Oleh:
Disusun Oleh:
Disahkan Oleh:
Pembimbing Pembimbing
Program Studi Teknik Industri PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
ii
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS TEKNIK, PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Alamat: Jalan Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten
Telepon: (021)7412566, Faksimile (021) 4709855
KRITERIA PENILAIAN
PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN Stempel, Nama & Tanda Tangan
PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI Pembimbing Instansi
NO MATERI PENILAIAN NILAI
1 Keaktifan, Disiplin dan Inisiatif
2 Kemampuan Kerjasama
3 Kemampuan Bekerja Mandiri
4 Tugas Khusus ( Pepi Hanapi, S.E )
Nilai Rata - rata
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktik lapangan ini dengan judul “PROSES PRODUKSI CUTTED WIRE
TYPE RB-SERIES PADA MESIN DRAWING CUTTING LINE – 3 PT.
INTAN PERTIWI INDUSTRI”. dan akhirnya telah menempuh perjalanan yang
panjang, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi kurikulum Sarjana
Strata-1 (S1) pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Pamulang (UNPAM), Tangerang Selatan.Penulis menyadari bahwa penulisan ini
tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun
material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Dr. (HC). Drs. H. Darsono, sebagai Ketua Yayasan Sasmita Jaya Universitas
Pamulang yang telah memberikan kesempatan kuliah di Universitas Pamulang
dengan biaya terjangkau;
2. Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas Pamulang yang
selalu memotivasi dalam belajar di Universitas Pamulang;
3. Bapak Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng., Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dan pengarahan;
4. Ibu Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Pamulang yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dan
pengarahan;
5. Bapak Taufik, S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasinya dalam menyelesaikan laporan kerja
praktek.
6. Bapak Sumarno selaku Direktur PT. Intan Pertiwi Industri atas bantuannya dan
telah mengijinkan saya untuk melakukan kerja praktek dan melakukan
pelaksanaan penelitian.
7. Bapak Young Tan selaku Manager Perusahaan PT. Intan Pertiwi Industri atas
iv
bantuannya yang telah menerima saya untuk melakukan kerja praktek dan
melakukan pelaksanaan penelitian.
8. Bapak Pepi Hanapi, S.E selaku kepala bagian Maintenance dan selaku
pembimbing lapangan yang telah memberikan pengarahan selama kerja
praktek dan melakukan penelitian serta telah banyak membantu penulis dalam
pengumpulan data di PT. Intan Pertiwi Industri.
9. Bapak Agung Mulyono selaku kepala bagian QC yang telah banyak membantu
saya melakukan analisa mesin Drawing Cutting line - 3.
10. Rekan Departement Maintenance yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
11. Kedua orang tua, dan semua anggota keluarga yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil, serta doa selama penyusunan laporan
kerja praktik ini;
12. Teman-teman yang senantiasa memberikan semangat, masukan, dan
bantuan dalam penulisan laporan kerja praktik;
13. Seluruh karyawan di PT. Intan Pertiwi Industri yang telah membantu penulis
selama pelaksanaan kerja praktik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada laporan kerja praktik ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu berusaha untuk tetap
membuka diri terhadap semua masukan berupa kritik dan saran yang membangun
dan berguna untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga laporan kerja praktik ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dan
bermanfaat bagi semua pihak.
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTIK............................................ii
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTIK..................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi
2.1 Pembahasan......................................................................................15
2.1.1 Sistem Industri Yang Ada.......................................................15
2.1.2 Data-data/Fakta-fakta..............................................................16
2.1.3 Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Seris..........................16
2.1.4 Cara Kerja Mesin Drawing Cutting Pada Produksi
Cutted Wire.............................................................................17
vi
Halaman
2.1.5 Keselamatan Kerja..................................................................22
2.2 Hasil.................................................................................................23
2.2.1 Analisa Sistem Produk............................................................23
2.2.2 Identifikasi Masalah................................................................24
2.2.3 Metode 5W + 1H....................................................................26
3.1 Kesimpulan......................................................................................32
3.2 Saran.................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.5 Waktu Kerja .........................................................................................12
Tabel 2.2 Identifikasi Faktor Bahaya....................................................................24
Tabel 2.3 Identifikasi Potensi Bahaya..................................................................25
Tabel 2.4 Hasil Analisa 5W + 1 H........................................................................31
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Logo PT.Intan Pertiwi Industri...........................................................1
Gambar 1.3 Diagram Struktur PT. Intan Pertiwi Industri......................................4
Gambar 1.3.1 Elektroda LB-52-18.........................................................................9
Gambar 1.3.2 Elektroda B-14..............................................................................10
Gambar 1.3.3 Elektroda RB-26...........................................................................10
Gambar 1.3.4 Elektroda KOBE-6010..................................................................11
Gambar 1.3.5 Elektroda LB-524..........................................................................11
ix
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) didirikan pada tahun 1977 atas prakarsa
Bapak Dahlan Gunawan. Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan elektroda
kawat las listrik, khususnya jenis elektroda terbungkus. Produksi yang dihasilkan
dibawah lisensi dari Kobe Steel Japan yang bekuasa penuh atas merek dagang Kobe
Steel Japan.PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) memperoleh modal dari dalam
negeri (PMDN), tetapi dalam proses produksinya masih dibawah lisensi dari Kobe
Steel Japan. Perusahaan ini dikelola oleh suatu badan ekonomi swasta yaitu
Perseroan Terbatas. Nama Perusahaan selengkapnya adalah :
1
2
kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan ini telah memenuhi syarat teknis
dan mudah penggunaannya. Pada bulan Agustus 1984 mulai menambah produksinya
dengan memproduksi elektroda las tipe B-10 dan tipe LB-5218 untuk semua ukuran.
Sampai dengan sekarang terdapat 21 tipe produk kawat las yang telah diproduksi
oleh PT. Intan Pertiwi Industri.
Berikut adalah gambar struktur organisasi PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI).
1. Presiden Direktur
Presiden direktur PT. Intan Pertiwi Industri atau di sebut juga direktur utama
mempunyai kekuasaan yang tertinggi. Dalam rangka menjalankan fungsinya
sebagai Presiden Direktur, mempunyai tugas, wewenang, kewajiban, dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan yang menjadi pedoman dalam
melakukan seluruh aktivitas perusahaan
b. Menerima dan memeriksa kebenaran laporan kegiatan perusahaan yang di buat
oleh para manajer.
c. Mempunyai tanggung jawab terakhir untuk memonitor ketaatan bawahan
terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
d. Mengetahui / menyetujui perekrutan karyawan baru
2. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap Presiden Direktur. Manajer
pemasaran menjalankan fungsinya secara sentralisasi terutama untuk mencegah
pemborosan serta memudahkan pengendalian dengan alasan efisiensi. Adapun
5
9. Administrasi
Bagian administrasi pabrik mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a. Menangani administrasi kehadiran karyawan untuk membuat laporan absensi
untuk dilaporkan kepada manajer pabrik.
b. Membuat laporan stock baik itu bahan baku, bahan pembungkus maupun
barang jadi untuk dilaporkan kepada manajer pabrik.
c. Membuat surat penyerahan barang dalam pengiriman bahan yang akan dikirim
ke bagian produksi dan juga melakukan pengecekan terhadap bahan yang akan
dikirim ke bagian produksi.
d. Merapihkan arsip yang berkaitan dengan laporan - laporan penting.
e. Membantu manajer pabrik dalam penyelesaian laporan untuk dilaporkan
f. kepada presiden direktur / direktur utama.
9
10. Produksi
Produksi adalah bagian dari perusahaan yang tugas utamanya adalah
memproduksi barang atau jasa. Departemen produksi menjadi ujung tombak dari
usaha perusahaan dalam rangka mengkonversi bahan baku menjadi barang dan
jasa. Kegiatan seperti merakit, memotong, packaging dsbnya adalah kegiatan
utama di departemen produksi. Seorang manajer produksi bertugas sebagai
dalam memonitoring kegiatan proses produksi agar berjalan sesuai rencana serta
terkendali sesuai yang diinginkan.
a. Electroda LB-52-18
Pengelasan baja tegangan Tarik tinggi kelas 50kgf/mm² untuk kontruksi kapal,
jembatan, bangunan dan bejana tekan. Kemampuan pemakaian yang baik pada arus
searah atau bolak-balik.
b. Electroda B-14
c. Electroda RB - 26
Untuk pengelasan pelat baja tipis konstruksi kapal, kereta api dan mobil.
Pengelasan tegak menurun dapat dilakukan dengan elektrode berdiameter 2,6-5 mm.
Paling cocok untuk pengelasan pelat baja tipis karena sifat penembusannya dangkal,
dijual dengan harga 150 ribu / pack.
Adalah elektrode dengan selubung jenis selulosa tinggi untuk pengelasan baja
API X 42 - 52 hanya pada arus searah. Elektroda ini cocok digunakan untuk
pengelasan konstruksi umum atau pipa pada semua posisi. Sifat penembusan
elektrode adalah dalam, kerak yang dihasilkan sedikit sehingga manipulasi busur las
menjadi lebih mudah, porositas jarang terbentuk d an sifat uji X-ray lebih baik.
11
e. Electroda LB - 52U
Pengelasan satu sisi pada pipa, sambungan tumpul umum baja lunak dan baja
tegangan tarik tinggi kelas 50kg/mm2. Kestabilan busur las secara ekstrem sangat
baik untuk pengelasan satu sisi dengan arus yang relatif rendah,.
wanita.karyawan dan beberapa mahasiswa yang sedang lulus juga berkerja dipraktik
PT. Intan Pertiwi Industri yang masing-masing memiliki job desk yang berbeda-
beda.
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamkan produksi barang. Produksi
merupakan dampak dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi
satu atau lebih output (produksi). Fungsi produksi menunjukan jumlah maksimum
oupot yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunkan
teknologi tertentu.
2.1 Pembahasan
14
15
2.1.2 Data-data/Fakta-fakta
Proses produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain, sistem produksi adalah sistem integral yang memiliki komponen
struktural dan fungsional perusahaan.
Proses Produksi Cutted Wire di PT. Intan Pertiwi Industri menggunakan delap
an tahapan dalam mengelola bahan baku menjadi kawat las, sebagai berikut :
a. Tahapan descaller
Tahapan descaller adalah tahapan pertama pada produksi Cutted Wire Type RB-
Series kawat.akan dikumpulkan sekaligus meluruskan kawat.
b. Tahapan drawing block
Tahapan drawing block adalah setelah masuk mesin discooler kawat yang belum
terlalu lurus apan diluruskan dan juga untuk mengurangi dimensi ukuran kawat.
c. Tahapan degreaser
Tahapan degreaser adalah tahapan pembersihan kotoran yang menempel pada ka
wat dan juga menghindari korosi pada kawat.
d. Tahapan auxiliary feeder
Tahapan auxiliary feeder adalah tahapan pengumpulan kawat yang sudah bersih
dari kotoran, juga sebagai tempat mengumpulkan hasil kawat.
e. Tahapan feeding roll
Tahapan feeding roll adalah tahapan untuk meluruskan kawat yang ingin di prod
uksi dan juga mengurangi dimensi ukuran kawat menjadi kecil yang dimana suda
h disesuaikan oleh perusahaan.
f. Tahapan straightening device
Tahapan straightening device adalah tahapan perapihan pada kawat yang masih k
urang lurus atau sedikit bengkok.
g. Tahapan drawing cutting
Tahapan drawing cutting adalah tahapan pemotongan kawat yang sudah sesuai d
engan ukuran yang ditentukan oleh perusahaan.
h. Tahapan ejektor
Tahapan ejector adalah tahapan untuk menyalurkan hasil kawat yang sudah terpo
16
tong pada mesin drawing cutting setelah itu disimpan ke box produksi.
2.1.3 Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Series
Proses produksi Cutted wire Type RB-Series pada mesin drawing cutting line
– 3 Kawat electroda tipe Rb-Series digunakan untuk pengelasan pelat baja tipis konstr
uksi kapal, kereta api dan mobil. Pengelasan tegak menurun dapat dilakukan dengan
elektrode berdiameter 2,6 – 5 mm. Paling cocok untuk pengelasan pelat baja tipis kar
ena sifat penembusannya dangkal. Bagian pemotongan (drawing cutting). Pada bagia
n ini bahan baku berupa wire rod (gulungan kawat) diletakkan pada tempat yang dina
makan wire flipper. wire rod kemudian direntangkan dan dimasukkan ke mesin drafte
r agar berbentuk lurus.
Mesin descaler berguna untuk menarik gulungan kawat (wire Rod), sekaligus
membersihkan lapisan luar (kulit) Wire Rod serta membersihkan dari kotoran yang m
enempel pada bagian luar Wire Rod. Wire Rod yang telah bersih kemudian dimasukka
n kedalam mesin drawing blok, mesin drawing blok terdiri dari dies holder, drawing
die, drawing drum, flyer roll and dancing roll. Proses yang terjadi pada mesin drawi
ng blok, pertama-tama wire rod dimasukan ke dies holder untuk ditarik melewati dra
wing die yang sebelumnya melewati sebuah bak yang berisi lubricant powder, berfun
gsi sebagai pelicin agar kawat tidak gampang putus waktu ditariknya.
Pada drawing die dilakukan pengecilan ukuran diameter wire rod yaitu melalu
i proses penarikan wire rod. Wire rod yang telah mengalami pengecilan diameter digu
lung pada drawing drum. Apabila gulungan pada drawing drum telah mencapai lebih
dari setengah tinggi drum, maka wire rod kemudian dilewatkan melalui flyer roll, sel
anjutnya dancing roll. Flyer roll berguna untuk penyelaras jalannya wire rod dari gul
ungan drawing drum satu dengan drawing drum berikutnya, sedangkan dancing roll
berguna sebagai penghantar untuk memasukkan wire rod pada dies holder berikutnya.
Wire rod (gulungan kawat) yang telah lurus diumpankan pada cutting unit untuk dipo
tong sesuai panjang kawat elektroda las yang diinginkan. Wire rod yang telah dipoton
g tersebut dinamakan core rod. Core rod yang telah jadi dimasukkan dalam box besi
(container box) untuk disimpan sebagai produk setengah jadi atau langsung dicampur
dengan lapisan elektroda untuk menjadi elektroda las.
17
2. Proses Descaller
Proses descaling adalah proses pengelupasan atau pembersihan kawat dari sca
le. Untuk mengelupaskan atau membersihkan kawat dari kulit karbon digunakan m
etode reverse bending, yaitu menekuk kawat dengan menggunakan 3-7 pulley yan
g ditempatkan pada bidang yang berlainan Pada tahapan ini bahan baku yang tersi
mpan digudang akan diambil menggunaka truck forklift lalu bahan baku akan dian
gkat mengunakan hoist crane. Pada proses ini kawat disambungkan dengan kawat
sebelumnya yang sudah diproses menggunakan mesin butwerder. Setelah mesin b
utwerder disediakan maka hal selanjutnya adalah membukan segel gulungan kawa
t agar mempermudah penyambungan. Setelah terbukan simpan segel kawat tersebu
t ditempat yang aman agar tidak membahanyakan pekerja. Sampungkan kawat ters
ebut lalu nyalakan mesin butweder tunggu beberapa menit kawat siap untuk diprod
uksi.
3. Proses Drawing Block
Proses ini adalah tahapan pelurusan kawat dan juga mengurahi ukuran kawat s
edikit lebih kecil. Pada mesin ini kita memiliki empat buah mesin drawing block y
ang dimana keempatnya memiliki fungsi yang sama. Untuk meluruskan kawat me
njadi bentuk bulat dan dikumpulkan pada mesin drawing tersebut. Proses drawing
block atau disebut juga penarikan kawat sangat mempengaruhi perubahan struktur
mikro dari material kawat tembaga.
Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain uji tarik, uji kekersan vickers,
uji struktur mikro dengan metallography menunjukkan bahwa dengan proses penar
ikan pada material kawat akan mempengaruhi kekuatan tarik, kekeresan dan strukt
ur mikro dari kawat tersebut. Angka kekuatan tarik dan angka kekerasan vicker ya
ng diperoleh semakin meningkat seiring dengan meningkatkanya reduksi dari kaw
at setelah proses penarikan. Akibat meningkatnya kekuatan tarik dan kekerasan ya
ng semakin meningkat akan membentuk dendrit yang semakin keras dan kuat sehi
ngga kawat tembaga yang dihasilkan menjadi semakin bagus. Dan melalui foto str
uktur mikro, dendrit yang terbentuk semakin jelas dikarenakan proses reduksi yan
g semakin meningkat pada proses penarikan.
19
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses penarikan
terhadap perubahan kekuatan tarik, kekerasan serta peruabahan struktur mikro dari
kawat tembaga. Latar belakang masalah Secara umum penarikan kawat merupakan
salah satu jenis proses manufaktur dengan memanfaatkan fenomena deformasi pla
stis akibat gaya pembentukan. Gaya pembentukan ini berupa tekanan dan tarikan y
ang terjadi sewaktu benda kerja melewati die. Penarikan kawat diaplikasikan dala
m pembuatan kabel listrik, kawat dan pipa.Proses penarikan kawat meliputi penari
kan logam melalui cetakan oleh gaya tarik yang bekerja pada bagian luar cetakan.
Aliran plastik terutama disebabkan oleh gaya tekan yang timbul sebagai reaksi dari
logam terhadap cetakan
Proses penarikan kawat pada dasarnya sama dengan proses bar drawing kecua
li proses ini hanya melibatkan material dengan ukuran penampang yang lebih kecil
sehingga benda kerja dapat digulung dari pada umumnya proses berlangsung secar
a kontinyu pada draw blok. Batang ditusuk dengan menggunakan penusuk dimasu
kan kedalam cetakan dan dijepitkannya pada kepala tarik dengan gaya tarik 300.00
0 lb dan panjang tarikan 100ft telah ada kecepatan tarikan bervariasi antara 30 sam
pai 300 ft.Penampang melintang suatu cetakan tarik atau poci tarik kerucut tampak
pada gambar tempat termasuk cetakan berbentuk sedemikian rupa sehingga kawat
sekaligus.Bentuk lonceng meningkatkan tekanan hidrostatis dan memindahkan alir
an pelumas.
Sudut datang adalah bagian dari cetakan dimana menjadi reduksi diameter, su
dut tengahcetakan merupakan parameter proses yang penting.Daerah bantalan tida
k menghasilkan reduksi akan tetapi menambah gesekan pada kawat. Fungsi utama
daerah bantalan adalah dimungkinkannya permukaan halus tanpa perubahan kondi
sinya. Cetakan keluar tirus belakang (back relief) memungkinkan bahan mengemb
ang sedikit sewaktu kawat keluar dari cetakan Gerakan juga akan berulang andaika
n penarikan terhenti atau cetaan tidak terbaris pada saat ini sebagian besar poci tari
k dibuat dari karbida tungsten atau intan (dienib) terletak pada kedudukan baja yan
g tebal.
20
4. Proses Degreaser
Degreaser adalah Pembersih (Surfaktan) yang mengandung bahan kimia terte
ntu sehingga dapat dengan mudah mengangkat kotoran yang menempel pada mesi
n, body unit hingga peralatan lainnya. Dalam proses degreaser kawat-kawat yang
sudah masuk proses sebelum ya akan dibersihkan menggunakan gulungan kawat f
ungsi untuk membesihkan sisa-sisa kawat dari kulit karbon dan mengungari korosi
t pada kawat. Bahan kimia yang digunakan ZINC, chromate yang di impor langsun
g dari cina. Selain membersihkan bahan ini sekaligus juga sebagai melumas pada k
awat yang mudah menyerap pada suhu tertentu.
5. Proses Auxiliary Feeder
Auxiliary feeder adalah mesin yang digunakan untuk mengumpulkan kawat ya
ng setengah jadi. Pada Proses ini kawat yang sudah bersih dari sisa plak kawat lalu
dikumpulkan pada sebuah media perbenuk bulat seperti bering yang berguda untuk
mesabilkan betuk kawat kagar tidak mudah memuai dalam proses produksinya.
6. Proses Feeding Roll
Feed roll merupakan salah satu bagian komponen mesin dari mesin Extruding
atau Screw Extruder. Screw extruder mempunyai peran untuk melumat material ag
ar tekstur material tersebut menjadi lunak sehingga bisa di olah menjadi bahan pro
duk setengah jadi atau bahan jadi. Sedangkan Feed Roll itu sendiri menempel men
jadi satu dengan Screw Extruder, sehingga perputaran Feed Roll dengan Screw Ext
ruder bersamaan dan sama - sama berputar karena di gerakkan oleh putaran Gear
Box. Adapun Fungsi Feed Roll adalah membantu Screw Extruder untuk sama - sa
ma menarik material untuk di lumat di dalam Cylinder Extruder atau Barel Extrud
er. Jadi pada dasarnya Material masuk di antara Feed Roll dan Screw Extruder seh
ingga material di jepit dan di tarik oleh putaran Feed Roll dan Screw Extruder. Scr
ew Extruder berbentuk Sirip atau Blade sedangkan Feed Roll berbentuk Batangan
Bulat atau Roll, sehingga daya jepit Screw Extruder dan Feed Roll terhadap materi
al sangat kuat. Perputaran feed roll bertumpu pada Bearing di dua sisi sehingga fee
d roll bisa berputar smooth dan ringan. Dan Bearing tersebut mempunyai bracket a
tau casing sebagai housingnya sehingga bearing bisa stabil terhadap getaran dan ge
rakan dari feed roll.
21
Feed roll bisa berputar karena di gerakkan oleh putaran gear box yang di terus
kan ke feed roll unit melalui gear drive yang terpasang pada feed roll unit. Posisi g
ear drive tersebut di pasang pada ujung shaft feed roll sehingga putaran dari gear b
ox langsung terhubung dengan feed roll. Scraper merupakan salah satu komponen
pada feed roll yang berfungsi sebagai pengikis material yang sekiranya menggump
al pada feed roll. Scraper di pasang sejajar dan di setting dengan celah 0,10 terhada
p permukaan Roll pada feed roll sehingga di harap tidak ada material yang ikut ber
putar atau menggumpal pada roll. Shaft Feed Roll merupakan komponen utama ya
ng berfungsi untuk menarik material yang akan di lumat bersama screw extruder d
i dalam barel screw extruder. Shaft feed roll ini mempunyai lubang di dalamnya ya
ng mempunyai fungsi sebagai lubang untuk sirkulasi air pendingin agar kondisi fe
ed roll tidak over heat pada saat proses kerja. Sedangkan oli sebagai pendingin pad
a mesin yang bersirkulasi ke dalam shaft feed roll melalui Rotary joint unit.
7. Proses Straightening Device
Dalam proses pelurusan kawat, yang menjadi kunci agar dapat dihasilkan hasi
l yang sempurna maka perlu diatur agar kedudukan roller baik itu secara vertikal
maupun horizontal berada dalam posisi satu center. Selain itu kondisi kelurusan da
n permukaan kawat dapat dipengaruhi pula oleh dies pelurusan, karena gesekan pa
da dies tersebut mengasilkan beban lentur.Jarak antara dies tersebut harus dilurusk
an dalam batas-batas tertentu untuk diameter untuk memberikan efek terhadap hasi
l dan tingkat kelurusan dari kawat tersebut.
8. Proses Cutting Device
Cuttung device atau pemotongan kawat,proses ini merupakan proses lanjutan
dari proses pelurusan. Ada dua hal umum tentang klasifikasi dari proses pemotong
an ini. Pertama adalah proses pemotongan dimana proses pemotongan dilakukan d
alam kondisi mesin terus berputar. Ketika hasil pelurusan sudah mencapai ukuran
yang dirancang maka mesin akan langsung memotong kawat tanpa menunggu mes
in berhenti beroperasi. Yang terjadi pada proses ini antara lain pada material itu se
ndiri, material yang sudah diluruskan biasanya menghasilkan panas, kemudian pan
as yang terjadi selama proses pelurusan itu dapat berkurang ketika proses pemoton
gan berlangsung sehingga tidak mempengaruhi struktur, komposisi dari material it
u sendiri.
22
9. Proses Ejector
Ejector merupakan mesin yang penting dalam industry pembuatan kawat las.
Ejector banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu kapasitas prod
uksi yang tinggi, sisa penggunaan material (useless material) sedikit dan tenaga ke
rja minimal. Selain itu bahan baku yang digunakan juga dapat diolah dalam satu ka
li proses dan pada umumnya mesin ini juga tidak memerlukan proses finishing. Ke
unggulan mesin ejector adalah kita dapat membuat suatu benda dengan bentuk geo
metri yang kompleks dalam satu langkah produksi yang dilakukan secara otomatis.
Sedangkan kekuranganya, biaya investasi dan perawatan alat tinggi, serta perancan
gan produk harus mempertimbangkan pembuatan desain moldingnya. Setelah kaw
at-kawat tersebut terpotong dengan ukuran yang sudah disesuaikan dalam jadwal p
roduksi. Mesin ejector menyetibusikan hasil potongan-potangan kawat kedalam b
ox penyimbanan produsik gununya untuk menurunkan suhu pada kawat.
3. Sarung tangan
4. Eart pulg
5. Seragam
Namun ada sebagian tenaga kerja yang masih kurang kesadarannya dalam
menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Untuk memperbaiki ini, perlu
pengawasan yang ketat dan diberi pengarahan tentang pentingnya menggunakan alat
pelindung diri pada saat bekerja.
2.2 Hasil
Dalam studi kasus yang ada, pengumpulan data dilakukan. Data yang
digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan
melalui wawancara dan observasi mengenai penyebab yang berpotensi terlibat dalam
keterlambatan kedatangan material. Data sekunder diperoleh dari dokumen
perusahaan yang berisi data lead time kedatangan material. Selain itu, data sekunder
diperoleh dari publikasi yang berisi informasi yang mendukung penelitian ini. Dari
data-data yang telah dikumpulkan, dilakukan pembuatan cause effect diagram yang
berisi faktor-faktor yang menjadi akar penyebab keterlambatan kedatangan material
dan tabel metode kipling untuk menentukan faktor penyebab berdasarkan 5W+1H.
Manfaat cause-effect diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar
penyebab masalah secara user friendly. Tools yang user friendly disukai di dunia
perindustrian di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang
berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Masalah akan dipecah menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini, yaitu Kategori 5M+1E
yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran:
kaizen, saran, dan sebagainya),
6. Environment (lingkungan).
SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. SOP berbeda untuk
pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim dan
untuk pengawasan pekerjaan tersebut.
Adapun faktor bahaya dan potensi bahaya pada proses produksi cutted wire
rb-series di PT. Intan Pertiwi Industri, sebagai berikut:
Tabel 2.2 Identifikasi Faktor Bahaya
Pencegahan
Faktor
No Tempat Kerja Kegiatan dan
Bahaya
Pengendalian
2.2.3 Metode 5W + 1H
28
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di PT. Intan Pertiwi
Industri, maka secara umum penerapan proses produksi cutting wire type rb-serie
s pada mesin drawing cutting dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Cutting Wire adalah proses pemotongan kawat dari bahan baku gulungan kawa
t lalu diproses pada mesin descaller, drawing block, degreaser, auxiliary feede
r, feeding roll, straightening device, cutting device, dan ejector yang menjadik
an masing-masing mesin memiliki fungsinya sendiri yang menjadi salah satu p
roses tahapan awal pembuatan kawat las.
2. Proses Feeding roll menjadi prose yang sangat pending dimana proses ini men
gubah dimensi awal kawat lalu diperkecil ukuranmya sekaligus meluruskan ka
wat tersebut pada proses ini kita harus selalu mengecek komponen-komponen
pada mesin agar produksi berjalan dengan lancer dan tidak ada delay pada pro
duksi.
3. Proses drawing cutting adalah proses selanjutnya dari feeding roll setelah kaw
at-kawat tersebut sudah lulus dan dimensi ukuran sudah sesuai strandar yang d
itetapkan maka dengan otomatis kawat tersebut terpotong dengan Panjang yan
g sudah disesuaikan. Komponen yang harus diperhatikan pada mesin ini adala
h van belt, bering, dan paking oli gear box. Minimal penggantian pada kompo
ne tersebut adalah 6 bulan sekali.
3.2 Saran
Setelah melihat dan menganalisa hasil magang tentang cutting wire type r
b-series pada mesin drawing cutting di PT. Intan Pertiwi Industri, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya peningkatan pembinaan dan pelatihan K3 mengenai sikap kerja,
cara kerja, potensi bahaya dan faktor bahaya yang mungkin timbul pada setiap
aktivitas yang ada.
2. Perlu adanya penertiban penggunaan APD dan adanya sanksi yang lebih tegas
31
bagi pelanggar serta bila perlu dibuat peraturan khusus mengenai hal tersebut.
3. Memasang label peringatan-peringatan keselamatan kerja pada mesin dan pada
area produksi.
4. Melakukan penjadwalan pembesihan pada mesin minimal 1 minggu.
5. Memasang area pada masing-masing mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Adhiharto, Riky, and Boga Sabiq Fathul Azis (2020). "Perancangan Feeding
Conveyor untuk Mesin Banbury line# 6 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk."
Budiarthana, I. Nyoman, and I. Ketut Adi. "Produksi Gas Dengan Proses Elektrolisis
Dalam Pembuatan generator Gas HHO, Elektroda Lembaran Dan Spiral
Dengan Katalis NaOH, NaCl dan NaHCO3." Logic: Jurnal Rancang Bangun
dan Teknologi 13.1 (2017): 61.
Kartika, Kartika Selviana Sulistiani, and Moch Arief Sutisna. "SISTEM INFORMASI
PERSEDIAAN BARANG WIRE BERBASIS WEB PADA PT. PUTRA
TOOLSINDO." Jurnal Sibernetika 6.1 (2021): 86-98.
Mulyadi, Mulyadi, and Agus Puji Suryanto. "Optimalisasi Hasil Proses Wire-Cut
Edm Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA)." ROTOR 9.1
(2017): 1-6.
PT. Intan Pertiwi industri, 2020, “Apa Itu Drawing Cutting”, Tanggerang.
33
Ramayanti, Gina, and Hidayatul Ulum. "Sistem Penentuan Supplier Kawat Las
Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Technique for
Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)." Jurnal Sistem
Dan Manajemen Industri 1.1 (2017): 12-18.
Susetyo, Ferry Budhi, and Ragil Sukarno. "Analisis Perawatan pada Komponen
Mesin Degreaser di PT X." Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur 7.1
(2022): 17-26.