Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jimbaran,13 november 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................3
2.1 Perumusan Masalah...........................................................................................3
3.1 Tujuan................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................4
2.1.Pengertian sistem kopling........................................................................................4
2.2 Fungsi kopling pada Bus...........................................................................................5
2.3. Cara kerja kopling....................................................................................................5
2.4. Komponen Kopling..................................................................................................6
BAB III ANALISA................................................................................................................12
3.1. Perawatan kopling Bus.....................................................................................12
3.2. kerusakan pada kopling bus.............................................................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................13
4.1. Kesimpulan............................................................................................................13
4.2. Saran.....................................................................................................................13
4.3 Foto Kunjungan Bengkel.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem kopling sangat vital bagi tranmisi karena sistem ini yang menghubungkan
poros enegkol dengan poros roda gigi tranmisi.Tutup kopling mempunyai 2 tipe
yaitu pegas coildan tipe pegas diaphragma, selama tutup kopling (cluth cover)
terikat pada roda penerus (flywell) mesin berputar bersama-sama dengan putaran
mesin agar seimbang sehingga menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga
harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling karena
kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutus dan penghubung tranmisi
brlangsung dengan nyaman atau secara bertahap.Karena pemakaian Kopling
dilakukan terus menerus terkadang gigi perseneleng tidak dapat masuk atau
mengalami selip. Karena sistem Kopling sangat pending dan kita harus sering
mengecek kpling agar tidak mengalami selip saat perjalanan jauh atau dijalan
yang macet.

2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan Uraian datas terdapat berbagai permasalahan yang perlu dkaji


lebih lanjut yaitu

1.Bagaimana Cara Mengatasi kopling selip

2.Apa penyebab suara-suara muncul pada sistem kopling

3.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sisitem kopling pada bus

2. Mahasiswa dapat mengetahui kompenen kopling

3. Mahasiswa dapat mengetahui system cara kerja pada kopling bus


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian sistem kopling

Kopling/Clutch adalah merupakan peralatan transmisi yang


menghubungkan poros engkol dengna poros roda gigi transmisi. Manfaat kopling
yaitu untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, lalu transmisi merubah
tingkat kecepatan sesuai sama dengan yang di idamkan.

Dalam situasi normal, di mana manfaat kopling bekerja dengan terbaik,


demikian pengemudi menghimpit pedal kopling, tenaga mesin bakal di putuskan,
lantaran waktu pedal ditekan maka style tekan itu bakal mendorong release fork
serta release fork bakal mendorong release bearing. Hingga release bearing bakal
mengangkat mendorong pegas diaprahgma serta preaseure palte, clutch disc bakal
lepas dengan flywheel. Serentak roda gigi bakal lepas dari dampak putaran mesin.
Keadaan inilah yang sangat mungkin terjadinya perpindahan roda gigi pada
transmisi. Saat ini ada beragam type kopling salah satunya kopling gesek, kopling
fluida, koping sentrifugal, serta kopling magnet. Kopling plat basah yaitu kopling
yang plat-platnya di rendam dengan minyak pelumas. Umumnya kopling type ini
dipakai oleh sepeda motor. Sedang type kopling plat kering yaitu type kopling
yang plat-platnya tak di rendam oleh minyak pelumas.

Pada umunya, sisi utama kopling terdiri atas 3 jenis, yakni unit kopling, tutup
kopling, serta unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan,
serta pegas kopling. Tutup kopling diikat oleh roda hilang ingatan, sedang
didalamnya dipasangkan pada roda poros persneling serta diletakkan di antara
roda hilang ingatan serta plat tekan. Plat tekan bakal menghimpit plat kopling
pada roga hilang ingatan karenanya ada desakan dari pegas-pegas koping.
Peranti ini di buat berbahan besi tuangkan di mana sisi permukaannya di buat
halus serta rata. Sedang plat kopling di untuk buat berikan gesekan yang besar
pada roda hilang ingatan serta plat tekan dan diletakkan di antara keduanya. Pada
ke-2 permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas serta dikeling dengna paku
keling, serta umumnya pada permukaan platnya diberi kepingan logam.
Fungsinya yaitu untuk memperkuat serta juga untuk menyalurkan panas. Diluar
itu, di bagian tengah plat kopling ada pegas torsi. Pegas torsi berperan untuk
kurangi kejutan-kejutan yang berlangsung pada saat kopling bekerja serta untuk
menghindar kemungkinan pecahnya plat kopling atau rusaknya yang lain seperti
bengkoknya plat kopling

2.2 Fungsi kopling pada Bus

Fungsi kopling pada bus antara lain yaitu :

1. Untuk memutus dan menghubungkan antara putaran mesin ke


transmisi.
2. Sebagai salah satu kopenen system pemidah tenaga (POWER TRAIN )
3. Untuk berhenti ketika prseneling masih terpasng

2.3. Cara kerja kopling

Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong


bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan
tekananpegas.

Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus
dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus
dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat
kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi
semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada
sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.

Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang
penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem
akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit
kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling
terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus Cara kerja
sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.

2.4. Komponen Kopling

1. Clutch Pedal (Pedal Kopling)

Clutch pedal adalah komponen input yang berfungsi untuk mengubah serta
meringankan dalam pengendalian kopling. Kerja dari pedal ini nantinya
menggunakan pengungkit yang mana pada ujung pedal terdapat enngsel. Di
bagian bawah engsel ini terdapat push rod yang dihubungkan pada piston master
silinder. Keras atau tidaknya penekanan kopling sangat dipengaruhi penjang dari 
pedal kopling
2. Master cylinder

Fungsi dari master silinder ini mengubah energi mekanis ke dalam tekanan
hidrolis. Entah itu pada bagian rem ataupun pada bagian kopling yang mana
menggunakan penggerak hidrolik. Namun fungsi dari master silinder pada rem
tentunya berbeda pada bagian kopling mobil. Dalam sistem kopling, biasanya
hanya menggunakan tipe master silinder sederhana dengan satu piston di
dalamnya. Untuk reservoirnya sendiri masih menggunakan jenis reservoir minyak
rem, sehingga terdapat selang penghubung dari reservoir dan master.

3. Actuator Cylinder

Fungsi komponen ini sebenarnya sama saja dengan master dilinder, hanya
saja bedanya komponen ini memiliki fungsi untuk mengembalikan tekanan
hidrolis ke dalam gerakan mekanis. Komponen ini memiliki 2 jenis, yaitu tipe
dalam dan luar. Untuk tipe luar terdapat master aktuator yang ada di luar rumah
kopling. Sedangkan untuk tipe dalam letaknya berada di dalam rumah kopling.
4. Hydrolic Clutch Pipe

Pipa hidrolis biasanya tidak jauh berbeda dengan jenis selang lainnya.
Meskipun berfungsi untuk menyakurkan tekanan hidrolis, namun pipa ini tidak
berbahan dasar besi dengan bentukan tetap.

Ada beberapa tipe yang menggunakan tipe pipa besi yang mana hanya terletak
pada kedua ujung selang. Namun kebanyakan juga ada yang menggunakan jenis
high pressure flexible pipe yang mana berbahan dasar fleksible namun tetap dapat
menahan adanya tekanan kopling.

5. Release Fork

Komponen ini memiliki fungsi mengkonversikan energi mekanis yang


berasal dari output aktuator silinder yang mana menuju release bearing. Sama
seperti pedal kopling, komponen ini bekerja menggunakan prinsip pengungkit.
Yang mana panjang lengan fork akan sangat mempengaruhi kekerasan pada
penekanan kopling.
6. Release Bearing

Komponen ini memiliki fungsi untuk meneruskan tekanan yang berasal


dari releasi fork yang berguna menekan pada area pegas diafragma. Bentuk dari
release bearing ini seperti bantalan roller. Sehingga untuk meminimalkan
terjadinya efek gesekan di dalamnya, sehingga release bearing diletakkan dalam
bantalan pelor.

7. Pressure Plate

Plat penekanan ini memiliki fungsi untuk menekan kampas kopling


sehingga tidak terjepit dengan flywheel. Komponen ini berbentuk seperti piringan
yang berbahan dasar besi tuang yang tebal. Bentuk seperti ini dikarenakan kerja
plat penekan yang harus mampu untuk menekan plat kopling dalam kekuatan
tinggi tanpa menyebabkan aus maupun keolengan plat. Posisi piringan ini berada
setelah kampas kopling yang mana terhubung dengan clucth cover. Sehingga
putaran plat penekan dan flywheel memiliki RPM yang sama.
8. Clutch Cover

Fungsi dari komponen ini adalah housing dari berbagai komponen semisal
pegas diagfragma dan pressure plate. Cover ini berada di bagian luar menyelimuti
kampas kopling. Posisinya dibaut dengan flywheel, sehingga saat flywheel
berputar tentu saja clutch cover dan komponen lainnya di dalamnya akan ikut
berputar.

9. Flywheel

Sebenarnya komponen ini masuk ke dalam komponen mesin. Namun


dalam sistem kopling mobil manual, flywheel masuk ke dalam komponen kopling
mekanik. Fungsi dari komponen ini digunakan menjepit kampas kopling dengan
pressure plate. Selain itu, flywheel juga berfungsi sebagai rumah kopling.
10. Clutch Disc

Posisi dari kampas kopling ini berada di antara pressure plate dan flywheel.
Saat kondisi terhubung, maka kampas akan terjepit flywheel serta pressure plate
yang menyebabkan putaran dapat dihubungkan. Ketika kondisi kampas rengga,
maka tentu saja putaran yang berada dari mesin dapat terputus. Pada bagian
tengah, ada beberapa komponen di dalam clucth disc, antara lain adalah:

 Clucth Hub, yang terhubungkan dengan poros transmisi dengan memiliki


ulir.
 Torsion Dumper, rangkaian pegas spiral yang memiliki fungsi meredam
getaran ketika kopling terhubung dengan pressure plate.
 Cushion Plate, memiliki fungsi memperhalus kerja dari kopling Bus.
BAB III
ANALISA

3.1. Perawatan kopling Bus

1. Tidak meletakkan kaki pada pedal kopling secara terus menerus saat
berkendara. Biasakan jauhkan kaki dari pedal kopling, menghindari keausan pada
plat kopling atau release bearing lebih cepat aus.

2. Saat antri atau tanjakan disarankan untuk tidak menahan gerak mobil
dengan menginjak kopling setengah tetapi lebih baik menggunakan rem tangan
atau tromol. Kebiasaan ini juga berakibat memperpendek umur kampas kopling
dan lebih cepat tipis.

3. Saat me-release pedal kopling usahakan jangan dihentak sekaligus tapi


dilepas secara perlahan. Guna menghindari kerusakan pada permukaan plat
kopling yang tidak rata, apalagi saat muatan banyak.

3.2. kerusakan pada kopling bus

1. Menggelincir (slip kopling) Kondisi ini terjadi karena terjadi keausan pada
permukaan pelat kopling. Selain itu bisa juga karena terkena gemuk atau minyak,
sehingga koefisien gesek plat menurun. Kondisi ini memungkinkan kopling tidak
sempurna memindahkan tenaga dari mesin (mobil hilang tenaga). Jika ini tejadi
membuat mobil tdak bisa melaju cepat dan akan boros bahan bakar.

2. Getaran atau gesekan kasar Ini terjadi saat komponen kopling tidak
berhubungan secara halus, dan mobil seolah bergetar. Penyebabnya bisa dari plat
kopling, matahari atau roda gila (flywheel) yang tidak rata.

3. Bunyi “gemeretak” saat gigi transmisi dipindahkan Jika menemukan bunyi


seperti ini, umumnya masalah terjadi pada pelat kopling aus, atau pelat yang tidak
kembali sempurna, ketika pedal ditekan (tetap menempel dengan flywheel). Gigi
transmisi akan sulit dipindah, kalaupun bisa maka akan muncul suara germertak
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah


kendaraan, yaitu sistem berfungsi  untuk memutus danmenghubungkan tenaga
dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan
tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, differensial, poros
dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan komponennya
( clutch assembly ), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah tenaga
pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber
tenaga ( engine ) kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling
( clutch)diteruskan ketransmisi ( gear box ) ke propeller shaft dan keroda melalui
defrensial ( final drive ).komponen utama dari kopling mulai dari roda gila
(flywheel) adalah driven plate ,pressure plate , pressure plate lever , clutch release
atau throwout bearing , throwout lever  . terdapat dua macam kopling gesek yaitu
kopling plat tunggal dan kopling plat ganda.  Kopling gesek plat tunggal
banyak dipergunakan pada kendaraan roda empat.
Sedangkan koplinggesek plat ganda banyak dipergunakan pada sepeda
motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan
di salurkan mulai kopling.

4.2. Saran

Dalam penggunaan minyak kopling harus menggunakan minyak kopling


yang bagus agar cara kerja kopling lancar pada saat master kopling meneruskan
tenaga dari pedal kopling ke release kopling berjalan lancar.
4.3 Foto Kunjungan Bengkel

Bengkel yang kami kunjungi adalah bengkel Aldi Jaya di buluh indah
Denpasar
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Pembuatan Laporan Praktek Industri,Penerbit Politeknik Indonusa


Surakarta,Surakarta, 2013

Manual Book Toyota,Jakarta:PT Toyota Astra Motor.

http://dunia-otomotif-blogspot.com/2014/01/system-kopling-mobil.html

Yunan Ginting,, Otomotif Dasar, Cv.Angkasa Bandung

Anda mungkin juga menyukai