Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH KOMPUTASI TAMBANG

MENGENAI QUALITY CONTROL

Dosen Pengampu :
YUSIAS ANDRIE, ST., MT

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

Vinshenko B. Tambun (213010504003)


Natalie Lorenzahita Sinaga (213010504004)
Ravael Charis Evando Ginting (213010504006)
Nelsa Rellyamazia Asan (213010504007)
Devin Tesario Grunadi (213020504013)
Sri Rahmawati (213020504032)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Komputasi Tambang dengan judul “Quality Control”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusias Andrie, ST.,MT.
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi Penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman yang dimiliki Penulis. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.

Palangka Raya, 18 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Quality Control ............................................................................................ 3
2.2 Proses Pengendalian Mutu (Quality Control) .......................................... 11
2.3 Software Yang digunakan dalam quality control .................................. 13
BAB III ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 10
LAMPIRAN STUDI KASUS
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin


agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar tidak terjadi barang yang
tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-
menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga
konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Pengendalian mutu (quality
control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan
dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan
kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis
mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan.
Pengendalian diartikan sebagai suatu proses mengevaluasi kegiatan
produksi, membandingkan hasil kegiatan produksi dengan tujuan yang telah
ditetapkan serta mengambil tindakan perbaikan terhadap perbedaan hasil
proses dengan tujuan tersebut. Menurut definisi tersebut pengendalian dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan memantau, mengkoreksi, serta memastikan
bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak menyimpang dan sesuai dengan yang
sudah direncanakan. Menurut juran, pengendalian dan perencanaan merupakan
dua hal yang saling berkaitan dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar
didapatkan hasil yang sesuai dengan harapan (Mitra., 1998). Quality Control
yakni suatu proses yang pada intinya yang dapat menjadikan entitas sebagai
peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam suatu kegiatan
produksi. Pengendalian mutu atau juga pengendalian kualitas yang dapat
melibatkan pengembangan sistem untuk bisa memastikan bahwa produk dan
jasa dirancang dan diproduksi untuk dapat memenuhi atau melampaui
persyaratan dari para pelanggan maupun produsen sendiri.

4
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu quality control?
2. Proses Pengendalian Mutu (Quality Control)
3. Apa saja software yang dignakan dalam Quality Control
1.3 Tujuan

1. Pengerian Quality Control


2. Bagaimana proses Pengendalian Mutu (Quality Control)
3. Software yang digunakan dalam quality control
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Quality Control
Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin
agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar tidak terjadi barang yang
tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-
menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga
konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Pengendalian mutu
(quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara
efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan
meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa)
seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan.
Pengendalian diartikan sebagai suatu proses mengevaluasi kegiatan
produksi, membandingkan hasil kegiatan produksi dengan tujuan yang telah
ditetapkan serta mengambil tindakan perbaikan terhadap perbedaan hasil
proses dengan tujuan tersebut. Menurut definisi tersebut pengendalian dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan memantau, mengkoreksi, serta memastikan
bahwa pekerjaan yang dilakukan tidak menyimpang dan sesuai dengan yang
sudah direncanakan. Menurut juran, pengendalian dan perencanaan
merupakan dua hal yang saling berkaitan dan harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya agar didapatkan hasil yang sesuai dengan harapan (Mitra., 1998).
Quality Control yakni suatu proses yang pada intinya yang dapat
menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat
dalam suatu kegiatan produksi. Pengendalian mutu atau juga pengendalian
kualitas yang dapat melibatkan pengembangan sistem untuk bisa memastikan

3
4

2.1 Gambar bagan Quality Control


bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk dapat memenuhi atau
melampaui persyaratan dari para pelanggan maupun produsen sendiri.

Terdapat 3 aspek yang ditekankan pada quality control ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen suatu pekerjaan, proses-proses
yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan
kinerja, dan suatu identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pada ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
dan kualifikasi.
3. Elemen lunak, seperti pada kepegawaian, integritas, kepercayaan,
budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan juga suatu hubungan
yang berkualitas.
Quality Control dalam pertambangan merupakan proses penting yang
bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan atau proses
yang dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ini
melibatkan serangkaian langkah dan prosedur untuk memantau,
mengevaluasi, dan memastikan kualitas dari bahan tambang atau mineral
yang diekstraksi atau diolah.
Beberapa langkah dalam Quality Control pertambangan meliputi:
5

a. Pengambilan Sampel: Proses pengambilan sampel secara teratur


dari bahan tambang atau mineral yang diekstraksi untuk dianalisis
di laboratorium.
b. Pengujian Laboratorium: Sampel-sampel ini diuji secara mendalam
di laboratorium untuk menentukan komposisi kimia, ukuran butir,
kekerasan, kekuatan, dan sifat fisik lainnya.
c. Pemantauan Proses: Memantau proses penambangan atau
pengolahan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi parameter-
parameter kualitas yang ditetapkan.
d. Pengendalian Kualitas: Menggunakan teknik-teknik seperti statistik
kontrol untuk memastikan bahwa produk atau proses tetap dalam
batas kualitas yang diperbolehkan.
e. Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan perbaikan jika ditemukan
ketidaksesuaian dengan standar kualitas yang ditetapkan.
f. Proses Quality Control ini penting dalam industri pertambangan
karena kualitas bahan tambang atau mineral secara langsung
mempengaruhi nilai dan kegunaan produk akhir, serta keselamatan
serta efisiensi dari operasi pertambangan itu sendiri.

Berikut beberapa tanggung jawab dan tujuan Quality Comtrol dalam dunia
pertambangan:

1. Tugas dan tanggung jawab Quality Control (QC)


Tugas quality control secara spesifik ini sangat bervariasi,
tergantung pada suatu industri di mana mereka bekerja. Quality control
ini memiliki kewenangan untuk dapat menerima atau menolak produk
yang yang akan dipasarkan. Tidak peduli pada suatu sektor industri
dimana mereka bekerja tujuan utama mereka yakni pada suatu
pengendalian kualitas, menguji sebuah produk sesuai standar
spesifikasi pabrik atau pada suatu perusahaan. Ketika mereka
menemukan cacat pada suatu hasil produksi mereka berwenang dan
dapat mengirimkan sebuah produk yang cacat kembali untuk dapat
perbaikan. Inti dari tugas mereka yaitu untuk dapat menguji,
memeriksa, meneliti, dan menganalisi suatu kualitas produk sehingga
6

produk yang dapat dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan dan


kelayakan untuk diedarkan di pasaran. Berikut beberapa tanggung
jawab yang harus dilaksanalan oleh qualitiy control:
a. Mendokumentasi inspeksi dan juga tes pada suatu produk perusahaan.
b. Menganalisis, memantau, kemudian menguji serta juga meneliti
seluruh produk.
c. Merekomendasikan terhadap suatu perusahaan agar melakukan
pengolahan ulang pada setiap produk yang akan memiliki kualitas
rendah.
d. Memonitoring suatu proses dalam pembuatan produk.
e. Melakukan sebuah verifikasi terhadap kualitas produk.
f. Memantau sebuah perkembangan seluruh produk yang diproduksi.
g. Memastikan setiap barang yang telah diproduksi telah memiliki
kualitas yang telah memenuhi stsobatr yang ditetapkan suatu
perusahaan.
h. Melakukan berbagai analisis serta mendokumentasikan sebuah
produk yang dapat digunakan kembali sebagai referensi mendatang.
2. Tujuan dari Quality Control
a. Memberikan sebuah kualitas atau quality produk dan aktifitas kerja.
b. Mengontrol biaya atau juga cost.
c. Ketepatan dalam penyampaian atau delivery.
d. Menjamin suatu keselamatan atau Safety.
e. Evironment atau juga ramah lingkungan.
f. Memenuhi suatu keinginan customer terhadap suatu produk dan
service.
g. Menghasilkan sebuah kualitas produk yang sangat baik dan ramah
lingkungan.

A. Keahlian dan Prinsip Dasar Yang Dibutuhkan Quality Control


QC keahliannya juga harus didasarkan pada inspeksi visual dari suatu
kualitas produk. Dia juga harus memiliki pendekatan profesional
mengenai sebuah metode jaminan kualitas dan mampu menggunakan
7

alat-alat canggih untuk suatu tujuan ini. QC juga harus memiliki sebuah
keterampilan dokumentasi profesional untuk suatu proses jaminan
kualitas. Kualitas yang dapat diinginkan dalam setiap produk saat ini.
Oleh karena itu, QC dapat dibutuhkan dalam setiap bidang seperti
konstruksi, pertanian, barang-barang konsumen, peralatan medis, dan
baik teknis, transportasi serta berbagai layanan lainnya. QC juga harus
bekerja dalam koordinasi dengan departemen lain seperti suatu produksi,
manufaktur, pengepakan dan sebuah pemasok. QC perlu memiliki
kemampuan untuk menggunakan berbagai alat pengujian yang
diperlukan untuk memeriksa kualitas produk atau layanan. Hal ini
meliputi kemampuan untuk mengoperasikan alat pengukur dimensi,
berat, suhu dan alat pengujian lainnya yang relevan untuk jenis produk
yang dihasilkan.
Beberapa prinsip dasar yang dibutukan oleh seorang Quality Control
1. Kualitas yaitu untuk dapat memenuhi keinginan sesuai yang di
harapkan oleh pelanggan, yaitu dengan memberikan barang serta
service yang akan memuaskan.

2. Quality Control ialah Top Managemen sampai dengan seluruh


karyawan yang benar-benar merasakan dan menyadari bahwa
Quality ini merupakan jiwa dari suatu perusahaan.

3. Langkah awal yang harus dapat dilakukan dalam meneliti Quality


Control yaitu dengan menggunakan Plan-Do-Action atau juga
disebut sebagai Deming Circle.

B. Metode Seven Tools

Seven tools merupakan 7 alat yang digunakan untuk mengendalikan


kualitas atau mutu suatu produk. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

2. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)

3. Diagram Pareto (Pareto Analysis)


4. Peta Kendali (Control Chart )
8

5. Diagram Sebar (Scatter Diagram)


6. Diagram Alir / Diagram Proses (Process Flow Chart)
7. Histogram
a. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)
Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat
pengumpul dan penganalisis data yang disajikan dalam bentuk
tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan jenis
ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
Tujuan digunakannya check sheet ini adalah untuk
mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk
mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis
atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan
perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara
mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang
berkenaan dengan kualitasnya.
b. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect Diagram)
Mustofa (2014) menjelaskan bahwa diagram tulang ikan
(fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor
utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat
pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan
mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita
lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram
fishbone tersebut.
c. Diagram Pareto (Pareto Analysis)
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto
dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto
adalah grafik balok dan grafik baris yang menggambarkan
perbandingan masingmasing jenis data terhadap keseluruhan.
Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana
yang dominan sehingga dapat mengetahui prioritas penyelesaian
masalah.
9

Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau


menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang
paling besar ke yang paling kecil.
Kegunaan diagram pareto adalah :

1. Menunjukkan masalah utama.

2. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap


keseluruhan.

3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan


pada daerah yang terbatas.
4. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan
sebelum dan setelah perbaikan.

d. Peta Kendali (Control Chart )


Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas / proses
berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak
sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan
kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari
waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab
penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta
kendali. Manfaat dari peta kendali adalah untuk:

1. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih


berada di dalam batasbatas kendali kualitas atau tidak
terkendali.
2. Memantau proses produksi secara terus- menerus agar tetap
stabil.
3. Menentukan kemampuan proses (capability process).
4. Mengevaluasi performance pelaksanaan dan kebijaksanaan
pelaksanaan proses produksi.
5. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas
produk sebelum dipasarkan.
10

e. Diagram Sebar (Scatter Diagram


Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah
grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah
hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara
faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk.
Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data
yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara
dua variabel dan menentukan jenis hubungan dari dua variabel
tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua
variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa
karakteristik kuat dan faktor yang mempengaruhinya.
f. Diagram Alir / Diagram Proses (Process Flow Chart)
Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem
dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan.
Diagram ini cukup sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik
untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan langkah-
langkah sebuah proses. Diagram Alir dipergunakan sebagai alat
analisis untuk:
1. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan
ringkasan visual dari data itu sehingga memudahkan dalam
pemahaman.
2. Menunjukkan output dari suatu proses.

3. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu


sepanjang waktu.

4. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.

5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga
memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

g. Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan
variasi dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan
tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukurannya. Tabulasi data
11

ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. Histogram


menunjukkan karakteristik-karakteristik dari data yang dibagibagi
menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau
berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data
yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk histogram yang miring
atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada
pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya berada pada batas
atas atau bawah. Manfaat histogram adalah:

1. Memberikan gambaran populasi.

2. Memperlihatkan variabel dalam susunan data.

3. Mengembangkan pengelompokkan yang logis.

4. Pola-pola variasi mengungkapkan fakta-fakta produk tentang proses.

2.2 Proses Pengendalian Mutu (Quality Control)


Menurut Mockler (1972), proses pengendalian mutu (quality control) dapat
diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan sasaran
Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan
batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini
dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor
pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan
investasi atau membangun proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut
merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian.
2. Lingkup kegiatan
Untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih
lanjut, yaitu mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (dalam:
paket kerja, SPK, RKS) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan lingkup
proyek keseluruhan.
3. Standar dan kriteria
Dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun
suatu standar, kriteria, atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur
untuk membandingkan dan menganalisis pekerjaan. Standar, kriteria, dan
12

patokan yang dipilih dan ditentukan harus bersifat kuantitatif, demikian pula
metode pengukuran dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi
terhadap pencapaian sasaran, seperti:
a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK),
anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam,
biaya angkutan per ton per km;
b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai
deadline;
c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan;
d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang
berhubungan dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.
4. Merancang sistem informasi
Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian proyek adalah
perlunya suatu sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu
memberikan keterangan yang tepat, cepat, dan akurat. Sistem informasi
tersebut harus dapat mengolah data yang telah dikumpulkan tersebut
menjadi suatu bentuk informasi yang dapat dipakai untuk tindakan
pengambilan keputusan. Pada akhir suatu kurun waktu yang ditentukan,
diadakan pelaporan dan pemeriksaan, pengukuran dan pengumpulan data
serta informasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Agar memperoleh gambaran
yang realistis, pelaporan sejauh mungkin didasarkan atas pengukuran
penyelesaian fisik pekerjaan.
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan
Pada langkah ini diadakan analisis atas indikator yang diperoleh dan
mencoba membandingkan dengan kriteria dan standar yang ditentukan.
Hasil analisis ini penting karena akan digunakan sebagai landasan dan dasar
tindakan pembetulan. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus tepat
dan peka terhadap kemungkinan adanya penyimpangan.
6. Mengadakan tindakan pembetulan
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang
cukup berarti, maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan. Tindakan
pembetulan dapat berupa:
13

a. Realokasi sumber daya, misalnya memindahkan peralatan, tenaga


kerja, dan kegiatan pembangunan fasilitas pembantu untuk dipusatkan
ke kegiatan konstruksi instalasi dalam rangka mengejar jadwal
produksi.
b. Menambah tenaga kerja dan pengawasan serta biaya dari kontingensi.
c. Mengubah metode, cara, dan prosedur kerja, atau mengganti peralatan
yang digunakan.

Hasil analisis dan pembetulan akan berguna sebagai umpan balik


perencanaan pekerjaan selanjutnya dalam rangka mengusahakan tetap
tercapainya sasaran semula.
2.3 Software Yang digunakan dalam quality control
1. Root Cause Analysis (RCA)
Root Cause Analysis adalah prosedur metodis dan sistematis yang
digunakan untuk mengidentifikasi sumber utama dari masalah atau
kecelakaan yang terjadi di dalam sistem pertambangan. RCA
digunakan untuk menemukan hambatan, kesalahan, dan komponen
yang menyebabkan masalah. Mereka juga membuat solusi yang efisien
untuk menyelesaikan masalah secara permanen. RCA meningkatkan
keamanan, kualitas produk, dan efisiensi operasi perusahaan tambang.
Manfaat RCA dalam menganalisis akar dari penyebab suatu masalah :
1. RCA membantu menemukan sumber utama masalah sehingga
solusi perbaikan yang tepat dapat diambil.Organisasi atau
perusahaan dapat mengurangi risiko, meningkatkan keandalan
operasional, dan menghindari masalah yang sama di masa depan
dengan mengatasi penyebab utamanya.
2. Analisis Akar Penyebab Perbaikan Berkelanjutan memfokuskan
pada faktor yang mendasari masalah untuk mendorong perbaikan
berkelanjutan. Dengan mengetahui akar penyebab masalah,
perusahaan Anda dapat membuat solusi yang efektif, menerapkan
tindakan perbaikan, dan melacak dampak.Hal ini membantu
meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan, termasuk proses,
sistem, dan kinerja perusahaan.
14

3. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: RCA memberikan


pemahaman yang lebih mendalam tentang penyebab utama
masalah dan faktor-faktor yang berkontribusi pada kejadian yang
tidak diinginkan, yang membantu proses pengambilan keputusan
yang lebih baik dan lebih efektif.
Root cause analysis (RCA) memiliki banyak manfaat dalam
dunia pertambangan, antara lain:
1. Mengurangi Risiko: RCA membantu menemukan kesalahan
dan faktor-faktor yang menimbulkan risiko dalam sistem
penambangan.Dengan memahami akar permasalahan,
perusahaan pertambangan dapat mengurangi risiko dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
2. Meningkatkan kualitas produksi: RCA membantu dalam
menemukan kesalahan dan faktor-faktor yang menyebabkan
penurunan kualitas produksi.Memahami akar permasalahan
memungkinkan perusahaan pertambangan mengurangi
kemacetan dan menyelesaikan masalah secara permanen,
sehingga menghasilkan peningkatan kualitas produksi.
3. Meningkatkan efisiensi operasional: RCA membantu
menemukan hambatan dan faktor-faktor yang menyebabkan
penurunan efisiensi operasional.Dengan memahami akar
permasalahan, perusahaan pertambangan dapat mengurangi
kemacetan dan menyelesaikan masalah secara permanen,
sehingga meningkatkan efisiensi operasional.
4. Memberikan solusi yang efektif: RCA membantu
menghasilkan solusi efektif untuk menyelesaikan masalah
secara permanen.Solusi RCA lebih efektif dan permanen,
sehingga Anda tidak akan mengalami masalah sama sekali.
5. Membantu meningkatkan keselamatan kerja: RCA
membantu mencari hambatan dan faktor penyebab
kecelakaan pada sistem pertambangan.Mengetahui akar
permasalahan memungkinkan perusahaan pertambangan
15

mengurangi risiko dan kemungkinan kecelakaan, sehingga


membantu meningkatkan keselamatan sistem
pertambangan.
2. Risk Assessment
Risk assessment atau yang lebih akrab disebut dengan penilaian
risiko, merupakan sebuah metode yang banyak digunakan pada
berbagai organisasi atau sebuah pekerjaan. Banyak yang mengartikan
bahwa, risk assessment adalah suatu metode yang secara sistematis
digunakan untuk menentukan dan meminimalisir risiko yang akan
terjadi pada sebuah organisasi.
Risiko sering kali dipandang sebagai bentuk atau akibat dari suatu
kegiatan dan dampak negatifnya.Umumnya identik dengan sesuatu
yang menimbulkan kerugian.Tentu saja, setiap bidang bisnis
mempunyai potensi risiko yang berbeda-beda.Misalnya saja proyek
konstruksi tentu mempunyai karakteristik dan kondisi yang berbeda-
beda.
Sumber-sumber penyebab risiko tentunya juga berbeda. Umumnya
terbagi menjadi 4 hal, antara lain :
1. Risiko Operasional, merupakan sebuah risiko yang disebabkan
oleh para manusianya, alam atau bahkan teknologi.
2. Risiko Eksternal, adalah risiko yang umumnya atau biasanya hadir
dan berasal dari lingkungan luar perusahaan atau proyek.
3. Risiko Internal, sebuah risiko yang tentunya berasal dari dalam diri
perusahaan itu sendiri.
4. Risiko Keuangan (ekonomi), yakni sebuah risiko yang telah
disebabkan oleh faktor keuangan. Umumnya seperti adanya
perubahan harga, mata uang dan bahkan tingkatan suku bunga.
Adapun tahapan dalam Ask Assessment antara lain;
a. Menggali dan menggambarkan sebuah resiko
Biasanya, daftar risiko yang ada diberikan berdasarkan
berbagai peristiwa yang telah terjadi atau mungkin akan
terjadi. Hal ini membantu menciptakan, menghindari,
16

memitigasi dan memperlambat risiko.Berbagai risiko dan


hal yang mengancam perusahaan dan proyek akan dibahas
lebih lanjut dalam laporan ini. Diperlukan identifikasi
setiap komponen.Artinya, proses kinerja nantinya bisa
berjalan dengan lancar.Identifikasi yang dilakukan harus
mencakup berbagai informasi risiko dari komponen dan
alat di luar kendali organisasi.
b. Menganalisis sebuah Resiko
Tahapan selanjutnya adalah memahami berbagai sifat
dan karakteristik dari suatu risiko. Selain itu, juga dapat
menentukan tingkatan dari sebuah risiko yang akan datang.
Dalam menganalisis berbagai risiko yang akan hadir,
biasanya melibatkan berbagai hal. Mulai dari pertimbangan
dari risiko, konsekuensi yang akan ditimbulkan dan tingkat
keamanannya.
c. Memberikan evaluasi terhadap Resiko
Terakhir adalah evaluasi risiko. Dalam hal ini berguna
untuk membantu berbagai pihak ketika akan menciptakan
atau mengambil suatu keputusan. Hal tersebut dilakukan
berdasarkan apa yang ada di analisis risiko. Dengan begitu
Anda akan tahu mana kemungkinan risiko yang akan
muncul dan memerlukan perhatian khusus diawal.

3. Statistical Process Control


Statistical process control dalam pengertiannya secara umum
merupakan kumpulan dari metode - metode produksi dan konsep
manajemen yang dapat digunakan untuk mendapatkan efisiensi,
produktifitas, dan kualitas untuk memproduksi produk yang kompetitif
dengan tingkat yang maksimum, SPC melibatkan penggunaan signal -
signal statistik untuk meningkatkan performa dan untuk memelihara
pengendalian dari produksi pada tingkat kualitas yang lebih tinggi.
17

Berikut ini merupakan tujuan-tujuan utama dari SPC antara lain


memnurut (Gerald Smith, 1996, p4), yaitu :
i. Meminimasi biaya produksi.
ii. Memperoleh kekonsistenan terhadap produk dan servis yang
memenuhi spesifikasi produksi dan keinginan konsumen.
iii. Menciptakan peluang - peluang untuk semua anggota dari
organisasi untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kualitas.
iv. Membantu karyawan management dan produksi untuk
membuat keputusan yang ekonomis mengenai tindakan yang
diambil yang dapat mempengaruhi proses.
Terdapat 2 manfaat dalam penggunaan software SPC, yaitu :
1. Manfaat umum penerapan SPC
a. Meningkatkan daya saing produksi dengan menekan
terjadinya variasi. Mengurangi biaya-biaya yang
seharusnya tidak perlu dikeluarkan, misalnya : rework
cost, sorting cost, Punishment cost akibat customer
complaint, dll.
b. Meningkatakan mutu bahan dan material yang dibeli
melalui penerapan Incoming Inspection.
c. Meningkatkan produktivitas dengan menekan persentase
cacat, kesalahan ataupun rework.
2. Manfaat Khusus SPC
a. Pengurangan pemborosan.
b. Perbaikan pengendalian dalam proses.
c. Peningkatan efisiensi.
d. Peningkatan kesadaran karyawan.
e. Peningkatan jaminan kualitas pelanggan.
f. Perbaikan analisis dan monitoring proses.
g. Meningkatkan pemahaman terhadap proses.
h. Meningkatkan keterlibatan karyawan.
i. Pengurangan keluhan pelanggan.
18

j. Perbaikan komunikasi.
4. Geostatistical software
Geostatistical software adalah software yang digunakan untuk
membuat analisis geostatistik menjadi cepat, efisien, dan
mudah. Geostatistical software menyediakan semua komponen
geostatistik, mulai dari analisis variogram hingga kriging dan
pemetaan, dalam satu program terintegrasi yang dipuji karena
fleksibilitasnya dan antarmuka yang mudah diakses.

Manfaat Geostatistical software dalam dunia pertambangan:

1. Analisis geostatistik dengan cepat

2. Variogram dengan cepat

3. Hasil interpolasi portable

4. Menyediakan 20 ukuran autokorelasi yang berbeda

5. Grafik yang dapat sesuai ukuran

6. Opsi masukan beragam

Metode penelitian dan metode pengumpulan data diperoleh dari


berbagai kegiatan seperti:

1. Observasi Lapangan dan Wawancara: Hal ini


mencakup terjun langsung ke wilayah studi dan
mengumpulkan data melalui observasi langsung dan
wawancara dengan masyarakat yang tinggal atau
bekerja di wilayah tersebut Metode ini memberikan
informasi berharga tentang karakteristik daerah dan
masyarakat yang tinggal di sana.
2. Penelitian literatur dan dokumen: Penelitian ini
melibatkan pengumpulan data dari sumber yang ada
seperti buku, artikel, dan laporan. Metode ini
memberikan gambaran komprehensif mengenai
19

wilayah penelitian dan membantu mengidentifikasi


isu-isu dan tren utama.
3. Pengembangan Data Geospasial: Merupakan
kumpulan data yang mencakup unsur spasial seperti
peta, citra satelit, dan foto udara. Data ini dapat
digunakan untuk membuat representasi visual dari
wilayah studi dan mengidentifikasi hubungan spasial
antara berbagai fitur.
4. Analisis Geoproses: Ini menggunakan perangkat
lunak GIS untuk menganalisis data spasial dan
membuat peta serta visualisasi lainnya.

5. Minning data Analysis Software

Perangkat lunak analisis penambangan data (data mining) adalah


aplikasi komputer yang digunakan untuk mengekstraksi pola,
informasi, dan pengetahuan berharga dari berbagai sumber data.Tujuan
utamanya adalah mengidentifikasi hubungan dan tren yang sulit
ditemukan secara manual.Beberapa tugas yang dapat ditangani oleh
perangkat lunak analisis data mining meliputi klasifikasi data,
pengelompokan, prediksi, dan pemetaan data.Perangkat lunak
penambangan data banyak digunakan di berbagai bidang seperti bisnis,
sains, kedokteran, dan keamanan informasi.Perangkat lunak ini
biasanya menyediakan berbagai algoritma penambangan data,
visualisasi data, dan alat analisis yang membantu pengguna
mendapatkan wawasan dari kumpulan data yang besar dan kompleks.

Fungsi dan manfaat ining data analysis antara lain:

a. Fungsi Deskriptif: Deskriptif mengacu pada fungsi dalam


memahami data.Hal ini memungkinkan prosesor untuk melihat lebih
dalam ke dalamnya. Tujuan dari proses ini adalah untuk menemukan
pola dan karakteristik pada data.Fungsi deskriptif digunakan untuk
mengidentifikasi pola tertentu yang awalnya tidak muncul dalam
20

data.rediksi Fungsi yang terkait dengan proses yang digunakan


untuk menemukan pola tertentu dalam data untuk digunakan
nanti.Pola ini dapat ditentukan dari beberapa variabel yang ada pada
data. Setelah suatu pola ditemukan, pola yang digunakan tersebut
digunakan untuk memperkirakan variabel lain, namun nilainya
masih belum diketahui karena disebut fungsi prediksi.
b. Associations Fungsi Association merupakan fungsi data mining
yang dapat diolah untuk mengidentifikasi hubungan atau koneksi
dari data yang ada. Data ini mungkin dikumpulkan sebelumnya atau
saat ini dikumpulkan.
c. Klasifikasi data: Klasifikasi dilakukan untuk memperoleh
pemahaman tentang karakteristik suatu kelompok atau kumpulan
data.Misalnya data tentang pelanggan yang berhenti menggunakan
suatu produk karena yakin produk pesaing memberikan nilai lebih
dan nilai pelanggan kepada pelanggan.
d. Clustering Clustering adalah kemampuan untuk mengidentifikasi
kelompok dan mengidentifikasi produk atau item dengan
karakteristik tertentu.Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
kelompok tertentu dalam suatu distribusi.

1. Quality Management System

Quality Management System (QMS) adalah standar manajemen


mengenai sistem mutu yang diakui oleh dunia industri secara
internasional.QMS atau disebut juga sebagai Sistem Manajemen Mutu
(SMM) ini, telah diterapkan oleh hampir seluruh perusahaan modern di
dunia.Bahkan kebanyakan perusahaan, memiliki bagian atau
departemen khusus yang didedikasikan untuk mengurus QMS.Pada
umumnya, bagian QMS dimasukkan dibawah struktur organisasi di
bagian QA (Quality Assurance) atau QC (Quality Control).

Beberapa manfaat yang akan diperoleh diantaranya sebagai berikut:

a. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.


21

b. Meningkatkan produktivitas perusahaan dan market gain.


c. Meningkatkan motivasi, moral, dan kinerja karyawan.
d. Menjamin kualitas produk dan proses.
e. Sebagai sistem terdokumentasi.
f. Meningkatkan komunitas internal.
g. Meningkatkan image yang positif.
h. Meningkatkan cost efficiency

2. Six Sigma Software

Six Sigma adalah metode statistik untuk mengurangi penyimpangan


proses (kesalahan).Di pertambangan, Six Sigma dapat digunakan untuk
mengurangi variasi dalam proses produksi, meningkatkan kualitas
produksi, dan mencapai pengurangan biaya.Software Six Sigma adalah
aplikasi komputer yang mendukung implementasi Six Sigma.Dalam
penambangan, perangkat lunak Six Sigma dapat digunakan untuk:

a. Mengelola Proyek Six Sigma: Perangkat lunak Six Sigma


membantu mengelola proyek Six Sigma, mulai dari
mengidentifikasi masalah hingga menciptakan solusi yang efektif.
b. Pengolahan data: Software Six Sigma membantu dalam mengolah
data yang diperoleh dari proses produksi.Data ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi keterbatasan dan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya penyimpangan dalam proses produksi.
c. Penilaian Risiko: Perangkat lunak Six Sigma membantu dalam
menilai risiko sistem penambangan.Risiko yang teridentifikasi
dapat digunakan untuk memitigasi risiko dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan.
d. Pengembangan Solusi: Perangkat lunak Six Sigma membantu
dalam mengembangkan solusi efektif untuk menyelesaikan
masalah secara permanen.Solusi yang Anda dapatkan dari software
Six Sigma lebih efektif dan permanen, sehingga tidak timbul
masalah sama sekali.
22

e. Pemantauan Kinerja: Perangkat lunak Six Sigma membantu Anda


memantau kinerja sistem penambangan Anda.Data yang diambil
dari proses produksi dapat digunakan untuk melacak perubahan
dan mendapatkan wawasan guna meningkatkan kualitas produksi
dan efisiensi operasional.

Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk Six Sigma yaitu
DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan DMADV
(Define, Measure, Analyze, Design, Validate).

1. DMAIC
DMAIC merupakan metode yang bersifat data driven. Tujuan dari
metode ini adalah untuk mengembangkan produk ataupun jasa yang
sudah ada demi meningkatkan kepuasan calon konsumen.
Umumnya, DMAIC dimanfaatkan oleh perusahaan manufatur
produk atau pengiriman sebuah jasa. DMAIC terdiri dari 5 proses
yaitu:
a. Define : Penentuan masalah, tujuan dan juga proses.
b. Measure : Pengukuran terhadap permasalahan, evaluasi sistem
pengukuan, dan kinerja yardstick.
c. Analyze : Menganalisis sistem untuk mengidentifikasi kinerja
sistem atau proses demi mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
d. Improve : Melakukan tindakan perbaikan atau
mengembangkan suatu proses.
e. Control : Tahap ini Anda akan mengukur kinerja implementasi
pada berbagai tahap strategi sebelumnya.
23

2. DMADV
Yang dimaksud dengan DMADV ini adalah suatu cara yang dapat
Anda gunakan dalam menciptakan atau membuat ulang suatu proses
manufaktur produk yang baru. Metode ini sangat cocok untuk Anda
gunakan apabila proses produk yang dilakukan perusahaan saat ini
tidak mampu untuk memuaskan pelanggan walaupun tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan sudah semaksimal mungkin.

3. Non-Destructive Testing

Non-destructive testing (NDT) adalah sebuah teknik pengujian dan


analisis yang digunakan oleh industri untuk mengevaluasi sifat dari
material, komponen, struktur atau sistem untuk mendeteksi perbedaan
karakteristik atau cacat pada material, komponen, strukur atau sistem
tanpa menyebabkan kerusakan pada bagian aslinya. Pengujian
NDT juga dikenal sebagai pemeriksaan tidak merusak (NDE),
pemeriksaan tidak merusak (NDI) dan evaluasi tidak merusak (NDE).

Beberapa metode dalam pengujian Non-destructive testing (NDT)


antara lain:

1. Pengujian Emisi Akustik (AE)


Pengujian Emisi Akustik (AE) adalah salah satu teknik pengujian
NDT pasif, yang mengandalkan pendeteksian suara ultrasonik
yang dipancarkan untuk mendeteksi retakan aktif di bawah beban.
Sensor menyebar suara di permukaan struktur untuk mendeteksi
AE. Bahkan dimungkinkan untuk mendeteksi AE dari plastisisasi
di area yang sangat tertekan sebelum retakan terbentuk.

2. Pengujian Elektromagnetik (ET)


Metode pengujian ini menggunakan arus listrik atau medan
magnet yang dilewatkan melalui bagian konduktif. Ada tiga jenis
pengujian NDT dengan metode elektromagnetik (ET), yaitu
24

pengujian arus eddy, pengukuran arus bolak-balik (ACFM) dan


pengujian jarak jauh (RFT).

3. Radar Penembus Tanah (GPR)


Metode NDT geofisika ini mengirimkan pulsa radar melalui
permukaan material atau struktur bawah permukaan, seperti batu,
es, air atau tanah. Gelombang dipantulkan atau dibiaskan ketika
mereka menghadapi objek terkubur atau batas material dengan
sifat elektromagnetik yang berbeda.
4. Pengujian Radiografi Neutron (NR)
Radiografi neutron menggunakan sinar neutron energi rendah
untuk menembus benda kerja. Sementara balok transparan dalam
bahan logam, sebagian besar bahan organik memungkinkan balok
untuk dilihat, memungkinkan komponen struktural dan internal
untuk dilihat dan diperiksa untuk mendeteksi cacat.

5. Pengujian Radiografi (RT)


Pengujian radiografi menggunakan radiasi yang melewati benda
uji untuk mendeteksi cacat. Sinar-X biasanya digunakan untuk
bahan yang tipis atau kurang rapat sedangkan sinar gamma
digunakan untuk benda yang lebih tebal atau lebih padat.
Hasilnya dapat diolah menggunakan radiografi film, radiografi
komputer, tomografi komputer, atau radiografi digital. Apapun
metode yang digunakan, radiasi akan menunjukkan
diskontinuitas dalam material karena kekuatan radiasi.

6. Pengujian Termal/Inframerah (IRT)


Pengujian inframerah atau termografi menggunakan sensor untuk
menentukan panjang gelombang cahaya inframerah yang
dipancarkan dari permukaan suatu objek, yang dapat digunakan
untuk menilai kondisinya.Termografi pasif menggunakan sensor
untuk mengukur panjang gelombang radiasi yang dipancarkan dan
jika emisivitas diketahui atau dapat diperkirakan, suhu dapat
25

dihitung dan ditampilkan sebagai pembacaan digital atau sebagai


gambar warna palsu. Ini berguna untuk mendeteksi bantalan,
motor, atau komponen listrik yang terlalu panas dan banyak
digunakan untuk memantau kehilangan panas dari bangunan.

7. Pengujian Ultrasonik (UT)


Pengujian Ultrasonik memerlukan transmisi suara frekuensi tinggi
ke dalam material untuk berinteraksi dengan fitur di dalam material
yang memantulkan atau melemahkannya. Pengujian ultrasonik
terdapat berberapa metode yaitu Pulse Echo (PE) dan Through
Transmission (TT).

4. Laboratory Information Management System (LIMS)


Laboratory Information System (LIS) adalah perangkat lunak
software yang menangani penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan
informasi yang dihasilkan oleh proses laboratorium medis. Sistem ini
seringkali harus berinteraksi dengan instrumen dan sistem informasi
lainnya seperti Hospital Information System (HIS).
Adapun manfaat dari Laboratory Information Management System
(LIMS) antara lain, yaitu:

a) Layanan yang cepat, tepat dan akurat


b) Efisiensi waktu dan biaya
c) Memudahkan pemantauan operasional mutu (qc) dan hasil
d) Meminimalisir kesalahan human error

Sistem informasi laboratorium juga dapat menjadi alat yang efektif bagi
manajemen dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan.

1. Proses Perencanaan: data dari sistem informasi laboratorium dapat


digunakan sebagai dasar dalam merencanakan operasional
laboratorium dalam jangka pendek dan jangka panjang, contohnya
26

jumlah pemesanan reagen untuk selanjutnya, rencana penambaham


item pemeriksaan, dan rencana pelatihan SDM laboratorium.
2. Proses pengendalian: laporan output pada sistem informasi
laboratorium dapat digunakan sebagai dasar tindakan pengendalian
untuk kegiatan mendatang, contohnya laporan angka kepuasan
pelanggan pada waktu tunggu hasil pemeriksaan.
3. Proses pengambilan keputusan: sistem informasi laboratorium
berperan dalam penelusuran masalah, desain pemeecahan masalah,
dan pemilihan tindakan pemecahan masalah.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin
agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
memuaskan konsumen. Tujuan quality control agar tidak terjadi barang yang
tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-
menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga
konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi. Pengendalian mutu (quality
control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan
dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan
kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis
mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. Tugas quality control secara
spesifik ini sangat bervariasi, tergantung pada suatu industri di mana mereka
bekerja. Quality control ini memiliki kewenangan untuk dapat menerima atau
menolak produk yang yang akan dipasarkan. QC keahliannya juga harus
didasarkan pada inspeksi visual dari suatu kualitas produk. Dia juga harus
memiliki pendekatan profesional mengenai sebuah metode jaminan kualitas
dan mampu menggunakan alat-alat canggih untuk suatu tujuan ini. QC juga
harus memiliki sebuah keterampilan dokumentasi profesional untuk suatu
proses jaminan kualitas. Kualitas yang dapat diinginkan dalam setiap produk
saat ini. Oleh karena itu, QC dapat dibutuhkan dalam setiap bidang seperti
konstruksi, pertanian, barang-barang konsumen, peralatan medis, dan baik
teknis, transportasi serta berbagai layanan lainnya.
Terdapat 3 aspek yang ditekankan pada quality control ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen suatu pekerjaan, proses-proses
yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan
kinerja, dan suatu identifikasi catatan.
2. Kompetensi, seperti pada ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.

10
11

3. Elemen lunak, seperti pada kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya


organisasi, motivasi, semangat tim, dan juga suatu hubungan yang
berkualitas.
4. Quality Control dalam pertambangan merupakan proses penting yang
bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan atau proses
yang dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
LAMPIRAN STUDI KASUS

PEMECAHAN STUDI KASUS QUALITY CONTROL


MENGGUNAKAN SOFTWARE SIX SIGMA
Studi kasus dari jurnal yang berjudul “IMPLEMENTASI SIX SIGMA GUNA
MENGENDALIKAN KUALITAS PRODUKSI UNTUK MENGURANGI
TINGKAT KECACATAN”

Define
Tahap define merupakan tahap pendefinisian yang berupa langkah operasional
pertama dalam Six Sigma. Tahap define pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) dan
penentuan CTQ atau Critical To Quality.
Diagram SIPOC
Diagram SIPOC berfungsi untuk menjabarkan agar aliran proses produksi dari
perusahaan tergambarkan dengan urut dan jelas. Diagram SIPOC terdiri atas alur
proses produksi dari penyediaan bahan baku hingga menjadi produk jadi yang siap
dikirim ke customer. Berikut merupakan diagram SIPOC dari PT. Mitra Rekatama
Mandiri.
CTQ (Critical To Quality)
CTQ merupakan karakteristik produk yang harus mencapai minimal standar
spesifikasi dan harus dijaga dari suatu produk. Penentuan CTQ ini berdasarkan
keinginan dan kebutuhan customer serta kondisi cacat yang terjadi di
perusahaan. Di bawah ini merupakan CTQ dari PT. Mitra Rekatama Mandiri.

Setelah menentukan CTQ dari produk, selanjutnya dapat diidentifikasikan jenis


cacat atau defect yang mempengaruhi kualitas output produk. PT. Mitra Rekatama
Mandiri telah menentukan 10 jenis cacat yang terjadi pada produk hasil cor
selama proses produksi. Jenis cacat tersebut antara lain cacat lepot, rantap,
keropos, mengsle, gelombang, benjol, ngangkat, brontok, delpis, dan jebol.
Berikut ini merupakan presentase masing-masing cacat pada periode bulan
Januari sampai Desember 2021.
Measure
Measure merupakan tahapan untuk menghitung nilai DPMO atau Defect Per
Million Opportunities, nilai sigma, dan peta kendali terhadap produk yang diteliti.
Nilai DPMO
DPMO atau Defect Per Million Opportunities adalah sebuah tool dalam Six Sigma
yang digunakan untuk memperlihatkan skala kegagalan suatu produk dalam satu
juta kemungkinan. Rumus yang digunakan dalam menghitung DPMO adalah
sebagai berikut :
Dari tabel perhitungan DPMO di atas, dapat dibuat dalam grafik seperti gambar di
bawah ini.

Berdasarkan perhitungan DPMO pada tabel dan gambar di atas, maka dapat
diketahui bahwa pada periode bulan Januari hingga Desember 2021 pada PT. Mitra
Rekatama Mandiri, nilai DPMO yang paling tinggi terdapat di bulan Juli 2021
dengan nilai sebesar 4163,2983. Sedangkan nilai terendah DPMO ada di bulan
Agustus 2021 dengan nilai sebesar 1032,0174. Dan rata-rata keseluruhan nilai
DPMO periode Januari hingga Desember 2021 adalah 1876,3684.

Nilai Sigma
Setelah diperoleh nilai DPMO, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai sigma
dengan menggunakan rumus pada Microsoft Excel sebagai berikut.

Nilai sigma = normsinv((1000000-DPMO)/1000000) + 1,5

Berikut merupakan hasil dari perhitungan nilai sigma yang telah dilakukan di
Microsoft Excel pada periode bulan Januari sampai Desember 2021.
Dari tabel perhitungan nilai sigma di atas, dapat dibuat dalam grafik seperti
gambar di bawah ini.

Berdasarkan perhitungan nilai sigma pada tabel dan gambar di atas, maka dapat
diketahui bahwa pada periode bulan Januari hingga Desember 2021 pada PT. Mitra
Rekatama Mandiri, nilai sigma yang paling tinggi terdapat di bulan Agustus 2021
dengan nilai sigma sebesar 4,5809. Sedangkan nilai sigma terendah ada di bulan
Juli 2021 dengan nilai sebesar 4,1385. Dan rata-rata keseluruhan nilai sigma
periode Januari hingga Desember 2021 adalah 4,3982.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan jumlah cacat untuk periode
bulan Januari sampai Desember 2021 adalah sebesar 2601 pcs dari total jumlah
produksi sebesar 145248 pcs. Dan rata-rata nilai DPMO yang dihasilkan dari
periode tersebut adalah sebesar 1876,3684 yang berarti dalam satu juta kesempatan
produksi, akan ada kemungkinan 1876 pcs produk yang cacat. Sedangkan rata-rata
nilai sigma didapatkan sebesar 4,3982. Hal tersebut membuktikan bahwa proses
produksi yang berada di perusahaan sudah berada di atas rata-rata industri di
Indonesia. Maka dari itu, dengan terus melakukan perbaikan dalam meminimalisir
produk cacat, nilai sigma perusahaan akan semakin meningkat. Berdasarkan
perhitungan nilai sigma pada tabel dan gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa
pada periode bulan Januari hingga Desember 2021 pada PT. Mitra Rekatama
Mandiri, nilai sigma yang paling tinggi terdapat di bulan Agustus 2021 dengan nilai
sigma sebesar 4,5809. Sedangkan nilai sigma terendah ada di bulan Juli 2021
dengan nilai sebesar 4,1385. Dan rata-rata keseluruhan nilai sigma periode Januari
hingga Desember 2021 adalah 4,3982.
DAFTAR PUSTAKA

Kuliah Manajemen. (2018). Pengertian Quality Control.


https://kuliahjurusanilmumanajemen.blogspot.com. Diakses pada 18
November 2023 pukul 20.42 WIB.

Nurul, Anisa. (2022). Quality Control. https://elibrary.unikom.ac.id. Diakses pada


18 November 2023 pukul 20.48.

Guru Ekonomi. (2023). Quality Control. https://sarjanaekonomi.co.id. Diakses


pada 18 November 2023 pukul 20.41.

Akbar, Alvi., Sutarto, Y., dan Fitriana, M. (2007). Perencanaan Reklamasi Pada
Kegiatan Penambangan Bauksit PT. Kalbar Bumi Perkasa Kecamatan
Tayan Hilir Dan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang 7 (2).

Anda mungkin juga menyukai