Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROSES PRODUKSI CUTTED WIRE TYPE RB-


SERIES PADA MESIN DRAWING CUTTING LINE-3
PT. INTAN PERTIWI INDUSTI

Diajukan Sebagai Syarat Dalam Rangka Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Industri

Oleh:

SIGIT JUNIARTO PRABOWO


NIM. 191010800153

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
LAPORAN KERJA PRAKTIK

PROSES PRODUKSI CUTTED WIRE TYPE RB-


SERIES PADA MESIN DRAWING CUTTING LINE-
3 PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI

Disusun Oleh:

SIGIT JUNIARTO PRABOWO


NIM. 19191010800153

Disahkan Oleh:

Pembimbing Pembimbing
Program Studi Teknik Industri PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI

Taufik, S.T., M.T. Pepi Hanapi, S.E


NIDN. 0403077404

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA


NIDN. 0418038102

ii
YAYASAN SASMITA JAYA
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS TEKNIK, PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Alamat: Jalan Surya Kencana No.1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten
Telepon: (021)7412566, Faksimile (021) 4709855

LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTIK


MAHASISWA

NAMA : SIGIT JUNIARTO PRABOWO


NIM : 191010800153
PROGRAM STUDI : TEKNIK INDUSTRI
TEMPAT KERJA PRAKTIK : PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI
WAKTU PELAKSANAAN : 30 HARI

KRITERIA PENILAIAN
PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN Stempel, Nama & Tanda Tangan
PT. INTAN PERTIWI INDUSTRI Pembimbing Instansi
NO MATERI PENILAIAN NILAI
1 Keaktifan, Disiplin dan Inisiatif
2 Kemampuan Kerjasama
3 Kemampuan Bekerja Mandiri
4 Tugas Khusus ( Pepi Hanapi, S.E )
Nilai Rata - rata

PENILAIAN PEMBIMBING PROGRAM STUDI Stempel, Nama & Tanda Tangan


TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS Pembimbing Program Studi
PAMULANG
NO MATERI PENILAIAN NILAI
1 Kedalaman Materi
2 Penguasaan Materi
3 Penyajian Laporan ( Taufik, S.T., M.T.)
Nilai Rata - rata NIDN. 0403077404

Nilai rata - rata akhir : …………………………………… (dalam angka)


: …………………………………… (dalam huruf)
Komponen Penilaian Pamulang, 14 Juni 2022
80 – 100 :A Ketua Program Studi Teknik Industri
70 – 79 :B
60 – 69 :C
45 – 59 :D
0 - 44 :E

Rini Alfatiyah, S.T.,M.T,.CMA


NIDN. 04 180381 02

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktik lapangan ini dengan judul “PROSES PRODUKSI CUTTED WIRE
TYPE RB-SERIES PADA MESIN DRAWING CUTTING LINE – 3 PT.
INTAN PERTIWI INDUSTRI”. dan akhirnya telah menempuh perjalanan yang
panjang, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi kurikulum Sarjana
Strata-1 (S1) pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Pamulang (UNPAM), Tangerang Selatan.Penulis menyadari bahwa penulisan ini
tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun
material. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Dr. (HC). Drs. H. Darsono, sebagai Ketua Yayasan Sasmita Jaya Universitas
Pamulang yang telah memberikan kesempatan kuliah di Universitas Pamulang
dengan biaya terjangkau;
2. Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas Pamulang yang
selalu memotivasi dalam belajar di Universitas Pamulang;
3. Bapak Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng., Sc, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dan pengarahan;
4. Ibu Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri Pamulang yang telah memberikan waktunya untuk bimbingan dan
pengarahan;
5. Bapak Taufik, S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasinya dalam menyelesaikan laporan kerja
praktek.
6. Bapak Sumarno selaku Direktur PT. Intan Pertiwi Industri atas bantuannya dan
telah mengijinkan saya untuk melakukan kerja praktek dan melakukan
pelaksanaan penelitian.
7. Bapak Young Tan selaku Manager Perusahaan PT. Intan Pertiwi Industri atas

iv
bantuannya yang telah menerima saya untuk melakukan kerja praktek dan
melakukan pelaksanaan penelitian.
8. Bapak Pepi Hanapi, S.E selaku kepala bagian Maintenance dan selaku
pembimbing lapangan yang telah memberikan pengarahan selama kerja
praktek dan melakukan penelitian serta telah banyak membantu penulis dalam
pengumpulan data di PT. Intan Pertiwi Industri.
9. Bapak Agung Mulyono selaku kepala bagian QC yang telah banyak membantu
saya melakukan analisa mesin Drawing Cutting line - 3.
10. Rekan Departement Maintenance yang telah memberikan dukungan dan
motivasi kepada penulis.
11. Kedua orang tua, dan semua anggota keluarga yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil, serta doa selama penyusunan laporan
kerja praktik ini;
12. Teman-teman yang senantiasa memberikan semangat, masukan, dan
bantuan dalam penulisan laporan kerja praktik;
13. Seluruh karyawan di PT. Intan Pertiwi Industri yang telah membantu penulis
selama pelaksanaan kerja praktik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada laporan kerja praktik ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu berusaha untuk tetap
membuka diri terhadap semua masukan berupa kritik dan saran yang membangun
dan berguna untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhir kata,
semoga laporan kerja praktik ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dan
bermanfaat bagi semua pihak.

Pamulang, 14 Juni 2022

Sigit Juniarto Prabowo

v
DAFTAR ISI

Halaman
COVER...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN KERJA PRAKTIK............................................ii
LEMBAR PENILAIAN KERJA PRAKTIK..................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi

BAB I DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Tinjauan Umum Perusahaan...............................................................1


1.1.1 Sejarah Perusahaan....................................................................1
1.1.2 Lokasi Perusahaan.....................................................................2
1.2 Visi dan Misi......................................................................................2
1.2.1 Visi Perusahaan.........................................................................2
1.1.2 Misi Perusahaan........................................................................2
1.3 Stuktur Organisasi Perusahaan...........................................................3
1.3.1 Produk – Produk Perusahaan....................................................9
1.4 Tenaga Kerja....................................................................................11
1.5 Waktu Kerja.....................................................................................12
1.6 Kegiatan Perusahaan........................................................................12

BAB II PEMBAHASAN DAN HASIL

2.1 Pembahasan......................................................................................15
2.1.1 Sistem Industri Yang Ada.......................................................15
2.1.2 Data-data/Fakta-fakta..............................................................16
2.1.3 Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Seris..........................16
2.1.4 Cara Kerja Mesin Drawing Cutting Pada Produksi
Cutted Wire.............................................................................17

vi
Halaman
2.1.5 Keselamatan Kerja..................................................................22
2.2 Hasil.................................................................................................23
2.2.1 Analisa Sistem Produk............................................................23
2.2.2 Identifikasi Masalah................................................................24
2.2.3 Metode 5W + 1H....................................................................26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................32
3.2 Saran.................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.5 Waktu Kerja .........................................................................................12
Tabel 2.2 Identifikasi Faktor Bahaya....................................................................24
Tabel 2.3 Identifikasi Potensi Bahaya..................................................................25
Tabel 2.4 Hasil Analisa 5W + 1 H........................................................................31

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Logo PT.Intan Pertiwi Industri...........................................................1
Gambar 1.3 Diagram Struktur PT. Intan Pertiwi Industri......................................4
Gambar 1.3.1 Elektroda LB-52-18.........................................................................9
Gambar 1.3.2 Elektroda B-14..............................................................................10
Gambar 1.3.3 Elektroda RB-26...........................................................................10
Gambar 1.3.4 Elektroda KOBE-6010..................................................................11
Gambar 1.3.5 Elektroda LB-524..........................................................................11

ix
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

1.1.1 Tentang Perusahaan

(Sumber : Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.1 Logo PT. Intan Pertiwi Industri

PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) didirikan pada tahun 1977 atas prakarsa
Bapak Dahlan Gunawan. Perusahaan ini bergerak dibidang pembuatan elektroda
kawat las listrik, khususnya jenis elektroda terbungkus. Produksi yang dihasilkan
dibawah lisensi dari Kobe Steel Japan yang bekuasa penuh atas merek dagang Kobe
Steel Japan.PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) memperoleh modal dari dalam
negeri (PMDN), tetapi dalam proses produksinya masih dibawah lisensi dari Kobe
Steel Japan. Perusahaan ini dikelola oleh suatu badan ekonomi swasta yaitu
Perseroan Terbatas. Nama Perusahaan selengkapnya adalah :

Nama : PT. Intan Pertiwi Industri


Akta Notaris : No. 782/1977
Kedudukan : Di Jakarta

Pada bulan Juni 1977, perusahaan ini memulai produksinya dengan


memproduksi elektroda las dengan nama produk RB-26 dengan ukuran diameter 2.6
mm, diameter 3.2 mm, diameter 4.0 mm dan diameter 5.0 mm. Poduksi PT. Intan
Pertiwi Industri (INTIWI) mulai dapat tanggapan positif dari masyarakat karena

1
2

kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan ini telah memenuhi syarat teknis
dan mudah penggunaannya. Pada bulan Agustus 1984 mulai menambah produksinya
dengan memproduksi elektroda las tipe B-10 dan tipe LB-5218 untuk semua ukuran.
Sampai dengan sekarang terdapat 21 tipe produk kawat las yang telah diproduksi
oleh PT. Intan Pertiwi Industri.

1.1.2 Lokasi Perusahaan


PT. Intan Pertiwi Industri terletak di Jl. Pembangunan I Km 22 No. 19, RT.
005/RW. 04, Batusari, Kec. Batuceper, Kota Tanggerang, Banten, 15121.

1.2 Visi dan Misi

1.2.1 Visi Perusahaan


Pelayanan dan kepuasan pelanggan sebagai kata kunci seluruh aktivitas
perusahaan harus menjadi budaya dan etika setiap elemen perusahaan dalam
pelaksanaan tugasnya, sebagaimana yang tercermin dalam visi dan misi perusahaan.

1.2.2 Misi Perusahaan


Dalam upaya mewujudkan visi perisahaam, pihak ersebut. PT. intan pertiwi
industri mempunyai misi sebagai berikut :
Menjadi perusahaan yang dapat diandalkan dan menjadi preferensi untuk
menanggapi untuk menanggapai tantangan industri dan kebutuhan didunia. Untuk
mencapai hasil yang terbaik dalam kualitas, biaya, pengiriman, dengan cara efektif
dan efisien.
1. Customer Centric "Meet Customer Expectation"
a. Secara proaktif mencari tahu serta memahami kebutuhan pelanggan untuk
memberikan solusi-solusi yang inovatif
b. Membangun hubungan jangka panjang yang baik dengan para pelanggan
secara konsisten memberikan pelayanan terbaik dan berkualitas untuk
membantu para pelanggan tumbuh dan berkembang
2. Integrity "Walk The Talk"
a. Menumbuhkan rasa percaya dengan mengatakan apa yang kita rasakan serta
melakukan apa yang kita ucapkan.
3

b. Menunjukan sikap profesional dan jujur dalam berinteraksi dengan pihak


internal maupun eksternal. Berperilaku disiplin dan patuh terhadap kode etik
bisnis di dalam melakukan pekerjaan kita sehari-hari
3. Nationalism "National Pride"
a. Menumbuhkan semangat dan ikut berperan mensukseskan program pemerintah
dalam pembangunan nasional
b. Menumbuhkan rasa bangga dan semangat nasionalisme dalam berkarya
c. Terus berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan pengelola
pelabuhan kelas dunia
4. Team Work "Together We Can"
a. Berkolaborasi dalam tim untuk mendapatkan hasil yang terbaik
b. Bekerja bersama-sama menghasilkan ide-ide implementasi untuk solusi
kebutuhan pengguna jasa pelabuhan Semangat kebersamaan dan menhargai
orang lain
5. Action "Make It Happen"
a. Berani bermimpi dan berusaha mewujudkannya
b. Proaktif untuk mencari cara dalam mewujudkan visi perusahaan
c. Melakukan terobosan-terobosan dan langkah nyata dalam mendorong
perkembangan perusahaan)

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Pada dasarnya suatu perusahaan adalah suatu orgnisasi, di mana adanya
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan, maka suatu perusahaan
harus mengadakan pembagian tugas sehingga terbentuk suatu struktur organisasi.
Organisasi ini PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) di pimpin oleh seorang presiden
direktur yang membawahi tiga orang manager yaitu manager pemasaran, manager
keuangan, dan manajer pabrik. Manajer pabrik membawahi manajer Quality Control,
Maintenance, dan Personalia pabrik.
Kepala Quality Control membawahi bagian labolatorium, Welder, Test piace
maker dan Quality Control Shift/Line. Supervisor membawahi foreman dan operator
di pimpin oleh foreman. Personalia pabrik membawahi bagian admonistrasi pabrik
yang meliputi administrasi gudang dan administrasi absensi.
4

Berikut adalah gambar struktur organisasi PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI).

(Sumber : Dokumen PT.Intan Pertiwi Industri)


(Gambar 1.3 Diagram Struktur PT.Intan Pertiwi Industri)

1. Presiden Direktur
Presiden direktur PT. Intan Pertiwi Industri atau di sebut juga direktur utama
mempunyai kekuasaan yang tertinggi. Dalam rangka menjalankan fungsinya
sebagai Presiden Direktur, mempunyai tugas, wewenang, kewajiban, dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan yang menjadi pedoman dalam
melakukan seluruh aktivitas perusahaan
b. Menerima dan memeriksa kebenaran laporan kegiatan perusahaan yang di buat
oleh para manajer.
c. Mempunyai tanggung jawab terakhir untuk memonitor ketaatan bawahan
terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
d. Mengetahui / menyetujui perekrutan karyawan baru
2. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap Presiden Direktur. Manajer
pemasaran menjalankan fungsinya secara sentralisasi terutama untuk mencegah
pemborosan serta memudahkan pengendalian dengan alasan efisiensi. Adapun
5

tugas manager pemasaran adalah :


a. Mengadakan perencanaan mengenai kebutuhan barang yang akan di pasarkan
kepada konsumen.
b. Melakukan pengawan dan pengendalian yang terpadu terhadap perencanaan
produksi.
c. Bertanggung jawab atas jumlah yang di terima sesuai dengan yang di pesan,
kebenaran harga dan sebagainya.
d. Memberikan laporan kepada Presiden Direktur atas hasil penjualan pembelian
dan perkembangan pasar.
3. Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Manajer
keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengkordinasi setiap kegiatan perusahaan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
b. Mengawasi aliran kas dan metode pembelanjaan perusahaan baik dalam jangka
waktu pendek maupun dalam jangka waktu Panjang.
c. Memeriksa laporan-laporan yang di terima dari bagian akuntansi dan bagian
keuangan serta menganalisanya dan mengambil Tindakan untuk meningkatkan
penggunaan bagi perusahaan.
4. Manajer Pabrik
Manajer pabrik mempunyai tugas diantaranya adalah :
a. Mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawah pimpinannya.
b. Memanfaatkan secara efektif dan efisien seluruh sumber daya pabrik.
c. Mengusahakan pengembangan proses produksi, peningkatan jumlah produk
dan mutu hasil produk.
d. Memotorisasi permintaan bahan dari gudang dan penyerahan bahan dari
gudang ke produksi.
e. Merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan melaporkan kegiatan produksi
dan hasil produksi.
5. Supervisor
6

Supervisor mempunyai tugas diantaranya adalah :


a. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas semua permasalahan proses
produksi.
b. Kontrol kehadiran karyawan bagian produksi.
c. Kontrol produksi dan pemeliharaan mesin.
d. Mengawasai dan memeriksa kegiatan kontrol produksi, kontrol mutu, kontrol
mesin dan kontrol kegiatan foremen dan para operator.
e. Bertanggung jawab langsung terhadap manajer pabrik mengenai proses
produksi.
6. Kepala Quality Control (Quality Assurance)
Kepala Quality Control mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengkoordinasi target produksi dengan kemampuan sumber daya pabrik.
b. Menentukan kebijakan - kebijakan tentang kegiatan produksi.
c. Menjamin kelancaran proses produksi dan seluruh fungsi yang berhubungan
dengan tercapainya mutu produk yang sesuai dengan standar spesifikasi dan
standar kualitas.
d. Mengawasi semua proses pengendalian mutu sampai dengan hasil pengujian
produk akhir, dari bagian Laboratorium, Welder, Test Piece Maker serta
mengawasi hasil kerja para QC.
7. Kepala Maintenance (Chief Maintenance)
Bagian Maintenance bertugas antara lain :
a. Melakukan control terhadap pemeliharaan mekanik pabrik secara keseluruhan.
b. Membentuk tim keselamatan pabrik.
c. Melakukan control terhadap listrik, gas, kompresor dan mengelola saluran air,
baik itu bersumber dari sumur / PDAM atau air hujan.
d. Melakukan control terhadap proses produksi terutama mengawasi kelancaran
mesin produksi.
8. HRD
Secara umum peran atau fungsi dari HRD dalam suatu perusahaan meliputi.
a. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja, preparation and selection
7

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya


manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul dapat
dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan (forecast) akan pekerjaan yang
sedikit, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah
kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-
lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga
kerja, dan lain sebagainya. Merencanakan tenaga kerja secara efektif serta
efisien agar sesuai kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya
tujuan, yaitu dengan menetapkan program kepegawaian sesuai fungsi-fungsi
yang dimiliki HRD.
b. Rekrutmen Tenaga Kerja (Recruitment)
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan
sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan
yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga
spesifikasi pekerjaan (job specification).
c. Seleksi Tenaga Kerja
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat
dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup dan curriculum vitae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja dan
proses seleksi lainnya.
d. Pengembangan dan Evaluasi Karyawan, (Development And Evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu diperlukan
suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di
bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu
proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai
8

dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.


e. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai, kompensasi dan
protection Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara
teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting
dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat
menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal
dari waktu ke waktu.
f. Employee Relations Management Pengelolaan hubungan antara management
dengan karyawan untuk mendorong terciptanya iklim kerja yang kondusif bagi
kedua belah pihak. Sehingga terjaga keseimbangan pelaksanaan hak dan
kewajiban perusahaan maupun pekerja atau buruh, serta terlaksananya
kebijakan pemerintah yang terkait dengan baik. Pemasaran memiliki tugas
untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang
segala sesuatu yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan penjualan
produk.

9. Administrasi
Bagian administrasi pabrik mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
a. Menangani administrasi kehadiran karyawan untuk membuat laporan absensi
untuk dilaporkan kepada manajer pabrik.
b. Membuat laporan stock baik itu bahan baku, bahan pembungkus maupun
barang jadi untuk dilaporkan kepada manajer pabrik.
c. Membuat surat penyerahan barang dalam pengiriman bahan yang akan dikirim
ke bagian produksi dan juga melakukan pengecekan terhadap bahan yang akan
dikirim ke bagian produksi.
d. Merapihkan arsip yang berkaitan dengan laporan - laporan penting.
e. Membantu manajer pabrik dalam penyelesaian laporan untuk dilaporkan
f. kepada presiden direktur / direktur utama.
9

10. Produksi
Produksi adalah bagian dari perusahaan yang tugas utamanya adalah
memproduksi barang atau jasa. Departemen produksi menjadi ujung tombak dari
usaha perusahaan dalam rangka mengkonversi bahan baku menjadi barang dan
jasa. Kegiatan seperti merakit, memotong, packaging dsbnya adalah kegiatan
utama di departemen produksi. Seorang manajer produksi bertugas sebagai
dalam memonitoring kegiatan proses produksi agar berjalan sesuai rencana serta
terkendali sesuai yang diinginkan.

1.3.1 Produk - Produk Perusahaan


Berikut adalah produk tipe electroda PT.Intan Pertiwi Industri sebagai
berikut :

a. Electroda LB-52-18
Pengelasan baja tegangan Tarik tinggi kelas 50kgf/mm² untuk kontruksi kapal,
jembatan, bangunan dan bejana tekan. Kemampuan pemakaian yang baik pada arus
searah atau bolak-balik.

(Sumber : Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.3.1 Elektroda LB-52-18

b. Electroda B-14

Pengelasan konstruksi berat seperti kapal, kendaraan, bangunan dan jembatan.


Cocok untuk pengelasan pelat tipis sampai tebal 1,6 - 20 mm, pada sambungan
tumpul atau filet di semua posisi pengelasan. Dengan nilai kekuatan impak paling
tinggi diantara semua jenis elektroda.
10

(Sumber :Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.3.2 Electroda B -14

c. Electroda RB - 26

Untuk pengelasan pelat baja tipis konstruksi kapal, kereta api dan mobil.
Pengelasan tegak menurun dapat dilakukan dengan elektrode berdiameter 2,6-5 mm.
Paling cocok untuk pengelasan pelat baja tipis karena sifat penembusannya dangkal,
dijual dengan harga 150 ribu / pack.

(Sumber :Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.3.3 Electroda RB -26

d. Electroda KOBE - 6010

Adalah elektrode dengan selubung jenis selulosa tinggi untuk pengelasan baja
API X 42 - 52 hanya pada arus searah. Elektroda ini cocok digunakan untuk
pengelasan konstruksi umum atau pipa pada semua posisi. Sifat penembusan
elektrode adalah dalam, kerak yang dihasilkan sedikit sehingga manipulasi busur las
menjadi lebih mudah, porositas jarang terbentuk d an sifat uji X-ray lebih baik.
11

(Sumber :Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.3.4 Electroda KOBE – 6010

e. Electroda LB - 52U

Pengelasan satu sisi pada pipa, sambungan tumpul umum baja lunak dan baja
tegangan tarik tinggi kelas 50kg/mm2. Kestabilan busur las secara ekstrem sangat
baik untuk pengelasan satu sisi dengan arus yang relatif rendah,.

(Sumber :Dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)


Gambar 1.3.5 Electroda LB -52U

1.4 Tenaga Kerja


Definisi tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja PT. Intan Pertiwi Industri berasal dari
sekitar lingkungan daerah sekitar pabrik dan juga dari luar lingkungan pabrik luar
lingkungan. Terdapat karyawan sebanyak 300 orang terdiri dari 270 pria dan 30
12

wanita.karyawan dan beberapa mahasiswa yang sedang lulus juga berkerja dipraktik
PT. Intan Pertiwi Industri yang masing-masing memiliki job desk yang berbeda-
beda.

1.5 Waktu Kerja


Dalam menentukan hari dan jam kerja, PT. Intan Pertiwi Industri lebih
memperhatikan ketentuan yang sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan pasal 77 ayat 1, sampai pasal 85. Berdasarkan Undang-undang
tersebut, diterapkan waktu kerja 7 jam sehari atau 40 jam kerja dalam satu minggu
dengan ketentuan 6 hari kerja yaitu hari Senin-Sabtu, pukul 08.00-16.00 WIB. Waktu
tersebut sudah termasuk waktu istirahat, sholat, dan makan.

Tabele 1.5 Waktu Kerja

Jadwal Shift 1 Shift 2 Shift 3 Hari Jum’at Hari Sabtu


Masuk 07:00 15:00 23:00 07:00 07:00
12:00- 18:00- 03:00- 11:30- -
Istirahat
13:00 19:00 04:00 13:00
13:00- 19:00- 04:00- 13:00- -
Masuk
15:00 23:00 07:00 15:00
Pulang 15;00 23;00 07:00 15:00 12:30

(Sumber : dokumen PT. Intan Pertiwi Industri)

1.6 Kegiatan perusahaan


PT. Intan Pertiwi Industri Pembuatan eletroda sebagai material utama dalam
pengelesan, Perusahan ini berbasis di lingkungan industri tanggerang. Perusahaan
yang baik, efetif, dan efisien adalah kunci keberhasilan, devisi produksi yang sangat
diutamakan kedisiplinannya guna memaksimalkan hasil dengan tujuan perusahaan
sesuai dengan produksi perusahaan harus dapat menemukan cara untuk
mengefektifkan proses perencaanan proses pembuatan meningkatkan output yang
meksimal. Secara mendasar dan kosisten penerapan prisip-prisip manajemen dalam
kegiatan persediaan bahan baku dengan tujuan agar pergerakan personal dan barang
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
13

Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan


memerlukan keahlian yang cukup, maka dari itu perusahaan selalu melakukan
pengembangan dalam setiap produk yang dimiliki maka dari itu harapan perusahaan
dapat melakukan proses produksi yang sesuai keinginan dan kebutuhan para
konsomen. Perusahaan ini memiliki berbagai divisi yang bertujuan untuk membagi
tugas, wewenang, tanggung jawab, fungsi dan peran agar perusahaan dapat mencapai
tujuannya. Salah satu divisi tersebut yaitu produksi.

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna
suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamkan produksi barang. Produksi
merupakan dampak dari perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi
satu atau lebih output (produksi). Fungsi produksi menunjukan jumlah maksimum
oupot yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunkan
teknologi tertentu.

Produksi menciptakan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia,


kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam,
tenaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya produksi merupakan penciptaan
atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Maka dari itu produksi menitik
beratkan pada usaha untuk menimbulkan kegunaan yang lebih banyak dari suatuu
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang banyak. Pada umumnya tujuan
perusahaan dengan produksi yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal. Sehingga
pelu merencanakan dan menghitung dengan cermat mutu dan kualitas hasil produksi.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

2.1 Pembahasan

2.1.1 Sistem industry yang ada


PT. Intan Pertiwi Industri (INTIWI) adalah perusahaan yang bergerak di
bidang Metal Sheet, Elektroda dan pekerjaan-pekerjaan yang materialnya
menggunakan material baja berupa kawat, PT Intan Pertiwi Industri berkerja sama
dengan kobe steel. Pada saat ini (INTIWI) memproduksi dan mensuplai berbagai
macam elektroda las KOBELCO mulai dari mild steel, high tensile steel, stainless
steel, hardfacing, and cast iron. Dengan motif dan model yang bisa di desain sesuai
kebutuhan.
Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Series ini salah satu produk dari
PT.Intan Pertiwi Industri. Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Series merupakan
sebuah sistem pemotongan yang menggunakan bahan kawat maupun pencampuran
bahan kima seperti halnya yang biasa dilakukan pada saat proses produksi
berlangsung. Sistem cuttr wire yang satu ini biasanya digunakan untuk mengurangi
ukuran sebuah logam baik itu besi maupun sebuah alumunium.
Wire cut menggunakan sebuah kawat elektroda (electrode wire) panas yang
bergerak menembus benda kerja. Benda kerja yang dapat diproses menggunakan wire
cut berupa material konduktif karena basis kerjanya menggunakan listrik. Panas yang
terjadi pada kawat disebabkan oleh pulsa elektrik DC yang dibangkitkan antara kawat
dengan benda kerja, hal ini serupa dengan proses EDM lainnya dimana kawat
menjadi kutub negative dan benda kerja menjadi kutub positif sehingga akan dapat
menimbulkan loncatan bunga api. Ketika sistem teraliri listrik, maka air akan
terdeionisasi. Kemudian terjadi loncatan bunga api listrik diantara kawat dan benda
kerja dan mengikis bagian kecil pada benda kerja. Pulsa elektrik terjadi berulang
ribuan kali per detik. Sementara cairan dielectric bertekanan dialirkan untuk
membantu proses pendinginan benda kerja dan membersihkan hasil kikisan dari
kawat maupun benda kerja.

14
15

2.1.2 Data-data/Fakta-fakta
Proses produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan kata lain, sistem produksi adalah sistem integral yang memiliki komponen
struktural dan fungsional perusahaan.

Proses Produksi Cutted Wire di PT. Intan Pertiwi Industri menggunakan delap
an tahapan dalam mengelola bahan baku menjadi kawat las, sebagai berikut :
a. Tahapan descaller
Tahapan descaller adalah tahapan pertama pada produksi Cutted Wire Type RB-
Series kawat.akan dikumpulkan sekaligus meluruskan kawat.
b. Tahapan drawing block
Tahapan drawing block adalah setelah masuk mesin discooler kawat yang belum
terlalu lurus apan diluruskan dan juga untuk mengurangi dimensi ukuran kawat.
c. Tahapan degreaser
Tahapan degreaser adalah tahapan pembersihan kotoran yang menempel pada ka
wat dan juga menghindari korosi pada kawat.
d. Tahapan auxiliary feeder
Tahapan auxiliary feeder adalah tahapan pengumpulan kawat yang sudah bersih
dari kotoran, juga sebagai tempat mengumpulkan hasil kawat.
e. Tahapan feeding roll
Tahapan feeding roll adalah tahapan untuk meluruskan kawat yang ingin di prod
uksi dan juga mengurangi dimensi ukuran kawat menjadi kecil yang dimana suda
h disesuaikan oleh perusahaan.
f. Tahapan straightening device
Tahapan straightening device adalah tahapan perapihan pada kawat yang masih k
urang lurus atau sedikit bengkok.
g. Tahapan drawing cutting
Tahapan drawing cutting adalah tahapan pemotongan kawat yang sudah sesuai d
engan ukuran yang ditentukan oleh perusahaan.
h. Tahapan ejektor
Tahapan ejector adalah tahapan untuk menyalurkan hasil kawat yang sudah terpo
16

tong pada mesin drawing cutting setelah itu disimpan ke box produksi.
2.1.3 Proses Produksi Cutted Wire Type RB-Series
Proses produksi Cutted wire Type RB-Series pada mesin drawing cutting line
– 3 Kawat electroda tipe Rb-Series digunakan untuk pengelasan pelat baja tipis konstr
uksi kapal, kereta api dan mobil. Pengelasan tegak menurun dapat dilakukan dengan
elektrode berdiameter 2,6 – 5 mm. Paling cocok untuk pengelasan pelat baja tipis kar
ena sifat penembusannya dangkal. Bagian pemotongan (drawing cutting). Pada bagia
n ini bahan baku berupa wire rod (gulungan kawat) diletakkan pada tempat yang dina
makan wire flipper. wire rod kemudian direntangkan dan dimasukkan ke mesin drafte
r agar berbentuk lurus.
Mesin descaler berguna untuk menarik gulungan kawat (wire Rod), sekaligus
membersihkan lapisan luar (kulit) Wire Rod serta membersihkan dari kotoran yang m
enempel pada bagian luar Wire Rod. Wire Rod yang telah bersih kemudian dimasukka
n kedalam mesin drawing blok, mesin drawing blok terdiri dari dies holder, drawing
die, drawing drum, flyer roll and dancing roll. Proses yang terjadi pada mesin drawi
ng blok, pertama-tama wire rod dimasukan ke dies holder untuk ditarik melewati dra
wing die yang sebelumnya melewati sebuah bak yang berisi lubricant powder, berfun
gsi sebagai pelicin agar kawat tidak gampang putus waktu ditariknya.
Pada drawing die dilakukan pengecilan ukuran diameter wire rod yaitu melalu
i proses penarikan wire rod. Wire rod yang telah mengalami pengecilan diameter digu
lung pada drawing drum. Apabila gulungan pada drawing drum telah mencapai lebih
dari setengah tinggi drum, maka wire rod kemudian dilewatkan melalui flyer roll, sel
anjutnya dancing roll. Flyer roll berguna untuk penyelaras jalannya wire rod dari gul
ungan drawing drum satu dengan drawing drum berikutnya, sedangkan dancing roll
berguna sebagai penghantar untuk memasukkan wire rod pada dies holder berikutnya.
Wire rod (gulungan kawat) yang telah lurus diumpankan pada cutting unit untuk dipo
tong sesuai panjang kawat elektroda las yang diinginkan. Wire rod yang telah dipoton
g tersebut dinamakan core rod. Core rod yang telah jadi dimasukkan dalam box besi
(container box) untuk disimpan sebagai produk setengah jadi atau langsung dicampur
dengan lapisan elektroda untuk menjadi elektroda las.
17

2.1.4 Cara kerja Mesin Drawing Cutting pada Produksi RB-Series


1. Pengecekan Wire rod/Gulungan Kawat
Sebelum Proses Produksi kawat las dilakukan adanya pengecekan bahan baku.
Awalnya akan terdapat beberapa list PO yang dilakukan oleh pabrik kepada suppli
er. Dari situ akan muncul berapa ton kawat yang di pesan dan juga size kawat yang
akan dioder. Setalah PO masuk ke supplier maka permintan pabrik akan diproses,
paling lamat dua hari. Biasanya akan ada beberapa Informasi-informasi mengenai
PO yang kita lakukan terhadap supplier. Pada umumnya dapat di informasikan mel
alui email atau whatsapp jika pesanan bahan baku siap di kirim. Setelah bahan bak
u sampai di pabrik akan dilalaukan proses pengecekan bahan baku. Setelah di timb
ang sesali dengan PO yang lakukan lalu bahan baku disimpan pada gudang dengan
bantuan truck forklift untuk mempermudah pemindahan. Truck forklift yang digun
akan maksimal dangan bobot 2 ton. Jika bahan baku sudah di datangkan maka pros
es produksi akan berjalan dengan semestinya.
Wire rod merupakan kawat dengan grade dan ukuran tertentu yang diperoleh
dengan membeli dari supplier dalam satuan coil. Bahan baku yang digunakan ini b
erasal dari 3 supplier, yaitu Krakatau Steel, Ispat Indo dan PT Master Steel MFG d
engan berbagai macam grade dan ukuran. Grade dari wire rod menunjukkan tingk
at kekerasannya. Semakin besar grade berarti wire rod semakin keras demikian se
baliknya semakin kecil grade berarti wire rod semakin lunak. Sedangkan ukuran d
ari wire rod menunjukkan besar kecilnya diameter. Semakin besar ukurannya sem
akin besar pula diameter dari wire rod demikian sebaliknya semakin kecil ukuran
wire rod semakin kecil pula diameternya.
Grade dan ukuran dari wire rod menentukan di dalam penggunaannya. wire r
od dengan grade dan ukuran yang besar lebih tepat digunakan untuk menghasilkan
ukuran kawat paku dengan diameter yang besar karena akan mengalami kesulitan
dan membuang banyak waktu dalam proses tariknya apabila digunakan untuk men
ghasilkan ukuran kawat paku dengan diameter kecil. Berbeda halnya dengan wire
rod yang memiliki grade dan ukuran yang kecil tidak akan dapat digunakan untuk
menghasilkan kawat paku dengan diameter besar tetapi akan lebih tepat jika digun
akan untuk menghasikan kawat paku dengan diameter yang kecil.
18

2. Proses Descaller
Proses descaling adalah proses pengelupasan atau pembersihan kawat dari sca
le. Untuk mengelupaskan atau membersihkan kawat dari kulit karbon digunakan m
etode reverse bending, yaitu menekuk kawat dengan menggunakan 3-7 pulley yan
g ditempatkan pada bidang yang berlainan Pada tahapan ini bahan baku yang tersi
mpan digudang akan diambil menggunaka truck forklift lalu bahan baku akan dian
gkat mengunakan hoist crane. Pada proses ini kawat disambungkan dengan kawat
sebelumnya yang sudah diproses menggunakan mesin butwerder. Setelah mesin b
utwerder disediakan maka hal selanjutnya adalah membukan segel gulungan kawa
t agar mempermudah penyambungan. Setelah terbukan simpan segel kawat tersebu
t ditempat yang aman agar tidak membahanyakan pekerja. Sampungkan kawat ters
ebut lalu nyalakan mesin butweder tunggu beberapa menit kawat siap untuk diprod
uksi.
3. Proses Drawing Block
Proses ini adalah tahapan pelurusan kawat dan juga mengurahi ukuran kawat s
edikit lebih kecil. Pada mesin ini kita memiliki empat buah mesin drawing block y
ang dimana keempatnya memiliki fungsi yang sama. Untuk meluruskan kawat me
njadi bentuk bulat dan dikumpulkan pada mesin drawing tersebut. Proses drawing
block atau disebut juga penarikan kawat sangat mempengaruhi perubahan struktur
mikro dari material kawat tembaga.
Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain uji tarik, uji kekersan vickers,
uji struktur mikro dengan metallography menunjukkan bahwa dengan proses penar
ikan pada material kawat akan mempengaruhi kekuatan tarik, kekeresan dan strukt
ur mikro dari kawat tersebut. Angka kekuatan tarik dan angka kekerasan vicker ya
ng diperoleh semakin meningkat seiring dengan meningkatkanya reduksi dari kaw
at setelah proses penarikan. Akibat meningkatnya kekuatan tarik dan kekerasan ya
ng semakin meningkat akan membentuk dendrit yang semakin keras dan kuat sehi
ngga kawat tembaga yang dihasilkan menjadi semakin bagus. Dan melalui foto str
uktur mikro, dendrit yang terbentuk semakin jelas dikarenakan proses reduksi yan
g semakin meningkat pada proses penarikan.
19

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses penarikan
terhadap perubahan kekuatan tarik, kekerasan serta peruabahan struktur mikro dari
kawat tembaga. Latar belakang masalah Secara umum penarikan kawat merupakan
salah satu jenis proses manufaktur dengan memanfaatkan fenomena deformasi pla
stis akibat gaya pembentukan. Gaya pembentukan ini berupa tekanan dan tarikan y
ang terjadi sewaktu benda kerja melewati die. Penarikan kawat diaplikasikan dala
m pembuatan kabel listrik, kawat dan pipa.Proses penarikan kawat meliputi penari
kan logam melalui cetakan oleh gaya tarik yang bekerja pada bagian luar cetakan.
Aliran plastik terutama disebabkan oleh gaya tekan yang timbul sebagai reaksi dari
logam terhadap cetakan
Proses penarikan kawat pada dasarnya sama dengan proses bar drawing kecua
li proses ini hanya melibatkan material dengan ukuran penampang yang lebih kecil
sehingga benda kerja dapat digulung dari pada umumnya proses berlangsung secar
a kontinyu pada draw blok. Batang ditusuk dengan menggunakan penusuk dimasu
kan kedalam cetakan dan dijepitkannya pada kepala tarik dengan gaya tarik 300.00
0 lb dan panjang tarikan 100ft telah ada kecepatan tarikan bervariasi antara 30 sam
pai 300 ft.Penampang melintang suatu cetakan tarik atau poci tarik kerucut tampak
pada gambar tempat termasuk cetakan berbentuk sedemikian rupa sehingga kawat
sekaligus.Bentuk lonceng meningkatkan tekanan hidrostatis dan memindahkan alir
an pelumas.
Sudut datang adalah bagian dari cetakan dimana menjadi reduksi diameter, su
dut tengahcetakan merupakan parameter proses yang penting.Daerah bantalan tida
k menghasilkan reduksi akan tetapi menambah gesekan pada kawat. Fungsi utama
daerah bantalan adalah dimungkinkannya permukaan halus tanpa perubahan kondi
sinya. Cetakan keluar tirus belakang (back relief) memungkinkan bahan mengemb
ang sedikit sewaktu kawat keluar dari cetakan Gerakan juga akan berulang andaika
n penarikan terhenti atau cetaan tidak terbaris pada saat ini sebagian besar poci tari
k dibuat dari karbida tungsten atau intan (dienib) terletak pada kedudukan baja yan
g tebal.
20

4. Proses Degreaser
Degreaser adalah Pembersih (Surfaktan) yang mengandung bahan kimia terte
ntu sehingga dapat dengan mudah mengangkat kotoran yang menempel pada mesi
n, body unit hingga peralatan lainnya. Dalam proses degreaser kawat-kawat yang
sudah masuk proses sebelum ya akan dibersihkan menggunakan gulungan kawat f
ungsi untuk membesihkan sisa-sisa kawat dari kulit karbon dan mengungari korosi
t pada kawat. Bahan kimia yang digunakan ZINC, chromate yang di impor langsun
g dari cina. Selain membersihkan bahan ini sekaligus juga sebagai melumas pada k
awat yang mudah menyerap pada suhu tertentu.
5. Proses Auxiliary Feeder
Auxiliary feeder adalah mesin yang digunakan untuk mengumpulkan kawat ya
ng setengah jadi. Pada Proses ini kawat yang sudah bersih dari sisa plak kawat lalu
dikumpulkan pada sebuah media perbenuk bulat seperti bering yang berguda untuk
mesabilkan betuk kawat kagar tidak mudah memuai dalam proses produksinya.
6. Proses Feeding Roll
Feed roll merupakan salah satu bagian komponen mesin dari mesin Extruding
atau Screw Extruder. Screw extruder mempunyai peran untuk melumat material ag
ar tekstur material tersebut menjadi lunak sehingga bisa di olah menjadi bahan pro
duk setengah jadi atau bahan jadi. Sedangkan Feed Roll itu sendiri menempel men
jadi satu dengan Screw Extruder, sehingga perputaran Feed Roll dengan Screw Ext
ruder bersamaan dan sama - sama berputar karena di gerakkan oleh putaran Gear
Box. Adapun Fungsi Feed Roll adalah membantu Screw Extruder untuk sama - sa
ma menarik material untuk di lumat di dalam Cylinder Extruder atau Barel Extrud
er. Jadi pada dasarnya Material masuk di antara Feed Roll dan Screw Extruder seh
ingga material di jepit dan di tarik oleh putaran Feed Roll dan Screw Extruder. Scr
ew Extruder berbentuk Sirip atau Blade sedangkan Feed Roll berbentuk Batangan
Bulat atau Roll, sehingga daya jepit Screw Extruder dan Feed Roll terhadap materi
al sangat kuat. Perputaran feed roll bertumpu pada Bearing di dua sisi sehingga fee
d roll bisa berputar smooth dan ringan. Dan Bearing tersebut mempunyai bracket a
tau casing sebagai housingnya sehingga bearing bisa stabil terhadap getaran dan ge
rakan dari feed roll.
21

Feed roll bisa berputar karena di gerakkan oleh putaran gear box yang di terus
kan ke feed roll unit melalui gear drive yang terpasang pada feed roll unit. Posisi g
ear drive tersebut di pasang pada ujung shaft feed roll sehingga putaran dari gear b
ox langsung terhubung dengan feed roll. Scraper merupakan salah satu komponen
pada feed roll yang berfungsi sebagai pengikis material yang sekiranya menggump
al pada feed roll. Scraper di pasang sejajar dan di setting dengan celah 0,10 terhada
p permukaan Roll pada feed roll sehingga di harap tidak ada material yang ikut ber
putar atau menggumpal pada roll. Shaft Feed Roll merupakan komponen utama ya
ng berfungsi untuk menarik material yang akan di lumat bersama screw extruder d
i dalam barel screw extruder. Shaft feed roll ini mempunyai lubang di dalamnya ya
ng mempunyai fungsi sebagai lubang untuk sirkulasi air pendingin agar kondisi fe
ed roll tidak over heat pada saat proses kerja. Sedangkan oli sebagai pendingin pad
a mesin yang bersirkulasi ke dalam shaft feed roll melalui Rotary joint unit.
7. Proses Straightening Device
Dalam proses pelurusan kawat, yang menjadi kunci agar dapat dihasilkan hasi
l yang sempurna maka perlu diatur agar kedudukan roller baik itu secara vertikal
maupun horizontal berada dalam posisi satu center. Selain itu kondisi kelurusan da
n permukaan kawat dapat dipengaruhi pula oleh dies pelurusan, karena gesekan pa
da dies tersebut mengasilkan beban lentur.Jarak antara dies tersebut harus dilurusk
an dalam batas-batas tertentu untuk diameter untuk memberikan efek terhadap hasi
l dan tingkat kelurusan dari kawat tersebut.
8. Proses Cutting Device
Cuttung device atau pemotongan kawat,proses ini merupakan proses lanjutan
dari proses pelurusan. Ada dua hal umum tentang klasifikasi dari proses pemotong
an ini. Pertama adalah proses pemotongan dimana proses pemotongan dilakukan d
alam kondisi mesin terus berputar. Ketika hasil pelurusan sudah mencapai ukuran
yang dirancang maka mesin akan langsung memotong kawat tanpa menunggu mes
in berhenti beroperasi. Yang terjadi pada proses ini antara lain pada material itu se
ndiri, material yang sudah diluruskan biasanya menghasilkan panas, kemudian pan
as yang terjadi selama proses pelurusan itu dapat berkurang ketika proses pemoton
gan berlangsung sehingga tidak mempengaruhi struktur, komposisi dari material it
u sendiri.
22

9. Proses Ejector
Ejector merupakan mesin yang penting dalam industry pembuatan kawat las.
Ejector banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan, yaitu kapasitas prod
uksi yang tinggi, sisa penggunaan material (useless material) sedikit dan tenaga ke
rja minimal. Selain itu bahan baku yang digunakan juga dapat diolah dalam satu ka
li proses dan pada umumnya mesin ini juga tidak memerlukan proses finishing. Ke
unggulan mesin ejector adalah kita dapat membuat suatu benda dengan bentuk geo
metri yang kompleks dalam satu langkah produksi yang dilakukan secara otomatis.
Sedangkan kekuranganya, biaya investasi dan perawatan alat tinggi, serta perancan
gan produk harus mempertimbangkan pembuatan desain moldingnya. Setelah kaw
at-kawat tersebut terpotong dengan ukuran yang sudah disesuaikan dalam jadwal p
roduksi. Mesin ejector menyetibusikan hasil potongan-potangan kawat kedalam b
ox penyimbanan produsik gununya untuk menurunkan suhu pada kawat.

2.1.5 Keselamatan Kerja


K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan semua yang ada pada
ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya suatu kejadian seperti
kecelakaan, penyakit yang terjadi akibat kejadian di tempat kerja, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan lain sebagainya yang menyangkut kejadian di tempat
kerja. Dengan adanya K3, maka derajat semua pekerja harus ditingkatkan setinggi
mungkin dan ini berlaku untuk semua jenis dari suatu pekerjaan. Perusahaan harus
melakukan tindakan untuk pencegahan pada saat terjadi gangguan kesehatan yang
terjadi pada pekerja yang disebabkan oleh pekerjaan yang ia lakukan ditempat kerja
yang sedang ia kerjakan.
Faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di area kerja dapat
mengakibatkan kecelakaan bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya. PT.
Intan Pertiwi Industri telah menyediakan alat pelindung diri untuk tenaga kerja sesuai
dengan jenis pekerjaannya dan risiko yang ditimbulkan. Penyediaan alat pelindung
diri telah disesuaikan dengan undang-undang di setiap area kerja. Penyediaan alat
pelindung diri meliputi:
1. Satu pasang sepatu Safety pada operator produksi
2. Masker yang dapat berupa masker medis atau masker kain
23

3. Sarung tangan
4. Eart pulg
5. Seragam

Namun ada sebagian tenaga kerja yang masih kurang kesadarannya dalam
menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Untuk memperbaiki ini, perlu
pengawasan yang ketat dan diberi pengarahan tentang pentingnya menggunakan alat
pelindung diri pada saat bekerja.

2.2 Hasil

2.2.1 Analisa Sistem Produksi


24

Dalam studi kasus yang ada, pengumpulan data dilakukan. Data yang
digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan
melalui wawancara dan observasi mengenai penyebab yang berpotensi terlibat dalam
keterlambatan kedatangan material. Data sekunder diperoleh dari dokumen
perusahaan yang berisi data lead time kedatangan material. Selain itu, data sekunder
diperoleh dari publikasi yang berisi informasi yang mendukung penelitian ini. Dari
data-data yang telah dikumpulkan, dilakukan pembuatan cause effect diagram yang
berisi faktor-faktor yang menjadi akar penyebab keterlambatan kedatangan material
dan tabel metode kipling untuk menentukan faktor penyebab berdasarkan 5W+1H.

Metode Kipling ditemukan oleh Rudyard Kipling berupa enam pertanyaan


yang juga disebut sebagai analisis 5W+1H yang telah digunakan secara luas dan
dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk mengumpulkan dan menyajikan
informasi. Metode ini digunakan dalam berbagai profesi dan situasi, tidak hanya
untuk memahami dan menjelaskan hampir semua masalah atau isu, tetapi juga untuk
melakukan investigasi, penelitian terhadap masalah, dan mencari solusinya. 5W + 1H
berisi 6 kata pertanyaan dasar dalam mendapatkan informasi: what (apa), where
(dimana), when (kapan), why (kenapa), who (siapa), dan how (bagaimana). SOP
adalah satu set perintah kerja atau langkah – langkah yang harus dicapai. Setelah itu,
disusun usulan perbaikan untuk mengurangi resiko keterlambatan kedatangan
material berdasarkan aliran. Aktivitas pengadaan material. Selanjutya dilakukan
analisis terhadap cause effect diagram, tabel kipling dan usulan perbaikan. Dalam
pembuatan poin contoh kasus, Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih
mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
Beberapa metode yang gunakan untuk mencari poin yang akan di cantumkan pada
faktor 5W+1H antara lain, Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut
juga diagram Ishikawa atau cause–and–effect diagram (diagram sebab-akibat).
Cause-effect diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming.
25

Manfaat cause-effect diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar
penyebab masalah secara user friendly. Tools yang user friendly disukai di dunia
perindustrian di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang
berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Masalah akan dipecah menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini, yaitu Kategori 5M+1E
yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:

1. Machine (mesin atau teknologi),

2. Method (metode atau proses),

3. Material (termasuk raw material, consumption, dan informasi),

4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran:
kaizen, saran, dan sebagainya),

5. Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan

6. Environment (lingkungan).

SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. SOP berbeda untuk
pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim dan
untuk pengawasan pekerjaan tersebut.

2.2.2 Identifikasi Masalah


PT. Intan Pertiwi Industri dalam kegiatan produksinya cutted wire type rb-seri
es meliputi descaller, drawing block, degreaser, auxiliary feeder, feeding roll, straig
htening device, cutting devic, ejector sampai ke pengangkutan. Sehingga banyak
terdapat faktor bahaya dan potensi bahaya di tiap-tiap bagian khususnya pada area
produksi cutted wire rb-series.

1. Faktor Bahaya dan Potensi Bahaya


26

Adapun faktor bahaya dan potensi bahaya pada proses produksi cutted wire
rb-series di PT. Intan Pertiwi Industri, sebagai berikut:
Tabel 2.2 Identifikasi Faktor Bahaya

Pencegahan
Faktor
No Tempat Kerja Kegiatan dan
Bahaya
Pengendalian

1 Area descaler Menarik kawat Debu, serbuk Menaruh segel


kawat, dan
dan kawat
segel
membersihkan gulungan ditempatnya
kawat/wire
lapisan luar kawat dan
rod
mengunakan
masker
2 Area drawing block pengecilan ukuran Suhu panas, Memasang
diameter kawat rembesan oli kipas blower
mesin dan hexos fan,
penggantian
paking mesin
3 Area cutting device pemotongan Mata potong Pembuatan
kawat mesin cover mesin

(Sumber: Data Pengolahan Penulis, 2022)

Tabel 2.3 Identifikasi Potensi Bahaya

Tempat Pencegahan dan


No Kegiatan Potensi Bahaya
Kerja Pengendalian

1 Area Menarik kawat dan Benturan pada Mengunakan


descaler membersihkan bagian tubuh mesin hoist crane
lapisan luar kawat manusia, Rentan mengunakan
terhirup masker

2 Area Pengecilan ukuran Suhu panas, Memasang kipas


27

drawing diameter kawat rembesan oli mesin blower dan hexos


block fan, penggantian
paking mesin
3 Area cutting Pemotongan kawat Rentan Pembuatan cover
device terpotongya jari mesin, dan selalu
tangan fokus semampunya
(Sumber: Data Pengolahan Penulis, 2022)

2. Kondisi Ruang Kerja


a. Kondisi Mesin
Mesin yang digunakan di ruang produksi semuanya berjalan dengan otomatis.
Disetiap mesin ada operator yang selalu menjaga kondisi mesin. Kondisi mesin
terjaga dengan baik karena rutin dilakukan perawatan mesin. Disetiap mesin
dilengkapi dengan cara pengoperasiannya. Namun, belum terpasang label
tanda-tanda peringatan bahaya yang dipasang dibagian mesin.
b. Kondisi Lantai
Kondisi lantai terutama pada area produksi kotor dan basah karena tumpahan
air sehingga lantai menjadi licin. Cara mengatasinya adalah dengan membuat
sistem pembuangan airnya. Jika ada air yang tercecer di lantai maka harus
segera dibersihkan dan dikeringkan.
3. Poster dan Tulisan Keselamatan
Di PT.Intan Pertiwi Industri telah dipasang poster-poster dan tulisan K3 serta
tanda-tanda tentang keselamatan kerja, seluruh ruangan produksi dan bagian lain
disekitar tempat kerja. Poster dan tulisan K3 yang ada antara lain:
a. Larangan merokok
b. Peringatan adanya tumpukan barang
c. Peringatan untuk menggunakan APD
d. Peringatan untuk selalu menjaga kebersihan
e. Peringatan cara mengangkat yang benar
f. Peringatan adanya bahaya bising, panas, dan risiko terjepit mesin
g. Peringatan untuk tidak makan dan minum di area produksi
h. Petunjuk cara mengoperasikan mesin dengan benar

2.2.3 Metode 5W + 1H
28

5W+1H merupakan sebuah konsep rumusan pertanyaan yang digunakan


untuk memecahkan suatu masalah. Metode 5W+1H yaitu sebuah metode yang
digunakan untuk mencari solusi terbaik dengan cara menjawab atas pertanyaan-
pertanyaan seperti wartawan yang sedang meliputi berita. Penjelasan mengenai
pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. What
What dalam bahasa inggris berarti apa, maksudnya apa yang menjadi
permasalahan dalam perusahaan. Kata “apa” disini bisa di angkat menjadi tema
permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan.
2. Why
Why berarti mengapa, artinya mengapa masalah itu bisa terjadi, sehingga
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, atau alasan kuat agar tercapai tujuan
yang diinginkan.
3. Where
Where berarti dimana, artinya dimana tempat yang menjadi penyebab timbulnya
masalah.
4. When
When berarti kapan, artinya kapan pekerjaan akan dimulai atau kapan pekerjaan
akan diselesaikan.
5. Who
Who berarti siapa, artinya siapa yang akan dipilih untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan, atau siapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani masalah
tersebut
6. How
How berarti bagaimana, artinya bagaimana cara yang digunakan oleh perusahaan
atau organisasi dalam rangka menangani dan menyelesaikan permasalahan.
Berikut ini adalah langkah untuk memberikan analisa usulan perbaikan dengan metode 5W + 1H (What, Why, Where, When, Who,
How). Usulan perbaikan bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Hasil Analisa 5W + 1H

MASALAH WHAT WHY WHERE WHEN WHO HOW


1. Kondisi gear Terlihat oli Tidak memakai Area Drawing Mei 2022 Maintenance Dilakukan
box tercecer ke lantai lem pekerat, baut cutting line-3 penggantian
hingga membuat yang kurang minimal 3 bulan
lantai licin kencang sekali
2. Kondisi Akan terdengar Putaran dinamo Area Drawing April 2022 Maintenance Dilakukan
putaran timing bunyi bising pada tidak stabil, van cutting line-3 Penyetelan pada
belt dinamo belt cepat putus van belt dibagian
tengah pully
3. Kondisi Oli Kerusakan pada Remesan pada Area Drawing Juni 2022 Maintenance Penggantian pada
mesin mesin yang mesin yang buat cutting line-3 paking mesin dan
mengakibatkan oli berkurang dilakukan
terhambatnya penjadwalan
produksi penggantian oli
(Sumber: Data Pengolahan Penulis, 2022)

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di PT. Intan Pertiwi
Industri, maka secara umum penerapan proses produksi cutting wire type rb-serie
s pada mesin drawing cutting dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Cutting Wire adalah proses pemotongan kawat dari bahan baku gulungan kawa
t lalu diproses pada mesin descaller, drawing block, degreaser, auxiliary feede
r, feeding roll, straightening device, cutting device, dan ejector yang menjadik
an masing-masing mesin memiliki fungsinya sendiri yang menjadi salah satu p
roses tahapan awal pembuatan kawat las.
2. Proses Feeding roll menjadi prose yang sangat pending dimana proses ini men
gubah dimensi awal kawat lalu diperkecil ukuranmya sekaligus meluruskan ka
wat tersebut pada proses ini kita harus selalu mengecek komponen-komponen
pada mesin agar produksi berjalan dengan lancer dan tidak ada delay pada pro
duksi.
3. Proses drawing cutting adalah proses selanjutnya dari feeding roll setelah kaw
at-kawat tersebut sudah lulus dan dimensi ukuran sudah sesuai strandar yang d
itetapkan maka dengan otomatis kawat tersebut terpotong dengan Panjang yan
g sudah disesuaikan. Komponen yang harus diperhatikan pada mesin ini adala
h van belt, bering, dan paking oli gear box. Minimal penggantian pada kompo
ne tersebut adalah 6 bulan sekali.

3.2 Saran
Setelah melihat dan menganalisa hasil magang tentang cutting wire type r
b-series pada mesin drawing cutting di PT. Intan Pertiwi Industri, penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu adanya peningkatan pembinaan dan pelatihan K3 mengenai sikap kerja,
cara kerja, potensi bahaya dan faktor bahaya yang mungkin timbul pada setiap
aktivitas yang ada.
2. Perlu adanya penertiban penggunaan APD dan adanya sanksi yang lebih tegas
31

bagi pelanggar serta bila perlu dibuat peraturan khusus mengenai hal tersebut.
3. Memasang label peringatan-peringatan keselamatan kerja pada mesin dan pada
area produksi.
4. Melakukan penjadwalan pembesihan pada mesin minimal 1 minggu.
5. Memasang area pada masing-masing mesin.
DAFTAR PUSTAKA

Arlina Design, 2018 “Proses Cutting wire”, Sidoarjo.

Adhiharto, Riky, and Boga Sabiq Fathul Azis (2020). "Perancangan Feeding
Conveyor untuk Mesin Banbury line# 6 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk."

Budiarthana, I. Nyoman, and I. Ketut Adi. "Produksi Gas Dengan Proses Elektrolisis
Dalam Pembuatan generator Gas HHO, Elektroda Lembaran Dan Spiral
Dengan Katalis NaOH, NaCl dan NaHCO3." Logic: Jurnal Rancang Bangun
dan Teknologi 13.1 (2017): 61.

Fazlunnazar, Muhammad, et al. "PRODUKSI GAS HIDROGEN DARI AIR LAUT


DENGAN METODE ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA
TEMBAGA DAN ALUMUNIUM (Cu DAN Al)." Jurnal Teknologi Kimia
Unimal 9.1 (2020): 58-66.

Kartika, Kartika Selviana Sulistiani, and Moch Arief Sutisna. "SISTEM INFORMASI
PERSEDIAAN BARANG WIRE BERBASIS WEB PADA PT. PUTRA
TOOLSINDO." Jurnal Sibernetika 6.1 (2021): 86-98.

Komari, A. (2021). Usulan Perbaikan Kualitas Produk Kertas dengan Metode 5W +


1H pada PT. “X”. Seminar Keinsinyuran, 436-437.

Mulyadi, Mulyadi, and Agus Puji Suryanto. "Optimalisasi Hasil Proses Wire-Cut
Edm Dengan Metode Principal Component Analysis (PCA)." ROTOR 9.1
(2017): 1-6.

Nur, Rusdi, and Muhammad Arsyad Suyuti. "OPTIMALISASI PARAMETER


PERMESINAN PADA PROSES PEMBUATAN RODA GIGI DENGAN
MENGGUNAKAN MESIN WIRE CUT EDM." Seminar Nasional Hasil
Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M). 2018.

Parashakti, R. D. (2020). “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3),


Lingkungan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Ilmu Manajemen Terapan”, 1(3), 290-304.

PT. Intan Pertiwi industri, 2020, “Apa Itu Drawing Cutting”, Tanggerang.
33

Ramayanti, Gina, and Hidayatul Ulum. "Sistem Penentuan Supplier Kawat Las
Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Technique for
Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)." Jurnal Sistem
Dan Manajemen Industri 1.1 (2017): 12-18.

Susetyo, Ferry Budhi, and Ragil Sukarno. "Analisis Perawatan pada Komponen
Mesin Degreaser di PT X." Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur 7.1
(2022): 17-26.

Anda mungkin juga menyukai