Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu
Disusun Oleh :
Yeni Ika Septyana
(11660025)
2.1. Pengertian
The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk
memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar
lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan penyebab
persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam
suatu persoalan. Kemampuan 7 QC tools yang dashyat dalam
mengungkapkan fakta atau fenomena inilah yang menyebabkan para pakar
dalam setiap proses kegiatan mutu tergantung pada alat-alat bantu ini.
Meskipun demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 QC tools sangat
dipengaruhi oleh seberapa massif pengetahuan si pengguna akan alat bantu
yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin
tepat dalam memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2
hal pokok yang perlu menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools,
yaitu efektif dan efisien.
2. Flow Chart
Flow chart atau diagram alir merupakan diagram yang menunjukkan
seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana
langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flow chart digambarkan
dengan simbol-simbol, dan setiap simbol menggambarkan proses
tertentu dan hubungan antar proses digambarkan dengan garis
penghubung. Flow chart menunjukkan langkah-langkah atau urutan
proses dalam suatu organisasi. Sehingga dengan urutan tersebut, akan
memudahkan dalam menggambaran suatu sistem, mengidentifikasi
masalah, dan melakukan tindakan pengendalian. Namun alat ini masih
harus didukung dengan tahapan alat lain untuk melihat frekuensi
kesalahan yang terjadi pada setiap tahapan proses tersebut. Berikut ini
adalah contoh gambar dari flow chart :
3. Histogram
Histrogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi
data pengukuran dan variasi setiap proses. Digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan
menampilkan nilai tengah sebagai stndar nutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu
yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke
kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok
tersebut kurang bermutu. Sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada
kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih
bermutu, karena mendekati spect yang telah ditetapkan. Berikut ini
adalah contoh dari histrogram :
4. Scatter Diagram
Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan
hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan
menunjukkan keeratan (tingkat) hubungan antara dua variabel tersebut
(kuat atau lemah) yang diwujudkan dengan koefisien korelasi. Scatter
diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel
dapat digunakan untuk mengganti variabel yang lain. Dalam
pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data pasangan sebagai
bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang
independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor
dependen. Diagram ini paling tidak menghubungkan paling tidak dua
variabel, X dan Y yang menunjukkan keeratannya, sehingga dapat
dilihat apakah kesalahan dapat disebut berhubungan atau terkait dengan
masalah atau kesalahan lain. Berikut ini adalah contoh scatter diagram :
5. Control chart
Control chart adalah alat bantu berupa grafik yang akan
menggambarkan stabilitas suatu proses kerja. Untuk menentukan apakah
proses kerja dalam keadaan in control atau out of control. Karakteristik
pokok dari alat bantu ini adalah adanya sepasang batas kendali (upper
dan lower control), sehingga dari data yang dikumpulkan akan dapat
terdeteksi kecenderungan proses yang sesungguhnya. Pada dasarnya alat
bantu ini adalah rekaman data yang sedang berjalan. Bila data terkumpul
sebagian besar berada dalam batas pengendalian berarti proses berjalan
dalam kondisi stabil. Sebaliknya, sebagian besar data menunjukkan
deviasi di luar batas kendali, maka dapat dikatakan proses berjalan tidak
normal. Sehingga dapat berdampak pada penurunan mutu produk. Dapat
diketahui sumber variansi dalam control chart, yaitu common cause dan
special cause. Jika common cause, maka tidak dapat mengadakan
perubahan. Tetapi jika special cause, dapat diadakan perubahan tanpa
mengubah proses secara keseluruhan. Dalam siklus PDCA, control chart
digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check). Berikut
ini adalah contoh dari control chart :
Gambar 2.4. Gambar Control Chart
6. Pareto diagram
Pareto merupakan diagram yang dikembangkan oleh Vildero
Pareto. Diagram pareto ini adalah suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut ukuran ranking tertinggi
hingga terendah. Hal ini dapat membantu permasalahan yang paling
penting untuk segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai dengan
masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah).
Diagram pareto juga dapat mengidentifikasi masalah paling penting
yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas dan memberikan petunjuk
dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan
masalah. Selain itu, diagram pareto juga dapat digunakan untuk
membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses
sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses
(Mitra,1993). Berikut ini adalah contoh gambar diagram pareto :
Frekuensi
Jenis Kesalahan
Sumber : Besterfield,1998
Gambar 2.5. Pareto Diagram
7. Fish Bone Diagram
Fish bone diagram atau disebut cause and effect diagram yang
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa sehingga juga biasa dikenal
dengan Ishikawa Diagram. Disebut fish bone diagram karena berbentuk
seperti tulang ikan. Fish bone merupakan alat bantu yang menggunakan
data verbal (nonnumerical) atau data kualitataif dalam penyajiannya.
Alat bantu ini menggambarkan garis dan simbol-simbol yang
menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah.
Suatu kondisi “penyimpangan mutu” yang dipengaruhi oleh bermacam-
macam penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat bantu
lainnya, karena penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan
kelompok. Sehingga alat bantu ini identik dengan kegiatan kelompok.
Disamping itu, manfaat optimum diperoleh jika diagram ini mampu
menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu
penyimpangan (ketidakbermutuan). Berikut ini adalah contoh gambar
gambar fishbone :
Mesin Manusia
Tradisional
Kurang
berpengalaman
Tidak standart
Produk Cacat
Tidak ada QC
Bahan baku Tidak ada prosedur
Pemisahan material
Bahan baku kotor
Tidak ada pengikat udara
Kualitas bahan Dalam cairan alumunium
kurang baik
Bahan Prosedur
The 7 QC tools terdiri dari check sheet, flowchart, scatter diagram, pareto
diagram, histogram, fishbone diagram dan control chart. Dan dari ketujuh alat
tersebut tidak semua harus dipakai dalam melakukan analisi. Namun dari kesemua
itu, seven tools mempunyai kelemahan dalam melakukan analisis yaitu tidak
mampumenggambarkan keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi target. Alat
apa yang akan digunakan, disesuaikan dengan data-data yang ada serta tujuan
yang akan dicapai. Sehingga, perusahaan dapat menjaga kualitas produk maupun
jasa yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Advertisements
Bulan lalu, saya telah memposting tulisan tentang 7 Basic Quality Tools dan
sempat menyinggung keberadaan 7 New Quality Tools. Lalu, alat-alat apa
saja yang termasuk ke dalam 7 New Quality Tools? Dan apa perbedaannya
dengan 7 Basic Quality Tools?
7 New Quality Tools, atau sering disebut juga 7 management and planning
(MP) tools, pertama kali digagas pada tahun 1972 ketika sekelompok
insinyur dan ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE (Union of Japanese
Scientists and Engineers) melihat perlunya alat untuk memetakan
permasalahan secara terstruktur pada tingkatan manajemen menengah ke
atas sehingga membantu pengambilan keputusan dan kelancaran
komunikasi team kerja di lapangan yang sering berhadapan dengan
permasalahan yang terjadi karena kompleksitas 7 Basic Quality Tools,
seperti: check sheet, scatter diagram, fishbone diagram, pareto chart, flow
charts, histogram, dan SPC. Mereka membentuk sebuah tim untuk meneliti
dan mengembangkan alat-alat kendali kualitas baru, tidak semua alat-alat
tersebut baru, namun merekalah yang pertama mengumpulkan dan
memperkenalkannya. Alat-alat kendali kualitas baru tersebut adalah:
affinity diagram,
interrelationship diagram,
tree diagram,
matrix diagram,
matrix data analysis,
arrow diagram atau activity network diagram, dan
PDPC (process decision program chart).
Karena alat-alat ini digunakan oleh tingkatan manajemen pada saat
perencanaan, maka permasalahan yang dipecahkan lazimnya bersifat
kualitatif menggunakan data verbal (karena belum ada data numerik)
sehingga 7 New Quality Tools sering diklasifikasikan sebagai teknik-teknik
kualitatif sebaliknya 7 Basic Quality Tools diklasifikasikan sebagai teknik-
teknik kuantitatif. Tentu saja pengklasifikasian ini tidak tepat karena
fishbone diagram dan flowchart adalah teknik kualitatif sementara matrix
data analysis adalah teknik kuantitatif. Gambar 1 di bawah ini
memperlihatkan bagaimana pengklasifikasian 7 Basic Quality Tools dan 7
New Quality Tools dalam teknik-teknik quality management.
qm-techniques
Gambar 1. Klasifikasi Teknik-Teknik Quality Management (Sumber:
Dahlgaard, Kristensen, & Kanji, 2002, p. 120)
old-new-7-tools
Gambar 2. Hubungan antara 7 Basic Quality Tools dan 7 New Quality Tools
(Sumber: Nayatani, Eiga, Futami, Miyagawa, & Loftus, The seven new QC
tools : Practical applications for managers, 1994)
Seperti halnya 7 Basic Quality Tools, 7 New Quality Tools tetap mengacu
kepada prinsip manajemen kualitas yaitu berbicara dengan fakta. Keduanya
merupakan alat-alat yang mudah dipahami oleh orang-orang yang bekerja di
bidang engineering maupun di luar bidang engineering dan tanpa
memerlukan pendidikan tinggi untuk menguasainya.
1. Affinity Diagram
Affinity diagram adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah
besar gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data
verbal melalui sesi curah pendapat (brainstorming), kemudian
mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan
hubungan naturalnya. Metode ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Jiro
Kawakita, seorang antropolog Jepang, sehingga sering disebut juga metode
KJ (sesuai inisial penemunya, Kawakita Jiro).
affinity-diagram-b
Gambar 3. Contoh Affinity Diagram
2. Interrelationship Diagram
Interrelationship diagram (diagram keterkaitan masalah) adalah alat untuk
menganalisis hubungan sebab dan akibat dari berbagai masalah yang
kompleks sehingga kita dapat dengan mudah membedakan persoalan apa
yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan persoalan apa yang
merupakan outcome (akibat dari masalah). Gambar 4 di bawah ini adalah
contoh interrelationship diagram.
interrelationship-diagram
Gambar 4. Contoh Interrelationship Diagram
3. Tree Diagram
Tree diagram adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan konsep apa
saja, seperti kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-
tugas, atau aktivitas-aktivitas secara lebih rinci ke dalam sub-subkomponen,
atau tingkat yang lebih rendah dan rinci. Tree Diagram dimulai dengan satu
item yang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing cabang
kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih, dan seterusnya sehingga
nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.
Tree Diagram telah digunakan secara luas dalam perencanaan, desain, dan
pemecahan masalah tugas-tugas yang kompleks. Alat ini biasa digunakan
ketika suatu perencanaan dibuat, yakni untuk memecahkan sebuah tugas ke
dalam item–item yang dapat dikelola (manageable) dan ditugaskan
(assignable). Penyelidikan suatu masalah juga menggunakan tree diagram
untuk menemukan komponen rinci dari setiap topik masalah yang kompleks.
Penggunaan alat ini disarankan jika risiko-risiko dapat diantisipasi tetapi
tidak mudah diidentifikasi. Tree diagram lebih baik ketimbang
interrelationship diagram untuk memecah masalah, yang mana masalah
tersebut bersifat hirarkis. Oleh karena itu, gunakan alat ini hanya untuk
masalah-masalah yang dapat dipecahkan secara hirarkis. Gambar 5 di
bawah ini adalah contoh interrelationship diagram.
tree-diagram-example
Gambar 5. Contoh Tree Diagram
4. Matrix Diagram
Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan
tindakan yang diperlukan untuk suatu perbaikan proses atau produk. Matrix
diagram selalu terdiri dari baris dan kolom yang menggambarkan hubungan
dua atau lebih faktor untuk mendapatkan informasi tentang sifat dan
kekuatan dari masalah sehingga kita bisa mendapatkan ide-ide untuk
memecahkan masalah. Gambar 6 di bawah ini adalah contoh-contoh matrix
diagram.
contoh-matrix-diagram
Gambar 6. Contoh-Contoh Matrix Diagram
Jenis-jenis matrix diagram dan cara membuatnya, silahkan buka posting yang
berjudul: Tentang Matrix Diagram.
matrix-data-analysis
Gambar 7. Contoh Matrix Data Analysis (Sumber: Michalski, 1997, p. 287)
activity-network-diagram
Gambar 8. Contoh Activity Network Diagram
pdpc-example
[8/4 16.31] Andikshey: Teknik Mesin
Gambar 2. Hubungan antara 7 Basic Quality Tools dan 7 New Quality Tools
Sifat 7 Basic Quality Tools adalah:
Mendefinisikan masalah setelah memperoleh data numerik.
Pendekatan analitis.
Sedangkan sifat 7 New Quality Tools adalah:
Mendefinisikan masalah dengan data verbal (sebelum memperoleh data
numerik).
Mengumpulkan ide dan memformulasikan rencana.
Gambar 2 memperlihatkan bagaimana keduanya saling melengkapi satu
sama lain dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas.
Mengumpulkan fakta-fakta menjadi data. Dengan keduanya, orang-orang
dapat memilih apakah mau menyediakan data dalam bentuk numerik atau
lisan. Tujuan akhirnya adalah mendapatkan informasi. Bagaimana pun
menurut Nayatani, et al. (1994), informasi itu penting karena tanpa
informasi, kita tidak akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan (memecahkan masalah yang berhubungan dengan
kualitas).
Seperti halnya 7 Basic Quality Tools, 7 New Quality Tools tetap mengacu
kepada prinsip manajemen kualitas yaitu berbicara dengan fakta. Keduanya
merupakan alat-alat yang mudah dipahami oleh orang-orang yang bekerja di
bidang engineering maupun di luar bidang engineering dan tanpa
memerlukan pendidikan tinggi untuk menguasainya.