Anda di halaman 1dari 4

3.

VISUAL MANAGEMENT

Visual management adalah manajemen tempat kerja yang memvisualisasikan kondisi

yang ada (menyimpang atau tidak) untuk memicu personil terkait dengan segera berinisiatif melakukan sesuatu baik untuk pengendalian maupun pengambilan keputusan. Tujuan visual management adalah setiap masalah terlihat (no problem is hidden). Manfaat visual management adalah: Kondisi abnormality dapat segera diinformasikan Tindakan perbaikan segera Tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar atau sesuai dengan kondisi

Aktivitas 1. Identifikasi proses-proses atau indikator-indikator mana saja yang perlu divisualisasi atau tidak. Hal-hal yang perlu divisualisasikan adalah: Kondisi proses yang dapat berdampak terhadap safety dan quality Control item yang diperlukan di tempat kerja Kegiatan yang harus dilakukan sesuai standar Dll

2. Menentukan jenis visualisasinya. Jenis-jenis visualisasi : Penunjuk (indicator) standar dan tidak standar Andon Papan visualisasi (meryuka) Rambu-rambu

3. Membuat visualisasi. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam membuat visualisasi: a. Mudah dibaca dan dimengerti. b. Updating sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan. c. PIC (Person In Charge / Penanggung Jawab yang bertugas untuk melakukan update informasi) harus jelas. d. Content Visual Board harus mewakili control point, termasuk target dan actual di area operasi terkait 4. Implementasi. Alat visualisasi yang telah dibuat harus disosialisasi ke semua orang di bagian terkait dan memastikan semua orang mengerti fungsinya. Teknis pelaksanaannya dapat dikaitkan dengan abnormality management.

5. Review. Tahap ini meliputi tindakan check dan action yaitu adanya evaluasi secara periodik untuk selanjutnya mengambil tindakan untuk meningkat fungsi dan kegunaan alat visualisasi tersebut. Review adalah untuk memastikan: a. dijalankan sebagaimana mestinya b. masih sesuai dengan kondisi lapangan c. masalah-masalah yang dihadapi terindetifikasi dan tindakan yang diperlukan dilaksanakan.

Updating penyajian Visual control dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. 2. 3. Online updating, biasanya penggunaan alat bantu computer atau sistem electronic yang lain. Regular updating (every minute, hourly, daily, weekly, dan lainnya). Passif (Permanent) tidak dibutuhkan updating

Contoh: 1. Dashboard mobil

Sewaktu mengendarai mobil, kita mengetahui seberapa cepat kita mengemudikan mobil yang mengakitbatkan kita dapat memutuskan apakah kita akan mengurangi atau mempercepat. Juga kita mengetahui kondisi bahan bakar untuk selanjutnya kita dapat memutuskan kapan untuk mengisi bahan bakar kembali. 2. Tray document d Personil terkait mengetahui posisi dokument harus diletakkan dalam tray.

3.

Tools keeping

Dengan visualisasi kita tahu suatu tool harus ditempatkan dimana. Disamping itu kita mengetahui tool yang tidak ada.

4.

Rambu-rambu lalu lintas Dengan visualiasi rambu-rambu lalulintas, kita mengetahui arah yang harus kita tuju.

ABNORMALITY MANAGEMENT
Semua kondisi diluar standar disebut abnormality, Untuk itu , penting dilakukan penetapan standar pada 4M (Material, Man, Machine dan Method). Untuk mengetahui abnormality ini maka pada awalnya harus menentukan kondisi normal yaitu standar yang harus dipenuhi. Abnormality management adalah pengelolaan abnormality mulai dari penetapan dan visualisasi standar, identifikasi abnormality, hingga pelaksanaan tindak lanjutnya.

Adapun manfaat dari abnormality management adalah: 1. 2. Kondisi penyimpangan dapat segera diidentifikasi dan ditindak lanjuti Penyimpangan yang sama tidak terulang kembali

3. 5.

Dampak terjadinya penyimpangan seminimal mungkin Pencegahan terjadinya defect dan kecelakaan kerja.

Langkah-langkah pelaksanaan Abnormality management: 1. Penetapan dan visualisasi standar. Standar yang sudah ditetapkan sesuai siklus SDCA sebisanya dapat divisualkan agar mempermudah pelaksanaannya di floor. Lihat visual management. 2. Monitoring proses. Proses senantiasa dimonitor dan dicatat perubahan terkait dengan 4M (Material, Man, Machine dan Method). Identifikasi Abnormality. Abnormality dapat di-deteksi baik oleh alat maupun manusia. Penggunaan alat dapat berupa mistake proofing ataupun andon. Konsep utama jika terjadi abnormality adalah stop, call and wait dan dibuat aturan eskalasi penanganannya. Contohnya jika terjadi maka operator harus menghentikan proses dan menginformasikan ke ke penanggungjawab area, dan harus berada ditempat paling lambat 5 menit dan melakukan koordinasi internal, jika tidak dapat diatasi dalam waktu 15 menit maka manager (1 level di atasnya) sudah harus berada di tempat kejadiaan untuk melaksanakan koordinasi terhadap internal departemen, demikian selanjutnya hingga ke posisi top management untuk koordinasi seluruh bagian dalam organisasi hingga abnormality dapat diatasi di lapangan. Analisa abnormality. Tindakan yang diambil di lapangan adalah tindakan sementara yang bersifat koreksi yaitu memperbaiki penyimpangan, selanjutnya diperlukan tindakan permanen yaitu tindakan perbaikan (corrective action) untuk mencegah hal yang sama terulang kembali. Analisa dengan menggunakan data perubahan 4M sesuai langkah no. 2 untuk mengetahui penyebab langsung (direct cause). Selanjutnya mencari akar penyebab (root caused) dengan cara menggunakan analisa 5 kali Mengapa (5 Why analysis). Jadi tindakan yang akan dilasaksanakan adalah penanggulangan terhadap akar penyebab. Monitoring tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan sebaiknya dimonitor hingga kurun waktu tertentu untuk memastikan tindakan yang dilaksanakan telah efektip dan masalah abnormality yang sama tidak terulang kembali.

3.

4.

5.

Anda mungkin juga menyukai