiri dari :
1. Harta pribadi yang dipisahkan untuk usaha
2. Pinjaman, berupa kredit BRI

LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Data studi kelayakan
B. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Anda mungkin juga menyukai