Anda di halaman 1dari 16

STUDI KASUS KELOMPOK 1

PENGENDALIAN PENJAMINAN MUTU

PRODUK SEPATU KULIT SERASI

Disusun Oleh:

1 I.K. Ridho Berlanda Anugrah. TB : 16522217


2 Muhammad Rauful M : 19522252
3 Farhan Hafizh Idris : 19522255

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2020/2021

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


UKM praktis sepatu merupakan usaha yang bergerak dibidang pembuatan sepatu.
Salah satu produk yang dihasilkan adalah produk sepatu kulit serasi. UKM ini
beroperasi di kota X. Berikut adalah gambar dari produk sepatu serasi:

Produk ini memiliki beberapa proses produksi, yaitu: pembuatan pola,


pemotongan pola, penjahitan pola, pembentukan kap sepatu, pengeleman sol sepatu,
pengovenan, pengeleman kap dengan sol sepatu, dan pengepresan. Berdasarkan
Critical to Quality (CTQ), diperoleh 4 cacat potensial yang dapat ditimbulkan selama
proses produksi sepatu oleh UKM Praktis Sepatu yaitu noda lem, sol tidak lengket,
jahitan kurang rapi dan kulit sobek.
Dari permasalahan tersebut, akan dilakukan Analisa pengendalian kualitas
dengan menggunakan metode seven tools beserta 5W+1H untuk pemberian saran
perbaikan pada salah satu jenis cacat yang akan dipilih.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas produk sepatu kulit serasi,
sehingga didapat saran yang sesuai.
2. Analisa menggunakan seven tools dalam pengendalian kualitas produk sepatu
kulit serasi di UKM praktis sepatu.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hanya dilakukan di UKM praktis sepatu.
2. Penelitian hanya dilakukan untuk menganalisa pengendalian kualitas produk
sepatu kulit serasi.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Seven Tools


Pengendalian kualitas merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
setiap komponen dalam perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan
produksinya agar produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan standar kualitas.
Dalam pengendalian proses statistik dikenal adanya metode Seven Tools. Metode ini
merupakan salah satu metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah.
2.1.1. Check Sheet
Check Sheet biasanya berupa tabel dari MS Excel yang dibuat format baku
nya sebelum digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau pekerjaan, fungsinya
untuk mempermudah pencatatan, pengumpulan atau memperjelas pemeriksaan data-
data. Tabel tersebut dibuat berdasar item penting yang dicari datanya.
 Jenis-jenis Check Sheet:
a. Check Sheet untuk mencatat: biasanya berupa format tabel untuk diisi data-
data dan berisi tanda atau lambang secara sederhana seperti check list.
b. Check Sheet untuk pemeriksaan: biasanya berisi format yang digunakan untuk
menentukan pemeriksaan dan meyakinkan hasil pekerjaan sebelumnya,
dengan cara memeriksanya satu persatu berdasarkan format tersebut.
Fungsinya untuk mencegah terjadinya kesalahan kerja dengan cara
pemeriksaan ulang menggunakan tool cheksheet pemeriksaan.
2.1.2. Cause & Effect Diagram
Cause & Effect Diagram adalah sebuah gambar yang memperlihatkan sekilas
tentang hubungan antara suatu hasil (akibat) dengan banyak penyebab yang bisa
mempengaruhi hasil tersebut (sebab).
a. Akibat
Lokasinya pada gambar adalah di bagian sebelah kanan dari Diagram atau
Output, yaitu pada bagian kepala “Ikan”.
Bagian “akibat” biasanya berupa hasil dari suatu pekerjaan, baik itu masalah
terhadap hasil kerja ataupun karena ada suatu perubahan (inovasi atau
improvement).
b. Sebab
Bagian “sebab” adalah berbagai penyebab yang kemungkinan berpengaruh
terhadap hasil kerja. Lokasinya pada gambar adalah di bagian sebelah kiri

2.1.3. Flowchart
Flowchart adalah adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Dalam perancangan
flowchart sebenarnya tidak ada rumus atau patokan yang bersifat mutlak (pasti). Hal
ini didasari oleh flowchart (bagan alir) adalah sebuah gambaran dari hasil pemikiran
dalam menganalisa suatu permasalahan dalam komputer. Karena setiap analisa akan
menghasilkan hasil yang bervariasi antara satu dan lainnya. Kendati begitu secara
garis besar setiap perancangan flowchart selalu terdiri dari tiga bagian, yaitu input,
proses dan output.

2.1.4. Histogram
Histogram adalah diagram batang yang digunakan untuk menunjukkan adanya
dispersi data dan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan
seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Grafik ini juga
dapat membuat analisa karakteristik dan penyebab disperse data. Data dalam
histogram dibagi-bagi ke dalam kelaskelas, nilai pengamatan dari tiap kelas
ditunjukkan pada sumbu X.

2.1.5. Scatter Diagram


Scatter Diagram digunakan untuk menyatakan korelasi atau hubungan antara satu
faktor dengan karakteristik yang lain atau sebab dan akibat. Jika kedua variabel
tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang garis atau kurva.
Semakin baik korelasi, semakin ketat titiktitik tersebut mendekati garis. Control chart
atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari bagaimana proses
perubahan dari waktu ke waktu. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi
apakah proses tersebut berjalan stabil atau tidak. Karakteristik grafik ini adalah
adanya sepasang batas kendali (upper dan lower limit), sehingga dari data yang
dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang
sesungguhnya.
2.1.6. Paretto Chart
Pareto chart adalah bagan yang berisikan diagram batang dan diagram garis.
Diagram batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis
mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data diurutkan menurut urutan ranking.
Ranking tertinggi merupakan masalah yang terpenting untuk segera diselesaikan.
Prinsip pareto chart sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah
grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak
terbesar (80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah utama untuk
mewujudkan 80% improvement secara keseluruhan. Diagram Sebab-Akibat atau
yang biasa disebut Fishbone Diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai
sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut
melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi
brainstorming.

2.1.7. Control Chart


Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Melalui gambaran tersebut akan
dapat dideteksi apakah proses tersebut berjalan stabil atau tidak. Karakteristik grafik
ini adalah adanya sepasang batas kendali (upper dan lower limit), sehingga dari data
yang dikumpulkan akan dapat terdeteksi kecenderungan kondisi proses yang
sesungguhnya.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek penelitian ini `adalah produk sepatu yang di produksi oleh pengrajin
sepatu kulit Serasi yang berada di kota X. Objek penelitian ini berfokus pada
pembuatan sepatu kulit yang biasanya digunakan pada acara-acara formal.

3.2 Flowchart Penelitian

Mulai

Identifikasi
Masalah

Pengolahan
Data

Analisis Data

Kesimpulan
dan Saran

Selesai

3.3 Penjelasan Flowchart


1. Mulai
Memperispkan segala hal yang dibutuhkan dalam penelitian
2. Identifikasi masalah
Melakukan observasi dan indetifikasi masalah
3. Pengumpulan data
Melakukan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan metode yang telah
ditentukan berdasarkan hasil data yang didapat. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan metode seven tools dan 5W + 1H.
4. Pengolahan data
Proses pengumpulan dan pemrosesan data berdasarkan data yang dikumpulkan
melalui metode seven tools dan 5W + 1H agar dapat digunakan untuk mencapai
tujuan. Terdapat berbagai metode pengolahan data yang digunakan untuk mengubah
data mentah menjadi informasi yang lebih bermakna. Data mentah tersebut
dimanipulasi untuk menghasilkan output yang mengarah pada penyelesaian masalah.
5. Analisis data
Melakukan analisis data berdasarkan hasil dari pengolahan data. Analisis data
dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari pengolahan data, pada tahap ini
penelitian menganalisis hasil seven tools dan 5W + 1H.
6. Kesimpulan dan saran
Memberikan rekomendasi dari kesimpulan yang sudah diambil berdasarkan hasil
penelitian dari analisis data yang didapat. Setelah itu, peneliti membuat kesimpulan
dan saran dari hasil analisis.
7. Selesai
Mulai dari identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui rumusan masalah yang
akan dianalisa dan mengetahui tujuan dari penelitian yang akan dilakukan.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Seven Tools


Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka ringkasan yang didapatkan dari
Implementasi seven tools pada proses produksi sepatu di UKM Praktis sepatu adalah
sebagai berikut.
1. Check Sheet
Merupakan Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki produk
sepatu di UKM Praktis sepatu dengan mengumpulkan data sampel dari jumlah
cacat produksi dari pencacatan Check Sheet UKM Praktis sepatu. Langkahnya
dengan mengumpulkan data jumlah cacatnya.

Penyebab Frekuensi % Cu

Noda Lem 75 0,559701493 56% 56%


Sol Tidak Lekat 30 0,223880597 22% 78%
Jahitan Kurang Rapi 20 0,149253731 15% 93%
Kulit Sobek 9 0,067164179 7% 100%
1
Total 134 100%

2. Scatter Diagram

Fungsi scatter diagram ini digunakan untuk melihat jumlah suatu data
supaya mengetahui variabel data mana yang lebih besar.

scatter diagram Linear (scatter diagram)


12

10
Jumlah Sample

0
Jumlah Cacat
3. Control Chart
Digunakan untuk melihat apakah proses pengendalian kualitas yang
selama ini dilakukan oleh UKM Praktis sepatu sudah terkendali atau belum.
4. Diagram Pareto
Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui jenis caca tapa yang sering
terjadi pada produksi sepatu kulit serasi di UKM Praktis sepatu. Dapat dilihat
bahwa jenis cacat yang sering terjadi adalah kulit sepatu sobek yaitu sebanyak
9 dengan persentase sebesar 100% kemudian jenis cacat yang terendah atau
yang memiliki persentase paling kecil adalah noda lem dengan nilai 75 dengan
persentase 56%.

Diagram Pareto

120

100

80

60

40

20

0
Noda Lem Sol Tidak Lekat Jahitan Kurang Rapi Kulit Sobek

5. Histogram
Digunakan untuk membantu produksi sepatu kulit serasi di UKM Praktis
sepatu mengetahui penyebaran jumlah jenis cacat pada produknya secara
menyeluruh sehingga dapat mengetahui jenis kecacatan yang paling sering
terjadi.
6. Diagram Cause Effect
Diagram Cause Effect atau sebab akibat ini berguna untuk
memperlihatkan faktor-faktor utama yang menjadi sumber penyebab
terjadinya kecacatan pada saat kegiatan produksi.

Manusia Mesin

Kecepatan mesin
Ingin cepat selesai tidak bisa diatur
Kelelahan

Terburu-buru Cacat pada


Kelelahan jahitan sol dan
otot tangan kualitas kulit
rendah pada
UKM PRAKTIS
Pengawasan
SEPATU
kurang

Teknik Menjahit
Kualitas rendah

Metode Material
7. Flowchart

Flowchart ini merupakan suatu rangakaian proses produksi secara mendetail dan juga hubungan antara suatu rangkaian
proses produksi.

START

Inspeksi Material Pembuatan Pola Pemotongan Pola

REJECT Penjahitan Pola

Gudang Reject

Pembentukan Kap Pengeleman Sol


Inspeksi Jahitan
REJECT DITERIMA Sepatu Sepatu

REJECT
Inspeksi Noda Lem DITERIMA
Pengovenan

Pengeleman Kap dan


Inspeksi Rekatan Lem
REJECT DITERIMA Sol Sepatu

Gudang Jadi
REJECT
Inspeksi Noda Lem DITERIMA
Pengepresan

REJECT
Inspeksi Akhir

DITERIMA

END
4.2 5W1H
Tahap perbaikan pembuatan sepatu dapat dijabarkan menggunakan metode 5W1H
seperti berikut:

Tabel 4.1 Perbaikan kecacatan produksi sepatu

Jenis 5W1H Deskripsi/Tindakan


Tujuan utama What 1. Meningkatkan skill karyawan
2. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
3. Meningkatkan kesadaran karyawan
mengenai pentingnya kualitas sepatu
Alasan Why 1. Agar karyawan lebih terampil bekerja
kegunaan 2. Agar karyawan lebih disiplin bekerja
3. Agar karyawan mengetahui pentingnya
kualitas sepatu
Lokasi Where Dilaksanakan di UKM Praktis sepatu, pada
ruang pelatihan karyawan
Urutan When Pada saat proses produksi
Orang Who Kepala bagian produksi yang bertanggung
jawab
Metode How Melakukan pelatihan kerja, mengadakan
penyuluhan pentingnya kualitas untuk
setiap proses produksi sepatu
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pembuatan produksi sepatu yang baik adalah dengan melakukan pengendalian secara
controlling agar sepatu yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang diharapkan, serta untuk
meminimalisir kecacatan yang terjadi pada produksi sepatu.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada UKM Praktis sepatu adalah perusahaan perlu
menerapkan rencana pengendalian kualitas sebelum melakukan produksi, yaitu
dengan cara:

1. Perusahaan UKM Praktis sepatu diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada


para karyawannya tentang konsep kualitas.

2. Pimpinan perusahaan diharapkan lebih sering melakukan kontrol kerja.

3. Perusahaan diharapkan memberikan pelatihan-pelatihan pengendalian kualitas

4. Pimpinan perusahaan diharapkan dapat memberikan reward bagi karyawan yang


memiliki kinerja yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bakti dan Esa. 2018. Penerapan Metode Six Sigma dan Perbaikan Kerja pada Pengendalian
Kualitas Sepatu CV. CIR. Jurnal STT Yuppentek. Vol 9 (1):49-57.

Kusuma, Fariogo. 2017. Pengendalian Kualitas Sepatu dengan Menggunakan Metode Seven
Tools di Pt. Halim Jaya Sakti Pasuruan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. Vol. 6 (2) : 1299-1309

Montgomery, D. C. (1990). Pengantar Pengendalian Kualitas dan Statistik. Gajah Mada


University Press, Yogyakarta.

Patel, P.J., Shah, S.C., Makwana, S. (2014). Application of Quality Control Tools in Taper
Shank Drills Manufacturing Industry: A Case Study. ISSN 2248-9622, Vol. 4, Issue 2
(Version 1), February 2014, pp.129-134, Gujarat, India.

Fouad, R.H., Mukattash, A. (2010). Statistical process Control Tools: A Practical Guide for
Jordanian Industrial Organizations. ISSN 1995-6665, Volume 4, Number 6,
December 2010, University of Jordanian, Jordanian.

Rasyida, D. R. (2013). Application of Seven Tools Method of Quality Control to Reduce


Product Defect. ISSN 2014- ISJ-005-00104, September 2014, South Korea.

Anda mungkin juga menyukai