Oleh
NOOR LATIFAH{17113220213993}
ROBINGATUN NAFIAH{17113220213891}
RUSMAWARDAH {17113220214152}
BANJARMASIN
2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang QUALITY CONTROL
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Quality Control setelah Perang Dunia II ( 1939-1945) pada saat kekalahan Jepang
atas Amerika. Tahun 1945, Jepang mengalami kekelahan perang dengan Amerika.
Penyebabnya adalah Amerika negara yang besar dan mempunyai kemampuan yang lebih
dibandingkan dengan Jepang, demikian juga untuk kualitas peralatan perangnya, amerika
menghasilkan peralatan yang kualitasnya baik. Deming, W. Edwards (1900-1993), orang
statistik dan tenaga ahli manajemen berkwalitas yang bertindak sebagai seorang guru,
penasehat, dan konsultan bagi sejumlah korporasi penting, para pemimpin bisnis, dan
tenaga ahli pengendalian mutu. Deming revitalize dibantu ekonom Jepang yang
mengikuti Perang Dunia II ( 1939-1945) dan mengadakan revolusi praktek bisnis dari
banyak perusahaan di (dalam) Amerika Serikat sepanjang 1980s Tahun 1950, Pada
perang Amerika dengan Korea Utara, Jepang menjadi basis militer Amerika terutama
untuk memperbaiki peralatan tempur Amerika, disinilah awalnya Jepang kemudian
belajar mengenai Quality Control. Tahun 1954, E. Deming ( Seorang Ilmuan dari
Amerika ) diundang datang ke Jepang untuk memberi kuliah mengenai Quality Control.
Tahun 1960, Jepang mulai mengadopsi dan menerapkan Quality Control pada industri –
industrinya.
Tujuan quality control secara umum adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai
dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus, cost (Biaya),
delivery, safety, serta ramah lingkungan dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai
kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.
Sedangkan tujuan Pengusaha menjalankan quality control (QC) adalah untuk menperoleh
keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar pelanggan merasa puas,
investasi bisa kembali, serta perusahaan mendapat keuntungan untuk jangka panjang.
Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran
dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian QC
yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya
sebagai langkah untuk perbaikan. Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila
ditemukan beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat digunakan
untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut. Di samping tersebut di atas tugas
bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran
untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk
perbaikan proses selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pengendalian biaya (Cost Control) Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan
memberikan harga yang bersaing (Competitive price).
2) Pengendalian Produksi (Production Control) Tujuanya adalah agar proses
produksi (proses pelaksanaan ban berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya
sesuai dengan rencana pencapaian target.
3) Pengendalian Standar Spesifikasi produk Meliputi aspek kesesuaian, keindahan,
kenyamanan dipakai dsb, yaitu aspek-aspek fisik dari produk.
4) Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control) Penyerahan barang
terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat waktu
pengiriman, sehingga dapat tepat waktu diterima oleh pembeli.
d) ACT : Bertindak atas dasar hasil evaluasi dan melanjutkan perbaikan proses.
Komponen apa saja yang perlu dibakukan dari proses yang telah diperbaiki?
Bagaimana mengubah flowchart yang ada?
Kebijakan dan prosedur apa saja yang perlu direvisi?
Siapa saja yang perlu dilatih?
Siapa saja yang perlu disadarkan pada arti perubahan?
QC TQC TQM
(Generasi Pertama ) (Generasi Kedua) (Generasi Ketiga)
Industri dan Kekuatan Manufactur Kekuatan kompetisi Ekstensi dihargai
Organisasi produk
Obyek Qualitas Produksi Qualitas Produksi dan Qualitas Manajemen
Service
Lingkup Aktivitas Produk Perusahaan, Group Hubungan antar
manusia
Tujuan QC Cocok dengan permintaan Memuaskan Memuaskan stock
Costumer holder
Cara Pemikiran Produk Out Market in Society in
Jaminan Kualitas
Qualitas Barang Produk Q Produk QCD Gabungan ( Quality )
Melakukan pengujiam Quality control yang terdiri dari tiga faktor yang harus diuji
dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Melakukan pengujian secara fisik dengan mengambil beberapa sampel minuman
sari buah untuk dilakukan pengujian fisik seperti, tingkat kekentalan, warna, dan
lain sebagainya.
Melakukan pengujian secara kimia, dengan mengambil sampel minuman sari buah
dilakukan beberapa pengujian seperti tingkat keasaman (pH), kandungan vitamin
C, kandungan serat, kandungan gula. contoh sampel minuman sari buah memiliki
tingkat keasaman yang belum memenuhi syarat (pH<4), yaitu pH=6.23 (pH masih
di atas 4 maka produk tersebut belum layak untuk dijual karena tidak memenuhi
syarat pH untuk minuman sari buah.
Melakukan pengujian sampel minuman sari buah dari segi mikrobiologi dengan
melakukan uji ALT, kapang khamir, koliform (MPN), koliform (EMBA).
1) DMAIC.
DMAIC (Define ,Measure, Analyz, Improve, Control ) adalah metodologi yang
dipakai untuk mengontrol kualitas dari suatu proses yang sudah berjalan (sudah
menghasilkan produk baik barang atau jasa). penjabaran singkatnya :
2) DFSS.
DFSS adalah singkatan dari Design For Six Sigma. Tidak seperti metode
DMAIC, DFSS digunakan untuk mencapai kualitas yang baik dari sebuah proses
yang belum berjalan atau produk maupun jasa baru. Fase atau langkah dari DFSS
tidak ditentukan secara baku – hampir setiap perusahaan menentukan langkah
DFSS’nya sendiri-sendiri menyesuaikan dengan kebutuhan sendiri. Beberapa
metode DFSS :
DMADV
Define – Menentukan sasaran proyek dan keinginan konsumen untuk
dijadikan penentu objek analisis atau batas spesifikasi,
Measure – Menghitung objek analisis untuk menentukan spesifikasi yang
dibutuhkan konsumen,
Analyze - Menganalisis, menentukan, dan menyimpulkan hasil dari proses
“Measure”
Design – Merancang proses atau spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen,
Verify – memeriksa, dan mengontrol hasil rancangan sehingga benar-
benar sesuai dengan kebutuhan konsumen.
DMADOV
Define – Menentukan sasaran proyek dan keinginan konsumen untuk
dijadikan penentu objek analisis atau batas spesifikasi,
Measure – Menghitung objek analisis untuk menentukan spesifikasi yang
dibutuhkan konsumen,
Analyze - Menganalisis, menentukan, dan menyimpulkan hasil dari proses
“Measure”
Design – Merancang proses atau spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen,
Optimize – Optimalisasi, dan simulasikan desain dan kemampuannya
dengan menggunakan alat-alat dan pemodelan statistika,
Verify – memeriksa, dan mengontrol hasil rancangan sehingga benar-
benar sesuai dengan kebutuhan konsumen.
DCCDI
Define – Tentukan tujuan proyek,
Customer – Analisa spesifikasi konsumen,
Concept – Ide proyek dikembangkan, direvisi, dan dipilih yang terbaik
untuk proyek,
Design - Rancang desain proyek berdasarkan ide yang telah dipilih untuk
memenuhi spesifikasi-spesifikasi kebutuhan bisnis dan konsumen,
Implementation – menerapkan rancangan proyek ke proses produksi.
IDOV
Identify – mengidentifikasi konsumen dan spesifikasi produk yang
dibutuhkan oleh konsumen,
Design – menerjemahkan spesifikasi yang dibutuhkan konsumen kedalam
beberapa rancangan produksi, dari beberapa rancangan ini lalu dipilih atau
(bisa juga) digabungkan menjadi rancangan terbaik,
Optimize – Optimalisasi, dan simulasikan desain dan kemampuannya
dengan menggunakan alat-alat dan pemodelan statistika,
Validate – Pastikan desain yang dibuat telah memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan konsumen.
DMEDI (dikenalkan oleh PricewaterhouseCoopers)
Define – Menentukan sasaran proyek dan keinginan konsumen untuk
dijadikan penentu objek analisis atau batas spesifikasi,
Measure – Menghitung objek analisis untuk menentukan spesifikasi yang
dibutuhkan konsumen,
Explore – melakukan analisis lebih dalam guna mendapat pemahaman
yang lebih baik tentang spesifikasi produk yang dibutuhkan konsumen,
Develop – merancang dan mengembangkan ide mengenai proses produksi
berdasarkan hasil dari tahap “explore”,
Implement – menerapkan hasil rancangan kedalam proses produksi.
Sekali lagi hanya mengingatkan, detail dari langkah-langkah tersebut tidak baku
dan menyesuaikan dengan kebutuhan pemakainya, tinggal mengkombinasikan alat-alat
analisis sesuai dengan tujuan dari analisis.
Quality
Control
Quality
Assurance
Quality
Manajemen
Perbedaan QA dan QC bukan hanya secara kedudukan seperti yang dijelaskan diatas.
Berikut ini perbedaan-perbedaan antara QA dan QC dalam quality management :
KESIMPULAN.
Quality control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang, dan menilai
suatu produk yang sudah dihasilkan apakah sudah memenuhi komponen standar mutu
produk yang diinginkan untuk memenuhi kepuasan konsumen.
Tujuan quality control secara umum adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai
dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus, cost (Biaya),
delivery, safety, serta ramah lingkungan dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai
kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.
tugas dari Quality Control (QC), ialah
Mengontrol nilai mutu atau mutu dan menguji dan menganalisa hasil pengujian
produk sesuai dengan standar nilai mutu perusahaan.
Quality Control mempunyai kewenangan dalam mendapat maupun menolak
produk perusahaan yang akan dipasarkan, tidak peduli sesulit apapun pembuatan
produk tersebut bila tak memenuhi kelayakan tersebut quality control bisa
menolaknya.
melaksanakan inspeksi (material, alat, pekerjaan).
memeriksa dokumen sertifikasi (material, alat, tenaga kerja).
Langkah – langkah yang dilakukan dalam Quality Control adalah Plan – Do – Action (
Deming Circle ).
Jenis-jenis Quality Control terbagi 2 yaitu ;
DMAIC
DFSS
Daftar Pustaka
https://lauwtjunnji.weebly.com/project-quality-management.html
https://mnurhadi.wordpress.com/2008/04/05/quality-control-pengendalian-mutu/
Pondokpengertian.blogspot.com/2017/12/pengertian-quality-control-dan manfaat.html?m=1
http://indrasanjaya91.blogspot.com/2014/05/yang-terbaru-jilid-3.html
Angga, W. (2013, July 11). Dasar-dasar Quality Control. Retrieved February 20, 2015, from
IPQI (Indonesia Productivity And Quality Institute) website: http://ipqi.org/sekilas-tentang-
dasar-dasar-quality-control/
Nugroho, D. (2014, July). Perbedaan QA dan QC. Retrieved February 21, 2015, from
Slideshare.net: http://www.slideshare.net/dewonugroho/tugas-kelompok-perbedaan-qaqc
Richey, P. (n.d.). Integrated Publisher. Retrieved February 20, 2015, from Integrated Publisher
Website: http://electronicstechnician.tpub.com/14085/css/14085_102.htm