Oleh:
Kelompok M3 (Mojokerto-Madiun-Medan) Kelas TEP-A
1. Elfry Purba NIM 141710201034
2. Mohammad Ihya Ulum M. NIM 151710201004
3. Mario Dwi Adrianto NIM 151710201030
4. Farid Lukman Hakim NIM 151710201052
BAB 1. PENDAHULUAN
Salah satu cara untuk mengurangi limbah organik dalam sektor rumah
tangga ini yaitu dengan menjadikannya pupuk organik (kompos). Kompos adalah
hasil penguraian parsia/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Sudiana,
Tanpa tahun). Proses pembuatan kompos sering disebut dengan pengomposan.
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara
biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami masalah pupuk kompos yang terbuat dari limbah
sampah organik rumah tangga.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui dan memahami masalah pupuk kompos yang terbuat dari
limbah sampah organik rumah tangga.
Bahan organik yang dapat digunakan sebagai kompos dapat berasal dari
limbah hasil pertanian dan non pertanian (limbah kota dan limbah industri).
Limbah hasil dari pertanian antara lain berupa sisa tanaman (jerami dan
brangkasan),sisa hasil pertanian (sekam, dedak padi, kulit kacang tanah, ampas
tebu,dan belotong). Limbah kota atau sampah organik kota biasanya dikumpulkan
dari pasar atau sampah rumah tangga dari daerah pemukiman serta taman-taman
kota (Harizena, 2012).
1. Kadar air bahan baku : daun-daun yang masih segar atau tidak kering,
kadar airnya memenuhi syarat sebagai bahan baku. Dengan begitu, daun
yang sudah kering, yang kadar airnya juga akan berkurang, tidak
memenuhi syarat. Hal tersebut harus diperhatikan karena banyak
pengaruhnya terhadap kegiatan mikroba dalam mengolah bahan baku
4
b. Bentuk bahan : semakin kecil dan homogen bentuk bahan, semakin cepat
dan baik pula proses pengomposan. Karena dengan bentuk bahan yang
lebih kecil dan homagen, lebih luas permukaan bahan yang dapat dijadikan
substrat bagi aktivitas mikroba.Selain itu, bentuk bahan berpengaruh pula
terhadap kelancaran difusi oksigen yang diperlukan serta pengeluaran CO2
yang dihasilkan.
d. Kadar air bahan tergantung kepada bentuk dan jen is bahan, misalnya,
kadar air optimum di dalam pengomposan bernilai antara 50 70,
terutama selama proses fasa pertama. Kadang-kadang dalam keadaan
tertentu, kadar air bahan bisa bernilai sampai 85%, misalnya pada jerami.
Parameter Nilai
termofilik,
dekomposisi substrat mudah hancur seperti protein, gula, dan pati yang
selanjutnya digantikan oleh mikroba termofilik yang secara cepat merombak
substrat organik.Pada tahap akhir stabilisasi, jumlah populasi mikroba meningkat.
Panas yang timbul selama fase termofilik mampu membunuh mikroba patogen
(>55oC) dan benih gulma (>62oC) sehingga kompos matang sering dipakai
sebagai media pembibitan tanam. Penggunaan kompos matang mampu
menstimulasi perkembangan mikroba dan menghindari bibit dari serangan
patogen tular tanah (Husen dan Irawan, 2008).
BAB 3. METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan mesin pembuatan kompos
secara otomatis (Automatic Composter) berskala rumah tangga, yaitu :
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam perancangan mesin ini, yaitu :
1. Gunting pemotong seng
2. Meteran
3. Solder listrik
4. Las listrik
5. Laptop
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunaka dalam perancangan mesin ini, yaitu :
1. Seng
2. Satu set Arduino
3. Dinamo
yaitu langkah kerja pembuatan prototipe mesin dan langkah kerja proses
pengomposan dengan mesin yang telah dibuat sebelumnya.
Langkah kerja proses pengomposan dengan mesin ini yaitu, sebagai berikut.
14
BAB 4. PEMBAHASAN
Pemberian sensor ini bertujuan untuk mengatur suhu dan pH saat proses
pengomposan. Hal ini dikarenakan suhu menjadi salah faktor terpentik dalam
proses pengomposan. Suhu yang optimum saat proses pengomposan akan
mempercepat proses pengomposan itu sendiri. Selain itu mesin di juga didesan
fleksibel, artinya mesin ini mudah dipindah-pidahkan karena dilengkapi dengan
roda pada bagian bawah mesin.
5. Power Mesin : 16 HP
(a)
17
(b)
Gambar 4.1 (a) Desain Mesin Secara Keseluruhan, (b) Desain Bagian Dalam Mesin
Bagian-bagian
NO Fungsi
Mesin
1 Hopper Sebagai lubang masukan dari sampah organik
2 Alat pencacah Untuk mencacah sampah organik menjadi
bagian yang lebih kecil. Alat pencacah ini
terbuat dari baja yang di keraskan.
3 Pintu masukkan dan Sebagai pintu untuk memasukkan aktivator dan
Pengeluarkan sebagai pintu untuk mengambil kompos yang
telah jadi
4 Alat pengaduk Untuk mengaduk sampah organik yang telah
dicacah dengan aktivator dan sekam padi atau
gergaji kayu. Alat ini tebuat dari bahan baja
yang telah dilapisi, sehingga tidak terjadi
pengkaratan.
5 Mesin kontrol Sebagai alat kontol suhu, kelembaban, dan pH
18
saat pengomposan
6 Lubang pembuangan Sebagai lubang untuk mengeluarkan air apabila
jumlah air berlebih saat pengomposan
7 Roda Untuk mempermudah pemindahan mesin dari
tempat satu ke tempat lainnya
BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Djuarnani, N. dkk. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta : PT. Agro
Media Pustaka.