Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Pengendalian dan
Penjaminan Kualitas

Alat Pengendali Kualitas

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Teknik Industri 05510008 Dr. Arief Rahmana, ST., MT., CIPMP

Abstract Kompetensi
Modul 2 ini berisikan materi tentang Mahasiswa dapat menggunakan alat-
alat pengendali kualitas Basic 7 alat pengendali kualitas
Tools dan New 7 Tools
‘20 Manajemen Kualitas
2 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
A. Basic Seven Tools

1. Pareto Diagram
Pareto diagram yang merupakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli yang
bernama Vilfredo Pareto adalah alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai
kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau
prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab kejadian yang akan dianalisis, sehingga kita
dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap
kejadian tersebut. Gambar berikut merupakan contoh penggunaan pareto diagram.

Gambar 2.1 Diagram Pareto

2. Histogram
Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukan variasi data pengukuran dan variasi
setiap proses. Berbeda dengan pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang
memiliki proporsi terbesar kekiri hingga proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak
menggunakan urutan apapun. Contoh histogram dapat dilihat pada gambar.

Gambar 2.2 Histogram

‘20 Manajemen Kualitas


3 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Scatter Diagram
Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukan kemungkinan hubungan (korelasi) antara
pasangan dua macam variable dan menunjukan keeratan hubungan antara dua variable
tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Scatter diagram juga dapat
digunakan untuk mencek apakah suatu variable dapat digunakan untuk mengganti variable
yang lain. Diagram ini berupa titik yang menghubungkan paling tidak dua variable, X dan Y
yang menunujukan keeratannya, sehingga dapat dilihat apakah suatu kesalahan dapat disebut
berhubungan atau terkait dengan masalah atau kesalahan yang lain. Gambar merupakan
contoh penggunaan diagram ini.

Gambar 2.3 Scatter Diagram


4. Control Chart
Control chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada
dalam keadaan in control atau out of control. Control limit yang meliputi batas atas (upper
control limit) dan batas wilayah (lower control limit) dapat membantu untuk menggambarkan
performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukan bahwa proses tersebut
konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses, maka kita dapat mengetahui sumber variasi
proses, apakah merupakan common cause atau special cause. Apabila merupakan special
cause, kita dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi
bila merupakan common cause maka kita dapat mengadakan perubahan. Dalam siklus PDCA,
control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check). Gambar
merupakan contoh penggambaran control chart.

‘20 Manajemen Kualitas


4 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 2.4 Control Chart
5. Run Chart
Run chart adalah grafik yang menunjukan variasi ukuran sepanjang waktu, kecenderungan,
daur, dan pola-pola lain dalam suatu proses, misalnya perubahan dalam proses dan
memperbandingkan performansi beberapa kelompok, tetapi tanpa menyebutkan sebab-sebab
terjadinya kecenderungan, daur, atau pola-pola tersebut. Gambar berikut adalah contoh
penggambaran run chart. Gambar ini menjadi berarti bila penggunaannya dihubungkan
dengan hasil penggambaran upper control limit dengan lower control limit untuk menunjukan
apakah proses produksi atau operasi kita baik atau tidak.

Gambar 2.5 Run Chart

6. Flowchart
Flowchart adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukan seluruh langkah dalam
suatu proses dan menunjukan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain.
Flowchart digambarkan dengan symbol-simbol, dan setiap orang yang bertanggung jawab
untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut.
Dalam proses produksi atau operasional dalam suatu organisasi atau perusahaan, di mana
kualitas yang terutama dan yang paling ekonomis apabila diliat dari prosesnya, maka

‘20 Manajemen Kualitas


5 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Flowchart ini sangat penting. Flowchart pada suatu organisasi atau perusahaan meliputi
seluruh aliran dalam proses produksi atau penyampaian pelayanan/jasa, baik yang dilakukan
oleh staf interen atau disebut dengan pelanggan dan konsumen internal atau oleh staf kepada
pelanggan dan konsumen eksternal atau akhir.
Flowchart dalam proses produksi atau operasional pada suatu organisasi atau perusahaan
tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain.
a. memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses produksi atau
operasional pada suatu organisasi atau perusahaan;
b. Membandingkan proses sesungguhnya yang dirasakan para pelanggan baik pelanggan
internal maupun eksternal dengan proses ideal yang diinginkan pelanggan tersebut;
c. Mengetahui langkah-langkah yang duflikatif dan langkah-langkah yang tidak perlu;
d. Mengetahui di mana atau dalam bagian proses yang mana pengukuran dapat
dilakukan;
e. Menggambarkan system total.

Apabila digambarkan,maka secara umum gambaran mengenai flowchart ini dapat dilihat
pada gambar. Dari gambar tersebut akan dapat dilihat bagaimana urutan atau rangkaian
kegiatan yang terjadi selama proses produksi atau operasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Urutan atau rangkaian proses inilah yang nantinya dapat digunakan untuk
membantu mendeteksi kesalahan yang disebabkan proses produksi atau operasi. Namun, alat
ini masih harus didukung dengan alat lain untuk melihat frekuensi kesalahan ynag terjadi
pada setiap tahap proses tersebut.

Gambar 2.6 Flowchart

‘20 Manajemen Kualitas


6 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
7. Cause and Effect Diagram
Cause and Effect Diagram digunakan untuk menganalisis persoalan dan factor-faktor yang
menimbulkan persoalan tersebut. Dengan demikian, diagram tersebut dapat digunakan untuk
menjelaskan sebab-sebab suatu persoalan. Cause and effect diagram juga disebut Ishikawa
Diagram karena dikembangkan oleh Dr Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut
FishboneDdiagram karena berbentuk seperti kerangka ikan.

Cause and effect diagram dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut.
a. untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses.
b. untuk mengidentifikasi kategari dan subkategori sebab-sebab yang mempengaruhi
suatu karakteristik kualitas tertentu.
c. untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.

Gambar 2.7 Cause and Effect Diagram

B. New Seven Tools


1. Affinity Diagram
Affinity Diagram dikembangkan oleh Jiro Kawakita pada tahun 1950-an dan sering
menggunakan hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi sehingga mudah
dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Langkah-langkah dalam membuat affinity
diagram adalah sebagai berikut.
a. Tim mengumpulakan fakta-fakta yang diketahui dan menuliskan fakta-fakta tersebut
dengan menggunakan teknik brainstorming.
b. Fakta-fakta tersebut kemudian dikelompokkan menurut golongan-golongan tertentu.
c. Golongan tersebut kemudian diberi nama dan menyusunnya menurut hirarki
kepentingan golongan-golongan tersebut.

‘20 Manajemen Kualitas


7 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
d. Tim membuat kesimpulan mengenai tindakan apa yang harus diambil untuk
mengatasi fakta atau golongan yang mengganggu proses.
e. Affinity diagram ini sangat berguna untuk menyaring data yang berjumlah besar dan
menciptakan pola piker baru. Affinity diagram digunakan dalam PDCA cycle terutama
dalam tahap rencana (plan). Contoh pada gambar adalh contoh affinity diagram mengenai
apa yang dikehendaki pelanggan eksternal primer suatu organisasi yang memberikan
pelayanan atau jasa pendidikan.

2. Diagram Hubungan

Diagram hubungan merupakan diagram yang menggambarkan hubungan logika antara faktor
yang berdekatan. Langkah-langkah dalam membuat diagram hubungan adalah sebagai
berikut :
a. Bentuk tim dan topik/tujuan pembahasan
b. Tentukan bersama sebab-sebab dan gejala dari gejala dari pembahasan
c. Buat kelompok sebab, dan gejala sebagai “satelit” dari setiap sebab
d. Tarik garis-garis hubungan
e. Lanjutkan ke diagram matrix

3. Diagram Matrix

Diagram matrik merupakan diagram yang menggambarkan hubungan sebab akibat potensial
melalui kaitan sebab-akibat variabel-variabelnya. Langkah-langkah dalam membuat diagram
matrik adalah sebagai berikut :
a. Tentukan dua atau lebih sistem yang akan dipelajari
b. Pilih bentuk yang akan digunakan
c. Isi tiap sistem dengan variabel-variabelnya (jumlahnya tergantung pada
kegunaan, kemampuan dan tingkat rinci yang diberikan)
d. Tentukan klasifikasi hubungan
e. Isi tiap pasang variabel dengan klasifikasi hubungan
f. Lanjutkan dengan analisis data matrix

‘20 Manajemen Kualitas


8 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4. Analisis Data Matrix
Analisis data matrix adalah suatu alat yang sederhana, tetapi efektif yang berfungsi untuk
membandingkan beberapa kelompok kategori seperti operator, karyawan penjualan, mesin-
mesin, pemasok, dan sebagainya di mana semua elemen dalam kategori tersebut melakukan
kegiatan yang sama.

5. Diagram Pohon

Tree diagram merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan tujuan yang harus
ditempuh dengan tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Diagram
tersebut digunakan untuk dapat mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dari jasa atau
program pendidikan yang ditawarkan. Tree diagram digunakan bila ada sesuatu yang belum
jelas rumusannya kedalam karakteristik yang sifatnya operasional. Tree diagram ini
seringkali digunakan untuk menterjemahkan hasil dari affinity diagram atau cause and effect
diagram

6. Diagram Panah

Diagram panah biasanya digunakan dalam Network Planning, yang merupakan proses
perencaanaan urutan kegiatan proyek, sejak dimulainya pekerjaan sampai pekerjaan selesai.
Langkah-langkah dalam penyusunan network planning adalah sebagai berikut:
a. Inventarisasikan seluruh kegiatan yang membentuk proyek’
b. Tetapkan melalui logika ketergantungan antar kegiatan
c. Mulai dengan menggambarkan kegiatan-kegiatan awal proyek yang tidak
tergantung pada kegiatan apapun
d. Ikuti kegiatan awal dengan kegiatan yang tergantung pada setiap kegiatan awal
yang sudah digambarkan
e. Bilamana diperlukan, gunakan kegiatan semu (dummy activity) untuk membantu
menggambarkan ketergantungan
f. Di akhir kegiatan, gabungkan kegiatan-kegiatan yang tidak berlanjut dengan
memanfaatkan kegiatan semu

‘20 Manajemen Kualitas


9 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
g. Demikian pula, untuk kegiatan-kegiatan awal satukan semuanya dengan diawali
oleh (beberapa) kegiatan semu. Dengan demikian baik di awal atau di akhir proyek, selalu
hanya ada satu event.

7. Program Decision Process Chart

Program Decision Process Chart (PDPC) merupakan metode untuk membayangkan hambatan
terhadap suatu tujuan, serta program persiapan untuk menghilangkan hambatan tsb. Langkah-
langkah pembuatan PDPC adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan tujuan
b. Bayangkan hambatan, pembatas dan keadaan darurat yang bakal muncul untuk
mencapai tujuan
c. Tuliskan/gambarkan hambatan dll itu dalam gambar/diagram
d. Cari langkah untuk mencari solusi atas hambatan di atas
e. Bayangkan lagi hambatan, pembatas lainnya akibat cara tersebut
f. Cari lagi langkah untuk memperoleh solusi dst, sampai seluruh imajinasi
tergambarkan

‘20 Manajemen Kualitas


10 Dr. Arief Rahmana, S.T., M.T., CIPMP.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai