Anda di halaman 1dari 145

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

LAPORAN AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik Mata Kuliah


Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Widyatama
Oleh:

Andi Agustian 0517104047


Dicka Ardiansyah 0517104069
Siti Amalia Destiani 0517104072
Lusi Mustika Safari 0518123013

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
SK Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 112/BAN-PT/Akred/S/III/2015
Tanggal 28 Maret 2015
BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
(PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS)
LAPORAN AKHIR

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS WIDYATAMA

Disusun Oleh :
Andi Agustian 0517104047
Dicka Ardiansyah 0517104069
Siti Amalia Destiani 0517104072
Lusi Mustika Safari 0518123013

Telah Disetujui dan Disahkan di Bandung, Tanggal

Menyetujui,

Asistensi Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas

Asisten Asisten

(Rajiev Firmansyah) (Dicky Darmawan)

Mengesahkan,
Instruktur Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas

(Tiaradia Ihsan, S, T., M.T.)

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga pada kesempatan ini
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas ini disusun sebagai salah
satu syarat sebagai penilaian Ujian Akhir Semester Praktikum Tata Letak
Fasilitas. Adapun isi dari laporan praktikum ini penulis peroleh dari materi –
materi perkuliahan dan dengan membaca pustaka-pustaka yang berkaitan dengan
isi laporan praktikum ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan moril maupun materil kepada:
1. Bapak Tiaradia Ihsan, S,T., M.T. selaku Instruktur Praktikum Perancangan
Tata Letak Fasilitas.
2. Rajiev Firmansyah dan Dicky Darmawan selaku Asisten Praktikum
Perancangan Tata Letak Fasilitas yang dengan sabar membimbing kami.
3. Teman-teman di Fakultas Teknik Universitas Widyatama yang telah
memberikan bantuannya kepada kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan, dan
kesalahan serta masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan Praktikum Perancangan Tata Letak
Fasilitas ini bermanfaat bagi kita semua

Bandung, Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

vi
DAFTAR TABEL
Halaman

vii
Halaman

viii
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan produk meja dan kursi menjadi salah satu komoditas yang harus
dipenuhi dari permintaan konsumen, hal ini menuntut produsen memproduksi
barang sesuai dengan permintaan. Produk Chitose merupakan produk barang jadi
dalam bentuk meja dan kursi yang berbahan dasar steel, sehingga produk kuat
untuk digunakan. Pemilihan mesin dapat bergantung pada kecepatan produksi,
penempatan antar mesin perlu diperhitungkan dengan luas yang dimiliki.
Diperlukannya perhitungan luas tanah dan biaya yang berpengaruh terhadap
produktivitas yang akan dilakukan. Perancangan tata letak fasilitas dalam
melakukan produksi yang baik dan tepat dapat memberikan efisiensi luas ruang,
mesin dan biaya di dalam sebuah perusahaan.

Produk Manabu P Plus menjadi produk meja dan kursi yang akan diproduksi.
Melakukan pemilihan bahan dan mesin yang akan digunakan untuk menentukan
keberhasilan suatu produk. Penentuan bentuk desain dan luas lantai fasilitas
menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk membangun sebuah perusahaan. Sama
hal nya dengan perusahaan meja dan kursi pada umumnya, kami memerlukan
perhitungan dalam menentukan struktur organisasi dan jumlah tenaga kerja.

Praktikum kali ini, membahas mengenai perancangan suatu perusahaan yang


memproduksi Manabu P Plus yaitu produk meja dan kursi. Kegiatan yang
dilakukan adalah menentukan luas lantai produksi, membentuk organisasi
perusahaan, menentukan material handling yang digunakan, dan pada akhirnya
menentukan hasil aspek ekonomi dan finansial di dalam sebuah perusahaan.
Metode yang tepat diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan
pada saat penentuan tata letak fasilitas, baik dalam suatu perusahaan maupun studi
kasus lainnya.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah dapat dijabarkan

TEKNIK INDUSTRI 9
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat sebuah perancangan tata letak fasilitas dari perusahaan


yang memproduksi Manabu P Plus?
2. Bagaimana aspek kelayakan analisis finansial dalam segi ekonomi untuk
pendirian pabrik yang memproduksi Manabu P Plus?

1.3 TUJUAN STUDI LITERATUR

Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang dilakukan, maka
tujuan praktikum perancangan tata letak fasilitas diantaranya adalah:

1. Memahami langkah dan proses pembuatan produk Manabu P Plus yaitu produk
meja dan kursi.
2. Mampu Menentukan mesin yang digunakan untuk pembuatan produk Manabu P
Plus.
3. Mampu menghitung luas lantai produksi dan penempatan fasilitas.
4. Memahami dalam menentukan tahapan dalam perancangan tata letak fasilitas
pabrik yang akan memproduksi produk Manabu P Plus.

1.4 STUDI PUSTAKA

Deskripsi produk:

Manabu P Plus merupakan produk meja dan kursi yang terbuat dari polywood dan
steel. Dapat digunakan sebagai fasilitas dalam mendukung aktivitas belajar di
sekolah atau universitas. Pada akhirnya praktikan akan menentukan tata letak
fasilitas pada pabrik yang memproduksi Manabu P Plus.

1.4.1 Produk

Berikut data harga untuk masing-masing produk meja dan kursi merek Manabu P
Plus, yaitu:

Harga Meja : Rp. 455.000 /unit

Harga Kursi : Rp. 360.000 /unit

Total Harga : Rp. 815.000 /set

TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Harga produk yang didapatkan berdasarkan katalog chitose, berikut gambar produk
Manabu P Plus.

Gambar 1.1 Produk Manabu P Plus


(Sumber: Pengumpulan Data)

1.4.2 Mesin
Berikut mesin-mesin yang digunakan dalam produksi Manabu P Plus:

1. Sawing Machine

Gambar 1.2 Sawing Machine


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin gergaji logam yang digunakan sebagai alat potong tubular steel dengan
ukuran yang telah disesuaikan.

TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2. Banding Machine

Gambar 1.3 Banding Machine


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin bending yang digunakan untuk merakit, membentuk suatu komponen
dengan ukuran yang telah disesuaikan.

3. Bench Drilling

Gambar 1.4 Bench Drilling


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin yang digunakan untuk melubangi suatu komponen dengan ukuran yang
telah disesuaikan.

4. Tig Weld Machine

Gambar 1.5 Tig Weld Machine


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin yang digunakan untuk proses pengelasan suatu komponen dengan ukuran

TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

yang telah disesuaikan.

5. Notcher Machine

Gambar 1.6 Notcher Machine


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin yang digunakan untuk memotong tubular steel dengan menghasilkan profil
pada sisi potongnya yang berfungsi proses awal penyambungan besi dan ukuran
yang telah disesuaikan.

6. Hydraulic Puncher

Gambar 1.7 Hydraulic Puncher


(Sumber: Pengumpulan Data)
Mesin yang digunakan untuk membentuk atau membuat lubang pada permukaan
steel dengan ukuran yang telah disesuaikan.

7. Bench Work Tools

Gambar 1.8 Bench Work

TEKNIK INDUSTRI 1
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

(Sumber: Pengumpulan Data)

Tempat yang digunakan sebagai meja kerja dengan peralatan yang menunjang
dalam melakukan assembling.

TEKNIK INDUSTRI 1
BAB II
RISET PASAR

2.1 AGREGASI

a. Definisi Perencanaan Agregat


Perencanaan agregat adalah penghubung antara perencanaan harian atau
penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Untuk menyusun rencana
agregat, pertama-tama harus di temu-kenali arti penting dari pengukuran output.
Pengukuran dapat dilakukan dengan mudah bila produksi menghasilkan hanya
satu jenis produk, hal ini disebabkan karena output dihitung langsung dalam
jumlah unit yang dihasilkan. Tetapi rata-rata perusahaan menghasilkan beberapa
macam jenis produk sehingga perhitungan output menjadi hal yang tidak mudah.
Dalam lingkungan industri, pertimbangan perencanaan agregat mencakup
persediaan, penjadwalan, kapasitas, dan sumber daya (Hendra Kusuma, 2004:60).

b. Strategi Perencanaan Agregat


Lima strategi yang dapat diikuti untuk mencukupi permintaan tak terduga dengan
menggunakan perencanaan agregat:
1. Melakukan variasi produksi dengan menentukan persamaan antara produksi
dengan demand masing-masing, bulan dan melakukan hiring atau layoff
terhadap tenaga kerja. Ha ini mungkin melibatkan pertukaran jumlah shift.
2. Mempertahankan jumlah karyawan yang sama masing-masing bulan, tetapi
melakukan variasi output dengan overtime atau undertime. Undertime berarti
lebih banyak karyawan ditahan daripada diperlukan untuk mendukung tingkat
produksi yang direncanakan.
3. Menghasilkan pada tingkat tarip tetap dan membiarkan inventori diakumulasi
selama periode slack demand dan dihabiskan selama periode permintaan
puncak. Atau mengizinkan backlog untuk ditingkatkan selama periode
permintaan puncak dan berkurang selama periode slack demand.
4. Menghasilkan kontrak tambahan dan tingkat tarip tetap lebih sedikit selama
periode permintaan slack demand dan lebih banyak selama periode
permintaan puncak.
5. Beberapa kombinasi dari strategi 1sampai 4.

7
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

c. Nilai dari Aturan – aturan Pengambilan Keputusan (The Value of Decision


Rules).
Untuk menentukan perubahan production level merupakan keputusan yang sulit,
dan akan melibatkan uang dan waktu dalam jumlah yang sangat besar. Dengan
menentukan decision rules, manajer pengendalian produksi dan manajer
pengoperasian akan menetapkan aturan mainnya. Setelah penerapan beberapa
kebijaksanaan dan mengurangi perubahan terhadap kebijaksanaan ini, maka
keputusan mingguan dapat diambil untuk menyelesaikan masalah – masalah
pengoptimalan sumber daya. Untuk mengoptimalkan aturan ini perlu ditinjau
struktur biaya yang terjadi.

d. Ongkos – ongkos
Ongkos Upah Normal dan Ongkos Lembur (Normal and Overtime Cost)
Perbandingan antara ongkos produksi dan tingkat produksi adalah merupakan
suatu perbandingan kurva garis lurus. Kenaikan yang tiba – tiba mungkin
disebabkan oleh adanya penambahan peralatan yang baru. Ongkos produksi
regular time diasumsikan untuk para pekerja fulltime.

Ongkos persediaan berkisar antara 5% sampai 90% dari harga item tersebut. Total
ongkos persediaan adalah merupakan jumlah dari ongkos persediaan semua item.
Biaya backorder dan lost sales merupakan masalah keuangan yang sama. Jika
sering terjadi lost sales, maka keadaan ini akan membuka peluang bagi kompetitor
dan menyebabkan semua biaya produksi meningkat. Biaya lost sales sangat sulit
diperkirakan.

Alternatif lain untuk mengubah tingkat produksi dan persediaan, sebuah


perusahaan bisa memilih subkontrak untuk memenuhi permintaan. Subkontrak
bisa juga tidak menguntungkan, karena dapat menyebabkan biaya yang lebih
besar dan akan membuka peluang kompetitor. Selain itu subkontrak juga sulit
dijalankan, karena untuk mencari supplier yang on time dan reliable tidak mudah.

e. Perencanaan Agregat Metode Tabular (Model


Transportasi) Ciri-ciri permasalahan transportasi adalah

-
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS WIDYATAMA 16
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

sebagai berikut:
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan
yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
tertentu.
Suatu model transportasi dikatakan seimbang apabila total supply (sumber) sama
dengan total demand (tujuan). Dengan kata lain:
m n

 
i1 ai =
bj j 1

Dalam permasalahan yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu terpenuhi atau
dengan kata lain, jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil
dari pada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model permasalahannya
disebut sebagai model yang tidak seimbang (unbalanced). Batasan diatas
dikemukakan hanya karena ia menjadi dasar dalam pengembangan teknik
transportasi. Namun, setiap persoalan transportasi dapat dibuat seimbang dengan
cara memasukkan variable artificial (semu). Jika jumlah demand melebihi jumlah
supply, maka dibuat suatu sumber dummy yang akan men-supply kekurangan

tersebut, yaitu sebanyak


 j
bj 
i ai. Metode transportasi digunakan untuk
model program linier.

f. Perencanaan Agregat dengan Metode Program Linier


Metode transportasi melakukan perhitungan dengan variabel yang relatif kecil.
Jika variabel penambahan pengurangan tenaga kerja dilibatkan, maka model
transportasi akan menggunakan biaya denda (penalty cost) akibat aktivitas
tersebut. Dengan menggunakan program linier, biaya-biaya tersebut dapat
dihitung secara eksplisit. Program linier memberi solusi strategi hibrid sehingga
biaya total minimum.

-
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS WIDYATAMA 17
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Asumsi yang digunakan untuk menggunakan model ini yaitu:


1. Laju permintaan (demand rate) diketahui dan diasumsikan deterministik
2. Biaya produksi pada jam kerja normal linier dan asumsikan biaya produksi
normal biaya produksi lembur dan biaya subkontrak secara berturut memiliki
besaran C3>C2>C1
3. Biaya perubahan biaya produksi berfungsi linier.
4. Batas atas dan batas bawah mempresentasikan ketersediaan kapasitas
produksi dan tempat penyimpanan
5. Biaya yang timbul berkaitan dengan adanya persediaan/backlog

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan


programa linier yang akan diselesaikan itu hanya mempunyai dua buah variabel.
Walaupun demikian, cara ini telah memberikan satu petunjuk bahwa untuk
memecahkan persoalan-persoalan programa linier, kita hanya perlu
memperhatikan titik ekstrem (titik terjauh) pada ruang solusi atau daerah fisibel.
Petunjuk ini telah menjadi kunci dalam mengembangkan metode simpleks.
Metode simpleks merupakan teknik yang paling berhasil dikembangkan untuk
memecahkan persoalan program linier yang mempunyai lebih dari dua variabel
keputusan dan pembatas. Algoritma simpleks ini diterangkan dengan
menggunakan logika secara aljabar matriks, sedemikian sehingga operasi
perhitungan dapat dibuat lebih efisien.
Pendekatannya adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Gambarkan satu set peubah keputusan, seperti pengukuran produksi,
inventori, dan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja untuk hire atau layoff, dan
kuantitas untuk sub kontrak.
Langkah 2. Kembangkan satu ungkapan yang memberi biaya-biaya total sebagai
fungsi variabel-variabel ini.
Langkah 3. Gambarkan satu set kendala-kendala yang memerlukan bahwa
permintaan-permintaan akan dicukupi, safety stock yang diperhatikan, dan
kendala- kendala daya dalam kapasitas.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Langkah 4. Gunakan satu prosedur iteratif yang disebut Metode simpleks untuk
menentukan nilai-nilai peubah keputusan yang akan memperkecil biaya-biaya
total yang berfungsi untuk memenuhi pembatas-pembatas.

2.1.1 Hasil Perhitungan Agregasi

Tabel 2.1 Agregasi Produk Meja dan Kursi


Agregasi
Meja Rp 455,000
Kursi Rp 360,000
Market Share 23%
Data Perusahaan Data Pesaing
Jumlah Jumlah
Periode Meja Kursi Periode Meja Kursi
1 Rp 81,675,230,000 Rp 68,363,280,000 Rp 150,038,510,000 1 Rp 30,667,000,000 Rp 27,291,600,000 Rp 57,958,600,000
2 Rp 83,156,710,000 Rp 67,387,320,000 Rp 150,544,030,000 2 Rp 31,141,565,000 Rp 26,844,840,000 Rp 57,986,405,000
3 Rp 81,871,790,000 Rp 65,578,680,000 Rp 147,450,470,000 3 Rp 31,813,145,000 Rp 27,716,400,000 Rp 59,529,545,000
4 Rp 83,073,445,000 Rp 66,074,040,000 Rp 149,147,485,000 4 Rp 31,077,410,000 Rp 27,420,480,000 Rp 58,497,890,000
5 Rp 82,866,875,000 Rp 67,397,040,000 Rp 150,263,915,000 5 Rp 31,998,785,000 Rp 28,320,120,000 Rp 60,318,905,000
6 Rp 82,771,325,000 Rp 66,522,960,000 Rp 149,294,285,000 6 Rp 31,502,380,000 Rp 27,318,960,000 Rp 58,821,340,000
7 Rp 83,481,580,000 Rp 68,055,120,000 Rp 151,536,700,000 7 Rp 31,705,310,000 Rp 27,644,040,000 Rp 59,349,350,000
8 Rp 84,249,620,000 Rp 66,688,200,000 Rp 150,937,820,000 8 Rp 32,299,540,000 Rp 28,235,520,000 Rp 60,535,060,000
9 Rp 83,454,735,000 Rp 66,940,560,000 Rp 150,395,295,000 9 Rp 31,697,575,000 Rp 28,501,560,000 Rp 60,199,135,000
10 Rp 83,615,350,000 Rp 68,977,800,000 Rp 152,593,150,000 10 Rp 31,968,300,000 Rp 28,631,160,000 Rp 60,599,460,000
11 Rp 84,718,270,000 Rp 67,714,200,000 Rp 152,432,470,000 11 Rp 32,925,620,000 Rp 28,171,080,000 Rp 61,096,700,000
12 Rp 84,073,990,000 Rp 68,765,760,000 Rp 152,839,750,000 12 Rp 32,684,925,000 Rp 28,765,440,000 Rp 61,450,365,000
13 Rp 83,423,340,000 Rp 68,474,880,000 Rp 151,898,220,000 13 Rp 32,647,615,000 Rp 28,254,240,000 Rp 60,901,855,000
14 Rp 84,546,735,000 Rp 67,116,240,000 Rp 151,662,975,000 14 Rp 32,116,175,000 Rp 28,795,320,000 Rp 60,911,495,000
15 Rp 84,948,500,000 Rp 66,912,120,000 Rp 151,860,620,000 15 Rp 32,893,770,000 Rp 28,607,040,000 Rp 61,500,810,000
16 Rp 84,164,535,000 Rp 66,671,280,000 Rp 150,835,815,000 16 Rp 32,775,015,000 Rp 29,652,840,000 Rp 62,427,855,000
17 Rp 84,570,395,000 Rp 67,287,960,000 Rp 151,858,355,000 17 Rp 32,884,670,000 Rp 29,099,160,000 Rp 61,983,830,000
18 Rp 84,717,360,000 Rp 67,674,960,000 Rp 152,392,320,000 18 Rp 32,723,145,000 Rp 29,519,640,000 Rp 62,242,785,000
19 Rp 84,307,405,000 Rp 68,086,440,000 Rp 152,393,845,000 19 Rp 33,412,925,000 Rp 29,410,200,000 Rp 62,823,125,000
20 Rp 85,194,200,000 Rp 68,993,280,000 Rp 154,187,480,000 20 Rp 33,796,490,000 Rp 29,649,960,000 Rp 63,446,450,000
21 Rp 85,826,650,000 Rp 68,391,360,000 Rp 154,218,010,000 21 Rp 34,187,790,000 Rp 30,340,440,000 Rp 64,528,230,000
22 Rp 86,158,345,000 Rp 67,758,120,000 Rp 153,916,465,000 22 Rp 34,351,590,000 Rp 29,372,400,000 Rp 63,723,990,000
23 Rp 85,135,050,000 Rp 67,280,040,000 Rp 152,415,090,000 23 Rp 34,819,330,000 Rp 30,465,720,000 Rp 65,285,050,000
24 Rp 86,038,225,000 Rp 66,792,960,000 Rp 152,831,185,000 24 Rp 34,682,375,000 Rp 29,925,360,000 Rp 64,607,735,000
25 Rp 86,527,350,000 Rp 66,481,560,000 Rp 153,008,910,000 25 Rp 35,110,530,000 Rp 30,525,840,000 Rp 65,636,370,000
26 Rp 86,965,970,000 Rp 66,637,800,000 Rp 153,603,770,000 26 Rp 34,532,680,000 Rp 29,814,480,000 Rp 64,347,160,000
27 Rp 84,062,615,000 Rp 67,363,560,000 Rp 151,426,175,000 27 Rp 34,009,430,000 Rp 30,010,680,000 Rp 64,020,110,000
28 Rp 84,372,925,000 Rp 67,249,080,000 Rp 151,622,005,000 28 Rp 34,049,015,000 Rp 30,880,080,000 Rp 64,929,095,000
29 Rp 84,764,680,000 Rp 67,630,680,000 Rp 152,395,360,000 29 Rp 34,563,165,000 Rp 30,265,200,000 Rp 64,828,365,000
30 Rp 85,326,150,000 Rp 68,477,760,000 Rp 153,803,910,000 30 Rp 32,475,170,000 Rp 30,758,400,000 Rp 63,233,570,000
31 Rp 86,138,325,000 Rp 68,922,360,000 Rp 155,060,685,000 31 Rp 32,832,345,000 Rp 31,127,400,000 Rp 63,959,745,000
32 Rp 86,389,030,000 Rp 70,052,040,000 Rp 156,441,070,000 32 Rp 33,663,175,000 Rp 31,662,720,000 Rp 65,325,895,000
33 Rp 86,875,425,000 Rp 71,030,160,000 Rp 157,905,585,000 33 Rp 33,725,965,000 Rp 31,982,760,000 Rp 65,708,725,000
34 Rp 87,592,505,000 Rp 71,600,040,000 Rp 159,192,545,000 34 Rp 34,186,880,000 Rp 32,731,200,000 Rp 66,918,080,000
35 Rp 87,990,175,000 Rp 72,429,480,000 Rp 160,419,655,000 35 Rp 34,939,905,000 Rp 33,243,480,000 Rp 68,183,385,000
36 Rp 88,454,275,000 Rp 73,257,480,000 Rp 161,711,755,000 36 Rp 35,434,945,000 Rp 34,012,440,000 Rp 69,447,385,000
Jumlah Rp 3,053,499,085,000 Rp 2,451,036,600,000 Jumlah Rp 1,192,295,650,000 Rp 1,064,968,200,000
Rp 5,504,535,685,000 Rp 2,257,263,850,000
Proporsi 0.55 0.45 Proporsi 0.53 0.47

(Sumber: Pengolahan Data)

Contoh Perhitungan:
Harga Meja = Rp. 445.000 / unit
Harga Kursi = Rp. 360.000 / unit
Market Share = 23%
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

A. Data Perusahaan
Total Harga Produk Meja dan Kursi pada periode ke 1:
= ( Harga Meja x Demand Meja ) + (Harga Kursi x Demand Kursi )
= ( Rp. 445.000 x 179.506 ) + ( Rp. 360.000 x 189.898 )
= Rp. 150.038.510.000

B. Data Pesaing
Total Harga Produk Meja dan Kursi pada periode ke 1:
= ( Harga Meja x Demand Meja ) + (Harga Kursi x Demand Kursi )
= ( Rp. 445.000 x 67400 ) + ( Rp. 360.000 x 75810 )
= Rp. 57.958.600.000

2.2 FORECASTING
Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan, orang
senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatan-pendekatan
yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan.
Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu mendatang
dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan
produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut
perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode
waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu
kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan
tersebut.

Peramalan diperlukan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang
akan datang juga diperlukan untuk para pengambil keputusan perlu untuk
membuat perencanaan.

2.2.1 Definisi Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu
produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran,
tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang
ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya
keterbatasan kemampuan manusia.

Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahulu


diuraikan tentang definisi dari peramalan itu sendiri.

Menurut John E. Biegel:

“Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk yang


diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu
tertentu di masa yang akan datang”. (John E. Biegel, 1999).

Dalam peramalan (forecasting) tidak jarang terjadi kesalahan misalnya saja


penjualan sering tidak sama dengan nilai eksak yang diperkirakan. Sedikit variasi
dari perkiraan sering dapat diserap oleh kapasitas tambahan, sediaan penjadwalan
permintaan. Tetapi, variasi perkiraan yang besar dapat merusak operasi. Ada tiga
cara untuk mengakomodasi perkiraan, yaitu: yang pertama adalah mencoba
mengurangi kesalahan melakukan perkiraan yang lebih baik. Yang kedua adalah,
membuat fleksibilitas pada operasi dan yang terakhir adalah mengurangi waktu
tunggu yang dibutuhkan dalam prakiraan. Tetapi kemungkinan kesalahan terkecil
adalah tujuan yang konsisten dengan biaya prakiraan yang masuk akal.

Menurut Buffa:

“Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik


dalam bentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka
historis”. (Buffa S. Elwood, 1996)

Menurut Makridakis:

“Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan


manajemen”. (Makridakis, 1988)

Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor-faktor


lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan
pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan meningkat
sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi
lingkungan manajemen. Karena setiap organisasi berkaitan satu sama lain, baik
buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. (Makridakis,
1988).

2.2.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan

Beberapa bagian organisasi dimana peramalan kini memainkan peranan yang


penting antara lain: (Makridakis, 1988)

a. Penjadwalan sumber daya yang tersedia

Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,


transportasi, kas, personalia dan sebagainya.

b. Penyediaan sumber daya tambahan

Waktu tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja
baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari
sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan
sumber daya di masa mendatang.

c. Penentuan sumber daya yang diinginkan

Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam
jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada kesempatan pasar,
faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya finansial,
manusia, produk dan teknologi. Semua penentuan ini memerlukan ramalan yang
baik dan manajer dapat menafsirkan perkiraan serta membuat keputusan yang
tepat.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan namun tiga
kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan jangka
pendek, menengah dan panjang dari organisasi saat ini. Dengan adanya
serangkaian kebutuhan itu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekatan
berganda untuk memperkirakan peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu
sistem peramalan. Pada gilirannya, organisasi perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang yaitu identifikasi dan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

definisi masalah peramalan, aplikasi serangkaian metode peramalan, prosedur


pemilihan metode yang tepat untuk situasi tertentu dan dukungan organisasi untuk
menerapkan dan menggunakan metode peramalan secara formal.

Tiga kegunaan peramalan antara lain adalah:


1. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik.
2. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk
dikerjakan dengan fasilitas yang ada.
3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk
dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.

2.2.3 Jenis-jenis Peramalan

Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang
menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk
menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah
dikembangkan. Peramalan pada umumya dapat dibedakan dari berbagai segi
tergantung dalam cara melihatnya.

Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu:

a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan


hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga
semester. Lebih tegasnya peramalan jangka panjang ini berorientasi pada dasar
atau perencanaan.
b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan
hasil ramalan yang dilakukan kurang dari satu setengah tahun atau tiga
semester.

Penetapan jadwal induk produksi untuk bulan yang akan datang atau periode
kurang dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek. Apabila
dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:

1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau


intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau ketajaman
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

pikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil


peramalan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan
pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam
analisis data tersebut.

Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan
atas dua macam, yaitu:

1. Peramalan kualitatif atau teknologi, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang yang
menyusunnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh pemikiran
yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan serta pengalaman
dari penyusunnya. Metode kualitatif dibagi menjadi dua metode, yaitu:

a. Metode eksploratif
Pada metode ini dimulai dengan masa lalu dan masa kini sebagai awal dan
bergerak ke arah masa depan secara heuristik, sering kali dengan melihat
semua kemungkinan yang ada.

b. Metode normatif
Pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran tujuan yang akan datang,
kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai
berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif


pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang
digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik adalah metode yang
memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin.
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi
sebagai berikut: (Makridakis, 1988)
a. Informasi tentang keadaan masa lalu.
b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data numerik.
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berkelanjutan pada masa yang akan datang.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua jenis model peramalan yang
utama, yaitu:

a. Model deret berkala (time series), yaitu:


Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan
antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang
merupakan deret waktu.

b. Model kausal
Yaitu metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola
hubungan antara variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu
yang disebut metode korelasi atau sebab akibat. Model kausal terdiri dari:

Metode regresi dan korelasi

b. Metode ekonometri

c. Metode input dan output

2.2.4 Karakteristik Peramalan Yang Baik

Karakteristik dari peramalan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu
dari hal-hal sebagai berikut:

a. Ketelitian/ Keakuratan

Tujuan utama peramalan adalah menghasilkan prediksi yang akurat. Peramalan


yang terlalu rendah mengakibatkan kekurangan persediaan (inventory). Peramalan
yang terlalu tinggi akan menyebabkan inventory yang berlebihan dan biaya
operasi tambahan.

b. Biaya

Biaya untuk mengembangkan model peramalan dan melakukan peramalan akan


menjadi signifikan jika jumlah produk dan data lainnya semakin besar.
Mengusahakan melakukan peramalan jangan sampai menimbulkan ongkos yang
terlalu besar ataupun terlalu kecil. Keakuratan peramalan dapat ditingkatkan
dengan mengembangkan model lebih kompleks dengan konsekuensi biaya
menjadi lebih mahal. Jadi ada nilai tukar antara biaya dan keakuratan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

c. Responsif

Ramalan harus stabil dan tidak terpengaruhi oleh fluktuasi demand.

d. Sederhana

Keuntungan utama menggunakan peramalan yang sederhana yaitu kemudahan


untuk melakukan peramalan. Jika kesulitan terjadi pada metode sederhana,
diagnosa dilakukan lebih mudah. Secara umum, lebih baik menggunakan metode
paling sederhana yang sesuai dengan kebutuhan peramalan.

2.2.5 Jenis-jenis Pola Data

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang
tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang
paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji.

2.2.6 Teknik Peramalan

Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

A. Metode Time Series (Deret Waktu)

Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metode Averaging

Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai
bobot yang sama sehingga fluktuasi random data dapat direndam dengan rata-
ratanya, biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.

Adapun metode-metode yang termasuk di dalamnya, antara lain:

a. Simple Average

Rumus yang digunakan:


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Dimana:

X = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

b. Single Moving Average

Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk meramalkan
keadaan.

Rumus yang digunakan:

Dimana:

X = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

c. Double Moving Average

Jika data tidak stasioner serta mengandung pole trend, maka dilakukan moving
average terhadap hasil single moving average. Rumus yang digunakan:
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2. Metode Smoothing (Pemulusan)

Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan
data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang biasa
disebut Exponential smoothing.

Adapun metode-metode yang termasuk di dalamnya, antara lain:

a. Single Exponential Smoothing

Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpangan data karena tidak perlu
lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan
pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode ini selalu mengikuti setiap
trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak lebih dari
mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir.
Untuk menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.

Rumus yang digunakan:

Dimana:

Ft+1 = Hasil peramalan untuk periode t + 1

a = Konstanta pemulusan

Xt = Data demand pada periode t

Ft = Periode sebelumnya

b. Double Exponential Smoothing satu parameter dari Browns

Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linier dari Browns adalah serupa
dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda
ketinggalan dari data yang sebenarnya bilamana terdapat unsur trend. Persamaan
yang dipakai dari metode ini adalah sebagai berikut:

S’t = aXt + (1-a)S’t-1 (Rumus 2.8.)

S”t = aS’ + (1-a)S”t-1 (Rumus 2.9.)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

at = S’ + (S’t - S”t) = 2S’t – S”t (Rumus 2.10.)

bt =1(S’t – S”t) (Rumus 2.11.)

Ft+m = at + btm (Rumus 2.12.)

dimana:

Xt = Data demand pada periode t

S’t = Nilai pemulusan I periode t

S”t = Nilai pemulusan II periode

S’t-1 = Nilai pemulusan pertama sebelumnya (t-

1) S”t-1 = Nilai pemulusan kedua sebelumnya (t-

1)

a = Konstanta pemulusan

at = Intersepsi pada periode t

bt = Nilai trend periode t

Ft+1 = Hasil peramalan untuk periode t+1

m = Jumlah periode waktu kedepan yang diramalkan

c. Double Exponential Smoothing Dua Parameter dari Holt

Metode pemulusan eksponensial linier dari Holt pada prinsipnya serupa dengan
Browns kecuali bahwa Holt tidak menggunakan rumus pemulusan berganda
secara langsung. Sebagai gantinya, Holt memutuskan nilai trend dengan
parameter yang berbeda dari dua parameter yang digunakan pada deret yang asli.

Ramalan dari pemulusan eksponensial linier Holt didapat dengan menggunakan


dua konstanta pemulusan dan tiga persamaan, yaitu:

St = aXt + (1-a) (St-1 + bt-1) (Rumus 2.13.)

b = ß (St – St-1) + (1-ß) bt-1 (Rumus 2.14.)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Ft+m = St + btm (Rumus 2.15.)

d. Regresi Linier
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Regresi linier digunakan untuk peramalan apabila set data yang ada linier, artinya
hubungan antara variabel waktu dan permintaan berbentuk garis (linier). Metode
regresi linier didasarkan atas perhitungan least square error, yaitu dengan
memperhitungkan jarak terkecil kesuatu titik pada data untuk ditarik garis.
Adapun untuk persamaan peramalan regresi linier dipakai tiga konstanta, yaitu a,
b dan Y.

2.1 Tracking Signal

Untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model yang dipilih, seyogianya
kita membangun peta kontrol tracking signal. Suatu tracking signal yang baik
memiliki RSFE (running sum of the forecast errors) yang rendah dan mempunyai
positif error yang sama banyak atau seimbang dengan negatif error sehingga
pusat dari tracking signal mendekati nol. Apabila tracking signal telah dihitung,
kita dapat membangun peta kontrol tracking signal sebagaimana halnya dengan
peta-peta kontrol dalam pengendalian proses statistikal (statistical process control
= SPG), yang memiliki batas kontrol atas (upper control limit) dan batas control
bawah (lower control limit).

Beberapa ahli dalam sistem peramalan seperti George Plossl dan Oliver Wright,
dua pakar production and inventory control, menyarankan untuk menggunakan
nilai tracking signal maksimum ± 4 sebagai batas-batas pengendalian untuk
tracking signal. Dengan demikian apabila tracking signal telah berada di luar
batas- batas pengendalian, model ramalan perlu ditinjau kembali, karena akurasi
peramalan tidak dapat diterima.

2.2 Koefisien Korelasi

Selain tracking signal untuk mengetahui keandalan suatu peramalan, harus


diperhatikan juga nilai dari korelasi yang dimiliki oleh peramalan sebagai batasan
yang menegaskan adanya suatu keterkaitan antara kenaikan waktu terhadap
jumlah permintaan dimasa yang akan datang.

Sering sekali terjadi bahwa dua variabel dikaitkan satu sama lain, walaupun
mungkin tidak selalu benar bahwa nilai suatu variabel bergantung pada, atau
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

disebabkan oleh perubahan nilai variabel yang lain. Pada setiap kejadian, suatu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

hubungan dapat dinyatakan dengan perhitungan korelasi antara dua variabel.


Koefisien korelasi adalah suatu ukuran asosiasi relatif antara dua variabel. Dalam
konteks peramalan, koefisien korelasi sangat sering digunakan. Notasi auto
korelasi membentuk basis bagi metode time series (deret waktu).

Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yaitu tanda – atau + yang berhubungan
dengan arah korelasi, serta kuat tidaknya korelasi. Berkenaan dengan besaran
angka (nilai), angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi/ hubungan sama
sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tetap
mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang
tinggi atau lemah. Namun biasa dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka
korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5
menunjukkan korelasi lemah. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga
berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (negatif) pada output menunjukkan
adanya arah yang berlawanan antara dua variabel, sedangkan tanda + (positif)
menunjukkan arah yang sama antara dua variabel.

Koefisien korelasi dinyatakan dengan r, dan biasanya sudah menjadi suatu


kebiasaan menyajikan korelasi ini dalam bentuk kuadrat (R2) dan statistik ini
dikenal sebagai koefisien determinasi.

2.3 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi dimaksudkan untuk menentukan orientasi pasar, jenis


produk serta rencana penjualan perusahaan. Perencanaan produksi didasarkan
pada hasil peramalan yang mempertimbangkan tingkat persediaan sehingga
dihasilkan rencana produksi pada tingkat family produksi.

2.4 Definisi Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi adalah menyesuaikan permintaan (demand) yang berasal


dari peramalan dengan seluruh kemampuan yang ada. Ini disebabkan kemampuan
yang terbatas, sehingga tidak dapat begitu saja mengikuti ramalan permintaan. Hal
ini disebabkan oleh:
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

a. Ketidakpastian hasil peramalan itu sendiri.

b. Adanya ongkos yang timbul setiap kali mengubah tingkat produksi atau jika
membuat persediaan.

c. Tipe perusahaan manufaktur: (Buffa S. Elwood, 1996)

1. Make to stock company

2. Make to order company

3. Make to order and make to stock company

Perencanaan merupakan suatu fungsi dari manajemen, yang mana dalam


perencanaan ditentukan usaha dan tindakan-tindakan yang perlu diambil pimpinan
perusahaan serta mempertimbangkan masalah yang akan timbul pada masa yang
akan datang. Barang yang akan direncanakan untuk masa yang akan datang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Barang itu harus diproduksi pada masa itu.

2. Barang tersebut harus dapat dikerjakan oleh pabrik.

3. Barang tersebut harus dapat memenuhi keinginan pembeli sesuai dengan


peramalan baik mengenai harga, kuantitas dan waktu yang diperlukan.

Prosedur penyusunan perencanaan produksi antara satu perusahaan dengan


perusahaan yang lain sangatlah bervariasi, tetapi pada umumnya terdiri dari lima
langkah, yaitu:

1. Menetapkan unit pengukuran

Peramalan penjualan pada umumnya disusun dalam nilai uang, sedangkan rencana
produksi disusun dalam nilai unit produksi. Karena itu diperlukan faktor konversi
yang sesuai untuk mengonversikan nilai uang tersebut ke dalam unit produk.

2. Menetapkan horizon perencanaan

Horizon perencanaan menunjukkan panjangnya waktu yang direncanakan untuk


melakukan produksi sehingga diperlukan pula perencanaan mengenai material,
kapasitas produksi serta fasilitas produksi yang sesuai dengan rencana produksi.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3. Menentukan siklus pemeriksaan pelaksanaan perencanaan produksi.

Peninjauan ini diperlukan karena sistem produksi yang berjalan adalah suatu
sistem yang mudah berubah sebagai akibat adanya perkembangan di berbagai
bidang.

4. Mendokumentasikan perencanaan sebagai prosedur yang formal

Rencana produksi harus tersusun secara formal, memiliki tahapan tertentu serta
prosedur dokumentasi dalam bentuk yang mudah dimengerti.

5. Menetapkan pertanggung jawaban yang jelas pada setiap bagian

Bagian pemasaran bertanggung jawab atas peramalan permintaan, bagian


produksi bertanggung jawab atas penyusunan jadwal produksi dan bagian
keuangan bertanggung jawab terhadap kebutuhan modal.

Umumnya hambatan yang akan terjadi pada penyusunan rencana produksi berupa
kegagalan manajemen dalam memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan dalam
penyusunan rencana produksi, adanya kesulitan dalam mengonversikan nilai ke
dalam unit produksi serta kurangnya perhatian terhadap masalah persediaan dan
peramalan. Bila hambatan ini belum bisa diatasi maka perencanaan produksi
manufaktur aktivitas berikutnya tidak dapat dilakukan secara efektif.

Secara garis besarnya, dalam melakukan perencanaan produksi ada beberapa


langkah dalam perencanaan produksi setelah diperoleh hasil peramalan, yaitu:

a. Input hasil peramalan.

b. Ubah seluruh variabel menjadi satu satuan ukuran. Menentukan apakah rencana
produksi akan dibuat dalam satuan ukuran unit produksi atau berdasarkan jam
orang yang tersedia untuk melakukan produksi.

c. Tentukan kebijaksanaan perusahaan dan pilih salah satu atau beberapa model
perencanaan. Ada banyak model perencanaan yang bisa digunakan (metode
murni, metode campuran, metode transportasi dan lain-lain).

d. Tentukan model mana yang akan dipakai sesuai dengan kriteria. Periode
perencanaan produksi adalah suatu susunan waktu dimana perusahaan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

menginginkan untuk melaksanakan rencana produksi. Panjang susunan waktu


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

perencanaan adalah tergantung pada ketepatan untuk meramalkan keadaan pasar


dan kemampuan untuk melakukan penyelesaian terhadap perubahan pasar.

Perencanaan agregat adalah hasil perencanaan untuk tenaga kerja dan tingkat
produksi yang dituangkan dalam fasilitas perencanaan agregat. Keputusan
perencanaan dibuat untuk meminimasi ongkos total guna memenuhi ramalan
permintaan.

Pada dasarnya output yang dihasilkan dari perencanaan produksi agregat adalah
sebagai berikut:

a. Kecepatan produksi setiap periode

Menyatakan jumlah produk agregat yang dibuat pada periode perencanaan.

b. Jumlah tingkat persediaan

Satuan produk berupa barang siap jual yang disimpan per periode.

c. Jumlah back order (penundaan waktu penyerahan)

Bila semua kapasitas yang ada tidak dapat memenuhi semua pesanan pada waktu
yang dijanjikan, sehingga sebagian pesanan ditunda waktu penyerahannya.

d. Jumlah tenaga kerja

Dalam hal ini tenaga kerja langsung yang digunakan untuk menghasilkan
sejumlah produk (yang menentukan banyaknya produk yang dibuat).

e. Alokasi pemanfaatan waktu kerja

Berupa jam kerja biasa dan jam kerja lembur.

f. Jumlah pesanan sub kontrak

Bila kapasitas pabrik termasuk lembur tidak mampu melayani pesanan, maka
diserahkan pada perusahaan lain yang sejenis dan apabila biaya lembur lebih besar
daripada biaya sub kontrak.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Langkah pelaksanaan dalam rencana produksi agregat:

a. Tentukan batasan perencanaan produksi yang akan dilakukan. Cari informasi


mengenai data yang dibutuhkan.

b. Tentukan standar satuan yang akan digunakan dalam perencanaan produksi.

c. Tentukan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kurun perencanaan dengan


kriteria ongkos minimum. d. Rencana jumlah produksi dalam agregat.

e. Jika item > 1, lakukan proses disagregasi sesuai dengan faktor konversi.

Tujuan perencanaan produksi yaitu untuk:

1. Mengatur strategi produksi

a) Memproduksi sesuai demand

b) Memproduksi pada kegiatan konstan

2. Menentukan kebutuhan sumber daya yang meliputi: tenaga kerja, material,


fasilitas, peralatan dan dana.

3. Menjadi langkah awal bagi seluruh kegiatan produksi.

Dalam menghadapi demand yang berfluktuasi, strategi metode perencanaan


produksi agregat yang menghadapi meliputi:

1. Produksi bervariasi mengikuti tingkat demand yang terjadi, yaitu:

a. Dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja, atau mengubah jumlah shift.

b. Dengan melakukan lembur atau mengurangi jumlah waktu kerja.

2. Produksi pada tingkat konstan, yaitu:

a. Dengan menumpuk jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur atau


mengurangi jumlah waktu kerja.

b. Dengan menambah atau mengurangi sub-kontrak.

3. Kombinasi strategi-strategi di atas. 4. Metode program linier (Transportasi).


Ongkos-ongkos dalam perencanaan agregat
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

1. Ongkos Penambahan tenaga kerja.

2. Ongkos pengurangan tenaga kerja.

3. Ongkos lembur dan pengurangan waktu kerja.

4. Ongkos persediaan dan kekurangan persediaan.

5. Ongkos subkontrak.

Metode yang digunakan perencanaan agregat yaitu sebagai berikut:

1. Metode trial and error

2. Metode heuristik

a. Model Koefisien Manajemen

b. Model Parameterik

c. Search Decision Rules

3. Metode matematis

a. Model Programa Linier

b. Model Transportasi

c. Model Programa Integer Campuran

d. Linier Decision Rule

4. Metode simulasi

2.5 Model Transportasi

Untuk pengerjaan dengan metode transportasi digunakan metode Least Cost


Method (metode ongkos terkecil), dimana demand harus terpenuhi, sebaliknya
kapasitas tidak mesti terpenuhi. Prioritas utama yang harus dipenuhi adalah
regular time, jika ada sisa dilihat ongkos yang paling kecil lalu simpan kelebihan
tersebut tetapi harus disesuaikan dengan kapasitas periode yang akan terpilih.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2.2.1 Hasil Perhitungan Forecasting

Peramalan (Forecast) dilakukan dengan empat metode, yaitu DMA (Double


Moving Average), DES Brown, DES Holt, dan Regresi Linier. Pada pengolahan
data yang dilakukan terpilih metode yang memiliki nilai MSE paling kecil yaitu
menggunakan metode DES Brown. Berikut nilai MSE Peramalan pada Data
Perusahaan:

Tabel 2.2 Nilai MSE Peramalan Data Perusahaan


Metode MSE
DMA 1,413,409,029,352,260,000
REGRESI LINIER 3,085,748,462,855,450,000
BROWN 1,499,590,936,009,010,000
HOLT 1,500,087,561,879,460,000
(Sumber: Pengolahan Data)

Hasil tersebut menunjukkan data peramalan (forecast) yang digunakan pada


perhitungan disagregasi adalah data peramalan metode DES Brown.

Tabel 2.3 Perhitungan Metode DMA Data Perusahaan


Double Moving Average (DMA)
Periode Demand S't S''t at bt m F(t+m) et |et| et^2 Pe (% ) |Pe|
1 Rp 150,038,510,000
2 Rp 150,544,030,000
3 Rp 147,450,470,000 Rp 149,344,336,667
4 Rp 149,147,485,000 Rp 149,047,328,333
5 Rp 150,263,915,000 Rp 148,953,956,667 Rp 149,115,207,222 Rp 148,792,706,111 -Rp 161,250,556 1
6 Rp 149,294,285,000 Rp 149,568,561,667 Rp 149,189,948,889 Rp 149,947,174,444 Rp 378,612,778 1 Rp 148,631,455,556 Rp 662,829,444 Rp 662,829,444 Rp 439,342,871,833,349,000 0.44 0.44
7 Rp 151,536,700,000 Rp 150,364,966,667 Rp 149,629,161,667 Rp 151,100,771,667 Rp 735,805,000 1 Rp 150,325,787,223 Rp 1,210,912,777 Rp 1,210,912,777 Rp 1,466,309,753,501,850,000 0.80 0.80
8 Rp 150,937,820,000 Rp 150,589,601,667 Rp 150,174,376,667 Rp 151,004,826,667 Rp 415,225,000 1 Rp 151,836,576,667 -Rp 898,756,667 Rp 898,756,667 Rp 807,763,546,476,949,000 -0.60 0.60
9 Rp 150,395,295,000 Rp 150,956,605,000 Rp 150,637,057,778 Rp 151,276,152,222 Rp 319,547,222 1 Rp 151,420,051,667 -Rp 1,024,756,667 Rp 1,024,756,667 Rp 1,050,126,226,560,950,000 -0.68 0.68
10 Rp 152,593,150,000 Rp 151,308,755,000 Rp 150,951,653,889 Rp 151,665,856,111 Rp 357,101,111 1 Rp 151,595,699,445 Rp 997,450,555 Rp 997,450,555 Rp 994,907,609,669,808,000 0.65 0.65
11 Rp 152,432,470,000 Rp 151,806,971,667 Rp 151,357,443,889 Rp 152,256,499,444 Rp 449,527,778 1 Rp 152,022,957,223 Rp 409,512,777 Rp 409,512,777 Rp 167,700,714,526,252,000 0.27 0.27
12 Rp 152,839,750,000 Rp 152,621,790,000 Rp 151,912,505,556 Rp 153,331,074,444 Rp 709,284,444 1 Rp 152,706,027,223 Rp 133,722,777 Rp 133,722,777 Rp 17,881,781,088,591,700 0.09 0.09
13 Rp 151,898,220,000 Rp 152,390,146,667 Rp 152,272,969,444 Rp 152,507,323,889 Rp 117,177,222 1 Rp 154,040,358,889 -Rp 2,142,138,889 Rp 2,142,138,889 Rp 4,588,759,019,766,150,000 -1.41 1.41
14 Rp 151,662,975,000 Rp 152,133,648,333 Rp 152,381,861,667 Rp 151,885,435,000 -Rp 248,213,333 1 Rp 152,624,501,112 -Rp 961,526,112 Rp 961,526,112 Rp 924,532,464,057,837,000 -0.63 0.63
15 Rp 151,860,620,000 Rp 151,807,271,667 Rp 152,110,355,556 Rp 151,504,187,778 -Rp 303,083,889 1 Rp 151,637,221,667 Rp 223,398,333 Rp 223,398,333 Rp 49,906,815,187,178,900 0.15 0.15
16 Rp 150,835,815,000 Rp 151,453,136,667 Rp 151,798,018,889 Rp 151,108,254,444 -Rp 344,882,222 1 Rp 151,201,103,889 -Rp 365,288,889 Rp 365,288,889 Rp 133,435,972,426,854,000 -0.24 0.24
17 Rp 151,858,355,000 Rp 151,518,263,333 Rp 151,592,890,556 Rp 151,443,636,111 -Rp 74,627,222 1 Rp 150,763,372,223 Rp 1,094,982,777 Rp 1,094,982,777 Rp 1,198,987,281,926,630,000 0.72 0.72
18 Rp 152,392,320,000 Rp 151,695,496,667 Rp 151,555,632,222 Rp 151,835,361,111 Rp 139,864,444 1 Rp 151,369,008,889 Rp 1,023,311,111 Rp 1,023,311,111 Rp 1,047,165,629,896,050,000 0.67 0.67
19 Rp 152,393,845,000 Rp 152,214,840,000 Rp 151,809,533,333 Rp 152,620,146,667 Rp 405,306,667 1 Rp 151,975,225,556 Rp 418,619,444 Rp 418,619,444 Rp 175,242,238,894,869,000 0.27 0.27
20 Rp 154,187,480,000 Rp 152,991,215,000 Rp 152,300,517,222 Rp 153,681,912,778 Rp 690,697,778 1 Rp 153,025,453,334 Rp 1,162,026,666 Rp 1,162,026,666 Rp 1,350,305,972,495,080,000 0.75 0.75
21 Rp 154,218,010,000 Rp 153,599,778,333 Rp 152,935,277,778 Rp 154,264,278,889 Rp 664,500,556 1 Rp 154,372,610,556 -Rp 154,600,556 Rp 154,600,556 Rp 23,901,331,915,509,100 -0.10 0.10
22 Rp 153,916,465,000 Rp 154,107,318,333 Rp 153,566,103,889 Rp 154,648,532,778 Rp 541,214,444 1 Rp 154,928,779,445 -Rp 1,012,314,445 Rp 1,012,314,445 Rp 1,024,780,535,555,660,000 -0.66 0.66
23 Rp 152,415,090,000 Rp 153,516,521,667 Rp 153,741,206,111 Rp 153,291,837,222 -Rp 224,684,444 1 Rp 155,189,747,223 -Rp 2,774,657,223 Rp 2,774,657,223 Rp 7,698,722,705,146,070,000 -1.82 1.82
24 Rp 152,831,185,000 Rp 153,054,246,667 Rp 153,559,362,222 Rp 152,549,131,111 -Rp 505,115,556 1 Rp 153,067,152,778 -Rp 235,967,778 Rp 235,967,778 Rp 55,680,792,254,257,300 -0.15 0.15
25 Rp 153,008,910,000 Rp 152,751,728,333 Rp 153,107,498,889 Rp 152,395,957,778 -Rp 355,770,556 1 Rp 152,044,015,556 Rp 964,894,444 Rp 964,894,444 Rp 931,021,288,062,069,000 0.63 0.63
26 Rp 153,603,770,000 Rp 153,147,955,000 Rp 152,984,643,333 Rp 153,311,266,667 Rp 163,311,667 1 Rp 152,040,187,223 Rp 1,563,582,777 Rp 1,563,582,777 Rp 2,444,791,100,531,030,000 1.02 1.02
27 Rp 151,426,175,000 Rp 152,679,618,333 Rp 152,859,767,222 Rp 152,499,469,444 -Rp 180,148,889 1 Rp 153,474,578,334 -Rp 2,048,403,334 Rp 2,048,403,334 Rp 4,195,956,218,742,320,000 -1.35 1.35
28 Rp 151,622,005,000 Rp 152,217,316,667 Rp 152,681,630,000 Rp 151,753,003,333 -Rp 464,313,333 1 Rp 152,319,320,556 -Rp 697,315,556 Rp 697,315,556 Rp 486,248,984,639,589,000 -0.46 0.46
29 Rp 152,395,360,000 Rp 151,814,513,333 Rp 152,237,149,444 Rp 151,391,877,222 -Rp 422,636,111 1 Rp 151,288,690,000 Rp 1,106,670,000 Rp 1,106,670,000 Rp 1,224,718,488,900,000,000 0.73 0.73
30 Rp 153,803,910,000 Rp 152,607,091,667 Rp 152,212,973,889 Rp 153,001,209,444 Rp 394,117,778 1 Rp 150,969,241,112 Rp 2,834,668,888 Rp 2,834,668,888 Rp 8,035,347,704,595,160,000 1.84 1.84
31 Rp 155,060,685,000 Rp 153,753,318,333 Rp 152,724,974,444 Rp 154,781,662,222 Rp 1,028,343,889 1 Rp 153,395,327,223 Rp 1,665,357,777 Rp 1,665,357,777 Rp 2,773,416,525,414,380,000 1.07 1.07
32 Rp 156,441,070,000 Rp 155,101,888,333 Rp 153,820,766,111 Rp 156,383,010,556 Rp 1,281,122,222 1 Rp 155,810,006,112 Rp 631,063,888 Rp 631,063,888 Rp 398,241,630,737,677,000 0.40 0.40
33 Rp 157,905,585,000 Rp 156,469,113,333 Rp 155,108,106,667 Rp 157,830,120,000 Rp 1,361,006,667 1 Rp 157,664,132,778 Rp 241,452,222 Rp 241,452,222 Rp 58,299,175,508,737,300 0.15 0.15
34 Rp 159,192,545,000 Rp 157,846,400,000 Rp 156,472,467,222 Rp 159,220,332,778 Rp 1,373,932,778 1 Rp 159,191,126,667 Rp 1,418,333 Rp 1,418,333 Rp 2,011,668,498,889 0.00 0.00
35 Rp 160,419,655,000 Rp 159,172,595,000 Rp 157,829,369,444 Rp 160,515,820,556 Rp 1,343,225,556 1 Rp 160,594,265,556 -Rp 174,610,556 Rp 174,610,556 Rp 30,488,846,266,629,100 -0.11 0.11
36 Rp 161,711,755,000 Rp 160,441,318,333 Rp 159,153,437,778 Rp 161,729,198,889 Rp 1,287,880,556 1 Rp 161,859,046,112 -Rp 147,291,112 Rp 147,291,112 Rp 21,694,671,674,196,500 -0.09 0.09
37 1 Rp 163,017,079,445
38 2 Rp 164,304,960,000
39 3 Rp 165,592,840,556
40 4 Rp 166,880,721,112
41 5 Rp 168,168,601,667
42 6 Rp 169,456,482,223
43 7 Rp 170,744,362,778
44 8 Rp 172,032,243,334
45 9 Rp 173,320,123,889
46 10 Rp 174,608,004,445
47 11 Rp 175,895,885,000
48 12 Rp 177,183,765,556
49 13 Rp 178,471,646,112
50 14 Rp 179,759,526,667
51 15 Rp 181,047,407,223
52 16 Rp 182,335,287,778
53 17 Rp 183,623,168,334
54 18 Rp 184,911,048,889
55 19 Rp 186,198,929,445
56 20 Rp 187,486,810,000
57 21 Rp 188,774,690,556
58 22 Rp 190,062,571,112
59 23 Rp 191,350,451,667
60 24 Rp 192,638,332,223
61 25 Rp 193,926,212,778
62 26 Rp 195,214,093,334
63 27 Rp 196,501,973,889
64 28 Rp 197,789,854,445
65 29 Rp 199,077,735,000
66 30 Rp 200,365,615,556
67 31 Rp 201,653,496,112
68 32 Rp 202,941,376,667
69 33 Rp 204,229,257,223
70 34 Rp 205,517,137,778
71 35 Rp 206,805,018,334
72 36 Rp 208,092,898,889
73 37 Rp 209,380,779,445
74 38 Rp 210,668,660,000
75 39 Rp 211,956,540,556
76 40 Rp 213,244,421,112
77 41 Rp 214,532,301,667
78 42 Rp 215,820,182,223
79 43 Rp 217,108,062,778
80 44 Rp 218,395,943,334
81 45 Rp 219,683,823,889
82 46 Rp 220,971,704,445
83 47 Rp 222,259,585,000
84 48 Rp 223,547,465,556
85 49 Rp 224,835,346,112
86 50 Rp 226,123,226,667
87 51 Rp 227,411,107,223
88 52 Rp 228,698,987,778
89 53 Rp 229,986,868,334
90 54 Rp 231,274,748,889
91 55 Rp 232,562,629,445
92 56 Rp 233,850,510,000
93 57 Rp 235,138,390,556
94 58 Rp 236,426,271,112
95 59 Rp 237,714,151,667
96 60 Rp 239,002,032,223
Jumlah Rp 3,708,247,206 Rp 28,983,502,774 Rp 43,815,679,909,920,200,000 2.36 18.98

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 2.4 Ringkasan Perhitungan Error DES Brown Data Perusahaan


Error Nilai
ME ∑et/n 119,620,878
MAE ∑|et|/n 934,951,702
SSE ∑et^2 43,815,679,909,920,200,000
MSE SSE/n 1,413,409,029,352,260,000
‫݁ݏݏ‬
SDE 1,208,520,858
݊െ ͳ
MPE ∑PE/n 0.08
MAPE ∑IPEI/n 0.61
(Sumber: Pengolahan Data)

B. Data Pesaing
Peramalan (Forecast) dilakukan dengan empat metode, yaitu DMA (Double
Moving Average), DES Brown, DES Holt, dan Regresi Linier. Pada pengolahan
data yang dilakukan terpilih metode yang memiliki nilai MSE paling kecil yaitu
menggunakan metode Regresi Linier. Berikut nilai MSE Peramalan pada Data
Perusahaan:

Tabel 2.6 Nilai MSE Peramalan Data Pesaing


Metode MSE
DMA 836,488,886,856,724,000
REGRESI LINER 797,590,358,335,392,000
BROWN 825,043,632,027,319,000
HOLT 1,475,212,179,325,420,000
(Sumber: Pengolahan Data)

Hasil tersebut menunjukkan data peramalan (forecast) yang digunakan pada


perhitungan disagregasi adalah data peramalan metode Regresi Linier.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 2.7 Perhitungan Metode Regresi Linier Data Pesaing Regresi Linier
Periode Demand t^2 dt F= a+bt Forecast et |et| et^2 Pe (% ) |Pe|
1 Rp 57,958,600,000 1 Rp 57,958,600,000 Rp 58,237,210,098 Rp 58,237,210,098 -Rp 278,610,098 Rp 278,610,098 Rp 77,623,586,707,569,600 -0.48 0.48
2 Rp 57,986,405,000 4 Rp 115,972,810,000 Rp 58,492,328,013 Rp 58,492,328,013 -Rp 505,923,013 Rp 505,923,013 Rp 255,958,095,082,998,000 -0.87 0.87
3 Rp 59,529,545,000 9 Rp 178,588,635,000 Rp 58,747,445,928 Rp 58,747,445,928 Rp 782,099,072 Rp 782,099,072 Rp 611,678,958,423,261,000 1.31 1.31
4 Rp 58,497,890,000 16 Rp 233,991,560,000 Rp 59,002,563,843 Rp 59,002,563,843 -Rp 504,673,843 Rp 504,673,843 Rp 254,695,687,808,389,000 -0.86 0.86
5 Rp 60,318,905,000 25 Rp 301,594,525,000 Rp 59,257,681,758 Rp 59,257,681,758 Rp 1,061,223,242 Rp 1,061,223,242 Rp 1,126,194,769,360,990,000 1.76 1.76
6 Rp 58,821,340,000 36 Rp 352,928,040,000 Rp 59,512,799,673 Rp 59,512,799,673 -Rp 691,459,673 Rp 691,459,673 Rp 478,116,479,385,267,000 -1.18 1.18
7 Rp 59,349,350,000 49 Rp 415,445,450,000 Rp 59,767,917,588 Rp 59,767,917,588 -Rp 418,567,588 Rp 418,567,588 Rp 175,198,825,724,138,000 -0.71 0.71
8 Rp 60,535,060,000 64 Rp 484,280,480,000 Rp 60,023,035,503 Rp 60,023,035,504 Rp 512,024,496 Rp 512,024,496 Rp 262,169,084,504,054,000 0.85 0.85
9 Rp 60,199,135,000 81 Rp 541,792,215,000 Rp 60,278,153,418 Rp 60,278,153,419 -Rp 79,018,419 Rp 79,018,419 Rp 6,243,910,541,259,560 -0.13 0.13
10 Rp 60,599,460,000 100 Rp 605,994,600,000 Rp 60,533,271,333 Rp 60,533,271,334 Rp 66,188,666 Rp 66,188,666 Rp 4,380,939,506,859,560 0.11 0.11
11 Rp 61,096,700,000 121 Rp 672,063,700,000 Rp 60,788,389,248 Rp 60,788,389,249 Rp 308,310,751 Rp 308,310,751 Rp 95,055,519,182,184,000 0.50 0.50
12 Rp 61,450,365,000 144 Rp 737,404,380,000 Rp 61,043,507,163 Rp 61,043,507,164 Rp 406,857,836 Rp 406,857,836 Rp 165,533,298,714,603,000 0.66 0.66
13 Rp 60,901,855,000 169 Rp 791,724,115,000 Rp 61,298,625,078 Rp 61,298,625,079 -Rp 396,770,079 Rp 396,770,079 Rp 157,426,495,589,666,000 -0.65 0.65
14 Rp 60,911,495,000 196 Rp 852,760,930,000 Rp 61,553,742,993 Rp 61,553,742,994 -Rp 642,247,994 Rp 642,247,994 Rp 412,482,485,797,024,000 -1.05 1.05
15 Rp 61,500,810,000 225 Rp 922,512,150,000 Rp 61,808,860,908 Rp 61,808,860,909 -Rp 308,050,909 Rp 308,050,909 Rp 94,895,362,535,726,300 -0.50 0.50
16 Rp 62,427,855,000 256 Rp 998,845,680,000 Rp 62,063,978,823 Rp 62,063,978,824 Rp 363,876,176 Rp 363,876,176 Rp 132,405,871,460,383,000 0.58 0.58
17 Rp 61,983,830,000 289 Rp 1,053,725,110,000 Rp 62,319,096,739 Rp 62,319,096,739 -Rp 335,266,739 Rp 335,266,739 Rp 112,403,786,279,694,000 -0.54 0.54
18 Rp 62,242,785,000 324 Rp 1,120,370,130,000 Rp 62,574,214,654 Rp 62,574,214,654 -Rp 331,429,654 Rp 331,429,654 Rp 109,845,615,550,560,000 -0.53 0.53
19 Rp 62,823,125,000 361 Rp 1,193,639,375,000 Rp 62,829,332,569 Rp 62,829,332,569 -Rp 6,207,569 Rp 6,207,569 Rp 38,533,912,889,761 -0.01 0.01
20 Rp 63,446,450,000 400 Rp 1,268,929,000,000 Rp 63,084,450,484 Rp 63,084,450,484 Rp 361,999,516 Rp 361,999,516 Rp 131,043,649,584,234,000 0.57 0.57
21 Rp 64,528,230,000 441 Rp 1,355,092,830,000 Rp 63,339,568,399 Rp 63,339,568,399 Rp 1,188,661,601 Rp 1,188,661,601 Rp 1,412,916,401,691,880,000 1.84 1.84
22 Rp 63,723,990,000 484 Rp 1,401,927,780,000 Rp 63,594,686,314 Rp 63,594,686,314 Rp 129,303,686 Rp 129,303,686 Rp 16,719,443,213,186,600 0.20 0.20
23 Rp 65,285,050,000 529 Rp 1,501,556,150,000 Rp 63,849,804,229 Rp 63,849,804,229 Rp 1,435,245,771 Rp 1,435,245,771 Rp 2,059,930,423,173,380,000 2.20 2.20
24 Rp 64,607,735,000 576 Rp 1,550,585,640,000 Rp 64,104,922,144 Rp 64,104,922,144 Rp 502,812,856 Rp 502,812,856 Rp 252,820,768,158,877,000 0.78 0.78
25 Rp 65,636,370,000 625 Rp 1,640,909,250,000 Rp 64,360,040,059 Rp 64,360,040,059 Rp 1,276,329,941 Rp 1,276,329,941 Rp 1,629,018,118,293,060,000 1.94 1.94
26 Rp 64,347,160,000 676 Rp 1,673,026,160,000 Rp 64,615,157,974 Rp 64,615,157,975 -Rp 267,997,975 Rp 267,997,975 Rp 71,822,914,604,100,600 -0.42 0.42
27 Rp 64,020,110,000 729 Rp 1,728,542,970,000 Rp 64,870,275,889 Rp 64,870,275,890 -Rp 850,165,890 Rp 850,165,890 Rp 722,782,040,519,492,000 -1.33 1.33
28 Rp 64,929,095,000 784 Rp 1,818,014,660,000 Rp 65,125,393,804 Rp 65,125,393,805 -Rp 196,298,805 Rp 196,298,805 Rp 38,533,220,844,428,000 -0.30 0.30
29 Rp 64,828,365,000 841 Rp 1,880,022,585,000 Rp 65,380,511,719 Rp 65,380,511,720 -Rp 552,146,720 Rp 552,146,720 Rp 304,866,000,406,758,000 -0.85 0.85
30 Rp 63,233,570,000 900 Rp 1,897,007,100,000 Rp 65,635,629,634 Rp 65,635,629,635 -Rp 2,402,059,635 Rp 2,402,059,635 Rp 5,769,890,490,096,330,000 -3.80 3.80
31 Rp 63,959,745,000 961 Rp 1,982,752,095,000 Rp 65,890,747,549 Rp 65,890,747,550 -Rp 1,931,002,550 Rp 1,931,002,550 Rp 3,728,770,848,106,500,000 -3.02 3.02
32 Rp 65,325,895,000 1024 Rp 2,090,428,640,000 Rp 66,145,865,464 Rp 66,145,865,465 -Rp 819,970,465 Rp 819,970,465 Rp 672,351,563,472,316,000 -1.26 1.26
33 Rp 65,708,725,000 1089 Rp 2,168,387,925,000 Rp 66,400,983,379 Rp 66,400,983,380 -Rp 692,258,380 Rp 692,258,380 Rp 479,221,664,680,224,000 -1.05 1.05
34 Rp 66,918,080,000 1156 Rp 2,275,214,720,000 Rp 66,656,101,295 Rp 66,656,101,295 Rp 261,978,705 Rp 261,978,705 Rp 68,632,841,873,477,000 0.39 0.39
35 Rp 68,183,385,000 1225 Rp 2,386,418,475,000 Rp 66,911,219,210 Rp 66,911,219,210 Rp 1,272,165,790 Rp 1,272,165,790 Rp 1,618,405,797,246,320,000 1.87 1.87
36 Rp 69,447,385,000 1296 Rp 2,500,105,860,000 Rp 67,166,337,125 Rp 67,166,337,125 Rp 2,281,047,875 Rp 2,281,047,875 Rp 5,203,179,408,042,020,000 3.28 3.28
37 Rp 67,421,455,040 Rp 67,421,455,040
38 Rp 67,676,572,955 Rp 67,676,572,955
39 Rp 67,931,690,870 Rp 67,931,690,870
40 Rp 68,186,808,785 Rp 68,186,808,785
41 Rp 68,441,926,700 Rp 68,441,926,700
42 Rp 68,697,044,615 Rp 68,697,044,615
43 Rp 68,952,162,530 Rp 68,952,162,531
44 Rp 69,207,280,445 Rp 69,207,280,446
45 Rp 69,462,398,360 Rp 69,462,398,361
46 Rp 69,717,516,275 Rp 69,717,516,276
47 Rp 69,972,634,190 Rp 69,972,634,191
48 Rp 70,227,752,105 Rp 70,227,752,106
49 Rp 70,482,870,020 Rp 70,482,870,021
50 Rp 70,737,987,935 Rp 70,737,987,936
51 Rp 70,993,105,850 Rp 70,993,105,851
52 Rp 71,248,223,766 Rp 71,248,223,766
53 Rp 71,503,341,681 Rp 71,503,341,681
54 Rp 71,758,459,596 Rp 71,758,459,596
55 Rp 72,013,577,511 Rp 72,013,577,511
56 Rp 72,268,695,426 Rp 72,268,695,426
57 Rp 72,523,813,341 Rp 72,523,813,341
58 Rp 72,778,931,256 Rp 72,778,931,256
59 Rp 73,034,049,171 Rp 73,034,049,171
60 Rp 73,289,167,086 Rp 73,289,167,087
61 Rp 73,544,285,001 Rp 73,544,285,002
62 Rp 73,799,402,916 Rp 73,799,402,917
63 Rp 74,054,520,831 Rp 74,054,520,832
64 Rp 74,309,638,746 Rp 74,309,638,747
65 Rp 74,564,756,661 Rp 74,564,756,662
66 Rp 74,819,874,576 Rp 74,819,874,577
67 Rp 75,074,992,491 Rp 75,074,992,492
68 Rp 75,330,110,406 Rp 75,330,110,407
69 Rp 75,585,228,322 Rp 75,585,228,322
70 Rp 75,840,346,237 Rp 75,840,346,237
71 Rp 76,095,464,152 Rp 76,095,464,152
72 Rp 76,350,582,067 Rp 76,350,582,067
73 Rp 76,605,699,982 Rp 76,605,699,982
74 Rp 76,860,817,897 Rp 76,860,817,897
75 Rp 77,115,935,812 Rp 77,115,935,812
76 Rp 77,371,053,727 Rp 77,371,053,727
77 Rp 77,626,171,642 Rp 77,626,171,642
78 Rp 77,881,289,557 Rp 77,881,289,558
79 Rp 78,136,407,472 Rp 78,136,407,473
80 Rp 78,391,525,387 Rp 78,391,525,388
81 Rp 78,646,643,302 Rp 78,646,643,303
82 Rp 78,901,761,217 Rp 78,901,761,218
83 Rp 79,156,879,132 Rp 79,156,879,133
84 Rp 79,411,997,047 Rp 79,411,997,048
85 Rp 79,667,114,962 Rp 79,667,114,963
86 Rp 79,922,232,878 Rp 79,922,232,878
87 Rp 80,177,350,793 Rp 80,177,350,793
88 Rp 80,432,468,708 Rp 80,432,468,708
89 Rp 80,687,586,623 Rp 80,687,586,623
90 Rp 80,942,704,538 Rp 80,942,704,538
91 Rp 81,197,822,453 Rp 81,197,822,453
92 Rp 81,452,940,368 Rp 81,452,940,368
93 Rp 81,708,058,283 Rp 81,708,058,283
94 Rp 81,963,176,198 Rp 81,963,176,198
95 Rp 82,218,294,113 Rp 82,218,294,114
96 Rp 82,473,412,028 Rp 82,473,412,029
Jumlah
666 Rp 2,257,263,850,000 16206 Rp 42,750,514,325,000 Rp 2,257,263,850,000 Rp 2,257,263,850,018 -Rp 18 Rp 24,420,251,978 Rp 28,713,252,900,074,100,000 -0.69 38.40

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 2.9 Ringkasan Perhitungan Error Regresi Linier Data Pesaing

Nilai
a 57,982,092,183
b 255,117,915
Eror Nilai
ME ∑et/n -0.50
MAE ∑|et|/n 678,340,333
SSE ∑et^2 28,713,252,900,074,100,000
MSE SSE/n 797,590,358,335,392,000
‫݁ݏݏ‬
SDE 905,747,567
݊െ ͳ
MPE ∑PE/n -0.019
MAPE ∑IPEI/n 1.067
(Sumber: Pengolahan Data)

2.3 DISAGREGASI
Sebuah perusahaan manufaktur yang melakukan proses produksi merupakan
bagian yang sangat penting, maka setiap perusahaan harus bisa memproduksi
dengan baik. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik,
diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi.
Perencanaan dapat dilakukan untuk memonitor hasil produksi aktual terhadap
rencana produksi dan membuat penyesuaian. Dengan adanya perencanaan,
kegiatan produksi yang akan dilakukan akan lebih terarah dan perusahaan dapat
mencapai tujuan dengan baik. Proses perencanaan dimulai dengan perencanaan
demand hingga penentuan Jadwal Induk Produksi (Master Production
Schedule/MPS). Untuk jenis produksi massal yang melibatkan hanya satu jenis
produk, Perencanaan produksi tidak perlu melalui tahap disagregasi, dan
perencanaan produksi sudah menjadi Jadwal Induk Produksi (JIP).

Peramalan terhadap kondisi pasar atau meramalkan apa yang diinginkan oleh
konsumen merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi.
Produk yang harus diproduksi, kuantitas produk yang akan diproduksi, waktu
untuk aktivitas produksi, dan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
berproduksi harus ditetapkan dalam perencanaan produksi.

Tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut:


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu


sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi
item dalam jadwal induk produksi.

2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber


daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.

3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi


permintaan (Ishak, 2010).

Rencana produksi harus menyediakan jumlah produk yang diinginkan pada


waktu yang tepat dan pada jumlah biaya minimum dengan kualitas yang
memenuhi syarat. Rencana produksi tersebut akan menjadi dasar bagi
pembentukan anggaran operasi, dan membuat keperluan tenaga kerja serta
keperluan jam kerja baik untuk waktu kerja reguler maupun untuk waktu kerja
lembur. Menurut Biegel (1992) rencana produksi digunakan untuk menetapkan
keperluan peralatan dan tingkat persediaan yang diharapkan. Narasimhan, et.al,
(1995) mengemukakan bahwa perencanaan produksi berfokus pada tingkat
output yang diinginkan pada jangkauan waktu tertentu.

Sedangkan Fogarty, et.al, (1991) berpendapat lain bahwa perencanaan produksi


merupakan suatu perencanaan yang menggunakan informasi dari produk dan
rencana penjualan untuk merencanakan laju produksi dan tingkat persediaan
pada periode tertentu. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi
antara top management dan manufaktur. Perencanaan produksi merupakan
pegangan untuk merancang jadwal induk produksi.

Dalam melakukan perencanaan produksi dapat digunakan beberapa strategi


sebagai langkah untuk memperoleh rencana yang baik yaitu dengan melakukan
manipulasi persediaan, laju produksi, jumlah tenaga kerja, kapasitas atau
variabel terkendali lainnya. Narasimhan, et.al, (1995) membagi strategi dalam
perencanaan produksi kedalam dua jenis strategi, yaitu:

1. Strategi Murni
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Strategi murni merupakan strategi yang digunakan ketika melakukan variasi


terhadap salah satu variabel pada suatu waktu untuk mengatasi perubahan laju
produksi. Strategi ini terdiri dari beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti
mengendalikan jumlah persediaan, mengendalikan jumlah tenaga kerja,
subkontrak dan mempengaruhi permintaan.

2. Strategi Campuran

Strategi campuran melibatkan penggunaan dua atau lebih strategi murni untuk
memperoleh rencana produksi yang layak. Strategi ini bisa mencakup
pencampuran antara subkontrak dan overtime atau overtime dan inventory. Ketika
suatu perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi
yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang
bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang
dihadapinya, dibutuhkan informasi mengenai penjadwalan induk dari bagian
pengendalian produksi dan bagian pemasaran yang mencakup beberapa
kebijaksanaan perubahan dan prosedur pengoperasian.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Untuk mengoptimalkan rencana produksi, perlu meninjau beberapa struktur biaya


yang terlibat, yaitu (Narasimhan, et.al., 1995):

1. Penggajian reguler dan biaya lembur

Sebagian besar biaya waktu produksi yang teratur digunakan sebagai upah untuk
tenaga kerja regular, perusahaan berusaha untuk mempertahankan ukuran tenaga
kerja yang konstan karena tekanan sosial, opini publik, kontrak serikat dan
tingginya biaya pelatihan dan pesangon terkait dengan perubahan dalam tenaga
kerja. Keadaan ini, biaya tenaga kerja menjadi konstan. Biaya simpan rendah
ketika fasilitas dioperasikan pada tingkat optimal. Biaya meningkat ketika
dioperasikan di bawah kapasitas yang dirancang.

2. Biaya perubahan tingkat produksi

Biaya ini dapat dikaitkan terutama dengan perubahan ukuran angkatan kerja biaya
perekrutan dan PHK. Apabila ukuran angkatan kerja meningkat, menimbulkan
biaya perekrutan, pelatihan, dan kemungkinan reorganisasi, sehingga menurunkan
produktivitas pada periode awal. Biaya ini biasanya diikuti oleh biaya
kemerosotan moral kerja dan kemungkinan penurunan produktivitas, karena
kapasitas fasilitas produksi tetap maka penurunan produktivitas mungkin akan
terjadi jika dilakukan penambahan tenaga kerja tanpa disertai dengan penambahan
peralatan produksi.

3. Biaya persediaan, back order dan kekurangan

Tingkat persediaan agregat optimal mampu mengantisipasi timbulnya kenaikan


permintaan pada waktu tertentu. Total persediaan untuk semua item diperoleh
dengan menjumlahkan biaya barang persediaan individu. Jika kehilangan
penjualan terjadi terlalu sering, mungkin memberikan jalan yang mudah untuk
kompetisi, dan karenanya biaya bisa tinggi. Biaya penjualan yang hilang sangat
sulit untuk diperkirakan. Biaya subkontrak mungkin tidak menguntungkan, karena
kontraktor dapat mengenakan harga yang lebih tinggi. Subkontrak juga dapat membuka
pintu untuk kompetisi. Hal ini akan sulit dalam menemukan pemasok terpercaya yang
memberikan pada waktu yang tepat. Kesulitan dalam peramalan jumlah yang tepat bisa
mengakibatkan persediaan atau kekurangan biaya yang berlebihan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Strategi murni dapat digunakan dengan beberapa rencana sebagai berikut


(Narasimhan, et.al., 1995):

1. Variasi ukuran tenaga kerja. Permintaan dapat dipenuhi tepat dengan


memvariasikan ukuran tenaga kerja. Rencana ini melibatkan
mempekerjakan dan memecat seperlunya. Tingkat produksi akan sama
dengan jumlah permintaan.

2. Mengubah tingkat persediaan. Perusahaan ingin menghindari sering


adanya perekrutan dan PHK. Perusahaan mungkin memilih tingkat
produksi sebesar permintaan rata-rata dan memenuhi variasi
permintaan dengan mengadakan persediaan.

3. Subkontrak. Perusahaan mungkin lebih memilih untuk menghasilkan


jumlah yang sama dengan persyaratan terendah dan memenuhi seluruh
permintaan oleh subkontrak.

4. Strategi campuran. Suatu perusahaan mungkin menggabungkan


strategi murni, sehingga merancang sebuah strategi campuran. Strategi
campuran ini bervariasi, kapasitas produksi naik atau turun karena
permintaan agregat bervariasi.

2.3.1 Pengertian Perencanaan Produksi

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses produksi adalah menyusun
suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dimasa
yang akan datang perencanaan ini penting untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan perkembangan perusahaan. Perencanaan yang baik maka segala
kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar, serta seefektif dan seefisien
mungkin. Assauri (1998), mendefinisikan perencanaan produksi adalah
perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya mengenai orang-orang, bahan-
bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang diperlukan untuk
memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai
dengan yang diperkirakan atau diramalkan. Menurut Koontz, et.al, (1990),
mengenai pendapatnya tentang perencanaan produksi meliputi pemulihan misi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

dan tujuan organisasi juga tindakan-tindakan untuk mencapai misi dan tujuan
tersebut. Semuanya itu membutuhkan keputusan yaitu memilih dari berbagai
alternatif tindakan dimasa yang akan datang perencanaan harus memberikan
pendekatan yang rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan


produksi merupakan pengolahan terhadap faktor-faktor produksi seperti bahan
baku, tenaga kerja, modal dan peralatan sehingga dalam proses produksi suatu
barang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik itu
mengenai suatu barang, maupun jumlah dan waktu yang telah ditetapkan, dengan
biaya yang optimal.

2.3.2 Tujuan Perencanaan Produksi

Perencanaan mengandung pengertian adanya penentuan tindakan dimuka


sebelum suatu kegiatan dilakukan, karena adanya ketidakpastian dimasa yang
akan datang. Melalui perencanaan diharapkan risiko ketidakpastian tersebut
berkurang. Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai tingkat / level keuntungan (profit) yang tertentu.


Misalnya, berapa hasil (output) yang diproduksi supaya dapat di capai
tingkat / level yang diinginkan dan tingkat persentase tertentu dari
keuntungan (profit) setahun terhadap penjualan (sales) yang diinginkan.

2. Untuk menguasai pasar tertentu, sebagai hasil atau output perusahaan


ini tetap mempunyai pangsa pasar (Market Share) tertentu.

3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik dapat bekerja pada


tingkat efisiensi tertentu.

4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan


kesempatan kerja yang sudah ada tetap pada tingkatnya dan
berkembang.

5. Untuk menggunakan sebaik-baiknya (efesien) fasilitas yang sudah ada


pada perusahaan yang bersangkutan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2.3.3 Faktor–faktor yang mempengaruhi Perencanaan Produksi

Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan produksi harus diperhatikan faktor-


faktor yang mempengaruhi proses produksi maupun kegiatan selanjutnya.
Menurut Assauri (1998), secara garis besar faktor–faktor yang mempengaruhi
perencanaan produksi dibagi menjadi:

1. Faktor internal, merupakan faktor–faktor yang berada dalam kekuasaan


pimpinan perusahaan yang meliputi,

a. Kapasitas mesin dan peralatan.


b. Produksi tenaga kerja.
c. Kemampuan pengadaan dan penyediaan
d. dan sebagainya.

2. Faktor eksternal, merupakan faktor-faktor yang datangnya dari luar


perusahaan yang berada diluar kekuasaan pimpinan perusahaan yang meliputi,

a. Kebijakan pemerintah.
b. Inflasi
c. Bencana alam.
d. dan sebagainya

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam produksi di samping apa


yang telah disebut diatas, antara lain adalah:

a. Sifat proses produksi.


b. Jenis dan mutu dari barang yang diproduksi
c. Sifat dari barang yang diproduksi apakah barang baru atau barang lama.

2.3.4 Perancangan Kapasitas

Kapasitas adalah kemampuan pembatasan dari unit produksi untuk berproduksi


dalam waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output)
per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar
lebih jelas, yaitu:

1. Kapasitas desain, menunjukkan keluaran maksimum pada kondisi


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

ideal dimana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk


yang rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin.

2. Kapasitas efektif, menunjukkan keluaran maksimum pada tingkat


operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah
daripada kapasitas desain.

3. Kapasitas aktual, menunjukkan keluaran nyata yang dapat dihasilkan


oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus
diusahakan sama dengan kapasitas efektif.

Dalam kaitannya dengan definisi diatas, maka perencanaan kapasitas berusaha


untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimasi ongkos
fasilitas produksi, dengan kata lain keputusan-keputusan yang menyangkut
kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis fasilitas
produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilitasnya.

Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat yaitu utilisasi dan efisiensi.
Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai.
Efisiensi adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai.
Bagaimana fasilitas digunakan dan dikelola akan menentukan sulit tidaknya
mencapai 100% efisiensi. Manajer operasi cenderung dievaluasi pada tingkat
efisiensinya.

Proses dalam perencanaan kapasitas dapat diringkas sebagai berikut:

1. Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari


teknologi, persaingan dan lainnya.

2. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik.

3. Menyusun pilihan rencana kapasitas yang berhubungan dengan


kebutuhan itu.

4. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.


2.3.5 Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule)

Master production schedule (MPS) merupakan suatu set perencanaan yang


mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu).

Ada empat fungsi utama dari MPS, yaitu :

a. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem


perencanaan kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity
requirements planning).

b. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production


and purchase orders) untuk item-item MPS.

c. Memberikan landasan untuk menentukan kebutuhan sumber daya dan


kapasitas melalui Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

d. Memberikan dasar untuk pembuatan janji tentang pengiriman produk


(delivery promise) kepada pelanggan.

Master Production Schedule (MPS) memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

a. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen.

b. Efesiensi dalam penggunaan sumber daya produksi.

c. Mencapai target tingkat produksi

Ada beberapa faktor-faktor utama yang menentukan proses MPS, yaitu:

a. Lingkungan manufaktur. Lingkungan manufaktur yang umumnya


dipertimbangkan ketika akan mendesain adalah make to stock, make
to order dan assemble to order.

b. Struktur organisasi. Struktur organisasi didefinisikan sebagai cara


komponen- komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama
proses manufaktur.

c. Horizon prencanaan. Horizon Perencanaan adalah jangka waktu


Perencanaan yang akan dipakai. Panjang horizon Perencanaan adalah
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

kumulatif lead time ditambah beberapa saat untuk dilihat hasilnya.

d. Pemeliharaan item-item MPS. Pemeliharaan item-item ini sangat


penting karena tidak hanya mempengaruhi bagaimana MPS
beroperasi, tetapi juga mempengaruhi bagaimana sistem Perencanaan
dan pengendalian operasi manufaktur secara keseluruhan. Kriteria
dasar yang mengatur Pemilihan item- item dalam MPS, yaitu:

1) Item-item yang dijadwalkan merupakan produk akhir.

2) Jumlah item-item MPS seharusnya sedikit.

3) Seharusnya memungkinkan untuk meramalkan permintaan dari


item-item MPS.

4) Item-item MPS harus memudahkan dalam penerjemahan pesanan-


pesanan pelanggan ke dalam pembuatan produk yang akan dikirim

2.3.1 Hasil Perhitungan Disagregasi

Disagregasi dilakukan dengan mengolah data agregasi yang sudah dihitung


demand peramalannya. Disagregasi menghasilkan data jumlah unit produk Meja
dan Kursi secara terpisah. Berikut hasil Disagregasi Data Perusahaan dan Data
Pesaing.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

A. Disagregasi Data Perusahaan


Tabel 2.10 Hasil Disagregasi Data Perusahaan
Disagregasi Perusahaan
Meja Kursi
Proporsi 0.80 Harga Rp 455,000 Proporsi 0.20 Harga Rp 360,000
Periode Demand Disagregasi Unit Produksi Periode Demand Disagregasi Unit Produksi
1 Rp 163,017,079,445 Rp 130,413,663,556 286,624 1 Rp 163,017,079,445 Rp 32,603,415,889 90,566
2 Rp 164,304,960,000 Rp 131,443,968,000 288,888 2 Rp 164,304,960,000 Rp 32,860,992,000 91,281
3 Rp 165,592,840,556 Rp 132,474,272,445 291,153 3 Rp 165,592,840,556 Rp 33,118,568,111 91,997
4 Rp 166,880,721,112 Rp 133,504,576,890 293,417 4 Rp 166,880,721,112 Rp 33,376,144,222 92,712
5 Rp 168,168,601,667 Rp 134,534,881,334 295,682 5 Rp 168,168,601,667 Rp 33,633,720,333 93,428
6 Rp 169,456,482,223 Rp 135,565,185,778 297,946 6 Rp 169,456,482,223 Rp 33,891,296,445 94,143
7 Rp 170,744,362,778 Rp 136,595,490,222 300,210 7 Rp 170,744,362,778 Rp 34,148,872,556 94,858
8 Rp 172,032,243,334 Rp 137,625,794,667 302,475 8 Rp 172,032,243,334 Rp 34,406,448,667 95,574
9 Rp 173,320,123,889 Rp 138,656,099,111 304,739 9 Rp 173,320,123,889 Rp 34,664,024,778 96,289
10 Rp 174,608,004,445 Rp 139,686,403,556 307,004 10 Rp 174,608,004,445 Rp 34,921,600,889 97,005
11 Rp 175,895,885,000 Rp 140,716,708,000 309,268 11 Rp 175,895,885,000 Rp 35,179,177,000 97,720
12 Rp 177,183,765,556 Rp 141,747,012,445 311,532 12 Rp 177,183,765,556 Rp 35,436,753,111 98,436
13 Rp 178,471,646,112 Rp 142,777,316,890 313,797 13 Rp 178,471,646,112 Rp 35,694,329,222 99,151
14 Rp 179,759,526,667 Rp 143,807,621,334 316,061 14 Rp 179,759,526,667 Rp 35,951,905,333 99,867
15 Rp 181,047,407,223 Rp 144,837,925,778 318,326 15 Rp 181,047,407,223 Rp 36,209,481,445 100,582
16 Rp 182,335,287,778 Rp 145,868,230,222 320,590 16 Rp 182,335,287,778 Rp 36,467,057,556 101,298
17 Rp 183,623,168,334 Rp 146,898,534,667 322,854 17 Rp 183,623,168,334 Rp 36,724,633,667 102,013
18 Rp 184,911,048,889 Rp 147,928,839,111 325,119 18 Rp 184,911,048,889 Rp 36,982,209,778 102,729
19 Rp 186,198,929,445 Rp 148,959,143,556 327,383 19 Rp 186,198,929,445 Rp 37,239,785,889 103,444
20 Rp 187,486,810,000 Rp 149,989,448,000 329,648 20 Rp 187,486,810,000 Rp 37,497,362,000 104,160
21 Rp 188,774,690,556 Rp 151,019,752,445 331,912 21 Rp 188,774,690,556 Rp 37,754,938,111 104,875
22 Rp 190,062,571,112 Rp 152,050,056,890 334,176 22 Rp 190,062,571,112 Rp 38,012,514,222 105,591
23 Rp 191,350,451,667 Rp 153,080,361,334 336,441 23 Rp 191,350,451,667 Rp 38,270,090,333 106,306
24 Rp 192,638,332,223 Rp 154,110,665,778 338,705 24 Rp 192,638,332,223 Rp 38,527,666,445 107,022
25 Rp 193,926,212,778 Rp 155,140,970,222 340,970 25 Rp 193,926,212,778 Rp 38,785,242,556 107,737
26 Rp 195,214,093,334 Rp 156,171,274,667 343,234 26 Rp 195,214,093,334 Rp 39,042,818,667 108,453
27 Rp 196,501,973,889 Rp 157,201,579,111 345,498 27 Rp 196,501,973,889 Rp 39,300,394,778 109,168
28 Rp 197,789,854,445 Rp 158,231,883,556 347,763 28 Rp 197,789,854,445 Rp 39,557,970,889 109,884
29 Rp 199,077,735,000 Rp 159,262,188,000 350,027 29 Rp 199,077,735,000 Rp 39,815,547,000 110,599
30 Rp 200,365,615,556 Rp 160,292,492,445 352,292 30 Rp 200,365,615,556 Rp 40,073,123,111 111,315
31 Rp 201,653,496,112 Rp 161,322,796,890 354,556 31 Rp 201,653,496,112 Rp 40,330,699,222 112,030
32 Rp 202,941,376,667 Rp 162,353,101,334 356,821 32 Rp 202,941,376,667 Rp 40,588,275,333 112,746
33 Rp 204,229,257,223 Rp 163,383,405,778 359,085 33 Rp 204,229,257,223 Rp 40,845,851,445 113,461
34 Rp 205,517,137,778 Rp 164,413,710,222 361,349 34 Rp 205,517,137,778 Rp 41,103,427,556 114,177
35 Rp 206,805,018,334 Rp 165,444,014,667 363,614 35 Rp 206,805,018,334 Rp 41,361,003,667 114,892
36 Rp 208,092,898,889 Rp 166,474,319,111 365,878 36 Rp 208,092,898,889 Rp 41,618,579,778 115,608
37 Rp 209,380,779,445 Rp 167,504,623,556 368,143 37 Rp 209,380,779,445 Rp 41,876,155,889 116,323
38 Rp 210,668,660,000 Rp 168,534,928,000 370,407 38 Rp 210,668,660,000 Rp 42,133,732,000 117,039
39 Rp 211,956,540,556 Rp 169,565,232,445 372,671 39 Rp 211,956,540,556 Rp 42,391,308,111 117,754
40 Rp 213,244,421,112 Rp 170,595,536,890 374,936 40 Rp 213,244,421,112 Rp 42,648,884,222 118,470
41 Rp 214,532,301,667 Rp 171,625,841,334 377,200 41 Rp 214,532,301,667 Rp 42,906,460,333 119,185
42 Rp 215,820,182,223 Rp 172,656,145,778 379,465 42 Rp 215,820,182,223 Rp 43,164,036,445 119,901
43 Rp 217,108,062,778 Rp 173,686,450,222 381,729 43 Rp 217,108,062,778 Rp 43,421,612,556 120,616
44 Rp 218,395,943,334 Rp 174,716,754,667 383,993 44 Rp 218,395,943,334 Rp 43,679,188,667 121,332
45 Rp 219,683,823,889 Rp 175,747,059,111 386,258 45 Rp 219,683,823,889 Rp 43,936,764,778 122,047
46 Rp 220,971,704,445 Rp 176,777,363,556 388,522 46 Rp 220,971,704,445 Rp 44,194,340,889 122,763
47 Rp 222,259,585,000 Rp 177,807,668,000 390,787 47 Rp 222,259,585,000 Rp 44,451,917,000 123,478
48 Rp 223,547,465,556 Rp 178,837,972,445 393,051 48 Rp 223,547,465,556 Rp 44,709,493,111 124,194
49 Rp 224,835,346,112 Rp 179,868,276,890 395,315 49 Rp 224,835,346,112 Rp 44,967,069,222 124,909
50 Rp 226,123,226,667 Rp 180,898,581,334 397,580 50 Rp 226,123,226,667 Rp 45,224,645,333 125,625
51 Rp 227,411,107,223 Rp 181,928,885,778 399,844 51 Rp 227,411,107,223 Rp 45,482,221,445 126,340
52 Rp 228,698,987,778 Rp 182,959,190,222 402,109 52 Rp 228,698,987,778 Rp 45,739,797,556 127,055
53 Rp 229,986,868,334 Rp 183,989,494,667 404,373 53 Rp 229,986,868,334 Rp 45,997,373,667 127,771
54 Rp 231,274,748,889 Rp 185,019,799,111 406,637 54 Rp 231,274,748,889 Rp 46,254,949,778 128,486
55 Rp 232,562,629,445 Rp 186,050,103,556 408,902 55 Rp 232,562,629,445 Rp 46,512,525,889 129,202
56 Rp 233,850,510,000 Rp 187,080,408,000 411,166 56 Rp 233,850,510,000 Rp 46,770,102,000 129,917
57 Rp 235,138,390,556 Rp 188,110,712,445 413,431 57 Rp 235,138,390,556 Rp 47,027,678,111 130,633
58 Rp 236,426,271,112 Rp 189,141,016,890 415,695 58 Rp 236,426,271,112 Rp 47,285,254,222 131,348
59 Rp 237,714,151,667 Rp 190,171,321,334 417,959 59 Rp 237,714,151,667 Rp 47,542,830,333 132,064
60 Rp 239,002,032,223 Rp 191,201,625,778 420,224 60 Rp 239,002,032,223 Rp 47,800,406,445 132,779

(Sumber: Pengolahan Data)

Contoh Perhitungan:

Harga Meja = Rp. 445.000 / unit


Harga Kursi = Rp. 360.000 / unit
Proporsi Meja = 84%
Proporsi Kursi = 16%
1. Disagregasi Meja pada Data Perusahaan periode 1.

Demand x Proporsi Meja = Rp. 163.696.912.380 x 0.84 =

Rp. 137.505.406.400

2. Jumlah unit Meja pada Data Perusahaan periode 1.


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Disagregasi Rp.137.505.406.400
Harga Meja= Rp.9 6.000 = 148494 unit

3. Disagregasi Kursi pada Data Perusahaan periode 1.

Demand x Proporsi Kursi = Rp. 163.696.912.380 x 0.16 =

Rp. 26.191.505.981

4. Jumlah unit Kursi pada Data Perusahaan periode 1.

Disagregasi Rp. 6.191.505.981


Harga Kursi= Rp.33 .000 = 78891 unit

C. Disagregasi Data Pesaing


Contoh Perhitungan:

Harga Meja = Rp. 926.000 / unit


Harga Kursi = Rp. 332.000 / unit
Proporsi Meja = 84%
Proporsi Kursi = 16%
1. Disagregasi Meja pada Data Pesaing periode 1.

Demand x Proporsi Meja = Rp. 103.953.480.831 x 0.84 =

Rp. 87.320.923.899

2. Jumlah unit Meja pada Data Pesaing periode 1.

Disagregasi Rp.87.3 0.9 3.899


Harga Meja= Rp.9 6.000 = 94300 unit

3. Disagregasi Kursi pada Data Pesaing periode 1.

Demand x Proporsi Kursi = Rp. 103.953.480.831 x 0.16 =

Rp. 16.632.556.933

4. Jumlah unit Kursi pada Data Pesaing periode 1.

Disagregasi Rp.16.63 .556.933


Harga Kursi= Rp.33 .000 = 50099 unit
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 2.11 Hasil Disagregasi Data Pesaing


Disagregasi Pesaing
Meja Kursi
Proporsi 0.80 Harga Rp 455,000 Proporsi 0.20 Harga Rp 360,000
Periode Demand Disagregasi Unit Produksi Periode Demand Disagregasi Unit Produksi
1 Rp 67,421,455,040 Rp 53,937,164,032 118,544 1 Rp 67,421,455,040 Rp 13,484,291,008 37,457
2 Rp 67,676,572,955 Rp 54,141,258,364 118,992 2 Rp 67,676,572,955 Rp 13,535,314,591 37,599
3 Rp 67,931,690,870 Rp 54,345,352,696 119,441 3 Rp 67,931,690,870 Rp 13,586,338,174 37,740
4 Rp 68,186,808,785 Rp 54,549,447,028 119,889 4 Rp 68,186,808,785 Rp 13,637,361,757 37,882
5 Rp 68,441,926,700 Rp 54,753,541,360 120,338 5 Rp 68,441,926,700 Rp 13,688,385,340 38,024
6 Rp 68,697,044,615 Rp 54,957,635,692 120,787 6 Rp 68,697,044,615 Rp 13,739,408,923 38,166
7 Rp 68,952,162,531 Rp 55,161,730,025 121,235 7 Rp 68,952,162,531 Rp 13,790,432,506 38,307
8 Rp 69,207,280,446 Rp 55,365,824,357 121,684 8 Rp 69,207,280,446 Rp 13,841,456,089 38,449
9 Rp 69,462,398,361 Rp 55,569,918,689 122,132 9 Rp 69,462,398,361 Rp 13,892,479,672 38,591
10 Rp 69,717,516,276 Rp 55,774,013,021 122,581 10 Rp 69,717,516,276 Rp 13,943,503,255 38,732
11 Rp 69,972,634,191 Rp 55,978,107,353 123,029 11 Rp 69,972,634,191 Rp 13,994,526,838 38,874
12 Rp 70,227,752,106 Rp 56,182,201,685 123,478 12 Rp 70,227,752,106 Rp 14,045,550,421 39,016
13 Rp 70,482,870,021 Rp 56,386,296,017 123,926 13 Rp 70,482,870,021 Rp 14,096,574,004 39,158
14 Rp 70,737,987,936 Rp 56,590,390,349 124,375 14 Rp 70,737,987,936 Rp 14,147,597,587 39,299
15 Rp 70,993,105,851 Rp 56,794,484,681 124,824 15 Rp 70,993,105,851 Rp 14,198,621,170 39,441
16 Rp 71,248,223,766 Rp 56,998,579,013 125,272 16 Rp 71,248,223,766 Rp 14,249,644,753 39,583
17 Rp 71,503,341,681 Rp 57,202,673,345 125,721 17 Rp 71,503,341,681 Rp 14,300,668,336 39,725
18 Rp 71,758,459,596 Rp 57,406,767,677 126,169 18 Rp 71,758,459,596 Rp 14,351,691,919 39,866
19 Rp 72,013,577,511 Rp 57,610,862,009 126,618 19 Rp 72,013,577,511 Rp 14,402,715,502 40,008
20 Rp 72,268,695,426 Rp 57,814,956,341 127,066 20 Rp 72,268,695,426 Rp 14,453,739,085 40,150
21 Rp 72,523,813,341 Rp 58,019,050,673 127,515 21 Rp 72,523,813,341 Rp 14,504,762,668 40,292
22 Rp 72,778,931,256 Rp 58,223,145,005 127,963 22 Rp 72,778,931,256 Rp 14,555,786,251 40,433
23 Rp 73,034,049,171 Rp 58,427,239,337 128,412 23 Rp 73,034,049,171 Rp 14,606,809,834 40,575
24 Rp 73,289,167,087 Rp 58,631,333,670 128,861 24 Rp 73,289,167,087 Rp 14,657,833,417 40,717
25 Rp 73,544,285,002 Rp 58,835,428,002 129,309 25 Rp 73,544,285,002 Rp 14,708,857,000 40,858
26 Rp 73,799,402,917 Rp 59,039,522,334 129,758 26 Rp 73,799,402,917 Rp 14,759,880,583 41,000
27 Rp 74,054,520,832 Rp 59,243,616,666 130,206 27 Rp 74,054,520,832 Rp 14,810,904,166 41,142
28 Rp 74,309,638,747 Rp 59,447,710,998 130,655 28 Rp 74,309,638,747 Rp 14,861,927,749 41,284
29 Rp 74,564,756,662 Rp 59,651,805,330 131,103 29 Rp 74,564,756,662 Rp 14,912,951,332 41,425
30 Rp 74,819,874,577 Rp 59,855,899,662 131,552 30 Rp 74,819,874,577 Rp 14,963,974,915 41,567
31 Rp 75,074,992,492 Rp 60,059,993,994 132,000 31 Rp 75,074,992,492 Rp 15,014,998,498 41,709
32 Rp 75,330,110,407 Rp 60,264,088,326 132,449 32 Rp 75,330,110,407 Rp 15,066,022,081 41,851
33 Rp 75,585,228,322 Rp 60,468,182,658 132,898 33 Rp 75,585,228,322 Rp 15,117,045,664 41,992
34 Rp 75,840,346,237 Rp 60,672,276,990 133,346 34 Rp 75,840,346,237 Rp 15,168,069,247 42,134
35 Rp 76,095,464,152 Rp 60,876,371,322 133,795 35 Rp 76,095,464,152 Rp 15,219,092,830 42,276
36 Rp 76,350,582,067 Rp 61,080,465,654 134,243 36 Rp 76,350,582,067 Rp 15,270,116,413 42,417
37 Rp 76,605,699,982 Rp 61,284,559,986 134,692 37 Rp 76,605,699,982 Rp 15,321,139,996 42,559
38 Rp 76,860,817,897 Rp 61,488,654,318 135,140 38 Rp 76,860,817,897 Rp 15,372,163,579 42,701
39 Rp 77,115,935,812 Rp 61,692,748,650 135,589 39 Rp 77,115,935,812 Rp 15,423,187,162 42,843
40 Rp 77,371,053,727 Rp 61,896,842,982 136,038 40 Rp 77,371,053,727 Rp 15,474,210,745 42,984
41 Rp 77,626,171,642 Rp 62,100,937,314 136,486 41 Rp 77,626,171,642 Rp 15,525,234,328 43,126
42 Rp 77,881,289,558 Rp 62,305,031,646 136,935 42 Rp 77,881,289,558 Rp 15,576,257,912 43,268
43 Rp 78,136,407,473 Rp 62,509,125,978 137,383 43 Rp 78,136,407,473 Rp 15,627,281,495 43,410
44 Rp 78,391,525,388 Rp 62,713,220,310 137,832 44 Rp 78,391,525,388 Rp 15,678,305,078 43,551
45 Rp 78,646,643,303 Rp 62,917,314,642 138,280 45 Rp 78,646,643,303 Rp 15,729,328,661 43,693
46 Rp 78,901,761,218 Rp 63,121,408,974 138,729 46 Rp 78,901,761,218 Rp 15,780,352,244 43,835
47 Rp 79,156,879,133 Rp 63,325,503,306 139,177 47 Rp 79,156,879,133 Rp 15,831,375,827 43,977
48 Rp 79,411,997,048 Rp 63,529,597,638 139,626 48 Rp 79,411,997,048 Rp 15,882,399,410 44,118
49 Rp 79,667,114,963 Rp 63,733,691,970 140,075 49 Rp 79,667,114,963 Rp 15,933,422,993 44,260
50 Rp 79,922,232,878 Rp 63,937,786,302 140,523 50 Rp 79,922,232,878 Rp 15,984,446,576 44,402
51 Rp 80,177,350,793 Rp 64,141,880,634 140,972 51 Rp 80,177,350,793 Rp 16,035,470,159 44,543
52 Rp 80,432,468,708 Rp 64,345,974,966 141,420 52 Rp 80,432,468,708 Rp 16,086,493,742 44,685
53 Rp 80,687,586,623 Rp 64,550,069,298 141,869 53 Rp 80,687,586,623 Rp 16,137,517,325 44,827
54 Rp 80,942,704,538 Rp 64,754,163,630 142,317 54 Rp 80,942,704,538 Rp 16,188,540,908 44,969
55 Rp 81,197,822,453 Rp 64,958,257,962 142,766 55 Rp 81,197,822,453 Rp 16,239,564,491 45,110
56 Rp 81,452,940,368 Rp 65,162,352,294 143,214 56 Rp 81,452,940,368 Rp 16,290,588,074 45,252
57 Rp 81,708,058,283 Rp 65,366,446,626 143,663 57 Rp 81,708,058,283 Rp 16,341,611,657 45,394
58 Rp 81,963,176,198 Rp 65,570,540,958 144,112 58 Rp 81,963,176,198 Rp 16,392,635,240 45,536
59 Rp 82,218,294,114 Rp 65,774,635,291 144,560 59 Rp 82,218,294,114 Rp 16,443,658,823 45,677
60 Rp 82,473,412,029 Rp 65,978,729,623 145,009 60 Rp 82,473,412,029 Rp 16,494,682,406 45,819

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2.4 PEMASARAN

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai dengan sukses. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu upaya dan pemasaran merupakan
salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan pemasaran
merupakan strategi yang berupaya untuk mendapatkan keuntungan atau
mencapai tujuan perusahaan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan
konsumen. Pemasaran merupakan salah satu strategi yang menghubungkan
produsen dengan konsumen sehingga memudahkan produsen untuk mencapai
tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Tujuan
dari setiap perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa adalah
menyampaikan hasil produksinya pada waktu yang tepat. Hal ini bukanlah hal
yang mudah mengingat semakin banyaknya pesaing yang memproduksi
beranekaragam produk yang dibutuhkan dan dinginkan oleh konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu strategi yang dapat membantu perusahaan dalam
memenangkan persaingan. Menurut Kotler dan Keller (2008:5), pemasaran
adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan
pihak lain”.

Strategi Pemasaran

Pemasaran tidak terbatas pada proses penjualan barang, jasa atau ide saja. Tetapi
pemasaran menggunakan berbagai strategi dalam menyampaikan nilai dan
kegunaan kepada konsumen. Menurut Tjiptono (2008:5), pemasaran bertujuan
untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh
karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangkan strategi.
Assauri (2007:168) mengemukakan pendapat, strategi pemasaran adalah
serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah
kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-
masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

berubah. Strategi pemasaran memegang peranan penting dalam rencana


pemasaran suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Dengan
demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan
terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap
kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran. Dalam hal ini dibutuhkan
dunia bagian yang sangat penting dan saling berkaitan, untuk mencapai
keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu
sasaran pasar yang dituju

(target market) dan acuan pemasaran yang dijalankan (marketing mix) untuk
sasaran pasar tersebut. Dalam rencana strategi pemasaran perusahaan terdapat
landasan strategi di dalam pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan
strategi produk-pasar (product market strategy), yaitu produk yang akan
dipasarkan perusahaan dan pasar yang dilayani perusahaan (Assauri 2007:187).

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran dari sudut
pandang penjual:

1. Tempat yang strategis (place)

2. Produk yang bermutu (product)

3. Harga yang kompetitif (price)

4. Promosi yang gencar

(promotion) Dari sudut pandang

konsumen:

1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants)

2. Biaya konsumen (cost to the customer)

3. Kenyamanan (convenience)

4. Komunikasi (comunication)

2.5 KAPASITAS PRODUK TERPASANG

Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi


dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output)
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar
lebih jelas, yaitu:

1. Kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di


mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau
cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb.
2. Kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi
tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas
desain.
3. Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh
fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan
sama dengan kapasitas efektif.

Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha


untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas
produksi. Dengan kata lain, keputusan-keputusan yang menyangkut kapasitas
produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis fasilitas produksi
tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya.

2.5.1 Ukuran Kapasitas

Apabila satu output homogen, satuan kapasitasnya jelas. Misalnya, sebagai satuan
output pabrik mobil menggunakan jumlah mobil, pabrik bir menggunakan jumlah
krat botol bir, dan pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan megawatt listrik.

Kalau satuan output itu berbeda-beda, biasanya digunakanlah ukuran pembatas


pada kemampuan peralatannya sebagai ukuran kapasitas.

2.5.2 Proses Perencanaan Kapasitas

Proses dalam perencanaan kapasitas dapat diringkaskan sebagai berikut:

1. Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari


teknologi, persaingan dan lainnya.
2. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik.
3. Menyusun pilihan rencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

itu.
4. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.
5. Meninjau risiko dan pengaruh strategi pada pilihan rencana
6. memutuskan rencana pelaksanaan

2.5.3 Perhitungan Ketersediaan Kapasitas

Rumus yang biasanya digunakan untuk menghitung ketersediaan kapasitas

ialah: Kapasitas tersedia = Waktu tersedia + Efisiensi + Utilisasi

Kenyataannya, kapasitas ialah suatu bilangan acak. Jam kerja dapat dianggap
konstan, misalnya 40 jam per minggu walau tingkat efisiensi dan utulisasi dapat
dianggap acak. Utilisasi merupakan variable acak karena sebuah mesin dapat saja
idle karena rusak, atau karena pekerjaan absent, atau karena tidak ada pekerjaan
yang dilakukan. Efisiensi adalah bilangan acak karena kita tidak dapat
menyamaratakan kecepatan kerja satu pekerja dengan pekerja lainnya. Tingkat
efisiensi akan sangat tergantung pada keahlian / keterampilan pekerjanya.

Tingkat utilisasi tidak mudah dihitung. Dua variabel yang secara implisit ada di
dalam tingkat utilisasi, yaitu idle akibat kegiatan perawatan dan idle akibat pekerja
absen. Idealnya tingkat absensi dan kerusakan mesin adalah nol, tetapi praktis hal
ini tidak mungkin terjadi. Untuk itu perlu disadari bahwa besaran kapasitas tidak
mungkin dinyatakan dalam satuan absolut / mutlak, tetapi hanya merupakan nilai
perkiraan saja.

2.5.4 Strategi Pemenuhan Kapasitas

Tindakan atau strategi untuk memenuhi kekurangan kapasitas, dapat berupa


penyesuaian rencana produksi, penambahan mesin atau subkontrak yang masing –
masing memiliki kelebihan/kelemahan sendir-sendiri:

Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat dipenuhi dengan
peningkatan jumlah tenaga kerja. Produksi dikendalikan dengan merekrut tenaga
kerja baru sesuai kebutuhan.

Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula digunakan strategi
variasi jam kerja, misalnya lembur. Kecepatan produksi diatur dengan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat diketahui dengan pasti,
tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenagakerjaan. Variasi lainnya ialah
penambahan shift kerja sehingga untuk satu lintas produksi yang sama kapasitas
dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga kali lipat sesuai jumlah shift.

Cara lain yang sering ditempuh ialah subkontrak, yaitu dengan menggunakan jasa
subkontraktor. Biaya yang timbul sebagai akibat subkontrak ini ialah perbedaan
harga satuan produk antara subkontraktor dengan harga satuan perusahaan.

Alternatif pembelian mesin merupakan alternatif terakhir yang dapat dipilih


seorang perencana produksi. Alternatif ini akan memberikan peningkatan
kapasitas yang paling tinggi, tetapi seringkali dibatasi oleh ketersediaan mesin
tersebut serta waktu pengadaan yang lama, sehingga tidak dapat digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan kapasitas mendesak.

2.5.1 Hasil Kapasitas Produksi Terpasang

Kapasitas Produksi Terpasang per jam dilakukan pada pengolahan data untuk 5
tahun ke depan. Nilai KPT terbesar di antara % tahun tersebut yang akan di pilih.

Harga Meja = Rp. 926.000 / unit


Harga Kursi = Rp. 332.000 / unit
Proporsi Meja = 84%
Proporsi Kursi = 16%
Market Share = 25%
Jumlah hari kerja dalam setahun = 240
hari Jam kerja dalam sehari = 8 jam
Jumlah jam kerja dalam setahun = 240 x 8 = 1920
A. KPT (Kapasitas Produksi Terpasang per jam) Produk Meja
Tabel 2.12 Nilai KPT Produk Meja
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Meja
Tahun Demand Perusahaan Demand Pesaing Market Potensial Kapasitas Produksi KPT
2020 1,134,009 458,837 675,172 155,290 81
2021 1,237,038 479,247 757,791 174,292 91
2022 1,340,070 499,655 840,415 193,296 101
2023 1,443,102 520,065 923,037 212,299 111
2024 1,546,129 540,474 1,005,655 231,301 121
(Sumber: Pengolahan Data)

Contoh Perhitungan:

1. Demand Perusahaan

= Demand Disagregasi Perusahaan periode 1 + ... + Demand Disagergasi


Perusahaan Periode 12

= 148494 + 150211 + ... + 167379

= 1895238 unit

2. Demand Pesaing

= Demand Disagregasi Pesaing periode 1 + ... + Demand Disagergasi Pesaing


Periode 12
= 94300 + 94882 + ... + 100707
= 1170042 unit

3. Market Demand

= Demand Perusahaan – Demand Pesaing

= 1895238 – 1170042

= 725196 unit

4. Market Share

= 25%

5. Kapasitas Produksi

= Market Demand x Market Share

= 725196 x 25%
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

= 181299 unit

6. KPT (Kapasitas Produksi Terpasang)

Kapasitas Produksi
Jumlah jam kerja dalam setahun = 181299 / 1920 = 95 unit/jam
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

B. KPT (Kapasitas Produksi Terpasang per jam) Produk Kursi


Tabel 2.13 Nilai KPT Produk Kursi
Kursi
Tahun Demand Perusahaan Demand Pesaing Market Potensial Kapasitas Produksi KPT
2020 3,588,938 1,452,130 2,136,808 491,466 256
2021 3,915,012 1,516,722 2,398,290 551,607 288
2022 4,241,087 1,581,314 2,659,773 611,748 319
2023 4,567,162 1,645,907 2,921,255 671,889 350
2024 4,893,235 1,710,500 3,182,735 732,030 382

(Sumber: Pengolahan Data)

Contoh Perhitungan:

1. Demand Perusahaan

= Demand Disagregasi Perusahaan periode 1 + ... + Demand Disagergasi


Perusahaan Periode 12

= 78891 + 79803 + ... + 88923

= 1006884 unit

2. Demand Pesaing

= Demand Disagregasi Pesaing periode 1 + ... + Demand Disagergasi Pesaing


Periode 12

= 50099 + 50408 + ... + 53503

= 621607 unit

3. Market Demand

= Demand Perusahaan – Demand Pesaing

= 1006884 – 621607

= 385277 unit

4. Market Share

= 25%

5. Kapasitas Produksi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

= Market Demand x Market Share

= 385277 x 25%

= 96320 unit

6. KPT (Kapasitas Produksi Terpasang)

Kapasitas Produksi
Jumlah jam kerja dalam setahun = 96320 / 1920 = 51 unit/jam
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2.6 OPERATION PROCESS CHART (OPC)

Peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-


langkah proses yang akan dialami bahan-bahan baku mengenai urutan-urutan
operasi dan pemeriksaan dari tahap awal sampai menjadi produk jadi atau

komponen, dan memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisis


lebih lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin yang digunakan.

Peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan


pemeriksaan saja, biasanya pada akhir proses terdapat penyimpanan (storage).

Kegunaan Peta Proses Operasi:

1. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggurannya.


2. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

3.Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

4.Sebagai alat melakukan perbaikan cara kerja yang sedang

dipakai. 5.Sebagai alat untuk latihan kerja.

Prinsip Pembuatan Peta proses Operasi

1. Pada baris paling atas dinyatakan kepala “Peta Proses Operasi”. Diikuti
oleh identifikasi lain seperti: nama objek, nama pembuat peta, tanggal
dipetakan, sebagai usulan atau sekarang, nomor peta.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadinya pembuatan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut sesuai dengan proses yang terjadi
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6. Untuk memperoleh peta proses operasi yang baik, produk yang biasanya
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu.


Dipetakan dengan garis vertikal disebelah kanan halaman kertas.

2.6.1 Kegunaan Peta Proses Operasi

Berikut informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi kita
dapat memperoleh banyak manfaat, yaitu:
a) Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya.
b) Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan memperhitungkan
efisiensi tiap operasi dan pemeriksaan.
c) Menentukan tata letak pabrik.
d) Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.
e) Melatih cara kerja.
2.6.2 Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi

Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi yaitu:


a) Membuat judul Peta Proses Operasi dan identifikasi nama objek, nama
pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta, dan nomor gambar Material
yang digunakan ditempatkan di atas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
b) Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan
terjadinya perubahan proses.
c) Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk
tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi.
d) Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan
terlebih dahulu dan berarti dipetakan dengan garis vertikal di sebelah kanan
halaman kertas.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2.6.3 Hasil Operation Process Chart (OPC)

(Hasil Terlampir)

Gambar 2.1 Operation Process Chart (OPC)


(Sumber: Pengolahan Data)

2.7 ROUTING SHEET

Pengurutan produksi (routing sheet) adalah tabulasi langkah-langkah yang


dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu dari hal-
hal yang berkaitan. Pengurutan produksi menjadi tulang punggung kegiatan
produksi yang merupakan pengumpulan kembali semua data yang dikembangkan
oleh rekayasawan proses dan alat komunikasi pokok antara rekayasawan produk
dan orang produksi. Routing sheet ini sering disebut juga dengan lembar proses
atau lembar operasi (Apple, 1990).

Routing sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan
untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

sejumlah produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam perhitungan


routing sheet ini adalah urutan operasi dari setiap komponen, nama atau jenis
peralatan yang digunakan, persentase scrap dan efisiensi pabrik. Urutan operasi
pada routing sheet ini didasarkan pada urutan operasi yang ada pada peta proses
operasi.

2.7.1 Hasil Routing Sheet

A. Routing Sheet Meja

(Hasil Terlampir)

Tabel 2.14 Routing Sheet Meja


Produk Bahan Bahan Effisiensi Kebutuhan Mesin Kebutuhan Mesin
No. Operasi Deskripsi Mesin Toolling Waktu Operasi (Detik) Scrap
Mesin/jam Diminta Disiapkan Mesin Teori Aktual

Kaki Meja Kiri (100)


O - 101 Diukur dan Dipotong P = 450 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 10.00% 83 93 117 0.49 1.00
O - 102 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
Tiang Meja Kiri (200)
O - 201 Diukur dan Dipotong P = 578 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 3.70% 83 87 109 0.45 1.00
O - 202 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
Penyangga Tiang (300)
O - 301 Diukur dan Dipotong P = 516 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 5.40% 83 88 110 0.46 1.00
O - 302 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
Kaki Meja Kanan (400)
O - 401 Diukur dan Dipotong P = 450 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 10.00% 83 93 117 0.49 1.00
O - 402 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.00% 82 83 104 0.49 1.00
Tiang Meja Kanan (500)
O - 501 Diukur dan Dipotong P = 578 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 3.70% 83 87 109 0.45 1.00
O - 502 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
Plat Atas Meja (600)
O - 601 Diukur dan Dipotong P = 1046 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 17.70% 84 103 129 0.54 1.00
O - 602 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 83 84 105 0.50 1.00
O - 603 Dilubangi Ø 10 mm Bench Press Machine Mata Bor Ø 10 mm 25 144 0.15% 82 83 104 0.72 1.00
O - 604 Dibentuk Bending Machine Dies 20 180 0.00% 82 82 103 0.57 1.00
Penyangga Atas Kiri (700)
O - 701 Diukur dan Dipotong P = 300 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 17.70% 83 101 127 0.53 1.00
O - 702 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
O - 703 Dibentuk Bending Machine Dies 22 163 0.00% 82 82 103 0.63 1.00
Penyangga Atas Kiri (800)
O - 801 Diukur dan Dipotong P = 300 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 17.70% 83 101 127 0.53 1.00
O - 802 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 17 211 0.01% 82 83 104 0.49 1.00
O - 803 Dibentuk Bending Machine Dies 22 163 0.00% 82 82 103 0.63 1.00
Jaring Meja (900)
O - 901 Diukur dan Dipotong P = 2550 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 55 65 3.70% 83 87 109 1.68 2.00
O - 902 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 30 120 0.01% 82 83 104 0.87 1.00
O - 903 Dibentuk Bending Machine Dies 100 36 0.00% 82 82 103 2.86 3.00
O - 904 Dilas Electric Welding Machine Electrode 240 15 0.00% 82 82 103 6.87 7.00
Assembly 1
O - 103 Dilas Item 100 dan 200 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
Assembly 2
O - 104 Dilas Rangkaian 100 dan Item 300 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
Sub Assembly 1
O - 403 Dilas Item 400 dan 500 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
Assembly 3
O - 105 Dilas Rangkaian 100 dan Rangkaian 400 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
O - 106 dan I-101 Diperiksa dan dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 32 112 0.01% 81 82 103 0.92 1.00
Sub Assembly 2
O - 605 Dilas Item 600 dan 700 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
Sub Assembly 3
O - 606 Dilas Rangkaian 600 dan Item 800 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
Sub Assembly 4
O - 607 Dilas Rangkaian 600 dan Item 900 Electric Welding Machine Electrode 32 112 0.00% 82 82 103 0.92 1.00
O - 608 dan I-601 Diperiksa dan dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 30 120 0.01% 81 82 103 0.86 1.00
Assembly 4
O - 107 Dilas Rangkaian 100 dan Rangkaian 600 Electric Welding Machine Electrode 90 40 0.00% 81 81 102 2.55 3.00
O - 108 dan I-102 Diperiksa dan dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 30 120 0.00% 81 81 102 0.85 1.00
O - 109 Dicat Spray Gun Powder Coating 70 51 0.00% 81 81 102 2.00 2.00
Assembly 5
O - 110 Digabung Rangkaian 100 dan Item 1000 Benchwork Tools Tool box 22 163 0.00% 81 81 102 0.63 1.00
Assembly 6
O - 111 Digabung Rangkaian 100 dan Item 1100 Benchwork Tools Tool box 20 180 0.00% 81 81 102 0.57 1.00
Assembly 7
O - 112 Dikemas Rangkaian 100 dengan Item 1200 Benchwork Tools Tool box 45 80 0.00% 81 81 102 1.28 2.00
Assembly 8
O - 113 dan I-103 Dikemas Rangkaian 100 dengan Item 1300, Diperiksa Benchwork Tools Tool box 45 80 0.00% 81 81 102 1.28 2.00

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

B. Routing Sheet Kursi

(Hasil Terlampir)

Tabel 2.15 Routing Sheet Kursi


Waktu Operasi Produk Bahan Bahan Kebutuhan Kebutuhan
No. Operasi Deskripsi Mesin Toolling Scrap Effisiensi Mesin
(Detik) Mesin/jam Diminta Disiapkan Mesin Teori Mesin Aktual
Kaki Depan (100)
O - 101 Diukur dan Dipotong P = 2463 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 17.90% 259 316 395 1.65 2.00
O - 102 Dilubangi Ø 10 mm Bench Drilling Machine Mata Bor Ø 10 mm 30 120 0.06% 258 259 324 2.70 3.00
O - 103 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 22 163 0.01% 257 258 323 1.98 2.00
O - 104 Dibentuk Bending Machine Dies 47 76 0.00% 257 257 322 4.24 5.00
Kaki Belakang (200)
O - 201 Diukur dan Dipotong P = 1938 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 3.10% 259 268 335 1.40 2.00
O - 202 Dilubangi Ø 10 mm Bench Drilling Machine Mata Bor Ø 10 mm 30 120 0.06% 258 259 324 2.70 3.00
O - 203 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 22 163 0.01% 257 258 323 1.98 2.00
O - 204 Dibentuk Bending Machine Dies 47 76 0.00% 257 257 322 4.24 5.00
Penyangga Depan (300)
O - 301 Diukur dan Dipotong P = 438 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 5.10% 259 273 342 1.43 2.00
O - 302 Dilubangi Ø 10 mm Bench Drilling Machine Mata Bor Ø 10 mm 20 180 0.03% 258 259 324 1.80 2.00
O - 303 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 22 163 0.01% 257 258 323 1.98 2.00
Penyangga Belakang (400)
O - 401 Diukur dan Dipotong P = 438 mm Circular Saw Machine Mal Ukur, Mata Potong 15 240 5.10% 259 273 342 1.43 2.00
O - 402 Dilubangi Ø 10 mm Bench Drilling Machine Mata Bor Ø 10 mm 20 180 0.03% 258 259 324 1.80 2.00
O - 403 Dihaluskan Angle Grinder Machine Sand Paper, Sand Disk 22 163 0.01% 257 258 323 1.98 2.00
Assembly 1
O - 105 Dilas Item 100 dan Item 200 Electric Welding Machine Electrode 40 90 0.00% 257 257 322 3.58 4.00
Assembly 2
O - 106 Dilas Rangkaian 100 dan Item 300 Electric Welding Machine Electrode 40 90 0.00% 257 257 322 3.58 4.00
Assembly 3
O - 107 Dilas Rangkaian 100 dan Item 400 Electric Welding Machine Electrode 40 90 0.00% 257 257 322 3.58 4.00
O - 108 Diperiksa dan dihaluskan Angle Grinder Sand Paper, Sand Disk 30 120 0.01% 256 257 322 2.68 3.00
O - 109 Dicat Spray Gun Powder Coating 61 59 0.00% 256 256 320 5.42 6.00
Assembly 4
O - 110 Digabung Rangkaian 100 dan Item 500 Benchwork Tools Tool Box 12 300 0.00% 256 256 320 1.07 2.00
Assembly 5
O - 111 Digabung Rangkaian 100 dan Item 600 Benchwork Tools Tool Box 12 300 0.00% 256 256 320 1.07 2.00
Assembly 6
O - 112 Digabung Rangkaian 100 dan Item 700 Benchwork Tools Tool Box 15 240 0.00% 256 256 320 1.33 2.00
Assembly 7
O - 113 Digabung Rangkaian 100 dengan Item 800 Benchwork Tools Tool Box 45 80 0.00% 256 256 320 4.00 4.00
Assembly 8
O - 114 Digabung Rangkaian 100 dengan Item 900, Diperiksa Benchwork Tools Tool Box 15 240 0.00% 256 256 320 1.33 2.00

(Sumber: Pengolahan Data)

2.8 MULTI PRODUCT PROCESS CHART (MPPC)

Multi Product Process Chart (MPPC) adalah suatu tabel yang memperlihatkan
aliran masing-masing komponen (material dalam proses) serta kebutuhan mesin
baik secara teoritis maupun aktual.

Dalam pembuatan MPPC, dibutuhkan informasi dari :

1. Routing Sheet

2. Operation Process Chart (OPC)

Penentuan mesin secara aktual ditentukan oleh tipe atau jenis layout yang
digunakan. Jenis layout yang digunakan:

1. Layout by Process

Adalah metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan
produksi yang memiliki tipe atau jenis yang sama ke dalam satu departemen tanpa
memperhatikan aliran proses pembuatan produk. Ciri-ciri layout by process:

a. Produk yang dibuat terdiri dari beberapa jenis produk.

b. Volume produk dibuat dalam jumlah serta dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

c. Proses pembuatannya memerlukan banyak pengawasan yang ketat.

2. Layout by Product

Adalah metode pengaturan dan penempatan semua fasilitas yang diperlukan

ke dalam satu departemen khusus berdasarkan aliran proses pembuatan

produk. Tujuannya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan

memudahkan pengawasan di dalam proses produksinya.

2.8.1 Hasil Multi Product Process Chart (MPPC)

(Hasil Terlampir)
Komponen MEJA
Jumlah Mesin
100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300
Mesin
Reciving

Circular Saw Machine 10.00


1.00 1.000 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00

Bench Drilling Machine 1.00


Fabrikasi

1.00

Angle Grinder Machine 9.00


1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.0

Electric Welding Machine 7.00


7.00

Bending Machine 6.00


1.00 1.00 1.00 3.00
Work In Process

A1 1.00 SA1 1.00 SA2 1.00

A2 1.00 SA3 1.00


Electric Welding Machine 10.00

A3 1.00 SA4 1.00


Assembling

A4 3.00

Spray Gun 2.00


2.00

A5 1.00

A6 1.00
Benchwork Tools 6.00

A7 2.00

A8 2.00

Shipping

Komponen KURSI
Jumlah Mesin
100 200 300 400 500 600 700 800 900 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Mesin
Reciving

Circular Saw Machine 2.00 2.00 2.00 2.00 8.00

Bench Drilling Machine 3.00 3.00 2.00 2.00 10.00


Fabrikasi

Angle Grinder Machine 2.00 2.00 2.00 2.00 8.00

Electric Welding Machine 0.00

Bending Machine 5.00 5.00 10.00

Work In Process

A1 4.00

Electric Welding Machine 12.00


A2 4.00

A3 4.00

Spray Gun 6.00


Assembling

6.00

A4 2.00

A5 2.00

Benchwork Tools 12.00


A6 2.00

A7 4.00

A8 2.00

Shipping Total

Gambar 2.2 Multi Product Process Chart (MPPC)


(Sumber: Pengolahan Data)
BAB III
LUAS LANTAI PRODUKSI

3.1 DESAIN FASILITAS

Fasilitas adalah sesuatu yang dibuat untuk melayani suatu tujuan. Manajemen
fasilitas adalah keputusan mengenai lokasi dan komposisi/tata letak internal dari
fasilitas tersebut. Hampir semua studi tata letak fasilitas bertujuan meminimalisasi
total biaya, tapi total biaya adalah sesuatu yang sangat sulit yang sangat
didapatkan. Banyak elemen yang termasuk dalam total biaya sangat kompleks dan
tidak jelas. Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan
peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan
jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan
efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling
ekonomis.

Tata letak fasilitas dan desain merupakan komponen penting dari operasi bisnis
secara keseluruhan, baik dari segi memaksimalkan efektivitas proses produksi dan
memenuhi kebutuhan karyawan. Tujuan dasar dari tata letak adalah untuk
memastikan kelancaran arus kerja, material, dan informasi melalui sistem. Arti
dasar dari fasilitas adalah ruang di mana kegiatan bisnis yang berlangsung. Tata
letak dan desain yang berdampak ruang sangat bagaimana pekerjaan dilakukan -
aliran kerja, bahan, dan informasi melalui sistem. Kunci untuk tata letak fasilitas
yang baik dan desain adalah integrasi kebutuhan orang-orang (personel dan
pelanggan), bahan (baku, selesai, dan dalam proses) dan mesin sedemikian rupa
sehingga mereka menciptakan satu sistem yang berfungsi dengan baik.

3.2 BENTUK DESAIN FASILITAS

Jenis - Jenis Bangunan


Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi bangunan berlantai
tunggal dan bangunan bercorak atau arsitektur.

59
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3.2.1 Bangunan Berlantai Tunggal

Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang paling umum sekarang.
Bangunan ini dapat melebar atau memanjang sesuai kebutuhan dan dapat dengan
mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai tangga-tangga, lift
atau lerengan yang menghubungkan lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari
satu tahapan proses ke tahapan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena
dilakukan secara horizontal dan tidak naik turun. Peralatan-peralatan berat dapat
diletakkan diatas fondasi yang terpisah dan biaya pembangunannya lebih murah.

Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk bangunan ini
memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap berbentuk datar serta
tidak ada kaca pada langit-langit bangunan, di perlukan penerangan artifisial di
hampir seluruh bagian pabrik, sistem artifikasi dan pendingin udara (air
conditioning) biasanya juga diperlukan.

3.2.2 Bangunan Bertingkat dan Arsitektur

Perkembangan arsitektur lengkap dapat mempunyai dampak penting pada struktur


biaya tetap dan variabel bangunan, seperti juga pekerja didalamnya. pada sikap
para karyawan yang bekerja di dalamnya. Karena sifat banyak industri dan karena
investasi tetap yang sangat besar pada pabrik phisik banyak organisasi telah
mempergunakan pendekatan “kegunaan” terhadap bentuk dan desain fasilitas-
fasilitas produksi mereka. Ayak organisasi sekarang menghabiskan jauh lebih
banyak dananya untuk merancang fasilitas-fasilitas mereka, dan mencoba untuk
membuatnya baik secara fungsional ekonomis maupun secara arsitektur menarik.
Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan
produktivitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian tujuan, ini ditandai semakin
meluasnya pengguna karpet, dinding kayu, dan tata warna yang di koordinasi
secara baik dalam bangunan-bangunan kantor. Bangunan adalah salah satu satu
fasilitas yang paling produktif.

TEKNIK INDUSTRI 60
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3.3 PERTIMBANGAN DESAIN FASILITAS

Berbagai Pertimbangan Desain Fasilitas


Berbagai faktor penting lainnya disamping yang telah dibahas di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Biaya-biaya bangunan. biaya fasilitas baru tergantung pada keperluan. Biaya-
biaya tentu saja berbeda-berbeda untuk berbeda pula. Luas lantai diperlukan untuk
mesin, peralatan, gerak karyawan dan sebagainya membangun akan berpengaruh
pada per unit meter persegi. Perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik baru
dapat menerapkan perbaikan-perbaikan untuk menurunkan biaya-biaya (1)
penanganan bahan, (2) supervisi, (3) pemeliharaan, (4) persediaan, (5)
pengiriman, dan (6) asuransi. Penerangan biasanya juga dapat diperbaiki sehingga
biayanya dapat ditekan. Semangat kerja karyawan dan kualitas produk meningkat,
sehingga biaya tenaga kerja per unit turun.

2. Sistem komunikasi dalam pabrik. Dalam pabrik, para karyawan sering harus
berkomunikasi satu dengan yang lain untuk memberikan dan menerima perintah
atau pengarahan, serta mengirim dan menerima laporan-laporan dan berbagai
pengarahan tertulis. Berbagai contoh peralatan komunikasi adalah sistem telepon
atau interkom internal, komputer, kotak-kotak pelaporan kartu kerja (disebut
“transactor”) radio dan televisi, dan sebagainya. Pemilihan sistem komunikasi ini
akan mempengaruhi desain fasilitas.

3. Keamanan, Desain fasilitas perlu mempertimbangkan perlindungan terhadap


desain – desain produk, formula–formula, dan rahasia–rahasia organisasi, serta
kekayaan organisasi. Kamera–kamera televisi dapat membantu untuk memonitor
keadaan keamanan organisasi., selain sistem alarm atau peralatan tanda bahaya
lainnya. Disamping itu perlindungan terhadap bahaya kebakaran internal juga
penting sebagai pertimbangan keamanan.

4. Kebutuhan–kebutuhan keamanan. Desain fasilitas juga penting


mempertimbangkan masing–masing kebutuhan ruangan untuk mesin, produk,
ruang pelayanan dan overhead. Ruang–ruang pelayanan seperti kamar mandi,
ruang ganti pakaian, persediaan dan sebagainya–adalah penting sebagai fasilitas–
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

fasilitas kesehatan, ruang peralatan, persediaan dan sebagainya adalah penting


sebagai fasilitas–fasilitas pendukung operasi–operasi manufacturing.

5. Peralatan penanganan bahan. Jenis peralatan penanganan bahan yang


digunakan akan mempengaruhi desain fasilitas. Pengangkutan bahan dengan truk
atau fork lift memerlukan gang–gang yang lebih luas daripada dengan ban
berjalan. Sedangkan ”overhead cranes” memerlukan ruangan terbuka yang lebih
luas dan sebagainya.

3.4 PENENTUAN LUAS LANTAI FASILITAS

Dalam melakukan perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan,


dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan/luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik
yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian
perlu dihitung beberapa luas lahan yang disiapkan, terutama untuk kegiatan
bagian produksi ini, yang didasarkan pada:
1. Bahan baku yang disiapkan
2. Mesin atau peralatan yang digunakan
3. Barang jadi yang dihasilkan
Berdasarkan jumlah diatas, maka akan diperoleh data kebutuhan luas lantai untuk:
a. Luas Lantai Receiving
b. Luas Lantai Fabrikasi dan Assembling
c. Luas Lantai Shipping
Dalam menghitung kebutuhan luas lantai ini, melibatkan pula masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan mempengaruhi terhadap
luas/luas lantai, yaitu:
a. Alat angkut
b. Cara pengangkutan
c. Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk/dirak)
d. Aliran bahan
Yang kesemuanya harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan
menambah allowance.

TEKNIK INDUSTRI 62
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai
bagian produksi yang meliputi:
1. Receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak)
2. Fabrikasi dan Assembling (mesin dan peralatan)
3. Shipping (gudang barang jadi)

Kegunaan luas lantai adalah digunakan dalam perhitungan ongkos material


handling (OMH) antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan.
3.5 LUAS LANTAI FABRIKASI DAN ASSEMBLING

Luas lantai mesin (fabrikasi dan assembling) juga perlu diperhitungkan dalam
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Data yang diperlukan dalam
perhitungan luas lantai ini antara lain adalah: nama mesin, jumlah mesin, dan
ukuran mesin. Data ini dapat diperoleh dari MPPC.

3.5.1 Hasil Luas Lantai Fabrikasi dan Assembling

(Hasil Terlampir)

Tabel 3.1 Luas Lantai Fabrikasi dan Assembling


Luas Lantai Fabrikasi
Kursi Manabu P Plus
Circiluar Saw Machine Bench Drilling Machine Angle Grinder Machine Bending Machine
Dimesi Dimesi Dimesi Dimesi
No Departemen Luas Total Toleransi Allowance Total Luas
Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2)
P(m) L (m) P L P L P L

1 100 2 12 3 9.000 2 6.000 0 27.000 40.500 81 148.500


2 200 2 12 3 9.000 2 6.000 0 27.000 40.500 81 148.500
3 300 2 12 2 6.000 2 6.000 5 15 39.000 58.500 117 214.500
4 400 2 12 2 6.000 2 6.000 5 15 39.000 58.500 117 214.500
4 1.5 2 1.5 2 1.5 2 1.5

\
5 500
6 600
7 700
8 800
9 900
Total 726.000

Luas Lantai Fabrikasi


Meja Manabu P Plus
Circiluar Saw Machine Bench Drilling Machine Angle Grinder Machine Electric Welding Machine Bending Machine
No Departemen Dimesi Dimesi Dimesi Dimesi Dimesi Luas Total Toleransi Allowance Total Luas
Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2)
P L P L P L P L P L
1 100 1 6 0 1 3.000 0 0 9.000 13.500 27.000 49.500
2 200 1 6 0 1 3.000 0 0 9.000 13.500 27.000 49.500
3 300 1 6 0 1 3.000 0 0 9.000 13.500 27.000 49.500
4 400 1 6 0 1 3.000 0 0 9.000 13.500 27.000 49.500
5 500 1 6 0 1 3.000 0 0 9.000 13.500 27.000 49.500
6 600 1 6 1 3.000 1 3.000 0 1 3.000 15.000 22.500 45.000 82.500
7 700 1 4 1.5 6 2 1.5 0 1 2 1.5 3.000 4 1.5 0 1 2 1.5 3.000 12.000 18.000 36.000 66.000
8 800 1 6 0 1 3.000 0 1 3.000 12.000 18.000 36.000 66.000
9 900 2 12 0 1 3.000 7 42.000 3 9.000 66.000 99.000 198.000 363.000
10 1000
11 1100
12 1200
13 1300
Total 825.000

Luas Lantai Assembling

Kursi Manabu P Plus


Electric Welding Machine Spray gun Benchwork Tools
No Departemen Dimesi Dimesi Dimesi Luas Total Toleransi Allowance Total Luas
Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2)
P L P L P L
1 A1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 A2 4 24.000 0 0 24.000 36.000 72.000 132.000
3 A3 4 24.000 0 0 24.000 36.000 72.000 132.000
4 A4 4 24.000 6 96.000 0 120.000 180.000 360.000 660.000
5 A5 4 1.5 0 4 4 0 2 1.5 1.5 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
6 A6 0 0 2 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
7 A7 0 0 2 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
8 A8 0 0 4 9.000 9.000 13.500 27.000 49.500
9 A9 0 0 2 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
Total 1072.500

Luas Lantai Assembling


Meja Manabu P Plus
Electric Welding Machine Spray gun Benchwork Tools
No Departemen Dimesi Dimesi Dimesi Luas Total Toleransi Allowance Total Luas
Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2) Qty Luas Mesin (m2)
P L P L P L
1 100 0 0 0 0 0 0 0
2 200 1 6.000 0 0 6.000 9.000 18.000 33.000
3 300 1 6.000 0 0 6.000 9.000 18.000 33.000
4 400 0 0 0 0.000 0.000 0.000 0.000
5 500 2 12.000 0 0 12.000 18.000 36.000 66.000
6 600 0 0 0 0 0 0 0
7 700 1 4 1.5 6.000 4 4 0 1.5 1.5 0 6.000 9.000 18.000 33.000
8 800 1 6.000 0 0 6.000 9.000 18.000 33.000
9 900 4 24.000 2 32.000 0 56.000 84.000 168.000 308.000
10 1000 0 0 1 2.250 2.250 3.375 6.750 12.375
11 1100 0 0 1 2.250 2.250 3.375 6.750 12.375
12 1200 0 0 2 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
13 1300 0 0 2 4.500 4.500 6.750 13.500 24.750
Total 580.250

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3.6 LUAS LANTAI SHIPPING DAN RECEIVING

Luas lantai Shipping (gudang barang jadi) menurut Sritomo (2000) adalah luas
lantai yang berkaitan dengan persiapan-persiapan yang bersangkutan dengan
persediaan daripada produk jadi, guna memenuhi permintaan, pengepakan, dan
pemuatan kedalam alat pengiriman yang tersedia untuk kemudian dikirimkan ke
konsumen yang memesannya atau dengan kata lain luas lantai ini digunakan untuk
menyimpan sementara produk jadi sebelum dilakukan pengiriman.

Luas lantai Receiving (gudang bahan baku) ini terdiri dari model tumpukan dan
rak. Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di gudang,
maka perlu digambarkan bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik
model tumpukan maupun model rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai
dengan hasil perhitungan.
Gambaran yang dibuat harus memberi penjelasan mengenai:
a. Tinggi memuat berapa tumpuk
b. Lebar memuat berapa tumpuk
c. Panjang memuat berapa tumpuk

3.6.1 Hasil Luas Lantai Shipping

(Hasil Terlampir)

Tabel 3.2 Luas Lantai Shipping


Luas Lantai Shipping (2 hari produksi)

Ukuran Produk Ukuran per Satu Rak Isi Maksimal Jumlah


Nama Produk Volume Produk/jam Produk 2 Hari Jumlah Rak Luas Lantai Allowance Total Luas Lantai
P L T P (Stage) Tumpukan L (Stage) Tumpukan T (Stage) Tumpukan / stage Stage
Kursi
0.465 0.434 0.75 0.151 256 4096 6 12 1 2 1.5 2 48 86 22 147.62 295.24 442.86
Manabu P Plus
Meja
0.65 0.45 0.64 0.187 81 1296 6 9 1 2 1.5 2 36 36 9 60.39 120.78 181.17
Manabu P Plus
Total 624.03

(Sumber: Pengolahan Data)

Hasil luas lantai shipping untuk kursi adalah 234 m2 sedangkan untuk meja 462 m2.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

4.1 BADAN USAHA BERBENTUK BADAN HUKUM

Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik


dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab
sebatas harta yang dimilikinya.

Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari:


a. Perseroan Terbatas (“PT”)
1) kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
2) modal dan ukuran perusahaan besar.
3) kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham.
4) dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham.
5) kepemilikan mudah berpindah tangan.
6) mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai.
7) keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk
dividen.
8) kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham.
9) sulit untuk membubarkan pt.
10) pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden.
b. Koperasi

1) Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan


melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan.

Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi
anggota koperasi.

65
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4.2 BADAN USAHA BUKAN BERBENTUK BADAN HUKUM

Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha
dengan kekayaan pemiliknya.

Badan usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri dari:

1. Persekutuan Perdata

Dijelaskan dalam Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUH


Perdata”) bahwa persekutuan perdata (maatschap) adalah perjanjian di mana dua
orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam
persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya;
Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata.

2. Firma

Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (“KUHD”) menjelaskan bahwa


firma merupakan suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di
bawah satu nama bersama; Para anggota memiliki tanggung jawab renteng
terhadap firma.

3. Persekutuan Komanditer (“CV”)

Terdiri dari pesero aktif dan pesero pasif/komanditer; Pesero aktif bertanggung
jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif hanya bertanggung
jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.

Apabila PD/UD akan "diubah" dengan badan usaha lainnya, maka PD/UD
tersebut akan dibubarkan serta izin yang dimiliki oleh PD/UD tersebut akan
dicabut. Selanjutnya, akan didirikan badan usaha yang sesuai dengan karakteristik
dan visi misi yang diinginkan.

Perjanjian Kerja

Apabila yang dimaksud dengan pertanyaan Anda terkait perjanjian tenaga kerja
dengan pengusaha adalah perjanjian tertulis, maka pengusaha yang melakukan
perjanjian secara lisan dengan tenaga kerja yang diperkerjakannya sudah

TEKNIK INDUSTRI 66
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

merupakan Perjanjian yang memiliki akibat hukum, hal ini berdasarkan Pasal 51
ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”) yang menyatakan bahwa: Perjanjian kerja dibuat secara
tertulis atau lisan.

Tanpa adanya perjanjian, maka tidak adanya kesepakatan untuk melakukan


hubungan kerja antara pengusaha dan tenaga kerja baik lisan maupun tertulis. Hal
ini diatur dalam Pasal 50 UU Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa:
Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/buruh.

Agar Perjanjian yang terjadi antara pengusaha dengan tenaga kerja dapat sah
secara hukum, maka perjanjian yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja
haruslah memenuhi syarat sahnya perjanjian sesuai Pasal 1320 KUH Perdata
Pasal 52 ayat
(1) UU Ketenagakerjaan, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2. Kemampuan atau kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sehingga, perjanjian baik secara tertulis maupun lisan antara pengusaha dengan
tenaga kerja yang diperkerjakannya tetap memiliki hubungan hukum di antara
mereka selama perjanjian tersebut sah secara hukum dengan mengikuti syarat-
syarat sahnya perjanjian.

Kewajiban Membentuk Peraturan Perusahaan

Berdasarkan Pasal 108 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, diatur bahwa setiap


pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan
oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau pejabat yang ditunjuk. Adapun
yang dimaksud dengan pengusaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 huruf a UU
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Ketenagakerjaan adalah: Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum


yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Dari kedua ketentuan pasal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
perusahaan (termasuk PD/UD) harus memiliki peraturan perusahaan jika
mempekerjakan pekerja/buruh sejumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih.

Hak-Hak Pekerja

Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, hak-hak pekerja yang diatur yaitu sebagai


berikut:

1. Memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan


kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja;
2. Memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan
kerja yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga
pelatihan kerja swasta, atau pelatihan di tempat kerja;
3. Memperoleh waktu istirahat dan cuti dengan ketentuan sebagai berikut:

a. istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jam kerja;

b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah


pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus
menerus;

d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada


tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh
yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan
yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.

4.3 BENTUK ORGANISASI


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Bentuk-bentuk Organisasi Menurut Ali Basar Siregar ITB (2013)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas:


1) Organisasi garis
Organisasi garis merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana.
Organisasi dengan jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan
pimpinan tertinggi didalam perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan
langsung dengan bawahannya. Di sini setiap bagian-bagian utama langsung
berada dibawah seorang pemimipin serta pemberian wewenang dan tanggung
jawab bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas, melalui
jenjang hierarki yang ada.

Kebaikan-kebaikan organisasi garis:


a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,
b. Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas

c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan sehingga mempermudah


pemeliharaan disiplin dan bertanggung jawab,

d. Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi


cukup mudah.

Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah:


a. Bentuk organisasi tidak fleksibel,

b. Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar,

c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi


kekacauan bila seseorang didalam garis organisasi “hilang”.

2) Organisasi garis dan staf


Dalam organisasi ini ada dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam
menjalankan organisasi itu, yaitu:
a. Orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan, yang digambarkan dengan garis atau lini.

b. Orang yang melakukan tugasnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya,


orang ini berfungsi hanya untuk memberikan saran-saran kepada unit
operasional. Orang-orang tersebut disebut staf.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Di dalam organisasi garis dan staf:


a. Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dipergunakan secara
maksimal.

b. Dalam melaksakan pekerjaannya, anggota atau lini dapat menerima


pengarahan serta informasi dari staf.

c. Pengarahan yang diberikan staf dapat dijadikan pedoman bagi pelaksana.

d. Staf mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan.

Organisasi ini mempunyai kebaikan, seperti:


a. Adanya pembagian tugas yang jelas antara orang-orang yang
melaksanakan tugas pokok dan penunjang.

b. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang


oleh segenap orang yang terdapat dalam organisasi, termasuk staf.

c. Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dari anggota organisasi


memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.

d. Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih
baik.

e. Disiplin para anggota tinggi karena tugas yang dilaksanakan oleh


seseorang sesuai dengan bakat keahlian, pendidikan dan pengalamannya..

Sedangkan kekurangan dari organisasi ini adalah:

a. Bagi para pelaksana operasional perbedaan antara perintah dan saran tidak
selalu jelas. Maksudnya dalam pelaksana tugas – tugas operasional, orang-
orang lini atau garis dihadapkan pada dua macam atasan yaitu atasan yang
terdapat dalam komando yang mempunyai hak memerintah dan pimpinan
staf yang meskipun hanya berhak memberikan saran, namun perlu pula
ditaati karna sarannya berdasarkan pada keahlian dan wewenang
fungsional.
b. Saran serta nasehat dari staf mungkin kurang tepat atau sulit dilaksanakan,
karna kurang adanya tanggung jawab terhadap perkerjaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

c. Pejabat garis cenderung untuk mengabaikan gagasan dari staf sehingga


gagasan tersebut dapat tidak berguna.
d. Timbulnya kekacauan bila tugas-tugas tidak dirumuskan dengan jelas.

3) Organisasi komite/panitia:
Pendapat dari sekumpulan orang biasanya akan lebih baik dari pada hasil
pemikiran satu orang. Cara yang terbaik untuk menimbulkan kerja sama dari
kelompok orang adalah dengan membentuk satu kelompok tetap yang disebut
komite.
Komite adalah suatu badan yang terdiri dari sekumpulan orang yang diberi
kekuasaan tertentu dan dengan berunding mereka dapat membuat keputusan
bersama-sama.
Dengan adanya komite, diharapkan dapat menghilangkan iri hati atau
pertentangan diantara anggota kelompok dan dapat dihindari hambatan-
hambatan yang timbul akibat adanya perintah-perintah yang simpang siur
antara pimpinan yang sesingkat:

Komite dapat dibagi atas 4 macam yaitu:


a. Komite yang mempunyai kekuasaan penuh untuk bertindak (biasanya
terdapat pada tingkatan instruksional)

b. Komite yang tidak mempunyai kekuasaan, tetapi mempunya hak untuk


menolak (hak veto).

c. Komite penasehat.

Komite pendidikan yang merupakan kelompok diskusi.

4) Struktur Organisasi Fungsional

Organisasi dengan bentuk ini merupakan suatu organisasi yang berdasarkan


pembagian tugasnya serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh
pejabat- pejabatnya. Organisasi ini tidak terlalu menekan hierarki struktural, tetapi
lebih pada sifat dan pungsi yang perlu dijalankan.
Dalam organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

beberapa pejabat serta harus mempertanggung jawabkan pada


masing-masing pejabat yang bersangkutan.

Kebaikan-kebaikan dari fungsional organisasi fungsional:


a. Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat dengan baik.

b. Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.


c. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah
dilaksanakan atau dijalankan.
d. Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan pisik.

Kekurangan – kekurangan organisasi fungsional antara lain adalah sebagai berikut:


a. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi satu
masalah tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab
penuh.

b. Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan yang membingungkan,

c. Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing


menyebabkan koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar
dijalankan.

d. Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karna


anggota organisasi terlalu mengapresiasikan diri dalam
satu bidang keahliannya saja, sehingga untuk mengadakan
pertukaran jabatan harus dilakukan suatu pendidikan yang
intensif terlebih dahulu.

4.3.1 Struktur

Organisasi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Direktur Utama

Sekertaris
Manager Plant

Manager
Manager HR- Manager Manager Manager Sales Manager Manager Manager Manager
Finance & Manager QC Manager QA
GA Produksi Procurement Marketing Werehouse RnD Engineering HSSE
Accounting

Kabag.
Kabag. HR- Kabag. Kabag. Kabag. Sales Kabag. Kabag. Kabag.
Finance & Kabag. QC Kabag. RnD Kabag. QA
GA Produksi Procurement Marketing Werehouse Engineering HSSE
Accounting

Staf
Staf Finance Staf Staf Row Staf
Staf HR Staf GA Staf Produksi Staf Sales Staf Marketing Staf QC Packaging Staf RnD Staf QA Staf HSSE
& Accounting Procurement Material Engineering
Material

4.4 JOB DESCRIPTION DAN JOB SPECIFICATION

Fungsi Organisasi Perusahaan:

1. Direktur

Tugas dan Wewenang Direktur adalah sebagai berikut :


1) Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan
2) Memilih, menentukan, mengawasi pekerjaan karyawan
3) Menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada
pemegang saham
4) Menyusun strategi bisnis perusahaan
5) Melakukan evaluasi terhadap perusahaan
6) Implementasi visi dan misi perusahaan

Spesifikasi menjadi Direktur diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1
2) Memiliki integritas baik
3) Memiliki karateristik seorang pemimpin yang baik
4) Berwawasan luas dan mempunyai pengalaman
5) Bertanggung jawab serta berkomitmen atas pekerjaan

2. Sekertaris Direktur

Tugas dan Wewenang Sekertaris Direktur adalah sebagai berikut :


1) Memfilter informasi dan sebagai sumber informasi bagi pimpinan dan
menjalankan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2) Sebagai media perekam, penyimpan, pengingat kegiatan atasan dalam bentuk


penyusunan jadwal kerja harian
3) Memperlancar kegiatan ketatausahaan seperti mengetik, kearsipan, Komputer,
dan penggandaan dokumen yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan
4) Menjadi perantara pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan
pimpinan. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan misalnya melakukan
pertemuan, kunjungan, konferensi maupun roadshow dalam rangka menjalin
hubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan
pimpinan/perusahaan
5) Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan, hal ini termasuk dalam
menyelenggaraan Rapat Direksi, Rapat Direksi dengan Komisaris dan Rapat
Umum Pemegang Saham
6) Memberikan ide-ide sebagai alternatif pemikiran pimpinan.
7) Pemegang rahasia penting pimpinan yang berkaitan dengan perusahaan.

Spesifikasi menjadi Sekertaris Direktur diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal D3/S1
2) Memiliki kemampuan komunikasi baik
3) Dapat bertanggungjawab pada semua tugas-tugasnya
4) Bisa menjaga rahasia dan dapat dipercaya
5) Harus bisa berbahasa asing
6) Mengikuti kemajuan teknologi
7) Memiliki etika yang baik dan bisa berbicara di depan umum

3. Plant Manager

Tugas dan Wewenang Plant Manager adalah sebagai berikut :


1) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pabrik (produksi, QC, logistik dan
distribusi).
2) Merencanakan implementasi strategi dan operasional pabrik secara tepat sesuai
strategi bisnis perusahaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3) Memonitor penyusunana rencana kerja harian pabrik sesuai rencana tahunan


dan bulanan.
4) Memonitor dan menganalisa pencapaian produktivitas pabrik secara
operasional harian untuk pemenuhan pencapaian target yang telah ditetapkan
5) Mengontrol bisnis plant yang telah dibuat terhadap kondisi riel yang ada di
lapangan.
6) Mengontrol kinerja manager

Spesifikasi menjadi Plant Manager diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1
2) Mempunyai pengalaman dalam berbagai bidang di perusahaan
3) Memiliki kemampuan teknis dan lapangan
4) Berjiwa pemimpin dan dapat dipercaya
5) Tegas dan berintegritas tinggi
6) Memiliki kemampuan manajerial yang bagus agar dapat menjalankan
perusahaan secara efektif dan efisien

4. Manager Produksi

Tugas dan wewenang Manager Produksi adalah sebagai berikut :


1) Membuat perencanaan dan jadwal proses produksi
2) Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai
dengan perencanaan yang sudah dibuat
3) Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan
atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan penolong maupuan produk
yang sudah jadi di gudang
4) Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi
sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar
5) Membuat laporan secara berkala mengenai kegiatan di bagiannya
6) Bertanggung jawab pada peningkatan ketrampilan dan keahlian karyawan yang
berada di bawah tanggung jawabnya
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

7) Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah tanggung jawabnya


melakukan kesalahan dan pelanggaran

Spesifikasi menjadi Manager Produksi diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Memiliki kemampuan teknis dan lapangan
3) Berjiwa pemimpin dan dapat dipercaya
4) Tegas dan berintegritas tinggi
5) Memiliki kemampuan manajerial yang bagus agar dapat menjalankan
perusahaan secara efektif dan efisien
6) Memiliki pengalaman dibidang produksi dalam perusahaan

5. Manager QC

Tugas dan wewenang Manager QC adalah sebagai berikut :


1) Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan
2) Bertanggung jawab untuk memantau, menganalisis, meneliti, menguji suatu
produk
3) Memverifikasi kualitas produk
4) Quality Control bertanggung jawab memonitor setiap proses yang terlibat
dalam produksi produk
5) Memastikan kualitas barang produksi sesuai standar
6) Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah
7) Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada
produk dari sebuah perusahaan
8) Membuat analisis catatan sejarah perangkat dan dokumentasi produk
sebelumnya untuk referensi di masa mendatang

Spesifikasi menjadi Manager QC diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Menguasai kemampuan dalam bidang industri
3) Berjiwa pemimpin dan dapat dipercaya
4) Tegas dan berintegritas tinggi
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

5) Memiliki kemampuan manajerial yang bagus agar dapat menjalankan


perusahaan secara efektif dan efisien
6) Memiliki kemampuan teknis dan lapangan

6. Manager QA

Tugas dan wewenang Maganer QA adalah sebagai berikut :


1) Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data
berkualitas.
2) Merencanakan prosedur jaminan kualitas terhadap suatu produk atau jasa.
3) Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas
dan industri yang ditetapkan perusahaan.
4) Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan
pencegahan.
5) Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko.
6) Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian.
7) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk
memenuhi standar kualitas.
8) Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas.
9) Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas.
10) Memantau dan melaksanakan pengujian, inspeksi bahan dan produk guna
memastikan kualitas dari produk jadi.

Spesifikasi menjadi Manager QA diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Berpengalaman dalam pemeriksaan mutu, audit dan pengalaman pengujian
3) Berpengalaman khusus dalam produk industri
4) Berpengalaman dengan pelaksanaan program tindakan korektif
5) Akan lebih baik jika memiliki sertifikasi Quality Engineer, Kualitas Auditor,
Six Sigma, dan Peningkatan Kualitas Asosiasi
6) Memiliki keterampilan & pengetahuan tentang alat, konsep dan metodologi QA
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

7) Memiliki keterampilan komputer yang baik termasuk Microsoft Office dan


database

7. Manager RnD

Tugas dan wewenang Manager RnD adalah sebagai berikut :


1) Mengelola sejumlah dana yang dianggarkan perusahaan untuk aktivitas riset
dan pengembangan.
2) Melakukan tes, membuat alat tes, dan mengembangkan teknologi baru untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
3) Memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
4) Melakukan kerjasama dengan perusahaan berkaitan dengan pengadaan barang
dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan perusahaan.
5) Melakukan riset produk dan riset pasar untuk keperluan RnD.
6) Bertanggung jawab terhadap solusi dari keluhan dan tren keinginan konsumen.

Spesifikasi menjadi Manager RnD diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan
3) Memiliki kemampuan menyiapkan dan menyuguhkan presentasi yang baik
4) Memiliki dan memahami sifat kepemimpinan yang baik
5) Memahami dasar-dasar pembuatan SOP
6) Memiliki sifat jujur, disiplin, teliti, detail, tekun, dan selalu memperbaiki diri

8. Manager Engineering

Tugas dan wewenang Manager Engineering adalah sebagai berikut :


1) Melaksanakan pengawasan teknis
2) Menjaga kelancaran proses produksi perusahaan
3) Melakukan chek mesin secara berkala
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4) Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain dari


lapanganberdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian
rupa sehingga tidakmenghambat kemajuan palaksanaan di lapangan
5) Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan
6) Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja

Spesifikasi menjadi Manager Engineering diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 Teknik Industri/Teknik Mesin
2) Mampu menguasi teknis dilapangan secara efektif dan efisien
3) Memiliki kemampuan dalam bidang teknisi
4) Berpengalaman dalam bidang teknisi diperusahaan
5) Bertanggung jawab, tetiliti, tekun dan disiplin
6) Mempunya integrita sebagai manager

9. Manager HRGA

Tugas dan wewenang Manager HRGA adalah sebagai berikut :


1) Bertanggung jawab atas urusan kinerja karyawan perusahaan, seperti staff, OB,
satpam dan yang lainnya
2) Bertanggung jawab atas kinerja keamanan perusahaan
3) Bertanggung jawab bila perusahaan mempekerjakan karyawan outsourching
4) Mengurus dokumen yang berhubungan dengan data karyawan perusahaan
5) Mengurus semua kebutuhan karyawan seperti pelayanannya, databasenya
termasuk data cuti, absensi dan yang lainnya
6) Mengatur kurikulum serta pola pengembangan dan pelatihan SDM yang tepat
termasuk menyediakan beberapa program pendukung, seperti mentoring
7) Bertanggung jawab atas pengembangan SDM perusahaan agar tetap bisa
menjalankan perannya.
8) Mengkordinasikan pengelolaan serta pengadaan kendaraan dinas (bila memang
ada)
9) Memantau perawatan gedung perusahaan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

10) Melakukan penjagaan, pendataan serta perawatan secara menyeluruh pada aset
perusahaan.
11) Melakukan perawatan lingkungan kantor, seperti halaman kantor, lahan parkir,
gudang dan sebagainya
12) Memastikan bagaimana lingkungan kerja karyawan, apakah menunja pada
efektifitas atau tidak
13) Bertanggung jawab atas pengadaan alat kantor
14) Melakukan pengurusan pada kebutuhan operasional perusahaan

Spesifikasi menjadi Manager HRGA diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Mempunyai pengalaman sebagai HRD di perusahaan
3) Memiliki kemampuan multitasking yang baik
4) Harus memiliki kemampuan organisasi yang baik dalam mengatur manajemen
perusahaan
5) Mampu bersikap adil, bijaksana dan mampu menjaga rahasia, serta mampu
bersikap profesional dalam pekerjaan

10. Manager Health, Safety, Securty and Environment

Tugas dan wewenang Manager Health, Safety, Securty and Environment


adalah sebagai berikut :
1) HSE Manager harus memastikan bahwa perusahaan secara efektif
melaksanakan program K3. Karena itulah, dalam prakteknya, manajer harus
mengecek prinsip plan, do, check, dan act berjalan secara efektif. Selain itu,
manajer juga harus mengintegrasikan prinsip K3 ini ke dalam praktek
manajemen standar perusahaan.
2) Tujuan utama pelaksanaan semua program K3 dalam perushaan adalah untuk
memastikan bahwa sistem K3 bekerja dengan baik. Sehingga kerugian yang
diakibatkan kecelakaan kerja dapat dihindari.
3) HSE Manager bukan hanya memastikan kontrol yang tepat untuk tindakan
pencegahan kecelakaan di tempat kerja, namun juga mengeluarkan kebijakan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

yang tepat, proses yang efektif, orang yang kompeten, budaya kerja yang benar.
Sehingga semuanya berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang
aman.
4) Manajer Safety harus memberikan dan menyampaikan Kebijakan HSE (Safety
Talk) yang sebelumnya telah dikomunikasikan dengan Kantor pusat untuk
kemudian disampaikan kembali pada saat memulai pekerjaan dan jadwal
inspeksi HSE yang telah dijadwalkan bertujuan untuk kelancaran proyek.
5) Manager HSE dianjurkan melakukan inspeksi dan investigasi terhadap prosdur
pelaksanaan pekerjaan.
6) Safety Manager harus mengimplementasikan perencanaan proyek dan
mengartikannya kepada mandor dan pekerja.
7) HSE Manager harus menjadi perpanjangan tangan perusahaan dilokasi proyek
atau perusahaan.
8) Merecruit calon karyawan pada divisi health, safety, environment yang sesuai
kualifikasi dan faham dengan tanggung jawabnya sebagai HSE.

Spesifikasi menjadi Manager Health, Safety, Securty and Environment


diantaranya yaitu :
1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Mampu menguasai ilmu tentang K3
3) Mampu berkomunikasi secara baik dan efektif
4) Memiliki sikap yang baik
5) Memiliki daya inovasi dan improvisasi

11. Manager Purchasing

Tugas dan wewenang Manager Purchasing adalah sebagai berikut :


1) Mengelola kebijakan purchasing dan memastikan semua pembelian sesuai
dengan kebijakan.
2) Memilih supplier yang akan berhubungan dengan perusahaan dan
berkomunikasi dengan resmi dengan supplier tersebut.
3) Mengelola srvice level agreement (SLA) diantara supplier dan perusahaan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4) Merekrut staf, mengadakan penelitian, dan tugas manajerial lainnya.


5) Mengurus penganggaran, penetapan biaya dan penghematan biaya setelah
melakukan review terhadap informasi manajemen yang ada.
6) Mengawasi procurement yang terjdi dalam perusahaan.
7) Mengurus asuransi kesehatan dan kerja para staf beserta dengan hal-hal resmi
lainnya.

Spesifikasi menjadi Manager Purchasing diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Mampu bertanggung jawab pada persediaan barang diperusahaan
3) Mempunyai keahlian finansial
4) Mampu bernegosiasi dan networking
5) Leadership dan management skills

12. Manager Finence and Accounting

Tugas dan wewenang Manager Finence and Accounting adalah sebagai


berikut :
1) Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan se-efisien dan
se-efektif mungkin dengan menjalin kerja sama dengan manajer lainnya.
2) Mengambil keputusan penting dalam investasi dan berbagai pembiayaan serta
semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut.
3) Menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana perusahaan dapat
memperoleh dana dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.
4) Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan, serta pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
5) Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, serta
mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana
secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

6) Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan


untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat.
7) Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem serta prosedur
keuangan dan akuntansi. Selain itu juga mengontrol pelaksanaannya untuk
memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan
teratur.
8) Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
9) Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas perusahaan (cash
flow), terutama pengelolaan piutang dan utang. Sehingga, hal ini dapat
memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kondisi
keuangan dapat tetap stabil.

Spesifikasi menjadi Manager Finance and Accounting diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal S1 sesuai bidang
2) Mampu bernegosiasi
3) Mampu memotivasi yang lebih tinggi pada diri sendiri
4) Menguasai teori akuntansi menengah (intermediate) & lanjutan (advance)
5) Berpengalaman mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan manajerial seputar
keuangan dan akuntansi

13. Manager Werehouse

Tugas dan wewenang Manager Werwhouse adalah sebagai berikut :


1) Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
2) Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
3) Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
4) Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai
dengan SOP
5) Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP
6) Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

7) Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan


8) Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya agar sesuai dengan standar kerja
9) Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar
10) Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke gudang

Spesifikasi menjadi Manager Werehouse diantaranya yaitu :


1) Pendidika minimal S1 sesuai bidang
2) Memiliki jiwa pemimpin
3) Jujur dan tegas serta dapat dipercaya
4) Menguasai dunia pergudangan
5) Disiplin, cekatan dan teliti
6) Dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat
7) Bertanggung jawab dan dapat memotivasi
8) Memiliki komitmen dan motivasi kerja yang tinggi
9) Bertanggung jawab dan dapat berkomunikasi dengan baik atas tanggung
jawabnya sebagai kepala gudang

14. Admin

Tugas dan wewenang Admin adalah sebagai berikut :


1) Pemilah pos, surat, paket kiriman, pemesanan.
2) Menjawab dan menerima telepon, pengetikan, dokumen, surat menyurat offline
maupun online.
3) Memesan persediaan alat tulis kantor.
4) Menyapa dan melayani klien.
5) Membuat agenda kantor.
6) Filling data entry / mengisi data entri perusahaan.
7) Mengelola buku harian.

Spesifikasi menjadi Admin diantaranya yaitu :


1) Lulusan S1
2) Teliti
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3) Memiliki kemampuan berhitung dengan baik


4) Memiliki kemampuan menggunakan applikasi administratif secara offline
maupun online
5) Kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan
6) Mampu melakukan pendekatan metodis dan menyeluruh untuk kerja
7) Mampu bekerja dalam tim
8) Memiliki inisiatif

15. Staf HRGA

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Mengelola administrasi absesns HR, payroll, presensi dan General Affair.
2) Menangani perekrutan karyawan.
3) Memelihara aset perusahaan dan asuransi kendaraan.
4) Mengontrol alat tulis kantor sesuai kebutuhan perusahaan dan stock opname fix
asset.
5) Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and
protection

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) D3 atau S1 semua jurusan
2) Usia maksimal 35 tahun
3) Minimal 1 tahun di bidang serupa
4) Kemampuan dalam mengoperasikan Ms. Office (Word, Excel, Exchange dan
Outlook)
5) Menguasai bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan
6) Cekatan dan disiplin dengan kemampuan bekerja dalam tim
7) Memiliki SIM A atau C
8) Bersedia ditempatkan di Jakarta

16. Staf Produksi

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

1) Mengoperasikan mesin/alat/kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya


2) Bekerja Sesuai SOP (Standard Operational Procedure)
3) Bekerja sesuai target
4) Memberikan Informasi pada saat pergantian shift
5) Menjaga dan memelihara lingkungan kerja
6) Membuat Laporan kegiatan

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Memiliki ketahan fisik yang baik
2) Pendidikan minimal SMA
3) Umur maksimal 25 tahun
4) Tidak buta warna
5) Mampu bekerja dengan target
6) Mampu berada dalam tekanan
7) Mampu bekerja dalam tim
8) Memiliki inisiatif
9) Bersedia bekerja secara shif

17. Staf Finance & Accaunting

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Melakukan penyusunan keuangan perusahaan
2) Melakukan penginputan semuanya transaksi keuangan kedalam program
3) Melakukan pembayaran pada supplier
4) Berhubungan dengan pihak internal ataupun eksternal berkaitan dengan
kesibukan keuangan perusahaan
5) Melaukan penagihan pada customer
6) Membuat laporan tentang kesibukan keuanganperusahaan
7) Menerima dokumen dari vendor internal ataupun external
8) Melakukan verifikasi pada keabsahan dokumen
9) Entry SAP
10) Membuat laporan manajemen pada induk perusahaan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

11) Melakukan rekonsiliasi dengan unit lain

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Usia maksimal 30 Tahun
2) Pendidikan minimal S1 (Akutansi) Minimal IPK 2,75 dari skala 4
3) Minimal pengalaman 1 tahun dibidang yang sama
4) Dapat berkomunikasi dengan baik
5) Cermat, tekut, ulet, & teliti
6) Terbiasa dengan deadline
7) Dapat bekerja dalam team

18. Staf Procurement

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Mencari dan menganalisa calon supplier yang sesuai dengan material yang
dibutuhkan
2) Melakukan negosiasi harga sesuai standar kualitas material dan memastikan
tanggal pengiriman material
3) Melakukan koordinasi dengan pihak supplier mengenai kelengkapan dokumen
4) Pendukung material sesuai standar mutu yang berlaku
5) Berkoordinasi dengan PPIC dan Gudang tentang jadwal dan jumlah material
yang akan diorder
6) Bersedia melakukan pembelian dilapangan / keluar kantor
7) Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang ( inventory,material, dll)
8) Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara
sistematis dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )
9) Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan
10) Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran
operasional perusahaan
11) Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / control stock

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Dapat Melakukan Negosiasi yang baik
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2) Memiliki Pengalaman Pembelian modern market


3) Dapat bekerja dengan cepat
4) Dapat menggunakan Aplikasi Komputer, minimal Ms.Office (Excel, Word, Power
Point)
5) Mampu bekerja secara individual & team
6) Komunikatif
7) Jujur & Teliti

19. Staf Sales Marketing

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Mencapai target penjualan perusahaan, target penjualan harus dicapai untuk
kemajuan perusahaan yang umumnya ditentukan oleh marketing director atau
marketing manager
2) Membuat program marketing perusahaan
3) Memperkenalkan produk atau jasa perusahaan kepada klien
4) Memasarkan produk atau jasa perusahaan, memasarkan produk-produk dan
jasa perusahaan tempatnya bekerja
5) Mencari klien baru, memperbaharui dan menambah klien-klien baru bagi
perusahaan akan berarti bisnis baru bagi kemajuan perusahaan
6) Mempertahankan klien-klien lama, bukan hanya menjual dan memasarkan,
tetapi juga menjaga hubungan baik dan citra perusahaan di mata public
7) Membina hubungan dengan klien perusahaan, menjaga komunikasi, menerima
masukan (feedback) dari klien dan menanggapinya

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Pendidikan minimal D3 segala jurusan dengan IPK minimum 2,75 dari skala
4,0
2) Memiliki kemampuan untuk melayani pelanggan dan personal dengan baik
3) Berpengalaman di posisi yang sama lebih disukai
4) Umur maksimal 30 tahun
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

5) Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik


6) Memiliki pengetahuan di bidang penjualan dan pemasaran

20. Staf Warehause

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Bertanggungjawab atas bongkar muat barang
2) Ikut serta menandatangani surat penerimaan barang
3) Mengecek barang di gudang
4) Menyiapkan pengiriman dan penyimpanan barang
5) Membuat laporan aktivitas barang
6) Melakukan koordinasi dengan divisi lain dan klien

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Memiliki ketahan fisik yang baik
2) Jenis kelamin pria
3) Pendidikan minimal SMA
4) Umur maksimal 25 tahun
5) Tidak buta warna
6) Mampu berada dalam tekanan
7) Mampu bekerja dalam tim
8) Memiliki inisiatif
9) Bersedia bekerja secara shift

21. Staf QC

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Memantau perkembangan semua produk yang diproduksi oleh perusahaan
2) Bertanggung jawab untuk memperoleh kualitas dalam produk perusahaannya
3) memverifikasi kualitas produk dengan bantuan parameter seperti berat badan,
tekstur dan sifat fisik lain dari perusahaan
4) QC memonitor setiap proses yang terlibat dalam produksi produk
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

5) Memastikan kualitas barang yang dibeli serta barang jadi


6) Merekomendasikan pengolahan ulang produk-produk berkualitas rendah
7) Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada
produk dari sebuah perusahaan
8) QC harus memastikan produk dari standar perusahaan memenuhi mutu ISO
seperti 9001, ISO 9002
9) Menjaga checklist proses inspeksi dan protokol yang digunakan dalam suatu
perusahaan
10) Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah dan isu-isu mengenai
kualitas produk dan juga harus membuat rekomendasi kepada otoritas yang
lebih tinggi.

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Minimal lulusan D3 jurusan Teknik Industri/Mnajemen Industri dengan IPK
minimal 3,0 dari skala 4,0
2) Umur maksimal 25 tahun
3) Mempunyai pengalaman kerja sebagai Staff QC di pabrik minimal 1 tahun
4) Bersedia bekerja keras termasuk kerja lembur
5) Memahami kegiatan QC
22. Staf QA

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Memiliki tugas poko dalam perencanaan prosedur jaminan kualitas suatu
produk atau jasa
2) Menafsirkan dan menerapkan standar jaminan kualitas
3) Mengevaluasi kecukupan standar jaminan kualitas
4) Merancang sampel prosedur dan petunjuk untuk mencatat dan melaporkan data
berkualitas
5) Meninjau pelaksanaan dan efisiensi kualitas dan inspeksi sistem agar berjalan
sesuai rencana, melaksanakan dan memantau pengujian dan inspeksi bahan dan
produk untuk memastikan kualitas produk jadi
6) Mendokumentasikan audit internal dan kegiatan jaminan kualitas lainnya
7) Menyelidiki keluhan pelanggan dan masalah ketidaksesuaian
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

8) Mengumpulkan dan menyusun data kualitas statistik


9) Menganalisis data untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan dalam sistem
mutu
10) Mengembangkan, merekomendasikan dan memantau tindakan perbaikan dan
pencegahan
11) Menyiapkan laporan untuk berkomunikasi hasil dari kegiatan kualitas
12) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan mengatur intervensi pelatihan untuk
memenuhi standar kualitas
13) Mengkoordinasikan dan dukungan di tempat audit yang dilakukan oleh
penyedia eksternal
14) Mengevaluasi temuan audit dan menerapkan tindakan koreksi yang tepat
15) Mengelola dan memeriksa kegiatan manajemen risiko
16) Bertanggung jawab untuk sistem manajemen dokumen
17) Memastikan kepatuhan berkelanjutan dengan persyaratan peraturan kualitas
dan industri yang ditetapkan perusahaan

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Gelar sarjana, Diploma yang sesuai dengan bidang tugas
2) Teliti, Detail dan Pandai untuk komunikasi secara lisan dan tertulis
3) Mampu dalam pengumpulan data
4) Manajemen dan analisis
5) Menganalisis masalah dan pemecahan masalah perencanaan dan
pengorganisasian keputusan Pengambilan keputusan
6) Orientasi layanan pelanggan dan Mampu bekerja sama
7) Akan lebih baik jika memiliki sertifikasi Kualitas Auditor, Quality Engineer,
Peningkatan Kualitas Asosiasi, Six Sigma
8) Berpengalaman dalam pemeriksaan mutu, audit dan pengalaman pengujian
9) Berpengalaman dengan pelaksanaan program tindakan korektif
10) Berpengalaman khusus dalam produk industri
11) Memiliki keterampilan komputer yang baik termasuk Microsoft Office dan
database
12) Memiliki keterampilan & pengetahuan tentang alat, konsep dan metodologi QA
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

13) Memiliki pengetahuan tentang persyaratan peraturan yang relevan

23. Staf RnD

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) Mengelola sejumlah dana yang dianggarkan perusahaan untuk aktivitas riset
dan pengembangan
2) Melakukan tes, membuat alat tes, dan mengembangkan teknologi baru untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan
3) Memastikan kualitas performansi dalam perusahaan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan
4) Melakukan kerjasama dengan perusahaan berkaitan dengan pengadaan barang
dan jasa untuk aktivitas riset dan pengembangan perusahaan

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Pendidikan Minimal S1
2) Umur maksimal 25
3) Dapat berfikir kritis dan berfikir berkembang
4) Memiliki Pengalaman minimal 1 tahun di bidang yang sama lebih disukai
5) Tegas dan berintegritas tinggi

24. Staf Engenering

Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :


1) membantu dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh Koordinator
Operasional
2) bertanggung jawab untuk menjaga kelaikan jalan unit-unit kendaraan
Perusahaan
3) menyusun jadwal perawatan unit-unit kendaraan Perusahaan
4) membuat database riwayat pemakaian dan perawatan kendaraan
5) membuat job order perawatan kendaraan untuk mekanik
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

6) mengkoordinir mekanik dalam pelaksanaan perawatan unit kendaraan


Perusahaan
7) melaporkan hasil kegiatan perawatan pada Koordinator Operasional
8) bertanggung jawab pada Koordinator Operasional

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Memiliki ketahan fisik yang baik
2) Jenis kelamin pria
3) Pendidikan minimal D3 Teknik Mesin dengan IPK minimum 2,75 dari skala
4,0
4) Umur maksimal 25 tahun
5) Tidak buta warna
6) Mampu berada dalam tekanan
7) Memiliki inisiatif
8) Bersedia bekerja secara shift

25. Staf HSSE (Healt,Safety,Security and Environtment)


Tugas dan wewenang Staf adalah sebagai berikut :
1) Memantau dan mengerjakan HSSE di perusahaan
2) Menjamin HSSE seluruh kariawan
3) Mengawasi jalannya produksi agar sesuai HSSE
4) Mengelola dan menjaga HSSE di area kerja
5) Menyusun strategi agar HSSE berjalan dengan baik
6) Bertanggung jawab atas HSSE

Spesifikasi menjadi Staf diantaranya yaitu :


1) Minimal pendidikan S1, diutamakan lulusan fakultas ekonomi.
2) Minimal berusia 24 tahun.
3) Mempunyai pengalaman bekerja di bidang tersebut, minimal 1 tahun.
4) Memahami ilmu Healt, Safety, Security and Environtment
5) Memiliki kemampuan bekerja secara individu dan secara berkelompok.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

6) Memiliki komunikasi yang baik.


7) Dapat menggunakan Microsoft word dan Microsoft excel dengan baik.
8) Memahami mengenai administrasi keuangan
9) Teliti, rajin, disiplin dan rapi, dan cekatan dalam bekerja
10) Dapat dipercaya dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.
11) Memiliki kepribadian yang baik dan ramah.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4.5 JUMLAH TENAGA KERJA

(Hasil Terlampir)

Tabel 4.1 Tenaga Kerja Langsung Perkantoran


Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung Perkantoran
No. Departemen Kedudukan Jumlah Personil
Direktur Utama 1
1 Board of Director (Dewan Direksi) Manajer Plant 1
Sekretaris 1
Manajer 1
Human Resource and General Affair (Sumber Kepala Bagian HR 1
2
Daya Manusia-Urusan Umum) Kepala Bagian GA 1
Staf 2
Manajer 1
Kepala Bagian Produksi Meja 1
3 Production (Produksi)
Kepala Bagian Produksi Kursi 1
Staf 6
Manajer 1
Kepala Bagian Finansial 1
4 Finance and Accounting (Finansial dan Akunting)
Kepala Bagian Akunting 1
Staf 2
Manajer 1
Kepala Bagian PPIC 1
5 Procurement (Pengadaan)
Kepala Bagian Purchasing 1
Staf 2
Manajer 1
6 Marketing (Pemasaran) Kepala Bagian Pemasaran 1
Staff 4
Manajer 1
7 Quality Control (Pengendali Kualitas) Kepala Bagian QC 2
Staff QC 3
Manajer 1
8 Quality Assurance Pemastian Kualitas) Kepala Bagian QA 2
Staff QA 2
Manajer 1
Kepala Bagian Pengolahan Air Limbah 1
Kepala Bagian Informasi dan Teknologi 1
9 Engineering (Teknik)
Kepala Bagian Utilisisasi 1
Kepala Bagian Mesin dan Kelistrikan 1
Staf 5
Manajer 1
Research and Development (Penelitian dan Kepala Bagian Litbang 1
10
Pengembangan) Kepala Bagian Desain 1
Staf 2
Health, Safety, Security, and Environmental Manajer 1
11
(Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Staf 1
Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung Perkantoran 61

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.2 Tenaga Kerja Tidak Langsung


Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung Non Perkantoran
No. Kedudukan Jumlah Personil
1 Petugas Kebersihan dan Lanskap 5
2 Office Boy 10
3 Satpam 6
4 Supir Kendaraan Operasional 1
5 Supir Truk 2
6 Operator Water Treatment 4
7 Receptionist 1
8 Petugas Kesehatan Perawat 1
9 Petugas Kesehatan Dokter 1
10 Operator Gudang 4
11 Operator Material Handling 4
12 Operator Pengolahan Air dan Genset 2
Jumlah Tenaga Kerja Tidak Langsung Non Perkantoran 41
(Sumber: Pengolahan Data)
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 4.3 Tenaga Kerja Tidak Langsung Fabrikasi


Jumlah Tenaga Kerja Langsung Fabrikasi
No. Operator Jumlah Personil
1 Circular Saw Machine 18
2 Bench Drilling Machine 11
3 Angle Grinder Machine 17
4 Electric Welding Machine 7
5 Bending Machine 16
Jumlah Tenaga Kerja Langsung Fabrikasi 69
(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.5 Tenaga Kerja Tidak Langsung Assembling


Jumlah Tenaga Kerja Langsung Assembling
No. Operator Jumlah Personil
1 Electric Welding Machine 22
2 Spray Gun 8
3 Benchwork Tools 18
Jumlah Tenaga Kerja Langsung Assembling 48
(Sumber: Pengolahan Data)

4.6 UPAH TENAGA KERJA

Nilai upah minimum ditentukan setiap tahun sesuai dengan kebijakan pengupahan
nasional untuk memastikan pencapaian kebutuhan hidup layak dengan

mempertimbangkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum


umumnya ditetapkan oleh gubernur untuk tingkat provinsi, kabupaten/kota dan
sektoral, mengikuti rekomendasi dewan pengupahan provinsi dan/atau dewan
pengupahan kabupaten/kota.

Keputusan Presiden No. 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan mengatur
mengenai Dewan Pengupahan di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten
dimana fungsi dari Dewan Pengupahan tersebut adalah menjadi penasihat
penentuan upah minimum. Dewan Pengupahan Nasional memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah pusat dalam merumuskan kebijakan upah dan
mengembangkan sistem upah nasional.

Dewan Pengupahan Kabupaten akan mengirimkan usulan mereka kepada


Walikota yang nanti akan diteruskan kepada Gubernur. Usulan ini juga akan
dibagi dengan Dewan Pengupahan Provinsi dimana mereka akan mengirimkan
rekomendasi akhir kepada Gubernur Provinsi.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten terdiri dari perwakilan


pengusaha, pekerja dan pemerintah, dibentuk secara tripartit. Keterlibatan pihak
akademisi dipastikan ada di ketiga tingkat. Perwakilan pemerintah setara dengan
perwakilan dari pekerja dan pengusaha di semua tingkat dewan pengupahan,
sementara keterlibatan akademisi dan ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 tentang Pengupahan,


Gubernur dapat menentukan upah minimum provinsi (tanpa mempertimbangkan
rekomendasi dari Dewan Pengupahan), yang dihitung berdasarkan formula untuk
perhitungan upah minimum setiap tahun. Formula tersebut mengharuskan
penyesuaian nilai upah minimum setiap tahun, berdasarkan akumulasi nilai inflasi
dan pertumbuhan ekonomi.

4.6.1 Hasil Upah Tenaga Kerja

(Hasil Terlampir)

Tabel 4.7 Upah Tenaga Kerja Langsung Perkantoran


Upah Tenaga Kerja Langsung Perkantoran
Tunjangan/Personel
Jumlah Jumlah Gaji/ Jumlah Gaji/
No. Departemen Kedudukan UMR Presentase Gaji Gaji/ Personel Tunjangan Hari Transportasi Konsumsi Pajak Total Gaji/ Bulan
Personil Kesehatan (15%) Personel/ Bulan Personel/ Tahun
Raya (THR) (15%)
Direktur Utama 1 Rp 4,594,325 600% Rp 27,565,947 Rp 4,134,892 Rp 2,297,162 Rp 620,234 Rp 396,000 Rp 6,891,487 Rp 28,122,749 Rp 337,472,983 Rp 28,122,749
1 Board of Director (Dewan Direksi) Manajer Plant 1 Rp 4,594,325 400% Rp 18,377,298 Rp 2,756,595 Rp 1,531,442 Rp 413,489 Rp 396,000 Rp 2,756,595 Rp 20,718,229 Rp 248,618,747 Rp 20,718,229
Sekretaris 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Human Resource and General Affair (Sumber Kepala Bagian HR 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
2
Daya Manusia-Urusan Umum) Kepala Bagian GA 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 2 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 16,033,672
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Kepala Bagian Produksi Meja 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
3 Production (Produksi)
Kepala Bagian Produksi Kursi 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 6 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 48,101,015
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Kepala Bagian Finansial 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
4 Finance and Accounting (Finansial dan Akunting)
Kepala Bagian Akunting 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 2 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 16,033,672
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Kepala Bagian PPIC 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
5 Procurement (Pengadaan)
Kepala Bagian Purchasing 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 2 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 16,033,672
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
6 Marketing (Pemasaran) Kepala Bagian Pemasaran 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staff 4 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 32,067,343
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
7 Quality Control (Pengendali Kualitas) Kepala Bagian QC 2 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 21,114,229
Staff QC 3 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 24,050,507
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
8 Quality Assurance Pemastian Kualitas) Kepala Bagian QA 2 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 21,114,229
Staff QA 2 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 16,033,672
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Kepala Bagian Pengolahan Air Limbah 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Kepala Bagian Informasi dan Teknologi 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
9 Engineering (Teknik)
Kepala Bagian Utilisisasi 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Kepala Bagian Mesin dan Kelistrikan 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 5 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 40,084,179
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
Research and Development (Penelitian dan Kepala Bagian Litbang 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
10
Pengembangan) Kepala Bagian Desain 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
Staf 2 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 16,033,672
Health, Safety, Security, and Environmental (Kesehatan,
Manajer 1 Rp 4,594,325 300% Rp 13,782,974 Rp 2,067,446 Rp 1,148,581 Rp 310,117 Rp 396,000 Rp 2,067,446 Rp 15,637,672 Rp 187,652,060 Rp 15,637,672
11 Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan) Staf 1 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 8,016,836

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.8 Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung


Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung Non Perkantoran
Tunjangan/Personel
Jumlah Jumlah Gaji/ Jumlah Gaji/
No. Departemen Kedudukan UMR Presentase Gaji Gaji/Personel Tunjangan Hari Transportasi Konsumsi Pajak Total Gaji/ Bulan
Personil Kesehatan (15%) Personel/ Bulan Personel/ Tahun
Raya (THR) (10%)
1 Petugas Kebersihan dan Lanskap 5 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 27,382,786
2 Office Boy 10 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 54,765,572
3 Satpam 6 Rp 4,594,325 125% Rp 5,742,906 Rp 861,436 Rp 478,575 Rp 129,215 Rp 396,000 Rp 861,436 Rp 6,746,697 Rp 80,960,358 Rp 40,480,179
4 Supir Kendaraan Operasional 1 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 5,476,557
5 Supir Truk 2 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 10,953,114
6 Operator Water Treatment 4 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 21,906,229
Non Departemen
7 Receptionist 1 Rp 4,594,325 150% Rp 6,891,487 Rp 1,033,723 Rp 574,291 Rp 155,058 Rp 396,000 Rp 1,033,723 Rp 8,016,836 Rp 96,202,030 Rp 8,016,836
8 Petugas Kesehatan Perawat 1 Rp 4,594,325 125% Rp 5,742,906 Rp 861,436 Rp 478,575 Rp 129,215 Rp 396,000 Rp 861,436 Rp 6,746,697 Rp 80,960,358 Rp 6,746,697
9 Petugas Kesehatan Dokter 1 Rp 4,594,325 200% Rp 9,188,649 Rp 1,378,297 Rp 765,721 Rp 206,745 Rp 396,000 Rp 1,378,297 Rp 10,557,114 Rp 126,685,373 Rp 10,557,114
10 Operator Gudang 4 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 21,906,229
11 Operator Material Handling 4 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 21,906,229
12 Operator Pengolahan Air dan Genset 2 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 10,953,114

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.9 Upah Tenaga Kerja Fabrikasi Meja dan Kursi


Upah Tenaga Kerja Langsung Fabrikasi dan Assembling Produk Meja
Tunjangan/Personel
Jumlah Jumlah Gaji/ Jumlah Gaji/
No. Departemen Operator UMR Presentase Gaji Gaji/Personel Tunjangan Hari Transportasi Konsumsi Pajak Total Gaji/ Bulan
Personil Kesehatan (15%) Personel/ Bulan Personel/ Tahun
Raya (THR) (10%)
1 Circular Saw Machine 10 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 54,765,572
2 Bench Drilling Machine 1 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 5,476,557
3 Angle Grinder Machine 9 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 49,289,015
4 Electric Welding Machine 7 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 38,335,901
Non Departemen
5 Bending Machine 6 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 32,859,343
6 Electric Welding Machine 10 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 54,765,572
7 Spray Gun 2 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 10,953,114
8 Benchwork Tools 6 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 32,859,343
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.10 Upah Tenaga Kerja Assembling Meja dan Kursi


Upah Tenaga Kerja Langsung Fabrikasi dan Assembling Produk Kursi
Tunjangan/Personel
Jumlah Jumlah Gaji/ Jumlah Gaji/
No. Departemen Operator UMR Presentase Gaji Gaji/Personel Tunjangan Hari Transportasi Konsumsi Pajak Total Gaji/ Bulan
Personil Kesehatan (15%) Personel/ Bulan Personel/ Tahun
Raya (THR) (10%)
1 Circular Saw Machine 8 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 43,812,458
2 Bench Drilling Machine 10 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 54,765,572
3 Angle Grinder Machine 8 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 43,812,458
4 Electric Welding Machine 0 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp -
Non Departemen
5 Bending Machine 10 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 54,765,572
6 Electric Welding Machine 12 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 65,718,687
7 Bench Drilling Machine 6 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 32,859,343
8 Angle Grinder Machine 12 Rp 4,594,325 100% Rp 4,594,325 Rp 689,149 Rp 382,860 Rp 103,372 Rp 396,000 Rp 689,149 Rp 5,476,557 Rp 65,718,687 Rp 65,718,687

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4.7 UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN (UPAH)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
BAB X Pasal 88-98 Bagian Kedua

Pasal 88
(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak


bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah
menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.

(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) meliputi :
a. upah minimum;
b. upah kerja lembur;
c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar
pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
f. bentuk dan cara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
j. upah untuk pembayaran pesangon; dan
k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.

4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat


(3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan mem-perhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Pasal 89
1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat
terdiri atas:
a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau
kabupaten/kota.

2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada


pencapaian kebutuhan hidup layak.

3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh


Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan
Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.

4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak


sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.

Pasal 90
1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.

2) Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.

3) Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan
Keputusan Menteri.
Pasal 91
1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha
dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah
dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah
atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan
tersebut
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh


menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 92
1) Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.

2) Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan


kemampuan perusahaan dan produktivitas.

3) Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 93
1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.

2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan


pengusaha wajib membayar upah apabila:
a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan
atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal
dunia;
d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang
menjalankan kewajiban terhadap negara;
e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalan-kan
ibadah yang diperintahkan agamanya;
f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

persetujuan pengusaha; dan


i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.

3) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut:
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus)
dari upah;
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari
upah; dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah
sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.

4) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja


sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut :
a. pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;
b. menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
e. isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua)
hari;
f. suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia,
dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan
g. anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk
selama 1 (satu) hari.

5) Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)


ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.

Pasal 94
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.

Pasal 95
1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau
kelalaiannya dapat dikenakan denda.

2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan


keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase
tertentu dari upah pekerja/buruh.

3) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau


pekerja/buruh, dalam pembayaran upah.

4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari
pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pem-bayarannya.
Pasal 96
Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul
dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2
(dua) tahun sejak timbulnya hak.

Pasal 97
Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan
hidup layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
88, penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan
pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 98
1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan
pengupahan yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

sistem pengupahan nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi,


dan Kabupaten/Kota.

2) Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/-serikat
buruh, perguruan tinggi, dan pakar.

3) Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan


oleh Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi,
Kabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota

Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara


pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan
Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Keputusan
Presiden.

4.8 LUAS KANTOR DAN FASILITAS

Penetapan lokasi industri merupakan hal yang sangat penting dalam proses
perancangan pembuatan industri itu sendiri.

Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi industri
yaitu identifikasi daerah, lokasi atau site, dan faktor pendukung atau penunjang.

Hal-hal yang berkaitan dengan identifikasi daerah adalah faktor-faktor sumber


bahan baku, area pemasaran dan tersedianya tenaga kerja. Suatu industri
memerlukan bahan baku yang nantinya akan diproses menjadi produk, untuk
sampai ke area industri bahan baku tersebut perlu diangkut dari sumbernya. Dan
setiap perusahaan industri akan berusaha menjaga agar suplai bahan baku tersebut
dapat berkesinambungan, dengan harga yang layak dan transportasi rendah. Oleh
karena itu, salah satu pertimbangan dalam memilih lokasi industri adalah dekat
dengan sumber bahan baku. Berbagai macam industri juga banyak yang memilih
tempat fasilitas produksinya di dekat area pemasaran, dengan tujuan untuk
memperpendek jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai ke tangan
konsumen. Untuk ketersediaan tenaga kerja juga menjadi hal yang sangat penting
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

karena tenaga kerja inilah yang nantinya akan mengoperasikan fasilitas- fasilitas
produksi dari industri tersebut.

Faktor lokasi atau site berkaitan dengan sarana penghubung, listrik, transportasi,
dan jarak dengan pusat kegiatan kota. Dengan mempertimbangkan hal tersebut,
maka timbul kecenderungan dalam memilih lokasi, yaitu mengarah ke pinggir
kota, daerah industri eksklusif, dan resource based.

Proyek-proyek pembangunan industri yang cenderung memilih lokasi pinggiran


kota biasanya dikarenakan oleh harga tanah yang umumnya lebih rendah dan upah
untuk tenaga kerja yang cenderung juga lebih rendah.

Daerah industri eksklusif adalah suatu daerah yang disiapkan oleh pihak
pemerintah atau swasta untuk menampung fasilitas-fasilitas produksi yang akan
didirikan. Di daerah ini pada umumnya disediakan infrastruktur dan keperluan
utility untuk menunjang kegiatan industri tersebut.

Untuk industri yang bersifat resource based yaitu mengarah ke penggunaan


resource yang tersedia seperti kekayaan alam, maka industri ini cenderung
memilih lokasi yang dekat dengan sumber daya yang bersangkutan.

Faktor pendukung atau penunjang seperti penyediaan air, listrik dan pembuangan
limbah juga memiliki peranan penting dalam penentuan lokasi industri. Jika
semakin dekat dengan sumber penunjang tersebut akan dapat mengurangi biaya
pertama investasi, seperti pada halnya dekat dengan sumber bahan baku.

4.8.1 Hasil Luas Kantor dan Fasilitas

(Hasil Terlampir)

Tabel 4.11 Rekap Hasil Luas Lantai


Summary Luas Lantai
Luas Lantai Receiving 406.12
Luas Lantai Fabrikasi 1551.00
Luas Lantai Assembling 1652.75
Luas Lantai Shipping 624.03
Total 4233.90
(Sumber: Pengolahan Data)
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

4.9 NAMA DAN LOKASI PERUSAHAAN

Nama : PT ABC
Lokasi : Karawang New Industry City, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361
Karawang New Industry City, Kab. Karawang, Jawa Barat 41361
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Harga : Rp. 240.000.000.000
Luas : 120000 m^2
Spesifikasi Lokasi Lahan Perusahaan
Lokasi lahan perusahaan yang telah dipilih ini bertempat di Telukjambe Barat
yaitu tepat di Karawang New Industry City, Kab. Karawang. Luas tanahnya
adalah 120000 m2 (12 ha) dengan harga Rp. 240.000.000.000, lokasi dan
infrastrukturnya ini sangat strategis untuk pembangunan sebuah perusahaan
produksi industri karena kawasan ini merupakan kawasan indutri. Karawang New
Industry City (KNIC) menjadi kawasan industri berkelas dunia yang mampu
mendorong inovasi dan pertumbuhan di Karawang. Kawasan industri di KNIC itu
merupakan yang ke-90 (ke-25 di Jawa Barat), jumlah yang signifikan dibanding
74 kawasan pada 2014 dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan
tersebut dapat menciptakan produk dengan nilai tambah tinggi sesuai
perkembangan Era Industri 4.0. KNIC dikembangkan dan dikelola oleh China
Fortune Land Development (CFLD International), perusahaan perencana,
pengembang, dan operator kota industri berskala internasional yang berpusat di
Singapura. KNIC tidak hanya memberikan efisiensi bagi perusahaan, tapi juga
memacu pertumbuhan ekonomi daerah. KNIC berada di lokasi yang strategis
karena di tengah-tengah Jakarta dan Bandung. Di luar kawasan industri, banyak
infrastruktur yang mendukung di antaranya jalan tol Jakarta-Cikampek hingga
Pelabuhan Patimban. Berikut adalah gambar lokasi tempat dan lahan dari KNIC
dibawah ini :
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Gambar 1.1 Lokasi Tempat KNIC

Gambar 1.2 Lokasi Tempat KNIC


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Gambar 1.3 Lokasi Lahan Perusahaan di KNIC


Alasan Pemilihan Lokasi Lahan Karena :
1. Lokasi strategis karena dekat dari jalan tol, LRT Jabodetabek, stasiun kereta, bandar
udara, dan pelabuhan. Lokasi strategis ini memudahkan pengiriman barang kemana
pun dan dimana pun.
2. Lokasi yang sangat cocok untuk pemasaran industri.
3. Lokasi yang mampu mendorong inovasi dan pertumbuhan baru di bidang industri.
4. Karawang salah satu kota industri terbesar di Indonesia.
5. Dapat menciptakan lapangan kerja baru yang cukup banyak dan UMK Kab.
Karawang paling besar di Jawa Barat.
6. Perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut dapat menciptakan produk dengan
nilai tambah sesuai perkembangan di Era Industri 4.0.
7. KNIC berada di lokasi yang strategis karena di tengah-tengah Jakarta dan Bandung.
8. Terletak di jantung kota antara Jakarta dan Bandung sebagai dua kota dengan
pertumbuhan ekonomi tercepat di Indonesia.
9. Konsep dasar KNIC merupakan sebuah kota industri yang terintegrasi kelas dunia
sehingga kehadiran infrastruktur kelas dunia dapat dilihat di kawasan ini.
BAB V
MATERIAL HANDLING

5.1 ONGKOS MATERIAL HANDLING

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang


dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah
ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang
terbaik untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi ketempat
proses produksi yang lain.

Pada dasarnya kegiatan material handling adalah kegiatan tidak produktif, karena
pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk atau perubahan nilai,
sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang tidak efektif dan mencari
ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin
dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu menekan
jumlah ongkos yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos
transportasi dapat dilakukan dengan cara: menghapus langkah transportasi,
mekanisasi atau meminimasi jarak.

Ongkos Material Handling (OMH) adalah suatu ongkos yang timbul akibat
adanya aktivitas material dari satu mesin ke mesin lain atau dari satu departemen
ke departemen lain yang besarnya ditentukan sampai pada suatu tertentu. Satuan
yang digunakan adalah Rupiah/meter gerakan. Tujuan dibuatnya perencanaan
Material Handling adalah:

1. Meningkatkan Kapasitas

2. Memperbaiki kondisi kerja

3. Memperbaiki pelayanan pada konsumen

4. Meningkatkan kelengkapan dan kegunaan ruangan

5. Mengurangi ongkos

109
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya
produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan
perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari sistem
material handling (Meyers, F.E.) a.l.:

1. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan


memberikan perlindungan terhadap material.

2. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.

3. Meningkatkan produktivitas.

4. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas.

5. Mengurangi bobot mati.

6. Sebagai pengawasan persediaan.

Hubungan Antara Penanganan Material dan Tata Letak Pabrik

Dalam sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama lain
adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas tersebut
menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum,
pengaruh ruangan dan pola aliran. Secara khusus masalah tata letak pabrik
membutuhkan informasi mengenai biaya operasi peralatan agar penempatan
departemen dapat menimbulkan total biaya penanganan material yang minimum.
Oleh karenanya dalam perancangan sistem penanganan material, harus diketahui
panjang perpindahan material, waktu perpindahan, sumber dan tujuan
perpindahan.

Tata letak pabrik dan penanganan material mempunyai tujuan umum yaitu
meminimumkan biaya. Biaya penanganan material dapat diminimumkan dengan
menyusun lebih dekat departemen-departemen yang berhubungan, agar
perpindahan material terjadi dengan jarak yang pendek.

Minimasi biaya merupakan salah satu tujuan utama dari sistem penanganan
material. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:

1. Mengurangi waktu menganggur peralatan.

TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

2. Pemakaian maksimum peralatan untuk mendapatkan satuan muatan yang tinggi.

TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3. Meminimumkan perpindahan material.

4. Mengatur departemen-departemen sedekat mungkin agar jarak perpindahan


material lebih pendek.

5. Mencegah perbaikan yang besar dengan melakukan perencanaan aktivitas


perawatan yang lebih baik.

6. Harus menggunakan peralatan yang tepat untuk mengurangi kerusakan material.

7. Menghindari pekerjaan yang tidak aman bagi tenaga kerja seperti mengangkat
beban yang terlalu berat.

8. Mengurangi keanekaragaman jenis peralatan untuk mengurangi kebutuhan


investasi.

9. Mengganti peralatan yang sudah usang dengan peralatan yang baru agar lebih
efisien.

Penentuan ongkos material handling dapat digunakan sebagai dasar untuk


menentukan tata letak fasilitas. Ditinjau dari segi biaya, tata letak yang baik
adalah tata letak yang mempunyai total ongkos material handling kecil, meskipun
dalam hal ini biaya bukan satu-satunya indikator untuk menyatakan bahwa tata
letak itu baik dan masih banyak faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem
penanganan material

adalah sebagai berikut:

1. Biaya investasi

Yang termasuk dalam biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga
komponen alat bantu dan biaya instalasi.

2. Biaya operasi yang terdiri dari:

a. Biaya perawatan.

b. Biaya bahan bakar.


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

3. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian alat-alat material.

4. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material.

Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas/pabrik, aktivitas dalam


pemindahan bahan material (Material Handling) merupakan salah satu faktor
yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Kegiatan pemindahan
material tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperhatikan suatu
proses aliran bahan yang terjadi dalam suatu kegiatan operasi, kemudian hal yang
harus diperhatikan adalah tipe Lay Out yang akan digunakan.

5.1.1 Hasil Ongkos Material Handling

(Hasil Terlampir)

Tabel 5.1 Hasil OMH Meja Meja Manabu P Plus


Dari Ke (Departmen) Nama Komponen Produk /jam Berat Bentuk Berat Total (Kg) Alat Angkut OMH (Rp) Jarak Sub Total Ongkos Total Ongkos
Kaki Meja Kiri 117.00 0.55 64.35
Forklip Rp 723.20 3.52 Rp 2,544.08
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
100 Rp 4,678.14
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Operator Rp 606.64 3.52 Rp 2,134.06
Tiang Meja Kiri 109.00 0.72 78.48
Forklip Rp 723.20 3.52 Rp 2,544.08
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
200 Rp 4,678.14
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Operator Rp 606.64 3.52 Rp 2,134.06
Penyangga Tiang 110.00 0.62 68.20
Forklip Rp 723.20 3.52 Rp 2,544.08
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
300 Rp 4,678.14
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Operator Rp 606.64 3.52 Rp 2,134.06
Kaki Meja Kanan 117.00 0.55 64.35
Forklip Rp 723.20 3.52 Rp 2,544.08
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
400 Rp 4,678.14
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Operator Rp 606.64 3.52 Rp 2,134.06
Tiang Meja Kanan 109.00 0.72 78.48
Forklip Rp 723.20 3.52 Rp 2,544.08
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
500 Rp 4,678.14
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Operator Rp 606.64 3.52 Rp 2,134.06
Plat Atas Meja 129.00 0.68 87.72
Forklip Rp 723.20 4.54 Rp 3,284.39
Receiving

Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03


Sand disk 1.00 0.50 0.50
600 Rp 6,039.45
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05
Bending tools 1.00 0.80 0.80
Operator Rp 606.64 4.54 Rp 2,755.06
Penyangga Atas Kiri 127.00 0.86 109.22
Forklip Rp 723.20 4.06 Rp 2,937.65
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
700 Sand disk 1.00 0.50 0.50 Rp 5,401.85
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Bending tools 1 0.8 0.8
Operator Rp 606.64 4.06 Rp 2,464.20
Penyangga Atas Kanan 109.00 0.86 93.74
Receiving

Forklip Rp 723.20 4.06 Rp 2,937.65


Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
800 Sand disk 1.00 0.50 0.50 Rp 5,401.85
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Bending tools 1 0.8 0.8
Operator Rp 606.64 4.06 Rp 2,464.20
Jaring Meja 103.00 0.5 51.50
Forklip Rp 723.20 9.53 Rp 6,889.40
Circular saw Blades 1.00 0.03 0.03
900 Sand disk 1.00 0.50 0.50 Rp 12,668.47
Sand paper 10.00 0.05 0.50
Bending tools 1 0.8 0.8
Operator Rp 606.64 9.53 Rp 5,779.07
Electrode 81.00 0.02 1.62
A1 Rp -
Operator Rp 606.64 0.00 Rp -
Electrode 81.00 0.02 1.62
A2 Rp 1,742.46
Operator Rp 606.64 2.87 Rp 1,742.46
Electrode 81.00 0.02 1.62
SA1 Rp 1,742.46
Operator Rp 606.64 2.87 Rp 1,742.46
Electrode 81.00 0.02 1.62
A3 Rp -
Operator Rp 606.64 0.00 Rp -
Electrode 81.00 0.02 1.62
Sand disk 1.00 0.5 0.50
SA2 Rp 2,464.20
Sand paper 81.00 0.01 0.81
Operator Rp 606.64 4.06 Rp 2,464.20
Electrode 81.00 0.02 1.62
SA3 Rp -
Operator Rp 606.64 0.00 Rp -
Electrode 81.00 0.02 1.62
Sand disk 1.00 0.5 0.50
SA4 Rp 1,742.46
Sand paper 81.00 0.01 0.81
Operator Rp 606.64 2.87 Rp 1,742.46
Electrode 81.00 0.02 1.62
Sand disk 1.00 0.5 0.50
A4 Sand paper 81.00 0.01 0.81 Rp 1,742.46
Cat 20.00 1 20.00
Operator Rp 606.64 2.87 Rp 1,742.46
Papan Belajar 81.00 0.3 24.30
A5 Screw M4 486.00 0.01 4.86 Rp 5,323.29
Operator Rp 606.64 8.77 Rp 5,323.29
Alas Kaki Meja 81.00 0.08 6.48
A6 Screw M4 486.00 0.01 4.86 Rp 1,067.03
Operator Rp 606.64 1.76 Rp 1,067.03
Bubble Wrap 2.00 5 10.00
A7 Adhesive Tape 2.00 0.15 0.30 Rp 1,067.03
Operator Rp 606.64 1.76 Rp 1,067.03
Kotak kardus 81.00 0.4 32.40
A8 Adhesive Tape 2.00 0.15 0.30 Rp 1,509.01
Operator Rp 606.64 2.49 Rp 1,509.01
Total Rp 71,302.72

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Tabel 5.2 Hasil OMH Kursi


Kursi Manabu P Plus

Dari Ke (Departmen) Nama Komponen Produk /jam Berat Bentuk Berat Total (Kg) Alat Angkut OMH (Rp) Jarak Sub Total Ongkos Total Ongkos

Kaki Depan 395.00 9.48 3744.60


Forklip Rp 687.44 6.09 Rp 4,188.57
Circular saw Blades 1.00 0.25 0.25
Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05
100 Rp 7,641.70
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Bending tools 1.00 0.80 0.80
Operator Rp 566.73 6.09 Rp 3,453.13
Kaki Belakang 600.00 9.48 5688.00
Forklip Rp 687.44 6.09 Rp 4,188.57
Circular saw Blades 1.00 0.25 0.25
200 Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05 Rp 7,641.70
Sand disk 1.00 0.50 0.50

Receiving
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Bending tools 1.00 0.80 0.80
Operator Rp 566.73 6.09 Rp 3,453.13
Penyangga Depan 342.00 9.48 3242.16
Forklip Rp 687.44 7.32 Rp 5,034.04
Circular saw Blades 1.00 0.25 0.25
300 Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05 Rp 9,184.18
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Operator Rp 566.73 7.32 Rp 4,150.14
Rangka Tengah Atas 342.00 9.48 3242.16
Receiving

Forklip Rp 687.44 7.32 Rp 5,034.04


Circular saw Blades 1.00 0.25 0.25
400 Mata bor Ø4mm 1.00 0.05 0.05 Rp 9,184.18
Sand disk 1.00 0.50 0.50
Sand paper 208.00 0.01 2.08
Operator Rp 566.73 7.32 Rp 4,150.14
Electrode 36.00 0.5 18.00
A1 Rp -
Operator Rp 687.44 0.00 Rp -
Electrode 36.00 0.5 18.00
A2 Rp 3,949.02
Operator Rp 687.44 5.74 Rp 3,949.02
Electrode 36.00 0.5 18.00
Sand disk 1.00 0.5 0.50
A3 Sand paper 208.00 0.01 2.08 Rp 3,949.02
Cat 20.00 1 20.00
Operator Rp 687.44 5.74 Rp 3,949.02
Screw M4 20.00 0.02 0.40
A4 Rp 8,830.28
Operator Rp 687.44 12.85 Rp 8,830.28
Screw M4 20.00 0.02 0.40
A5 Rp 1,709.98
Operator Rp 687.44 2.49 Rp 1,709.98
Screw M4 20.00 0.02 0.40
A6 Rp 1,709.98
Operator Rp 687.44 2.49 Rp 1,709.98
Alas Kaki Kursi 256.00 0.08 20.48
A7 Rp 1,709.98
Operator Rp 687.44 2.49 Rp 1,709.98
Bubble Wrap 18.00 0.5 9.00
A8 Rp 2,418.27
Operator Rp 687.44 3.52 Rp 2,418.27
Kotak Kardus 256.00 0.4 102.40
A9 Rp 1,709.98
Operator Rp 687.44 2.49 Rp 1,709.98
Total Rp 59,638.26

(Sumber: Pengolahan Data)

5.2 ALAT ANGKUT YANG DIGUNAKAN

a. Forklift

Forklift adalah alat transportasi yang digunakan untuk mengangkat material.


Forklift modern dikembangkan pada tahun 1920 oleh berbagai perusahaan
termasuk perusahaan manufaktur transmisi Clark dan perusahaan hoist & Towne
Manufaktur Yale. Sejak itu forklift telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
peralatan di bidang manufaktur dan operasi pergudangan.

Gambar 5.1 Forklift


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

(Sumber: Pengolahan Data)


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

b. Handlift

Handlift merupakan alat yang terbuat dari plat besi dengan memiliki dua garpu
yang berfungsi untuk bantalan beban, dan menggunakan sistem hidrolik yang
memompa oli untuk mengangkat beban, adapun pemompaan ada yang masih cara
manual atau sudah menggunakan tenaga listrik atau baterai (aki)

Handlift memiliki bermacam type dan jenis yang dijual dipasarkan diantaranya
yang berkapasitas 1 ton, 1.5 ton, 2 ton, 2.5 ton hingga 5 ton dengan tinggi angkat
20 cm hingga maksimal 1 meter.

c. Hand Trolley

Gambar 5.2 Handlift


(Sumber: Pengolahan Data)
Troli adalah kendaraan kecil dengan roda yang dapat membawa sesuatu. Ada
berbagai jenis troli. Ada troli belanja yang digunakan di supermarket dan toko
besar lainnya dengan self-service. Dalam bahasa Inggris ini disebut kereta belanja
atau keranjang belanja. Pelanggan dapat memasukkan hal-hal yang mereka ingin
beli di trolley dan kemudian membayar semuanya di kasir. Troli yang digunakan
di bandara dan beberapa stasiun kereta api besar untuk penumpang membawa
barang bawaan mereka.
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Gambar 5.3 Hand T rolley


(Sumber: Pengolahan Data)

5.3 ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD)

Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktivitas
atau kegiatan antara masing- masing bagian yang menggambarkan penting
tidaknya kedekatan ruangan. Dengan kata lain, Activity Relationship Chart (ARC)
merupakan peta yang disusun untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas
yang terjadi di setiap area satu dengan area lainnya

Secara berpasangan. Peta Keterkaitan Aktivitas (Activity Relationship Chart/ARC)


Peta keterkaitan aktivitas (Activity Relationship Chart/ARC) digunakan untuk
menganalisis tingkat hubungan atau keterkaitan aktivitas dari suatu ruangan
dengan ruangan lainnya (activity relationship chart) (Muther, 1955).

Activity Relationship Diagram (ARD) adalah diagram hubungan antar aktivitas


(departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga diharapkan
ongkos handling minimum. Dasar untuk ARD yaitu TSP. Jadi yang menempati
prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti prioritas
berikutnya. Pada saat menyusun ARD ini kemungkinan terjadinya error sangat
besar karena kita berangkat dari asumsi bahwa semua departemen berdekatan satu
sama lain. Adapun yang dimaksud error disini adalah suatu keadaan dimana
mesin- mesin (departemen-departemen) yang mendapat prioritas satu tidak dapat
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

menempati posisinya untuk saling berdekatan satu sama lain tanpa ada pembatas
dari departemen lain.
BAB VI
HASIL PENEMPATAN DIAGRAM AKTIVITAS

6.1 ACTIVITY RELATIONSHIP CHART


Activity Relationship Chart atau Peta Hubungan Kerja kegiatan adalah aktivitas
atau kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting
tidaknya kedekatan ruangan. Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan
yang terikat antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting
dan selalu berdekatan demi kelancaran aktivitasnya. Oleh karena itu dibuatlah
suatu peta hubungan aktivitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana hubungan
yang terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang
mendukung.

Tujuan ARC
Secara umum Peta Hubungan Kegiatan dapat didefinisikan sebagai berikut, yaitu
teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan
yang saling berkaitan. ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan
tabel- tabel perhitungan Luas Lantai.
Tujuan utama ARC adalah agar dapat diketahui hubungan kedekatan dari setiap
kelompok kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.
Fungsi ARC

Fungsi ARC dan kegunaannya adalah :


1. Penyusunan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu kantor.
2. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.
3. Lokasi Pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan
4. Menunjukkan hubungan suatu kegiatan yang lainnya, serta alasannya.
5. Memperoleh suatu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.

117
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Activity Relation Chart


Peta keterkaitan kegiatan serupa dengan peta dari – ke, tetapi hanya perangkat
lokasi saja yang ditunjukkan. Kenyataannya peta ini serupa dengan tabel jarak
sebuah peta jalan jaraknya digantikan dengan huruf sandi kualitatif, dan angka
menunjukkan keterkaitan suatu kegiatan dengan yang lainnya, dan seberapa
penting setiap kedekatan hubungan yang ada.
Huruf-huruf (a,e,i,o,u dan x ) diletakkan pada bagian atas kotak, kadang
digunakan juga warna, untuk menunjukkan alasan-alasan yang mendukung setiap
kedekatan hubungan
Simbol-simbol yang digunakan adalah:

Tabel 6.1 Simbol yang Digunakan

(Sumber: Pengolahan Data)

Kode Alasan
Kode alasan yang digunakan adalah seperti Tabel dibawah ini:
Tabel 6.2 Deskripsi Alasan
Kode
Deskripsi Alasan
Alasan
1 Menggunakan Catatan yang sama
2 Menggunakan Personil yang sama
3 Memakai Ruangan yang sama
4 Memungkinkan Gangguan Suara bisinng
5 Derajat Hubungan kertas yang kerja
6 Urutan Aliran Kerja
7 Melaksanakan Pekerjaan yang sama
8 Menggunakan peralatam yan sama
9 Memungkinkan Bau yang Tidak sedap
10 Memungkinkan alasan yang lain
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 11
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Setelah pengisian melakukan pengisian pada diagram ARC, selanjutnya adalah


melakukan rekapitulasi hasil penilaian ke dalam TCR atau Total Closeness Rank.
Perhitungan di TCR akan berpengaruh terhadap penentuan Corelap antar
departemen atau ruangan.

6.2 ALGORITMA BLOCPLAN


Menurut Hadiguna (2008), tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai
kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu.
Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada
pengaturan unsur-unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan,
meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa
ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan bahan.
Menurut Purnomo (2004), BLOCPLAN merupakan sistem perancangan tata letak
fasilitas yang dikembangkan oleh Donaghey dan Pire pada departemen Teknik
Industri, Universitas Houston. Program ini membuat dan mengevaluasi tipe-tipe
tata letak dalam merespons data masukan. BLOCPLAN mempunyai kemiripan
dengan CRAFT dalam penyusunan departemen. Perbedaannya adalah metode
BLOCPLAN dapat menggunakan peta keterkaitan sebagai input data, sedangkan
CRAFT hanya menggunakan peta dari-ke (from- to chart). Biaya tata letak dapat
diukur baik berdasarkan ukuran jarak maupun dengan kedekatan. Jumlah baris
didalam BLOCPLAN ditentukan oleh program dan biasanya dua atau tiga baris.
Menurut Assauri (2008), BLOCPLAN juga mempunyai kelemahan yaitu tidak
akan menangkap inisial layout secara akurat. Pengembangan tata letak hanya
dapat dicari dengan melakukan perubahan atau pertukaran letak departemen satu
dengan lainnya. Selain peta keterkaitan BLOCPLAN kadang-kadang juga
menggunakan input data lain yaitu from-to chart, hanya saja kedua input tersebut
hanya digunakan salah satu saja saat melakukan evaluasi tata letak.
BLOCPLAN akan membuat beberapa alternatif tata letak tergantung keinginan
pengguna (maksimum 20 alternatif). Departemen-departemen akan ditempatkan
pada area tata letak tertentu secara random. Alternatif tata letak akan ditampilkan
dengan skala tertentu dan masing-masing alternatif akan dihitung skornya. Untuk
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

menentukan alternatif tata letak terbaik. Bisa dipilih dengan melihat satu persatu
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

dimulai dari alternatif 1 sampai dengan alternatif terakhir. BLOCPLAN akan


menampilkan satu persatu alternatif tata letak tersebut berikut skornya. Skor
tertinggi dapat diusulkan sebagai alternatif terbaik.

6.2.1 Hasil Blocplan

(Hasil Terlampir)

Gambar 6.1 Hasil Blocplan


(Sumber: Pengolahan Data)

6.3 AREA ALLOCATION DIAGRAM


Area Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah
diketahui kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti
bahwa ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada
juga sebaliknya. Kedekatan tata letak aktivitas tersebut ditentukan dalam bentuk
Area Allocation Diagram.
Area Allocation Diagram (AAD) adalah suatu gambaran dari tata letak produksi
yang sebenarnya dan memuat alokasi dari mesin dan produksi, beserta storage,
range cost, receiving, shipping, dan lain-lain.
Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengalokasian area adalah sebagai
berikut
• Aliran produksi, material, peralatan
• ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan fisikal
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

• Tempat yang dibutuhkan


PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

• ARD
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global, informasi
yang dapat dilihat pada AAD hanya pemanfaatan area pabrik dan perkantoran saja,
sedangkan gambaran visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang
merupakan hasil akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak fasilitas dan
pemindahan bahan.
AAD merupakan gambaran dari template untuk luas bangunannya tanpa adanya
aliran bahan dari seluruh komponen yang digunakan dalam proses produksi.
Pembuatan template harus disesuaikan pada AAD yang telah dibuat. Salah satu
tujuan dari pembuatan AAD ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
template yang akan dibuat, selain itu untuk mengantisipasi kesalahan yang
mungkin saja terjadi dalam pembuatan template.

6.3.1 Hasil AAD

(Hasil Terlampir)

Gambar 6.2 AAD


(Sumber: Pengolahan Data)
BAB VII
ANALISIS, KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 ANALISIS
Berdasarkan hasil proses agregasi dan disagregasi, didapat penentuan KPT
(Kapasitas Produksi Terpasang per jam) pada pembuatan kursi dan meja di PT.
ABC sebagai berikut.

Tabel 7.1 KPT per tahun Meja dan Kursi


Kursi
Tahun Demand Perusahaan Demand Pesaing Market Potensial Kapasitas Produksi KPT
2020 3,588,938 1,452,130 2,136,808 491,466 256
2021 3,915,012 1,516,722 2,398,290 551,607 288
2022 4,241,087 1,581,314 2,659,773 611,748 319
2023 4,567,162 1,645,907 2,921,255 671,889 350
2024 4,893,235 1,710,500 3,182,735 732,030 382
Meja
Tahun Demand Perusahaan Demand Pesaing Market Potensial Kapasitas Produksi KPT
2020 1,134,009 458,837 675,172 155,290 81
2021 1,237,038 479,247 757,791 174,292 91
2022 1,340,070 499,655 840,415 193,296 101
2023 1,443,102 520,065 923,037 212,299 111
2024 1,546,129 540,474 1,005,655 231,301 121

(Sumber: Pengolahan Data)

PT. ABC menentukan jam produksi dalam sehari selama delapan jam, dengan
demikian PT. ABC harus dapat mencapai target produksi sebanyak 752 unti kursi
dan 1416 unit meja per hari.

Hasil perancangan OPC (Operation Process Chart), Routing Sheet, dan MPPC
(Multi Product Process Chart), untuk membuat satu unit meja dan satu unit kursi,
diperlukan sejumlah mesin sebagai berikut.

Tabel 7.2 Mesin yang Diperlukan Dalam Proses Produksi


Circular Saw Machine 10 Circular Saw Machine 8

Bench Drilling Machine 1 Bench Drilling Machine 10

Angle Grinder Machine 9 Angle Grinder Machine 8

Electric Welding Machine 7 Electric Welding Machine 0

Bending Machine 6 Bending Machine 10

(Sumber: Pengolahan Data)

122
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

Kebutuhan luas lahan untuk kebutuhan proses produksi berdasarkan data


kebutuhan mesin ditentukan luas tanah yang dibutuhkan untuk proses assembly
dan proses fabrikasi sebesar 798 m2.

Kebutuhan luas lahan untuk proses penyimpanan bahan baku, bahan tambah dan
barang jadi untuk produksi meja dan kursi sebesar 7951 m2. Luas tersebut didasari
pada rencana proses penyimpanan dan persediaan produksi dilakukan untuk
persiapan produksi selama tiga hari, dan alat bantu proses pendistribusian barang
menggunakan handlift dan forklift.

Alokasi luas yang diberikan untuk ruangan kantor sebagai tempat proses
administrasi dan pengelolaan organisasi PT. ABC sebesar 1008 m2.

Jumlah keseluruhan alokasi luas lahan dengan ditambah fasilitas lain seperti toilet,
tempat parkir dan fasilitas penunjang lainnya, total luas lahan yang dibutuhkan
untuk pembangunan pabrik PT. ABC sebesar 13.283 m2.

Lokasi lahan perusahaan yang telah dipilih ini bertempat di Telukjambe Barat
yaitu tepat di Karawang New Industry City, Kab. Karawang. Luas tanahnya
adalah 120000 m2 (12 ha) dengan harga Rp. 240.000.000.000, lokasi dan
infrastrukturnya ini sangat strategis untuk pembangunan sebuah perusahaan
produksi industri karena kawasan ini merupakan kawasan indutri. Karawang New
Industry City (KNIC) menjadi kawasan industri berkelas dunia yang mampu
mendorong inovasi dan pertumbuhan di Karawang.

7.2 KESIMPULAN
Hasil praktikum ini adalah mengenai perencanaan pembangunan Tata Letak
fasilitas pada PT. ABC yang memproduksi produk meja dan kursi. Praktikan
membuat langkah dan proses pada pembuatan produk meja dan kursi untuk
mengetahui mesin apa yang akan digunakan. Penentuan tata letak sudah
diperhitungkan berdasarkan luas fasilitas yang dimiliki PT. ABC dan
pertimbangan jumlah tenaga kerja akan mengacu pada upah yang akan ditentukan
oleh perusahaan. Pemanfaatan kebutuhan luas menjadi salah satu penentu dalam

TEKNIK INDUSTRI 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

menentukan alokasi penempatan fasilitas yang diperlukan, sehingga lahan yang


ada akan akan digunakan semaksimal mungkin. Namun dari aspek ekonomi atau
finansial belum dikatakan layak karena praktikan tidak mengerjakan analisis
finansial, tetapi dari segi fasilitas PT. ABC sudah melakukan perencanaan sesuai
dengan pengerjaan berdasarkan dengan modul yang diberikan.

7.3 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari hasil praktikum kali ini adalah:

1) Perlunya dilakukan pertimbangan lebih lanjut dalam penentuan lokasi


pendirian pabrik, luas lahan yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan, tidak terlalu banyak lahan yang tidak digunakan.
2) Perancangan OPC harus dilakukan dengan lebih terarah, urutan proses
sebaiknya dipersingkat agar kebutuhan mesin semakin sedikit dan
kebutuhan lahan tidak terlalu luas.
3) Penentuan kebutuhan staff harus dilakukan lebih teliti dan kualifikasi yang
diminta harus sesuai dengan kebutuhan.

TEKNIK INDUSTRI 12
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
UNIVERSITAS
Universitas WIDYATAMA
Widyatama

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai