Diagram Pareto
Diagram pareto atau analisis pareto didasari prinsip yang menyatakan kebanyakan efek
adalah hasil dari sedikit penyebab. Konsep ini dinyatakan pertama kali oleh Vilfredo Pareto,
ekonom Italia abad 19. Beliau mengamati bahwa kebanyakan persentase kekayaan nasional
dimiliki oleh sejumlah kecil orang. Pareto menemukan rasionya 80:20. Kemudian ide ini
ditunjuk sebagai 'sedikit yang penting dan banyak yang tidak penting' oleh satu dari penemu
peningkatan kualitas, Joseph Juran. Sekarang ide ini sering dirujuk sebagai aturan 80:20 atau
prinsip Pareto.
Membantu suatu tim untuk terpusat pada penyebab yang akan mengharilkan dampak
terbesar jika diselesaikan
Menampilkan kepentingan relatif dari problem dalam format visual yang sederhana
dan dapat diinterpretasi dengan cepat.
Kemajuan diukur dalam format yang sangat terlihat yang menyediakan insentif untuk
mendorong lebih banyak peningkatan
Diagram Sebab-Akibat
Istilah lain dari diagram sebab akibat adalah Diagram Ishikawa, dikembangkan oleh Kaoru
Ishikawa seorang pakar kendali mutu. Sering kali disebut sebagai fishbone diagram
dikarenakan bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Diagram sebab-akibat menggambarkan
garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu
masalah. Diagram tersebut memang digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah
untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut kemudian dicari beberapa
kemungkinan penyebabnya. Penyebab masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber
utama, misalnya metode kerja, bahan, pengukuran, karyawan, lingkungan, dan seterusnya.
Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi beberapa sumber yang
lebih kecil dan mendetail, misalnya dari metode kerja dapat diturunkan menjadi pelatihan,
pengetahuan, kemampuan, karakteristik fisik, dan sebagainya. Untuk mencari berbagai
penyebab tersebut dapat digunakan teknik brainstorming dari seluruh personel yang terlibat
dalam proses yang sedang dianalisis.
Stratifikasi
Stratifikasi adalah teknik yang digunakan dengan kombinasi alat analisis data lainnya. Ketika
data dari berbagai sumber atau kategori telah dikumpulkan, arti dari data bisa tidak dapat
dilihat. Teknik ini memisahkan data sehingga polanya dapat dilihat.
Ketika analisis data mungkin memerlukan pemisahan sumber atau kondisi berbeda
Prosedur Stratifikasi
1. Sebelum mengumpulkan data, pertimbangkan informasi mana mengenai sumber data
yang mungkin berdampak pada hasil. Siapkan pengumpulan data sehingga anda dapat
mengumpulkan informasi juga.
2. Ketika menggambar data yang terkumpul dalam diagram penyebaran, diagram
kendali, histogram atau alat lainnya, gunakan tanda atau warna yang berbeda untuk
membedakan data dari berbagai sumber. Data yang dibedakan dengan cara ini yang
disebut 'distratifikasi'.
3. Analisis set lainnya dari data yang terstratifikasi secara terpisah. Misalnya pada
diagram penyebaran di mana data distratifikasi menjadi data dari sumber 1 dan
sumber 2, gambar kuadran, hitung titik dan tentukan nilai kritis hanya dari data
sumber 1, lalu hanya untuk data sumber 2.
Contoh Stratifikasi
Tim manufaktur ZZ-400 menggambar diagram penyebaran untuk mengetes apakah
kemurnian produk dan kontaminasi besi terkait, tetapi gambar tidak menunjukkan adanya
hubungan. Kemudian anggota tim menyadari bahwa datanya berasal dari tiga reaktor
berbeda. Tim kemudian menggambar ulang diagram menggunakan simbol berbeda untuk
setiap data reaktor.
Sekarang polanya dapat terlihat. Data dari reaktor 2 dan reaktor 3 dilingkari. Bahkan tanpa
menghitung jelas bahwa untuk kedua reaktor tersebut kemurnian berkurang selama besi
berkurang. Namun, data dari reaktor 1, titik yang tidak dilingkari, tidak menunjukkan
hubungan tersebut. Sesuatu berbeda di reaktor 1.
Departemen
Material
Penyuplai
Waktu
Produk
Contoh: accident check list, special case analysis, questioner, dan lain-lain.
Contoh: laporan harian produksi, quality check list, laporan barang jadi masuk
gudang, laporan catatan pengambilan material, dan lain-lain.
6. Tiap kali kejadian dan masalah yang disasar terjadi, rekam data di lembar
pengecekan.
contoh lembar pengecekan
Histogram
Histogram adalah alat untuk menggambarkan secara grafis distribusi frekuensi. Histogram
membuat pengguna mendapatkan informasi yang berguna mengenai bentuk dan penyebaran
dari suatu set data. Yang paling penting, histogram membuat penggambaran informasi sangat
ringkas dalam format diagram batang.
Interpretasi histogram
Ketika digabungkan dengan konsep kurva normal dan pengetahuan terhadap suatu proses
tertentu, histogram menjadi alat yang efektif dan praktis dalam tahapan awal analisis data.
Histogram dapat diinterpretasikan dengan menanyakan tiga pertanyaan :
1. Apakah proses yang dilakukan dalam batas spesifikasi ?
2. Apakah proses kelihatannya menghasilkan variasi yang luas ?
3. Jika tindakan perlu diambil dalam proses, tindakan apa yang pantas ?
Jawaban dari tiga pertanyaan tersebut berada dalam analisis tiga karakteristik histogram
1. Seberapa terpusat histogram ?
o Pemusatan data menyediakan informasi mengenai proses yang ditujukan
dalam suatu arti atau nilai nominal
2. Seberapa luas histogram ?
o
Ingat bahwa data diharapkan berbentuk normal atau kurva lonceng. Perubahan
signifikan apa pun atau anomali biasanya mengindikasikan adanya sesuatu
yang terjadi dalam proses yang menyebabkan masalah kualitas
Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x, y). Jika variabelnya berhubungan, titiktitik akan membentuk sebuah garis atau kurva. Semakin baik hubungannya, semakin rapat
titik mendekati garis.
Hitung X/2 titik dari atas ke bawah dan gambar garis horizontal
Hitung X/2 titik dari kiri ke kanan dan gambar garis vertikal
5. Hitung titik di tiap kuadran. Jangan hitung titik yang terletak di garis.
6. Jumlahkan kuadran yang berseberangan secara diagonal. Temukan jumlah yang lebih
sedikit dan total titik di seluruh kuadran.
o
N =A+ B
Jika Q sama atau lebih besar daripada batas, polanya mungkin terjadi dari
kemungkinan acak.
Tabel uji kecenderungan
Ada 24 titik data. Garis median digambarkan sehingga 12 titik berada pada tiap sisi untuk
persen kemunian dan besi bpj.
Untuk mengetes hubungan, mereka menghitung:
A = Titik di kiri atas + titik di kanan bawah = 9 + 9 = 18
B = Titik di kanan atas + titik di kiri bawah = 3 + 3 = 6
Q = Yang lebih kecil antara A dan B = Lebih kecil antara 18 dan 6 = 6
N = A + B 18 +6 = 24
Kemudian mereka mencari batas N pada tabel uji kecenderungan. N = 24, batasnya = 6.
Q sama dengan batas, sehingga polanya dapat terjadi karena kemungkinan acak dan tidak ada
hubungan yang ditampilkan.
Grafik dan Peta Kendali (Graph & Control Chart)
Sebelum memasuki permasalahan inti mengenai peta kendali, pertama-tama bahas soal
variasi dulu.
Variasi adalah fenomena alami. Variasi mungkin cukup besar dan mudah dikenali (tinggi
badan) atau mungkin sangat kecil dan susah dikenali dengan inspeksi visual (berat pena ball
poin). Ketika variasinya sangat kecil, bendanya mungkin terlihat identik, tetapi instrumen
yang presisi akan menunjukkan perbedaannya.
Dalam manufaktur ada tiga kategori variasi :
1. Variasi dalam bagian
2. Variasi antar bagian
3. Variasi dari waktu ke waktu
Hal ini juga berlaku dalam situasi nonmanufaktur.
Dalam proses manufaktur variasi terjadi karena :
peralatan
material
operator
lingkungan
Run Chart
Run Chart digunakan untuk menganalisis proses menurut waktu atau urutan. Run chart
biasanya berguna dalam menemukan pola yang terjadi dalam suatu waktu. Run chart
dianalisis untuk menemukan anomali dalam data yang menunjukkan pergeseran dalam proses
dari waktu ke waktu atau faktor khusus yang mungkin memengaruhi variabilitas suatu proses.
Faktor khas dipertimbangkan termasuk panjangnya 'jalan' titik data di atas atau di bawah
garis rata-rata yang tidak umum, total jumlah jalan seperti itu dalam set data, serta rentetan
kenaikan atau penurunan berurutan yang tidak umum.
Run chart dalam beberapa hal mirip dengan peta kendali yang digunakan dalam pengendalian
proses statistik, tapi tidak menunjukkan batas kendali proses. Sehingga run chart lebih mudah
dibuat, namun tidak memungkinkan teknik analisis selengkap peta kendali.
Diagram Alir (Flow Chart)
Selama dan setelah membuat flow chart, selalu jaga dalam pikiran faktor dan pertanyaan
berikut
1. who (siapa)
2. what (apa)
3. when (kapan)
4. why (kenapa)
5. where (di mana)
6. how (bagaimana)
Pertanyaan lainnya yang harus ditanyakan untuk tiap tindakan atau langkah dalam flow chart
Hapus
Gabung
Sederhanakan
Ubah urutan
5M check list :
man (operator)
machines
material
methods
measurement
5M checklist adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada lima faktor kunci yang
ada dalam proses apa saja.
Lalu, ada juga 7 alat yang dikatakan sebagai alat manajemen dan perencanaan yang baru,
yaitu :
1. Affinity Diagram (KJ Method)
2. Interrelationship Digraph (ID)
3. Tree Diagram
4. Prioritization Matrix
5. Matrix Diagram
6. Process Decision Program Chart (PDPC)
7. Activity Network Diagram
Referensi :
http://asq.org/index.aspx
http://en.wikipedia.org/
http://evgust.wordpress.com/2011/04/05/7-tujuh-alat-perbaikan-kualitas/
http://flyangeldiary.blogspot.com/2009/07/7-metode-pengendalian-mutu.html
http://kualitasproses.wordpress.com/pengendalian-kualitas/
http://www.emu.edu.tr/~oyagiz/mgmt512/qctools-REV%20for%20MGMT%20512R-BW.pdf
4. Diagram Pareto
Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir
abad ke-19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan
suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai
konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya.
Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk
menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan
proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para
pekerja dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat tepat
digunakan jika menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena
keterbatasan sumberdaya, menggunakan kearifan tim secara kolektif,
menghasilkan consensus atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan
pada data kuantitatif
Manfaat Diagram Pareto
Diagram Pareto merupakan metode standar dalam pengendalian mutu
untuk mendapatkan hasil maksimal atau memilih masalah-masalah utama dan
lagi pula dianggap sebagai suatu pendekatan sederhana yang dapat dipahami
oleh pekerja tidak terlalu terdidik, serta sebagai perangkat pemecahan dalam
bidang yang cukup kompleks. Diagram Pareto merupakan suatu gambar yang
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi
hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang
terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang
tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah). Selain itu, Diagram Pareto
juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya
ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan
terhadap proses
Diagram Pareto dibuat berdasarkan data statistik dan prinsip bahwa 20%
penyebab bertanggungjawab terhadap 80% masalah yang muncul atau
sebaliknya. Kedua aksioma tersebut menegaskan bahwa lebih mudah
mengurangi bagian lajur yang terletak di bagian kiri diagram Pareto daripada
mencoba untuk menghilangkan secara sistematik lajur yang terletak di sebelah
kanan diagram. Hal ini dapat diartikan bahwa diagram Pareto dapat
menghasilkan sedikit sebab penting untuk meningkatkan mutu produk atau jasa.
Keberhasilan penggunaan diagram Pareto sangat ditentukan oleh partisipasi
personel terhadap situasi yang diamati, dampak keuangan yang terlihat pada
proses perbaikan situasi dan penetapan tujuan secara tepat. Faktor lain yang
perlu dihindari adalah jangan membuat persoalan terlalu kompleks dan juga
jangan terlalu mencari penyederhanaan pemecahan.
Tahapan penggunaan dari Diagram Pareto adalah mencari fakta dari data
ciri gugus kendali mutu yang diukur, menentukan penyebab masalah dari
tahapan sebelumnya dan mengelompokkan sesuai dengan periodenya,
membentuk histogram evaluasi dari kondisi awal permasalahan yang ditemui,
melakukan rencana dan pelaksanaan perbaikan dari evaluasi awal permasalahan
yang ditemui, melakukan standarisasi dari hasil perbaikan yang telah ditetapkan
dan menentukan tema selanjutnya.
Prinsip Diagram Pareto
Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20%
dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20
dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan
timbul 20% dari produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20%
dari kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk atau account untuk
layanan, 80% dari keuntungan Anda, 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan
80% dari pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari cacat sistem penyebab
80% masalah nya.
Prinsip Pareto untuk seorang manajer proyek adalah mengingatkan untuk
fokus pada 20% hal-hal yang materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah.
Berikut Hukum Pareto dalam bentuk visual:
Contoh di atas adalah contoh sederhana dari sebuah diagram pareto dengan
menggunakan sampel data frekuensi relatif dari penyebab IP rendah. Ini
memungkinkan kita untuk melihat 20% dari kasus yang menyebabkan 80% dari
masalah dan di mana upaya kita harus difokuskan untuk mencapai peningkatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini di dunia industri, kualitas memainkan peranan yang sangat
penting apabila produk yang dihasilkan ingin tetap berada dipasaran, karena dengan adanya
kualitas yang baik maka produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk sejenis.
Kualitas produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas yang baik, tetapi dalam proses
produksinya masih banyak terjadinya cacat.
Tools merupakan salah satu alat statistik untuk mencari akar permasalahan kalitas,
sehingga manajemen kualitas dapat menggunakan seven tools tersebut untuk mengetahui akar
permasalahan terhadap produk yang mengalami cacat, serta dapat mengetahui penyebabpenyebab terjadinya cacat.
Penelitian ini digunakan teknik-teknik perbaikan kualitas yang terdiri dari lembar
periksa, histogram, diagram pareto, statifikasi masalah, diagram pencar, bagan kendali p dan
diagram sebab akibat yang diterapkan di bagian produksi. Dari lembar periksa dan diagram
pareto di peroleh empat jenis kecacatan yang menyebabkan cacat proses menjahit, cacat
proses penggambaran pola, cacat proses pemotongan, cacat proses penglicinan. Dimana jenis
cacat yang paling tinggi yaitu cacat proses menjahit. Sedangkan dari diagram sebab akibat
banyaknya kecacatan yang terjadi disebabkan oleh lima faktor yaitu manusia, mesin, metode,
dan material / bahan baku dan lingkungan. Hasil dari pengolahan sebab akibat kamudian di
analisis kembali dengan menggunakan metode kaizen 5W (who, what, where, when dan why)
serta 1 H(how), dan dibantu dengan menggunakan 5 S ( seiri, seiton, seiso, seiketsu,
shitsuke).
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan berikut ini akan diuraikan beberapa alat yang digunakan dalam
menyelesaikan pekerjaan dan pembuatan keputusan dalam sebuah institusi.
1. Diagram Pareto
Diagram pareto disebut juga Gambaran pemisah unsur penyebab yang paling dominan
dari unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah.
Diagram Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram Pareto ini
merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut
urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan
yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus
segera diselesaikan (ranking terendah).
Selain itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses,
misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap
proses.
Adapun Penyusunan Diagram Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah,
penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan karakteristik- karakteristik
tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yaang terbesar hingga
yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing- masing
masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.
Selain itu Diagram Pareto ini mempunyai beberapa Prinsip yaitu :
1.
Mengatakan bahwasannya 20% dari population memiliki 80% dari total kekayaan
2.
1.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi
terbesar sampai dengan yang terkecil.
2.
Gambar bentuk distribusi (cacah) karakteristik mutu yang dihasilkan oleh data yang
dikumpulkan melalui check sheet.
3.
4.
c) Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera diananlisa. Jika perlu
dicantumkan gambar dan produk yang akan di check.
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan
secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses dan
penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan
dianalisis secara cepat dan mudah. Lembar pengecekan ini memiliki beberapa bentuk
kesalahanjumlah.
Ada beberapa jeNis lembar isian yang dikenal dan dipergunakan untuk keperluan
pengumpulan data, ayitu antara lain: Production Process Distribution Check Sheet. Lembar
isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau
proses kerja lainnya. Out-put kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan untuk
dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya akan dapat diperoleh pola distribusi yang
terjadi. Seperti halnya dengan histogram, maka bentuk distribusi data berdasarkan frekuensi
kejadian yang diamati akan menunjukkan karakteristik proses yang terjadi.
4. Fish Bone Diagram
Istilah lain dari Fishbone Diagram adalah Diagram Ishikawa, dikembangkan oleh
Kaoru Ishikawa seorang pakar kendali mutu. Sering kali disebut sebagai fishbone diagram
dikarenakan bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Fishbone Diagram lahir karena adanya
kebutuhan akan peningkatan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan. Seringkali
dalam suatu proses produksi dirasakan hasil akhir yang diperoleh tidak sesuai dengan
ekspektasi, misalnya: barang cacat terjadi lebih dari yang ditetapkan, hasil penjualan sedikit,
mutu barang kompetitor lebih baik dari barang kita, nasabah lebih memilih produk
kompetitor kompetitor , dan lain-lain. Dari sinilah timbul pemikiran untuk melakukan analisa
dan evaluasi terhadap proses yang sudah terjadi dalam rangka untuk memperbaiki mutu.
Fishbone Diagram merupakan salah satu alat pengendali mutu yang fungsinya untuk
mendeteksi permasalahan yang terjadi dalam suatu proses industri.
Fishbone Diagram dalam penerapannya digunakan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang menjadi penyebab permasalahan. Diagram ini sangat praktis dilakukan dan dapat
mengarahkan satu tim untuk terus menggali sehingga menemukan penyebab utama atau Akar
suatu permasalahan. Akar penyebab terjadinya masalah ini memiliki beragam variabel
yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam
menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Penggunaan diagram tulang ikan ini ternyata memiliki manfaat yang lain yaitu bermanfaat
sebagai perangkat proses belajar diri, pedoman untuk diskusi, pencarian penyebab
permasalahan, pengumpulan data, penentuan taraf teknologi, penggunaan dalam berbagai hal
dan penanganan yang kompleks.
Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara pasti, maka tindakan
(action) dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan
penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya. Jadi sangat jelas bahwa Fishbone
Diagram ini akan menunjukkan dan mengajarkan kita untuk melihat ke dalam dengan
bertanya tentang permasalahan yang sedang terjadi dan menemukan solusinya dari dalam
juga.
Penyelesaian masalah melalui fishbone dapat dilakukan secara individu top
manajemen maupun dengan kerja tim. Seperti dengan cara mengumpulkan beberapa orang
yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang terjadi.
Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua
pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga
kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Ini tentu bisa dimaklumi,
manusia mempunyai keterbatasan dan untuk mencapai hasil maksimal diperlukan kerjasama
kelompok yang tangguh.
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan
rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam
proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan
proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
5. Brain storming
Brainstorming digunakan untuk mengetahui apa akar penyebab terjadinya masalah.
Brainstorming adalah cara untuk memacu pemikiran yang kreatif guna mengumpulkan ideide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif singkat terutama untuk pemecahan
masalah.
control) karena pengendaliannya terhadap proses maka control chart termasuk ke dalam
aktivitas on line quality control.
Dalam proses pembuatan control chart sangat penting memperhatikan jenis data yang
kita miliki untuk menentukan jenis control chart yang tetap, sehingga dapat memberikan
informasi yang tetap terhadap kinerja proses. Kesalahan pemilihan jenis control chart dapat
berakibat fatal, karena tidak ada informasi yang bisa tarik dari data yang sudah dikumpulkan
bahkan dapat memberikan gambaran yang salah terhadap kinerja proses.
Ciri khas dari control chart baik untuk dapat variabel maupun atribute selalu di batas
oleh batas kendali atas ( Upper Control Limit) dan batas kendali bawah (Lower Control
Limit). Peta kendali X-bar R sebenarnya lebih baik digunakan dari pada X-bar S karena
dalam menggambarkan variasi yang terjadi didalam sample dari setiap sub group, sedangkan
dalam X-bar R hanya menunjukan rentang nilai sample dalam masing-masing sub grup.
P Chart digunakan untuk pengendalian proporsi produksi cacat, ukuran sample yang
dalam pembuatan P chart dapat berbeda antara suatu sub group dengan sub group yang
lainnya. Sedikit berbeda dengan NP chart, digunakan untuk memonitor jumlah produk cacat
dan ukuran sample sub group datanya harus sama. P Charta dan NP chart dapat di dekati
dengan distribusi binomial dalam perhitungannya.
Jika yang ingin kita kembalikan kecacatan dari suatu produk, maka control chart yang
dapat digunakan C chart dan U chart. Untuk pengendalian terhadap jenis cacat maka harus
menggunakan C chart, sedangkan U Chart digunakan untuk pengendalian terhadap jumlah
cacat per unit. Kedua peta kendali ini, dalam perhitungan capability proses di dekati dengan
distribusi Poisson
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. N. Nasution, M. Sc, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2005)
Edward Sallis, Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Terpadu),
(Yogyakarta : IRcCiSoD, 2010)
Fandy Tjipto, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, (Yogyakarta : CV. Andi Offset,
2005)
http://rizkypage.blogspot.com/2010/12/mengenal-alat-dan-teknik peningkatan.html