Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................3
2.1 Perumusan Masalah...........................................................................................3
3.1 Tujuan................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
2.1.Pengertian sistem kopling........................................................................................4
2.2 Fungsi kopling pada Bus...........................................................................................5
2.3. Cara kerja kopling....................................................................................................5
2.4. Komponen Kopling..................................................................................................6
BAB III ANALISA................................................................................................................12
3.1. Perawatan kopling Bus.....................................................................................12
3.2. kerusakan pada kopling bus.............................................................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................13
4.1. Kesimpulan............................................................................................................13
4.2. Saran.....................................................................................................................13
4.3 Foto Kunjungan Bengkel.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kopling sangat vital bagi tranmisi karena sistem ini yang menghubungkan
poros enegkol dengan poros roda gigi tranmisi.Tutup kopling mempunyai 2 tipe
yaitu pegas coildan tipe pegas diaphragma, selama tutup kopling (cluth cover)
terikat pada roda penerus (flywell) mesin berputar bersama-sama dengan putaran
mesin agar seimbang sehingga menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga
harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling karena
kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutus dan penghubung tranmisi
brlangsung dengan nyaman atau secara bertahap.Karena pemakaian Kopling
dilakukan terus menerus terkadang gigi perseneleng tidak dapat masuk atau
mengalami selip. Karena sistem Kopling sangat pending dan kita harus sering
mengecek kpling agar tidak mengalami selip saat perjalanan jauh atau dijalan
yang macet.
3.1 Tujuan
Pada umunya, sisi utama kopling terdiri atas 3 jenis, yakni unit kopling, tutup
kopling, serta unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan,
serta pegas kopling. Tutup kopling diikat oleh roda hilang ingatan, sedang
didalamnya dipasangkan pada roda poros persneling serta diletakkan di antara
roda hilang ingatan serta plat tekan. Plat tekan bakal menghimpit plat kopling
pada roga hilang ingatan karenanya ada desakan dari pegas-pegas koping.
Peranti ini di buat berbahan besi tuangkan di mana sisi permukaannya di buat
halus serta rata. Sedang plat kopling di untuk buat berikan gesekan yang besar
pada roda hilang ingatan serta plat tekan dan diletakkan di antara keduanya. Pada
ke-2 permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas serta dikeling dengna paku
keling, serta umumnya pada permukaan platnya diberi kepingan logam.
Fungsinya yaitu untuk memperkuat serta juga untuk menyalurkan panas. Diluar
itu, di bagian tengah plat kopling ada pegas torsi. Pegas torsi berperan untuk
kurangi kejutan-kejutan yang berlangsung pada saat kopling bekerja serta untuk
menghindar kemungkinan pecahnya plat kopling atau rusaknya yang lain seperti
bengkoknya plat kopling
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus
dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus
dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat
kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi
semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada
sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang
penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem
akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit
kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling
terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus Cara kerja
sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
Clutch pedal adalah komponen input yang berfungsi untuk mengubah serta
meringankan dalam pengendalian kopling. Kerja dari pedal ini nantinya
menggunakan pengungkit yang mana pada ujung pedal terdapat enngsel. Di
bagian bawah engsel ini terdapat push rod yang dihubungkan pada piston master
silinder. Keras atau tidaknya penekanan kopling sangat dipengaruhi penjang dari
pedal kopling
2. Master cylinder
Fungsi dari master silinder ini mengubah energi mekanis ke dalam tekanan
hidrolis. Entah itu pada bagian rem ataupun pada bagian kopling yang mana
menggunakan penggerak hidrolik. Namun fungsi dari master silinder pada rem
tentunya berbeda pada bagian kopling mobil. Dalam sistem kopling, biasanya
hanya menggunakan tipe master silinder sederhana dengan satu piston di
dalamnya. Untuk reservoirnya sendiri masih menggunakan jenis reservoir minyak
rem, sehingga terdapat selang penghubung dari reservoir dan master.
3. Actuator Cylinder
Fungsi komponen ini sebenarnya sama saja dengan master dilinder, hanya
saja bedanya komponen ini memiliki fungsi untuk mengembalikan tekanan
hidrolis ke dalam gerakan mekanis. Komponen ini memiliki 2 jenis, yaitu tipe
dalam dan luar. Untuk tipe luar terdapat master aktuator yang ada di luar rumah
kopling. Sedangkan untuk tipe dalam letaknya berada di dalam rumah kopling.
4. Hydrolic Clutch Pipe
Pipa hidrolis biasanya tidak jauh berbeda dengan jenis selang lainnya.
Meskipun berfungsi untuk menyakurkan tekanan hidrolis, namun pipa ini tidak
berbahan dasar besi dengan bentukan tetap.
Ada beberapa tipe yang menggunakan tipe pipa besi yang mana hanya terletak
pada kedua ujung selang. Namun kebanyakan juga ada yang menggunakan jenis
high pressure flexible pipe yang mana berbahan dasar fleksible namun tetap dapat
menahan adanya tekanan kopling.
5. Release Fork
7. Pressure Plate
Fungsi dari komponen ini adalah housing dari berbagai komponen semisal
pegas diagfragma dan pressure plate. Cover ini berada di bagian luar menyelimuti
kampas kopling. Posisinya dibaut dengan flywheel, sehingga saat flywheel
berputar tentu saja clutch cover dan komponen lainnya di dalamnya akan ikut
berputar.
9. Flywheel
Posisi dari kampas kopling ini berada di antara pressure plate dan flywheel.
Saat kondisi terhubung, maka kampas akan terjepit flywheel serta pressure plate
yang menyebabkan putaran dapat dihubungkan. Ketika kondisi kampas rengga,
maka tentu saja putaran yang berada dari mesin dapat terputus. Pada bagian
tengah, ada beberapa komponen di dalam clucth disc, antara lain adalah:
1. Tidak meletakkan kaki pada pedal kopling secara terus menerus saat
berkendara. Biasakan jauhkan kaki dari pedal kopling, menghindari keausan pada
plat kopling atau release bearing lebih cepat aus.
2. Saat antri atau tanjakan disarankan untuk tidak menahan gerak mobil
dengan menginjak kopling setengah tetapi lebih baik menggunakan rem tangan
atau tromol. Kebiasaan ini juga berakibat memperpendek umur kampas kopling
dan lebih cepat tipis.
1. Menggelincir (slip kopling) Kondisi ini terjadi karena terjadi keausan pada
permukaan pelat kopling. Selain itu bisa juga karena terkena gemuk atau minyak,
sehingga koefisien gesek plat menurun. Kondisi ini memungkinkan kopling tidak
sempurna memindahkan tenaga dari mesin (mobil hilang tenaga). Jika ini tejadi
membuat mobil tdak bisa melaju cepat dan akan boros bahan bakar.
2. Getaran atau gesekan kasar Ini terjadi saat komponen kopling tidak
berhubungan secara halus, dan mobil seolah bergetar. Penyebabnya bisa dari plat
kopling, matahari atau roda gila (flywheel) yang tidak rata.
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Bengkel yang kami kunjungi adalah bengkel Aldi Jaya di buluh indah
Denpasar
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-otomotif-blogspot.com/2014/01/system-kopling-mobil.html