2. Histogram
Histogram digunakan untuk membantu dalam menentukan variasi
distribusi atau frekuensi dari suatu pengukuran, dan memperlihatkan
karakteristik dari data yang dibagi menjadi kelas-kelas. Histogram dibagi
menjadi dua sumbu yakni sumbu y memperlihatkan frekuensi data dari setiap
kelas, sedangkan sumbu x menunjukan jenis produk rusak.
Histogram
3. Stratifikasi
Digunakan untuk memperlihatkan permasalahan berdasarkan kelompok.
Stratifikasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menguraikan dan
mengklasifikasikan data menjadi beberapa kelompok sejenis yang lebih kecil
sehingga menjadi jelas dan dapat dianalisa lebih lanjut.
4. Diagram Pareto
Digunakan untuk menunjukkan permasalahan berdasarkan urutan
banyaknya kejadian. Diagram pareto juga bertujuan untuk memperjelas faktor
yang paling penting atau yang paling besar dari beberapa faktor yang ada.
Diagram pareto juga dapat digunakan untuk menentukan critical to quality
dan selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan peta kendali yang
menghitung batas bawah dan batas atas yang bertujuan untuk mengetahui
apakah perlu atau tidaknya dilakukan proses perbaikan.
Diagram pareto
5. Fishbone diagram
Bertujuan untuk mencari akar penyebab permasalahan yang terjadi baik
penyebab utama maupun akar masalah dari penyebab utama tersebut Diagram
tebar, digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara dua variabel.
Fishbone diagram
6. Scatter diagram
Scatter diagram atau dalam istilah lain dinamakan dengan diagram pencar
menunjukkan hubungan dari suatu penyebab terhadap akibat atau kedekatan
dari dua data. Pada permasalahan ini, dua data yang dicari kedekatan
hubungannya yaitu antara jumlah produk pengiriman dan jumlah produk
rusak.
Scatter diagram
7. Peta control
Digunakan untuk mengendalikan proses. Peta kontrol atau yang biasa
disebut Control chart merupakan alat untuk mengevaluasi suatu proses,
apakah dalam keadaan terkendali atau tidak. Untuk mengetahui terkendali
atau tidak, penelitian ini menggunakan peta kendali P yang bertujuan untuk
mengetahui apakah produk yang mengalami kecacatan masih dalam batas
yang disyaratkan atau tidak.
Grafik peta kendali P produk rusak
(Somadi, 2020).
c. Tree Diagram
Tree Diagram atau disebut juga diagram Pohon adalah teknik yang
digunakan untuk memetakan lengkap jalur dan tugas-tugas yang perlu dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan utama dan tujuan sub terkait. Diagram ini
mengungkapkan secara sederhana besarnya masalah dan membantu untuk
sampai pada metode-metode yang harus dikejar untuk mencapai hasil
d. Matrix Diagram
Diagram Matriks menunjukkan hubungan antara dua, tiga, atau empat
kelompok informasi. Terdiri dari sejumlah kolom dan baris untuk mengetahui
sifat dan kekuatan dari masalah. Ini akan membantu kita untuk sampai pada ide
utama dan menganalisis hubungan atau tidak adanya di persimpangan dan
menemukan cara yang efektif untuk mengejar metode pemecahan masalah
Biaya produk gagal (cost of poor quality) adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu organisasi
karena terjadi kegiatan produk gagal. Definisi mengenai kegiatan yang berhubungan dengan
mutu juga menjelaskan empat kategori biaya mutu (Hansen dan Mowen, 1997:8):
1. Biaya pencegahan (prevention cost). Biaya pencegahan terjadi untuk mencegah mutu yang
jelek pada produk atau jasa yang akan dihasilkan. Apabila biaya pencegahan meningkat, maka
biaya produk gagal diharapkan turun. Contoh dari biaya pencegahan adalah biaya untuk tenaga
ahli mutu, program pelatihan mutu, perencanaan mutu, pelaporan mutu, pemilihan dan evaluasi
pemasok, audit mutu, siklus mutu, uji lapangan, dan peninjauan desain
2. Biaya penilaian (appraisal costs). Biaya penilaian terjadi untuk menentukan apakah produk
dan jasa telah sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan. Contoh biaya ini termasuk
biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, kegiatan penilaian
pengawasan, penilaian produk, penilaian proses, pengukuran (pemeriksaan dan pengujian)
peralatan, dan pengesahan. Penilaian produk menyertakan sampel dari barang jadi untuk
menentukan apakah produk memenuhi standar mutu yang bisa diterima; bila memenuhi, produk
diterima. Penilaian proses melibatkan sampel barang dalam proses untuk mengetahui apakah
proses berada dalam kendali dan memproduksi barang tanpa cacat; bila tidak, proses dihentikan
dan menunggu sampai tindakan perbaikan dilakukan. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah
untuk mencegah terkirimnya barang cacat ke pelanggan.
Internal failure costs adalah biaya yang dikeluarkan akibat ketidakmampuan memenuhi
persyaratan atau kebutuhan customer dan biaya yang dikeluarkan akibat proses yang tidak
efisien. Terjadi sebelum produk atau layanan dikirimkan ke customer. Berikut ini adalah contoh
internal failure cost (www.hazairindarmis.com, 2008):
Nurul Dan Fajar .2020. ” Pengendalian Kualitas Produk Mebel Dengan Pendekatan Metode
New Seven Tools” Jurnal. Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Maarif
Hasyim Latif, Sidoarjo, Indonesia. Volume 4, Nomor 1
Kusmariyati, N, Dkk, 2011. Analisis Cost Of Poor Quality Sebagai Alat Penilaian Kegiatan
Perbaikan Kualitas (Studi Kasus Pada PT. Garuda Budiono Putra Tegal). Jurnal Riset
Akuntansi Vol.III No.2. Universitas Kristen Maranatha
Somadi., Priambodo., Okarini. 2020. Evaluasi Kerusakan Barang dalam Proses Pengiriman
dengan Menggunakan Metode Seven Tools. Jurnal INTECH Teknik Industri
Universitas Serang Raya Vol 6 No 1