LAPORAN AKHIR
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Disusun Oleh :
Andi Agustian 0517104047
Dicka Ardiansyah 0517104069
Siti Amalia Destiani 0517104072
Lusi Mustika Safari 0518123013
Menyetujui,
Asisten Asisten
Mengesahkan,
Instruktur Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga pada kesempatan ini
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini disusun sebagai salah
satu syarat sebagai penilaian Ujian Akhir Semester Praktikum Tata Letak
Fasilitas. Adapun isi dari laporan praktikum ini penulis peroleh dari materi –
materi perkuliahan dan dengan membaca pustaka-pustaka yang berkaitan dengan
isi laporan praktikum ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan moril maupun materil kepada:
1. Bapak Tiaradia Ihsan, S,T., M.T. selaku Instruktur Praktikum Perancangan
Tata Letak Fasilitas.
2. Rajiev Firmansyah dan Dicky Darmawan selaku Asisten Praktikum
Perancangan Tata Letak Fasilitas yang dengan sabar membimbing kami.
3. Teman-teman di Fakultas Teknik Universitas Widyatama yang telah
memberikan bantuannya kepada kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan, dan
kesalahan serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan Praktikum Perancangan Tata Letak
Fasilitas ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
Halaman
viii
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan produk meja dan kursi menjadi salah satu komoditas yang harus
dipenuhi dari permintaan konsumen, hal ini menuntut produsen memproduksi
barang sesuai dengan permintaan. Produk Chitose merupakan produk barang jadi
dalam bentuk meja dan kursi yang berbahan dasar steel, sehingga produk kuat
untuk digunakan. Pemilihan mesin dapat bergantung pada kecepatan produksi,
penempatan antar mesin perlu diperhitungkan dengan luas yang dimiliki.
Diperlukannya perhitungan luas tanah dan biaya yang berpengaruh terhadap
produktivitas yang akan dilakukan. Perancangan tata letak fasilitas dalam
melakukan produksi yang baik dan tepat dapat memberikan efisiensi luas ruang,
mesin dan biaya di dalam sebuah perusahaan.
Produk Manabu P Plus menjadi produk meja dan kursi yang akan diproduksi.
Melakukan pemilihan bahan dan mesin yang akan digunakan untuk menentukan
keberhasilan suatu produk. Penentuan bentuk desain dan luas lantai fasilitas
menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk membangun sebuah perusahaan. Sama
hal nya dengan perusahaan meja dan kursi pada umumnya, kami memerlukan
perhitungan dalam menentukan struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah dapat dijabarkan
TEKNIK INDUSTRI 9
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
sebagai berikut:
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang dilakukan, maka
tujuan praktikum perancangan tata letak fasilitas diantaranya adalah:
1. Memahami langkah dan proses pembuatan produk Manabu P Plus yaitu produk
meja dan kursi.
2. Mampu Menentukan mesin yang digunakan untuk pembuatan produk Manabu P
Plus.
3. Mampu menghitung luas lantai produksi dan penempatan fasilitas.
4. Memahami dalam menentukan tahapan dalam perancangan tata letak fasilitas
pabrik yang akan memproduksi produk Manabu P Plus.
Deskripsi produk:
Manabu P Plus merupakan produk meja dan kursi yang terbuat dari polywood dan
steel. Dapat digunakan sebagai fasilitas dalam mendukung aktivitas belajar di
sekolah atau universitas. Pada akhirnya praktikan akan menentukan tata letak
fasilitas pada pabrik yang memproduksi Manabu P Plus.
1.4.1 Produk
Berikut data harga untuk masing-masing produk meja dan kursi merek Manabu P
Plus, yaitu:
TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Harga produk yang didapatkan berdasarkan katalog chitose, berikut gambar produk
Manabu P Plus.
1.4.2 Mesin
Berikut mesin-mesin yang digunakan dalam produksi Manabu P Plus:
1. Sawing Machine
TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
2. Banding Machine
3. Bench Drilling
TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
5. Notcher Machine
6. Hydraulic Puncher
TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Tempat yang digunakan sebagai meja kerja dengan peralatan yang menunjang
dalam melakukan assembling.
TEKNIK INDUSTRI 1
BAB II
RISET PASAR
2.1 AGREGASI
7
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
d. Ongkos – ongkos
Ongkos Upah Normal dan Ongkos Lembur (Normal and Overtime Cost)
Perbandingan antara ongkos produksi dan tingkat produksi adalah merupakan
suatu perbandingan kurva garis lurus. Kenaikan yang tiba – tiba mungkin
disebabkan oleh adanya penambahan peralatan yang baru. Ongkos produksi
regular time diasumsikan untuk para pekerja fulltime.
Ongkos persediaan berkisar antara 5% sampai 90% dari harga item tersebut. Total
ongkos persediaan adalah merupakan jumlah dari ongkos persediaan semua item.
Biaya backorder dan lost sales merupakan masalah keuangan yang sama. Jika
sering terjadi lost sales, maka keadaan ini akan membuka peluang bagi kompetitor
dan menyebabkan semua biaya produksi meningkat. Biaya lost sales sangat sulit
diperkirakan.
-
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS WIDYATAMA 16
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
sebagai berikut:
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan
yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
tertentu.
Suatu model transportasi dikatakan seimbang apabila total supply (sumber) sama
dengan total demand (tujuan). Dengan kata lain:
m n
i1 ai =
bj j 1
Dalam permasalahan yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu terpenuhi atau
dengan kata lain, jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil
dari pada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model permasalahannya
disebut sebagai model yang tidak seimbang (unbalanced). Batasan diatas
dikemukakan hanya karena ia menjadi dasar dalam pengembangan teknik
transportasi. Namun, setiap persoalan transportasi dapat dibuat seimbang dengan
cara memasukkan variable artificial (semu). Jika jumlah demand melebihi jumlah
supply, maka dibuat suatu sumber dummy yang akan men-supply kekurangan
-
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS WIDYATAMA 17
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Langkah 4. Gunakan satu prosedur iteratif yang disebut Metode simpleks untuk
menentukan nilai-nilai peubah keputusan yang akan memperkecil biaya-biaya
total yang berfungsi untuk memenuhi pembatas-pembatas.
Contoh Perhitungan:
Harga Meja = Rp. 445.000 / unit
Harga Kursi = Rp. 360.000 / unit
Market Share = 23%
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
A. Data Perusahaan
Total Harga Produk Meja dan Kursi pada periode ke 1:
= ( Harga Meja x Demand Meja ) + (Harga Kursi x Demand Kursi )
= ( Rp. 445.000 x 179.506 ) + ( Rp. 360.000 x 189.898 )
= Rp. 150.038.510.000
B. Data Pesaing
Total Harga Produk Meja dan Kursi pada periode ke 1:
= ( Harga Meja x Demand Meja ) + (Harga Kursi x Demand Kursi )
= ( Rp. 445.000 x 67400 ) + ( Rp. 360.000 x 75810 )
= Rp. 57.958.600.000
2.2 FORECASTING
Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan, orang
senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatan-pendekatan
yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan.
Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang
dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan
produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut
perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode
waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu
kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan
tersebut.
Peramalan diperlukan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang
akan datang juga diperlukan untuk para pengambil keputusan perlu untuk
membuat perencanaan.
Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu
produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran,
tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang
ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya
keterbatasan kemampuan manusia.
Menurut Buffa:
Menurut Makridakis:
hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi
lingkungan manajemen. Karena setiap organisasi berkaitan satu sama lain, baik
buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. (Makridakis,
1988).
Waktu tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja
baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari
sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan
sumber daya di masa mendatang.
Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam
jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada kesempatan pasar,
faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya finansial,
manusia, produk dan teknologi. Semua penentuan ini memerlukan ramalan yang
baik dan manajer dapat menafsirkan perkiraan serta membuat keputusan yang
tepat.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan namun tiga
kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan jangka
pendek, menengah dan panjang dari organisasi saat ini. Dengan adanya
serangkaian kebutuhan itu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekatan
berganda untuk memperkirakan peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu
sistem peramalan. Pada gilirannya, organisasi perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang yaitu identifikasi dan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang
menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk
menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah
dikembangkan. Peramalan pada umumya dapat dibedakan dari berbagai segi
tergantung dalam cara melihatnya.
Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu:
Penetapan jadwal induk produksi untuk bulan yang akan datang atau periode
kurang dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek. Apabila
dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan
pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam
analisis data tersebut.
Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu:
1. Peramalan kualitatif atau teknologi, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang yang
menyusunnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh pemikiran
yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan serta pengalaman
dari penyusunnya. Metode kualitatif dibagi menjadi dua metode, yaitu:
a. Metode eksploratif
Pada metode ini dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai awal dan
bergerak ke arah masa depan secara heuristik, sering kali dengan melihat
semua kemungkinan yang ada.
b. Metode normatif
Pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran tujuan yang akan datang,
kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai
berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.
Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua jenis model peramalan yang
utama, yaitu:
b. Model kausal
Yaitu metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antara variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu
yang disebut metode korelasi atau sebab akibat. Model kausal terdiri dari:
b. Metode ekonometri
Karakteristik dari peramalan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu
dari hal-hal sebagai berikut:
a. Ketelitian/ Keakuratan
b. Biaya
c. Responsif
d. Sederhana
Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang
tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang
paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.
1. Metode Averaging
Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai
bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat direndam dengan rata-
ratanya, biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.
a. Simple Average
Dimana:
X = F = Hasil ramalan
T = Periode
Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk meramalkan
keadaan.
Dimana:
X = F = Hasil ramalan
T = Periode
Jika data tidak stasioner serta mengandung pole trend, maka dilakukan moving
average terhadap hasil single moving average. Rumus yang digunakan:
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan
data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang biasa
disebut Exponential smoothing.
Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpangan data karena tidak perlu
lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan
pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode ini selalu mengikuti setiap
trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak lebih dari
mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir.
Untuk menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.
Dimana:
a = Konstanta pemulusan
Ft = Periode sebelumnya
Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Browns adalah serupa
dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda
ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Persamaan
yang dipakai dari metode ini adalah sebagai berikut:
dimana:
1)
a = Konstanta pemulusan
Metode pemulusan eksponensial linier dari Holt pada prinsipnya serupa dengan
Browns kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda
secara langsung. Sebagai gantinya, Holt memutuskan nilai trend dengan
parameter yang berbeda dari dua parameter yang digunakan pada deret yang asli.
d. Regresi Linier
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Regresi linier digunakan untuk peramalan apabila set data yang ada linier, artinya
hubungan antara variabel waktu dan permintaan berbentuk garis (linier). Metode
regresi linier didasarkan atas perhitungan least square error, yaitu dengan
memperhitungkan jarak terkecil kesuatu titik pada data untuk ditarik garis.
Adapun untuk persamaan peramalan regresi linier dipakai tiga konstanta, yaitu a,
b dan Y.
Untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model yang dipilih, seyogianya
kita membangun peta kontrol tracking signal. Suatu tracking signal yang baik
memiliki RSFE (running sum of the forecast errors) yang rendah dan mempunyai
positif error yang sama banyak atau seimbang dengan negatif error sehingga
pusat dari tracking signal mendekati nol. Apabila tracking signal telah dihitung,
kita dapat membangun peta kontrol tracking signal sebagaimana halnya dengan
peta-peta kontrol dalam pengendalian proses statistikal (statistical process control
= SPG), yang memiliki batas kontrol atas (upper control limit) dan batas control
bawah (lower control limit).
Beberapa ahli dalam sistem peramalan seperti George Plossl dan Oliver Wright,
dua pakar production and inventory control, menyarankan untuk menggunakan
nilai tracking signal maksimum ± 4 sebagai batas-batas pengendalian untuk
tracking signal. Dengan demikian apabila tracking signal telah berada di luar
batas- batas pengendalian, model ramalan perlu ditinjau kembali, karena akurasi
peramalan tidak dapat diterima.
Sering sekali terjadi bahwa dua variabel dikaitkan satu sama lain, walaupun
mungkin tidak selalu benar bahwa nilai suatu variabel bergantung pada, atau
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
disebabkan oleh perubahan nilai variabel yang lain. Pada setiap kejadian, suatu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yaitu tanda – atau + yang berhubungan
dengan arah korelasi, serta kuat tidaknya korelasi. Berkenaan dengan besaran
angka (nilai), angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi/ hubungan sama
sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tetap
mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang
tinggi atau lemah. Namun biasa dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka
korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5
menunjukkan korelasi lemah. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga
berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan
adanya arah yang berlawanan antara dua variabel, sedangkan tanda + (positif)
menunjukkan arah yang sama antara dua variabel.
b. Adanya ongkos yang timbul setiap kali mengubah tingkat produksi atau jika
membuat persediaan.
Peramalan penjualan pada umumnya disusun dalam nilai uang, sedangkan rencana
produksi disusun dalam nilai unit produksi. Karena itu diperlukan faktor konversi
yang sesuai untuk mengonversikan nilai uang tersebut ke dalam unit produk.
Peninjauan ini diperlukan karena sistem produksi yang berjalan adalah suatu
sistem yang mudah berubah sebagai akibat adanya perkembangan di berbagai
bidang.
Rencana produksi harus tersusun secara formal, memiliki tahapan tertentu serta
prosedur dokumentasi dalam bentuk yang mudah dimengerti.
Umumnya hambatan yang akan terjadi pada penyusunan rencana produksi berupa
kegagalan manajemen dalam memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan dalam
penyusunan rencana produksi, adanya kesulitan dalam mengonversikan nilai ke
dalam unit produksi serta kurangnya perhatian terhadap masalah persediaan dan
peramalan. Bila hambatan ini belum bisa diatasi maka perencanaan produksi
manufaktur aktivitas berikutnya tidak dapat dilakukan secara efektif.
b. Ubah seluruh variabel menjadi satu satuan ukuran. Menentukan apakah rencana
produksi akan dibuat dalam satuan ukuran unit produksi atau berdasarkan jam
orang yang tersedia untuk melakukan produksi.
c. Tentukan kebijaksanaan perusahaan dan pilih salah satu atau beberapa model
perencanaan. Ada banyak model perencanaan yang bisa digunakan (metode
murni, metode campuran, metode transportasi dan lain-lain).
d. Tentukan model mana yang akan dipakai sesuai dengan kriteria. Periode
perencanaan produksi adalah suatu susunan waktu dimana perusahaan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Perencanaan agregat adalah hasil perencanaan untuk tenaga kerja dan tingkat
produksi yang dituangkan dalam fasilitas perencanaan agregat. Keputusan
perencanaan dibuat untuk meminimasi ongkos total guna memenuhi ramalan
permintaan.
Pada dasarnya output yang dihasilkan dari perencanaan produksi agregat adalah
sebagai berikut:
Satuan produk berupa barang siap jual yang disimpan per periode.
Bila semua kapasitas yang ada tidak dapat memenuhi semua pesanan pada waktu
yang dijanjikan, sehingga sebagian pesanan ditunda waktu penyerahannya.
Dalam hal ini tenaga kerja langsung yang digunakan untuk menghasilkan
sejumlah produk (yang menentukan banyaknya produk yang dibuat).
Bila kapasitas pabrik termasuk lembur tidak mampu melayani pesanan, maka
diserahkan pada perusahaan lain yang sejenis dan apabila biaya lembur lebih besar
daripada biaya sub kontrak.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
e. Jika item > 1, lakukan proses disagregasi sesuai dengan faktor konversi.
a. Dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja, atau mengubah jumlah shift.
5. Ongkos subkontrak.
2. Metode heuristik
b. Model Parameterik
3. Metode matematis
b. Model Transportasi
4. Metode simulasi
B. Data Pesaing
Peramalan (Forecast) dilakukan dengan empat metode, yaitu DMA (Double
Moving Average), DES Brown, DES Holt, dan Regresi Linier. Pada pengolahan
data yang dilakukan terpilih metode yang memiliki nilai MSE paling kecil yaitu
menggunakan metode Regresi Linier. Berikut nilai MSE Peramalan pada Data
Perusahaan:
Tabel 2.7 Perhitungan Metode Regresi Linier Data Pesaing Regresi Linier
Periode Demand t^2 dt F= a+bt Forecast et |et| et^2 Pe (% ) |Pe|
1 Rp 57,958,600,000 1 Rp 57,958,600,000 Rp 58,237,210,098 Rp 58,237,210,098 -Rp 278,610,098 Rp 278,610,098 Rp 77,623,586,707,569,600 -0.48 0.48
2 Rp 57,986,405,000 4 Rp 115,972,810,000 Rp 58,492,328,013 Rp 58,492,328,013 -Rp 505,923,013 Rp 505,923,013 Rp 255,958,095,082,998,000 -0.87 0.87
3 Rp 59,529,545,000 9 Rp 178,588,635,000 Rp 58,747,445,928 Rp 58,747,445,928 Rp 782,099,072 Rp 782,099,072 Rp 611,678,958,423,261,000 1.31 1.31
4 Rp 58,497,890,000 16 Rp 233,991,560,000 Rp 59,002,563,843 Rp 59,002,563,843 -Rp 504,673,843 Rp 504,673,843 Rp 254,695,687,808,389,000 -0.86 0.86
5 Rp 60,318,905,000 25 Rp 301,594,525,000 Rp 59,257,681,758 Rp 59,257,681,758 Rp 1,061,223,242 Rp 1,061,223,242 Rp 1,126,194,769,360,990,000 1.76 1.76
6 Rp 58,821,340,000 36 Rp 352,928,040,000 Rp 59,512,799,673 Rp 59,512,799,673 -Rp 691,459,673 Rp 691,459,673 Rp 478,116,479,385,267,000 -1.18 1.18
7 Rp 59,349,350,000 49 Rp 415,445,450,000 Rp 59,767,917,588 Rp 59,767,917,588 -Rp 418,567,588 Rp 418,567,588 Rp 175,198,825,724,138,000 -0.71 0.71
8 Rp 60,535,060,000 64 Rp 484,280,480,000 Rp 60,023,035,503 Rp 60,023,035,504 Rp 512,024,496 Rp 512,024,496 Rp 262,169,084,504,054,000 0.85 0.85
9 Rp 60,199,135,000 81 Rp 541,792,215,000 Rp 60,278,153,418 Rp 60,278,153,419 -Rp 79,018,419 Rp 79,018,419 Rp 6,243,910,541,259,560 -0.13 0.13
10 Rp 60,599,460,000 100 Rp 605,994,600,000 Rp 60,533,271,333 Rp 60,533,271,334 Rp 66,188,666 Rp 66,188,666 Rp 4,380,939,506,859,560 0.11 0.11
11 Rp 61,096,700,000 121 Rp 672,063,700,000 Rp 60,788,389,248 Rp 60,788,389,249 Rp 308,310,751 Rp 308,310,751 Rp 95,055,519,182,184,000 0.50 0.50
12 Rp 61,450,365,000 144 Rp 737,404,380,000 Rp 61,043,507,163 Rp 61,043,507,164 Rp 406,857,836 Rp 406,857,836 Rp 165,533,298,714,603,000 0.66 0.66
13 Rp 60,901,855,000 169 Rp 791,724,115,000 Rp 61,298,625,078 Rp 61,298,625,079 -Rp 396,770,079 Rp 396,770,079 Rp 157,426,495,589,666,000 -0.65 0.65
14 Rp 60,911,495,000 196 Rp 852,760,930,000 Rp 61,553,742,993 Rp 61,553,742,994 -Rp 642,247,994 Rp 642,247,994 Rp 412,482,485,797,024,000 -1.05 1.05
15 Rp 61,500,810,000 225 Rp 922,512,150,000 Rp 61,808,860,908 Rp 61,808,860,909 -Rp 308,050,909 Rp 308,050,909 Rp 94,895,362,535,726,300 -0.50 0.50
16 Rp 62,427,855,000 256 Rp 998,845,680,000 Rp 62,063,978,823 Rp 62,063,978,824 Rp 363,876,176 Rp 363,876,176 Rp 132,405,871,460,383,000 0.58 0.58
17 Rp 61,983,830,000 289 Rp 1,053,725,110,000 Rp 62,319,096,739 Rp 62,319,096,739 -Rp 335,266,739 Rp 335,266,739 Rp 112,403,786,279,694,000 -0.54 0.54
18 Rp 62,242,785,000 324 Rp 1,120,370,130,000 Rp 62,574,214,654 Rp 62,574,214,654 -Rp 331,429,654 Rp 331,429,654 Rp 109,845,615,550,560,000 -0.53 0.53
19 Rp 62,823,125,000 361 Rp 1,193,639,375,000 Rp 62,829,332,569 Rp 62,829,332,569 -Rp 6,207,569 Rp 6,207,569 Rp 38,533,912,889,761 -0.01 0.01
20 Rp 63,446,450,000 400 Rp 1,268,929,000,000 Rp 63,084,450,484 Rp 63,084,450,484 Rp 361,999,516 Rp 361,999,516 Rp 131,043,649,584,234,000 0.57 0.57
21 Rp 64,528,230,000 441 Rp 1,355,092,830,000 Rp 63,339,568,399 Rp 63,339,568,399 Rp 1,188,661,601 Rp 1,188,661,601 Rp 1,412,916,401,691,880,000 1.84 1.84
22 Rp 63,723,990,000 484 Rp 1,401,927,780,000 Rp 63,594,686,314 Rp 63,594,686,314 Rp 129,303,686 Rp 129,303,686 Rp 16,719,443,213,186,600 0.20 0.20
23 Rp 65,285,050,000 529 Rp 1,501,556,150,000 Rp 63,849,804,229 Rp 63,849,804,229 Rp 1,435,245,771 Rp 1,435,245,771 Rp 2,059,930,423,173,380,000 2.20 2.20
24 Rp 64,607,735,000 576 Rp 1,550,585,640,000 Rp 64,104,922,144 Rp 64,104,922,144 Rp 502,812,856 Rp 502,812,856 Rp 252,820,768,158,877,000 0.78 0.78
25 Rp 65,636,370,000 625 Rp 1,640,909,250,000 Rp 64,360,040,059 Rp 64,360,040,059 Rp 1,276,329,941 Rp 1,276,329,941 Rp 1,629,018,118,293,060,000 1.94 1.94
26 Rp 64,347,160,000 676 Rp 1,673,026,160,000 Rp 64,615,157,974 Rp 64,615,157,975 -Rp 267,997,975 Rp 267,997,975 Rp 71,822,914,604,100,600 -0.42 0.42
27 Rp 64,020,110,000 729 Rp 1,728,542,970,000 Rp 64,870,275,889 Rp 64,870,275,890 -Rp 850,165,890 Rp 850,165,890 Rp 722,782,040,519,492,000 -1.33 1.33
28 Rp 64,929,095,000 784 Rp 1,818,014,660,000 Rp 65,125,393,804 Rp 65,125,393,805 -Rp 196,298,805 Rp 196,298,805 Rp 38,533,220,844,428,000 -0.30 0.30
29 Rp 64,828,365,000 841 Rp 1,880,022,585,000 Rp 65,380,511,719 Rp 65,380,511,720 -Rp 552,146,720 Rp 552,146,720 Rp 304,866,000,406,758,000 -0.85 0.85
30 Rp 63,233,570,000 900 Rp 1,897,007,100,000 Rp 65,635,629,634 Rp 65,635,629,635 -Rp 2,402,059,635 Rp 2,402,059,635 Rp 5,769,890,490,096,330,000 -3.80 3.80
31 Rp 63,959,745,000 961 Rp 1,982,752,095,000 Rp 65,890,747,549 Rp 65,890,747,550 -Rp 1,931,002,550 Rp 1,931,002,550 Rp 3,728,770,848,106,500,000 -3.02 3.02
32 Rp 65,325,895,000 1024 Rp 2,090,428,640,000 Rp 66,145,865,464 Rp 66,145,865,465 -Rp 819,970,465 Rp 819,970,465 Rp 672,351,563,472,316,000 -1.26 1.26
33 Rp 65,708,725,000 1089 Rp 2,168,387,925,000 Rp 66,400,983,379 Rp 66,400,983,380 -Rp 692,258,380 Rp 692,258,380 Rp 479,221,664,680,224,000 -1.05 1.05
34 Rp 66,918,080,000 1156 Rp 2,275,214,720,000 Rp 66,656,101,295 Rp 66,656,101,295 Rp 261,978,705 Rp 261,978,705 Rp 68,632,841,873,477,000 0.39 0.39
35 Rp 68,183,385,000 1225 Rp 2,386,418,475,000 Rp 66,911,219,210 Rp 66,911,219,210 Rp 1,272,165,790 Rp 1,272,165,790 Rp 1,618,405,797,246,320,000 1.87 1.87
36 Rp 69,447,385,000 1296 Rp 2,500,105,860,000 Rp 67,166,337,125 Rp 67,166,337,125 Rp 2,281,047,875 Rp 2,281,047,875 Rp 5,203,179,408,042,020,000 3.28 3.28
37 Rp 67,421,455,040 Rp 67,421,455,040
38 Rp 67,676,572,955 Rp 67,676,572,955
39 Rp 67,931,690,870 Rp 67,931,690,870
40 Rp 68,186,808,785 Rp 68,186,808,785
41 Rp 68,441,926,700 Rp 68,441,926,700
42 Rp 68,697,044,615 Rp 68,697,044,615
43 Rp 68,952,162,530 Rp 68,952,162,531
44 Rp 69,207,280,445 Rp 69,207,280,446
45 Rp 69,462,398,360 Rp 69,462,398,361
46 Rp 69,717,516,275 Rp 69,717,516,276
47 Rp 69,972,634,190 Rp 69,972,634,191
48 Rp 70,227,752,105 Rp 70,227,752,106
49 Rp 70,482,870,020 Rp 70,482,870,021
50 Rp 70,737,987,935 Rp 70,737,987,936
51 Rp 70,993,105,850 Rp 70,993,105,851
52 Rp 71,248,223,766 Rp 71,248,223,766
53 Rp 71,503,341,681 Rp 71,503,341,681
54 Rp 71,758,459,596 Rp 71,758,459,596
55 Rp 72,013,577,511 Rp 72,013,577,511
56 Rp 72,268,695,426 Rp 72,268,695,426
57 Rp 72,523,813,341 Rp 72,523,813,341
58 Rp 72,778,931,256 Rp 72,778,931,256
59 Rp 73,034,049,171 Rp 73,034,049,171
60 Rp 73,289,167,086 Rp 73,289,167,087
61 Rp 73,544,285,001 Rp 73,544,285,002
62 Rp 73,799,402,916 Rp 73,799,402,917
63 Rp 74,054,520,831 Rp 74,054,520,832
64 Rp 74,309,638,746 Rp 74,309,638,747
65 Rp 74,564,756,661 Rp 74,564,756,662
66 Rp 74,819,874,576 Rp 74,819,874,577
67 Rp 75,074,992,491 Rp 75,074,992,492
68 Rp 75,330,110,406 Rp 75,330,110,407
69 Rp 75,585,228,322 Rp 75,585,228,322
70 Rp 75,840,346,237 Rp 75,840,346,237
71 Rp 76,095,464,152 Rp 76,095,464,152
72 Rp 76,350,582,067 Rp 76,350,582,067
73 Rp 76,605,699,982 Rp 76,605,699,982
74 Rp 76,860,817,897 Rp 76,860,817,897
75 Rp 77,115,935,812 Rp 77,115,935,812
76 Rp 77,371,053,727 Rp 77,371,053,727
77 Rp 77,626,171,642 Rp 77,626,171,642
78 Rp 77,881,289,557 Rp 77,881,289,558
79 Rp 78,136,407,472 Rp 78,136,407,473
80 Rp 78,391,525,387 Rp 78,391,525,388
81 Rp 78,646,643,302 Rp 78,646,643,303
82 Rp 78,901,761,217 Rp 78,901,761,218
83 Rp 79,156,879,132 Rp 79,156,879,133
84 Rp 79,411,997,047 Rp 79,411,997,048
85 Rp 79,667,114,962 Rp 79,667,114,963
86 Rp 79,922,232,878 Rp 79,922,232,878
87 Rp 80,177,350,793 Rp 80,177,350,793
88 Rp 80,432,468,708 Rp 80,432,468,708
89 Rp 80,687,586,623 Rp 80,687,586,623
90 Rp 80,942,704,538 Rp 80,942,704,538
91 Rp 81,197,822,453 Rp 81,197,822,453
92 Rp 81,452,940,368 Rp 81,452,940,368
93 Rp 81,708,058,283 Rp 81,708,058,283
94 Rp 81,963,176,198 Rp 81,963,176,198
95 Rp 82,218,294,113 Rp 82,218,294,114
96 Rp 82,473,412,028 Rp 82,473,412,029
Jumlah
666 Rp 2,257,263,850,000 16206 Rp 42,750,514,325,000 Rp 2,257,263,850,000 Rp 2,257,263,850,018 -Rp 18 Rp 24,420,251,978 Rp 28,713,252,900,074,100,000 -0.69 38.40
Nilai
a 57,982,092,183
b 255,117,915
Eror Nilai
ME ∑et/n -0.50
MAE ∑|et|/n 678,340,333
SSE ∑et^2 28,713,252,900,074,100,000
MSE SSE/n 797,590,358,335,392,000
݁ݏݏ
SDE 905,747,567
݊െ ͳ
MPE ∑PE/n -0.019
MAPE ∑IPEI/n 1.067
(Sumber: Pengolahan Data)
2.3 DISAGREGASI
Sebuah perusahaan manufaktur yang melakukan proses produksi merupakan
bagian yang sangat penting, maka setiap perusahaan harus bisa memproduksi
dengan baik. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik,
diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi.
Perencanaan dapat dilakukan untuk memonitor hasil produksi aktual terhadap
rencana produksi dan membuat penyesuaian. Dengan adanya perencanaan,
kegiatan produksi yang akan dilakukan akan lebih terarah dan perusahaan dapat
mencapai tujuan dengan baik. Proses perencanaan dimulai dengan perencanaan
demand hingga penentuan Jadwal Induk Produksi (Master Production
Schedule/MPS). Untuk jenis produksi massal yang melibatkan hanya satu jenis
produk, Perencanaan produksi tidak perlu melalui tahap disagregasi, dan
perencanaan produksi sudah menjadi Jadwal Induk Produksi (JIP).
Peramalan terhadap kondisi pasar atau meramalkan apa yang diinginkan oleh
konsumen merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi.
Produk yang harus diproduksi, kuantitas produk yang akan diproduksi, waktu
untuk aktivitas produksi, dan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
berproduksi harus ditetapkan dalam perencanaan produksi.
1. Strategi Murni
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
2. Strategi Campuran
Strategi campuran melibatkan penggunaan dua atau lebih strategi murni untuk
memperoleh rencana produksi yang layak. Strategi ini bisa mencakup
pencampuran antara subkontrak dan overtime atau overtime dan inventory. Ketika
suatu perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi
yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang
bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang
dihadapinya, dibutuhkan informasi mengenai penjadwalan induk dari bagian
pengendalian produksi dan bagian pemasaran yang mencakup beberapa
kebijaksanaan perubahan dan prosedur pengoperasian.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Sebagian besar biaya waktu produksi yang teratur digunakan sebagai upah untuk
tenaga kerja regular, perusahaan berusaha untuk mempertahankan ukuran tenaga
kerja yang konstan karena tekanan sosial, opini publik, kontrak serikat dan
tingginya biaya pelatihan dan pesangon terkait dengan perubahan dalam tenaga
kerja. Keadaan ini, biaya tenaga kerja menjadi konstan. Biaya simpan rendah
ketika fasilitas dioperasikan pada tingkat optimal. Biaya meningkat ketika
dioperasikan di bawah kapasitas yang dirancang.
Biaya ini dapat dikaitkan terutama dengan perubahan ukuran angkatan kerja biaya
perekrutan dan PHK. Apabila ukuran angkatan kerja meningkat, menimbulkan
biaya perekrutan, pelatihan, dan kemungkinan reorganisasi, sehingga menurunkan
produktivitas pada periode awal. Biaya ini biasanya diikuti oleh biaya
kemerosotan moral kerja dan kemungkinan penurunan produktivitas, karena
kapasitas fasilitas produksi tetap maka penurunan produktivitas mungkin akan
terjadi jika dilakukan penambahan tenaga kerja tanpa disertai dengan penambahan
peralatan produksi.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses produksi adalah menyusun
suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dimasa
yang akan datang perencanaan ini penting untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan perkembangan perusahaan. Perencanaan yang baik maka segala
kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar, serta seefektif dan seefisien
mungkin. Assauri (1998), mendefinisikan perencanaan produksi adalah
perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-
bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai
dengan yang diperkirakan atau diramalkan. Menurut Koontz, et.al, (1990),
mengenai pendapatnya tentang perencanaan produksi meliputi pemulihan misi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
dan tujuan organisasi juga tindakan-tindakan untuk mencapai misi dan tujuan
tersebut. Semuanya itu membutuhkan keputusan yaitu memilih dari berbagai
alternatif tindakan dimasa yang akan datang perencanaan harus memberikan
pendekatan yang rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
a. Kebijakan pemerintah.
b. Inflasi
c. Bencana alam.
d. dan sebagainya
Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat yaitu utilisasi dan efisiensi.
Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai.
Efisiensi adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai.
Bagaimana fasilitas digunakan dan dikelola akan menentukan sulit tidaknya
mencapai 100% efisiensi. Manajer operasi cenderung dievaluasi pada tingkat
efisiensinya.
Contoh Perhitungan:
Rp. 137.505.406.400
Disagregasi Rp.137.505.406.400
Harga Meja= Rp.9 6.000 = 148494 unit
Rp. 26.191.505.981
Rp. 87.320.923.899
Rp. 16.632.556.933
2.4 PEMASARAN
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya dan pemasaran merupakan
salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran
merupakan strategi yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan atau
mencapai tujuan perusahaan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan
konsumen. Pemasaran merupakan salah satu strategi yang menghubungkan
produsen dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai
tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan
dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah
menyampaikan hasil produksinya pada waktu yang tepat. Hal ini bukanlah hal
yang mudah mengingat semakin banyaknya pesaing yang memproduksi
beranekaragam produk yang dibutuhkan dan dinginkan oleh konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu strategi yang dapat membantu perusahaan dalam
memenangkan persaingan. Menurut Kotler dan Keller (2008:5), pemasaran
adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan
pihak lain”.
Strategi Pemasaran
Pemasaran tidak terbatas pada proses penjualan barang, jasa atau ide saja. Tetapi
pemasaran menggunakan berbagai strategi dalam menyampaikan nilai dan
kegunaan kepada konsumen. Menurut Tjiptono (2008:5), pemasaran bertujuan
untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh
karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangkan strategi.
Assauri (2007:168) mengemukakan pendapat, strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah
kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-
masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
(target market) dan acuan pemasaran yang dijalankan (marketing mix) untuk
sasaran pasar tersebut. Dalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat
landasan strategi di dalam pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan
strategi produk-pasar (product market strategy), yaitu produk yang akan
dipasarkan perusahaan dan pasar yang dilayani perusahaan (Assauri 2007:187).
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut
pandang penjual:
konsumen:
3. Kenyamanan (convenience)
4. Komunikasi (comunication)
per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar
lebih jelas, yaitu:
Apabila satu output homogen, satuan kapasitasnya jelas. Misalnya, sebagai satuan
output pabrik mobil menggunakan jumlah mobil, pabrik bir menggunakan jumlah
krat botol bir, dan pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan megawatt listrik.
itu.
4. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.
5. Meninjau risiko dan pengaruh strategi pada pilihan rencana
6. memutuskan rencana pelaksanaan
Kenyataannya, kapasitas ialah suatu bilangan acak. Jam kerja dapat dianggap
konstan, misalnya 40 jam per minggu walau tingkat efisiensi dan utulisasi dapat
dianggap acak. Utilisasi merupakan variable acak karena sebuah mesin dapat saja
idle karena rusak, atau karena pekerjaan absent, atau karena tidak ada pekerjaan
yang dilakukan. Efisiensi adalah bilangan acak karena kita tidak dapat
menyamaratakan kecepatan kerja satu pekerja dengan pekerja lainnya. Tingkat
efisiensi akan sangat tergantung pada keahlian / keterampilan pekerjanya.
Tingkat utilisasi tidak mudah dihitung. Dua variabel yang secara implisit ada di
dalam tingkat utilisasi, yaitu idle akibat kegiatan perawatan dan idle akibat pekerja
absen. Idealnya tingkat absensi dan kerusakan mesin adalah nol, tetapi praktis hal
ini tidak mungkin terjadi. Untuk itu perlu disadari bahwa besaran kapasitas tidak
mungkin dinyatakan dalam satuan absolut / mutlak, tetapi hanya merupakan nilai
perkiraan saja.
Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat dipenuhi dengan
peningkatan jumlah tenaga kerja. Produksi dikendalikan dengan merekrut tenaga
kerja baru sesuai kebutuhan.
Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula digunakan strategi
variasi jam kerja, misalnya lembur. Kecepatan produksi diatur dengan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat diketahui dengan pasti,
tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenagakerjaan. Variasi lainnya ialah
penambahan shift kerja sehingga untuk satu lintas produksi yang sama kapasitas
dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga kali lipat sesuai jumlah shift.
Cara lain yang sering ditempuh ialah subkontrak, yaitu dengan menggunakan jasa
subkontraktor. Biaya yang timbul sebagai akibat subkontrak ini ialah perbedaan
harga satuan produk antara subkontraktor dengan harga satuan perusahaan.
Kapasitas Produksi Terpasang per jam dilakukan pada pengolahan data untuk 5
tahun ke depan. Nilai KPT terbesar di antara % tahun tersebut yang akan di pilih.
Meja
Tahun Demand Perusahaan Demand Pesaing Market Potensial Kapasitas Produksi KPT
2020 1,134,009 458,837 675,172 155,290 81
2021 1,237,038 479,247 757,791 174,292 91
2022 1,340,070 499,655 840,415 193,296 101
2023 1,443,102 520,065 923,037 212,299 111
2024 1,546,129 540,474 1,005,655 231,301 121
(Sumber: Pengolahan Data)
Contoh Perhitungan:
1. Demand Perusahaan
= 1895238 unit
2. Demand Pesaing
3. Market Demand
= 1895238 – 1170042
= 725196 unit
4. Market Share
= 25%
5. Kapasitas Produksi
= 725196 x 25%
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
= 181299 unit
Kapasitas Produksi
Jumlah jam kerja dalam setahun = 181299 / 1920 = 95 unit/jam
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Contoh Perhitungan:
1. Demand Perusahaan
= 1006884 unit
2. Demand Pesaing
= 621607 unit
3. Market Demand
= 1006884 – 621607
= 385277 unit
4. Market Share
= 25%
5. Kapasitas Produksi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
= 385277 x 25%
= 96320 unit
Kapasitas Produksi
Jumlah jam kerja dalam setahun = 96320 / 1920 = 51 unit/jam
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
1. Pada baris paling atas dinyatakan kepala “Peta Proses Operasi”. Diikuti
oleh identifikasi lain seperti: nama objek, nama pembuat peta, tanggal
dipetakan, sebagai usulan atau sekarang, nomor peta.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya pembuatan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut sesuai dengan proses yang terjadi
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6. Untuk memperoleh peta proses operasi yang baik, produk yang biasanya
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Berikut informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi kita
dapat memperoleh banyak manfaat, yaitu:
a) Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya.
b) Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan memperhitungkan
efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.
c) Menentukan tata letak pabrik.
d) Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.
e) Melatih cara kerja.
2.6.2 Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi
(Hasil Terlampir)
Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan
untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
(Hasil Terlampir)
(Hasil Terlampir)
Multi Product Process Chart (MPPC) adalah suatu tabel yang memperlihatkan
aliran masing-masing komponen (material dalam proses) serta kebutuhan mesin
baik secara teoritis maupun aktual.
1. Routing Sheet
Penentuan mesin secara aktual ditentukan oleh tipe atau jenis layout yang
digunakan. Jenis layout yang digunakan:
1. Layout by Process
Adalah metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan
produksi yang memiliki tipe atau jenis yang sama ke dalam satu departemen tanpa
memperhatikan aliran proses pembuatan produk. Ciri-ciri layout by process:
b. Volume produk dibuat dalam jumlah serta dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
2. Layout by Product
(Hasil Terlampir)
Komponen MEJA
Jumlah Mesin
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300
Mesin
Reciving
1.00
A4 3.00
A5 1.00
A6 1.00
Benchwork Tools 6.00
A7 2.00
A8 2.00
Shipping
Komponen KURSI
Jumlah Mesin
100 200 300 400 500 600 700 800 900 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Mesin
Reciving
Work In Process
A1 4.00
A3 4.00
6.00
A4 2.00
A5 2.00
A7 4.00
A8 2.00
Shipping Total
Fasilitas adalah sesuatu yang dibuat untuk melayani suatu tujuan. Manajemen
fasilitas adalah keputusan mengenai lokasi dan komposisi/tata letak internal dari
fasilitas tersebut. Hampir semua studi tata letak fasilitas bertujuan meminimalisasi
total biaya, tapi total biaya adalah sesuatu yang sangat sulit yang sangat
didapatkan. Banyak elemen yang termasuk dalam total biaya sangat kompleks dan
tidak jelas. Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan
peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan
jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan
efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling
ekonomis.
Tata letak fasilitas dan desain merupakan komponen penting dari operasi bisnis
secara keseluruhan, baik dari segi memaksimalkan efektivitas proses produksi dan
memenuhi kebutuhan karyawan. Tujuan dasar dari tata letak adalah untuk
memastikan kelancaran arus kerja, material, dan informasi melalui sistem. Arti
dasar dari fasilitas adalah ruang di mana kegiatan bisnis yang berlangsung. Tata
letak dan desain yang berdampak ruang sangat bagaimana pekerjaan dilakukan -
aliran kerja, bahan, dan informasi melalui sistem. Kunci untuk tata letak fasilitas
yang baik dan desain adalah integrasi kebutuhan orang-orang (personel dan
pelanggan), bahan (baku, selesai, dan dalam proses) dan mesin sedemikian rupa
sehingga mereka menciptakan satu sistem yang berfungsi dengan baik.
59
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang paling umum sekarang.
Bangunan ini dapat melebar atau memanjang sesuai kebutuhan dan dapat dengan
mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai tangga-tangga, lift
atau lerengan yang menghubungkan lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari
satu tahapan proses ke tahapan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena
dilakukan secara horizontal dan tidak naik turun. Peralatan-peralatan berat dapat
diletakkan diatas fondasi yang terpisah dan biaya pembangunannya lebih murah.
Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk bangunan ini
memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap berbentuk datar serta
tidak ada kaca pada langit-langit bangunan, di perlukan penerangan artifisial di
hampir seluruh bagian pabrik, sistem artifikasi dan pendingin udara (air
conditioning) biasanya juga diperlukan.
TEKNIK INDUSTRI 60
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
2. Sistem komunikasi dalam pabrik. Dalam pabrik, para karyawan sering harus
berkomunikasi satu dengan yang lain untuk memberikan dan menerima perintah
atau pengarahan, serta mengirim dan menerima laporan-laporan dan berbagai
pengarahan tertulis. Berbagai contoh peralatan komunikasi adalah sistem telepon
atau interkom internal, komputer, kotak-kotak pelaporan kartu kerja (disebut
“transactor”) radio dan televisi, dan sebagainya. Pemilihan sistem komunikasi ini
akan mempengaruhi desain fasilitas.
TEKNIK INDUSTRI 62
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi yang meliputi:
1. Receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak)
2. Fabrikasi dan Assembling (mesin dan peralatan)
3. Shipping (gudang barang jadi)
Luas lantai mesin (fabrikasi dan assembling) juga perlu diperhitungkan dalam
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan luas lantai ini antara lain adalah: nama mesin, jumlah mesin, dan
ukuran mesin. Data ini dapat diperoleh dari MPPC.
(Hasil Terlampir)
\
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
Total 726.000
Luas lantai Shipping (gudang barang jadi) menurut Sritomo (2000) adalah luas
lantai yang berkaitan dengan persiapan-persiapan yang bersangkutan dengan
persediaan daripada produk jadi, guna memenuhi permintaan, pengepakan, dan
pemuatan kedalam alat pengiriman yang tersedia untuk kemudian dikirimkan ke
konsumen yang memesannya atau dengan kata lain luas lantai ini digunakan untuk
menyimpan sementara produk jadi sebelum dilakukan pengiriman.
Luas lantai Receiving (gudang bahan baku) ini terdiri dari model tumpukan dan
rak. Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di gudang,
maka perlu digambarkan bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik
model tumpukan maupun model rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai
dengan hasil perhitungan.
Gambaran yang dibuat harus memberi penjelasan mengenai:
a. Tinggi memuat berapa tumpuk
b. Lebar memuat berapa tumpuk
c. Panjang memuat berapa tumpuk
(Hasil Terlampir)
Hasil luas lantai shipping untuk kursi adalah 234 m2 sedangkan untuk meja 462 m2.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi
anggota koperasi.
65
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha
dengan kekayaan pemiliknya.
1. Persekutuan Perdata
2. Firma
Terdiri dari pesero aktif dan pesero pasif/komanditer; Pesero aktif bertanggung
jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.
Apabila PD/UD akan "diubah" dengan badan usaha lainnya, maka PD/UD
tersebut akan dibubarkan serta izin yang dimiliki oleh PD/UD tersebut akan
dicabut. Selanjutnya, akan didirikan badan usaha yang sesuai dengan karakteristik
dan visi misi yang diinginkan.
Perjanjian Kerja
Apabila yang dimaksud dengan pertanyaan Anda terkait perjanjian tenaga kerja
dengan pengusaha adalah perjanjian tertulis, maka pengusaha yang melakukan
perjanjian secara lisan dengan tenaga kerja yang diperkerjakannya sudah
TEKNIK INDUSTRI 66
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
merupakan Perjanjian yang memiliki akibat hukum, hal ini berdasarkan Pasal 51
ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) yang menyatakan bahwa: Perjanjian kerja dibuat secara
tertulis atau lisan.
Agar Perjanjian yang terjadi antara pengusaha dengan tenaga kerja dapat sah
secara hukum, maka perjanjian yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja
haruslah memenuhi syarat sahnya perjanjian sesuai Pasal 1320 KUH Perdata
Pasal 52 ayat
(1) UU Ketenagakerjaan, yaitu:
Sehingga, perjanjian baik secara tertulis maupun lisan antara pengusaha dengan
tenaga kerja yang diperkerjakannya tetap memiliki hubungan hukum di antara
mereka selama perjanjian tersebut sah secara hukum dengan mengikuti syarat-
syarat sahnya perjanjian.
Dari kedua ketentuan pasal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan (termasuk PD/UD) harus memiliki peraturan perusahaan jika
mempekerjakan pekerja/buruh sejumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih.
Hak-Hak Pekerja
a. istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jam kerja;
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
d. Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih
baik.
a. Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan saran tidak
selalu jelas. Maksudnya dalam pelaksana tugas – tugas operasional, orang-
orang lini atau garis dihadapkan pada dua macam atasan yaitu atasan yang
terdapat dalam komando yang mempunyai hak memerintah dan pimpinan
staf yang meskipun hanya berhak memberikan saran, namun perlu pula
ditaati karna sarannya berdasarkan pada keahlian dan wewenang
fungsional.
b. Saran serta nasehat dari staf mungkin kurang tepat atau sulit dilaksanakan,
karna kurang adanya tanggung jawab terhadap perkerjaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
3) Organisasi komite/panitia:
Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil
pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari
kelompok orang adalah dengan membentuk satu kelompok tetap yang disebut
komite.
Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi
kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan
bersama-sama.
Dengan adanya komite, diharapkan dapat menghilangkan iri hati atau
pertentangan diantara anggota kelompok dan dapat dihindari hambatan-
hambatan yang timbul akibat adanya perintah-perintah yang simpang siur
antara pimpinan yang sesingkat:
c. Komite penasehat.
4.3.1 Struktur
Organisasi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Direktur Utama
Sekertaris
Manager Plant
Manager
Manager HR- Manager Manager Manager Sales Manager Manager Manager Manager
Finance & Manager QC Manager QA
GA Produksi Procurement Marketing Werehouse RnD Engineering HSSE
Accounting
Kabag.
Kabag. HR- Kabag. Kabag. Kabag. Sales Kabag. Kabag. Kabag.
Finance & Kabag. QC Kabag. RnD Kabag. QA
GA Produksi Procurement Marketing Werehouse Engineering HSSE
Accounting
Staf
Staf Finance Staf Staf Row Staf
Staf HR Staf GA Staf Produksi Staf Sales Staf Marketing Staf QC Packaging Staf RnD Staf QA Staf HSSE
& Accounting Procurement Material Engineering
Material
1. Direktur
2. Sekertaris Direktur
3. Plant Manager
4. Manager Produksi
5. Manager QC
6. Manager QA
7. Manager RnD
8. Manager Engineering
9. Manager HRGA
10) Melakukan penjagaan, pendataan serta perawatan secara menyeluruh pada aset
perusahaan.
11) Melakukan perawatan lingkungan kantor, seperti halaman kantor, lahan parkir,
gudang dan sebagainya
12) Memastikan bagaimana lingkungan kerja karyawan, apakah menunja pada
efektifitas atau tidak
13) Bertanggung jawab atas pengadaan alat kantor
14) Melakukan pengurusan pada kebutuhan operasional perusahaan
yang tepat, proses yang efektif, orang yang kompeten, budaya kerja yang benar.
Sehingga semuanya berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang
aman.
4) Manajer Safety harus memberikan dan menyampaikan Kebijakan HSE (Safety
Talk) yang sebelumnya telah dikomunikasikan dengan Kantor pusat untuk
kemudian disampaikan kembali pada saat memulai pekerjaan dan jadwal
inspeksi HSE yang telah dijadwalkan bertujuan untuk kelancaran proyek.
5) Manager HSE dianjurkan melakukan inspeksi dan investigasi terhadap prosdur
pelaksanaan pekerjaan.
6) Safety Manager harus mengimplementasikan perencanaan proyek dan
mengartikannya kepada mandor dan pekerja.
7) HSE Manager harus menjadi perpanjangan tangan perusahaan dilokasi proyek
atau perusahaan.
8) Merecruit calon karyawan pada divisi health, safety, environment yang sesuai
kualifikasi dan faham dengan tanggung jawabnya sebagai HSE.
14. Admin
21. Staf QC
(Hasil Terlampir)
Nilai upah minimum ditentukan setiap tahun sesuai dengan kebijakan pengupahan
nasional untuk memastikan pencapaian kebutuhan hidup layak dengan
Keputusan Presiden No. 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan mengatur
mengenai Dewan Pengupahan di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten
dimana fungsi dari Dewan Pengupahan tersebut adalah menjadi penasihat
penentuan upah minimum. Dewan Pengupahan Nasional memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan upah dan
mengembangkan sistem upah nasional.
(Hasil Terlampir)
Pasal 88
(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 89
1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat
terdiri atas:
a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau
kabupaten/kota.
Pasal 90
1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.
3) Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 91
1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha
dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah
dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah
atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan
tersebut
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
3) Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 93
1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
Pasal 94
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Pasal 95
1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda.
Pasal 97
Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan
hidup layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
88, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan
pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 98
1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan
pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Penetapan lokasi industri merupakan hal yang sangat penting dalam proses
perancangan pembuatan industri itu sendiri.
Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi industri
yaitu identifikasi daerah, lokasi atau site, dan faktor pendukung atau penunjang.
karena tenaga kerja inilah yang nantinya akan mengoperasikan fasilitas- fasilitas
produksi dari industri tersebut.
Faktor lokasi atau site berkaitan dengan sarana penghubung, listrik, transportasi,
dan jarak dengan pusat kegiatan kota. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
maka timbul kecenderungan dalam memilih lokasi, yaitu mengarah ke pinggir
kota, daerah industri eksklusif, dan resource based.
Daerah industri eksklusif adalah suatu daerah yang disiapkan oleh pihak
pemerintah atau swasta untuk menampung fasilitas-fasilitas produksi yang akan
didirikan. Di daerah ini pada umumnya disediakan infrastruktur dan keperluan
utility untuk menunjang kegiatan industri tersebut.
Faktor pendukung atau penunjang seperti penyediaan air, listrik dan pembuangan
limbah juga memiliki peranan penting dalam penentuan lokasi industri. Jika
semakin dekat dengan sumber penunjang tersebut akan dapat mengurangi biaya
pertama investasi, seperti pada halnya dekat dengan sumber bahan baku.
(Hasil Terlampir)
Nama : PT ABC
Lokasi : Karawang New Industry City, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361
Karawang New Industry City, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Harga : Rp. 240.000.000.000
Luas : 120000 m^2
Spesifikasi Lokasi Lahan Perusahaan
Lokasi lahan perusahaan yang telah dipilih ini bertempat di Telukjambe Barat
yaitu tepat di Karawang New Industry City, Kab. Karawang. Luas tanahnya
adalah 120000 m2 (12 ha) dengan harga Rp. 240.000.000.000, lokasi dan
infrastrukturnya ini sangat strategis untuk pembangunan sebuah perusahaan
produksi industri karena kawasan ini merupakan kawasan indutri. Karawang New
Industry City (KNIC) menjadi kawasan industri berkelas dunia yang mampu
mendorong inovasi dan pertumbuhan di Karawang. Kawasan industri di KNIC itu
merupakan yang ke-90 (ke-25 di Jawa Barat), jumlah yang signifikan dibanding
74 kawasan pada 2014 dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan
tersebut dapat menciptakan produk dengan nilai tambah tinggi sesuai
perkembangan Era Industri 4.0. KNIC dikembangkan dan dikelola oleh China
Fortune Land Development (CFLD International), perusahaan perencana,
pengembang, dan operator kota industri berskala internasional yang berpusat di
Singapura. KNIC tidak hanya memberikan efisiensi bagi perusahaan, tapi juga
memacu pertumbuhan ekonomi daerah. KNIC berada di lokasi yang strategis
karena di tengah-tengah Jakarta dan Bandung. Di luar kawasan industri, banyak
infrastruktur yang mendukung di antaranya jalan tol Jakarta-Cikampek hingga
Pelabuhan Patimban. Berikut adalah gambar lokasi tempat dan lahan dari KNIC
dibawah ini :
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Pada dasarnya kegiatan material handling adalah kegiatan tidak produktif, karena
pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk atau perubahan nilai,
sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang tidak efektif dan mencari
ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin
dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu menekan
jumlah ongkos yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos
transportasi dapat dilakukan dengan cara: menghapus langkah transportasi,
mekanisasi atau meminimasi jarak.
Ongkos Material Handling (OMH) adalah suatu ongkos yang timbul akibat
adanya aktivitas material dari satu mesin ke mesin lain atau dari satu departemen
ke departemen lain yang besarnya ditentukan sampai pada suatu tertentu. Satuan
yang digunakan adalah Rupiah/meter gerakan. Tujuan dibuatnya perencanaan
Material Handling adalah:
1. Meningkatkan Kapasitas
5. Mengurangi ongkos
109
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya
produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan
perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari sistem
material handling (Meyers, F.E.) a.l.:
3. Meningkatkan produktivitas.
Dalam sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama lain
adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas tersebut
menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum,
pengaruh ruangan dan pola aliran. Secara khusus masalah tata letak pabrik
membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan agar penempatan
departemen dapat menimbulkan total biaya penanganan material yang minimum.
Oleh karenanya dalam perancangan sistem penanganan material, harus diketahui
panjang perpindahan material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan
perpindahan.
Tata letak pabrik dan penanganan material mempunyai tujuan umum yaitu
meminimumkan biaya. Biaya penanganan material dapat diminimumkan dengan
menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar
perpindahan material terjadi dengan jarak yang pendek.
Minimasi biaya merupakan salah satu tujuan utama dari sistem penanganan
material. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:
TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
7. Menghindari pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti mengangkat
beban yang terlalu berat.
9. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan peralatan yang baru agar lebih
efisien.
Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem
penanganan material
1. Biaya investasi
Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga
komponen alat bantu dan biaya instalasi.
a. Biaya perawatan.
c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
(Hasil Terlampir)
Dari Ke (Departmen) Nama Komponen Produk /jam Berat Bentuk Berat Total (Kg) Alat Angkut OMH (Rp) Jarak Sub Total Ongkos Total Ongkos
Receiving
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Bending tools 1.00 0.80 0.80
Operator Rp 566.73 6.09 Rp 3,453.13
Penyangga Depan 342.00 9.48 3242.16
Forklip Rp 687.44 7.32 Rp 5,034.04
Circular saw Blades 1.00 0.25 0.25
300 Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05 Rp 9,184.18
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Operator Rp 566.73 7.32 Rp 4,150.14
Rangka Tengah Atas 342.00 9.48 3242.16
Receiving
a. Forklift
b. Handlift
Handlift merupakan alat yang terbuat dari plat besi dengan memiliki dua garpu
yang berfungsi untuk bantalan beban, dan menggunakan sistem hidrolik yang
memompa oli untuk mengangkat beban, adapun pemompaan ada yang masih cara
manual atau sudah menggunakan tenaga listrik atau baterai (aki)
Handlift memiliki bermacam type dan jenis yang dijual dipasarkan diantaranya
yang berkapasitas 1 ton, 1.5 ton, 2 ton, 2.5 ton hingga 5 ton dengan tinggi angkat
20 cm hingga maksimal 1 meter.
c. Hand Trolley
Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktivitas
atau kegiatan antara masing- masing bagian yang menggambarkan penting
tidaknya kedekatan ruangan. Dengan kata lain, Activity Relationship Chart (ARC)
merupakan peta yang disusun untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas
yang terjadi di setiap area satu dengan area lainnya
menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain tanpa ada pembatas
dari departemen lain.
BAB VI
HASIL PENEMPATAN DIAGRAM AKTIVITAS
Tujuan ARC
Secara umum Peta Hubungan Kegiatan dapat didefinisikan sebagai berikut, yaitu
teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan
yang saling berkaitan. ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan
tabel- tabel perhitungan Luas Lantai.
Tujuan utama ARC adalah agar dapat diketahui hubungan kedekatan dari setiap
kelompok kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.
Fungsi ARC
117
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Kode Alasan
Kode alasan yang digunakan adalah seperti Tabel dibawah ini:
Tabel 6.2 Deskripsi Alasan
Kode
Deskripsi Alasan
Alasan
1 Menggunakan Catatan yang sama
2 Menggunakan Personil yang sama
3 Memakai Ruangan yang sama
4 Memungkinkan Gangguan Suara bisinng
5 Derajat Hubungan kertas yang kerja
6 Urutan Aliran Kerja
7 Melaksanakan Pekerjaan yang sama
8 Menggunakan peralatam yan sama
9 Memungkinkan Bau yang Tidak sedap
10 Memungkinkan alasan yang lain
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
menentukan alternatif tata letak terbaik. Bisa dipilih dengan melihat satu persatu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
(Hasil Terlampir)
• ARD
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global, informasi
yang dapat dilihat pada AAD hanya pemanfaatan area pabrik dan perkantoran saja,
sedangkan gambaran visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang
merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak fasilitas dan
pemindahan bahan.
AAD merupakan gambaran dari template untuk luas bangunannya tanpa adanya
aliran bahan dari seluruh komponen yang digunakan dalam proses produksi.
Pembuatan template harus disesuaikan pada AAD yang telah dibuat. Salah satu
tujuan dari pembuatan AAD ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
template yang akan dibuat, selain itu untuk mengantisipasi kesalahan yang
mungkin saja terjadi dalam pembuatan template.
(Hasil Terlampir)
7.1 ANALISIS
Berdasarkan hasil proses agregasi dan disagregasi, didapat penentuan KPT
(Kapasitas Produksi Terpasang per jam) pada pembuatan kursi dan meja di PT.
ABC sebagai berikut.
PT. ABC menentukan jam produksi dalam sehari selama delapan jam, dengan
demikian PT. ABC harus dapat mencapai target produksi sebanyak 752 unti kursi
dan 1416 unit meja per hari.
Hasil perancangan OPC (Operation Process Chart), Routing Sheet, dan MPPC
(Multi Product Process Chart), untuk membuat satu unit meja dan satu unit kursi,
diperlukan sejumlah mesin sebagai berikut.
122
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
Kebutuhan luas lahan untuk proses penyimpanan bahan baku, bahan tambah dan
barang jadi untuk produksi meja dan kursi sebesar 7951 m2. Luas tersebut didasari
pada rencana proses penyimpanan dan persediaan produksi dilakukan untuk
persiapan produksi selama tiga hari, dan alat bantu proses pendistribusian barang
menggunakan handlift dan forklift.
Alokasi luas yang diberikan untuk ruangan kantor sebagai tempat proses
administrasi dan pengelolaan organisasi PT. ABC sebesar 1008 m2.
Jumlah keseluruhan alokasi luas lahan dengan ditambah fasilitas lain seperti toilet,
tempat parkir dan fasilitas penunjang lainnya, total luas lahan yang dibutuhkan
untuk pembangunan pabrik PT. ABC sebesar 13.283 m2.
Lokasi lahan perusahaan yang telah dipilih ini bertempat di Telukjambe Barat
yaitu tepat di Karawang New Industry City, Kab. Karawang. Luas tanahnya
adalah 120000 m2 (12 ha) dengan harga Rp. 240.000.000.000, lokasi dan
infrastrukturnya ini sangat strategis untuk pembangunan sebuah perusahaan
produksi industri karena kawasan ini merupakan kawasan indutri. Karawang New
Industry City (KNIC) menjadi kawasan industri berkelas dunia yang mampu
mendorong inovasi dan pertumbuhan di Karawang.
7.2 KESIMPULAN
Hasil praktikum ini adalah mengenai perencanaan pembangunan Tata Letak
fasilitas pada PT. ABC yang memproduksi produk meja dan kursi. Praktikan
membuat langkah dan proses pada pembuatan produk meja dan kursi untuk
mengetahui mesin apa yang akan digunakan. Penentuan tata letak sudah
diperhitungkan berdasarkan luas fasilitas yang dimiliki PT. ABC dan
pertimbangan jumlah tenaga kerja akan mengacu pada upah yang akan ditentukan
oleh perusahaan. Pemanfaatan kebutuhan luas menjadi salah satu penentu dalam
TEKNIK INDUSTRI 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
7.3 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari hasil praktikum kali ini adalah:
TEKNIK INDUSTRI 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama
LAMPIRAN