Anda di halaman 1dari 17

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. SMART Tbk memulai usahanya di bidang kelapa sawit pada tahun
1962 dengan nama PT. Maskapai Perkebunan Sumcana Padang Halaban. Pada
tahun 1970, seluruh saham perusahaan dikembalikan kepada pihak asing dan
status perusahaan berubah menjadi PMA (Penanaman Modal Asing) sesuai
dengan surat keputusan Menteri Negara Ekonomi Keuangan dan Industri No.
KEP/MEKUIN/7/1970 tanggal 15 Juli 1970. Pada tahun 1985, status perusahaan
berubah menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sesuai dengan surat
dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) No. 06/V/1985 tanggal 28
Maret 1985. Kemudian pada tahun 1991 perusahaan berubah namanya menjadi
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Corporation atau bisa disingkat
PT. SMART Corporation. Pada tahun 1999, PT. SMART Corporation diubah
namanya menjadi PT. SMART Tbk dalam rangka penyesuaian dengan peraturan
pemerintah No. 26 tahun 1998 perihal pemakaian nama perseroan terbatas,
menyusul listing saham PT. SMART Tbk dalam bursa efek Jakarta.
PT. SMART Tbk merupakan perusahaan pengolahan kelapa sawit yang
terintegrasi, mulai dari pembibitan, perkebunan dan pengolahan kelapa sawit
menjadi produk-produk yang dipasarkan, di bawah bendera SINAR MAS
GROUP, salah satu konglomerasi besar di Indonesia. PT. SMART Tbk Belawan
bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku
utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang
berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara. Produk yang dihasilkan
dari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) ini adalah minyak goreng RBDOL
(Refined Bleached Deodorized Olein) atau disebut juga olein sebagai produk
utama dan RBDST (Refiened Bleached Deodorized Stearin) atau disebut juga
stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid Destilate) sebagai produk sampingan.
PT. SMART Tbk Belawan termasuk dalam SINAR MAS GROUP. Di
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT. SMART Tbk Belawan

4
5

mempunyai pabrik beserta kelengkapan fasilitas produksi utama dan pendukung


yang berada di kawasan Jl. Belmera, Bagan Deli, Medan Belawan, Sumatera
Utara dengan status hak milik yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kota Medan Nomor 65 dan oleh kantor Agraria Kota Medan Nomor A 1424361
dan A 1424362, dengan total luas lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi
Tangki Timbun (Bulking Installation).
Di perusahaan PT. SMART Tbk Belawan memiliki nilai-nilai perusahaan, yakni:
1. Integrity (Integritas)
2. Positive Attitude (Bersikap positif)
3. Commitment (Komitmen)
4. Continuous Improvement (Perbaikan berkelanjutan)
5. Innovative (Inovasi)
6. Loyality (Loyalitas)
Adapun logo dari PT. SMART Tbk dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo PT. SMART Tbk


Pada saat ini dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk
menghasilkan produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT.
SMART Tbk Belawan yaitu Refinery Plant dan Fractionation Plant. Dengan
proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan product branded yang
merupakan produk perusahaan.

2.2 Lokasi Perusahaan


PT. SMART Tbk Belawan bertempat di Jl. Belmera, Kelurahan Bagan
Deli, Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara.
6

2.3 Sistem Manajemen


Adapun sistem manajemen yang digunakan PT. SMART Tbk Belawan
adalah sebagai berikut:
1. ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Kualitas
2. ISO 22000:2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan
3. HALAL
4. SMK3 PP Tahun 2012 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
5. Good Manufacturing Practice (GMP) + B2 2010 Sistem Manajemen
Pengolahan Pangan
6. ISCC (Internation Sistainbility and Carbon Certification)
7. RSPO System
8. OHSAS 180001 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
9. ISO 14000 Sistem Manjemen Lingkungan
10. ISO 50001 Sistem Manajemen Energi

2.4 Spesifikasi Produk


Output PT. SMART Tbk Belawan yaitu olein dan stearin. Untuk
spesifikasi beberapa jenis olein dan stearin yang dihasilkan dapat dilihat di Tabel
2.1.

Tabel 2.1 Spesifikasi Produk


Olein
Parameter Stearin
Bulk Mitra Kunci Mas Filma
IV 55 min 57 min 58 min 59.5 min 48 max
FFA 0.1% max 0.08% max 0.06% max 0.05% max 0.2% max
COLOUR 4.0 R max 3.0 R max 2.5 R max 1.8 R max 3.0 R max
CP 12 0C max 0
9 C max 8.5 0C max 7.0 0C max
Moist 0.1% max 0.1% max 0.08% max 0.08% max 0.15% max
PV - 3.0 max 0.5 max 0.5 max
BAU - - BLAND BLAND
7

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan


Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT. SMART Tbk
Belawan telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai dengan
menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 Struktur organisasi
PT. SMART Tbk Belawan pada bagian refinery dan fractionation menggunakan
struktur staf lini fungsional.

General Manager

Deputi General
Manager

Departement Head

Section Head

Officer Refinery 2 Officer Fractionation 2 Officer Refinery 3 Officer Fractionation 3

Foreman Refinery 2 Foreman Fractionation 2 Foreman Refinery 3 Foreman Fractionation 3

Operator Refinery 2 Operator Fractionation 2 Operator Refinery 3 Operator Fractionation 3

Helper Refinery 2 Helper Fractionation 2 Helper Refinery 3 Helper Fractionation 3

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


Adapun penjelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk
masing-masing jabatan:
1. General Manager
General Manager (GM) mempunyai wewenang yaitu membuat keputusan
dalam segala hal yang berkaitan dengan perbaikan, pemeliharaan,
perawatan, dan koordinasi seluruh bagian departemen yang tidak dapat
8

diputuskan oleh bawahannya baik yang dilakukan sendiri ataupun oleh


pihak kontraktor.
Sedangkan tugas-tugas GM antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memeriksa dan menyetujui rencana pemeliharaan tahunan untuk
instalasi pabrik dan seluruh alat mesin pengolahan produksi,
berdasarkan skedul pemeliharaan tahunan.
b. Mengawasi pelaksanaan program pemeliharaan mesin-mesin yang
dilakukan oleh bawahannya.
c. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Standart Operasional
Prosedur (SOP) dan Work Instruction (WI) serta keselamatan kerja
atau perlengkapan safety kerja.
d. Memeriksa dan menyetujui laporan biaya pemeliharaan bulanan.
General Manager (GM) memiliki tanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan operasional pabrik, pemeliharaan seluruh alat mesin pengolahan
produksi, dan skedul pemeliharaan tahunan, penerapan system
management, keselamatan kerja, serta laporan biaya pemeliharaan
bulanan.
2. Deputy General Manager
Deputy General Manager mempunyai wewenang sama dengan GM yaitu
sebagai wakil GM yang memiliki tugas sama dengan General Manager.
Deputy GM harus saling bekoordinasi dengan bawahannya dan memiliki
tanggung jawab yang sama besarnya dengan posisi GM.
3. Department Head
Department Head merupakan kepala bagian yang mempunyai hak dan
wewenang untuk mengatur dan membuat keputusan dalam hal teknik
pemeliharaan, perawatan, peningkatan kualitas mutu dalam masing-masing
departemen yang ada dalam pabrik dimana hal ini tidak dapat dilakukan
oleh seorang bawahannya. Wewenang ini tentu akan tetap dalam
pengawasan seorang GM dan deputy GM-nya. Department Head memiliki
tanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan alat mesin produksi, peningkatan kemampuan kerja bawahan,
9

serta kebenaran dan ketepatan waktu laporan biaya pemeliharaan bulanan.


Sedangkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Membuat dan melaksanakan rencana kerja pemeliharaan yang telah
ditetapkan dalam skedul dan perbaikan serta rencana kebutuhan
material/spare part secara periodik.
b. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Standard Operasional
Prosedur (SOP) dan Work Instruction (WI) serta Keselamatan Kerja
atau perlengkapan safety kerja.
4. Section Head
Section Head merupakan tangan kanan dari Department Head dimana
mempunyai hak wewenang yaitu memerintah, membuat keputusan dan
mengatur bawahan untuk menjalankan proses produksi sesuai dengan
standar operasional baik sebelum proses maupun setelah proses.
Sedangkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Membuat dan melaksanakan rencana kerja pembersihan dan
pencucian seluruh peralatan proses, membuat jam kerja proses
produksi serta kebutuhan bahan penunjang proses secara periodik.
b. Melaksanakan monitoring kondisi kerja mesin/alat secara seksama
dengan memperhatikan perlakuan beban operasi serta senantiasa
meminimalkan losses yang terjadi.
c. Membawahi dan melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan
kerja/operasional proses produksi, kebersihan areal/lokasi pabrik,
water supply, power supply, dan stock hasil produksi.
d. Melakukan pengawasan Safety & Health Environment
– Penanganan Limbah B3
– Penanganan Limbah Cair dan Padat
Section Head memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelancaran dan
kelangsungan pengolahan proses produksi dan pelaksanaan terhadap
sistem operasional prosedur yang berkaitan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi hasil produk.
10

5. Staff Officer
Staff Officer mempunyai wewenang untuk menjalankan rencana kerja
proses produksi, pemeliharaan, dan perbaikan alat mesin proses serta
kebutuhan material atau spare part secara periodik. Sedangkan tugas-
tugasnya adalah:
a. Membawahi dan melakukan pengawasan langsung terhadap kinerja
operator.
b. Melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap kegiatan
kerja/operasional peralatan, proses pengolahan, serta pendistribusian
hasil produksi.
c. Melakukan kegiatan administrasi terhadap seluruh kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan.
d. Melakukan pengawasan Safety & Health Environment, penanganan
limbah B3, penanganan limbah cair & padat serta emisi dan ambien
udara.
e. Melakukan pengawasan Safety & Health Environment, penanganan
limbah B3, penanganan limbah cair & padat serta emisi dan ambien
udara.
f. Mengevaluasi seluruh quality oil losses secara up to date.
g. Membuat laporan biaya pemeliharaan bulanan.
h. Melakukan koordinasi dengan foreman dan operator untuk
menjalankan proses produksi.
Staff officer memiliki tanggung jawab penuh terhadap terlaksananya
rencana kegiatan pemeliharaan dan perbaikan alat mesin produksi,
peningkatan kemampuan kerja operator di bawah pengawasannya, serta
kebenaran dan ketepatan waktu laporan biaya pemeliharaan bulanan.
6. Foreman dan Operator
Foreman dan operator adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab
untuk pengoperasian proses produksi. Dimana dalam hal ini tetap dalam
pengawasan dari atasannya yaitu staff officer dan section head.
11

Sedangkan tugas-tugas foreman dan operator adalah sebagai berikut:


1. Menjalankan proses produksi sesuai dengan standard operasional
prosedur yang berlaku.
2. Mengontrol, memelihara, dan memperbaiki kerja alat mesin produksi
secara berkala.
3. Bertanggung jawab terhadap keakuratan data laporan produksi.
7. Helper
Helper adalah seorang yang bertugas membantu operator dan foreman
dalam melaksanakan proses produksi. Dimana dalam hal ini tetap dalam
pengawasan dari atasannya yaitu staff officer dan section head.

2.6 Tenaga Kerja dan Jam Kerja


2.6.1 Tenaga Kerja
PT. SMART Tbk Belawan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
karyawan tetap dan harian/kontraktor. Karyawan tersebut ditempatkan sesui
dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjalankan rutinitas produksi, PT.
SMART Tbk Belawan memiliki pembagian tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
harian/kontraktor. Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan ini
dikelompokkan atas dua bagian, yaitu:
1. Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara
terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan
dengan proses yaitu bagian produksi dan laboratorium.
2. Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja
secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan.
12

2.6.2 Jam Kerja


Jam kerja yang berlaku di PT. SMART Tbk Belawan terbagi atas dua,
yaitu:
1. General time (non shift)
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang
bekerja di kantor (misalnya, bagian administrasi). Waktu kerja yang
berlaku di bagian ini yaitu:
– Pada hari Senin sampai Kamis:
Pukul 08.00–12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00–13.00 WIB (istirahat)
Pukul 13.30–16.00 WIB (bekerja)
– Hari Jumat:
Pukul 08.00–12.00 WIB (bekerja)
Pukul 12.00–13.30 WIB (istirahat)
Pukul 13.30–16.00 WIB (bekerja)
– Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00–13.00 WIB (bekerja)
2. Shift time
Karena proses produksi di PT. SMART Tbk Belawan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik
dibagi atas 3 shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi
lagi atas 4 kelompok (grup) yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan.
Pembagian waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah sebagai
berikut :
Shift I : 08.00–16.00 WIB
Shift II : 16.00–24.00 WIB
Shift III : 24.00–08.00 WIB
Karyawan yang bekerja shift untuk setiap minggu bekerja dengan 3 (tiga)
shift sekaligus, sehingga untuk perggantian shift setiap minggunya terdapat
waktu libur yang disebut day off.
13

2.7 Proses Produksi


2.7.1 Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku dan bahan penolong.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses refinery
dimana jumlah persentasenya tentu lebih banyak jika dibandingkan dengan
bahan yang lainnya. Bahan baku yang digunakan oleh PT. SMART Tbk
Belawan adalah Crude Palm Oil (CPO).
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan samping yang ikut dalam produksi namun
tidak ada di dalam produk. Bahan penolong berfungsi sebagai bahan yang
dapat memperbaiki proses produksi. Pada PT. SMART Tbk Belawan
bahan penolong yang digunakan dalam proses refinery antara lain:
a. Bleaching earth
Bleaching earth digunakan untuk:
1. Mengadsorbsi kotoran-kotoran (impurities) yang tidak diinginkan.
2. Menghilangkan bau-bau yang tidak diinginkan dalam CPO.
3. Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna dalam proses
bleaching.
b. Asam Phospat (H3PO4)
Asam phosfat adalah bahan yang digunakan sebagai bahan
pengangkat getah-getah/gum, kandungan logam, dan kotoran lainnya
menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam proses degumming.

2.7.2 Uraian Proses


Proses utama yang dilakukan dalam pengolahan CPO pada PT. SMART
Tbk Belawan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Proses Refinery
Proses refinery adalah proses pemurnian CPO dengan tahapan proses,
preheating, degumming, bleaching, dan deodorized sehingga
14

menghasilkan kualitas produk RBDPO (Refinery Bleached Deodorized


Palm Oil) yang diinginkan.
a. Preheating
Pada tahap ini CPO yang berasal dari storage CPO dipanaskan pada
kondisi suhu 4555ºC. Setelah itu umpan dimasukkan kedalam
strainer yang berfungsi sebagai penyaring impurities atau kotoran-
kotoran yang terdapat pada CPO.
b. Degumming
Pada tahap ini CPO diolah untuk menghilangkan zat-zat getah/gum,
warna, logam-logam misalnya Fe, Cu, yang terdapat didalamnya.
Proses ini membutuhkan bahan penolong seperti asam phosfat. Gum-
gum harus diikat dari CPO agar getir yang tidak disukai oleh
konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan. CPO yang
akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan
mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada kondisi awal/start up
pemanas yang digunakan adalah steam, sedangkan untuk tahap lanjut
pemanas yang digunakan adalah RBDPO yang berasal deodorizer.
Tujuan pemanasan ini adalah agar temperatur CPO dari tangki timbun
dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam vacuum dryer dan mixer
sehingga mudah untuk diuapkan. Suhu CPO yang masuk 85–95ºC.
Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan
laju alir 0,05–0,075% dari umpan CPO yang masuk dengan waktu
tinggal sekitar 15–30 menit, sebelum dimasukkan ke dalam bleacher.
Mixer yang digunakan yaitu dynamic mixer.
c. Bleaching
Bleaching merupakan proses penghilangan impurities yang tidak
diinginkan seperti pigmen warna, logam, fosfatida, dan sebagainya.
Proses ini menggunakan bahan yang dinamakan dengan bleaching
earth, sejenis adsorben yang dapat menyerap zat-zat impurities tadi.
Dosis bleaching earth yang digunakan yaitu sekitar 0,62 %. Umpan
dari dynamic mixer dimasukkan kedalam tangki bleacher dengan
15

dengan kondisi suhu 90120º C. Suhu di dalam tangki dinaikkan


dengan sparging steam dengan tekanan berkisar antara 0,91 bar, agar
dapat mempermudah proses adsorpsi impurities dengan cepat. Setelah
keluar dari tangki bleacher minyak dimasukkan kedalam buffer tank
yaitu tangki penampung sementara, kemudian dimasukkan kedalam
niagara filter press. Niagara filter berfungsi untuk memisahkan
minyak dengan BE yang tercampur pada tangki bleacher sebelumnya.
Slurry minyak dengan BE akan melewati lembaran-lembaran filter
niagara filter. Partikel-partikel BE akan terjebak pada filter niagara.
Setelah itu di kompres dengan kompressor agar kumpulan partikel ini
mengering. Minyak yang dihasilkan sudah berupa BPO (Bleaching
Palm Oil) yang jika sudah mencapai high level maka secara otomatis
BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan keluar dari
niagara filter press menuju ke slop oil tank, lalu dialirkan lagi ke
bleacher. Tahap ini disebut tahap sirkulasi. Setelah itu niagara filter
akan di berikan tekanan untuk menekan jika masih ada minyak yang
terdapat pada bleaching earth. Setelah itu tekanan dalam niagara
direndahkan kemudian bleaching earth dilepaskan keluar. Bleaching
earth yang sudah mengandung sisa-sisa asam fosfor, gum, dan zat-zat
lainnya disebut spent earth.
d. Deodorizing
BPO yang ditampung pada buffer tank setelah proses di niagara,
diumpankan ke dalam catridge filter untuk pemurnian lebih jernih
lagi. Kemudian dilanjutkan ke filter bag. Setelah itu dimasukkan
kedalam falling film heat exchanger. Minyak BPO dengan suhu
sekitar 90120º C akan dimasukkan kedalam tube dan kedalam shell
akan dilewatkan RBDPO dari scrubber dengan kondisi suhu sekitar
258265ºC lalu akan terjadi pertukaran panas sehingga suhu BPO
menjadi 200230ºC. Tujuan proses ini adalah untuk menghemat
penggunaan steam dan air pendingin. Kemudian suhunya dinaikkan
lagi menggunakan steam tekanan tinggi yang dihasilkan oleh High
16

Pressure Boiler (HPB) sampai suhu nya menjadi 260268ºC.


Kemudian baru dimulai proses deodorizing nya. Pada proses
deodorizing ini akan dilakukan proses penghilangan asam lemak
bebas/PFA dan bau-bau yang masih terkandung dengan proses
penguapan komponen-komponen yang mudah menguap. Minyak
kemudian dimasukkan kedalam prestripper dimana akan dilakukan
pemisahan Palm Fatty Acid (PFA) berdasarkan titik didih. Kemudian
PFA yang sudah diuapkan akan masuk melalui scrubber. Kemudian
terakhir akan ditampung di dalam tangki PFAD.
2. Proses Fractionation
Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan fase padat (RBD stearin, hard
stearin) dengan fase cair (RBD olein, soft stearin). Proses ini dilaksanakan
dengan sistem batch melalui beberapa tahapan kristalisasi pada crystalizer
kemudian akan dipisahkan atau difiltrasi dengan menggunakan filter press.
Untuk proses fraksinasi terdiri dari 2 tahap proses yaitu:
a. Kristalisasi
Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media crystalizer
dengan cara pemanasan RBDPO pada temperatur titik lebur kemudian
didinginkan secara perlahan hingga temperatur leleh rendah sesuai
dengan spesifikasi yang daharapkan sambil diaduk hingga terbentuk
butiran butiran kristal. Media crystalizer dilengkapi dengan coil water
yang berfungsi sebagai pendingin dan agitator yang berfungsi sebagai
pengaduk. Adapun proses dalam crystalizer terdiri dari beberapa
tahapan proses sebagai berikut:
1. Off
Crystalizer dalam keadaan off.
2. Autostand By
Crystalizer telah dalam jalan namun masih menunggu crystalizer
lain yang akan atau dalam tahapan filling.
17

3. Temper Water Flushing


Mengkondisikan temperatur air di coil crystalizer sebelum
dilakukan filling RBDPO yaitu dengan cara mendorong air chiller
yang ada di dalam crystalizer dengan air cooling tower selama 3
menit.
4. Hot Water/Oil Filling
Pada tahap ini RBDPO dipompakan dari tangki storage menuju
crystalizer. Sebelum masuk ke crystalizer, RBDPO melewati flow
meter dan PHE untuk memanaskan minyak dengan set temperatur
55°C80°C. Ketika level RBDPO di crystalizer telah mencapai
30% agitator akan hidup, dan proses filling akan berhenti ketika
level telah mencapi set level 98%100%.
5. Homogenizing
Proses ini bertujuan untuk menghomogenkan fasa RBDPO di
dalam crystalizer, sehingga ketika proses kristalisasi berlangsung
diharapkan pembentukan kristal terjadi secara bersamaan.
6. Cooling
Tahapan dimana RBDPO didalam crystalizer akan didinginkan
menggunakann air cooling tower dan air chiller. Pendinginan
dilakukan secara bertahap hingga tercapai temperatur akhir proses
< 30°C untuk proses bulk dan 21°C max untuk proses consumer.
7. Oil Draining
Pada tahapan ini RBDPO di drain untuk di filter dengan filter
press.
b. Filtrasi
Setelah tahap kristalisasi, olein dan stearin yang terbentuk akan
dipisahkan dalam filter press yang terdiri dari plate-plate yang
dilengkapi dengan membran dan filter cloth.
1. Off
Filter press dalam keadaan “Manual” ataupun “Auto” namun
tidak ada crystallizer yang dalam tahapan oil draining.
18

2. Auto Standby
Filter press sudah dalam kondisi “Auto”, namun masih menunggu
filter press lain yang masih dalam proses filling.
3. Fill Ramp Up
Merupakan tahapan dimana RBDPO mulai dipompakan masuk ke
filter press, tahapan berlangsung hingga loading pressure
mencapai 0,5–1,5 bar.
4. Fill Constant Pressure
Tahapan filling filter press dimana loading pressure akhir pada
tahapan fill ramp up dipertahankan konstan selama 5–120 detik
5. Fill Ramping
Tahapan filling filter press dimana loading pressure dinaikan
sebesar 0,3–1 bar per menit hingga mencapai tekanan akhir yaitu
1,5–2,5 bar.
6. Squeeze Ramp 1
Pada tahapan ini olein dari tangki squeeze akan dipompakan
masuk ke membran plat dari filter press untuk menekan RBDPO
yang terperangkap diantara membran dan chamber sehingga olein
akan keluar lebih banyak dan stearin yang tertinggal menjadi
lebih keras. Tekanan olein sequeeze di set dengan kecepatan 0,4–
1 bar permenit hingga mencapai 2–4 bar.
7. Squeeze Hold 1
Pada tahapan ini, tekanan squeeze akhir pada tahapan squeeze
ramp 1 dipertahankan selama 1 menit jika diperlukan.
8. Squeeze Ramp 2
Pada tahap ini proses squeeze dilanjutkan dengan tekanan squeeze
naik 1–1,5 bar permenit hingga mencapai 4–8 bar.
9. Squeeze Hold 2
Pada tahapan ini, tekanan squeeze akhir pada tahapan squeeze
ramp 2 dipertahankan selama 1 menit jika diperlukan.
19

10. Squeeze Ramp 3


Pada tahapan ini proses squeezing dilanjutkan dengan tekanan
squeeze naik 1,2–2 bar per menit hingga mencapai tekanan akhir
squeeze 8–12 bar.
11. Squeeze Hold 3
Pada tahap ini, tekanan squeeze ramp pada tahapan squeeze ramp
3 dipertahankan selama 1 menit, pada saat yang bersamaan
dilkakukan olein blow dengan valve.
12. Down Ramp
Pada tahapan ini tekanan squeeze diturunkan dengan kecepatan 3
bar per menit hingga tekanan squeeze mencapai 5 bar. Pada saat
yang bersamaan juga dilakukan core blow, yaitu pembersihan
jalur masuk RBDPO di filter press yang didorong dengan angin
tekanan 56 bar masuk ke tangki core blow.
13. Decompress membran
Pada tahapan ini tekanan squeeze dibuang hingga mencapai 1,25
bar.
14. Olein Blow
Pada tahapan ini, dilakukan pembersihan jalur olein dan juga sisa-
sisa olein yang ada diantara membran dan chamber filter press
dengan angin tekanan 3 bar.
15. Decompress Ramp
Pada tahapan ini tekanan hydrolic diturunkan hingga mencapai
atau kecil dari 180 bar.
16. Plate Shifting
Pada tahap ini hydrolic akan bekerja untuk membuka main silinder dan
side silinder sehingga stearin diantara chamber dan membran filter press
akan jatuh ke melting tank.
20

17. Close Filter


Pada tahapan ini hydrolic akan mendorong chamber dan
membran filter press hingga semua plat tertutup dan filter press
siap untuk tahapan filter selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai