Anda di halaman 1dari 9

Pengendalian Mutu (Quality Control) Pangan

Pengendalian secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan


manajemen agar pelaksanaan tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Sukarno (1985 : 104) mengatakan bahwa pengendalian adalah tugas
untuk mencocokkan sampai dimana program atau rencana yang telah digariskan
itu dilaksanakan. Lebih lanjut Subardi (1997 : 208) mengatakan bahwa
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran
dan koreksi semua kegiatan dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan
rencana-rencana organisasi dapat terlaksana dengan baik. Pengendalian dapat
pula diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur kebijakan finansial dan
operasional dari suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan
perusahaan tersebut.
Definisi di atas mengandung makna bahwa pengendalian merupakan salah satu
fungsi manajemen yaitu mengusahakan agar segala sesuatu pekerjaan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Mulyadi (1984 : 108)
mengemukakan bahwa pengendalian adalah suatu sistem atau proses dimana
pelaksanaan pengendalian dan tindakan dibandingkan dan hasilnya berfungsi
sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil-hasil
pelaksanaan tersebut. Definisi ini menunjukkan bahwa produk pengendalian
dapat digunakan untuk mengoreksi pekerjaan yang telah dilakukan, kemudian
menetapkan reaksi yang perlu adanya perbaikan atau tidak. Anthony (1992 : 4)
menjelaskan bahwa pengendalian adalah mengarahkan seperangkat variabel
(mesin, manusia, peralatan) ke arah tercapainya tujuan dan sasaran. Menurut
Ibnu Samsi (1994 : 148) pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen
yang dibutuhkan untuk menjamin agar semua keputusan, rencana dan
pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dengan hasil yang baik dan efisien.
Senada dengan pengertian tersebut, Indriyo (1990 : 54) menjelaskan bahwa ada
tiga tahap dalam proses pengendalian :
1. Proses penentuan standar
2. Proses evaluasi dan penilaian
3. Proses perbaikan
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa pengendalian adalah suatu proses atau sistem yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi dari kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan apakah
pekerjaan tersebut dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak, dan jika tidak
harus segera dilakukan perbaikan.
Pengertian mutu
Mutu selalu diindentikkan dengan kualitas, akan tetapi kualitas disini harus
diartikan oleh konsumen. Satu produk yang menurut produsen berkualitas belum
tentu konsumen satu suara bahwa produk tersebut berkualitas. Maka dari itu
tidak cukup mengartikan mutu dengan satu definisi, berikut adalah beberapa
definisi yang berkaitan dengan mutu. Menurut Goetsch dan Davis (1994, p. 4),

mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. J.M.
Juran mengatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau
manfaatnya. Menurut pembendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional
Indonesia (SNI 19-8402-1991), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik
produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang
dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai
spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus
didefenisikan terlebih dahulu. Menurut Deming yang dikutip oleh M.N. Nasution
bahwa mutu adalah: kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus
benar-benar memahami apa yang di butuhkan konsumen atas produk yang
dihasilkannya. Philip crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap
persyaratan. Persyaratan adalah spesifikasi yang telah ditetapkan/ diminta/
diwajibkan/ disepakati dan dapat diukur. Dengan kaitannya dengan konsep fokus
pelanggan, persyaratan diartikan secara lebih luas, yakni mencakup kesesuaian
terhadap kebutuhan, persyaratan, harapan dan persepsi pelanggan. Suatu
produk atau jasa dikatakan bermutu bila memenuhi kebutuhan, persyaratan dan
harapan pelanggan serta dipersepsikan secara positif oleh pelanggan. Japan
Industrial Standard (JIS) mengatakan bahwa Mutu produk sebagai keseluruhan
sifat atau kinerja yang benar yang menjadi sasaran optimasi untuk menentukan
apakah sebuah produk atau jasa memenuhi maksud penggunaan atau tidak.
Feigenbaum mengartikan bahwa mutu adalah keseluruhan karakteristik produk
dan jasa meliputi pemasaran, perencanaan, desain, rekayasa dan pemeliharaan
yang pemanfaatannya sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian mutu
(quality control) adalah merupakan suatu upaya untuk menjamin agar semua
keputusan, rencana dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan,
standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Menurut Muhandri, 2008, Quality
Control (Quality Control) adalah pengawasan mutu produk selama proses
produksi dengan melakukan pemerikasaan secara penuh, dengan tiga langkah
utama, yaitu menilai kinerja operasi, membandingkan dengan satandar, dan
koreksi atau perbaikan
Konsep Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) merupakan sebuah
sistem manajemen strategis terpadu yang melibatkan semua staf dan
menggunakan
metodemetode
kualitatif
dan
kuantitatif
untuk
terus
meningkatkan proses-proses di dalam organisasi demi memenuhi kebutuhan,
keinginan, dan harapan-harapan pelanggan. Secara konseptual, manajemen
kualitas dapat diterapkan baik pada barang maupun jasa, karena yang
ditekankan dalam penerapan manajemen kualitas adalah peningkatan sistem
kualitas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
manajemen kualitas adalah pengembangan sistem kualitas yang terdiri dari:
perencanaan sistem kualitas, pengendalian sistem kualitas, dan peningkatan
sistem kualitas. Pada dasarnya proses industri harus dipandang sebagai suatu
peningkatan terus-menerus (continuous industrial process improvement), yang
dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu

produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada


konsumen. Seterusnya, berdasahnrkan informasi sebagai umpan-balik yang
dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu dapat dikembangkan ide-ide
kreatif untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta
proses produksi yang ada saat ini. Ada lima hal yang harus menjadi perhatian
pada pengembangan Sistem Manajemen Kualitas yaitu fokus pelanggan,
keterlibatan total, tolok ukur, dukungan sistematis, dan peningkatan yang terus
menerus.
Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah pengawasan mutu produk selama
proses produksi dengan melakukan pemerikasaan secara penuh, dengan tiga
langkah utama, yaitu menilai kinerja operasi, membandingkan dengan standar,
dan koreksi atau perbaikan (Muhandri 2008). Quality control bertugas
menentukan standar mutu tertentu terhadap produk dan atau jasa, metode
pengujian untuk standardisasi mutu, infrastruktur pengujian mutu, sumber daya
manusia yang berkompeten dalam melakukan pengujian mutu Quality control
merupakan bagian yang bertugas menjamin mutu dari segi produk dan proses
yang dilakukan selama produksi sehingga pengendalian mutu bagian quality
control mencakup pengendalian mutu pada bagian produksi.
Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Jaminan Mutu (Quality Assurance)adalah kegiatan terus menerus untuk memberi
keyakinan bahwa suatu produk atau jas memenuhi persyaratan tertentu. Hal ini
dilakukan untuk memneri keyakinan kepada konsumen untuk menggunakan
produk tersebut secara terus menerus (Muhandri 2008). Quality Assurance
bertugas menentukan penjaminan tertentu terhadap kinerja unit pabrik,
pengawasan terhadap proses produksi, sumber daya manusia yang berkompoten
dalam pelaksanaan kinerja unit pabrik, dokumentasi dan pencatatan kinerja unit
pabrik, dan pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan. Quality assurance
merupakan bagian yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian
proses produksi untuk menghasilkan produk dengan standar mutu yang telah
ditentukan serta mengadakan penelitian dan pengembangan produk dalam
tujuan meningkatkan kepuasan konsumen sehingga pengendalian mutu pada
quality assurance mencakup pengendalian mutu pada bagian quality control dan
bagian research and development. Pada proses pengawasan quality assurance
bekerjasama dengan bagian quality control yang bertanggung jawab terhadap
bagian produksi dalam menjamin mutu produk yang dihasilkan. Pembagian tugas
dalam quality control dalam mengawasi produksi harus memperhatikan sumber
daya yang tersedia dan volume produksi yang dijalankan. Pembagian tugas
dapat dilakukan dengan memberi tanggung jawab kepada beberapa orang pada
bagian-bagian kritis selama proses produksi seperti prosespenyedia bahan baku,
proses pengalengan, proses pasteurisasi, atau proses packaging. Selain itu
dalam quality control sendiri diperlukan kepala bagian dan asisten kepala bagian
serta bagian administrasi Quality Control yang bertugas mengawasi kinerja staf
Quality Control yang bertugas. Berdasarkan hasil atau data yang diperoleh dari

Quality Control, baik pada bagian produksi atau pada bagian Quality Control
sendiri, dilaporkan pada bagian Quality Assurance untuk kemudian dilakukan
evaluasi dalam hal memperbaiki kualitas atau mempertahankan prestasi yang
telah tercapai. Pengawasan juga dilakukan pada bagian research and
development. Pada bagian ini pengawasan dapat langsung dilakukan oleh
Quality
Assurance
atau
dengan
bantuan
Quality
Control
dengan
mempertimbangkan sistem mutu yang diterapkan. Pengembangan produk baru
sebagai upaya menjaga kualitas produk pada bagian research and development
merupakan salah satu proses untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap
mutu dan kualitas perusahaan, sehingga pengawasan dapat langsung dilakukan
oleh Quality Assurance. Pada bagian ini hal yang perlu diperhatikan adalah:

Pengembangan dan penelitian formulasi produk baru


Pengawasan dan pengendalian pada bagian produksi pengembangan
produk diantaranya pada bahan baku, alur proses, produk akhir, dan
gudang.
Pengawasan mutu produk dengan pengujian produk akhir

Penggunaan form pencatatan selama proses pengawasan sangat berguna dalam


memberikan masukan pada manajemen tentang peningkatan kualitas dan
perbaikan kinerja. Selain itu, form yang digunakan dapat menjadi dokumen
untuk menelusuri kemungkinan kesalahan prosedur jika terdapat pengaduan dari
konsumen. Form pencatatan dalam upaya menjaga kualitas produk diantaranya
form kualitas bahan baku, form kontaminan, form alur proses, form
pasteurisasi,atau form packaging.
Manajemen Mutu (Quality Manajement )
Manajemen Mutu (Quality Manajement)adalah upaya pengembangan untuk
mengarahkan dan mengendalikan suatu usaha perusahaan berkaitan dengan
mutu sehingga produk dan jasa yang dihasilkan mencapai tingkat yang ekonomis
dan memuaskan pelanggan (Muhandri 2008). Adapun tugas Quality Manajement
adalah menentukan standar sistem manajemen mutu terhadap kinerja
perusahaan, pencatatan dan dokumentasi kerja, peningkatan standar mutu
dengan perbaikan berkelanjutan, dan perencanaan mengenai standar mutu
perusahaan. Diantara Quality Manajement yang ada antara lain adalah TQM dan
Quality Manajement System (QMS) ISO 9001:2008, Six Sigma, sertifikasi Halal,
akreditasi Laboratorium, sertifikasi produk, dan HACCP.
Penetapan Sasaran Mutu
Persyaratan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 manajemen puncak
harus:

menetapkan sasaran mutu yang terukur pada setiap fungsi dan tingkatan
yang relevan
sasaran mutu harus termasuk sa-saran mutu produk
sasaran mutu harus konsisten dengan kebijakan mutu (SMM ISO
9001:2008)

Sistem Manajemen Mutu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan


kebijakan mutu dan sasaran mutu. Sistem Manajemen Mutu didefinisikan
sebagai sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
dalam hal mutu. Oleh karena itu, seluruh kegiatan fungsi manajmen harus
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu, sasaran mutu dan tanggung
jawab. Dengan demikian, Sistem Manajemen Mutu merupakan hubungan timbal
baik antara sumber daya dengan kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk
menentukan sasaran mutu. Sedangkan definisi kebijakan mutu menurut ISO
9000:2000 adalah maksud dan arahan organisasi secara menyeluruh yang
terkait dengan mutu, seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan
puncak. Kebijakan mutu dan sasaran mutu ditetapkan oleh organisasi untuk
memberikan fokus perhatian dan mengarahkan organisasi pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Keduanya menentukan hasil yang diinginkan dan
membantu organisasi dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai hasil yang baik. Perencanaan strategis organisasi dan kebijakan mutu
menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaran mutu.
Berdasarkan ISO 9001:2008, sasaran mutu adalah sesuatu yang dicari atau
dituju berkaitan dengan mutu. Dengan demikian manajemen puncak hendaknya
menetapkan sasaran mutu yang menuju perbaikan kinerja organisasi. Dalam
menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu, Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2000 mengharuskan bahwa sasaran tersebut haruslah SMART. Definisi
dari SMART tersebut antara lain:
1) Specifik (spesifik, khusus)
2) Measurable (terukur dan terhitung)
3) Achievable (dapat tercapai)
4) Realistic (realistis, wajar)
5) Time Frame (berjangka waktu). (Rudi Suardi, 2003:81)
Sasaran mutu harus Specifik dalam artian bahwa sasaran mutu harus mengarah
pada target yang spesifik dan jelas. Measurable berarti bahwa sasaran mutu
haruslah dapat diukur dan dihitung. Achievable mengandung pengertian bahwa
target sasaran mutu haruslah sesuatu yang mungkin dan bisa dicapai. Sasaran
mutu harus Realistic bahwa sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan dengan
fungsi dari organisasi atau orang yang diberikan sebuah target. Sedangkan
sasaran mutu harus Time Frame mengandung pengertian bahwa dalam
menetapkan sasaran mutu diperlukan adanya batasan waktu kapan sasaran
mutu tersebut harus tercapai. Sasaran mutu harus dibuat sejak proses mulai
direncanakan dan harus konsisten dengan kebijakan mutu dan konsisten dengan
perbaikan yang berkesinambungan serta dalam pencapainnnya harus terukur,
sehingga memungkinkan tinjauan oleh manajemen secara efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaannya, manajemen puncak harus memastikan bahwa sasaran
mutu, termasuk yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan
peraturan perundang-undangan, ditetapkan menurut fungsi dan tingkat yang
relevan dalam organisasi.

Kegiatan Pengawasan Mutu Pangan


Menurut Suardi (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai
dengan yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka
mengacu secara umum dapat ditempuh upaya-upaya berikut, khususnya yang
menyangkut hubungan antar penjamin mutu, yaitu:
1. Pengadaan bahan baku
2. Pengendalian Produksi
3. Pengemasan
4. Penyimpanan dan Penanganan Produk Jadi
5. Keamananan dan Tanggung Jawab Produk
Kadarisman (1996), secara teknis dalam rangka upaya mempertahankan kualitas
produk pangan, hubungan antar ketiga penjamin mutu menjadi sangat penting.
Kerjasama antar ketiga bagian tersebut akan terlihat baik dari sistem dan
peraturan yangditerapkan. Upaya-upaya sebagai berikut, diantaranya:
Dokumentasi Sistem Mutu
Perusahaan harus membangun dan mempertahankan suatu sistem mutu tertulis
(terdokumentasi), dengan pengertian hal ini akan menjamin produk-produknya
esuai dengan persyaratan tertentu. Sistem mutu tertulis ini membuat jaminan
mutu bersifat lebih melembaga sebab dokumentasi ini dilakukan menyeluruh
terhadap pedoman, prosedur dan instruksi kerja. Sistem mutu tertulis bukan
sekedar merupakan sesuatu yang diinginkan saja tetapi harus dikerjakan di
lapangan. Sistem mutu terdiri dari manual, prosedur, instruksi kerja, formatformat dan record. Penulisan sistem mutu sebaiknya melibatkan semua
karyawan karena mereka nantinya yang akan mengerjakan dan hasil kerjanya
mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan perusahaan.

Pengendalian Rancangan
Mutu produk sejak awal tergantung kepada rancangan produk tersebut. Tanpa
merancang mutu kedalam suatu produk, akan sulit mencapai mutu tersebut
selama produksi. Tujuan utama seorang perancang adalah menciptakan suatu
produk yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara penuh yang dapat
diproduksi pada tingkat harga yang bersaing. Dengan demikian, proses
perancangan yang meliputi perencanaan, verifikasi, kaji ulang, perubahan dan
dokumentasi menjadi sangat penting, terutama untuk produk-produk yang
mempunyai rancangan rumit dan memerlukan ketelitian.
Pengendalian Dokumen
Dalam penerapan sistem standar jaminan mutu, perusahaan dituntut untuk
menyusun dan memelihara prosedur pengendalian semua dokumen dan data

yang berkaitan dengan sistem mutu. Tujuan pengendalian dokumen adalah


untuk memastikan bahwa para pelaksana tugas sadar akan adanya dokumendokumen yang mengatur tugas mereka. Perusahaan harus menjamin seluruh
dokumen tersedia pada titik-titik dimana mereka dibutuhkan.
Pengendalian Pembelian
Pembelian bahan hampir seluruhnya berdampak kepada mutu produk akhir
sehingga harus dikendalikan dengan baik. Perusahaan harus memastikan bahwa
semua bahan dan jasa yang diperoleh dari sumber-sumber di luar perusahaan
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Pengendalian Produk yang Dipasok
Adakalanya pembeli produk, mensyaratkan penggunaan produknya untuk
digunakan dalam rangka memenuhi persyaratan kontrak. Perusahaan
bertanggung
jawab
terhadap
pencegahan
kerusakan
pemeliharaan,
penyimpangan, penanganan dan penggunaannya selama barang tersebut dalam
tanggung jawabnya.
Identifikasi Produk dan Kemampuan Telusur
Identifikasi suatu produk dan prosedur penelusuran produk merupakan
persyaratan penting sistem mutu untuk keperluan identifikasi produk dan
mencegah tercampur selama proses, menjamin hanya bahan yang memenuhi
syarat yang digunakan, membantu analisis kegagalan dan melakukan tindakan
koreksi, memungkinkan penarikan produk cacat/rusak dari pasar serta untuk
memungkinkan penggunaan bahan yang tidak tahan lama digunakan dengan
prinsip FIFO (First In First Out).
Pengendalian Proses
Pengendalian proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup seluruh
faktor yang berdampak terhadap proses seperti parameter proses, peralatan,
bahan, personil dan kondisi lingkungan proses.

Inspeksi dan Pengujian


Meskipun penekanan pengendalian mutu telah beralih pada kegiatankegiatan
pencegahan dalam tahap sebelum produksi (perancangan, rekayasa proses dan
pembelian) inspeksi dengan intensitas tertentu tidak dapat dihindari dalam
sistem mutu.
Inspeksi, Pengukuran dan Peralatan Uji

Pengukuran atau kegiatan pengujian bermanfaat jika hasil pengukuran dapat


diandalkan. Untuk itu alat pengukur atau alat uji harus memenuhi kecermatan
dan konsistensi jika dioperasikan pada kondisi yang biasa digunakan.
Inspeksi dan Status Pengujian
Tujuan utama sistem mutu adalah untuk memastikan hanya produk-produk yang
memenuhi spesifikasi sesuai kesepakatan yang dikirim ke pelanggan. Sering
dalam suatu pabrik yang besar, produk yang memenuhi spesifikasi, yang belum
diperiksa dan yang tidak memenuhi spesifikasi berada pada tempat yang
berdekatan sehingga mungkin bercampur. Dengan demikian status inspeksi
suatu produk harus jelas yaitu :

produk belum diperiksa


produk sudah diperiksa dan diterima
produk sudah diperiksa tetapi ditolak

Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai


Dalam sistem produksi harus dapat disingkirkan produk-produk yang tidak
sesuai. Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan mempunyai
prosedur tertulis untuk mencegah terkirimnya produk-produk yang tidak sesuai
kepada konsumen. Jika produk yang tidak sesuai terdeteksi pada tahap produksi,
prosedur yang ada harus tidak membiarkan produk tersebut diproses lebih
lanjut.
Tindakan Koreksi
Setiap kegiatan atau sistem operasi dapat saja menyimpang dari kondisi operasi
standar (prosedur) karena berbagai alasan sehingga menghasilkan produk yang
tidak sesuai. Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan perusahaan
mempunyai sistem institusional untuk memonitor kegiatan produksi atau proses.
Jika ketidaksesuaian diketahui, tindakan koreksi harus dilakukan segera agar
sistem operasi kembali kepada standar.
Penanganan, Penyimpanan, Pengemasan dan Pengiriman
Perusahaan manufaktur terlibat dengan berbagai bahan dan produk, baik dalam
bentuk bahan mentah, produk antara untuk di proses lagi maupun produk jadi.
Adalah sangat penting menjamin bahwa mutu dari semua bahan dan produk
tersebut tidak .terpengaruh oleh penyimpanan yang kondisinya kurang baik,
penanganan yang tidak tepat, pengemasan yang tidak memadai dan prosedur
pengiriman yang salah.

Catatan-Catatan Mutu
Perusahaan harus menyusun dan memelihara prosedur untuk identifikasi
pengumpulan. pembuatan indeks, pengarsipan, penyimpanan dan disposisi
catatan mutu. Catatan mutu memberikan bukti obyektif bahwa mutu produk

yang disyaratkan telah dicapai dan berbagai unsur sistem mutu telah
dilaksanakan dengan efektif.
Audit Mutu Internal
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan suatu perusahaan untuk
melembagakan suatu audit sistematis terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan mutu, untuk mengetahui apakah prosedur dan instruksi memenuhi
persyaratan standar .Perusahaan juga harus bisa mendemonstrasikan bahwa
semua operasi dan kegiatan dilaksanakan sesuai prosedur tertulis dan semua
tujuan sistem mutu telah dicapai.
Pelatihan dan Motivasi
Sistem standar jaminan mutu mempersyaratkan kebutuhan pelatihan harus
diidentifikasi dengan cermat dan menyiapkan prosedur untuk melaksanakan
pelatihan semua personil yang kegiatannya berkaitan dengan mutu.

Anda mungkin juga menyukai