Anda di halaman 1dari 11

QC Seven Tools (Tujuh Alat Pengendalian Kualitas) – QC Seven Tools adalah 7

(tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
produksi, terutama pada permasalahan yang berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC
ini pertama kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968 dan dikenal sebagai Old
Seven tools.Ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet, Control Chart, Cause and Effect
Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter Diagram dan Stratification.

Old Seven Tools

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut.

1. Check Sheet

Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang sederhana berisi
daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat
mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur pada saat data itu muncul di lokasi
kejadian. Data dalam check sheet baik berbentuk data kuantitatif maupun kualitatif dapat
dianalisis secara cepat (langsung) atau menjadi masukan data untuk peralatan kualitas lain,
misal untuk masukan data Pareto chart.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh check sheet yang digunakan untuk
mengumpulkan data cacat per jam.

Gambar 1. Contoh Check Sheet

2. Scatter Diagram

Scatter diagram (diagram pencar) adalah grafik yang menampilkan sepasang data
numerik pada sistem koordinat Cartesian, dengan satu variabel pada masing-masing sumbu,
untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika kedua variabel tersebut berkorelasi,
titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang garis atau kurva. Semakin baik korelasi, semakin
ketat titik-titik tersebut mendekati garis.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh scatter diagram yang digunakan untuk
melihat sejauh mana temperatur mempengaruhi defect. Tampak bahwa ada korelasi antara
temperatur dan defect, di mana semakin tinggi temperatur semakin rendah jumlah defect, ini
mungkin karena proses warm-up mesin yang kurang.

Gambar 2. Contoh Scatter Diagram

3. Fishbone Diagram

Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa
atau cause–and–effect diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagramadalah alat untuk
mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis
masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori
yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh bentuk fishbone


diagramdengan manpower, machinery, material, dan methods sebagai kategori. Kategori ini
hanya contoh, anda bisa menggunakan kategori lain yang dapat membantu mengatur gagasan-
gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari 6 kategori.

Gambar 3. Contoh Fishbone Diagram

4. Pareto Chart

Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang (bars graph) dan
diagram garis (line graph); diagram batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data,
sedangkan diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data diurutkan dari kiri ke
kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Ranking tertinggi merupakan masalah
prioritas atau masalah yang terpenting untuk segera diselesaikan, sedangkan ranking terendah
merupakan masalah yang tidak harus segera diselesaikan.

Prinsip pareto chart sesuai dengan hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup
selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar
(80%). Pareto chart mengidentifikasi 20% penyebab masalah vital untuk mewujudkan
80% improvement secara keseluruhan. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh pareto
chart.

Gambar 4. Contoh Pareto Chart

5. Flow Charts

“Draw a flowchart for whatever you do. Until you do, you do not know what you are doing,
you just have a job” — Dr. W. Edwards Deming.

Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk memvisualisasikan proses suatu
penyelesaian tugas secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi, komunikasi, serta
dapat membantu kita untuk menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.

Gambar di bawah ini menunjukkan contoh flow chart. Untuk mengetahui arti simbol-
simbol flowchart dan cara penggunaannya, silahkan buka posting yang berjudul: Standar
Simbol-Simbol Flowchart dan Penggunaannya.

Gambar 5. Contoh Flow Charts


6. Histogram

Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang digunakan untuk
menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering
setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam histogram dibagi-bagi ke
dalam kelas-kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X.

Teori mengatakan bahwa distribusi yang normal, yaitu yang kebanyakan datanya
mendekati nilai rata-rata akan ditunjukan oleh histrogram yang berbentuk lonceng, seperti
contoh gambar di bawah ini. Tapi jika histogram serong ke kiri atau ke kanan berarti
kebanyakan data berkumpul dekat batas toleransi suatu pengukuran sehingga ada kemungkinan
data tidak normal (ada masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses).
Untuk memastikan data normal atau tidak sebaiknya menggunakan metode uji kenormalan
data, seperti Kolmogorov-Smirnov testatau Anderson-Darling normality test.

Gambar 6. Contoh Histogram

7. Control Chart

Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari bagaimana
proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plotdalam urutan waktu. Control chart selalu
terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:

 Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-
rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.
 Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali
atas.
 Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali
bawah.

Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL
ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control chart, kita dapat
menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau tidak
dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of variation, yaitu
variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem).
Gambar 7. Contoh Control Charts

New Seven Tools

New 7 Tools, atau sering disebut juga 7 management and planning (MP) tools,
pertama kali digagas pada tahun 1972 ketika sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang yang
tergabung dalam JUSE (Union of Japanese Scientists and Engineers)melihat perlunya alat
untuk memetakan permasalahan secara terstruktur pada tingkatan manajemen menengah ke
atas sehingga membantu pengambilan keputusan dan kelancaran komunikasi team kerja di
lapangan yang sering berhadapan dengan permasalahan yang terjadi karena kompleksitas 7
Basic Quality Tools, seperti: check sheet, scatter diagram, fishbone diagram, pareto
chart, flow charts, histogram, dan SPC. Mereka membentuk sebuah tim untuk meneliti dan
mengembangkan alat-alat kendali kualitas baru, tidak semua alat-alat tersebut baru, namun
merekalah yang pertama mengumpulkan dan memperkenalkannya. Alat-alat kendali kualitas
baru tersebut adalah:

1. Affinity Diagram

Affinity diagram adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah besar gagasan,
opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal melalui sesi curah pendapat
(brainstorming), kemudian mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai
dengan hubungan naturalnya. Metode ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Jiro Kawakita,
seorang antropolog Jepang, sehingga sering disebut juga metode KJ (sesuai inisial
penemunya, Kawakita Jiro).

Metode ini biasa digunakan untuk menentukan dengan akurat (pinpointing) masalah
dalam situasi yang kacau (chaotic) dengan harapan dapat menghasilkan strategi solusi untuk
penyelesaian masalah tersebut. Oleh karena itu, metode ini membutuhkan keterlibatan semua
pihak dalam organisasi. Affinity diagram selanjutnya dapat dijadikan masukan untuk
membuat sebuah fishbone diagram. Gambar 3 di bawah ini adalah contoh affinity diagram.
Sumber: Kusnadi, Curah Pendapat dengan Affinity Diagram
– Metode Kawakita Jiro atau KJ Method, 2012
Gambar 3. Contoh Affinity Diagram

2. Interrelationship Diagram

Interrelationship diagram (diagram keterkaitan masalah) adalah alat untuk menganalisis


hubungan sebab dan akibat dari berbagai masalah yang kompleks sehingga kita dapat dengan
mudah membedakan persoalan apa yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan
persoalan apa yang merupakan outcome (akibat dari masalah). Gambar 4 di bawah ini adalah
contoh interrelationship diagram.

Sumber: Kusnadi, Membuat Diagram Keterkaitan Masalah


atau Interrelationship Diagram, 2012
Gambar 4. Contoh Interrelationship Diagram
3. Tree Diagram

Tree diagram adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan konsep apa saja, seperti
kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas, atau aktivitas-aktivitas
secara lebih rinci ke dalam sub-subkomponen, atau tingkat yang lebih rendah dan rinci. Tree
Diagram dimulai dengan satu itemyang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing
cabang kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih, dan seterusnya sehingga nampak
seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.

Tree Diagram telah digunakan secara luas dalam perencanaan, desain, dan
pemecahan masalah tugas-tugas yang kompleks. Alat ini biasa digunakan ketika suatu
perencanaan dibuat, yakni untuk memecahkan sebuah tugas ke dalam item–item yang dapat
dikelola (manageable) dan ditugaskan (assignable). Penyelidikan suatu masalah juga
menggunakan tree diagramuntuk menemukan komponen rinci dari setiap topik masalah yang
kompleks. Penggunaan alat ini disarankan jika risiko-risiko dapat diantisipasi tetapi tidak
mudah diidentifikasi. Tree diagram lebih baik ketimbang interrelationship diagram untuk
memecah masalah, yang mana masalah tersebut bersifat hirarkis. Oleh karena itu, gunakan
alat ini hanya untuk masalah-masalah yang dapat dipecahkan secara hirarkis. Gambar 5 di
bawah ini adalah contoh interrelationship diagram.

Sumber: Kusnadi, Pemecahan Masalah dengan Tree


Diagram atau Diagram Pohon, 2012
Gambar 5. Contoh Tree Diagram

4. Matrix Diagram
Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan yang
diperlukan untuk suatu perbaikan proses atau produk. Matrix diagram selalu terdiri dari baris
dan kolom yang menggambarkan hubungan dua atau lebih faktor untuk mendapatkan
informasi tentang sifat dan kekuatan dari masalah sehingga kita bisa mendapatkan ide-ide
untuk memecahkan masalah. Gambar 6 di bawah ini adalah contoh-contoh matrix diagram.

Sumber: Kusnadi, Tentang Matrix Diagram, 2012


Gambar 6. Contoh-Contoh Matrix Diagram

5. Matrix Data Analysis

Matrix data analysis adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang
ditampilkan dalam matrix diagram dan mengaturnya sehingga dapat lebih mudah
diperlihatkan dan menunjukkan kekuatan hubungan antar variabel. Hubungan antara variabel
data yang ditampilkan pada kedua sumbu diidentifikasi dengan menggunakan simbol-simbol
untuk derajat kepentingan atau data numerik untuk evaluasi. Menurut Michalski (1997), alat
ini paling sering digunakan sebagai tampilan karakteristik data untuk kepentingan
pelaksanaan riset pasar dan menjelaskan produk dan jasa. Gambar 7 di bawah ini adalah
contoh matrix data analysis.
Sumber: Michalski, 1997, p. 287
Gambar 7. Contoh Matrix Data Analysis

Matrix data analysis disusun untuk kemudahan visualisasi dan


perbandingan. Konsepnya cukup sederhana, namun kompleks dalam pelaksanaannya
(termasuk dalam pengumpulan data).

6. Activity Network Diagram

Activity network diagram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan atau
menjadwalkan proyek. Untuk menggunakannya, kita harus mengetahui urutan tugas-tugas
beserta durasinya. Beberapa versi activity network diagram yang luas pemakaiannya adalah:
CPM (critical path method), PERT (program evaluation and review technique), dan PDM
(precedence diagram method). Gambar 8 di bawah ini adalah contoh activity network
diagram.
Sumber: Kusnadi, Activity Network Diagram (Bagian Kedua)
— Prosedur Penjadwalan Proyek, 2012
Gambar 8. Contoh Activity Network Diagram

7. PDPC (Process Decision Program Chart)

PDPC adalah diagram untuk memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang mungkin
terjadi sehingga PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan akhir dari suatu masalah,
tetapi juga untuk menanggulangi kejutan risiko yang mungkin terjadi. Dengan kata
lain PDPC digunakan untuk merencanakan skenario, jika pada situasi tertentu terjadi
masalah, kita telah merencanakan bagaimana kemungkinan penyelesaian masalahnya
sehingga kita siap untuk menanganinya. Gambar 9 di bawah ini adalah contoh PDPC.

Sumber: Kusnadi, Process Decision Program Chart (PDPC),


2012
Gambar 9. Contoh Process Decision Program Chart (PDPC)

Anda mungkin juga menyukai