Anda di halaman 1dari 10

UTS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Ibu Leni Herdiani S.T., M.T.

Imam Abdurrohim

41155010160051

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG
2019
Ujian Tengah Semester

Manajemen Rantai Pasok

1. Dengan asumsi salah satu produk, buat sistem rantai pasokan dari upstream sampai down stream

SCM PRODUK TEH BOTOL SOSRO

· Pengertian dari Supply Chain Management(SCM). Supply Chain merupakan suatu


rangkaian jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja bersama-sama untuk menyalurkan
suatu produk dari hulu ke hilir atau dengan kata lain bagaimana produk tersebut sampai ke
tangan konsumen akhir.

1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Teh Botol Sosro adalah teh kering, gula pasir,
dan air.
a. Teh Kering
Teh kering yang digunakan untuk produksi TBS adalah Teh SPRR atau lebih dikenal dengan
jasmine tea. Teh SPRR merupakan jenis teh yang dalam proses pengolahannya menjadi teh
kering tidak melalui tahap fermentasi dan diberi aroma bunga melati. Superior dalam tingkat
kualitas teh menunjukkan bahwa teh tersebut adalah grade pertama, meskipun standar superior
sendiri berbeda untuk masing-masing perkebunan. Secara lebih spesifik jenis teh yang
digunakan memiliki perbandingan tertentu antara lain jenis peko, jikeng dan tulang. Teh SPRR
yang digunakan di PT. Sinar Sosro berasal dari PT. Gunung Slamet Slawi, yang merupakan
bagian grup Sosro. Teh SPRR dikemas dengan kemasan dua lapis. Pada bagian luar memakai
karung goni sedangkan pada bagian dalam memakai kantong plastik. Hal tersebut bertujuan
untuk melindungi teh kering dari air dan udara lembab. Setiap karung Teh SPRR beratnya
adalah 25,5 kg.

b. Gula pasir
Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis pada produk yang dihasilkan (TBS). Gula pasir
yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan proses produksi merupakan gula pasir terbaik
yang diimpor dari Thailand karena gula tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan
gula lokal terutama dalam hal warna dan kesadahannya. Untuk kesadahannya, gula impor
memiliki kesadahan yang rendah dibanding dengan gula lokal. Hal ini dikarenakan, kesadahan
yang tinggi akan membuat warna sirup gula menjadi keruh dan menimbulkan endapan.
c. Air
Air yang digunakan oleh PT. Sinar Sosro berasal dari air bawah tanah. Kebutuhan akan air di
sekitar lingkup perusahaan terlebih dahulu dilakukan pengolahan dalam unit pengolahan air
(WT) agar diperoleh air yang standar.

2. Bahan Pengemas
a. Crown cork
Crown cork terbuat dari logam dan didalamnya dilapisi dengan PVC. Crown cork berfungsi
sebagai penutup botol agar produk aman dari pengaruh udara luar dan dapat juga digunakan
sebagai identitas suatu produk. Crown cork dikemas dalam kardus dengan jumlah 10000 tiap
kardus. Penyimpanannya diletakkan di gudang penyimpanan Crown cork yang luasnya
setengah dari gudang penyimpanan gula. Untuk menghindari kontak langsung antara lantai
dengan crown cork (mencegah kontaminasi), maka lantainya dilapisi dengan pallet. Setiap
pallet terdapat 45 kardus crown cork, dengan 5 tumpukan untuk setiap palletnya.
Penumpukan crown cork di dalam gudang disusun berdasarkan sistem FIFO. Masuk dan
keluarnya crown cork dari gudang dilakukan menggunakan forklift. Crown cork ini disuplai
dari PT. Indonesia Multi Colour Printing (IMCP) dan PT. ATP.
b. Botol
Botol merupakan bahan pengemas yang langsung kontak dengan produk. Botol yang
digunakan terbuat dari bahan kaca yang tahan panas. Volume kemasan dalam botol untuk
masing-masing produk berbeda. Volume untuk produk TBS adalah sebesar 220 ml. Sebelum
botol digunakan untuk proses produksi, botol disimpan dalam gudang peti botol
(PB). Supplier untuk botol TBS yaitu PT. Mulia Industrindo dan PT. Iglass.
c. Krat
Krat terbuat dari plastik berwarna merah. Krat merupakan bahan pengemas yang tidak
langsung kontak dengan produk, melainkan hanya berfungsi melindungi botol supaya tidak
pecah ketika pengangkutan. Krat digunakan untuk memuat botol-botol baik botol kosong
maupun botol isi. Satu krat memuat 24 botol. Selama krat masih dalam keadaan baik, krat
tersebut masih terus dipakai.
Dalam pengembangan bisnisnya, PT. Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh
penjuru Nusantara, melalui lebih dari 150 kantor cabang penjualan, serta beberapa Kantor
Penjualan Wilayah (KPW). Selain mendistribusikan, kantor penjualan juga bertugas dalam
penarikan kembali botol – botol kosong (returnable glass bottle).
Di bawah kantor penjualan, selanjutnya jalur distribusi memiliki tiga tingkat :
1. Agen / Sub-distributor / Wholesaler yang dilingkungan Sinar Sosro disebut Dister.
2. Sub-Wholesaler, yang sering juga disebut sub agen
3. Retailer (pengecer) untuk tingkat Dister dikenal Dister Aktif (DA) dan Dister Pasif (DP). DA
tidak hanya menunggu pembeli dating ke tempatnya, tapi juga mendistribusikan produk hingga
tingkat pengecer. Sedangkan DP hanya menunggu pembeli datang ke tempatnya.
Di Indonesia, jumlah Dister terbanyak berada di Jakarta, mencapai 60 Dister. Adapun
untuk level pengecer, Sinar Sosro menyegmentasikan dalam 7 segmen (dalam istilah mereka
klasifikasi outlet) yaitu : kantin / kafe, lokasi makan (resto), street market (toko, warung, PKL),
supermarket, hotel dan tempat hiburan, nstitusi (koperasi), dan end user. Diperkirakan jumlah
gerainya mencapai lebih dari 600 ribu. Melalui jalur – jalur distribusi itulah produk Sinar Sosro
dipasarkan hingga end user. Sepintas pola seperti ini terkesan sangat sederhana dan mudah
ditiru, tetapi nyatanya kompetitor sangat sulit menerapkan pola seperti itu.
Adapun bagan pendistribusian PT. SINAR SOSRO dari Hulu ke Hilir sebagai berikut
:

2. Salah pedagang harus menentukan kebijakan inventori dalam menyediakan spare part. Kebutuhan
suatu spare part tiap tahun berdistribusi normal dengan ekspektasi 23.000 unit dan deviasi standar
sebesar 1.800 unit. Spare part tersebut biasa dipasok dari supplier domestik dengan harga Rp.
25.000/unit dan ongkos pesan sebesar Rp. 1.500.000/pesan, sedangkan waktu ancang-ancang
sebesar 2 bulan. Apabila dikehendaki kemungkinan terjadinya kekurangan spare part tidak lebih dari
10%, dengan model Q tentukan:

a. Kebijakan pengadaan barang yang optimal


b. Tingkat pelayanan yang diberikan
c. Total ongkos dalam satu tahun

DI indefikasikan sebagai berikut :


D=23.000 unit
S=1.800 unit
L=2 bulan= 1/6 tahun
A=Rp. 1.500.000/pesan
P=25.000/unit
H=30%*Rp.25000 =Rp.7500 /unit/tahun
 α ≤10% Zα =1,28~1,30 (Lihat tabel nomal)
f(z) = 1714
Ψ(z) = 0,455
a. Cadangan pengaman (ss) sebesar :
ss = z s L
= 1,30(1.800) 1/6
ss =955 unit
b. Tingkat Pelayanan
Dari tabel dapat dicari untuk z = 1,30 f(z) = 0,1714 dan (z) = 0,457, maka :

N  S L f ( z )  z  ( z ) 
= (1.800 1/6) [ 0,1714 – 1,30 x 0,0455]
= 82

N
  1
D L

 = {1 - (82 / (23000/6)} =97,86%

1. Kebijakan inventori
a. Ukuran lot Ekonomis

q0* = {2D(A+cuN/h} 1/2


= {2x23.000 ((1.500.000+23.000x82)/7500)} 1/2
= 4557 unit

b. Cadangan pengaman (ss) :


• untuk  = 10% z = 1,30
• ss = 1,30 (1.800) 1/6
• ss = 955 unit
c. Saat titik pemesanan kembali (r*) :
• r* = D.L + ss
= (23.000) (1/6) + 955
• r* = 4.778 unit

3. Total ongkos inventori (OT) :

OT = Dp + A D/qo + h(1/2 qo+ ss) + cu.N/q0

OT = (23.000x25.000)+ 1.500.000(23.000/4.557)+

7500(4.557/2 +955) + (23.000 x82)/4.557

OT = Rp 606.822.433 juta / tahun


3. Selesaikan dengan metode AHP

SUPPLIER SELECTION

Finansial Kualitas Distribusi

Kekuatan
Harga Jarak
Material

Waktu
Sertifikasi
Pengiriman

Supplier 1 Supplier 2

Supplier mana yang menjadi kriteria pemilihan…..

A. Penentuan Bobot kriteria – sub kriteria

Finansial Kualitas Distribusi


Finansial 1/1 1/4 5
Kualitas 4 1/1 1/3
Distribusi 1/5 3 1//1

Finansial Kualitas Distribusi


Finansial 1,0 0,3 5,0
Kualitas 4,0 1,0 0,3
Distribusi 0,2 3,0 1,0

Total 5,2 4,3 6,3

Finansial Kualitas Distribusi Bobot


Finansial 0,19 0,06 0,79 0,35
Kualitas 0,77 0,24 0,05 0,35
Distribusi 0,04 0,71 0,16 0,30

Total 1,0 1,0 1,0 1


1. Finansial/ Harga = 0,35
2. Kualitas
Kekuatan Material Sertifikasi
Kekuatan
Material 1 3
Sertifikasi 0,33 1
Total 1,3 4,0

Kekuatan
Material 0,26
Sertifikasi 0,09

3. Distribusi
Waktu
Jarak Pengiriman
Jarak 1 5
Waktu
Pengiriman 0,20 1
Total 1,2 6,0

Jarak 0,25
Waktu
Pengiriman 0,05

B. Hasil Bobot

Kriteria/Sub Kriteria Bobot

0,35
Finansial
Harga 0,35
0,35
Kualitas Kekuatan Material 0,26
Sertifikasi 0,09
0,30
Distribusi Jarak 0,25
Waktu Pengiriman 0,05

C. Penentuan Bobot Supplier

1. Finansial/Harga

Suplier 1 Suplier 2
Suplier
1 1 2
Suplier
2 0,5 1
Total 1,5 3,0
Suplier Suplier
1 2 Bobot
Suplier
1 0,67 0,67 0,67
Suplier
2 0,33 0,33 0,33
Total 1,0 1,0 1

2. Kualitas
Kekuatan Material

Suplier Suplier
1 2
Suplier
1 1 8
Suplier
2 0,13 1
Total 1,1 9,0

Suplier Suplier
1 2 Bobot
Suplier
1 0,89 0,89 0,89
Suplier
2 0,11 0,11 0,11
Total 1,0 1,0 1

3. Kualitas
Sertifikasi

Suplier Suplier
1 2
Suplier
1 1 3
Suplier
2 0,33 1,0
Total 1,3 4,0

Suplier Suplier
1 2 Bobot
Suplier
1 0,75 0,75 0,75
Suplier
2 0,25 0,25 0,25
Total 1,0 1,0 1
4. Distribusi
Jarak

Suplier Suplier
1 2
Suplier
1 1 4
Suplier
2 0,25 1
Total 1,3 5,0

Suplier Suplier
1 2 Bobot
Suplier
1 0,80 0,80 0,80
Suplier
2 0,20 0,20 0,20
Total 1,0 1,0 1

5. Distribusi
Waktu Pengiriman

Suplier Suplier
1 2
Suplier
1 1 5
Suplier
2 0,20 1
Total 1,2 6,0

Suplier Suplier
1 2 Bobot
Suplier
1 0,83 0,83 0,83
Suplier
2 0,17 0,17 0,17
Total 1,0 1,0 1
Penilaian Supplier

Kriteria/Sub
Bobot Suplier 1 Suplier 2
Kriteria
0,35
Finansial
Harga 0,35 0,67 0,33
0,35
Kualitas Kekuatan Material 0,26 0,89 0,11
Sertifikasi 0,09 0,75 0,25
0,30
Distribusi Jarak 0,25 0,80 0,20
Waktu Pengiriman 0,05 0,83 0,17

1. S1 = (0.35 x 0,67) + (0,26 x 0,89 ) +...........+ ( 0,05 x 0,83 )


= 0,775959135
2. S2 = (0.35 x 0,33) + (0,26 x 0,11 ) +...........+ ( 0,05 x 0,17 )
= 0,224040865

Jadi Suplier yang akan di pilih adalah suplier nomor 1

Anda mungkin juga menyukai